Anda di halaman 1dari 15

Tes-tes provokasi yang dilakukan untuk memeriksa sendi lutut antara lain:16,17

a. Anterior Drawer Test

Merupakan suatu tes untuk mendeteksi ruptur pada ligamen cruciatum

lutut. Penderita harus dalam posisi terlentang dengan panggul fleksi 45˚. Lutut

fleksi dan kedua kaki sejajar. Caranya dengan menggerakan tulang tibia ke

atas maka akan terjadi gerakan hiperekstensi sendi lutut dan sendi lutut akan

terasa kendor. Posisi pemeriksa di depan kaki penderita. Jika terdorong lebih

dari normal, artinya tes drawer positif.

Gambar 1 : Anterior drawer test


b. Posterior Drawer Test

Posterior Drawer Test sama halnya dengan Anterior Drawer Test, hanya

saja menggenggam tibia kemudian di dorong ke arah belakang.

Gambar 2. Posterior Drawer Test.

c. Appley Compresion Test

Tes ini dilakukan untuk menentukan nyeri dilutut yang disebabkan oleh

robeknya meniskus. Penderita dalam posisi berbaring tengkurap lalu tungkai

bawah ditekukkan pada sendi lutut kemudian dilakukan penekanan pada tumit

pasien. Lanjutkan penekanan itu sambil memutar tungkai ke arah dalam

(endorotasi) dan luar (eksorotasi). Apabila pasien merasakan nyeri di samping

medial atau lateral garis persendian lutut maka lesi pada meniskus medial dan

lateral sangat mungkin ada.

d. Appley Distraction Test

Tes ini dilakukan untuk membedakan lesi meniskal atau ligamental pada

persendian lutut. Tindakan pemeriksaan ini merupakan kelanjutan dari Appley

Comppresion Test. Lakukan distraksi pada sendi lutut sambil memutar tungkai

bawah keluar dan ke dalam dan lakukan fiksasi. Apabila pada distraksi sambil

10
ekso dan endo rotasi itu terdapat nyeri maka itu disebabkan oleh lesi di

ligamen.

(a) (b)

Gambar 3. (a) Appley Comppresion Test; (b) Appley Distraction Test

e. Tes McMurray

Tes ini merupakan tindakan pemeriksaan untuk mengungkapkan lesi

meniskus. Pada tes ini penderita berbaring terlentang. Dengan satu tangan

pemeriksa memegang tumit penderita dan tangan lainnya memegang lutut.

Tungkai kemudian ditekuk pada sendi lutut. Tungkai bawah eksorotasi/

endorotasi dan secara perlahan-lahan diekstensikan. Kalau terdengar bunyi

„klek‟ atau teraba sewaktu lutut diluruskan, maka meniskus medial atau bagian

posteriornya yang mungkin terobek.

Gambar 4 : McMurray

11
f. Tes Lachman

Pada tes ini penderita berbaring terlentang dengan lutut pada posisifleksi

kira-kira dalam sudut 10º – 20º dengan tungkai diputar secara eksternal. Satu

tangan dari pemeriksaan mestabilkan tungkai bawah dengan memegang bagian

akhir atau ujung distal dari tungkai atas, dan tangan yang lain memegang bagian

proksimal dari tulang tibia, kemudian usahakan untuk digerakkan ke arah

anterior.

Gambar 5. Tes Lachman

15
BAB III

LAPORAN KASUS

1. IDENTITAS PENDERITA

Nama : Ny. E.M

Umur : 66 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Kalasey I Jaga ll

Pekerjaan : Pensiunan Pegawai Negeri Sipil

Agama : Kristen Protestan

Suku : Minahasa

Tanggal Periksa : 09 Desember 2013

2. ANAMNESIS

Keluhan Utama : Nyeri pada lutut kiri

Riwayat Peyakit Sekarang :

Nyeri lutut kiri dialami penderita sejak ± 5 tahun yang lalu dan memberat sejak 1

tahun terakhir. Nyeri terasa seperti kesetrum, tidak menjalar dan bersifat hilang

timbul. Penderita juga mengeluh nyeri saat berubah posisi dari duduk ke posisi

berdiri, saat berjalan jauh dan saat udara dingin. Nyeri dirasakan berkurang saat

beristirahat dan mengkonsumsi obat anti nyeri. Penderita juga mengeluh lutut

berbunyi “klik” saat berjalan. Kekakuan dirasakan saat penderita bangun tidur,

dengan durasi ± 5-10 menit. Riwayat trauma disangkal. Buang air besar/buang air

kecil tidak ada keluhan.

16
Riwayat Kebiasaan :

Penderita dahulu bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil dan lokasi tempat kerja

agak menanjak.

Riwayat Penyakit Dahulu :

Riwayat hipertensi dan asam urat 1 tahun yang lalu dan terkontrol dengan obat

(Ambixal dan Allopurinol) Penyakit jantung, diabetes melitus, hati, ginjal dan

kolesterol disangkal.

Riwayat Penyakit dalam Keluarga :

Hanya penderita yang sakit seperti ini.

Riwayat Sosial Ekonomi :

Penderita tinggal dengan suami di rumah permanen 1 lantai, beratap seng,

berdinding beton, berlantai keramik. Penderita mempunyai 3 orang anak dan

ketiganya sudah menikah dan tinggal terpisah dari penderita. Sumber penerangan

dari PLN, sumber air dari PDAM, kamar mandi 1 buah terletak di dalam rumah dan

menggunakan kloset duduk. Biaya pengobatan ditanggung oleh PT. Asuransi

Kesehatan dan biaya kehidupan sehari-hari dari pensiunan PNS.

Riwayat Psikologis :

Penderita berkepribadian terbuka (ekstrovert) sehingga dapat berkomunikasi

dengan baik dengan penderita.

3. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : ComposMentis GCS : E4M6V5

Tekanan darah : 120/80 mmHg Nadi: 72 x/mnt

Respirasi : 20 x/mnt Suhu: 36,40c


17
Tinggi badan : 165 cm

Berat badan : 75 kg

IMT : 27,54 Kg/m2 (Overweight)

Pemeriksaan fisik umum

Kepala : Normocephal

Mata : Conjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik.

Pupil bulat isokor 3 mm/3 mm, refleks cahaya kiri dan kanan ada.

Leher : Trakea letak tengah, pembesaran kelanjar getah bening tidak ada.

Thoraks : Simetris kiri = kanan

Cor dan Pulmo dalam batas normal

Abdomen : datar, lemas, nyeri tekan ( - ), hepar dan lien tidak teraba, bising

usus (+) normal.

Ekstremitas : Akral hangat, edema (-)

Visual Analog Scale (VAS)

Lutut kiri (09/12/2013)

VAS = 5 (nyeri sedang)

Status Lokalis Regio Genu dextra dan sinistra :

Inspeksi : Rubor (-/-), edema (-/-), deformitas (-/-)

Palpasi : kalor (-/-), edema (-), nyeri tekan (-/-),

Ballotemen (-), krepitasi (-/+)


18
Test Provokasi

Jenis tes Dextra Sinistra

Anterior Drawer - -

Posterior Drawer - -

McMurray - +

Appley Grinding Test - -

ROM genu

Dekstra Sinistra Normal

Fleksi 00-135º 00 - 130o 135º

Ekstensi 0-00 0 - 0o 0º

Status Motorik :

Ekstremitas Inferior

Dekstra Sinistra

Gerakan Normal Normal

Kekuatan otot 5/5/5/5 5/5/5/5

Tonus otot Normal Normal

Refleks fisiologis Normal Normal

Refleks patologis - -

Sensibilitas Normal Normal

19
RESUME

Perempuan 66 tahun dengan keluhan utama nyeri seperti kesetrum sejak ± 5

tahun yang lalu dan menghebat ± 1 tahun terakhir. Penderita juga mengeluh nyeri

saat berubah posisi dari duduk ke posisi berdiri, saat berdiri lama dan berjalan jauh

serta saat udara dingin. . VAS 5, morning stiffness (+). Pada pemeriksaan fisik

didapatkan TD : 120/80, N : 72x/mnt, R : 20 x/mnt, S : 36,4ºC, IMT 27,54 ,

pemeriksaan status lokalis adanya krepitasi dan tes profokasi Mc. Murray (+) dan

pemeriksaan radiologi kesan Osteoartritis genu sinistra.

4. DIAGNOSIS

Diagnosa Klinis : Osteoartritis

Diagnosis Etiologis : Degeneratif

Diagnosis Topis : Regio genu sinistra

Diagnosis fungsional : Gangaguan Aktifitas Kehidupan Sehari-hari

dalam hal berdiri lama dan berjalan jauh.


20
5. PROBLEM REHABILITASI MEDIK

a. Nyeri lutut kiri (VAS 5)

b. Gangguan aktivitas kehidupan sehari-hari seperti berjalan dan naik

tangga

c. Overweight (IMT 27,54).

d. Kecemasan akan munculnya keluhan kembali.

6. PENATALAKSANAAN

Medikamentosa :

1. Obat anti inflamasi Non Steroid ( Natrium Diklofenak 2x25 mg)

2. Suplemen tulang ( Glukosamin kondroitin 1x1 tab )

a. Fisioterapi

Evaluasi :

Nyeri lutut kiri (VAS 5).

Program :

1. SWD pada regio genu sinistra.

2. Latihan penguatan m.quadriceps dan m.hamstring sinistra.

3. Latihan sepeda statis

b. Ortotik prostetik

Evaluasi :

1. Nyeri pada lutut kiri (VAS 5)

2. Gangguan aktivitas kehidupan sehari-hari dalam hal berubah posisi

duduk ke posisi berdiri, berdiri dan berjalan lama.

21
Program :

Saat ini tidak diperlukan pemberian alat bantu ortotik prostetik.

c. Okupasi Terapi

Evaluasi :

1. Nyeri lutut kiri (VAS 5).

2. Gangguan aktivitas kehidupan sehari-hari dalam hal berubah posisi

duduk ke posisi berdiri, berdiri dan berjalan lama

Program :

d. Psikolog

Evaluasi :

1. Kontak dan komunikasi baik

2. Penderita cemas akan penyakitnya yang

berulang Program :

Penderita berkepribadian terbuka (ekstrovert) .

e. Sosial Medik

Evaluasi :

1. Biaya hidup sehari-hari cukup

2. Biaya pengobatan ditanggung oleh pemerintah menggunakan

jaminan asuransi kesehatan (ASKES)

1. Memberikan edukasi pada penderita dan keluarga tentang penyakit

penderita dan memberikan dukungan agar penderita rajin

melakukan terapi dan home program.


22
2. Menganjurkan agar penderita menghindari pekerjaan-pekerjaan

yang memperberat kerja / beban pada sendi.

Edukasi :

1. Edukasi untuk menurunan berat badan dan kontrol ke poli gizi untuk

pengaturan diet.

2. Posisi kaki lebih banyak diluruskan saat duduk (jangan ditekuk).

3. Sedapat mungkin mengurangi berdiri terlalu lama dan mengurangi

aktivitas yang berat.

4. Kontrol ke poli rhematologi dan rehabilitsi medik secara rutin.

PROGNOSIS

Quo ad vitam : Dubia ad bonam

Quo ad fungsionam : Dubia ad bonam

Quo ad sanatioam : Dubia ad bonam

23
DAFTAR PUSTAKA

1. Moskowitz RW. Clinical and laboratory findings in osteoarthritis. In:

Koopman WJ. Arthritis and allied conditions. A textbook of rheumatology.

13th ed. Baltimore: Williams & Wilkins;1997.p.1985-2011.

2. Sumual AS, Danes VR, Lintong F. Pengaruh Badan Terhadap Gaya

Gesekan dan Timbulnya Osteoarthritis pada Orang di atas 45 Tahun di

RSUP Prof. DR. R.D. Kandou Manado. Jurnal e-Biomedik 2013;1(1): 140-

6.

3. Hicks JE, Gerber LH. Rehabilitation in The Management of Patients with

Osteoarthritis. In: Moskowitz RW, Howell DS, Altman RD, Buckwalter JA,

Goldberg VM (eds). Osteoarthritis. Diagnosis and medical/surgical

management. 2nd ed. Philadelphia: WB Saunders; 1992.p.427-64.

4. Davey Patrick. At a Glance Medicine. Jakarta: PT Erlangga;2002.p.190.

5. Soeroso J, Isbagio H, Kalim H, Broto R, Pramudiyo R. Osteoartritis. Dalam:

Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editor. Buku

Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 4. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit

Dalam FKUI; 2006.p.1195-201.

6. Chandra AS. Perbandingan Efek Terapi Panas dan Terapi Dingin Terhadap

Pengurangan Nyeri Pada Penderita Osteoartritis Lutut di Instalasi

Rehabilitasi Medik RSUP Dr. Kariadi Semarang. Karya Ilmiah Penelitian

2002; 1-59.

7. Osteoarthritis. Wikipedia The Free Encyclopedia [serial on the internet].

2009 [cited 2013 Okt 9]; Available at:


24
http://en.wikipedia.org/wiki/Osteoarthritis

8. Carter MA. Osteoartritis. In: Price SA, Wilson LM. Patofisiologi: konsep

klinis proses-proses penyakit. Edisi 6. Jakarta: EGC; 2006.p.1380-4.

9. Underwood JCE. Patologi umum dan sistemik. Edisi 2. Jakarta: EGC;

2000.p.829-31.

10. Brasher VL. Aplikasi Klinis Patofisiologi Pemeriksaan dan Manajemen.

Edisi 2. Jakarta: EGC; 2007.p.351-7.

11. Srikulmontree T. Osteoarthritis. American College of Rheumatology [serial

on the internet].2010 [cited 2013 Okt 9]; Avaliable at:

http://www.rheumatology.org/REF.

12. Kusumawati KB. Isotonic Training Using EN-Tree : Effect on Functional

Capacity and Pain in Patients with Osteoarthritis of the Knee. Scientific

research 2003.

13. The National Collaborating Centre for Chronic Conditions. Osteoarthritis;

National Clinical guideline for care and management in adults. London:

Royal College of Physicians; 2008.p.1-5.

14. Fitzgerald GK, Oatis C. Role of physical therapy in management of knee

osteoarthritis. Lippincott Williams & Wilkins 2004;16:143–7.

15. Department of Rehabilitation Services. Standard of Care: Osteoarthritis of

the Knee. Brigham and Women's Hospital; 2009.

16. Braunwald E, Fauci AS, et al. Degenerative joint disease. In: Harrison‟s

manual of medicine 15th ed. Boston: McGraw-Hill, 2002.p. 748-49.

25
17. Malanga GA, Andrus S, Nadler SF, McLean J. Physical Examination of the

Knee: A Review of the Original Test Description and Scientific Validity of

Common Orthopedic Tests. Arch Phys Med Rehabil 2003;84:593-601.

18. Allen C. Knee Physical Exam. UCSF Sports Medicine; 2007.

19. Reni H. Masduchi. Rehabilitasi Nyeri pada Sendi Degeneratif. SMF/Bagian

Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi RSU dr.Soetomo/FK UNAIR. PKB

Rehabilitasi Medik: Surabaya; 2005.

20. Mansjoer A. Reumatologi. Dalam: Kapita selekta kedokteran. Jakarta:

Media Aesculapius FKUI, 1999; 525-6.

21. Bashaw RT, Tingstad EM. Rehabilitation of the Osteoarthritic Patient:

Focus on the Knee. Clin Sports Med 2005;2:101– 131.

26

Anda mungkin juga menyukai