Anda di halaman 1dari 63

PERBANDINGAN TINGKAT PENGETAHUAN ABORSI

PADA REMAJA PUTRI DI PERKOTAAN DAN PEDESAAN

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Melaksanakan Penelitian Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Dokter
Pada Fakultas Kedokteran Universitas
Abulyatama Aceh

Oleh:

ZAKIATUL FUADA
NIM: 17171048

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABULYATAMA


ACEH BESAR
2020
MOTTO

“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (QS. Ar Ra’d : 11)

“Dan bahwasanya seorang manusia tiada meperoleh selain apa yang telah
diusahakannya” (An Najm: 39)

“Barangsiapa yang mempelajari ilmu pengetahuan yang seharusnya yang


ditunjukkan untuk mencari ridho Allah bahkan hanya untuk mendapatkan
kedudukan/kekayaan duniawi maka ia tidak akan mendapatkan baunya surga
nanti pada hari kiamat (riwayat Abu Hurairah radhiallahu anhu)”

PERSEMBAHAN
Alhamdulillah...
Kupersembahkan sebuah karya kecil ini
Dengan penuh rasa syukur
Kepada setiap orang yang berharga dalam kehidupanku
Atas segala dukungan yang telah diberikan selama ini
Serta doa yang tiada henti.
Ayahku H. Jamaluddin dan Mamakku HJ. Husna tercinta
Adikku Azkia, Asyura, Saidul dan Rivai Yang Tersayang
Sahabat-sahabat terbaik
Teman-teman
Serta untuk almamater tercinta.

ii
HALAMAN ORISINALITAS

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER


INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Perbandingan


Tingkat Pengetahuan Aborsi Pada Remaja Putri Di Perkotaan Dan
Pedesaan” adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Universitas Abulyatama Aceh.

Aceh Besar, 19 Desember 2020

Zakiatul Fuada
Nim: 17171048

iii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi dengan Judul:

PERBANDINGAN TINGKAT PENGETAHUAN ABORSI PADA


REMAJA PUTRI DI PERKOTAAN DAN PEDESAAN

Oleh:
ZAKIATUL FUADA
NIM: 17171048

Skripsi ini telah disetujui, diperiksa dan dipertahankan dihadapan dewan sidang
Skripsi Program studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Abulyatama

Aceh Besar, Desember 2020


Disetujui oleh Komite Sidang Skripsi
Pembimbing 1 : dr Dewi Karlina Rusly, sp.OG (...........................................)

Pembimbing 2 : dr Silvia Yasmin Lubis, sp.A (...........................................)

Penguji I : dr Abdul Wahab, MS (...........................................)

Penguji II : dr Eka Yunita Amna, sp.A (...........................................)

Menyetujui
Ketua Program Studi Pendidikan Dokter

dr. Ade Kiki Riezky, M.Ked

iv
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah


S.W.T, yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya kepada kita semua.
Shalawat dan Salam juga tak lupa dihadiahkan kepada Baginda Rasulullah
Muhammad S.A.W yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam
yang terang benderang dipenuhi cahaya iman seperti yang kita rasakan pada saat
sekarang ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul
"Perbandingan Tingkat Pengetahuan Aborsi Pada Remaja Putri Di
Perkotaan Dan Pedesaan."
Adapun tujuan dari penulisan proposal skripsi ini adalah sebagai salah satu
syarat untuk dapat melaksanakan penelitian guna memperoleh gelar sarjana
Kedokteran Pada Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama Aceh. Dalam
menyelesaikan skripsi ini alhamdulillah penulis mendapat banyak bantuan langs
dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
terimakasih teristimewa, kepada yang terhormat yaitu:
1. Yang tercinta orang tua penulis, Ayahanda Jamaluddin dan Ibunda Husna,
Serta seluruh keluarga besar yang selalu memberikan dukungan, cinta, kasih
sayang, perhatian dan doa bagi keberhasilan penulis;
2. dr. Dewi Karlina Sp.OG dan dr. Silvia Yasmin Lubis Sp.A selaku
pembimbing yang telah telah membimbing, mengarahkan dan mengoreksi
dengan sangat baik, penuh kesabaran, ketelitian serta untuk segala motivasi,
sehingga skripsi ini bisa diselesaikan;
3. R. Agung Efriyo Hadi, ph.D selaku Rektor Fakultas Kedokteran Universitas
Abulyatama Aceh;
4. dr. Fakhrul Jamal, Sp. An, KIC selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Abulyatama Aceh;
5. dr. Syarifah Nora, M.Pd-Ked selaku Ketua Program Studi Jurusan
Pendidikan Kedokteran Umum Universitas Abulyatama Aceh;
6. Seluruh dosen dan staf pengajar Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran Universitas Abulyatama Aceh yang telah memberikan ilmu
pengetahuan kepada penulis;

v
7. Untuk teman-teman angkatan 2017 FK UNAYA yang telah memberikan
dukungan serta masukan kepada penulis, hingga ini selesai;
8. Serta rekan dan pihak-pihak yang membantu baik secara langsung maupun
tidak langsung.

Demikianlah semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti sendiri dan teman
sejawat lainnya. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penelitian ini masih
terdapat banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari seluruh pihak agar penelitian ini menjadi lebih baik dan
dapat dipertanggung jawabkan.

Aceh Besar, 29 Desember 2020

Zakiatul Fuada
Nim: 17171048

vi
ABSTRACT

ZAKIATUL FUADA, Comparison of Abortion Knowledge Levels in Urban and


Rural Women, 2020.
Supervisor: dr Dewi Karlina Rusly, sp.OG (I), dr Silvia Yasmin Lubis, sp.A (II)
Adolescents are a transitional period between children to adulthood, or teenagers.
Adolescents must prepare themselves for adult life, including the sexual aspect. It
takes a wise attitude from parents, educators and society in general and, of course,
from the youth themselves, so that they can pass this transitional period safely so
that teenagers and parents can handle this transition well. In 2011 the incidence of
abortion in the world is estimated at 56 million cases (25.6%) out of 180 million
pregnancies. In the Southeast Asia region, the World Health Organization (WHO)
estimates that 4.2 million abortions are performed annually. Among them,
750,000 to 2 million cases occurred in Indonesia, or it can be said that almost 50%
occurred in Indonesia. This study aims to determine the knowledge of abortion in
adolescents. The research method used was an analytic study with a cross
sectional design. Sampling using simple random sampling technique taken from
young women in Simpang Keuremat sub-district and Lhokseumawe city, totaling
214 samples. The statistical test used was the Chi Square test with the results
obtained p-value > α (1.00> 0.05), meaning there was no difference in the level of
knowledge about abortion to young women in urban and rural areas.
Keywords: Knowledge of abortion, urban adolescents, rural adolescents

vii
ABSTRAK

ZAKIATUL FUADA, Perbandingan Tingkat Pengetahuan Aborsi Pada Remaja


Putri Di Perkotaan Dan Pedesaan, 2020.

Pembimbing : dr Dewi Karlina Rusly, sp.OG (I), dr Silvia Yasmin Lubis, sp.A (II)

Remaja merupakan periode transisi antara anak-anak ke masa dewasa, atau anak
usia belasan tahun, Remaja harus mempersiapkan diri menuju kehidupan dewasa,
termasuk dalam aspek seksualnya. Dibutuhkan sikap yang bijaksana dari para
orang tua, pendidik dan masyarakat pada umumnya serta tentunya dari remaja itu
sendiri, agar mereka dapat melewati masa transisi itu dengan selamat supaya
remaja dan orangtua dapat mengatasi transisi ini dengan baik. Pada tahun 2011
angka kejadian aborsi di dunia diperkirakan 56 juta kasus (25,6%) dari 180 juta
kehamilan. Di wilayah Asia Tenggara, World Health Organization (WHO)
memperkirakan 4,2 juta aborsi dilakukan setiap tahunnya. Diantaranya 750.000
sampai 2 juta kasus terjadi di Indonesia, atau dapat dikatakan hampir 50%nya
terjadi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
pengetahuan tentang aborsi pada usia remaja. Metode penelitian yang digunakan
adalah studi analitik dengan desain cross sectional. Pengambilan sampel
menggunakan teknik simple random sampling yang diambil dari remaja putri
kecamatan Simpang Keuremat dan Kota Lhokseumawe yang berjumlah total 214
sampel. Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi Square dengan hasil yang
diperoleh p-value > α (1,00> 0,05) yang artinya tidak terdapat perbedaan yang
signifikkan tingkat pengetahuan tentang aborsi terhadap remaja putri di perkotaan
dan perdesaan.
Kata Kunci: Pengetahuan aborsi, remaja perkotaan, remaja pedesaan

viii
DAFTAR ISI

MOTTO .......................................................................................................... ii
HALAMAN ORISINALITAS......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... iv
KATA PENGANTAR....................................................................................... v
ABSTRACT....................................................................................................... vii
ABSTRAK......................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL.............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................... 1
1.2 Permasalahan.............................................................................. 2
1.3 Tujuan ....................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................. 4


2.1 Pengetahuan .............................................................................. 4
2.2 Aborsi......................................................................................... 6
2.2.1 Pengertian ........................................................................ 6
2.2.2 Jenis-Jenis......................................................................... 6
2.2.3 Faktor-faktor..................................................................... 7
2.2.4 Komplikasi ....................................................................... 8
2.3 Remaja ....................................................................................... 9
2.4 Perkotaan dan Pedesaan............................................................. 10
2.5 Kerangka Teori........................................................................... 11
2.6 Kerangka Konsep....................................................................... 12
2.7 Hipotesis..................................................................................... 12

ix
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 13
3.1 Jenis Penelitian .......................................................................... 13
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 13
3.3 Populasi dan Sampel ................................................................. 13
3.4 Inkusi dan Eksklusi.................................................................... 14
3.4.1 Inklusi............................................................................... 14
3.4.2 Eklusi................................................................................ 14
3.5 Metode Pengumpulan Data ....................................................... 14
3.6 Instrumen Penelitian .................................................................. 15
3.7 Variabel Penelitian .................................................................... 15
3.8 Definisi Operasional .................................................................. 16
3.9 Aspek Pengukuran .................................................................... 16
3.9.1 Pengetahuan ..................................................................... 16
3.10 Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ............................ 17
3.10.1 Pengolahan Data ............................................................ 17
3.10.2 Analisis Data .................................................................. 17
3.11 Alur Penelitian ........................................................................ 19

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 20


4.1 Hasil Penelitian ......................................................................... 20
4.2 Hasil Uji Univaiat ..................................................................... 20
4.3 Hasil Uji Bivariat....................................................................... 21
4.4 Pembahasan .............................................................................. 21
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 24
5.1 Kesimpulan................................................................................ 24
5.2 Saran .......................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 25


LAMPIRAN .................................................................................................... 28

x
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Independen dan Dependen ................ 16


Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan aborsi
siswi perkotaan................................................................................. 20
Tabel 4.2 Perbandingan tingkat pengetahuan aborsi pada remaja putri dipedesaan
dan perkotaan................................................................................... 21

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori............................................................................... 11


Gambar 2.2 Kerangka Konsep............................................................................ 12
Gambar 3.1 Alur Penelitian ................................................................................ 19

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembaran Permohonan Menjadi Responden .................................. 31


Lampiran 2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden ....................................... 32
Lampiran 3 Kuisioner Penelitian ....................................................................... 33
Lampiran 4 Surat Izin Penelitian......................................................................... 37
Lampiran 5 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas..................................................... 41
Lampiran 6 Uji Univariat.................................................................................... 47
Lampiran 7 Uji Bivariat...................................................................................... 51
Lampiran 8 Dokumentasi.................................................................................... 70
Lampiran 9 Biodata Penulis................................................................................ 75

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Remaja merupakan periode transisi antara anak-anak ke masa dewasa, atau
anak usia belasan tahun, atau mudah terangsang perasaannya dan sebagainya.
Remaja harus mempersiapkan diri menuju kehidupan dewasa, termasuk dalam
aspek seksualnya. Dibutuhkan sikap yang bijaksana dari para orang tua, pendidik
dan masyarakat pada umumnya serta tentunya dari remaja itu sendiri, agar mereka
dapat melewati masa transisi itu dengan selamat supaya remaja dan orangtua
dapat mengatasi transisi ini dengan baik, penting untuk mengerti bagaimana dan
apa yang terjadi selama transisi ini secara fisik, kognitif, sosial serta bagaimana
peran orangtua dan dewasa lainnya membantu proses ini.1
Remaja bagian dari generasi muda yang mempunyai peranan penting
dalam menentukan masa depan bangsa. Pada saat ini terjadi perubahan yang cepat
dalam proses pertumbuhan fisik, kognitif dan psikososial/tingkah laku serta
hormonal. Arus informasi yang semakin kuat saat ini, akan menjadikan remaja
dapat mengakses semua informasi dengan mudah, tanpa melakukan penyaringan
mana informasi yang benar dan informasi yang salah. Kondisi ini dapat mengubah
pandangan seksual remaja sehingga remaja melakukan penyimpangan-
penyimpangan terhadap norma-norma yang berlaku di masyarakat, salah satunya
adalah pergaulan bebas yang mengakibatkan kehamilan di luar nikah.2
Salah satu dampak perkembangan zaman tersebut adalah ramai perilaku
seks bebas yang berbuah kehamilan di luar nikah. Ketika pelaku seks tersebut
hamil diluar nikah, jarang pelakunya mempertahankan kandungan tersebut.
Akibatnya mereka akan mencoba menggugurkan kandungannya atau melakukan
aborsi.3
Indonesia menjadi salah satu negara yang memperhatikan para remaja agar
dapat terhindar dan terjerumus ke pergaulan bebas. Hal ini merupakan upaya yang
dilakukan oleh pemerintah untuk mencegah terjadinya praktek aborsi di usia dini.
Aborsi merupakan masalah kesehatan yang disebabkan oleh perilaku masyarakat
yang cenderung menganggap bahwa pengguguran kandungan adalah jalan terbaik

1
dalam mengatasi kehamilan yang tidak diinginkan dan anggapan ini jelas tidak
benar. Pada tahun 2011 angka kejadian aborsi di dunia diperkirakan 56 juta kasus
(25,6%) dari 180 juta kehamilan. Di wilayah Asia Tenggara, World Health
Organization (WHO) memperkirakan 4,2 juta aborsi dilakukan setiap tahunnya.
Diantaranya 750.000 sampai 2 juta kasus terjadi di Indonesia, atau dapat
dikatakan hampir 50%nya terjadi di Indonesia. Angka tersebut memberikan
gambaran, bahwa masalah aborsi di Indonesia masih cukup tinggi. Sedangkan di
provinsi Aceh belum ada data resmi tentang jumlah aborsi pada remaja, begitu
pula di Aceh Utara.4
Masalah aborsi tidak hanya terkait dengan kesehatan, tetapi juga erat
dengan etika, moral, agama, hukum dan juga hak reproduksi wanita. Pada
umumnya orang melakukan aborsi apabila terjadi kehamilan yang tidak
dikehendaki karena berbagai alasan, baik didalam perkawinan ataupun diluar
perkawinan. Diluar perkawinan, aborsi sering terjadi sebagai konsekuensi dari
gaya hidup seperti seks bebas yang sering terjadi dikalangan remaja karena tidak
hati-hati dalam memilih pergaulan. Oleh sebab itu banyak terjadi kehamilan diluar
nikah sehingga menimbulkan kepanikan baik bagi wanita yang bersangkutan
maupun keluarganya. Dan untuk menghindari perasaan malu kepada masyarakat,
maka banyak diantara mereka yang memilih jalan keluar dari permasalahan yang
sedang dihadapi yaitu dengan jalan Aborsi.5
Berdasarkan paparan di atas maka perlu dilakukan penelitian tentang
perbandingan tingkat pengetahuan aborsi pada Remaja Putri di perkotaan dan
Pedesaan.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana perbandingan tingkat pengetahuan tentang aborsi pada Remaja
Putri di perkotaan dan pedesaan.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang aborsi pada usia remaja

2
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan pengetahuan tentang aborsi
pada remaja di perkotaan
2. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan pengetahuan tentang aborsi
pada remaja pedesaan
3. Untuk mengetahui Perbandingan tingkat pengetahuan tentang aborsi
pada remaja perkotaan dan pedesaan

1.4 Manfaat Penelitian


1. Sebagai bahan ajaran dalam pendidikan khususnya di Fakultas
Kedokteran Abulyatama Aceh.
2. Sebagai bahan referensi dalam pengembangan bagi peneliti
selanjutnya.
3. Sebagai bahan Acuan bagi masyarakat sebagai pengetahuan mengenai
aborsi yang marak terjadi pada remaja.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah suatu informasi yang telah diketahui setelah seseorang
melakukan penginderaan pada suatu objek. Penginderaan ini merupakan hasil dari
panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa,
dan raba. Pada umumnya pengetahuan diperoleh ketika mendapatkan informasi
melalui indera penglihatan dan pendengaran.6
Proses pengetahuan meliputi tiga aspek, antara lain proses mendapat
informasi, proses transformasi, dan proses evaluasi. Pengetahuan atau kognitif
adalah domain yang terpenting dalam membentuk tindakan seseorang. Jika
seseorang memperoleh pendidikan lebih tinggi, maka semakin mudah pula
seseorang tersebut memperoleh informasi, dan pengetahuan yang dimiliki akan
semakin banyak. Buruknya pengetahuan yang dimiliki individu dimungkinkan
karena informasi yang didapat selama ini hanya sampai pada tingkatan
pengetahuan yang pertama yaitu tahu, kemungkinan para individu belum sampai
memahami atau bahkan mengaplikasikan pengetahuan yang mereka dapat ke
dalam kehidupan mereka sehari-hari.7
Tingkatan pengetahuan terdiri dari:
a. Pengetahuan
Pengetahuan memiliki arti mengingat suatu materi yang pernah dipelajari
sebelumnya berupa bahan atau materi yang telah di pelajari.
b. Memahami
Memahami memilki arti sebagai kemampuan seseorang dalam menjelaskan
secara rinci mengenai objek yang diketahui dan dapat meng-
interpretasikannya dengan benar.
c. Aplikasi
Aplikasi memiliki arti sebagai kemampuan dalam penggunaan materi yang
sudah dipelajari dalam situasi sebenarnya atau pada kondisi yang rill.
Aplikasi juga dapat diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus,
metode, prinsip, dan lain-lain.

4
d. Analisis
Anilisis yaitu kemampuan dalam menjabarkan suatu materi atau obyek ke
dalam komponen-komponen, namun masih terkait antara satu dengan lainnya.
Kemampuan analisis ini dapat ditandai dari penggunaan kata-kata kerjanya.
e. Sintesis
Sintesis yaitu kemampuan untuk menyusun formasi baru dari formasi yang
ada.
f. Evaluasi
Evaluasi yaitu kemampuan untuk melaksanakan penelitian terhadap suatu
obyek.6

Faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan, diantaranya:


a. Pendidikan
Pengetahuan sangat berhubungan dengan pendidikan, semakin tinggi tingkat
pendidikan maka tingkat pengetahuannya akan semakin tinggi pula.
b. Umur
Semakin bertambahnya umur seseorang, maka pengetahuannya juga akan
semakin bertambah
c. Lingkungan dan Sosial Budaya
Lingkungan juga akan mempengaruhi pengetahuan seseorang, sebagaimana
orang-orang di sekitar kita apakah termasuk berpendidikan tinggi atau tidak.8
d. Media Informasi
Media informasi dengan tingkat pengetahuan yang tinggi jelas memiliki
hubungan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah siswi yang memiliki
media informasi, maka tingkat pengetahuannya baik. Daerah kota yang
berkembang dengan pesat, sehingga media elektronik dan informasi yang
didapatkan dari internet juga akan lebih mudah. Peranan media untuk
meningkatkan pengetahuan seperti untuk membangkitkan minat dan motivasi,
mengurangi verbalisasi, sebagai penyalur informasi, sebagai gain attention,
membuat mahasiswa menjadi aktif pada saat belajar, memberi dorongan
terhadap mahasiswa dan juga meningkatkan retensi pengetahuan dalam
pembelajaran.9

5
Sedangkan untuk masyarakat desa, rendahnya pengetahuan dikarenakan
kurangnya sosialisasi, kurangnya media promosi kesehatan. Dan penyebab
yang tidak dapat ditangani yaitu pendidikan masyarakat yang sangat rendah.
Namun tingkat pendidikan yang rendah sulit ditangani karena
membutuhkan waktu dan biaya yang besar.10

2.2. Aborsi
2.2.1. Pengertian
Abortus adalah penghentian kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan, pada usia kehamilan < 20 minggu atau berat janin kurang dari 500
gram. Definisi abortus menurut WHO adalah pengakhiran kehamilan, baik secara
spontan maupun disengaja, sebelum 20 minggu berdasarkan hari pertama
menstruasi terakhir. Definisi lain yang digunakan adalah adalah pelahiran janin-
neonatus yang memiliki berat kurang dari 500 gram. Namun, definisi abortus
bervariasi, tergantung pada hukum laporan negara tentang abortus, kematian
janin, dan kematian neonates.11
Di Indonesia abortus lebih populer disebut aborsi. Berdasarkan undang-
undang dan peraturan di Indonesia, aborsi merupakan tindakan menggugurkan
kandungan atau mematikan kandungan yang dilakukan dengan sengaja oleh
seorang wanita atau seorang yang memaksa melakukan pengguguran.Dalam hal
ini wanita hamil yang ingin menggugurkan kandungan, sedangkan orang yang
menurut KUHP dapat disuruh untuk melakukan aborsi adalah tabib, bidan atau
juru obat.12

2.2.2. Jenis-jenis
1) Berdasarkan Kejadiaannya
 Abortus spontan terjadi karena tidak ada unsur tindakan dari luar dan
dengan kekuatan sendiri.
 Abortus buatan yaitu abortus yang sengaja dilakukan dan membuat
kehamilannya diakhiri. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
menghilangkan konsepsi yang dilakukan berdasarkan indikasi medis
yaitu menghilangkan kehamilan untuk menyelamatkan nyawa ibu.

6
2) Berdasarkan Pelaksanaannya
 Abortus buatan teraupetik (medicinalis) dilakukan secara legalitas oleh
tenaga medis yang didasari pada indikasi medis.
 Abortus buatan illegal yang dilakukan adalah tanpa adanya dasar hukum
atau disebut dengan abortus kriminalis.
3) Berdasarkan Gambaran Klinis
 Keguguran lengkap (abortus kompletus) yaitu seluruh hasil konsepsi
dikeluarkan.
 Keguguran tidak lengkap (abortus inkompletus) yaitu sebagian dari hasil
konsepsi masih tersisa didalam rahim yang dapat menimbulkan penyulit.
 Keguguran mengancam (abortus imminen) yaitu abortus yang masih
baru dan bisa dipertahankan.
 Keguguran tak terhalangi (abortus insipien) yaitu abortus yang sudah
berlangsung dan tidak dapat dicegah atau dihalangi lagi.
 Keguguran habitualis yaitu abortus yang berulang dan berturut-turut
terjadi sekurang-kurangnya sengayak 3 kali.
 Keguguran dengan infeksi (abortus infeksiousus) yaitu keguguran yang
disertai dengan infeksi sebagian besar dalam bentuk tidak lengkap.
 Missed abortion yaitu keadaan dimana Janin sudah mati sebelum
minggu ke 22, tetapi masih tertahan didalam Rahim selama 2 bulan atau
lebih setelah janin mati.13

2.2.3 Faktor-faktor
1. Kurangnya pengetahuan
Remaja putri yang pernah melakukan hubungan seks dan akhirnya
melakukan aborsi bisa disebabkan karna kurangnya pengetahuan atau
pendidikan remaja sejak dini.
2. Media
Sekitar 83% remaja pernah menonton video pornografi, terdapatnya
pengaruh akses dan kontak media informasi terutama media pornografi
dengan perilaku seksual pranikah berisiko KTD (kehamilan tidak
diinginkan).2

7
3. Harus diakui bahwa aborsi dilakukan dengan berbagai penyebab, efek dan
alasan, salah satunya sebagai akibat pemerkosaan. Secara umum, banyak
orang percaya bahwa anak yang dikandung oleh korban perkosaan pada
dasarnya tidak diharapkan oleh perempuan korban perkosaan, dalam hal
korban perkosaan tidak memiliki pilihan dan kemampuan untuk
menghindar sehingga akhirnya terjadi kehamilan.

2.2.4 Komplikasi
1. Trauma psikis
Masalah trauma psikologis sangat umum pada wanita yang melakukan
aborsi tidak aman. Mereka cenderung menyalahkan diri sendiri, trauma dengan
sesuatu yang mengingatkannya pada kehamilan yang tidak diinginkan dan janin,
kesedihan dan stres berlarut-larut, penyesalan dan kekecewaan yang mendalam,
takut kehilangan keluarga, terutama orang tua, pikiran terkonsentrasi pada
perasaan orang lain dan cenderung melupakan kesehatan dirinya, merasa sangat
bersalah dan tidak layak di hadapan Allah, dan takut untuk berkomunikasi dengan
orang-orang terkait dengan pengalaman masa lalu. Mereka yang melakukan aborsi
tidak aman juga sangat berisiko berurusan dengan hukum.
Dari hasil pencarian penulis, ada setidaknya delapan kasus aborsi tidak
aman dilaporkan di media berita online sejak Januari hingga Desember 2018. Dari
semua laporan, sebagian besar wanita yang melakukan aborsi berpengalaman
penahanan, sementara beberapa kasus melaporkan bahwa laki-laki menghilang
dan tidak ikut bertanggung jawab.14
Komplikasi yang mungkin terjadi pada tindakan aborsi adalah sebagai
berikut:
1) Pengumpulan bekuan darah sehingga uterus memerlukan kuretase ulang.
2) Infeksi.
3) Robekan pada mulut rahim.
4) Perforasi (luka tembus) pada dinding rahim atau kerusakan organ-organ lain,
seperti panggul atau usus.
5) Missed abortion, kegagalan dalam pengakhiran kehamilan, sehingga
membutuhkan tindakan ulang.

8
6) Abortusincompletes, aborsi tidak lengkap karena keterlambatan jaringan,
seluruh atau sebagian dari hasil konsepsi masih tertahan di rahim yang
menyebabkan infeksi dan menyebabkan kematian.
7) Perdarahan banyak karena rahim tidak berkontraksi.
8) Efek samping jangka panjang seperti penyumbatan di saluran tuba untuk
kerusakan yang mengakibatkan infertilitas atau sering disebut sebagai
kemandulan.
Aborsi sebenarnya terkait dengan permasalahan psikologi disamping
permasalahan kesehatan. Secara mental, wanita yang memutuskan untuk
melakukan aborsi untuk alasan apapun, gejolak, rasa tidak aman, kekhawatiran
yang berlebihan, putus asa, atau bahkan penyesalan dan rasa bersalah dan dosa.
Gangguan ini disebut pasca abortion syndrom. Komplikasi ini tidak jarang
menyebabkan kematian perempuan, atau cacat permanen. Belum lagi tekanan
pada pilihan aborsi dianggap sosial tindak pidana.Alih-alih dukungan dan
penguatan untuk meringankan beban fisik dan psikologis yang menerpanya,
bahkan dicela dan dianiaya wanita atau bahkan dihukum penjara.15

2.3 Remaja
Masa remaja adalah tahap perkembangan dinamis dalam kehidupan
seseorang. Periode ini merupakan periode transisi dari masa kanak-kanak menuju
dewasa (pubertas). Masa remaja dimulai pada usia 12 sampai 21 tahun. masa
remaja awal antara usia 12-15 tahun. Remaja merupakan bagian dari populasi
yang berisiko, sehingga mereka perlu perhatian khusus karena berbagai masalah
yang terjadi pada remaja dipengaruhi oleh berbagai dimensi kehidupan dalam diri
mereka sendiri, biologi, kognitif, moral dan psikologis dimensi yang baik, dan
pengaruh lingkungan sekitarnya.16
Sekitar 33,3% remaja laki-laki dan 34,5% remaja perempuan mulai
berpacaran ketika masih dibawah usia 15 tahun. Hal ini memiliki dampak yang
buruk terhadap potensi keterampilan yang ada di dalam diri seorang remaja dan
juga terdapat kemungkinan buruk seperti berujung memiliki hubungan yang tidak
baik atau tidak sehat diantaranya adalah melakukan hubungan seks sebelum
menikah. Perilaku seksual pranikah pada remaja sangat memprihatinkan. Angka

9
perilaku seksual pranikah pada remaja di Indonesia umumnya terjadi kehamilan
yang tidak dikehendaki pada seorang remaja yang berusia dibawah 15 Tahun,
terutama di daerah pedesaan, meskipun dengan proporsi yang sangat kecil yaitu
(0,03%). Hal tersebut disebabkan oleh adanya rasa penasaran yang tinggi dan
tidak memiliki kemampuan untuk menahan diri. Pada umumnya remaja masih
tergolong minim pengetahuan terkait konsekuensi dari perilaku seksual pranikah.
Bentuk perilaku seksual sebelum menikah seperti ciuman, sentuhan, atau
hubungan seksual. Sehingga berujung kepada kehamilan yang tidak diinginkan
yang akhirnya memutuskan untuk melakukan aborsi.17

2.4 Perkotaan dan pedesaan


Definisi perkotaan di Indonesia yaitu lokasi dengan kepadatan penduduk
lebih tinggi dari populasi lokasi tersebut dimana lokasi tersebut merupakan pusat
administrasi, perekomonian, dan kebudayaan yang memiliki banyak sektor
kegitan. Permukiman penduduk ditandai dengan kepadatan penduduk yang lebih
tinggi daripada kepadatan penduduk nasional, yang memiliki struktur mata
pencaharian non agraris, system penggunaan lahan yang luas dan berbagai jenis
lainnya, serta terdapatnya fasilitas umum seperti gedung-gedung tinggi, tempat
pembelanjaan, perkantoran, pusat bisnis, rekreasi, dan olah raga yang lokasinya
saling berdekatan. Terdapat dua ciri-ciri kota yaitu ciri fisik dan ciri sosial
masyarakat.
Sedangkan definisi menurut P.J. Bouman seorang ahli sosiologi, desa
merupakan satu bentuk kuno dari kehidupan bersama yaitu tinggal bersama
dengan beberapa orang, didalam suatu desa yang diantaranya saling mengenal,
dengan tingkat kekeluargaan yang rapat, taat terhadap tradisi yang ada dan kaidah
sosial serta memiliki jiwa keagamaan yang tumbuh kuat dan tergantung kepada
alam.18 Sedangkan menurut Nurcholis Soenarjo, desa adalah masyarakat yang
bersatu berdasarkan hukum adat dan tradisional yang diterapkan pada batas-batas
wilayah tertentu; memiliki ikatan dalam dan luar sangat kuat, baik sebagai
jaminan dan karena keduanya memiliki pribadi, ekonomi, kebijakan kepentingan
sosial dan keamanan; memiliki anggota dewan yang dipilih bersama-sama;
memiliki sejumlah kekayaan dan hak untuk melakukan urusan internal.19

10
2.5 Kerangka Teori

Sekolah Lingkungan Media Teman

Baik

Remaja Perkotaan

Pengetahuan Aborsi

Remaja Pedesaan
Buruk

Keterangan:
-------- : Diteliti
: Tidak Diteliti

Gambar 2.1 Kerangka Teori

11
2.6 Kerangka Konsep

Remaja Putri
diperkotaan
Pengetahuan Aborsi
Remaja Putri
pedesaaan

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

2.7 Hipotesis
H0 = Tidak terdapat perbedaan tingkat pengetahuan aborsi pada remaja putri
di perkotaan dan pedesaan.
H1 = Terdapat perbedaan tingkat pengetahuan aborsi pada remaja putri di
perkotaan dan pedesaan.

12
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Dan Desain Penelitian


Penelitian ini bersifat analitik dengan studi pendekatan cross-sectional.
Cross sectional adalah salah satu studi observasional untuk mengetahui
perbandingan tingkat pengetahuan aborsi pada remaja putri diperkotaan dan
pedesaan. Dimana variabel dependen dan independen diobservasi sekaligus pada
saat yang sama.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi Penelitian di kota Lhokseumawe dan kecamtan Simpang Keurama,
Kabupaten Aceh Utara. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Februari – Juli
2020.

3.3 Populasi dan Sampel


3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah untuk seluruh remaja putri kelas I
hingga kelas III di SMP Negeri 7 Lhokseumawe sebagai sampel remaja
putri perkotaan dan SMP Negeri 1 Simpang Keuramat, Aceh Utara sebagai
sampel remaja putri pedesaan.

3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu
hingga dianggap dapat mewakili populasinya.

Proses cara pengambilan sampel dilakukan dengan Simple Random


Sampling, dan penentuan besaran sampel dihitung menggunakan rumus Slovin:
N
n=
1+ N ( d 2)
Keterangan:
N : Besar Populasi
n : Besar Sampel
d : Tingkat ketelitian atau tingkat kepercayaan yang diinginkan (0,05)

13
146
n=
1+146 (0,05)2
146
= 1+ 146(0,0025)
146
= 1+ 0,365
146
= 1,365
= 107 Orang

Berdasarkan perhitungan besaran sampel dengan menggunakan rumus


slovin didapatkan bahwa jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 107 sampel
(diambil dari jumlah data awal populasi terendah) dalam setiap populasi, hal ini
mengacu pada metode pengujian menggunakan sampel yang tidak berpasangan.

3.4 Inkusi dan Eksklusi


3.4.1 Inklusi
1. Remaja putri di SMP Negeri 7 Lhokseumawe dan SMP Negeri 1 Simpang
Keuramat, Aceh Utara kelas I-III.
2. Bersedia menjadi responden.

3.4.2 Eksklusi
1. Remaja putri yang tidak hadir pada saat pengambilan sampel.

3.5 Metode Pengumpulan Data


Data Primer dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner atau angket
yang telah dibuat oleh peneliti dan diberikan kepada remaja putri di perkotaan dan
pedesaan yang terpilih menjadi sampel penelitian.

14
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini adalah data primer. Data
yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber
datanya dengan menggunakan kuesioner, yang berisi tentang data identitas dari
responden dan pertanyaan tentang pengetahuan terhadap aborsi.

3.7 Variabel Penelitian


1. Variabel Dependen
Variabel dependen sering juga disebut sebagai variabel terikat. Variabel
yang berubah akibat perubahan variabel bebas. Dalam Penelitian ini
Variabel Dependen adalah Pengetahuan Aborsi
2. Variabel Independen
Variabel independen sering juga disebut juga sebagai variabel bebas.
Variabel bebas adalah variabel yang apabila ia berubah akan
mengakibatkan perubahan pada variabel lain. Dalam Penelitian ini
Variabel Independen adalah remaja putri

15
3.8 Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasiponal Variable Independen dan Dependen


Variabel Definisi Cara Ukur Hasil Skala Ukur
Operasional dan Alat
Ukur
Dependen
Pengetahuan Pengetahuan Kuesioner Baik: ≥50% Ordinal
aborsi aborsi adalah Kurang: <50%
suatu
informasi yang
telah diketahui
seseorang
mengenai
aborsi.
Independen
Remaja putri Tahap Kuesioner Perkotaan dan Nominal
perkembangan Pedesaan
dinamis dalam
kehidupan
seseorang
antara usia 12-
17 tahun

3.9 Aspek Pengukuran


3.9.1 Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan berdasarkan penilaian remaja putri terhadap
aborsi dengan kemampuan menjawab pertanyaan yang terdiri dari 15 pertanyaan,
responden yang menjawab benar akan diberi skor 3, sedangkan yang salah diberi
nilai 1 sehingga skor tertinggi yang didapat adalah 45.

Selanjutnya dikategorikan atas baik dan kurang sebagai berikut:

16
1. Baik, apabila menjawab pertanyaan yang diajukan dengan benar ≥ 50% atau
memiliki nilai 23 - 45.
2. Kurang, apabila menjawab pertanyaan yang diajukan dengan benar < 50%
atau memiliki nilai 1 - 22.

3.10 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data


3.10.1 Pengolahan Data
Langkah-langkah pengolahan data adalah sebagai berikut:
1. Editing adalah data yang sudah dikumpulkan dilakukan pengeditan dan
pemeriksaan kembali agar data tersebut memenuhi kriteria yang
diharapkan.
2. Koding adalah melakukan pengkodean terhadap kuesioner.
3. Processing atau Entry Data adalah memasukkan data yang telah dilakukan
pengkodean dengan menggunakan komputer.
4. Tabulating Data adalah data yang sudah diedit sesuai dengan kode yang
dituangkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi untuk menggambarkan
perbandingan tingkat pengetahuan aborsi pada remaja putri di perkotaan
dan pedesaan.

3.10.2 Analisa Data


Data dianalisis dengan statistik deskriptif dan inferensial, dengan
dibantu oleh program Statistical Product and Service Solutions (SPSS).
Dalam analisis data dilakukan dengan dua cara:

1. Analisis Univariat
Analisa univariat dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi setiap
variabel.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk melihat perbandingan tingkat
pengetahuan aborsi pada siswi SMP di perkotaan dan pedesaan maka
dilakukan analisis data menggunakan software SPSS, metode yang
digunakan adalah statistik nonparametric yaitu uji Chi-Square. Penilaian

17
hasil menggukan hasil data mean total jawaban sampel dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:

2( O−E2 )
x =Σ
E
Keterangan:
O (Observed) = nilai hasil pengamatan
E (Expected) = nilai ekspektasi

Pengambilan kesimpulan pada penelitian ini berdasarkan nilai p-value


yang akan dibandingkan dengan nilai α = sebagai berikut :
1. Jika p-value > 0,05 hasilnya tidak bermakna secara statistik atau tidak terdapat
hubungan (Ha ditolak).
2. Jika p-value ≤ 0,05 maka hasilnya bermakna secara statistik atau terdapat
hubungan (Ha diterima).

18
3.11 Alur Penelitian

Membuat SuratIzin dari Fakultas Kedokteran


untuk mengambil data di SMP

Mendapat Izin Penelitian dari kedua SMP

Melakukan Inform Consent terhadap


Responden

Memberikan Kuesioner kepada Responden

Mengumpulkan Kuesioner

Pengolahan Data

Analisis Data

Kesimpulan

Gambar 3.1 Alur Penelitian

19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Peneltian


Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan pada bulan Februari – Juli
2020 di Kota Lhokseumawe dan Kabupaten Aceh Utara, dari hasil penelitian
didapatkan jumlah responden sebanyak 214 orang yang terdiri dari 107 remaja
putri kota Lhokseumawe dan 107 remaja putri Kabupaten Aceh Utara. Teknik
pengambilan sampel adalah random sampling dimana pengambilan anggota
sampel dari populasi dilakukan secara acak sederhana. Hasil penelitian didapatkan
sebagai berikut:

4.2 Hasil Uji Univariat


Pada analisa univariat ini dihasilkan tabel distribusi frekuensi untuk setiap
variabel sebagai berikut:
Tabel 4.1
Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan aborsi
siswi perkotaan
Variabel f Persentase
Pengetahuan remaja putri Kota
1. Baik 106 99.1
2. Kurang 1 0.9
Pengetahuan remaja putri Desa
1. Baik 106 99.1
2. Kurang 1 0.9
Sumber: Data Sekunder (Diolah 2020)
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, memperlihatkan distribusi masing-masing
variabel. Pada variabel pengetahuan aborsi pada siswa kota dengan pengetahuan
baik sebanyak 99.1% dan kurang (0.9%). Dan begitu juga pada variabel
pengetahuan aborsi pada siswa desa dengan pengetahuan baik sebanyak 99.1%
dan kurang (0.9%).

4.3 Hasil Uji Bivariat

20
Hasil yang didapatkan dari uji statistik mengenai hubungan tersebut
sebagai berikut:
Tabel 4.2
Perbandingan Tingkat Pengetahuan Aborsi Pada Remaja Putri Di
Perkotaan Dan Pedesaan
Pengetahuan Aborsi
Total
Asal Baik Kurang P-value
N % N % N %
Kota 106 99.1 1 0.9 107 100.0
Desa 106 99.1 1 0.9 107 100.0 1.000
Total 212 99.1 2 0.9 214 100.0
Sumber: Data Sekunder (Diolah 2020)
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa responden yang berasal
dari kota dengan pengetahuan baik sebanyak 106 orang (99.1%) dan pengetahuan
kurang sebanyak 1 orang (0.9%). Begitu juga untuk responden yang berasal dari
desa dengan pengetahuan baik sebanyak 106 orang (99.1%) dan pengetahuan
kurang sebanyak 1 orang (0.9%).
Berdasarkan hasil pengujian chi square yang sudah dilakukan, didapatkan
nilai ρ-value sebesar 1,00. Nilai ρ-value diperoleh dengan perhitungan matematika
berdasarkan teori peluang menggunakan Software SPSS. Karena nilai ρ-value
yang diperoleh lebih besar dari nilai  yang ditetapkan yaitu 0,05 (1,00 > 0,05)
maka hipotesis 0 (H0) dianggap benar dimana hasilnya dianggap tidak bermakna
secara statistik. Artinya Tidak terdapat perbedaan tingkat pengetahuan aborsi pada
remaja putri di perkotaan dan pedesaan.

4.5 Pembahasan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitain mengenai perbandingan
tingkat pengetahuan aborsi remaja putri di Kota Lhokseumawe dan remaja putri di
Kabupaten Aceh Utara menunjukkan bahwa, dari total 107 responden di Kota
Lhokseumawe dan 107 responden di Kabupaten Aceh Utara tingkat pengetahuan
aborsinya sama, yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 99.1% dan yang
memiliki pengetahuan kurang sebanyak (0.9%).

21
Hasil lebih lanjut dari pengujian chi square diperoleh Nilai ρ-value sebesar
1,00 dimana nilai tersebut lebih besar dari nilai  yang telah ditetapkan yaitu 0,05.
Karena nilai ρ-value >  maka Hipotetsis 0 diterima. Artinya tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara tingkat pengetahuan aborsi pada remaja putri di
perkotaan dan remaja putri di pedesaan.
Menurut penelitian yang dilakakukan oleh Hery Ernawati tahun 2018
mengenai Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja di Daerah Perdesaan,
menyimpulkan bahwa, sebagian besar (61,7%) remaja di desa memiliki
pengetahuan tentang kesehatan dalam kategori baik. Hal tersebut membuktikan
bahwa tingkat pengetahuan remaja di perdesaan dengan remaja di perkotaan
mengenai kesehatan remaja tidak begitu mendominan diantara salah satunya26.
Terdapat beberapa faktor yang dianggap dapat menyebabkan tidak
terdapat perbedaan antara tingkat pengetahuan aborsi pada remaja putri di
perdesaan dan perkotaan, antara lain informasi mengenai aborsi yang diperoleh
baik di kota maupun di desa sama. Informasi dianggap sangat berpengaruh
terhadap pengetahuan seseorang untuk meningkatkan pengetahuan dalam
memahami suatu kasus. Pemberian informasi pengetahuan aborsi berpengaruh
terhadap peningkatan pengetahuan seseorang dalam memahami. Memberi
informasi dapat mendukung proses dalam penyampaian materi sehingga dapat
meningkatkan pengetahuan remaja.20
Guru, keluarga dan teman memiliki peran terhadap tingkat pengetahuan.
Kurangnya pemahaman tentang pengetahuan aborsi dan bisa juga dipengaruhi
oleh teman-teman sebaya, orangtua, dan guru yang tergolong sangat minim dalam
memberikan edukasi/ pengetahuan seputar pendidikan seksual.23
Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Pengetahuan
sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan
pendidikan maka orang akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi
perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang tidak berpendidikan mutlak
berpengetahuan rendah. Pengetahuan seseorang tentang suatu informasi
mengandung dua aspek, yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek ini yang
akan menentukan sikap seseorang semakin banyak aspek positif dan informasi

22
yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap informasi
tertentu20.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan
dilakukan oleh Alexander dan Elise Putri, dimana penelitian tersebut
menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan pengetahuan dan sikap terhadap aborsi
pada remaja putri di SMA Taman Mulia kabupaten Kubu Raya Tahun 2017.
Namun, mereka menyarankan untuk meningkatkan pengetahuan siswi dengan
memberikan banyak informasi mengenai aborsi, serta bekerja sama dengan
puskesmas atau institusi kesehatan untuk pemberian materi mengenai aborsi.20
Penelitian yang dilakukan oleh Suci M. Ayu dan Tri Kurniati pada tahun
2017 dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Aborsi
di MAN 2 Kediri Jawa Timur” hasil dari penelitian tersebut menyimpulkan ada
hubungan antara tingkat pengetahuan remaja putri tentang aborsi dengan sikap
remaja terhadap aborsi. Penelitian ini membuktikan bahwa semakin tinggi
pengetahuan tentang aborsi akan semakin tinggi sikap remaja terhadap aborsi.
Perbedaan dengan penelitian ini yaitu meneliti tentang Perbandingan Tingkat
Pengetahuan Aborsi Pada Siswi SMP di perkotaan dan pedesaan.24
Penelitian ini hampir serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Ida
Susila pada tahun 2018 yaitu “Studi komparatif pengetahuan remaja tentang
penyimpangan perilaku seks di desa dan kota” didapatkan hasil gambaran
pengetahuan tentang penyimpangan perilaku seks khususnya variabel pelecehan
seksual, di SMA Yapita Surabaya sebesar 54 (52,4%) dengan kriteria cukup dan
di MA Roudlotul Muta’abidin Lamongan sebesar 36 (53,7%) dengan kriteria
kurang. sehingga dapat disimpulkan tidak ada perbedaan penyimpangan perilaku
seks baik di SMA Yapita Surabaya dan di MA Roudlotul Muta’abidin Lamongan.
Sehingga perlu diadakan pendidikan khusus untuk remaja.23
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Ida Susila pada tahun 2018, jika
dibandingkan dengan penilitian ini dapat disimpukan bahwasanya tingkat
pengetahuan remaja di perkotaan dengan remaja di perdesaan tidak begitu
mendoninasi satu sama lainnya, baik mengenai aborsi maupun seks.

23
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap remaja putri kota
Lhokseumawe dan Aceh Utara, maka dapat disimpulan sebagai berikut:
1. Variabel pengetahuan aborsi pada siswa kota dengan pengetahuan baik
sebanyak 99.1% dan kurang (0.9%). Dan begitu juga pada variabel
pengetahuan aborsi pada siswa desa dengan pengetahuan baik sebanyak
99.1% dan kurang (0.9%).
2. Berdasarkan hasil pengujian Chi square, diperoleh nilai p-value sebesar 1,00,
secara statistik hasil tersebut dianggap tidak bermakna karena nilai p-value
yang diperoleh lebih besar daripada nilai  yang ditetapkan yaitu 0,05
(1,00>0,05) dengan kata lain hipotesis 0 (H0) diterima yang artinya tidak
terdapat perbedaan tingkat pengetahuan aborsi pada remaja putri di perkotaan
dan pedesaan.

5.2 Saran
5.1.1 Bagi Institusi Pendidikan
Mahasiswa yang masih menempuh pendidikan agar dapat menggali lebih
dalam dan mempelajari lebih lanjut mengenai peningkatan aborsi yang terjadi saat
ini dan dapat mencari faktor-faktor penyebabnya.

5.1.2 Bagi Penelitian


Untuk penelitian lebih lanjut dan peneliti selanjutnya dapat menambahkan
variable-variabel independen lainnya yang dianggap memiliki hubungan atau
pengaruh terhadap aborsi.

5.1.3 Bagi Masyarakat


Melihat angka aborsi semakin tinggi, maka masyarakat khususnya kepada
orang tua, guru agar dapat memberikan informasi dan pengetahuan yang cukup
mengenai bahaya aborsi kepada remaja saat ini, supaya hal-hal seperti aborsi tidak
terjadi.

24
DAFTAR PUSTAKA

1. Sarwono SW. Psikologi Remaja. Revisi. Jakarta: Rajawali Pers; 2011. (1):
30-32

2. Ayu SM, Kurniawati T. Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja Putri


Tentang Aborsi di MAN 2 Kendiri Jawa Timur. Unnes J Public Heal. 2017;
6(2):2–5.

3. Akbar A. Faktor Penyebab Abortus Di Indonesia Tahun 2010-2019: Studi


Meta Analisis. J Biomedik. 2019; 11(3):182–91.

4. Megasari K. Perilaku Pasien Abortus dengan Kejadian Aborsi di RSUD


Arifin Achmad Provinsi Riau. Menara Ilmu. 2019; XIII(1):103–9.

5. Umi C, Achmad Faisaol, Madyan S. Konsekuensi Aborsi terhadap Hak


Waris (Analisa Pemikiran Para Ulama). J Ilm Huk Kel Islam. 2019; 1(2).

6. Notoadmojo S. Ilmu Perilaku kesehatan. Jakarta: Rhineka Cipta; 2014. 15–


49 .

7. Solehati T, Trisyani M, Kosasih CE. Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan


Keluhan Tentang Menstruasi diantara Remaja Puteri. Keperawatan
Komprehensif. 2017;4(2):86–91.

8. Oktavia ER, Agustin FR, Magai N, Ambar W, Sigit Cahyati W. Higeia


Journal Of Public Health Research And Development. Pengetah Risiko
Pernikahan Dini Pada Remaja Umur 13-19 Tahun. 2018;2(186):239–48.

9. Fityah Amalina Lembeng DMN. Jurnal Ibnu Sina Biomedika. Gambaran


Minat, Media Informasi, Dan Sos Budaya Terhadap Tingkat Pengetah
Siswi Tentang Kanker Payudara Dan Kanker Serviks Di SMAN Unggul
Kota Subulussalam. 2019; 3(1):66–72.

10. Kurniawati W, Rachmayanti RD. Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia.


Identifikasi Penyebab Rendahnya Kepesertaan JKN Pada Pekerja Sekt
Informal Di Pedesaan. 2018; 6:33–9.

25
11. Cunningham, Leveno, Bloom, Hauth, Rouse, Spong. Obstetri Williams. 23
ed. dr. Rudi Setia D, editor. Jakarta: EGC; 2019. (1) 3-8

12. Salamor AM. Tinjauan Yuridis Pelayanan Kesehatan terhadap Korban


Abortus Provocatus Karena Pemerkosaan. Belo. 2019; v(1):32–45.

13. Icesmi Sukarni S. Patologi Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Neonatus


Resiko Tinggi. Pertama. John budi I, editor. Yogyakarta: Nuha Medika;
2014. 1: 50-64

14. Lisnawati L, Milla MN, Pelupessy DC. Urgensi Perubahan Kebijakan


Aborsi di Indonesia. J Kriminologi. 2019;3(1):24–36.

15. Wijayati M. Aborsi Akibat Kehamilan yang Tak Diinginkan (KTD):


Kontestasi Antara Pro-Live dan Pro-Choice. J Stud Keislam.
2015;15(1):43–62.

16. Ariyanti KS, Winangsih R, Purnami LPS, Putri DMFS. Perbedaan


Pengatahuan Remaja Putri Sebelum dan Sesudah Diberikan Penyuluhan
Tentang Fluor Albus di SMP Negeri 3 Penebel. J Med Usada.
2019;2(1):18–23.

17. Azizah Z, Yuliana DN, Firmansyah H. Majalah Kesehatan Masyarakat


Aceh ( MaKMA ). Maj Kesehat Masy Aceh. 2019;2(1):110–7.

18. Suparmini, Wijayanti AT. Buku Ajar Masyarakat Desa dan Kota (Tinjauan
Geografis Sosiologis dan Historis). 2015;1–152.

19. Fauzi A. Tata Kelola Dana Desa dalam Rangka Implementasi Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa di Kabupaten Sidoarjo. J
Kebijak dan Manaj Publik. 2017;5(1):23–40.

20. Alexander A, Putri E. Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Terhadap


Aborsi Kriminalis Pada Remaja Putri Di Sma Taman Mulia Tahun 2017. J
Kedokt. 2018;7(2):101–7.

21. Ismah, Wibiastuti E. Pengaruh Letak Geografis Sekolah Terhadap

26
Konsentrasi Belajar Matematika Siswa Sekolah. FIBONACCI J Pendidik
Mat Mat. 2015;1(2):80–94.

22. Habibah S. Implikasi Filsafat Ilmu Terhadap Perkembangan Ilmu


Pengetahuan dan Teknologi. :166–80.

23. Susila I. Studi Komparatif Pengetahuan Remaja tentang Penyimpangan


Perilaku Seks di Desa dan di Kota. 2018;7(1):53–62.

24. Ayu SM, Kurniawan T. Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja Putri


Tentang Aborsi dengan Sikap Remaja terhadap Aborsi di MAN 2 Kediri
Jawa Timur. Unnes J Public Heal. 2017;6(2):2–5.

25. Lestari A. Perbedaan Pengetahuan Remaja Putri tentang Kehamilan Tidak


Diinginkan Sebelum dan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan dengan
Metode Small Group Discussion DI SMK 1 Pringapus. Artikel. 2019;1–9.

26. Hery E. Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja di Daearah Pedesaan.


Insonesia Journal For Health Sciences. 2018; 2(1):58-64.

27
Lampiran 1

LEMBARAN PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth,
Calon Responden Penelitian
Di-
Tempat

Dengan Hormat,
Sebagai persyaratan tugas akhir mahasiswa Falkultas Kedokteran, saya akan
melakukan penelitian tentang "Perbandingan Tingkat Pengetahuan Aborsi
Pada Siswi Smp Di Perkotaan Dan Pedesaan".
Untuk maksud tersebut saya memerlukan data / informasi yang nyata dan
akurat dari saudara melalui pengisian kuesioner yang saya lampirkan pada surat
ini. Saudara berhak berpartisipasi atau tidak dalam penelitian ini sangat
berdampak terhadap kemajuan dalam bidang kedokteran bila semua pihak ikut
berpartisipasi. Bila saudara setuju terlibat dalam penelitian ini, mohon mengisi
lembar kuesioner dengan sejujurnya.
Kesediaan dan perhatian saudara saya harapkan dan atas partisipasinya saya
ucapkan terima kasih.

Aceh Besar, 21 Februari 2020

Zakiatul Fuada
Nim: 17171048

28
Lampiran 2

LEMBARAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk


berpartisipasi dalam pengumpulan data yang dilakukan oleh mahasiswa Falkultas
Kedokteran. Dengan judul "Perbandingan Tingkat Pengetahuan Aborsi Pada
Siswi Smp Di Perkotaan Dan Pedesaan".
Saya mengerti bahwa tidak ada resiko yang terjadi pada saya apabila ada
pertanyaan yang menimbulkan respon emosional yang tidak nyaman atau
berakibat negatif terhadap saya. Saya berhak menghentikan atau mengundurkan
diri dari penelitian ini tanpa adanya sanksi atau kehilangan hak.
Saya mengerti bahwa catatan/data mengenai penelitian ini akan
dirahasiakan. Semua berkas yang mencantumkan identitas subjek penelitian hanya
dipergunakan untuk pengolahan data pada penelitian ini saja.
Demikianlah secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun,
saya berperan serta dalam penelitian ini.

Aceh Besar, 21 Februari 2020


Responden

( )

29
Lampiran 3

KUESIONER PENELITIAN

A. DATA UMUM RESPONDEN

1. Nama :............................................
2. Kelas :............................................
3. Umur :............................................
4. Alamat :............................................

I. PENGETAHUAN RESPONDEN
1. Siapakah yang sangat beresiko dengam kejadian seksual pranikah?
a. Remaja
b. Dewasa
c. Tidak tau
2. Kehamilan yang tidak diinginkan dapat berlanjut pada ?
a. Aborsi
b. Pernikahan dini
c. Tidak tau
3. Apa Bahaya yang timbul bila menggugurkan kandungan kepada dukun?
a. Perdarahan Hebat sehingga berujung kematian.
b. Cacat seumur hidup.
c. Tidak tau sama sekali.

30
4. Bila kerusakan alat reproduksi terjadi karena menggugurkan kandungan,
maka hal itu dapat mengakibatkan?
a. Kemandulan
b. Kecacatan Anak yang lahir
c. Tidak tau sama sekali

5. Apakah dampak kesehatan yang mungkin terjadi bila kehamilan remaja


diteruskan sampai melahirkan?
a. Mendapat Penyakit setelah melahirkan karena fungsi alat
reproduksi masih belum sempurna
b. Sangat mudah melahirkan karena usia muda
c. Tidak tau sama sekali

6. Apakah dampak psikologis yang mungkin terjadi akibat hamil dini dan
berumah tangga pada saat remaja?
a. Stres, malu pada masyarakat
b. Diusir oleh orangtua
c. Tidak tau sama sekali

7. Apakah dampak dari segi ekonomi yang mungkin terjadi saat remaja hamil
dini dan berumah tangga?
a. Putus Sekolah sehingga menghalangi cita-cita
b. Tidak bisa bermain-main lagi bersama teman-teman
c. Tidak tau sama sekali

8. Apa arti aborsi?


a. Menggugurkan kandungan
b. Mempercepat proses kehamilan
c. Tidak tau

31
9. Apabila ketahuan menggugurkan kandungan yang bertentangan dengan
hukum, maka:
a. Terkena pasal pelanggaran UUD dan Masuk Penjara.
b. Biasa saja karena hal biasa.
c. Tidak tau.

10. Dikatakan menggugurkan kandungan apabila mengakhiri kandungannya


pada usia kehamilan?
a. a. <20 minggu
b. b. >20 minggu
c. tidak tau

11. Sebutkan resiko dari pergaulan bebas !


a. Kehamilan
b. Nikah dini
c. Tidak tau

12. Apabila anda mengalami kehamilan yang tidak dikehendaki, langkah


apakah yang akan anda ambil?
a. Konsultasi ke Dokter
b. Membiarkan kandungan tersebut
c. Menggugurkan kandungan

13. Yang diperbolehkan untuk seorang dokter melakukan tindakan


pengguguran kandungan yang berjenis?
a. Abortus provocatus medicinalis
b. Abortus provocatus
c. Tidak tau

32
14. Yang tidak diperbolehkan untuk seorang dokter melakukan tindakan
pengguguran kandungan yang berjenis?
a. Abortus provocatus
b. Abortus provocatus medicinalis
c. Tidak tau

15. Apakah setelah melakukan aborsi ada kemungkinan terjadinya infeksi?


a. Bisa terjadi
b. Ragu-ragu
c. Tidak bisa

33
LAMPIRAN 4

34
35
36
LAMPIRAN 5

37
(Uji Validitas dan Uji Reliabilitas)

Correlations

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 total


* * * * ** ** * *
p1 Pearson 1 ,147 ,029 ,167 ,139 ,164 ,273 ,114 ,124 -,077 ,330 ,138 -,017 ,173 ,099 ,391**

Correlation

Sig. (2- ,032 ,670 ,015 ,043 ,016 ,000 ,095 ,069 ,262 ,000 ,044 ,801 ,011 ,148 ,000

tailed)

N 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214
* * * ** * * ** **
p2 Pearson ,147 1 ,173 ,174 ,371 ,041 ,103 ,156 ,164 -,043 ,030 ,039 ,220 ,095 ,211 ,435**

Correlation

Sig. (2- ,032 ,011 ,011 ,000 ,555 ,134 ,023 ,016 ,529 ,666 ,570 ,001 ,164 ,002 ,000

tailed)

N 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214

p3 Pearson ,029 ,173* 1 ,639** ,316** ,175* ,146* ,268** ,265** ,175* ,036 ,123 -,023 ,055 ,177** ,579**

Correlation

Sig. (2- ,670 ,011 ,000 ,000 ,010 ,033 ,000 ,000 ,011 ,604 ,072 ,736 ,423 ,010 ,000

tailed)

N 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214

p4 Pearson ,167* ,174* ,639** 1 ,406** ,252** ,205** ,258** ,326** ,110 ,144* ,114 -,008 ,166* ,138* ,658**

Correlation

Sig. (2- ,015 ,011 ,000 ,000 ,000 ,003 ,000 ,000 ,108 ,035 ,097 ,913 ,015 ,043 ,000

tailed)

N 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214
* ** ** ** ** ** ** ** * *
p5 Pearson ,139 ,371 ,316 ,406 1 ,259 ,387 ,213 ,406 ,135 ,085 ,096 ,114 ,008 ,145 ,654**
Correlation

Sig. (2- ,043 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,002 ,000 ,049 ,216 ,160 ,095 ,909 ,034 ,000

tailed)

N 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214
* * ** ** ** ** * ** **
p6 Pearson ,164 ,041 ,175 ,252 ,259 1 ,406 ,285 ,172 ,081 ,301 ,254 ,084 ,040 ,021 ,535**

Correlation

Sig. (2- ,016 ,555 ,010 ,000 ,000 ,000 ,000 ,012 ,238 ,000 ,000 ,220 ,563 ,759 ,000

tailed)

N 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214

p7 Pearson ,273** ,103 ,146* ,205** ,387** ,406** 1 ,286** ,256** ,147* ,335** ,068 ,106 ,113 ,013 ,566**

Correlation

Sig. (2- ,000 ,134 ,033 ,003 ,000 ,000 ,000 ,000 ,032 ,000 ,322 ,124 ,100 ,847 ,000

tailed)

N 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214

38
p8 Pearson ,114 ,156* ,268** ,258** ,213** ,285** ,286** 1 ,047 ,046 ,361** ,209** ,108 ,238** ,248** ,525**

Correlation

Sig. (2- ,095 ,023 ,000 ,000 ,002 ,000 ,000 ,494 ,504 ,000 ,002 ,115 ,000 ,000 ,000

tailed)

N 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214

p9 Pearson ,124 ,164* ,265** ,326** ,406** ,172* ,256** ,047 1 ,144* ,102 -,067 ,085 ,040 ,156* ,523**

Correlation

Sig. (2- ,069 ,016 ,000 ,000 ,000 ,012 ,000 ,494 ,036 ,136 ,332 ,216 ,558 ,022 ,000

tailed)

N 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214
* * * * ** ** **
p10 Pearson -,077 -,043 ,175 ,110 ,135 ,081 ,147 ,046 ,144 1 ,128 ,190 ,237 ,215 ,127 ,276**

Correlation

Sig. (2- ,262 ,529 ,011 ,108 ,049 ,238 ,032 ,504 ,036 ,062 ,005 ,000 ,002 ,063 ,000

tailed)

N 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214
** * ** ** ** * ** *
p11 Pearson ,330 ,030 ,036 ,144 ,085 ,301 ,335 ,361 ,102 ,128 1 ,116 ,138 ,268 ,138 ,432**

Correlation

Sig. (2- ,000 ,666 ,604 ,035 ,216 ,000 ,000 ,000 ,136 ,062 ,090 ,043 ,000 ,044 ,000

tailed)

N 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214

p12 Pearson ,138* ,039 ,123 ,114 ,096 ,254** ,068 ,209** -,067 ,190** ,116 1 ,292** ,167* ,110 ,348**

Correlation

Sig. (2- ,044 ,570 ,072 ,097 ,160 ,000 ,322 ,002 ,332 ,005 ,090 ,000 ,015 ,109 ,000

tailed)

N 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214

p13 Pearson -,017 ,220** -,023 -,008 ,114 ,084 ,106 ,108 ,085 ,237** ,138* ,292** 1 ,196** ,365** ,300**

Correlation

Sig. (2- ,801 ,001 ,736 ,913 ,095 ,220 ,124 ,115 ,216 ,000 ,043 ,000 ,004 ,000 ,000

tailed)

N 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214
* * ** ** ** * ** **
p14 Pearson ,173 ,095 ,055 ,166 ,008 ,040 ,113 ,238 ,040 ,215 ,268 ,167 ,196 1 ,344 ,324**

Correlation

Sig. (2- ,011 ,164 ,423 ,015 ,909 ,563 ,100 ,000 ,558 ,002 ,000 ,015 ,004 ,000 ,000

tailed)

N 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214
** ** * * ** * * ** **
p15 Pearson ,099 ,211 ,177 ,138 ,145 ,021 ,013 ,248 ,156 ,127 ,138 ,110 ,365 ,344 1 ,370**

Correlation

Sig. (2- ,148 ,002 ,010 ,043 ,034 ,759 ,847 ,000 ,022 ,063 ,044 ,109 ,000 ,000 ,000

tailed)

N 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214

39
total Pearson ,391** ,435** ,579** ,658** ,654** ,535** ,566** ,525** ,523** ,276** ,432** ,348** ,300** ,324** ,370** 1

Correlation

Sig. (2- ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

tailed)

N 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,750 15

40
LAMPIRAN 6
(Analisis Univariat)

Kota
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 106 99,1 99,1 99,1
Kurang 1 ,9 ,9 100,0
Total 107 100,0 100,0

Desa
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 106 99,1 99,1 99,1
Kurang 1 ,9 ,9 100,0
Total 107 100,0 100,0

41
LAMPIRAN 7
(Analisis Bivariat)

Asal * Pengetahuan Crosstabulation


Pengetahuan
Baik Kurang Total
Asal Kota Count 106 1 107
% within Asal 99,1% 0,9% 100,0%
Desa Count 106 1 107
% within Asal 99,1% 0,9% 100,0%
Total Count 212 2 214
% within Asal 99,1% 0,9% 100,0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
a
Pearson Chi-Square ,000 1 1,000
b
Continuity Correction ,000 1 1,000
Likelihood Ratio ,000 1 1,000
Fisher's Exact Test 1,000 ,751
Linear-by-Linear Association ,000 1 1,000
N of Valid Cases 214
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,00.
b. Computed only for a 2x2 table

42
LAMPIRAN 8
SMP 7 Kota Lhokseumawe

43
44
45
46
47
SMP 7 Simpang Keramat

48
49
LAMPIRAN 9
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Identitas Pribadi
1. Nama Lengkap : Zakiatul Fuada
2. Tempat dan Tanggal Lahir : Peudada, 11 Januari 2000
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Status Perkawinan : Belum Kawin
6. Alamat Lengkap : Buloh Blang Ara
7. Telephone/HP : 082299094304
8. Email : zakiatulfuada2000@gmail.com
9. Warga Negara : Indonesia
Pendidikan
1. Pendidikan Dasar : SDN 5 Kuta Makmur
2. Pendidikan SMP : MTsS Ulumuddin Boarding School
3. Pendidikan SMA : MA Ulumuddin Boarding School
Orang Tua
1. Nama Ayah : H. Jamaluddin
Pekerjaan : Wiraswasta

2. Nama Ibu : HJ. Husna


Pekerjaan : PNS

50

Anda mungkin juga menyukai