SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Melaksanakan Penelitian Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Dokter
Pada Fakultas Kedokteran Universitas
Abulyatama Aceh
Oleh:
ZAKIATUL FUADA
NIM: 17171048
“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (QS. Ar Ra’d : 11)
“Dan bahwasanya seorang manusia tiada meperoleh selain apa yang telah
diusahakannya” (An Najm: 39)
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah...
Kupersembahkan sebuah karya kecil ini
Dengan penuh rasa syukur
Kepada setiap orang yang berharga dalam kehidupanku
Atas segala dukungan yang telah diberikan selama ini
Serta doa yang tiada henti.
Ayahku H. Jamaluddin dan Mamakku HJ. Husna tercinta
Adikku Azkia, Asyura, Saidul dan Rivai Yang Tersayang
Sahabat-sahabat terbaik
Teman-teman
Serta untuk almamater tercinta.
ii
HALAMAN ORISINALITAS
Zakiatul Fuada
Nim: 17171048
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi dengan Judul:
Oleh:
ZAKIATUL FUADA
NIM: 17171048
Skripsi ini telah disetujui, diperiksa dan dipertahankan dihadapan dewan sidang
Skripsi Program studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Abulyatama
Menyetujui
Ketua Program Studi Pendidikan Dokter
iv
KATA PENGANTAR
v
7. Untuk teman-teman angkatan 2017 FK UNAYA yang telah memberikan
dukungan serta masukan kepada penulis, hingga ini selesai;
8. Serta rekan dan pihak-pihak yang membantu baik secara langsung maupun
tidak langsung.
Demikianlah semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti sendiri dan teman
sejawat lainnya. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penelitian ini masih
terdapat banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari seluruh pihak agar penelitian ini menjadi lebih baik dan
dapat dipertanggung jawabkan.
Zakiatul Fuada
Nim: 17171048
vi
ABSTRACT
vii
ABSTRAK
Pembimbing : dr Dewi Karlina Rusly, sp.OG (I), dr Silvia Yasmin Lubis, sp.A (II)
Remaja merupakan periode transisi antara anak-anak ke masa dewasa, atau anak
usia belasan tahun, Remaja harus mempersiapkan diri menuju kehidupan dewasa,
termasuk dalam aspek seksualnya. Dibutuhkan sikap yang bijaksana dari para
orang tua, pendidik dan masyarakat pada umumnya serta tentunya dari remaja itu
sendiri, agar mereka dapat melewati masa transisi itu dengan selamat supaya
remaja dan orangtua dapat mengatasi transisi ini dengan baik. Pada tahun 2011
angka kejadian aborsi di dunia diperkirakan 56 juta kasus (25,6%) dari 180 juta
kehamilan. Di wilayah Asia Tenggara, World Health Organization (WHO)
memperkirakan 4,2 juta aborsi dilakukan setiap tahunnya. Diantaranya 750.000
sampai 2 juta kasus terjadi di Indonesia, atau dapat dikatakan hampir 50%nya
terjadi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
pengetahuan tentang aborsi pada usia remaja. Metode penelitian yang digunakan
adalah studi analitik dengan desain cross sectional. Pengambilan sampel
menggunakan teknik simple random sampling yang diambil dari remaja putri
kecamatan Simpang Keuremat dan Kota Lhokseumawe yang berjumlah total 214
sampel. Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi Square dengan hasil yang
diperoleh p-value > α (1,00> 0,05) yang artinya tidak terdapat perbedaan yang
signifikkan tingkat pengetahuan tentang aborsi terhadap remaja putri di perkotaan
dan perdesaan.
Kata Kunci: Pengetahuan aborsi, remaja perkotaan, remaja pedesaan
viii
DAFTAR ISI
MOTTO .......................................................................................................... ii
HALAMAN ORISINALITAS......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... iv
KATA PENGANTAR....................................................................................... v
ABSTRACT....................................................................................................... vii
ABSTRAK......................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL.............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................... 1
1.2 Permasalahan.............................................................................. 2
1.3 Tujuan ....................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................... 3
ix
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 13
3.1 Jenis Penelitian .......................................................................... 13
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 13
3.3 Populasi dan Sampel ................................................................. 13
3.4 Inkusi dan Eksklusi.................................................................... 14
3.4.1 Inklusi............................................................................... 14
3.4.2 Eklusi................................................................................ 14
3.5 Metode Pengumpulan Data ....................................................... 14
3.6 Instrumen Penelitian .................................................................. 15
3.7 Variabel Penelitian .................................................................... 15
3.8 Definisi Operasional .................................................................. 16
3.9 Aspek Pengukuran .................................................................... 16
3.9.1 Pengetahuan ..................................................................... 16
3.10 Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ............................ 17
3.10.1 Pengolahan Data ............................................................ 17
3.10.2 Analisis Data .................................................................. 17
3.11 Alur Penelitian ........................................................................ 19
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1
dalam mengatasi kehamilan yang tidak diinginkan dan anggapan ini jelas tidak
benar. Pada tahun 2011 angka kejadian aborsi di dunia diperkirakan 56 juta kasus
(25,6%) dari 180 juta kehamilan. Di wilayah Asia Tenggara, World Health
Organization (WHO) memperkirakan 4,2 juta aborsi dilakukan setiap tahunnya.
Diantaranya 750.000 sampai 2 juta kasus terjadi di Indonesia, atau dapat
dikatakan hampir 50%nya terjadi di Indonesia. Angka tersebut memberikan
gambaran, bahwa masalah aborsi di Indonesia masih cukup tinggi. Sedangkan di
provinsi Aceh belum ada data resmi tentang jumlah aborsi pada remaja, begitu
pula di Aceh Utara.4
Masalah aborsi tidak hanya terkait dengan kesehatan, tetapi juga erat
dengan etika, moral, agama, hukum dan juga hak reproduksi wanita. Pada
umumnya orang melakukan aborsi apabila terjadi kehamilan yang tidak
dikehendaki karena berbagai alasan, baik didalam perkawinan ataupun diluar
perkawinan. Diluar perkawinan, aborsi sering terjadi sebagai konsekuensi dari
gaya hidup seperti seks bebas yang sering terjadi dikalangan remaja karena tidak
hati-hati dalam memilih pergaulan. Oleh sebab itu banyak terjadi kehamilan diluar
nikah sehingga menimbulkan kepanikan baik bagi wanita yang bersangkutan
maupun keluarganya. Dan untuk menghindari perasaan malu kepada masyarakat,
maka banyak diantara mereka yang memilih jalan keluar dari permasalahan yang
sedang dihadapi yaitu dengan jalan Aborsi.5
Berdasarkan paparan di atas maka perlu dilakukan penelitian tentang
perbandingan tingkat pengetahuan aborsi pada Remaja Putri di perkotaan dan
Pedesaan.
2
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan pengetahuan tentang aborsi
pada remaja di perkotaan
2. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan pengetahuan tentang aborsi
pada remaja pedesaan
3. Untuk mengetahui Perbandingan tingkat pengetahuan tentang aborsi
pada remaja perkotaan dan pedesaan
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah suatu informasi yang telah diketahui setelah seseorang
melakukan penginderaan pada suatu objek. Penginderaan ini merupakan hasil dari
panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa,
dan raba. Pada umumnya pengetahuan diperoleh ketika mendapatkan informasi
melalui indera penglihatan dan pendengaran.6
Proses pengetahuan meliputi tiga aspek, antara lain proses mendapat
informasi, proses transformasi, dan proses evaluasi. Pengetahuan atau kognitif
adalah domain yang terpenting dalam membentuk tindakan seseorang. Jika
seseorang memperoleh pendidikan lebih tinggi, maka semakin mudah pula
seseorang tersebut memperoleh informasi, dan pengetahuan yang dimiliki akan
semakin banyak. Buruknya pengetahuan yang dimiliki individu dimungkinkan
karena informasi yang didapat selama ini hanya sampai pada tingkatan
pengetahuan yang pertama yaitu tahu, kemungkinan para individu belum sampai
memahami atau bahkan mengaplikasikan pengetahuan yang mereka dapat ke
dalam kehidupan mereka sehari-hari.7
Tingkatan pengetahuan terdiri dari:
a. Pengetahuan
Pengetahuan memiliki arti mengingat suatu materi yang pernah dipelajari
sebelumnya berupa bahan atau materi yang telah di pelajari.
b. Memahami
Memahami memilki arti sebagai kemampuan seseorang dalam menjelaskan
secara rinci mengenai objek yang diketahui dan dapat meng-
interpretasikannya dengan benar.
c. Aplikasi
Aplikasi memiliki arti sebagai kemampuan dalam penggunaan materi yang
sudah dipelajari dalam situasi sebenarnya atau pada kondisi yang rill.
Aplikasi juga dapat diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus,
metode, prinsip, dan lain-lain.
4
d. Analisis
Anilisis yaitu kemampuan dalam menjabarkan suatu materi atau obyek ke
dalam komponen-komponen, namun masih terkait antara satu dengan lainnya.
Kemampuan analisis ini dapat ditandai dari penggunaan kata-kata kerjanya.
e. Sintesis
Sintesis yaitu kemampuan untuk menyusun formasi baru dari formasi yang
ada.
f. Evaluasi
Evaluasi yaitu kemampuan untuk melaksanakan penelitian terhadap suatu
obyek.6
5
Sedangkan untuk masyarakat desa, rendahnya pengetahuan dikarenakan
kurangnya sosialisasi, kurangnya media promosi kesehatan. Dan penyebab
yang tidak dapat ditangani yaitu pendidikan masyarakat yang sangat rendah.
Namun tingkat pendidikan yang rendah sulit ditangani karena
membutuhkan waktu dan biaya yang besar.10
2.2. Aborsi
2.2.1. Pengertian
Abortus adalah penghentian kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan, pada usia kehamilan < 20 minggu atau berat janin kurang dari 500
gram. Definisi abortus menurut WHO adalah pengakhiran kehamilan, baik secara
spontan maupun disengaja, sebelum 20 minggu berdasarkan hari pertama
menstruasi terakhir. Definisi lain yang digunakan adalah adalah pelahiran janin-
neonatus yang memiliki berat kurang dari 500 gram. Namun, definisi abortus
bervariasi, tergantung pada hukum laporan negara tentang abortus, kematian
janin, dan kematian neonates.11
Di Indonesia abortus lebih populer disebut aborsi. Berdasarkan undang-
undang dan peraturan di Indonesia, aborsi merupakan tindakan menggugurkan
kandungan atau mematikan kandungan yang dilakukan dengan sengaja oleh
seorang wanita atau seorang yang memaksa melakukan pengguguran.Dalam hal
ini wanita hamil yang ingin menggugurkan kandungan, sedangkan orang yang
menurut KUHP dapat disuruh untuk melakukan aborsi adalah tabib, bidan atau
juru obat.12
2.2.2. Jenis-jenis
1) Berdasarkan Kejadiaannya
Abortus spontan terjadi karena tidak ada unsur tindakan dari luar dan
dengan kekuatan sendiri.
Abortus buatan yaitu abortus yang sengaja dilakukan dan membuat
kehamilannya diakhiri. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
menghilangkan konsepsi yang dilakukan berdasarkan indikasi medis
yaitu menghilangkan kehamilan untuk menyelamatkan nyawa ibu.
6
2) Berdasarkan Pelaksanaannya
Abortus buatan teraupetik (medicinalis) dilakukan secara legalitas oleh
tenaga medis yang didasari pada indikasi medis.
Abortus buatan illegal yang dilakukan adalah tanpa adanya dasar hukum
atau disebut dengan abortus kriminalis.
3) Berdasarkan Gambaran Klinis
Keguguran lengkap (abortus kompletus) yaitu seluruh hasil konsepsi
dikeluarkan.
Keguguran tidak lengkap (abortus inkompletus) yaitu sebagian dari hasil
konsepsi masih tersisa didalam rahim yang dapat menimbulkan penyulit.
Keguguran mengancam (abortus imminen) yaitu abortus yang masih
baru dan bisa dipertahankan.
Keguguran tak terhalangi (abortus insipien) yaitu abortus yang sudah
berlangsung dan tidak dapat dicegah atau dihalangi lagi.
Keguguran habitualis yaitu abortus yang berulang dan berturut-turut
terjadi sekurang-kurangnya sengayak 3 kali.
Keguguran dengan infeksi (abortus infeksiousus) yaitu keguguran yang
disertai dengan infeksi sebagian besar dalam bentuk tidak lengkap.
Missed abortion yaitu keadaan dimana Janin sudah mati sebelum
minggu ke 22, tetapi masih tertahan didalam Rahim selama 2 bulan atau
lebih setelah janin mati.13
2.2.3 Faktor-faktor
1. Kurangnya pengetahuan
Remaja putri yang pernah melakukan hubungan seks dan akhirnya
melakukan aborsi bisa disebabkan karna kurangnya pengetahuan atau
pendidikan remaja sejak dini.
2. Media
Sekitar 83% remaja pernah menonton video pornografi, terdapatnya
pengaruh akses dan kontak media informasi terutama media pornografi
dengan perilaku seksual pranikah berisiko KTD (kehamilan tidak
diinginkan).2
7
3. Harus diakui bahwa aborsi dilakukan dengan berbagai penyebab, efek dan
alasan, salah satunya sebagai akibat pemerkosaan. Secara umum, banyak
orang percaya bahwa anak yang dikandung oleh korban perkosaan pada
dasarnya tidak diharapkan oleh perempuan korban perkosaan, dalam hal
korban perkosaan tidak memiliki pilihan dan kemampuan untuk
menghindar sehingga akhirnya terjadi kehamilan.
2.2.4 Komplikasi
1. Trauma psikis
Masalah trauma psikologis sangat umum pada wanita yang melakukan
aborsi tidak aman. Mereka cenderung menyalahkan diri sendiri, trauma dengan
sesuatu yang mengingatkannya pada kehamilan yang tidak diinginkan dan janin,
kesedihan dan stres berlarut-larut, penyesalan dan kekecewaan yang mendalam,
takut kehilangan keluarga, terutama orang tua, pikiran terkonsentrasi pada
perasaan orang lain dan cenderung melupakan kesehatan dirinya, merasa sangat
bersalah dan tidak layak di hadapan Allah, dan takut untuk berkomunikasi dengan
orang-orang terkait dengan pengalaman masa lalu. Mereka yang melakukan aborsi
tidak aman juga sangat berisiko berurusan dengan hukum.
Dari hasil pencarian penulis, ada setidaknya delapan kasus aborsi tidak
aman dilaporkan di media berita online sejak Januari hingga Desember 2018. Dari
semua laporan, sebagian besar wanita yang melakukan aborsi berpengalaman
penahanan, sementara beberapa kasus melaporkan bahwa laki-laki menghilang
dan tidak ikut bertanggung jawab.14
Komplikasi yang mungkin terjadi pada tindakan aborsi adalah sebagai
berikut:
1) Pengumpulan bekuan darah sehingga uterus memerlukan kuretase ulang.
2) Infeksi.
3) Robekan pada mulut rahim.
4) Perforasi (luka tembus) pada dinding rahim atau kerusakan organ-organ lain,
seperti panggul atau usus.
5) Missed abortion, kegagalan dalam pengakhiran kehamilan, sehingga
membutuhkan tindakan ulang.
8
6) Abortusincompletes, aborsi tidak lengkap karena keterlambatan jaringan,
seluruh atau sebagian dari hasil konsepsi masih tertahan di rahim yang
menyebabkan infeksi dan menyebabkan kematian.
7) Perdarahan banyak karena rahim tidak berkontraksi.
8) Efek samping jangka panjang seperti penyumbatan di saluran tuba untuk
kerusakan yang mengakibatkan infertilitas atau sering disebut sebagai
kemandulan.
Aborsi sebenarnya terkait dengan permasalahan psikologi disamping
permasalahan kesehatan. Secara mental, wanita yang memutuskan untuk
melakukan aborsi untuk alasan apapun, gejolak, rasa tidak aman, kekhawatiran
yang berlebihan, putus asa, atau bahkan penyesalan dan rasa bersalah dan dosa.
Gangguan ini disebut pasca abortion syndrom. Komplikasi ini tidak jarang
menyebabkan kematian perempuan, atau cacat permanen. Belum lagi tekanan
pada pilihan aborsi dianggap sosial tindak pidana.Alih-alih dukungan dan
penguatan untuk meringankan beban fisik dan psikologis yang menerpanya,
bahkan dicela dan dianiaya wanita atau bahkan dihukum penjara.15
2.3 Remaja
Masa remaja adalah tahap perkembangan dinamis dalam kehidupan
seseorang. Periode ini merupakan periode transisi dari masa kanak-kanak menuju
dewasa (pubertas). Masa remaja dimulai pada usia 12 sampai 21 tahun. masa
remaja awal antara usia 12-15 tahun. Remaja merupakan bagian dari populasi
yang berisiko, sehingga mereka perlu perhatian khusus karena berbagai masalah
yang terjadi pada remaja dipengaruhi oleh berbagai dimensi kehidupan dalam diri
mereka sendiri, biologi, kognitif, moral dan psikologis dimensi yang baik, dan
pengaruh lingkungan sekitarnya.16
Sekitar 33,3% remaja laki-laki dan 34,5% remaja perempuan mulai
berpacaran ketika masih dibawah usia 15 tahun. Hal ini memiliki dampak yang
buruk terhadap potensi keterampilan yang ada di dalam diri seorang remaja dan
juga terdapat kemungkinan buruk seperti berujung memiliki hubungan yang tidak
baik atau tidak sehat diantaranya adalah melakukan hubungan seks sebelum
menikah. Perilaku seksual pranikah pada remaja sangat memprihatinkan. Angka
9
perilaku seksual pranikah pada remaja di Indonesia umumnya terjadi kehamilan
yang tidak dikehendaki pada seorang remaja yang berusia dibawah 15 Tahun,
terutama di daerah pedesaan, meskipun dengan proporsi yang sangat kecil yaitu
(0,03%). Hal tersebut disebabkan oleh adanya rasa penasaran yang tinggi dan
tidak memiliki kemampuan untuk menahan diri. Pada umumnya remaja masih
tergolong minim pengetahuan terkait konsekuensi dari perilaku seksual pranikah.
Bentuk perilaku seksual sebelum menikah seperti ciuman, sentuhan, atau
hubungan seksual. Sehingga berujung kepada kehamilan yang tidak diinginkan
yang akhirnya memutuskan untuk melakukan aborsi.17
10
2.5 Kerangka Teori
Baik
Remaja Perkotaan
Pengetahuan Aborsi
Remaja Pedesaan
Buruk
Keterangan:
-------- : Diteliti
: Tidak Diteliti
11
2.6 Kerangka Konsep
Remaja Putri
diperkotaan
Pengetahuan Aborsi
Remaja Putri
pedesaaan
2.7 Hipotesis
H0 = Tidak terdapat perbedaan tingkat pengetahuan aborsi pada remaja putri
di perkotaan dan pedesaan.
H1 = Terdapat perbedaan tingkat pengetahuan aborsi pada remaja putri di
perkotaan dan pedesaan.
12
BAB III
METODE PENELITIAN
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu
hingga dianggap dapat mewakili populasinya.
13
146
n=
1+146 (0,05)2
146
= 1+ 146(0,0025)
146
= 1+ 0,365
146
= 1,365
= 107 Orang
3.4.2 Eksklusi
1. Remaja putri yang tidak hadir pada saat pengambilan sampel.
14
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini adalah data primer. Data
yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber
datanya dengan menggunakan kuesioner, yang berisi tentang data identitas dari
responden dan pertanyaan tentang pengetahuan terhadap aborsi.
15
3.8 Definisi Operasional
16
1. Baik, apabila menjawab pertanyaan yang diajukan dengan benar ≥ 50% atau
memiliki nilai 23 - 45.
2. Kurang, apabila menjawab pertanyaan yang diajukan dengan benar < 50%
atau memiliki nilai 1 - 22.
1. Analisis Univariat
Analisa univariat dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi setiap
variabel.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk melihat perbandingan tingkat
pengetahuan aborsi pada siswi SMP di perkotaan dan pedesaan maka
dilakukan analisis data menggunakan software SPSS, metode yang
digunakan adalah statistik nonparametric yaitu uji Chi-Square. Penilaian
17
hasil menggukan hasil data mean total jawaban sampel dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
2( O−E2 )
x =Σ
E
Keterangan:
O (Observed) = nilai hasil pengamatan
E (Expected) = nilai ekspektasi
18
3.11 Alur Penelitian
Mengumpulkan Kuesioner
Pengolahan Data
Analisis Data
Kesimpulan
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
20
Hasil yang didapatkan dari uji statistik mengenai hubungan tersebut
sebagai berikut:
Tabel 4.2
Perbandingan Tingkat Pengetahuan Aborsi Pada Remaja Putri Di
Perkotaan Dan Pedesaan
Pengetahuan Aborsi
Total
Asal Baik Kurang P-value
N % N % N %
Kota 106 99.1 1 0.9 107 100.0
Desa 106 99.1 1 0.9 107 100.0 1.000
Total 212 99.1 2 0.9 214 100.0
Sumber: Data Sekunder (Diolah 2020)
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa responden yang berasal
dari kota dengan pengetahuan baik sebanyak 106 orang (99.1%) dan pengetahuan
kurang sebanyak 1 orang (0.9%). Begitu juga untuk responden yang berasal dari
desa dengan pengetahuan baik sebanyak 106 orang (99.1%) dan pengetahuan
kurang sebanyak 1 orang (0.9%).
Berdasarkan hasil pengujian chi square yang sudah dilakukan, didapatkan
nilai ρ-value sebesar 1,00. Nilai ρ-value diperoleh dengan perhitungan matematika
berdasarkan teori peluang menggunakan Software SPSS. Karena nilai ρ-value
yang diperoleh lebih besar dari nilai yang ditetapkan yaitu 0,05 (1,00 > 0,05)
maka hipotesis 0 (H0) dianggap benar dimana hasilnya dianggap tidak bermakna
secara statistik. Artinya Tidak terdapat perbedaan tingkat pengetahuan aborsi pada
remaja putri di perkotaan dan pedesaan.
4.5 Pembahasan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitain mengenai perbandingan
tingkat pengetahuan aborsi remaja putri di Kota Lhokseumawe dan remaja putri di
Kabupaten Aceh Utara menunjukkan bahwa, dari total 107 responden di Kota
Lhokseumawe dan 107 responden di Kabupaten Aceh Utara tingkat pengetahuan
aborsinya sama, yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 99.1% dan yang
memiliki pengetahuan kurang sebanyak (0.9%).
21
Hasil lebih lanjut dari pengujian chi square diperoleh Nilai ρ-value sebesar
1,00 dimana nilai tersebut lebih besar dari nilai yang telah ditetapkan yaitu 0,05.
Karena nilai ρ-value > maka Hipotetsis 0 diterima. Artinya tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara tingkat pengetahuan aborsi pada remaja putri di
perkotaan dan remaja putri di pedesaan.
Menurut penelitian yang dilakakukan oleh Hery Ernawati tahun 2018
mengenai Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja di Daerah Perdesaan,
menyimpulkan bahwa, sebagian besar (61,7%) remaja di desa memiliki
pengetahuan tentang kesehatan dalam kategori baik. Hal tersebut membuktikan
bahwa tingkat pengetahuan remaja di perdesaan dengan remaja di perkotaan
mengenai kesehatan remaja tidak begitu mendominan diantara salah satunya26.
Terdapat beberapa faktor yang dianggap dapat menyebabkan tidak
terdapat perbedaan antara tingkat pengetahuan aborsi pada remaja putri di
perdesaan dan perkotaan, antara lain informasi mengenai aborsi yang diperoleh
baik di kota maupun di desa sama. Informasi dianggap sangat berpengaruh
terhadap pengetahuan seseorang untuk meningkatkan pengetahuan dalam
memahami suatu kasus. Pemberian informasi pengetahuan aborsi berpengaruh
terhadap peningkatan pengetahuan seseorang dalam memahami. Memberi
informasi dapat mendukung proses dalam penyampaian materi sehingga dapat
meningkatkan pengetahuan remaja.20
Guru, keluarga dan teman memiliki peran terhadap tingkat pengetahuan.
Kurangnya pemahaman tentang pengetahuan aborsi dan bisa juga dipengaruhi
oleh teman-teman sebaya, orangtua, dan guru yang tergolong sangat minim dalam
memberikan edukasi/ pengetahuan seputar pendidikan seksual.23
Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Pengetahuan
sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan
pendidikan maka orang akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi
perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang tidak berpendidikan mutlak
berpengetahuan rendah. Pengetahuan seseorang tentang suatu informasi
mengandung dua aspek, yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek ini yang
akan menentukan sikap seseorang semakin banyak aspek positif dan informasi
22
yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap informasi
tertentu20.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan
dilakukan oleh Alexander dan Elise Putri, dimana penelitian tersebut
menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan pengetahuan dan sikap terhadap aborsi
pada remaja putri di SMA Taman Mulia kabupaten Kubu Raya Tahun 2017.
Namun, mereka menyarankan untuk meningkatkan pengetahuan siswi dengan
memberikan banyak informasi mengenai aborsi, serta bekerja sama dengan
puskesmas atau institusi kesehatan untuk pemberian materi mengenai aborsi.20
Penelitian yang dilakukan oleh Suci M. Ayu dan Tri Kurniati pada tahun
2017 dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Aborsi
di MAN 2 Kediri Jawa Timur” hasil dari penelitian tersebut menyimpulkan ada
hubungan antara tingkat pengetahuan remaja putri tentang aborsi dengan sikap
remaja terhadap aborsi. Penelitian ini membuktikan bahwa semakin tinggi
pengetahuan tentang aborsi akan semakin tinggi sikap remaja terhadap aborsi.
Perbedaan dengan penelitian ini yaitu meneliti tentang Perbandingan Tingkat
Pengetahuan Aborsi Pada Siswi SMP di perkotaan dan pedesaan.24
Penelitian ini hampir serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Ida
Susila pada tahun 2018 yaitu “Studi komparatif pengetahuan remaja tentang
penyimpangan perilaku seks di desa dan kota” didapatkan hasil gambaran
pengetahuan tentang penyimpangan perilaku seks khususnya variabel pelecehan
seksual, di SMA Yapita Surabaya sebesar 54 (52,4%) dengan kriteria cukup dan
di MA Roudlotul Muta’abidin Lamongan sebesar 36 (53,7%) dengan kriteria
kurang. sehingga dapat disimpulkan tidak ada perbedaan penyimpangan perilaku
seks baik di SMA Yapita Surabaya dan di MA Roudlotul Muta’abidin Lamongan.
Sehingga perlu diadakan pendidikan khusus untuk remaja.23
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Ida Susila pada tahun 2018, jika
dibandingkan dengan penilitian ini dapat disimpukan bahwasanya tingkat
pengetahuan remaja di perkotaan dengan remaja di perdesaan tidak begitu
mendoninasi satu sama lainnya, baik mengenai aborsi maupun seks.
23
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap remaja putri kota
Lhokseumawe dan Aceh Utara, maka dapat disimpulan sebagai berikut:
1. Variabel pengetahuan aborsi pada siswa kota dengan pengetahuan baik
sebanyak 99.1% dan kurang (0.9%). Dan begitu juga pada variabel
pengetahuan aborsi pada siswa desa dengan pengetahuan baik sebanyak
99.1% dan kurang (0.9%).
2. Berdasarkan hasil pengujian Chi square, diperoleh nilai p-value sebesar 1,00,
secara statistik hasil tersebut dianggap tidak bermakna karena nilai p-value
yang diperoleh lebih besar daripada nilai yang ditetapkan yaitu 0,05
(1,00>0,05) dengan kata lain hipotesis 0 (H0) diterima yang artinya tidak
terdapat perbedaan tingkat pengetahuan aborsi pada remaja putri di perkotaan
dan pedesaan.
5.2 Saran
5.1.1 Bagi Institusi Pendidikan
Mahasiswa yang masih menempuh pendidikan agar dapat menggali lebih
dalam dan mempelajari lebih lanjut mengenai peningkatan aborsi yang terjadi saat
ini dan dapat mencari faktor-faktor penyebabnya.
24
DAFTAR PUSTAKA
1. Sarwono SW. Psikologi Remaja. Revisi. Jakarta: Rajawali Pers; 2011. (1):
30-32
25
11. Cunningham, Leveno, Bloom, Hauth, Rouse, Spong. Obstetri Williams. 23
ed. dr. Rudi Setia D, editor. Jakarta: EGC; 2019. (1) 3-8
18. Suparmini, Wijayanti AT. Buku Ajar Masyarakat Desa dan Kota (Tinjauan
Geografis Sosiologis dan Historis). 2015;1–152.
19. Fauzi A. Tata Kelola Dana Desa dalam Rangka Implementasi Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa di Kabupaten Sidoarjo. J
Kebijak dan Manaj Publik. 2017;5(1):23–40.
26
Konsentrasi Belajar Matematika Siswa Sekolah. FIBONACCI J Pendidik
Mat Mat. 2015;1(2):80–94.
27
Lampiran 1
Kepada Yth,
Calon Responden Penelitian
Di-
Tempat
Dengan Hormat,
Sebagai persyaratan tugas akhir mahasiswa Falkultas Kedokteran, saya akan
melakukan penelitian tentang "Perbandingan Tingkat Pengetahuan Aborsi
Pada Siswi Smp Di Perkotaan Dan Pedesaan".
Untuk maksud tersebut saya memerlukan data / informasi yang nyata dan
akurat dari saudara melalui pengisian kuesioner yang saya lampirkan pada surat
ini. Saudara berhak berpartisipasi atau tidak dalam penelitian ini sangat
berdampak terhadap kemajuan dalam bidang kedokteran bila semua pihak ikut
berpartisipasi. Bila saudara setuju terlibat dalam penelitian ini, mohon mengisi
lembar kuesioner dengan sejujurnya.
Kesediaan dan perhatian saudara saya harapkan dan atas partisipasinya saya
ucapkan terima kasih.
Zakiatul Fuada
Nim: 17171048
28
Lampiran 2
( )
29
Lampiran 3
KUESIONER PENELITIAN
1. Nama :............................................
2. Kelas :............................................
3. Umur :............................................
4. Alamat :............................................
I. PENGETAHUAN RESPONDEN
1. Siapakah yang sangat beresiko dengam kejadian seksual pranikah?
a. Remaja
b. Dewasa
c. Tidak tau
2. Kehamilan yang tidak diinginkan dapat berlanjut pada ?
a. Aborsi
b. Pernikahan dini
c. Tidak tau
3. Apa Bahaya yang timbul bila menggugurkan kandungan kepada dukun?
a. Perdarahan Hebat sehingga berujung kematian.
b. Cacat seumur hidup.
c. Tidak tau sama sekali.
30
4. Bila kerusakan alat reproduksi terjadi karena menggugurkan kandungan,
maka hal itu dapat mengakibatkan?
a. Kemandulan
b. Kecacatan Anak yang lahir
c. Tidak tau sama sekali
6. Apakah dampak psikologis yang mungkin terjadi akibat hamil dini dan
berumah tangga pada saat remaja?
a. Stres, malu pada masyarakat
b. Diusir oleh orangtua
c. Tidak tau sama sekali
7. Apakah dampak dari segi ekonomi yang mungkin terjadi saat remaja hamil
dini dan berumah tangga?
a. Putus Sekolah sehingga menghalangi cita-cita
b. Tidak bisa bermain-main lagi bersama teman-teman
c. Tidak tau sama sekali
31
9. Apabila ketahuan menggugurkan kandungan yang bertentangan dengan
hukum, maka:
a. Terkena pasal pelanggaran UUD dan Masuk Penjara.
b. Biasa saja karena hal biasa.
c. Tidak tau.
32
14. Yang tidak diperbolehkan untuk seorang dokter melakukan tindakan
pengguguran kandungan yang berjenis?
a. Abortus provocatus
b. Abortus provocatus medicinalis
c. Tidak tau
33
LAMPIRAN 4
34
35
36
LAMPIRAN 5
37
(Uji Validitas dan Uji Reliabilitas)
Correlations
Correlation
Sig. (2- ,032 ,670 ,015 ,043 ,016 ,000 ,095 ,069 ,262 ,000 ,044 ,801 ,011 ,148 ,000
tailed)
N 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214
* * * ** * * ** **
p2 Pearson ,147 1 ,173 ,174 ,371 ,041 ,103 ,156 ,164 -,043 ,030 ,039 ,220 ,095 ,211 ,435**
Correlation
Sig. (2- ,032 ,011 ,011 ,000 ,555 ,134 ,023 ,016 ,529 ,666 ,570 ,001 ,164 ,002 ,000
tailed)
N 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214
p3 Pearson ,029 ,173* 1 ,639** ,316** ,175* ,146* ,268** ,265** ,175* ,036 ,123 -,023 ,055 ,177** ,579**
Correlation
Sig. (2- ,670 ,011 ,000 ,000 ,010 ,033 ,000 ,000 ,011 ,604 ,072 ,736 ,423 ,010 ,000
tailed)
N 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214
p4 Pearson ,167* ,174* ,639** 1 ,406** ,252** ,205** ,258** ,326** ,110 ,144* ,114 -,008 ,166* ,138* ,658**
Correlation
Sig. (2- ,015 ,011 ,000 ,000 ,000 ,003 ,000 ,000 ,108 ,035 ,097 ,913 ,015 ,043 ,000
tailed)
N 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214
* ** ** ** ** ** ** ** * *
p5 Pearson ,139 ,371 ,316 ,406 1 ,259 ,387 ,213 ,406 ,135 ,085 ,096 ,114 ,008 ,145 ,654**
Correlation
Sig. (2- ,043 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,002 ,000 ,049 ,216 ,160 ,095 ,909 ,034 ,000
tailed)
N 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214
* * ** ** ** ** * ** **
p6 Pearson ,164 ,041 ,175 ,252 ,259 1 ,406 ,285 ,172 ,081 ,301 ,254 ,084 ,040 ,021 ,535**
Correlation
Sig. (2- ,016 ,555 ,010 ,000 ,000 ,000 ,000 ,012 ,238 ,000 ,000 ,220 ,563 ,759 ,000
tailed)
N 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214
p7 Pearson ,273** ,103 ,146* ,205** ,387** ,406** 1 ,286** ,256** ,147* ,335** ,068 ,106 ,113 ,013 ,566**
Correlation
Sig. (2- ,000 ,134 ,033 ,003 ,000 ,000 ,000 ,000 ,032 ,000 ,322 ,124 ,100 ,847 ,000
tailed)
N 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214
38
p8 Pearson ,114 ,156* ,268** ,258** ,213** ,285** ,286** 1 ,047 ,046 ,361** ,209** ,108 ,238** ,248** ,525**
Correlation
Sig. (2- ,095 ,023 ,000 ,000 ,002 ,000 ,000 ,494 ,504 ,000 ,002 ,115 ,000 ,000 ,000
tailed)
N 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214
p9 Pearson ,124 ,164* ,265** ,326** ,406** ,172* ,256** ,047 1 ,144* ,102 -,067 ,085 ,040 ,156* ,523**
Correlation
Sig. (2- ,069 ,016 ,000 ,000 ,000 ,012 ,000 ,494 ,036 ,136 ,332 ,216 ,558 ,022 ,000
tailed)
N 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214
* * * * ** ** **
p10 Pearson -,077 -,043 ,175 ,110 ,135 ,081 ,147 ,046 ,144 1 ,128 ,190 ,237 ,215 ,127 ,276**
Correlation
Sig. (2- ,262 ,529 ,011 ,108 ,049 ,238 ,032 ,504 ,036 ,062 ,005 ,000 ,002 ,063 ,000
tailed)
N 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214
** * ** ** ** * ** *
p11 Pearson ,330 ,030 ,036 ,144 ,085 ,301 ,335 ,361 ,102 ,128 1 ,116 ,138 ,268 ,138 ,432**
Correlation
Sig. (2- ,000 ,666 ,604 ,035 ,216 ,000 ,000 ,000 ,136 ,062 ,090 ,043 ,000 ,044 ,000
tailed)
N 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214
p12 Pearson ,138* ,039 ,123 ,114 ,096 ,254** ,068 ,209** -,067 ,190** ,116 1 ,292** ,167* ,110 ,348**
Correlation
Sig. (2- ,044 ,570 ,072 ,097 ,160 ,000 ,322 ,002 ,332 ,005 ,090 ,000 ,015 ,109 ,000
tailed)
N 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214
p13 Pearson -,017 ,220** -,023 -,008 ,114 ,084 ,106 ,108 ,085 ,237** ,138* ,292** 1 ,196** ,365** ,300**
Correlation
Sig. (2- ,801 ,001 ,736 ,913 ,095 ,220 ,124 ,115 ,216 ,000 ,043 ,000 ,004 ,000 ,000
tailed)
N 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214
* * ** ** ** * ** **
p14 Pearson ,173 ,095 ,055 ,166 ,008 ,040 ,113 ,238 ,040 ,215 ,268 ,167 ,196 1 ,344 ,324**
Correlation
Sig. (2- ,011 ,164 ,423 ,015 ,909 ,563 ,100 ,000 ,558 ,002 ,000 ,015 ,004 ,000 ,000
tailed)
N 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214
** ** * * ** * * ** **
p15 Pearson ,099 ,211 ,177 ,138 ,145 ,021 ,013 ,248 ,156 ,127 ,138 ,110 ,365 ,344 1 ,370**
Correlation
Sig. (2- ,148 ,002 ,010 ,043 ,034 ,759 ,847 ,000 ,022 ,063 ,044 ,109 ,000 ,000 ,000
tailed)
N 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214
39
total Pearson ,391** ,435** ,579** ,658** ,654** ,535** ,566** ,525** ,523** ,276** ,432** ,348** ,300** ,324** ,370** 1
Correlation
Sig. (2- ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
tailed)
N 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214 214
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,750 15
40
LAMPIRAN 6
(Analisis Univariat)
Kota
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 106 99,1 99,1 99,1
Kurang 1 ,9 ,9 100,0
Total 107 100,0 100,0
Desa
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 106 99,1 99,1 99,1
Kurang 1 ,9 ,9 100,0
Total 107 100,0 100,0
41
LAMPIRAN 7
(Analisis Bivariat)
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
a
Pearson Chi-Square ,000 1 1,000
b
Continuity Correction ,000 1 1,000
Likelihood Ratio ,000 1 1,000
Fisher's Exact Test 1,000 ,751
Linear-by-Linear Association ,000 1 1,000
N of Valid Cases 214
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,00.
b. Computed only for a 2x2 table
42
LAMPIRAN 8
SMP 7 Kota Lhokseumawe
43
44
45
46
47
SMP 7 Simpang Keramat
48
49
LAMPIRAN 9
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Identitas Pribadi
1. Nama Lengkap : Zakiatul Fuada
2. Tempat dan Tanggal Lahir : Peudada, 11 Januari 2000
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Status Perkawinan : Belum Kawin
6. Alamat Lengkap : Buloh Blang Ara
7. Telephone/HP : 082299094304
8. Email : zakiatulfuada2000@gmail.com
9. Warga Negara : Indonesia
Pendidikan
1. Pendidikan Dasar : SDN 5 Kuta Makmur
2. Pendidikan SMP : MTsS Ulumuddin Boarding School
3. Pendidikan SMA : MA Ulumuddin Boarding School
Orang Tua
1. Nama Ayah : H. Jamaluddin
Pekerjaan : Wiraswasta
50