AGUSTUS 2020
Oleh :
Kezia Febiola Putri Dewi
C011171545
Pembimbing :
Dr. dr. Warsinggih, Sp.B-KBD
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN DOKTER
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
KARAKTERISTIK ILEUS OBSTRUKTIF
SKRIPSI
C011171545
PEMBIMBING :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
ii
IV
LEMBAR PERNYATAAN ORISINILITAS KARYA
vi
Kezia Febiola Putri Dewi (C011171545)
ABSTRAK
Latar Belakang : Ileus adalah oklusi atau kelumpuhan usus yang mencegah
perjalanan ke depan dari isi usus, menyebabkan akumulasi di proksimal ke lokasi
penyumbatan. Setiap tahunnya 1 dari 1000 penduduk didiagnosis ileus. Ileus
obstruktif menjadi salah satu bentuk kelainan pada traktus digestivus dan menjadi
kegawatan dalam bedah abdominalis yang sering dijumpai akibat keadaan umum
yang memburuk dalam waktu singkat. Obstruksi usus halus menempati sekitar
20% dari seluruh pembedahan darurat, apabila tidak ditangani maka tingkat
kematian mendekati 100%. Bila operasi dilakukan dalam 24-48 jam dapat
menurunkan angka kematian hingga kurang dari 10%. Faktor-faktor yang
menentukan morbiditas meliputi usia pasien, komorbiditas, dan keterlambatan
dalam perawatan. Data yang diperoleh, mortalitas obstruksi usus secara
keseluruhan masih sekitar 5-8%. Tujuan : Untuk mengetahui karakteristik
penderita ileus obstruktif yang dirawat inap di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo
Makassar tahun 2018. Metode : Penelitian ini dilakukan dengan cara deskriptif
observasional dengan pendekatan retrospektif menggunakan data sekunder berupa
rekam medik. Hasil dan kesimpulan : diperoleh 90 sampel pasien ileus
obstruktif. Usia terbanyak 46-55 tahun, jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki
(69%), penyebab terbanyak adalah adhesi (38%), pemeriksaan penunjang
terbanyak adalah foto polos abdomen (39%), berdasarkan letak obstruksi
terbanyak pada letak rendah (61%), Luas obstruksi yang paling banyak yaitu
obstruksi partial (63%), penatalaksanaan terbanyak adalah operatif (53%), kondisi
pulang pasien terbanyak yaitu membaik (49%).
Kata kunci : Karakteristik, ileus obstruktif, rumah sakit umum pusat Dr. Wahidin
Sudirohusodo
vii
CHARACTERISTICS OF OBSTRUCTIVE ILEUS AT DR.
WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR HOSPITAL IN 2018
ABSTRACT
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas karunia dan kasih-Nya, penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul
Makassar tahun 2018 ” dapat diselesaikan dengan baik. Penulisan skripsi ini
diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan peneliti lainnya
hadapi, namun berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga
akhirnya penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulis menyadari
bahwa penelitian ini tidak serta merta hadir tanpa adanya bantuan dan dukungan
dari semua pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, dengan segala
kerendahan hati penulis ingin menyampaikan terima kasih yang tulus kepada :
Hasanuddin.
penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan berjalan
dengan lancar.
ix
3. Dr. dr. Prihantono, Sp.B(K)Onk, M.Kes. dan dr. Sulmiati, Sp.Ba selaku
penguji skripsi I dan II yang telah memberikan kritik dan saran yang
4. Kedua orang tua penulis, Bapak I Wayan Suka Arsana dan Ibu Irene Edith
Rieuwpassa serta adik saya Nathalia Syarena Putri yang selalu memberikan
bagi penulis.
Dhiya Latifah, Filza Salsabila, Dwi PM, Dwi Bataritoja, Farhan Yaasir,
9. Untuk Diasrini Wulan selaku partner skripsi saya yang telah mau
x
10. Saudara serta saudari satu angkatanku “Vitreous”. Terimakasih atas
segala yang telah kalian berikan selama ini, dari kalian banyak pelajaran
12. Staf akademik, staf tata usaha, dan staf perpustakaan Fakultas Kedokteran
penulis.
13. Dan pihak – pihak lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
xi
DAFTAR ISI
ABSTRAK................................................................................................... VI
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................ 1
2.3 Etiologi................................................................................... 8
2.4 Epidemiologi.......................................................................... 10
xiii
BAB 5 HASIL ....................................................................................................... 33
LAMPIRAN .......................................................................................................... 51
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi usia pasien ileus obstruktif di RSUP Dr. Wahidin
Tabel 5.2 Distribusi jenis kelamin pasien ileus obstruktif di RSUP Dr. Wahidin
Tabel 5.3 Distribusi etiologi pasien ileus obstruktif di RSUP Dr. Wahidin
Tabel 5.4 Distribusi pemeriksaan penunjang pada pasien ileus obstruktif di RSUP
Tabel 5.5 Distribusi luas obstruksi pada pasien ileus obstruktif di RSUP Dr.
Tabel 5.6 Distribusi letak obstruksi pada pasien ileus obstruktif di RSUP Dr.
Tabel 5.7 Distribusi jenis tindakan pada pasien ileus obstruktif di RSUP Dr.
Tabel 5.8 Distribusi status/kondisi pulang pasien ileus obstruktif di RSUP Dr.
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB 1
PENDAHULUAN
penyakit utama penyebab kematian tahun 2008 dengan angka kematian 6.825
orang dan Case Fatality Rate (CFR) sebesar 2.91% (Kemenkes RI, 2010).
Menurut definisi ileus adalah oklusi atau kelumpuhan usus yang mencegah
penyumbatan (Vilz TO, 2017). Obstruksi terjadi ketika lumen usus menjadi
Ileus obstruktif menjadi salah satu bentuk kelainan pada traktus digestivus
dan menjadi kegawatan dalam bedah abdominalis yang sering dijumpai akibat
keadaan umum yang memburuk dalam waktu singkat. Ileus adalah gangguan
pasase usus baik secara mekanik maupun fungsional misalnya pada mekanik
Obstruksi usus halus merupakan obstruksi saluran cerna tinggi yang disertai
dengan pengeluaran cairan dan elektrolit yang banyak dari lumen usus akibat
perempuan (91 pasien, 24,79%). Kelompok usia yang paling umum terkena
1
2
adalah 20-60 tahun. Dari 3717 pasien yang dirawat dalam seminggu selama
periode 3 tahun, obstruksi usus akut didiagnosis pada 367 pasien. (Souvik A,
2010).
7.059 kasus ileus paralitik dan obstruktif tanpa hernia yang dirawat inap dan 7.024
motilitas usus yang disebabkan oleh obstruksi lumen usus atau gangguan
peristaltik dinding usus, luar usus yang menekan, kelainan vaskularisasi pada
(Sjamsuhidajat, 2014). Obstruksi usus halus menempati sekitar 20% dari seluruh
100%. Bila operasi dilakukan dalam 24-48 jam dapat menurunkan angka
yang diperoleh, mortalitas obstruksi usus secara keseluruhan masih sekitar 5-8%
2018?
3
1. Manfaat Keilmuan
TINJAUAN PUSTAKA
Usus halus dan usus besar merupakan bagian terpanjang pada saluran cerna.
Ketika terjadi gangguan akan berefek pada nutrisi dan transport air yang
Obstruksi usus halus merupakan hambatan pasase usus yang terjadi pada usus
halus disebut sebagai obstruksi saluran cerna tinggi yang disertai pengeluaran
fungsional, dari luas obstruksi dapat dibedakan obstruksi partial atau komplit,
yang tidak disertai terjepitnya pembuluh darah, closed loop obstruction terjadi
jika kedua segmen usus terlibat mengalami obstruksi, sedangkan pada obstruksi
Warsinggih, 2018).
2010).
letak tinggi yang mengenai usus halus dan letak rendah mengenai usus besar atau
5
6
keduanya. Pada obstruksi harus dibedakan lagi antara lain obstruksi sebagian
Obstruksi usus halus lebih umum daripada obstruksi usus besar dan merupakan
setelah kolektomi adalah 11% (Smith DA, Nehring SM, 2018: Vilz TO, 2017) .
2.2 Anatomi
membedakan usus halus dan usus besar. Lipatan ini juga menjadi lebih
lebih besar, dinding lebih tebal, mesenterium lebih sedikit lemak, dan
vasa recta yang lebih panjang. Pada ileum terdapat kumpulan besar
folikel limfe yang khas (pada pars terminalis ilei) yang merupakan
FC, 2005).
rectum.
mesocolica, dan taenia omentalis. Usus besar juga memiliki haustra dan
subserosa.
2.3 Etiologi
Berbagai etiologi potensial dari obstruksi usus besar dan halus yang
umum dari obstruksi usus halus di negara-negara industri adalah dari faktor
9
ekstrinsik yaitu adhesi pasca bedah. Adhesi secara signifikan dapat menyebabkan
dua pertiga dari pasien dengan operasi abdomen sebelumnya memiliki adhesi.
usus halus yang menyebabkan obstruksi. Penyebab ekstrinsik yang lebih jarang
namun masih lazim terjadi adalah hernia inguinalis dan umbilikalis. Hernia yang
karena usus halus menonjol melalui defek pada dinding perut dan terperangkap
didalamnya. Hernia yang tidak teridentifikasi atau tidak dapat direduksi dapat
berkembang menjadi obstruksi usus dan dianggap sebagai kasus darurat bedah
dengan usus yang tercekik atau terperangkap dalam kantung hernia dan seiring
Penyebab lain dari obstruksi usus halus ialah penyakit intrinsik yang
adalah penyebab paling umum dari penyempitan yang terlihat pada populasi
yang kurang umum. Proses ini terjadi ketika ada benda asing yang tertelan yang
dan tidak dapat lewat, membentuk penghalang ke usus besar. Perlu diketahui
bahwa sebagian besar benda asing yang melewati sphincter pyloric akan dapat
melewati saluran pencernaan bagian distal. Obstruksi usus besar kurang umum
dan hanya menyebabkan sekitar 10% - 15% dari semua penghalang usus.
10
sering terlihat pada kolon sigmoid (Smith DA, Nehring SM, 2018).
maligna, radang kronik kolon seperti kolitis ulserosa atau kolitis amuba
dalam lumen usus dan berbentuk bunga kol ditemukan terutama di sekum,
yang panjang dengan basis yang sempit sedangkan pada volvulus sekum
usus halus (faktor dari mesenterium yang panjang dan sekum yang mobile
2.4 Epidemiologi
lanjut yang timbul pada organ selain usus halus. Meskipun kelainan
gejala akut atau kronis dari obstruksi usus halus, terutama bila tanpa
10%). Penyebab yang lebih jarang dari ileus usus besar termasuk
2.5 Patofisiologi
nekrosis.
mana adhesi pita ketat melewati usus, atau di mana batu empedu
isi usus tertahan di bagian usus yang tersumbat, muntah, atau keluar
kebocoran protein.
yang lebih besar, disertai bilious, yang berbeda dengan muntah pada
besar akan meniru gejala obstruksi usus halus jika katup ileocecal
tidak kompeten.
tampak gelisah dan setelah defekasi satu-dua kali tidak ada lagi
biasanya dimulai secara akut dengan gejala yang parah, ileus usus
(80%), kram (60%), dan retensi tinja dan flatus (50%). Penyakit
yang jelas sering didahului oleh fase lama dari kebiasaan buang air
2018).
17
2.7 Diagnosis
- Anamnesis
perut kembung, muntah, tidak bisa flatus dan buang air besar, nyeri
obat-obatan.
- Pemeriksaan fisik
usus yang intensif adalah temuan klasik pada fase awal, sedangkan
- Tes laboratorium
- Ultrasonografi Abdomen
Foto polos abdomen tidak mahal dan mudah didapat, tetapi juga
memiliki bukti infeksi dan memiliki gejala yang ringan. Setelah itu
sumbata. Tampakan pelebaran usus dengan air fluid level dan pada
Media kontras oral dan intravena lebih dari 90% sensitif dan
(iskemia, perforasi).
dilakukan.
Meskipun demikian, pada pasien muda yang stabil secara klinis dan
- Evaluasi
perjalanan), kultur darah, atau tanda-tanda lain dari sepsis atau syok
2.8 Penatalaksanaan
intravena harus segera diberi untuk mengganti defisit volume dan memperbaiki
juga akan membantu mengontrol emesis dan menurunkan risiko aspirasi. Obat
analgesik dapat dimulai segera setelah pemeriksaan fisik awal. Pemberian obat
memiliki efek antiperistaltik dan tidak boleh diberikan kepada pasien dengan ileus
parsial. Jika ada bukti klinis atau laboratorium infeksi atau sepsis, antibiotik harus
diberikan lebih awal, sesuai rekomendasi dari Surviving Sepsis Campaign (Vilz
TO, 2017).
obstruksi. Pasien yang stabil dengan obstruksi parsial akan sembuh dengan
dekompresi tabung nasogastrik dan tindakan suportif. Hernia yang tidak dapat
sering memerlukan intervensi bedah segera atau darurat karena risiko iskemia
yang meningkat. Keadaan penyakit kronis seperti penyakit Crohn dan keganasan
untuk pembedahan seperti strangulasi, iskemia, tidak adanya transit konten usus
dan tidak ada bukti klinis abdomen akut. Untuk ileus partial, tingkat keberhasilan
bawah 5%. Jika ileus obstruksi total (complete) dirawat secara konservatif,
kemungkinan reseksi usus akan dibutuhkan kira-kira 30% (Vilz TO, 2017).
Indikasi untuk operasi, jika faktor risiko berupa nyeri perut selama 4
hari atau lebih, tanda peritoneum, protein C-reaktif > 75 mg / L, leukosit > 10 500
μL, > 500 mL cairan bebas, mengurangi peningkatan kontras dinding usus. Satu
poin diberikan untuk setiap kriteria yang dipenuhi. Skor 3 atau lebih hampir 70%
sensitif dan lebih dari 90% spesifik untuk bahaya strangulasi dan merupakan
Walaupun ileus usus kecil biasanya disebabkan oleh adhesi dan hampir
tiga perempat kasus dapat diobati secara konservatif, ileus usus besar biasanya
disebabkan oleh kanker dan tiga perempat kasus memerlukan pembedahan segera
2.9 Prognosis
Ketika obstruksi usus dikelola dengan cepat, dapat diperoleh hasil yang
baik. Secara umum, ketika obstruksi usus dikelola tanpa pembedahan, tingkat
kekambuhan jauh lebih tinggi daripada yang dirawat dengan pembedahan (Smith