Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Penelitian ini di latar belakangi dengan pengalaman oleh peneliti

sendiri yang mempunyai kakek yang mengalami penyakit stroke sejak 5 tahun

yang lalu. keluarga peneliti merasa kebingungan dalam merawat kakek, juga

keluarga merasa kelelahan dalam merawatnya karena keluarga harus

memenuhi kebutuhan dasarnya. seperti makan, minum, mandi, buang air kecil

dan buang air besar. Keluarga harus melakukan perawatan mandi setiap pagi

dan sore hari, keluarga sangat kesulitan untuk memandikannya karena keluarga

merasa memandikan kakek yang terbaring di tempat tidur lebih sulit di

bandingkan dengan di kamar mandi, maka keluarga merasa tidak optimal

dalam personal hygiene. Ketika kakek pulang dari rumah sakit dari tenaga

kesehatan sendiri tidak ada yang memberikan informasi tentang memandikan

lansia stroke, maka peneliti dan keluarga tidak memahami personal hygiene.

Bukan hanya pengalaman peneliti, tetapi tetangga peneliti pun

mendapatkan hal yang sama tentang neneknya mengalami stroke dan keluarga

tersebut merasa kesulitan untuk merawat neneknya, karena keluarga tetangga,

bekerja di salah satu perusahaan swasta, keluarga tetangga yang peneliti

tanyakan itu merasa harus membagi waktunya dengan pekerjaan dan saudara -

saudaranya saling bergantian merawat neneknya.

Lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas,

baik pria maupun wanita (kushariyadi, 2011). Proses tua tersebut alami terjadi dan
di tentukan oleh Tuhan yang Maha Esa. Setiap orang akan mengalami prosres

menjadi tua dan masa tua merupakan akan mengalami kemunduran fisik mental,

dan sosial secara bertahap (Azizah, 2011).

Banyak perubahan kondisi kesehatan yang terjadi sejalan dengan

penuaan, perubahan dalam metabolisme kalsium mengakibatkan tulang terjadi

rapuh dan meningkatkan resiko patah bila terjatuh. Kulit tubuh kurang elastis

penyebab kriput dan lipatan. Indra menjadi kurang tajam, sehingga orang tua

kurang dapat melihat dan mendengar. Fungsi kekebalan menjadi kurang efektif

sehingga meningkatnya usia, sehingga lansia menjadi rentan terhadap penyakit

(Nevid,Rathur dan Greene, 2005).

Masalah – masalah yang berhubungan dengan usia lanjut adalah

masalah kesehatan – baik kesehatan fisik maupun mental, masalah sosial,

masalah ekonomi, dan masalah psikologis. Menurut Maramis 2011, masalah

masalah yang sering terjadi meliputi : Gangguan fisik, kehilangan dalam

bidang sosial dan ekonomi, masalah seks, gangguan psikiatrik, dan adaptasi

terhadap kehilangan. Masalah kesehatan kronik yang paling sering terjadi pada

lansia adalah artritis, hipertensi, stroke, penyakit jantung, gangguan

pendengaran, katarak deformitas atau kelemahan ortopedik, sinusitis kronik ,

ganggua penglihatan, dan diabetes (Sadock, 2013).

Hipertensi atau tekanan darah adalah peningkatan tekanan darah

sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg

pada dua kali pengukuran dengan selang waktu 5 menit dalam keadaan cukup
istirahat/ tenang. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka

waktu lama (persistem) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal

ginjal), jantung (penyakit jantung koroner), dan otak (menyebabkan stroke)

bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yg memadai.

Stroke merupakan salah satu masalah masalah dalam bidang kesehatan

masyarakat, baik di negara maju maupun di negara berkembangan. World

Health Organization (WHO) mendefinisikan stroke sebagai terjadinya gejala

klinis yang cepat berupa gangguan fungsi serebral dengan symptom yang

berlangsung selama 24 jam atau lebih adanya kasus yang jelas selain berasal

dari system vaskuler, dari seluruh kondisi kronis, stroke dianggap sebagai

kelainan yang paling penyebabkan ketidak berdayaan pada penderita stroke

(disambling) (Suwantara, 2015). Stroke merupakan penyakit yang paling

sering menyebabkan cacat berupa kelumpuhan anggota gerak, gangguan

bicara, proses berpikir, daya ingat dan bentuk – bentuk kecacatan yang lain

sebagai akibat gangguan fungsi otak (Himawan, 2008). Menurut data laporan

WHO tahun 2015, sebanyak 20,5 juta jiwa penduduk di dunia menderita stroke

dan sudah terjangkit tahun 2001. Dari jumlah tersebut 5,5 juta jiwa di

antaranya telah meninggal dunia, dengan tekanan darah tinggi atau hipertensi

menyumbangkan 17,5 juta kasus stroke di dunia. Kasus stroke merupakan

posisi ketiga sebagai penyakit utama penyebab kematian setelah penyakit

jantung dan kanker.

Di Indonesia (2015), stroke juga menempati posisi ke tiga setelah

penyakit jantung dan kanker. Sebanyak 28,5% penderita stroke meninggal


dunia dan sisanya menderita kelumpuhan sebagian maupun total. Hanya 15%

penderita stroke yang dapat sembuh total dari serangan stroke atau kecacatan.

Yayasan stroke Indonesia (Yastroki) menyebutkan pada tahun 2015 tercatat

63,52% per 100.000 penduduk penduduk Indonesia berumur di atas 65 tahun

ditaksir terkena stroke, sedangkan jumlah orang meninggal dunia akibat stroke

diperkirakan 125.000 jiwa pertahun (Sutrisno, 2014).

Bagi pasien stroke yang mengalami gangguan tersebut, maka

kemungkinan ada satu atau beberapa kebutuhan dasar pasien yang akan

terganggu. Kebutuhan dasar manusia dibagi menjadi kebutuhan fisik,

psikologis, dan sosial. Kebutuhan fisik harus terpenuhi terlebih dahulu karena

merupakan kebutuhan terbesar yang meliputi nutrisi, istirahat, oksigen,

eliminasi, kegiatan seksual, oleh karena itu keluarga harus memiliki

kemampuan dan pengetahuan cara pemenuhan dasar manusia, dengan

membantu dan mengikuti perkembangan kemampuan pasien dalam

melaksanakan aktifitas kehidupan sehari – hari untuk memenuhi kebutuhan

dasar terutama pasien stroke (Ayu, 2013).

Dalam kehidupan sehari – sehari, kebersihan merupakan hal sangat

penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi

kesehatan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh

nilai individu dan kebiasaan. Hal – hal yang sangat dipengaruhi di antaranya

kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan persepsi seseorang terhadap

kesehatan, serta tingkat perkembangan.


Kata personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang

artinya perorangan dan hygiene yang artinya sehat. Jadi personal hygiene

(kebersihan seseorang) adalah suatu tindakan yang untuk memelihara

kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis

(Tarwoto & Wartonah. 2011).

Kebersihan diri dan lingkungan adalah bagian dari kebutuhan dasar

manusia. Kebutuhan kebersihan diri atau dikenal dengan personal hygiene

merupakan kebutuhan perawatan diri sendiri atau perseorangan yang dilakukan

untuk mempertahankan kesehatan baik secara fisik maupun psikologis

(Hidayat, Aziz A 2012).

Personal hygine sangatlah penting bagi lansia yang mengalami stroke

karena dalam keadaan lumpuh ataupun cacat lansia akan mengalami kesulitan

dalam melakukan kegiatan personal hygiene secara mandiri. Maka dari itu

keluarga sangatlah penting untuk merawat anggota keluarga yang mengalami

stroke khususnya bagian personal hyegiene. Bila terpenuhi dalam personal

hygiene maka lansia yang mengalami stroke akan menambah kualitas

kesehatannya baik segi kebersihan maupun segi kebutuhan dasar manusianya

tersendiri, dan bila personal hygiene tidak terpenuhi maka lansia yang

mengalami stroke akan memperburuk kesehatan baik fisik, psikis, dan

kelangsungan hidupnya.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

di kelurahan Gegerkalong binaan UPT Puskesmas Karang Setra terkait


mengenai “kemampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan personal hygiene

pada lansia stroke di kelurahaan Gegerkalong binaan UPT Puskesmas Karang

Setra tahun 2019”. Penelitian ini akan dilakukan dengan pendekatan terhadap

keluarga pasien, peneliti akan melakukan penelitian dengan desain kualitatif

dimana diharapkan mendapatkan informasi baru yang lebih banyak, mendalam

dan konprehensif dalam merawat personal hygiene lansia stroke.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan dan fenomena diatas maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah

“Bagaimana kemampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan personal

hygiene pada lansia stroke di wilayah kerja Puskesmas Karang Setra tahun

2019 ? “

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui lebih dalam mengenai kemampuan keluarga dalam

memenuhi kebutuhan personal hygiene pada lansia stroke di kelurahan

Gegerkalong wilayah kerja UPT Puskesmas Karang Setra tahun 2019.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam memenuhi

kebutuhan personal hygiene pada lansia stroke dan juga sebagai

pembanding bagi dunia ilmu pengetahuan dalam memeperkaya informasi


tentang kemampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan personal hygiene

pada lasia stroke.

2. Manfaat Praktis

a. UPT Puskesmas

Untuk sumber informasi bagi petugas kesehatan dalam menyusun

program perawatan pasien stroke.

b. Keluarga

Untuk menambah pengetahuan dalam pelaksanaan perawatan personal

hygiene pada lansia stroke.

c. Peneliti Selanjutnya

Sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya mengenai penelitian yang

berhubungan dengan kemapuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan

personal hygiene pada lansia stroke,

E. Ruang Lingkup
1. Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di kelurahan Gegerkalong kerja Puskesmas

Karang Setra Jl. Sindang Sirna No. 40, Gegerkalong, Sukasari Kota

Bandung, Jawa Barat.

2. Waktu

Waktu yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dari bulan April 2019

sampai dengan bulan Juni 2019.


3. Materi

Pada penelitian ini lingkup materi hanya berfokus pada keperawatan

Medical Bedah dan keperawatan keluarga, khususnya tentang kemampuan

keluarga dalam memenuhi kebutuhan personal hygiene pada lansia stroke.

Anda mungkin juga menyukai