PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam upaya peningkatan mutu perlu dilakukan pemantauan secara berkala terhadap
aspek- aspek yang mempengaruhi kerja sarana kesehatan dalam memberikan pelayanan
kesehatan serta bagaimana pembinaan yang dilakukan oleh institusi terkait. Manual Mutu
ini menjelaskan garis besar sistem manajemen mutu Puskesmas Lampa, semua ketentuan/
persyaratan serta kebijakan yang tertuang dalam manual ini dan menjadi acuan untuk
menjalankan kegiatan operasional Puskesmas dalam rangka peningkatan mutu dan kinerja
puskesmas yang profesional.
1. PROFIL PUSKESMAS
Secara Administratif wilayah kerja puskesmas terdiri atas Tujuh Desa/ kelurahan yaitu
1
6. Desa Katomporang ( 2 Dusun )
7. Desa Kaballangang (2 Dusun)
2
JUMLAH
SASARAN JUMLAH PDDK USIA
JML PENDUDUK JML
JUMLAH SASARAN KIA / KB
GIZI / SEKOLAH
NO DESA/KEL PDD
IMUNISASI
K
L P JML USIL BAY BALIT KLS
BUMI BUFA KLS SLT
A I A BULIN BUSUI PUS WUS SD VI
PDDK
L S 1 SD P
0-1 SD
JUMLAH
3
2). Jumlah Penduduk dan Sasaran Program
4
3). Data Sarana Pendidikan dan Jumlah siswa/i
Jumlah Siswa
Jumlah Jumlah Kader
No Nama Sekolah Guru UKS Keterangan
Sekolah Sekolah UKS UKS/Dokcil
Laki-laki Perempuan
1 TK 281 292 16 - - -
2 SD 1587 1469 22 22 19 22
5 PT - - - - - -
5
4). Data Peran Serta Masyarakat
Jumlah
24 120 61 50,8 12 12 100 10 10 100
6
5). Data Sumber Daya
1. Pustu Paria
2. Pustu Kaliang
3. Pustu Kaballangang
4. Poskesdes Pekkabata
5. Poskesdes Tatae
6. Poskesdes Katomporang
7. Poskesdes Cacabala
8. Poskestren Batri
9. Poskeskel Lampa
7
c). Ketenagaan ( SDM )
1 Dokter atau 1 1 - - 2 1
dokter layanan
primer
2 Dokter Gigi/SKG 1 1 - - 1 -
3 Bidan 41 10 2 29 7 -
4 Perawat / Perawat 38 16 - 22 8 -
Gigi
5 Tenaga Kesehatan 2 1 - 1 1 -
Masyarakat
6 Tenaga Kesehatan 2 1 - 1 1 -
Lingkungan
7 Tenaga Gizi 5 1 - 4 2 1
8 Ahli teknologi 5 2 - 3 1 -
laboratorium
medic
9 Tenaga 6 1 2 3 1 -
Kefarmasian
10 Tenaga 2 2 - - 2 -
administrasi
11 SMA / Pekarya 1 - - 1 1 -
12 S1 Ekonomi 1 - - 1 - -
Jumlah
8
b. Visi Misi Puskesmas Lampa
VISI :
MISI :
9
M : Mudah = Memudahkan Masyarakat dalam mendapatkan Pelayanan Kesehatan
sesuai dengan Prosedur yang berlaku.
2. KEBIJAKAN MUTU
a. Kebijakan mutu adalah pernyataan resmi Puskesmas yang memuat
komitmen mutu dan kepedulian terhadap kepuasan pelanggan.
b. Isi Kebijakan mutu sejalan dengan visi - misi atau tujuan Puskesmas
c. Kebijakan mutu menjadi acuan untuk menetapkan sasaran mutu,
mengevaluasi pencapaian sasaran serta acuan perbaikan.
d. Kebijakan mutu disosialisasikan dan dipastikan dipahami oleh seluruh
karyawan Puskesmas.
e. Kebijakan mutu ditinjau secara berkala untuk menjamin kesesuaiannya
10
5. Memberikan pelayanan Kesehatan pada Masyarakat dengan cepat, tepat, dan
berkualitas
11
g. Penerapan manajemen risiko pada semua lini pelayanan baik pelayanan
klinis maupun penyelenggaraan UKM.
h. Manajemen risiko klinis untuk mencegah terjadinya kejadian tidak
diharapkan (KTD), kejadian nyaris cedera (KNC), dan keadaan potensial
cedera (KPC).
i. Program dan Kegiatan-kegiatan peningkatan mutu pelayanan klinis dan
keselamatan pasien, termasuk di dalamnya program peningkatan mutu
laboratorium dan program peningkatan mutu pelayanan obat.
j. Program pelatihan yang terkait dengan peningkatan mutu dan keselamatan
k. Rencana pertemuan sosialisasi dan koordinasi untuk menyampaikan
permasalahan, tindak lanjut, dan kemajuan tindak lanjut yang dilakukan.
l. Rencana monitoring dan evaluasi program mutu dan keselamatan pasien.
5. Perancangan sistem/proses pelayanan memperhatikan butir- butir di bawah ini:
a. Konsisten dengan visi, misi, tujuan dan tata nilai Puskesmas, dan
perencanaan Puskesmas,
b. Memenuhi kebutuhan pasien, keluarga, dan staf,
c. Menggunakan pedoman penyelenggaraan UKM, pedoman praktik klinis,
standar pelayanan klinis, kepustakaan ilmiah dan berbagai panduan dari
profesi maupun panduan dari Kementerian Kesehatan,
d. Sesuai dengan praktik bisnis yang sehat,
e. Mempertimbangkan informasi dari manajemen risiko,
f. Dibangun sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang ada di
Puskesmas,
g. Dibangun berbasis praktik klinis yang baik,
h. Menggunakan informasi dari kegiatan peningkatan yang terkait,
i. Mengintegrasikan serta menggabungkan berbagai proses dan sistem
pelayanan.
6. Seluruh kegiatan mutu dan keselamatan pasien harus didokumentasikan.
7. Penanggung jawab mutu wajib melaporkan kegiatan peningkatan mutu dan
keselamatan pasien kepada Kepala Puskesmas tiap Triwulan.
8. Berdasarkan pertimbangan hasil keluhan pasien/keluarga dan staf, serta
mempertimbangkan kekritisan, risiko tinggi, dan potensial bermasalah, maka
area prioritas yang perlu mendapat perhatian dalam peningkatan mutu dan
12
keselamatan pasien adalah pencapaian 6 sasaran keselamatan pasien, Pelayanan
rawat jalan, Pelayanan Farmasi dan Pelayanan Gawat Darurat
Pelayanan kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua dan menjadi kegiatan bisnis
utama dalam bentuk produk jasa yang ditawarkan oleh pihak Puskesmas kepada
masyarakat yakni sebagai berikut :
13
5) Klinik Gizi
6) Klinik Sanitasi
7) KlinikPTM/Kesorga
8) Klinik Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
9) Ruang Imunisasi
10) Ruang Pengobatan dan konseling Penyakit Tuberkulosis dan Kusta
b. Ruang Perawatan/Rawat Inap
c. Ruang Bersalin dan Ruang Nifas
d. Pelayanan UGD 24 Jam yang satu atap dengan ruang observasi
e. Pelayanan Laboratorium
f. Pelayanan Kamar Obat
g. Ruang Pengaduan dan Informasi
h. Pelayanan Administrasi dan Manajemen
2. Pelayanan Luar Gedung
a. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
b. POSBINDU
c. Pelayanan Puskesmas Keliling (Puskel)
d. Pelayanan Promosi Kesehatan
e. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)/UKGM
f. Pelacakan Penyakit
g. Pemantauan dan Pengawasan Kesehatan Lingkungan
h. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Tidak Menular
i. Pelayanan USILA (Usia Lanjut)
j. Perawatan Kesehatan Masyarakat (PERKESMAS)
k. Pelayanan Rujukan Ke Rumah Sakit ( Ambulance)
Untuk melaksanakan upaya kesehatan sebagaimana dimaksud diatas, maka
puskesmas Lampa menyelenggarakan :
a. Manajemen Puskesmas
b. Pelayanan Kefarmasian
c. Pelayanan Keperawatan Masyarakat
d. Pelayanan Laboratorium
14
B. RUANG LINGKUP
Lingkup pedoman mutu disusun berdasarkan Standar Akreditasi Puskesmas, yang
meliputi persyaratan umum sistem manajemen mutu, tanggung jawab manajemen dan
manajemen sumber daya.
Ruang Lingkup penerapan Sistim Manajemen Mutu di Puskesmas mencakup
proses pelayanan terdiri dari penyelenggaraan upaya kesehatan yang meliputi :
1. UKM Esensial dan Keperawatan masyarakat
a. Pelayanan KIA-KB
b. Pelayanan Promosi Kesehatan termasuk UKS
c. Pelayanan Gizi
d. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
e. Pelayanan Kesehatan lingkungan
f. Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
2. UKM Pengembangan
a. Pelayanan Kesehatan Jiwa
b. Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat
c. Pelayanan Kes.tradisional Komplementer
d. Pelayanan Kesehatan Olahraga
e. Pelayanan Kesehatan Indera
f. Pelayanan Kesehatan Lansia
g. Pelayanan Kesehatan Kerja
h. Pelayanan Kesehatan Remaja
3. UKP Kefarmasian dan Laboratorium :
a. Pelayanan Pemeriksaan Umum
b. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
c. Pelayanan Kesehatan Ibu Anak dan Keluarga Berencana
d. Pelayanan Klinik terpadu ( Gizi, Sanitasi, Imunisasi, MTBS )
e. Pelayanan Persalinan
f. Pelayanan Rawat inap.
g. Pelayanan Gawat Darurat
h. Pelayanan Kefarmasian
i. Pelayanan Laboratorium
4. Proses Administrasi dan Manajemen Puskesmas
15
C. TUJUAN
Pedoman mutu ini disusun sebagai acuan bagi puskesmas Lampa dalam
membangun system manajemen mutu dengan akreditasi baik untuk
penyelanggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) maupun untuk
penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP)
c.
16
E. ISTILAH DAN DEFENISI
17
11. Prasarana Barang/benda tidak bergerak yang dapat
menunjang atau mendukung pelaksanaan tugas
dan fungi unit kerja.
18
BAB II
A. PERSYARATAN UMUM :
1. Persyaratan Mutu.
a. Ruang Lingkup
Pedoman ini berisi persyaratan umum dalam penerapan Sistem
Manajemen Mutu Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
b. Tanggung Jawab
1) Kepala Puskesmas
- Menunjuk Seorang Wakil Manajemen Mutu yang bertanggung
jawab unutk mengkoordinasi seluruh kegiatan mutu di
puskesmas
- Menetapkan Sistem Manajemen Mutu Puskesmas,
- Bertanggung jawab secara menyeluruh terhadap keputusan
strategis untuk pelaksanaan Sistem kinerja setiap proses yang ada
didalam proses pelayanan
19
- Memastikan ketersediaan sumber daya baik manusia, alat serta
bangunan dan informasi yang dibutuhkan untuk mendukung semua
proses.
2) Ketua Tim Mutu Puskesmas,
- Menerapkan dan memelihara Sistem Manajemen Mutu
Puskesmas,
- Memastikan bahwa Persyaratan Umum dalam pelaksanaan
Sistem Manajemen Mutu Puskesmas dimengerti dan
dilaksanakan oleh seluruh karyawan,
- Menjamin sistem manajemn mutu dipelihara, dipertahankan dan
diperbaiki terus menerus
- Membina hubungan dengan pihak eksternal, untuk hal-hal yang
berkaitan dengan sistem manajemen mutu.
- Memimpin rapat tinjauan manjemen (RTM)
3) Koordinator Administrasi, Koordinator upaya Kesehatan Masyarakat ,
Koordinator pelayanan klinis
- Bertanggung jawab dalam penerapan dan pemeliharaan sistem
yang berada dibawah tanggung jawabnya.
- Memastikan untuk mengukur, memantau dan menganalisis proses
yang terkait dengan unit masing-masing.
- Melakukan tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan serta
melakukan perbaikan terus menerus.
c. Kebijakan
1) Sistim mutu Puskesmas merupakan penjabaran, penerapan Kebijakan
Pemerintah tentang Pelayanan Kesehatan pada Masyarakat yang di
dasarkan atas Peraturan Pemerintah, Peraturan Daerah dan Perundang-
undangan sebagai berikut:
- Keputusan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
- Surat Keputusan Bupati,
- Peraturan Daerah Kabupaten Pinrang
2) Puskesmas menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan,
memelihara dan memperbaiki secara berkesinambungan Sistem
Manajemen Mutu Puskesmas,
20
3) Mengidentifikasi proses yang diperlukan untuk Sistem Manajemen
Mutu dan aplikasinya,
4) Menetapkan urutan dan interaksi antar proses tersebut didalam
proses pelayanan
5) Menetapkan kriteria dan metode yang diperlukan untuk
memastikan bahwa baik operasi maupun pengendalian proses -
proses berjalan efektif.
6) Memastikan tersedianya Sumber Daya dan informasi yang
diperlukan untuk mendukung operasi dan pemantauan proses
pelayanan dan hasilnya,.
7) Memantau, mengukur dan menganalisa proses – proses dan
hasilnya.
8) Menerapkan tindakan yang diperlukan untuk mencapai
hasil sesuai dengan yang direncanakan serta perbaikan
berkesinambungan.
9) Menerapkan seluruh persyaratan sistim Manajemen Mutu
Puskesmas,
Dokumen Terkait
Seluruh dokumen yang berlaku sesuai dengan ruang lingkup
sertifikasi Akreditasi Puskesmas
2. Persyaratan Dokumen
Pedoman ini menjelaskan persyaratan dokumentasi dan pengendaliannya di
dalam penerapan Sistem Manajemen Mutu Puskesmas
a. Tanggung Jawab
1) Kepala Puskesmas
Menetapkan pernyataan Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutu Kinerja
Mengesahkan Pedoman dan Standar Prosedur Operasional Mutu
2) Ketua Tim Mutu.
Menerapkan dan memelihara Standar Operasional Prosedur (SOP)
pengendalian Dokumen dan SOP pengendalian Catatan.
Memastikan efektivitas pengendalian Sistem Manajemen mutu sesuai
persyaratan Akreditasi Puskesmas,
21
3) Koordinator Administrasi, koordinator upaya, koordinator pelayanan
Menyusun dan mengendalikan SOP dan dokumen lain yang
berkaitan dengan aktivitas yang berada di bawah tanggung
jawabnya, termasuk aktifitas perubahannya .
Memelihara Catatan Mutu Klinis maupun mutu Upaya
Puskesmas.
b. Kebijakan
1) Menetapkan, memelihara dan mengendalikan semua dokumen yang
dipersyaratkan oleh Akreditasi Puskesmas,
2) Struktur Dokumentasi Sistem Manajemen Mutu Puskesmas :
Tingkat 1 Pedoman Mutu
Dokumen yang menguraikan tujuan, sasaran dan kebijakan
yang memenuhi Persyaratan Akreditasi Puskesmas,
Tingkat 2 Prosedur Mutu
Dokumen yang menguraikan aktivitas Puskesmas dan koordinasi
di dalam pelaksanaan kebijakan sebagaimana ditetapkan dalam
pedoman mutu.
Tingkat 3 Referensi Kerja
- Seperti : Standar Prosedur Operasional (SOP), Form dan
Dokumen Pendukung
- Dokumen yang menjelaskan petunjuk pelaksanaan aktivitas
dan acuan kerja. termasuk dalam tingkat tiga ini adalah
catatan mutu sebagai bukti pelaksanaan aktivitas.
B. PENGENDALIAN DOKUMEN :
22
1. Dokumen sistem manajemen mutu adalah dokumen-dokumen yang memuat
informasi yang digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan sistem
manajemen mutu.
2. Pengendalian dokumen dimaksudkan agar dokumen sistem manajemen mutu
yang dipergunakan adalah dokumen yang tepat dan benar.
3. Secara umum dokumen – dokumen dalam sistem manajemen mutu yang
disusun meliputi :
a. Dokumen Level 1 : Kebijakan,
b. Dokumen Level 2 : Pedoman/Manual
c. Dokumen Level 3 : Standar Operasional Prosedur
d. Dokumen Level 4 : Rekaman – Rekaman sebagai catatan sebagai akibat
pelaksanaan kebijakan , pedoman dan prosedur.
Dokumen level empat meliputi : Dokumen eksternal : yang merupakan
regulasi regulasi atau kebijakan kebijakan yang terkait terhadap produk atau
output penyelengaraan puskesmas.
4. Cara pengendalian dokumen diatur dalam prosedur dan dipahami oleh semua
pihak terkait.
5. Prosedur pengendalian dokumen mengatur hal-hal sbb:
a. Cara pengesahan dokumen sebelum digunakan
b. Metode Penomoran Dokumen
c. Pemberlakuan dokumen
d. Distribusi dokumen
e. Peninjauan ulang & revisi dokumen
f. Penempatan/ penggunaan dokumen
g. Identifikasi dan ketelusuran dokumen
h. Penangan dokumen eksternal
23
i. Penyimpanan dokumen yang sudah tidak berlaku
6. Manual Mutu dan Prosedur mutu serta dokumen-dokumen eksternal
dikendalikan oleh Penanggung Jawab Mutu sedangkan Instruksi kerja dan
dokumen pendukung lainnya seperti uraian tugas, rencana inspeksi,
dikendalikan oleh masing-masing unit.
Dokumen terkait : Standar Operasional Prosedur Pengendalian Dokumen
a. Arsip adalah dokumen berisi informasi historis yang timbul dari kegiatan
yang telah dilaksanakan.
c. Arsip dipastikan aman, teridentifikasi dengan jelas dan ditata dengan rapi
sehingga mudah dan cepat ditemukan bila diperlukan.
24
BAB III.
A. KOMITMEN MANAJEMEN :
1. Kepala Puskesmas, Penanggung jawab manajemen mutu, penanggung jawab
upaya, penanggung jawab pelayanan klinis dan seluruh staf puskesmas
bertanggung jawab dan memiliki komitmen untuk menerapkan seluruh
persyaratan yang ada pada manual mutu ini.
2. Menjalankan Sistem Manajemen Mutu secara konsisten dan konsekuen guna
mendukung pencapaian sasaran yang diinginkan. Untuk itu maka Penanggung
Jawab Manajemen Mutu mewajibkan semua karyawan puskesmas Lampa
untuk:
a. Memahami sistem manajemen mutu dan menjalankannya secara
konsisten.
b. Mengkomunikasikan pentingnya mutu dan kepuasan pelanggan.
c. Mensosialisasikan kebijakan mutu dan sasaran-sasaran yang ingin dicapai
d. Melakukan evaluasi untuk melihat efektivitas sistem manajemen mutu
e. Memastikan tersedianya sumber daya untuk mendukung pelaksanaan
sistem
f. Memastikan perbaikan terus menerus dilakukan pada semua aspek
kegiatan
3. Komitmen Peningkatan Mutu dan Kinerja
Seluruh staf Puskesmas Lampa bertekad untuk menjalankan sistem manajemen mutu
secara konsisten dan konsekuen untuk mendukung pencapaian sasaran yang
diharapkan baik program maupun pelayanan puskesmas.
Maka Kami berkomitmen untuk :
a. Bekerja secara profesional sesuai standar mutu yang telah ditetapkan dengan
kualitas prima menuju masyarakat yang sehat, mandiri dan produktif.
b. Menjalankan kegiatan tugas pokok dan fungsi masing - masing sesuai
dengan pedoman manajemen mutu dan SOP yang sudah disahkan
c. Selalu meningkatkan kompentensi sumber daya manusia secara
d. berkesinambungan untuk menghadapi tuntutan profesi dan mengikuti
perkembangan ilmu dan teknologi.
25
e. Melakukan monitoring, evaluasi dan perbaikan secara berkesinambungan
terhadap seluruh aspek kegiatan baik program maupun pelayanan
f. Menyediakan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, terjangkau,
rasional dan berkesinambungan
g. Memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat dengan setulus hati
C. KEBIJAKAN MUTU :
26
kerja dan ditinjau kesesuaian pencapaiannya secara berkala. Kebijakan Mutu
Puskesmas Lampa dilaksanakan dengan :
Dokumen Terkait
Kebijakan Mutu Puskesmas
27
4. Penilaian kontrak/kerjasama pihak ketiga
5. Pelaporan dan tindak lanjut insiden keselamatan pasien
6. Peningkatan mutu pelayanan laboratorium
7. Peningkatan mutu pelayanan obat
8. Pendidikan dan pelatihan karyawan tentang mutu dan keselamatan pasien
28
F. KOMUNIKASI INTERNAL
1. Komunikasi Internal adalah pertukaran informasi dan atau gagasan antara
pimpinan dan staf dalam suatu organisasi guna penyelenggaraan manajemen
yang efektif dan efesien.
2. Komunikasi Internal berlangsung secara
a. Vertikal, komunikasi yang terjadi antara pimpinan dan bawahan serta
sebaliknya, dapat berlangsung dua arah dari pimpinan ke bawahan dan
dari bawahan ke pimpinan. Pimpinan memberikan instruksi,arahan dan
petunjuk bagi bawahannya, bawahan memberikan laporan-
laporan,saran –saran dan pengaduan kepada pimpinannya.
b. Komunikasi Horisontal, adalah komunikasi antara sesama,seperti dari
staf yang satu ke staf yang lainnya yang biasanya bersifat non formal
3. Komunikasi internal dilakukan melalui :
- Rapat koordinasi penanggung jawab upaya dengan pelaksana kegiatan
yang dilaksanakan setiap sekali dalam sebulan,
- Lokakarya mini yang dilaksanakan sekali dalam sebulan,
- Briefing/Apel pagi dan pulang,
- Rapat Tinjauan Manajemen,
- Group komunikasi melalui media sosial (website, email, facebook dan
whats up),
- Rapat khusus (jika dibutuhkan);
4. Komunikasi internal antar pimpinan/ karyawan merupakan kegiatan yang
sangat penting untuk menunjang mekanisme kerja, karenanya sistem
komunikasi dipastikan diatur dengan baik dan menekankan hal-hal sbb:
Koordinator unit mengupayakan agar komunikasi dengan bawahannya
dipastikan berjalan lancar.
29
Komunikasi internal diatur secara sistematis dan terdokumentasi.
30
BAB IV.
TINJAUAN MANAJEMEN
A. UMUM
Undangan hadir : 90 %
Dibuatnya Notulen setiap rapat : 100%
Tindak lanjut hasil rapat : 100%
Pembahasan agenda selesai : 100%
Waktu distribusi notulen : 1 minggu
Tinjauan manajemen dipastikan terdokumentasi / dinotulenkan . Hasil tinjauan
memuat keputusan/kesimpulan mengenai tindakan/perbaikan yang perlu
diambil. Hasil tinjauan dibagikan kepada pihak yang berkepentingan
B. MASUKAN TINJAUAN MANAJEMEN MELIPUTI :
Hasil audit internal
Keluhan /Umpan balik pelanggan/Stakeholder
Kinerja proses/hasil Pelayanan Kesehatan
Hasil tindakan koreksi/pencegahan
Pencapaian target sasaran mutu
Status Tindakan koreksi dan pencegahan yang dilakukan
Tindak lanjut terhadap hasiltinjauan manjemn yang lalu
Perubahan terhadapkebijakan mutu
Perubahan yang perlu dilakukan terhadap sistem manajemen mutu/pelayanan
C. LUARAN TINJAUAN
Hasil yang diharapkan dari tinjauan manajemen adalah peningkatan efektivitas
sistem manajemen mutu, peningkatan pelayanan terkait dengan persyaratan
31
pelanggan, dan identifikasi perubahan- perubahan termasuk penyediaan sumber
daya yang diperlukan.
Dokumen terkait : Kebijakan dan Prosedur Tinjauan Manajemen
32
BAB V.
MANAJEMEN SUMBER DAYA
A. PENYEDIAAN SUMBER DAYA
Kepala Puskesmas wajib menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk
menyelenggarakan pelayanan di Puskesmas. Penyediaan sumber daya meliputi
upaya – upaya kesehatan berdasarkan Permenkes 75 Tahun 2014 terdiri atas :
33
- Pelayanan Gawat Darurat
- Pelayanan Kefarmasian
- Pelayanan Laboratorium
C. INFRASTRUKTUR
1. Belanja Modal
Merencanakan perbaikan fisik, kebutuhan ALKES maupun BHP
Menyusun RAB
Mengusulkan RAB ke Dinas Kesehatan Kabupaten
Proses Pengadaan
34
Evaluasi Pengadaan
2. Pemeliharaan
Pembuatan daftar jenis pemeliharaan selama 1 tahun
Pelaksanaan Pemeliharaan sesuai jadwal
Monitoring fungsi alat medis dan non medis
Kalibrasi Alat
Tindak lanjut hasil monitoring
D. LINGKUNGAN KERJA
Karyawan dan pimpinan berkewajiban mengupayakan dan menjaga agar
lingkungan kerjanya terkendali. Pengendalian lingkungan kerja, dimaksudkan
agar lingkungan kerja senantiasa dalam keadaan rapi, bersih, aman dan nyaman.
dalam rangka mendukung komitmen mutu dan kepuasan pelanggan dan untuk
mencapai kesesuaian terhadap persyaratan produk yang telah ditetapkan.
Adapun
a. Ventilasi
Mengupayakan pengadaan ventilasi alami tidak kurang dari 15% terhadap
luas lantai ruangan yang membutuhkan ventilasi
b. Pencahayaan
Pencahayaan harus terdistribusi rata dalam ruangan sesuai lampiran standar
permeskes 75/2014
c. Sistem Sanitasi
Sistem Sanitasi terdiri sistem air bersih, sistem pembuangan air kotor dan / air
limbah , kotoran dan sampah sesuai lampiran permenkes 75/ 2014
d. Sistem Kelistrikan
Sistem kelistrikan dirancang tidak membahayakan, mudah dioperasikan dan
tidak mengganggu lingkungan
e. Sistem Komunikasi
Alat komunikasi diperlukan untuk hubungan dilingkup dan keluar puskesmas
untuk mendukung layanan
f. Sistem Gas
Gas medis yang digunakan adalah O2, direncanakan dan diletakan dengan
mempertimbangkan keselamatan pengguna
35
g. Sistem Proteksi petir
Sistem proteksi petir untuk melindungi semua bagian dari bangunan
puskesmas
h. Sistem Proteksi Kebakaran
Puskesmas menyediakan Apar ( alat pemadam kebakaran )
i. Sistem Pengendalian Kebisingan
Intensitas kebisingan diluar ruangan tidak lebih dari 55 dBA, dan di dalam
ruangan tidak lebih dari 45 dBA, termasuk Genset
j. Sistem Transportasi vertical dalam puskesmas dan RAM (Jalur alternative
bagi orang tidak dapat menggunakan tangga)
36
BAB VI.
PENYELENGGARAAN PELAYANAN
37
sasaran, target, rincian kegiatan, jadwal pelaksanaan, penanggung jawab dan
sumber dana.
Selanjutnya dilakukan
a. Pengendalian proses penyelenggaraan upaya
b. Validasi proses penyelenggaraan upaya
c. Identifikasi dan mampu telusur
d. Hak dan kewajiban sasaran
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan (jika ada)
f. Manajemen risiko dan keselamatan
4. Pengukuran, analisis dan penyempurnaan Sasaran Kinerja UKM:
a. Umum
b. Pemantauan dan pengukuran:
Seluruh tahapan kegiatan UKM di Puskesmas Lampa yang terkait
dengan proses pengawasan dan pemeriksaan dimonitor, dievaluasi dan
dianalisa untuk menjamin kesesuaian terhadap perencanaan.
1) Kepuasan pelanggan
Kepuasan terhadap pelayanan yang diberikan Puskesmas Lampa
dan pencapaian sasaran mutu harus dipantau secara berkala.
2) Audit internal
Pada interval yang terencana Puskesmas Lampa melaksanakan
Audit Internal untuk menetapkan apakah sistem manajemen Mutu
yang memenuhi persyaratan akreditasi Puskesmas sesuai dengan
yang direncanakan telah dilaksanakan dan dipelihara secara efektif.
Manajemen Puskesmas Lampa menjamin bahwa semua
ketidaksesuaian yang ditemukan pada saat audit internal segera
diperbaiki, dihilangkan penyebab ketidaksesuaiannya dan
diverifikasi apakah telah efektif dan efesien.
3) Pemantauan dan pengukuran proses
Meliputi kegiatan :
- Pemantauan dan pengukuran terhadap rencana yang telah
dibuat
- Data kegiatan pengukuran/pemantauan dikumpulkan untuk
dianalisa
38
- Hasil analisa dipakai untuk :
Membuktikan kesesuaian pelayanan
Memastikan kesesuaian sistem manajemen mutu
Melakukan perbaikan secara terus menerus
Memastikan tercapainya sasaran mutu
- Metoda pemantauan, Pengukuran, Analisas, Perbaikan
dipastikan sesuai dengan tujuan
39
d) Ketidaksesuaian harus dilakukan tindakan koreksi
e) Ketidaksesuaian dan tindakan koreksi yang diambil harus dicatat
f) Bilamana pelayanan tidak sesuai dan telah terlanjur diterima oleh
pelanggan maka Puskesmas Lampa harus mengambil langkah-
langkah yang sesuai untuk menanggulangi akibat/potensi akibatnya.
d. Analisis Data
Efektifitas dan Efesiensi Penerapan sistem Manajemen Mutu Puskesmas
Lampa dilakukan dengan mengumpulkan data, mengevaluasi dan
menganalisa pelaksanaan sistem untuk peningkatan dan kesinambungan.
Analisa data mencakup aspek kesesuaian terhadap persyaratan produk dan
proses, kecenderungan operasional kegiatan termasuk tindakan pencegahan
dan kinerja pemasok serta peraturan perundangan yang relevan dengan
sasaran mutu. Analisa data meliputi :
a) Data data proses atau implementasi sistem manajemen mutu harus dikelola
dengan baik
b) Data dianalisis dengan menggunakan metode atau cara yang sesuai,
misalkan dengan cara statistik
c) Analisa data dilakukan oleh semua unit bagian, kegunaannya untuk
mengetahui tingkat kinerja masing masing proses dan melihat kesenjangan
kesenjangan yang ada sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan.
d) Hasil analisa data harus mengarah pada pengidentifikasian ketidaksesuaian,
ketidakefektifan serta tindakaan perbaikan lainnya yang diperlukan
e) Data dianalisis antara lain untuk memantau:
- Kepuasan pelanggan
- Ketidaksesuaian terhadap persyaratan pelayanan
- Karateristik dan kecenderungan proses serta pelayanan
- Kinerja pemasok
- Sebagai dasar untuk mengambil langkah- langkah yang diperlukan
e. Peningkatan Berkelanjutan
Puskesmas Lampa senantiasa meningkatkan efektifitas dan efesiensi sistem
manajemen mutu melalui pengembangan kebijakan dan sasaran mutu,
pemanfaatan hasil audit dan analisas data serta hasil tindakan koreksi,
pencegahan dan tinjauan manajemen. Puskesmas Lampa menjamin bahwa
40
penyebab ketidak sesuaian yang ditemukan dihilangkan untuk mencegah
terjadinya ketidaksesuaian. Tindakan pencegahan yang diambil tergantung
dari dampak yang ditimbulkan oleh kecenderungan ketidaksesuaian.
f. Tindakan Korektif dan Tindakan Preventif
a) Program perbaikan terus menerus
b) Seluruh karyawan dan pimpinan wajib melakukan perbaikan secara
terusmenerus terhadap efektifitas dan efesiensi sistem manajemen mutu
sesuai dengan tugas, tanggung jawab dan wewenangnya
c) Semua perbaikan mengacu pada komitmen yang tertaung dalam
kebijakan mutu, sasaran mutu, hasil audit, analisa data, tindakan koreksi
dan pencegahan, serta tinjauan manajemen
d) Penyebab-penyebab terjadinya ketidakasesuaian dipastikan
dieliminasi/dihilangkan dan dicegah agar tidak terjadi lagi
e) Tujuan dari tindakan koreksi dan pencegahan adalah mencegah
terulangnya masalah yang sama dan untuk meningkatkan kinerja
Puskesmas Lampa secara keseluruhan.
f) Upaya tindakan koreksi dan pencegahan dipastikan sesuai dengan skala
dampak yang dapat ditimbulkan dari masalah tersebut
g) Agar proses tindakan koreksi dan pencegahan berjalan lancar dan
hasilnya efektif, dipastikan prosedur tindakan koreksi dan pencegahan
telah disediakan yang mencakup hal- hasl sebagai berikut:
- Meninjau ketidaksesuaian termasuk keluhan pelanggan
- Menentukan penyebab-penyebab masalah
- Merencanakan dan melaksanakan tindakan koreksi dan pencegahan
- Menyimpan arsip tindakan koreksi dan pencegahan
- Meninjau efektifitas tindakan koreksi dan pencegahan
Penanggung Jawab Mutu memastikan tindakan koreksi dan
pencegahan yang telah dilaksanakan menjadi lebih efektif dan efektif.
Tindakan koreksi harus sesuai dengan dampak dari masalah dan
dipastikan ada prosedur koreksi yang dibuat dan dijadikan panduan
Dokumen terkait prosedur preventif dan Korektif
41
DRAF CONTOH INDIKATOR UKM
JENIS
KRITERIA INDIKATOR NILAI
UKM KET
42
Gizi
Cakupan SKDN
43
Cakupan Inspeksi sanitasi
sekolah
Cakupan Pengawasan home
≥ 90 %
industry
Cakupan pengawasan
≥ 90 %
tempat pengolahan makanan
Cakupan Pamsimas ≥ 30 %
Cakupan Desa / Kelurahan
≥ 30 %
yang melakukan STBM
44
syarat : Tersedianya obat-obatan, blangko rujukan, reagen pemeriksaan
laboratorium dan pemeriksaan penunjang lain.
f. Setelah mendapatkan pelayanan, pelanggan harus menyelesaikan
pembayaran di kassa terlebih dahulu sebelum ke bagian pelayanan farmasi.
Selanjutnya pelanggan diperbolehkan meninggalkan Puskesmas
Syarat : Tersedianya bukti retribusi pembayaran, dan obat essensial yang
dibutuhkan.
45
Komunikasi dengan pelanggan diarahkan untuk memahami kebutuhan/
persyaratan pelanggan antara lain untuk
b. Informasi Pembelian.
46
ulang terhadap berbagai kegiatan yang diperlukan termasuk mutu, jumlah
dan keutuhan barang.
47
b. Identifikasi dimaksudkan untuk menghindari kesalahan atau ketidak
sesuaian yang tidak dinginkan
c. Identifikasi juga diberikan berdasarkan hasil pemeriksaan/pengukuran
dan pemanatuan terhadap proses pelayanan
d. Bilamana persyaratan ketelusuran merupakan suatu keharusan yang
dipersyaratkan oleh pelanggan maka identifikasi wajib dilaksanakan
berdasarkan persyaratan yang diminta pelanggan pada setiap tahapan
e. Cara identifikasi diatur dalam prosedur
4) Hak dan kewajiban pasien
Hak Pengguna Layanan/Pasien :
a. Pengguna layanan /Pasien berhak memperoleh informasi mengenai
tata tertib dan peraturan yang berlaku di Puskesmas Lampa
b. Pengguna layanan /Pasien berhak memperoleh layanan medis yang
bermutu sesuai dengan standar profesi kedokteran/kedokteran gigi
yang berlaku tanpa diskriminasi
c. Pengguna layanan /Pasien berhak memperoleh asuhan keperawatan
sesuai dengan standar profesi keperawatan
d. Pengguna layanan /Pasien berhak memilih kelas perawatan sesuai
dengan keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku
e. Pengguna layanan /Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara
bebas menentukan pendapat klinis dan pendapat etisnya tanpa campur
tangan pihak lain
f. Pengguna layanan /Pasien berhak meminta konsultasi kepada dokter
lainnya yang terdaftar di Puskesmas Lampa (Second Opinion)
terhadap penyakit yang dideritanya sepengetahuan dokter yang
merawat.
g. Pengguna layanan /Pasien berhak atas privacy dan kerahasiaan
penyakit yang dideritanya termasuk data-data medis
h. Penguna layanan /pasien berhak mendapat informasi yang meliputi:
- Penyakit yang dideritanya
- Tindakan medis apa yang akan dilakukan
- Kemungkinan penyulit sebagai akibat tindakan tersebut atau
tindakan untuk mengatasinya
48
- Alternatif terapie lainnya
- Prognosanya
- Perkiraan biaya pengobatan
i. Pengguna Layanan/Pasien berhak menyetujui /memberikan izin atas
tindakan yang akan dilakukan
j. Pengguna layanan /pasien berhak menolak tindakan yang hendak
dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri pengobatan serta
perawatan atas tanggung jawab sendiri sesudah memperoleh
informasi yang jelas tentang penyakitnya
k. Pengguna Layanan/Pasien berhak didampingi keluarga dalam halkritis
l. Pengguna Layanan/Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaannya selama tidak mengganggu pasien lainnya
m. Pengguna Layanan/Pasien berhak atas keamanan dan keselamataan
dirinya selama dalam perawatan di puskesmas Lampa
n. Pengguna Layanan/Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan,
atas perlakuan yang diterimanya di Puskesmas Lampa
o. Pengguna Layanan/Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan
moral atau spiritual
49
b. Barang milik pelanggan harus di tangani dengan hati – hati untuk
mencegah hal – hal yang tidak diinginkan
c. Semua fungsi/pihak secara langsung atau tidak langsung terlibat
penggunaan, penyimpanan. Pemeriksaan barang milik pelangan harus
melakukan identifikasi, verifikasi, melindungi dan mengamankan
barang milik pelanggan sesuai prosedur yang ada
d. Bilamana diketahui adanya kehilangan, kerusakan maka harus
dipastikan dicatat dan dilaporkan kepada pemiliknya serta diganti
sebagaimana barang milik pelangan tersebut
e. Yang termasuk barang milik pelanggan adalah buku status/personal
folder termasuk catatan didalamnya.
6) Manajemen risiko dan keselamatan pasien
Dokumen terkait : Pedoman Manajemen Resiko dan Keselamatan Pasien
5. Peningkatan Mutu Pelayanan Klinis dan Keselamatan Pasien:
1) Penilaian indikator kinerja klinis
2) Pengukuran pencapaian sasaran keselamatan pasien
3) Pelaporan insiden keselamatan pasien
4) Analisis dan tindak lanjut
5) Penerapan manajemen risiko
6) Pengukuran, analisis, dan penyempurnaan:
a. Umum
b. Pemantauan dan pengukuran:
Kepuasan pelanggan
- Persepsi pelanggan dan kepuasan terhadap pelayanan yang
diberikan Puskesmas harus dipantau secara berkala.
pemantauan dimaksudkan untuk menilai dan mengukur
kinerja sistem manajemen mutu serta mengetahui apakah
persyaratan pelanggan terpenuhi
- Metode untuk memperoleh informasi dan pemanfaatan
informasi yang diperoleh dipastikan tertuang dalam
prosedur
Audit internal
50
- Tujuan audit internal adalah untuk memastikan sistem
manajemen mutu diimplementasikan secara efektif dan
hasilnya sesuai dengan yang telah direncankan
- Tim audit dibentuk oleh penanggung jawab mutu dan
disahkan oleh kepala puskesmas dan dibekali pelatihan yang
cukup sebelum melaksanakan audit
- Program audit direncanakan oleh ketua tim audit dengan
mempertimbangkan tingkat kepentingan dan kekritisan unit
yang akan diaudit
- Audit harus dilaksanakan secara sistematis,objektif,
terencana dan terdokumentasi serta mengedapankan
integritas dan independensi
- Audit harus sesuai dengan prosedur audit yang telah
ditetapkan
- Dalam setiap pelaksanaaan audit, auditor harus
memperhatikan hasil sudit yang terdahulu untuk
mengevaluasi efektifitasnya
- Kriteria audit, lingkup, frekuensi dan metode –metode yang
akan digunakan dipastikan ditentukan dalam prosedur audit
intenal
- Pelaksanaan audit dilakukan secara objektif dan mengikuti
ketentuan persyaratan audit
- Koordinatir unit yang diperiksa bertanggung jawab untuk
menindaklanjuti temuan audit pada unitnya
- Tindakan koreksi diambil sesegera mungkin untuk
mengeliminasi ketidaksesuaian yang telah ditemukan
- Tindak lanjut audit harus mencakup verifikasi terhadap
tindakan yang telah diambil
- Ketua tim audit bertanggung jawab dan melaporkan kepada
penanggung jawab mutu
Pemantauan dan pengukuran proses, kinerja
51
- Metode pemantauan dan pengukuran yang digunakan untuk
mengevaluasi efektifitas sistem manajemen mutu dan
pelayanan harus dipastikan keabsahannya
- Metode yang digunakan harus dapat dibukikan
kemampuannya untuk mencapai hasil yang telah
direncanakan
- Bilamana hasil yang direncanakan tidak tercapai maka
tindakan koreksi dan pencegahannya harus dilakukan untuk
memastikan kesesuaian terhadap pelayanan
Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
Pemantauan dan pengukuran pelayanan dilakukan sesuai
prosedur, tujuannya untuk memastikan semua persyaratan
pelayanan terpenuhi. Tindakan ini dilakukan pada tahapan yang
telah ditentukan dan dilakukan berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan dalam prosedur. Catatan hasil pemanatauan dan
pengukuran harus dicatat termasuk personil yang melaksanakan
Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
- Pelayanan tidak sesuai adalah pelayanan yang kondisinya
berada diluar batas persyaratan yang telah ditetapkan
- Pelayanan tidak sesuai dikendalikan serta dicegah agar tidak
dipergunakan atau dikirim keproses berikutnya
- Pengendalian dan tanggung jawab serta wewenang untuk
menangani pelayanan tidak sesuai harus ditetapkan dalam
prosedur
- Pelayanan tidak sesuai tidak boleh dikirm ke
pelanggan/proses berikutnya kecuali bila ada konsensi
- Konsensi adalah kesepakatan untuk memberikan
persetujuan terhadap pelayanan yang tidak sesuai
- Konsensi hanya boleh dilakukan dalam kondisi sangat
khusus dan setelah mandapat persetujuan minimal dari
kepala puskesmas yang mewakili kostumer
52
- Bila pelayanan tidak sesuai tidak dikonsensikan maka harus
ditangani secara tuntas dan efektif dengan sala satu atau
beberapa cara berikut ini :
Diperbaikai untuk menghilangkan ketidaksesuaian
Mengizinkan penggunaan/pengiriman atas persetujan
kordinator puskesmas
Diproses ulang /didaur ulang
- Ketidaksesuaian dan tindakan yanng diambil harus dicatat
- Bilamana pelayanan tidak sesuai diperbaiki maka harus
dilakukan verifikasi ulang
- Bilamana pelayanan tidak sesuai telah terlanjur diberikan,
maka puskesmas harus mengambil langkah-langkah sesuai
untuk menanggulangi akibat/potensi akibatnya
Analisis data
- Data – data proses atau implementasi sistem manajemen
mutu harus dikelola dengan baik
- Data dianalisa dengan menggunakan teknik teknik yang sesuai
misalkan menggunakan teknik statistik
- Analisa data dilakukan oleh semua koordinator unit untuk
mengetahui tingkat kinerja masing –masing proses dan atau
melihat kesenjangan –kesenjangan yang ada sehingga dapat
dilakukan tindakan perbaikan
- Prosedur analisa data dibuat oleh penanggung jawab mutu dan
menjadi acuan bagi semua fungsi lainnya
- Hasil analisa harus mengarah pada pengidentifikasian
ketidaksesuaian ketidakefektifan dan tindakan –tindakan
perbaikan yang diperlukan
- Data dianalisis antara lain untuk memantau :
Kepuasan pelanggan
Kektidaksesuaian terhadapap persyaratan pelayanan
Peningkatan berkelanjutan
Puskesmas Lampa selalu melakukan peningkatan berkelanjutan
terhadap efektifitas sistem manajemen mutu melalui perbaikan
53
kebijakan mutu, sasaran mutu, hasil audit, analisa data, tindakan
perbaikan dan pencegahan dan tinjauan manajemen.
Tindakan korektif dan Tindakan preventif
- Penyebab –penyebab terjadinya ketidaksesuaian dipastikan
dieliminasi/dihilangkan dan dicegah agar tidak terjadi lagi
- Tujuan dari tindakan koreksi dan pencegahan adalah
tindakan mencegah terulangnya masalah yang sama dan
untuk meningkatkan kinerja puskesmas secara keseluruhan
- Upaya tindakan koreksi dan pencegahan dipastikan sesuai
dengan skala dampak yang dapat ditimbulkan dari masalah
tersebut
- Agar proses tindakan koreksi berjalan lancar dan hasilnya
efektif, dipastikan prosedur tindakan koreksi disediakan yang
mencakup :
Meninjaui ketidaksesuaian termasuk keluhan konsumen
Menentukan penyebab –penyebab masalah
Merencanakan dan melaksanakan tindakan koreksi
Menyimpan arsip tindakan koreksi
Meninjau efektifitas tindakan koreksi
- Koordinator unit bertanggung jawab memastikan tindakan
koreksi dan pencegahan telah dilaksanakan efektif
- Tindakan koreksi dan pencegahan harus sesuai dengan
dampak dari masalah
- Prosedur tindakan koreksi dan pencegahan dipastikan dibuat
N Jenis
Indikator Nilai
o Pelayanan
kriteria indikator 100%
1 1. pemberi pelayanan kegawatdaruratan
yang bersertifikat
input (ATLS/BTLS/ACLS/PPGD/GELS
yang masih berlaku
2. ketersediaan tim penanggulangan 1 Tim
54
bencana
3. jam buka pelayanan gawat darurat 24 jam
4. waktu tanggap pelayanan dokter ≤ 5 menit
proses terlayani
setelah
di gawat darurat
pasien
datang
output 5. ketepatan pelaksanaan triase ≥90 %
outcome 6. kepuasan pasien ≥ 70 %
2 pelayanan 1. ketersediaan dokter sesuai standar
rawat jalan input 100%
permenkes No. 75/2014
08.00 s/d
13.00
setiap
hari
2. jam buka pelayanan dengan
proses kerja
ketentuan
kecuali
jum'at :
08.00-
11.00
≤ 60
3. waktu tunggu rawat jalan
menit
tersedia
dengan
4. ketersediaan pelayanan VCT (HIV)
tenaga
terlatih
Output 5. peresepan obat sesuai formularium 100%
6. pencatatan dan pelaporan TB di
≥ 60 %
puskesmas
outcome 7. kepuasan pasien ≥ 80 %
3 pelayanan sesuai
rawat jalan perhitung
1. pemberian pelayanan di rawat inap an pola
ketenaga
input an
2. tempat tidur dengan pengaman 100%
3. kamar mandi dengan pngaman
100%
pegangan tangan
4. dokter penanggung jawab
100%
pasienrawat inap
5. Ketepatan Waktu Jam Visite Dokter ≥ 90 %
6. Kejadian Infeksi Nasokomial ≤9
proses
7. Tidak adanya kejadian pasien jatuh
100%
yang berakibat cacat atau kematian
8. Pasien Rawat Inap tuberculosis yang
100%
ditangani dengan strategi DOTS
55
9. Pencatatan dan pelaporan TB di RS ≥ 60 %
10. Kejadian Pulang atas permintaan
≤5%
Output sendiri
11. Pasien dirawat lebih dari 5 hari ≤5%
Outcom
12. Kepuasan Pasien ≥ 90 %
e
4 Pelayanan input
Tindakan 1. Ketersediaan Alat bedah Minor 100%
Bedah Sesuai
Minor 2. Ketersediaan Ruang tindakan Bedah dengan
Minor PMK
75/2014
3. Ketersediaan Dokter/Doker Gigi
100%
untuk melakukan Bedah Minor
proses 4. Tidak adanya kejadian Operasi salah
100%
sisi
5. Tidak adanya Kejadian Operasi Salah
100%
orang
6. Tidak adanya kejadian salah tindakan
100%
pada Operasi
7. Tidak adanya kejadian tertinggalnya
benda asing /lain pada tubuh pasien 100%
setelah operasi
8. Pemantauan Kondisi Pasien selama
100%
dan sesudah Operasi/Anastesi
9. Komplikasi Anastesi ≤6%
Output ≤1%
10. Kejadian Infeksi Luka Operasi
(???)
outcome 11. Kepuasan Pelanggan ≥ 80 %
5 Persalinan input 1. Ketersediaan Tenaga Dokter dan
Bidan untuk pertolongan persalinan 100%
normal
2. Ketersediaan Tim PONED 100%
proses Sesuai
3. Pertolongan Persalinan Normal dengan
APN
4. Pertolongan Persalinan dengan
100%
penyulit dokter terlatih
5. Konseling peserta KB mantap oleh
100%
bidan terlatih
output 6. Tidak terjadinya Kematian Ibu
100%
karena Persalinan
outcome 7. Kepuasan pasien ≥ 80 %
6 Pelayanan input 1. Penanggung Jawab Laboratorium
Laboratoriu 100%
sesuai dengan PMK 75/2014
56
m 2. Fasilitas dan Peralatan Laboratorium
100%
sesuai dengan PMK 75/2014
proses 3. Waktu tunggu hasil Pelayanan ≥ 120
Laboratorium Menit
4. Tidak adanya kejadian tertukar
100%
specimen pemeriksaan
Sesuai
5. Kemampuan melakukan Standar
Pentapisan(screening) HIV-AIDS Klinik
VCT
Tersedia
tenaga,
peralatan,
dan
reagen
untuk
6. Kemampuan Mikroskopis TB Paru
pemeriks
aan
mikrosko
pik
tuberculo
sis
output 7. Tidak adanya kesalahan pemberian
100%
hasil pemeriksaan Laboratorium
8. Kesesuaian hasil pemeriksaan baku
100%
mutu eksternal
outcome 9. Kepuasan Pelanggan
7 Pelayana Input Sesuai
Farmasi Persyarat
1. Pemberi Pelayanan Farmasi an PMK
No
75/2014
Sesuai
Persyarat
2. Fasilitas dan Peralatan Pelayanan
an PMK
Farmasi
No
75/2015
Tersedia
dan
updated
3. Ketersediaan Formularium
paling
lama 3
Tahun
proses 4. Waktu tunggu pelayanan obat jadi ≥ 30 %
5. Waktu Tunggu Pelayanan Obat
≥ 60 %
Racikan
Output 6. Tidak adanya Kesalahan Pemberian 100%
57
Obat
7. Kepuasan Pelanggan ≥ 80 %
8 Pelayanan input Sesuai
Gizi dengan
Perhitung
1. Pemberi Pelayanan Gizi
an Pola
Ketenaga
an
2. Ketersediaan pelayanan Konsultasi
Tersedia
Gizi
3. Ketepatan Waktu Pemberian
≥ 90 %
Makanan pada Pasien
4. Tidak adanya kejadian kesalahan
100%
pemberian diit
outcome 5. Sisa Makanan yang tidak dimakan
≥ 20 %
oleh Pasien
6. Kepuasan Pelanggan ≥ 80 %
9 Pelayanan input 1. Ketersediaan Pelayanan untuk
Pasien 100%
keluarga miskin
Keluarga proses 2. Waktu tunggu Verifikasi kepesertaan ≤ 15
Miskin pasien keluarga miskin Menit
3. Tidak adanya biaya tambahan yang
100%
ditagihkan pada keluarga miskin
output 4. Pasien keluarga miskin yang dilayani 100%
outcome 5. Kepuasan Pelanggan ≥ 80 %
10 Pelayanan input Sesuai
Rekam dengan
Medik Persyarat
1. Pemberi Pelayanan rekam medik
an PMK
No
75/2014
proses 2. Waktu Penyediaan dokumen rekam ≤ 10
medis rawat jalan Menit
3. Waktu Penyediaan dokumen rekam ≤ 15
medis rawat Inap Menit
output 4. Kelengkapan pengisian rekam medik
100%
24 jam setelah selesai pelayanan
5. Kelengkapan Informed Consent
setelah mendapatkan Informasi yang 100%
jelas
outcome 6. Kepuasan Pelanggan ≥ 80 %
11 Pengelolaan input 1. Adanya Penanggung Jawab
Limbah 100%
Pengelolaan Limbah Puskesmas
Sesuai
2. Ketersediaan fasilitas dan peralatan
Peraturan
pengelolaan limbah padat,cair
Perundan
58
gan
proses Sesuai
Peraturan
3. Pengelolaan Limbah Cair
Perundan
gan
Sesuai
Peraturan
4. Pengelolaan Limbah Padat
Perundan
gan
Output a. BOD
<30 mg/l
b. COD
5. Baku Mutu Limbah Cair <80 mg/l
c. TSS
<30 mg/l
d. PH 6-9
12 Administras input 1. Kelengkapan pengisian jabatan
i dan sesuai persyaratan Kompetensi dalam ≥ 90 %
Manajemen struktur Organisasi Puskesmas
2. Adanya Peraturan Internal
ada
Puskesmas
3. Adanya Peraturan Karyawan
ada
Puskesmas
4. Adanya Daftar Urutan Kepangkatan
ada
Karyawan
5. Adanya Perencanaan Strategi bisnis
ada
Puskesmas
6. Adanya Perencanaan Pengembangan
ada
SDM
proses 7. Tindak lanjut penyelesaian hasil
100%
lokakaryamini
8. Ketepatan waktu pengusulan
100%
kenaikan pangkat
9. Ketepatan waktu pengurusan gaji
100%
berkala
10. Pelaksanaan rencana pengembangan
≥ 90 %
SDM
11. Ketepatan waktu penyusunan
100%
Laporan keuangan
12. Kecepatan waktu pemberian
≤ 2 Jam
informasi tagihan pasien rawat inap
Output 13. Cost Recovery ≥ 60 %
14. Kelengkapan pelaporan
100%
akuntabilitas kinerja
59
15. Karyawan mendapat pelatihan
≥ 60 %
minimal 20 jam pertahun
16. Ketepatan waktu pemberian jasa
100%
medis
13 Pelayanan input 1. Ketersediaan Pelayanan Mobil
Ambulans 24 Jam
Ambulans dan Mobil Jenazah
dan Mobil Supir
Jenazah 2. Penyedia Pelayanan mobil Ambulans
Ambulan
dan Mobil Jenazah
s terlatih
Mobil
Ambulan
3. Ketersediaan Mobil Ambulans dan s dan
Mobil Jenazah mobil
Jenazah
terpisah
proses ≤ 30
Menit
(DO
mulai
masyarak
at
4. Kecepatan memberikan pelayanan
meminta
ambulans kepada masyarakat yang
sampai
membutuhkan
dengan
ambulans
berangkat
dari
Puskesm
as
14 Perawatan input 1. Ketersediaan Pelayanan Perawatan
Tersedia
Jenazah Jenazah
2. Ketersediaan Fasilitas Kamar
Tersedia
Jenazah
3. Ketersediaan Tenaga Perawatan
Ada
Jenazah
proses ≤ 15
Menit
4. Waktu tanggap pelayanan perawatan
Setelah
jenazah
di kamar
Jenazah
5. Perawatan Jenazah sesuai standar
100%
universal precaution
6. Tidak terjadinya kesalahan
100%
identifikasi Jenazah
outcome 7. Kepuasan Pelanggan ≥ 80 %
15 Pelayanan input 1. Ketersediaan Pelayanan Laundry Tersedia
Laundrt 2. Adanya Penanggung Jawab
100%
Pelayanan Laundry
60
3. Ketersediaan fasilitas dan pelayanan
100%
Laundry
proses 4. Ketepatan waktu penyediaan linen
untuk ruang rawat inap dan ruang 100%
pelayanan
5. Ketepatan pengelolaan linen
100%
infeksius
Output 2,5 - 3 set
x Jumlah
6. Ketersediaan Linen
tempat
tidur
7. Ketersediaan Linen Steril Untuk
100%
Kamar Operasi
16 Pemeliharaa input 1. Adanya Penanggung jawab fasilias
n fasilitas 100%
dan utilitas Puskesmas
dan utilitas 2. Ketersediaan Bengkel Kerja Tersedia
Puskesmas proses 3. Waktu tanggap kerusakan alat ≤ 15
≥ 80 %
menit
4. Ketepatan waktu pemeliharaan alat
100%
sesuai jadwal pemeliharaan
5. Ketepatan Waktu Kalibrasi Alat 100%
Output 6. Alat Pemeriksaan Medis dan
Laboratorium yang digunakan
100%
mempunyai bukti kalibrasi yang masih
berlaku
17 Pencegahan input 1. Adanya Anggota Tim
dan Pencegahandan Pengendalian Infeksi ≥ 75 %
Pengendalia yang Terlatih
n Infeksi 2. Ketersediaan APD di setiap Unit
≥ 60 %
Pelayanan Klinis
3. Rencana Program Pencegahan dan
ada
Pengendalian Infeksi di Puskesmas
proses 4. Pelaksanaan Program Sesuai
100%
Rencana
5. Penggunaan APD saat Melaksanakan
100%
Tugas
Output 6. Kegiatan pencatatan dan Pelaporan
infeksi nosokomial/health care
≥ 75 %
associated infection (HAI) di
Puskesmas
61
BAB VII. PENUTUP
62