Anda di halaman 1dari 36

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Stroke adalah kerusakan jaringan otak yang disebabkan oleh karena

berkurangnya atau terhentinya suplai darah secara tiba-tiba. Jaringan otak yang

mengalami hal ini akan mati dan tidak dapat berfungsi lagi sehingga berakibat

fatal atau bahkan dapat membatasi pasien selama bertahun-tahun sebagai orang

cacat (Festy, 2014). Stroke merupakan salah satu penyakit degeneratif , dari tahun

ketahun morbiditasnya semakin meningkat seiring meningkatnya status ekonomi

masyarakat. Stroke berulang bisa terjadi, salah satu penyebab utama berulangnya

stroke adalah ketidakmampuan keluarga merawat penderita pasca stroke . Ada

beberapa gejala stroke yang muncul di antaranya adalah : pandangan ganda,

pusing berputar atau vertigo, kesemutan, kejang, kesadaran menurun, telinga

berdenging, nyeri kepala, tidak bisa bicara, gangguan daya ingat, lapangan

pandang yang menyempit, gerakan yang sulit dikontrol dan lainnya,sehingga

dapat menimbulkan masalah keperawatan keluarga yaitu ketidakmampuan

keluarga dalam merawat penderita pasca stroke.

Angka kejadian stroke di Amerika Serikat, berada di urutan ketiga teratas

sebagai penyebab kematian setelah penyakit jantung dan kanker. Kasus penderita

stroke di negara tersebut mencapai 700 ribu orang per tahun (Fadjar, 2014)

Jumlah penderita penyakit stroke di Indonesia tahun 2013 berdasarkan diagnosis

tenaga kesehatan (Nakes) diperkirakan sebanyak 1.236.825 orang (7,0%),

sedangkan di Provinsi Jawa Timur memiliki estimasi jumlah penderita terbanyak


yaitu sebanyak 238.001 orang (7,4%) (Kemenkes, 2013). Sedangkan jumlah

penderita stroke di UPTD Puskesmas Lembeyan pada tahun 2017 sebanyak 58

orang ( 4,2 % ) ,sedangkan jumlah penderita stroke di desa Krowe sebanyak 13

orang ( 22,4 % ) dari total penderita stroke di wilayah kerja UPTD Puskesmas

Lembeyan ( simpus.magetankab.go.id, 2017 )

Penyakit stroke salah satunya dipicu oleh rendahnya kepedulian

masyarakat / keluarga dalam mengatasi berbagai faktor resiko yang dapat

menimbulkan stroke. Penyebab stroke adalah pecahnya (ruptur) pembuluh darah

di otak dan atau terjadinya trombosis dan emboli. Gumpalan darah akan masuk ke

aliran darah sebagai akibat dari penyakit lain atau karena adanya bagian otak yang

cedera dan menutup atau menyumbat arteri otak. Akibat dari sumbatan tersebut

maka suplai darah ke otak akan tehenti ,maka akan timbul gejala, lemas, lumpuh

sesaat, atau gejala berat sampai hilangnya kesadaran, dan kematian(Dianto, 2013).

Sesuai fungsi pemeliharaan kesehatan keluarga mempunyai tugas dibidang

kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan. Kemudian membagi lima tugas

keluarga dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan yaitu mengenali masalah

kesehatan setiap anggotanya dengan perubahan sekecil apapun yang dialami

anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab

keluarga, maka dapat mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat

bagi keluarga (Setiadi, 2008). Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota

keluarganya yang mengalami masalah kesehatan pasca stroke maka akan

menimbulkan dampak yang negatif ( serangan stroke beerulang ,timbulnya

kecacatan yang permanen, gangguan mobilitas fisik serta timbulnya

stres/gangguan mental ).

2
Tugas tersebut merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari

pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan

siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk

menentukan tindakan keluarga maka untuk pertolongan pertama atau kepelayanan

kesehatan untuk segera dikurangi atau bahkan teratasi. Perawatan ini dapat

dilakukan dirumah apabila keluarga memiliki kemampuan melakukan tindakan

untuk pertolongan pertama atau kepelayanan kesehatan untuk pertolongan

tindakan lanjutan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi. Mempertahankan

suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian

anggota keluarga dengan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga

kesehatan pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada (Setiadi, 2008).

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis mengambil kasus yang

didokumentasikan ke dalam karya tulis ilmiah dengan judul “Asuhan

Keperawatan Keluarga Dengan Masalah Keperawatan Ketidakmampuan

keluarga merawat penderita pasca stroke di Desa Krowe Kecamatan

Lembeyan Kabupaten Magetan “

B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah Asuhan Keperawatan Keluarga dengan masalah

Ketidakmampuan Keluarga Merawat Penderita Pasca Stroke ?

C.Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Memahami dan menerapkan asuhan keperawatan keluarga dengan masalah

keperawatan ketidakmampuan keluarga merawat pasien pasca stroke

secara komprehensif melalui aspek bio - psiko -sosio - spiritual.

3
2. Tujuan Khusus

Melalui pendekatan proses keperawatan aspek bio - psiko - sosio -

spiritual di harapkan siswa mampu:

1) Melaksanakan pengkajian terhadap masalah keperawatan keluarga

pasca stroke.

2) Menganalisis dan mensintesis asuhan keperawatan keluarga

dengan masalah ketidakmampuan keluarga dalam merawat

penderita pasca stroke

3) Mampu merencanakan tindakan keperawatan keluarga dengan

masalah keperawatan ketidakmampuan keluarga merawat penderita

pasca setroke

4) Melakukan tindakan keperawatan pada keluarga dengan masalah

keperawatan ketidakmampuan keluarga merawat penderita pasca

stroke

5) Melakukan evaluasi keperawatan pada keluarga dengan masalah

keperawatan ketidakmampuan keluarga merawat penderita pasca

stroke

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Teoritis

Meningkatkan pengetahuan bagi pembaca agar dapat melakukan

pencegahan untuk diri sendiri dan orang disekitarnya agar tidak terkena

stroke,bahwa stroke adalah keadaan yang terjadi secara tiba-tiba maupun

tidak yang pada awalnya akan mengalami gangguan dalam hal motorik,

berbicara, dan gangguan sensorik

4
Penulisan karya tulis ini juga berfungsi untuk mengetahui antara teori

dan kasus nyata yang terjadi dilapangan sinkron atau tidak, karena dalam

teori yang sudah ada tidak selalu sama dengan kasus yang terjadi.

Sehingga disusunlah karya tulis ilmiah ini.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Puskesmas

Manfaat praktis penulisan karya tulis ilmiah bagi rumah sakit yaitu

dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan tindakan asuhan

keperawatan bagi keluarga khususnya dengan ketidakmampuan

keluarga merawat penderita pasca stroke dengan melakukan

kunjungan rumah ,penyuluhan, membentuk Posbindu PTM, yang

kegiatan di dalamnya adalah meliputi :deteksi dini,pemantauan dan

pengendalian faktor resiko PTM kepada masyarakat yang mempunyai

faktor resiko hipertensi dan kepada pasien hipertensi yang beresiko

menjadi penyakit stroke.

b. Bagi Perawat

Manfaat praktis penulisan karya tulis ilmiah bagi perawat yaitu

perawat dapat menentukan diagnosa dan intervensi asuhan

keperawatan keluarga yang tepat pada keluarga dan pasien dengan

ketidakmampuan keluarga merawat penderita pasca stroke.

c. Bagi Instansi Akademik

Manfaat praktis bagi instansi akademik yaitu dapat digunakan sebagai

referensi bagi institusi pendidikan untuk mengembangkan ilmu

tentang asuhan keperawatan keluarga dengan masalah keperawatan

5
keidakmampuan keluarga merawat penderita pasca stroke

d. Bagi Pasien dan Keluarga

Manfaat praktis penulisan karya ilmiah bagi pasien dan keluarga yaitu

supaya keluarga dan pasien dapat mengetahui gambaran umum

tentang asuhan keperawatan penderita pasca stroke yang benar dan

penderita mendapat perawatan yang tepat dalam keluarganya.

e. Bagi Pembaca

Manfaat penulisan karya ilmiah bagi pembaca yaitu menjadi sumber

referensi dan informasi bagi orang yang membaca karya tulis ini

supaya mengetahui dan lebih mendalami bagaimana cara merawat

pasien yang pasca stroke di rumah.

6
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Stroke

2.1.1Definis Stroke

Stroke atau cedera cerebrovaskular (CVA) adalah kehilangan fungsi

otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak

(Smeltzer & Bare, 2002). Stroke adalah sindrom klinis yang awal timbulnya

mendadak, progesi cepat, berupa defisit neurologis fokal dan/ atau global,

yang berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung menimbulkan kematian,

dan semata–mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non

traumatik (Mansjoer, 2000).

Menurut Price & Wilson (2006) pengertian dari stroke adalah setiap

gangguan neurologik mendadak yang terjadi akibat pembatasan atau

terhentinya aliran darah melalui sistem suplai arteri otak. Dari beberapa

uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian stroke adalah gangguan

sirkulasi serebral yang disebabkan oleh sumbatan atau penyempitan

pembuluh darah oleh karena emboli, trombosis atau perdarahan serebral

sehingga terjadi penurunan aliran darah ke otak yang timbulnya secara

mendadak.

Stroke diklasifikasikan menjadi dua :

a. Stroke Non Hemoragik

Suatu gangguan peredaran darah otak tanpa terjadi suatu perdarahan

yang ditandai dengan kelemahan pada satu atau keempat anggota gerak

atau hemiparese, nyeri kepala, mual, muntah, pandangan kabur dan

7
dysfhagia (kesulitan menelan). Stroke non haemoragik dibagi lagi menjadi

dua yaitu stroke embolik dan stroke trombotik (Wanhari, 2008).

b. Stroke Hemoragik

Suatu gangguan peredaran darah otak yang ditandai dengan adanya

perdarahan intra serebral atau perdarahan subarakhnoid. Tanda yang

terjadi adalah penurunan kesadaran, pernapasan cepat, nadi cepat, gejala

fokal berupa hemiplegi, pupil mengecil, kaku kuduk (Wanhari, 2008).

2 . Etiologi

Beberapa keadaan dibawah ini dapat menyebabkan stroke antara lain :

a. Thrombosis Cerebral.

Thrombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi

sehingga menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapat menimbulkan

oedema dan kongesti di sekitarnya. Thrombosis biasanya terjadi pada orang

tua yang sedang tidur atau bangun tidur. Hal ini dapat terjadi karena

penurunan aktivitas simpatis dan penurunan tekanan darah yang dapat

menyebabkan iskemi serebral. Tanda dan gejala neurologis seringkali

memburuk pada 48 jam setelah thrombosis.

Beberapa keadaan dibawah ini dapat menyebabkan thrombosis otak :

1. Atherosklerosis

Atherosklerosis adalah mengerasnya pembuluh darah serta

berkurangnya kelenturan atau elastisitas dinding pembuluh darah.

Manifestasi klinis atherosklerosis bermacam-macam. Kerusakan dapat

terjadi melalui mekanisme berikut :

8
a. Lumen arteri menyempit dan mengakibatkan berkurangnya aliran

darah.

b. Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadi thrombosis.

c. Merupakan tempat terbentuknya thrombus, kemudian melepaskan

kepingan thrombus (embolus)

d. Dinding arteri menjadi lemah dan terjadi aneurisma kemudian robek

dan terjadi perdarahan.

2. Hypercoagulasi pada polysitemia

Darah bertambah kental , peningkatan viskositas /hematokrit

meningkat dapat melambatkan aliran darah serebral.

3. Arteritis( radang pada arteri )

b. Emboli

Emboli serebral merupakan penyumbatan pembuluh darah otak

oleh bekuan darah, lemak dan udara. Pada umumnya emboli berasal

dari thrombus di jantung yang terlepas dan menyumbat sistem arteri

serebral. Emboli tersebut berlangsung cepat dan gejala timbul kurang

dari 10-30 detik.

Beberapa keadaan dibawah ini dapat menimbulkan emboli :

1) Katup-katup jantung yang rusak akibat Rheumatik Heart Desease

(RHD)

2) Myokard infark

3) Fibrilasi,. Keadaan aritmia menyebabkan berbagai bentuk

pengosongan ventrikel sehingga darah terbentuk gumpalan kecil

9
dan sewaktu-waktu kosong sama sekali dengan mengeluarkan

embolus-embolus kecil.

4) Endokarditis oleh bakteri dan non bakteri, menyebabkan

terbentuknya gumpalan-gumpalan pada endocardium.

c. Haemorhagi

Perdarahan intrakranial atau intraserebral termasuk perdarahan

dalam ruang subarachnoid atau kedalam jaringan otak sendiri.

Perdarahan ini dapat terjadi karena atherosklerosis dan

hypertensi.Akibat pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan

perembesan darah kedalam parenkim otak yang dapat

mengakibatkan penekanan,pergeseran dan pemisahan jaringan otak

yang berdekatan ,sehingga otak akan membengkak, jaringan otak

tertekan, sehingga terjadi infark otak, oedema, dan mungkin herniasi

otak.

Penyebab perdarahan otak yang paling lazim terjadi :

1) Aneurisma Berry,biasanya defek kongenital.

2) Aneurisma fusiformis dari atherosklerosis.

3) Aneurisma myocotik dari vaskulitis nekrose dan emboli septis.

4) Malformasi arteriovenous, terjadi hubungan persambungan pembuluh

darah arteri, sehingga darah arteri langsung masuk vena.

5) Ruptur arteriol serebral, akibat hipertensi yang menimbulkan penebalan

dan degenerasi pembuluh darah.

d. Hypoksia Umum

1).Hipertensi yang parah.

10
2).Cardiac Pulmonary Arrest

3). Cardiac output turun akibat aritmia

e. Hipoksia setempat

1).Spasme arteri serebral , yang disertai perdarahan subarachnoid.

2).Vasokontriksi arteri otak disertai sakit kepala migrain.

Akibat dari kejadian diatas maka terjadi penghentian suplai darah ke otak,

yang menyebabkan kehilangan sementara atau permanen gerakan,berpikir,

memori, bicara, atau sensasi.

Faktor resiko terjadinya stroke menurut Mansjoer (2000) adalah:

1) Yang tidak dapat diubah: usia, jenis kelamin, ras, riwayat keluarga,

riwayat stroke, penyakit jantung koroner, dan fibrilasi atrium.

2) Yang dapat diubah: hipertensi, diabetes mellitus, merokok,

penyalahgunaan alkohol dan obat, kontrasepsi oral, dan hematokrit

meningkat

3. Patofisiologi

Stroke Non Haemoragic

Kerusakan aliran darah arteri dapat menyebabkan berkurangnya suplai

Oksigen ke otak terganggu /tidak adekuat sehingga menyebabkan

Depolarisai memberan sel neuron yang akan memicu masuk secara berlebih

dalam tubuh dan diikuti oleh masuknya air yang dapat menimbulakn

oedema jaringan otak sehingga terjadi peningkatan tekanan darah yang akan

mempengaruhi proses inflamasi tidak adekuat sehingga menyebabkan

kematian jaringan/infark akan terjadi Defisit Neurologis Kontrolateral . Dan

jaringan otak akan mengalami kekurangan oksigen dan glucosa dapat

11
menimbulkan infark serebral pada area otak yang dapat menimbulkan

kematian neuron,sel ganglia dan struktur otak sehingga kemampuan otak

dalam mengobtrol fungsi neurologis menurun yang terjadi Difisit

Neurologis Kontralateral

Otak sangat tergantung kepada oksigen, bila terjadi anoksia seperti

yang terjadi pada stroke di otak mengalami perubahan metabolik, kematian

sel dan kerusakan permanen yang terjadi dalam 3 sampai dengan 10 menit

(non aktif total). Pembuluh darah yang paling sering terkena ialah arteri

serebral dan arteri karotis Interna.

Adanya gangguan peredaran darah otak dapat menimbulkan jejas atau

cedera pada otak melalui empat mekanisme, yaitu :

1). Penebalan dinding arteri serebral yang menimbulkan penyempitan

sehingga aliran darah dan suplainya ke sebagian otak tidak adekuat

selanjutnya akan mengakibatkan perubahan-perubahan iskemik otak.

2). Pecahnya dinding arteri serebral akan menyebabkan bocornya darah

ke kejaringan (hemorrhage).

3).Pembesaran sebuah atau sekelompok pembuluh darah yang menekan

jaringan otak.

4). Edema serebri yang merupakan pengumpulan cairan di ruang

interstitial jaringan otak.

4 .Manifestasi klinik

Menurut Smeltzer & Bare (2002) dan Price & Wilson (2006) tanda

dan gejala penyakit stroke adalah kelemahan atau kelumpuhan lengan atau

tungkai atau salah satu sisi tubuh, hilangnya sebagian penglihatan atau

12
pendengaran, penglihatan ganda atau kesulitan melihat pada satu atau kedua

mata, pusing dan pingsan, nyeri kepala mendadak tanpa kausa yang jelas,

bicara tidak jelas (pelo), sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang

tepat, tidak mampu mengenali bagian dari tubuh, ketidakseimbangan dan

terjatuh dan hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih.

5. Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit stroke menurutSmeltzer &

Bare (2002) adalah:

a. Hipoksia serebral, diminimalkan dengan memberi oksigenasi darah

adekuat ke otak. Fungsi otak bergantung pada ketersediaan oksigen

yang dikirimkan ke jaringan. Pemberian oksigen suplemen dan

mempertahankan hemoglobin serta hematokrit pada tingkat

dapatditerima akan membantu dalam mempertahankan oksigenasi

jaringan.

b. Penurunan aliran darah serebral, bergantung pada tekanan darah,curah

jantung, dan integritas pembuluh darah serebral. Hidrasi adekuat

(cairan intrvena) harus menjamin penurunan viskositas darah dan

memperbaiki aliran darah serebral. Hipertensi dan hipotensi ekstrim

perlu dihindari untuk mencegah perubahan pada aliran darah serebral

dan potensi meluasnya area cedera.

c. Embolisme serebral, dapat terjadi setelah infark miokard atau fibrilasi

atrium atau dapat berasal dari katup jantung prostetik. Embolisme

akan menurunkan aliran darah ke otak dan selanjutnya akan

menurunkan aliran darah serebral. Disritmia dapat mengakibatkan

13
curah jantung tidak konsisten dan penghentian trombus lokal. Selain

itu, disritmia dapat menyebabkan embolus serebral dan harus

diperbaiki.

2.2 Konsep Dasar Keluarga

2.2.1 Pengertian Keluarga

1. Definis Keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dari masayarakat yang terdiri atas kepala

keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat

di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi,2008).

Keluarga adalah dua atau tiga individu yang tergabung karena

hubungandarah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka

hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam

peranannya masing-masing, menciptakan serta mempertahankan

kebudayaan (Bailon dan ( Maglaya, 1989 dalam Setiadi,2008).

Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan

perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan

mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,

mental, emosional dan social diri tiap anggota keluarga (Duval dan

logan,1986 dalam Setiadi,2008).

Dari tiga difinisi diatas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa keluarga

adalah :

a. Unit terkecil dari masyarakat.

b. Terdiri atas dua orang atau lebih.

c. Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah.

14
d. Hidup dalam satu rumah tangga.

e. Di bawah asuhan seseorang kepala rumah tangga.

f. Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga.

g. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing.

h. Menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan.

2. Tipe Keluarga

Dalam (Sri Setyowati, 2007) tipe keluarga dibagi menjadi dua macam

yaitu :

1) Tipe Keluarga Tradisional

a) Keluarga Inti ( Nuclear Family ) , adalah keluarga yang terdiri dari

ayah, ibu dan anak-anak.

b) Keluarga Besar ( Exstended Family ), adalah keluarga inti di

tambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, keponakan, saudara

sepupu,paman, bibi dan sebagainya.

c) Keluarga “Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami

dan istri tanpa anak.

d) “Single Parent” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu

orang tua (ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini

dapatdisebabkan oleh perceraian atau kematian.

e) “Single Adult” yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri

seorang dewasa (misalnya seorang yang telah dewasa kemudian

tinggal kost untuk bekerja atau kuliah).

2) Tipe Keluarga Non Tradisional

a) The Unmarriedteenege mather, adalah keluarga yang terdiri dari

15
orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah.

b). The Stepparent Family adalah keluarga dengan orang tua tiri.

c). Commune Family adalah beberapa pasangan keluarga (dengan

anaknya) yang tidak ada hubungan saudara hidup bersama

dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman

yang sama : sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok

atau membesarkan anak bersama.

4). The Non Marital Heterosexual Conhibitang Family adalah keluarga

yang hidup bersama dan berganti – ganti pasangan tanpa melalui

pernikahan.

5). Gay And Lesbian Family adalah seseorang yang mempunyai

persamaan sex hidup bersama sebagaimana suami – istri (marital

partners).

6). Cohibiting Couple adalah orang dewasa yang hidup bersama diluar

ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu.

7). Group-Marriage Family adalah beberapa orang dewasa

menggunakan alat-alat rumah tangga bersama yang saling merasa

sudah menikah, berbagi sesuatu termasuk sexual dan membesarkan

anaknya.

8). Group Network Family adalah keluarga inti yang dibatasi aturan

atau nilai-nilai, hidup bersama atau berdekatan satu sama lainnya

dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama,

pelayanan dan tanggung jawab membesarkan anaknya.

16
9). Foster Family adalah keluarga menerima anak yang tidak ada

hubungan keluarga atau saudara didalam waktu sementara, pada

saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk

menyatukan kembali keluargayang aslinya.

10). Homeless Family adalah keluarga yang terbentuk dan tidak

mempunyai perlindungan yang permanent karena krisis personal

yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem

kesehatan mental.

11). Gang adalah sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang

orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang

mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan

criminal dalam kehidupannya.

3 . Struktur Keluarga

Dalam (Setiadi,2008), struktur keluarga terdiri dari bermacam - macam,

diantarannya adalah :

1) Patrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui

jalur garis ayah.

2) Matrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi di mana hubungan itu disusun melalui

jalur garis ibu.

3) Matrilokal : adalah sepasang suami istri yang tingga bersama keluarga

sedarah istri.

17
4) Patrilokal : adalah sepasang suami istri yang tingga bersama keluarga

sedarah suami.

5) Keluarga kawinan : adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi

pembina keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian

keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

4.Fungsi keluarga

Dalam (Setiadi,2008) fungsi keluarga adalah beberapa fungsi yang

dapat dijalankan keluarga sebagai berikut :

( 1 ) .Fungsi Biologis

(a).Untuk meneruskan keturunan.

(b).Memelihara dan membesarkan anak.

(c).Memenuhi kebutuhan gizi keluarga

(d).Memelihara dan merawat anggota keluarga

( 2 ) .Fungsi Psikologis

(a).Memberikan kasih sayang dan rasa aman.

(b).Memberikan perhatian diantara anggota keluarga.

(c).Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.

(d).Memberikan identitas keluarga.

( 3 ) .Fungsi Sosialisasi

(a).Membina sosial pada anak.

(b).Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat

perkembangan anak.

(c).Menaruh nilai-nilai budaya keluarga.

( 4 ) .Fungsi Ekonomi.

18
(a).Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi

kebutuhan keluarga.

(b). Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi

kebutuhan keluarga.

(c).Menabung untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan keluarga di

masa yang akan datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan

hari tua dan sebagainya.

( 5 ) .Fungsi pendidikan

(a).Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan,

keterampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat

dan minat yang dimiliki.

(b). Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang datang

dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.

(c).Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

Menurut Effendy, (1998) dalam (Setiadi,2008) dari berbagai

fungsi diatas ada 3 fungsi pokok keluarga terhadap anggota

keluarganya, adalah :

1) Asih adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa

aman,kehangatan kepada anggota keluarga sehingga

memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai usia

dan kebutuhannya.

2) Asuh adalah memenuhi kebutuhan pemeliharaan dan

perawatan anak agar kesehatannya selalu terpelihara, sehingga

19
diharapkan menjadikan mereka anak-anak yang sehat baik

fisik ,mental,sosila dan spiritual.

3) Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak,sehingga

siap menjadi manusia dewasa yang mendiri dalam

mempersiapkan masa depannya.

5. Peran Keluarga

Dalam (Setiadi, 2008), peranan keluarga menggambarkan

seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan

dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Berbagai peranan yang

terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :

1) Peranan ayah : ayah sebagai suami dan istri dan anak-anak,berperan

sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman,

sebagai kepala keluarga, sebagai anggotadari kelompok sosialnya

serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungan.

2) Peranan ibu : sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu

mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai

pengasuh dan pendidik anak anaknya, pelindung dan sebagai salah

satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota

masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat

berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga.

3) Peranan anak : anak- anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai

dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan

spriritual.

20
6. Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan

Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan keluarga mempunyai

tugas dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan. Lima tugas

keluarga dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan yaitu :

1) Mengenal masalah kesehatan keluarga setiap anggotanya Perubahan

sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung

menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila

menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan

terjadinya,perubahan yang terjadi dan seberapa besar perubahannya

2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi

keluarga Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk

mencari pertolongan yang tepat sesuia dengan keadaan keluarga

dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunya

kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka

segera melakukan tindakan yang tepat agar masalah kesehatan dapat

dikurangi bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan

seyoganya meminta bantuan orang lain dilingkungan sekitar

keluarga.

3). Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan Perawatan ini

bisa dilakukan dirumah apabila keluarga memiliki kemampuan

melakukan tindakan untuk pertolongan pertama atau kepelayanan

kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjutan agar masalah yang

lebih parah tidak terjadi.

21
4) Memepertahankan susana dirumah yang menguntungkan kesehatan

dan perkembangan anggota keluaraga.

5) Mempertahankan hubungan timbal balik antara kelurga dan lembaga

kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada) (Setiadi, 2008).

7.Fungsi Keluarga

Friedman (1998) dalam Padila (2012 mengidentifikasikan lima fungsi

dasar keluarga, yakni:

1) Fungsi afektif

Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan

memiliki dan dimiliki dalam keluarga,dukungan keluarga terhadap

anggota keluarga lainnya ,bagaimana kehangatan tercipta pada

anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangakan sikap

saling menghargai.

3) Fungsi sosialisasi

Hal yang perlu dikaji adalah bagaimana interaksi atau hubungan

dalam keluarga,sejauhmana anggota keluarga belajar disiplin, norma,

budaya dan perilaku.

4) Fungsi perawatan kesehatan

Menjelaskan sejauhmana keluarga menyediakan makanan, pakaian

perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit.Sejauhmana

pengetahuan keluarga mengenai sehat-sakit.Kesanggupan keluarga di

dalam melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat darikemampuan

keluarga melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga

mampu mengenal masalah kesehatan,mengambil keputusan melakukan

22
pemenuhan tugas perawatan keluarga adalah :

a) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal maslah kesehatan

yang perlu dikaji adalah :

sejauhmana keluarga mengetahui fakta-fakta dari masalah kesehatan

meliputi pengertian, tanda-gejala faktor penyebab dan yang

mempengaruhinya, serta persepsi keluarga terhadap masalah.

b) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambill keputusan

mngenai tindakan kesehatan yang tepat,hal yang perlu dikaji adalah :

(a). Sejauhmana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat,

luasnya masalah

(b). Apakah masalah kesehatan dirasakan keluarga

(c). Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang

dialami.

(d). Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan

penyakit

(e). Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yangada.

(f). Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan.

(g). Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap

tindakan dalam mengatasi masalah.

c) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga merawat

anggota keluarga yang sakit. Yang perlu dikaji adalah :

(a).Sejauhmana keluarga mengetahui keadaan penyakitnya sifat,

penyebaran,komplikasi prognosa dan cara perawatannya

(b).Sejauhmana keluarga mengetahui tentang sifat dan

23
perkembangan perawatan yang dibutuhkan.

(c).Sejauhmana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas yang

diperlukan untuk perawatan.

(d).Sejauhmana keluarnga mengetahui sumber – sumber yang ada

dalam keluarga ( anggota yang bertanggung jawab sumber

keuangan / finansial, fasilitas fisik, psikososial).

(e). Bagaimana sikap keluarga terhadap yang sakit.

d) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan Keluarga memelihara

lingkungan rumah yang sehat. Hal yang perlu dikaji adalah :

(a).Sejauhmana keluarga mengetahui sumber – sumber yang

dimiliki

(b).Sejauhmana keluarga melihat keuntungan /manfaat

pemeliharaan lingkungan

(c). Sejauhmana keluarga mengetahui pentingnya hygiene sanitasi

(d). Sejauhmana keluarga mengetahui upaya pencegahan penyakit

(e). Sejauhmana sikap/pandangan keluarga terhadahygiene sanitasi.

(f). Sejauhmana kekompakan anggota keluarga

e) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga menggunakan

fasilitas kesehatan di masyarakat. Hal yang perlu dikaji adalah :

(a). Sejauhmana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas

kesehatan.

(b). Sejauhmana keluarga memahami keuntungan- keuntungan

yang dapat diperoleh dari fasilitan kesehatan.

(c). Sejauhmana tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas

24
petugas dan fasilitas kesehatan

(d) Apakah keluarga mempunyai pengalaman yang kurang baik

terhadap petugas kesehatan.

(e) Apakah fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga.

4). Fungsi reproduksi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah :

a). Berapa jumlah anak

b).Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga

c).Metode apa yg digunakan keluarga dalam upaya

mengendalikan jumlah anggota keluarga

5).Fungsi ekonomi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah:

a). Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang,pangan

dan papan.

b) Sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di

masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan

keluarga.

2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga

2.3.1 Pengertian asuhan keperawatan keluarga

Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan

yang diberikan melalui praktek keperawatan kepada keluarga, untuk

membantu menyleseikan masalah kesehatan keluarga tersebut dengan

menggunakan pendekatan proses keperawatan (Depkes RI,1998). Asuhan

keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan

25
menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan keluarga

dan individu sebagai anggota keluarga (Mubarok,dkk, 2006). Sedangkan

pengertian yang lain perawatan keluarga adalah tingkat keperawatan

kesehatan yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau

kesatuan yang dirawat, Dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan

sebagai saran atau penyalur (Effendi,1998).

Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga digunakan suatu

pendekatan yang sistemik yaitu dengan keperawatan kesehatan keluarga.

Pendekatan ini digunakan dalam rangka mengidentifikasi dan

memecahkan masalah-masalah yang dihadapi keluarga dimulai dari

pengkajian,penemuan diagnosa keperawatan keluarga, perencanaan,

pelaksanaan dan teknik evaluasi.

2.3.2 Tujuan Asuhan Keperawatan Keluarga

1. Tujuan umum

Untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara

kesehatan keluarga mereka sehingga dapat meningkatkan status

kesehatan keluarganya.

2. Tujuan khusus

Ditingkatkannya kemampuan keluarga dalam :

1) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah

kesehatan yang dihadapi oleh keluarga

2) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi

masalah - masalah kesehatan dasar dalam keluarga.

26
3) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan

yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan para anggotanya.

4) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan

keperawatan terhadap anggota keluarga yang sakit dan dalam

mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya.

5) Meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan mutu

hidupnya (Effendi,1998)

2.3.3.Diagnosa Keperawatan yang muncul

1. Diagnosa individu

a. Gangguan perfusi jaringan cerebral (Doenges, 2000).

Intervensi:

1) Kaji faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya koma atau

menurunnya perfusi jaringan otak.

2) Monitor status neurologis secara teratur.

3) Monitor tanda-tanda vital.

4) Kaji fungsi-fungsi yang lebih tinggi seperti: fungsi bicara jika

pasien sadar.

b. Kurangnya pengetahuan.

Intervensi :

1) Kaji tingkat pengetahuan klien.

2) Jelaskan tentang stroke dan efeknya pada otak, jantung, ginjal dan

pembuluh darah.

3) Berikan penjelasan pentingnya kerja sama dengan petugas

Kesehatan dalam pengobatan untuk mencegah kekambuhan.

27
c. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan (Carpenito,1998)

Intervensi:

1). Kaji faktor-faktor penyebab atau penunjang.

2). Kurangi atau hilangkan faktor-faktor penyebab atau penunjang.

3). Berikan makanan yang bergizi secara adekuat.

4). Berikan makanan perlahan mulai dari makanan saring atau lunak.

2. Diagnosa keperawatan keluarga

a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga.

Intervensi :

1) berikan informasi tentang pengertian, penyebab, tanda gejala,

komplikasi,serta penanganannya.

2) Identifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan.

3) Dorong sikap emosi yang sehat dalam mengatasi masalah

keluarga.

4) Beri penjelasan tentang keuntungan mengenal masalah-masalah

kesehatan.

b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan

tidakan kesehatan yang tepat.

Intervensi :

1).Musyawarah bersama keluarga mengenai akibat – akibat

bila mereka tidak mengambil keputusan.

2). Perkenalkan kepada keluarga tentang alternatif yang dapat

mereka pilih dan sumber – sumber yang di perlukan untuk

melakukan tindakan keperawatan.

28
3). Identifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga.

c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.

Intervensi:

1) Beri penjelasan keluarga cara perawatan anggota keluarga yang

sakit.

2) Gunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah.

3) Awasi keluarga melakukan perawatan.

4) Bantu anggota mengembangkan kesanggupan dalam merawat

anggota keluarga yang sakit.

d. ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang dapat

mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota

keluarga.

Intervensi:

1) Modifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan.

2) Beri penjelasan tentang keuntungan dan manfaat pemeliharaan

lingkungan rumah.

3) Gali sumber – sumber keluarga yang mendukung memperbaiki

keadaan fisik rumah yang tidak sehat.

4).Berikan penjelasan kepada keluarga pentingnya sanitasi

lingkungan.

5).Lakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin.

e. Ketidakmampuan keluarga menggunakan sumber daya di masyarakat

guna memelihara kesehatan.

Intervensi:

29
1). Kenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga.

2). Berikan penjelasan kepada keluarga tentang fungsi fasilitas

kesehatan.

3). Bantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.

4). Beri penjelasan tentang keuntungan menggunakan fasilitas

kesehatan bagi keluarga.

2.3.4 Proses Keperawatan Keluarga

1. Pengkajian

Pengkajian adalah suatu tahapan ketika seseorang perawat

mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga yang

dibinanya. Cara pengumpulan data tentang keluarga dapat di lakukan antara

lain: riwayat dan tahap perkembangan kelurga, data lingkungan,struktur

kelurga, fungsi kelurga penyebab masalah kelurga dan koping yang di

lakukan kelurga, harapan kelurga dan pemriksaan fisik (Jhonson dan Leny,

2010).

2. Perencanaan

Perencanaan adalah bagian dari fase diawali dengan merumuskan

tujuan yang ingin dicapai serta rencana tindakan untuk mengatasi masalah

yang ada. Tujuan dirumuskan untuk mengatasi dan meminimalkan stresor

dan intervensi dirancang berdasarkan 3 tingkat pencegahan primer,untuk

memperkuat garis pertahanan fleksibel , pencegahan sekunder untuk

memperkuat garis pertahanan skunder dan pencegahan tersier untuk

memperkuat garis pertahanan resisiten (Anderson & Mc Farlane 2000

dalam Komang, 2010).

30
3. Tahap Intervensi/Tahap Perencanaan Tindakan Keperawatan Keluarga

Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan, yang

mencakup tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan kriteria

dan standar. Kriteria dan standar merupakan pernyataan spesifik tentang

hasil yang diharapkan dari setiap tindakan keperawatan berdasarkan tujuan

khusus yang ditetapkan.

4. Implementasi

Implementasi merupakan langkah yang dilakukan setelah

perencanaan program. Program dibuat untuk menciptakan keinginan

berubah dari keluarga, mendirikan keluarga. Sering kali perencanaan

program yang sudah baik tidak diikuti dengan waktu yang cukup untuk

melaksanakan implementasi (Komang, 2010).

5. Evaluasi

Evaluasi disususn menggunakan SOAP secara operasionaldengan

tahapan dengan somatif (dilakukan selama proses asuhan keperawatan)

dan formatif yaitu dengan proses dan evaluasi akhir.

Evaluasi dapat dibagi dua jenis yaitu :

a).Evaluasi berjalan (sumatif) adalah evaluasi jenis inii dikerjakandalam

bentuk pengisian format perkembangan dan berorientasi kepada

masalah yang dialami oleh keluarga. format yang dipakai adalah

format SOAP.

b).Evaluasi akhir ( formatif ) adalah evaluasi jenis ini dikerjakandengan

cara membandingkan antara tujuan yang akan dicapai.Bila terdapat

kesenjangan diantara keduanya mungkin semuatahan dalam proses

31
keperawatan perlu ditinjau kembali, agar didapat data- data, masalah

atau rencana yang perlu dimodifikasi. (Setiadi, 2008).

2.4 Tinjauan Hubungan Antar Konsep

Aterosklerosis ( trombosis) embolisme,hipertensi,pecah pembuluh darah

Kerusakan aliran darah arteri

Suplai O2 ke otak terganggu /tidak adekuat

Depolarisasi membran Jaringan otak kekurangan oksigen


sel neuron dan glukosa

Memicu K masuk secara


berlebih kedalam tubuh

Oedema & kongesti pada


Infark serebral pada
area yang mengelilingi
Diikuti masuknya air area otak
infark

Oedema jaringan otak Infark bertambah parah Kematian neuron,sel


ganglia & struktur
otak
Peningkatan tekanan
darah
Defisit Neurologis
Kontralateral Kemampuan otak
Proses inflamasi tidak
dalam mengontrol
adekuat
fungsi neurologis
menurun
Kematian jaringan / infark
serebral

32
PX MRS

Pasca Stroke

Rawat jalan

Ketidakmampuan
keluarga
merawat
penderita pasca
stroke

33
BAB 3
METODE STUDI KASUS

A. Metode
Metode penelitian merupakan cara yang akan digunakan dalam
penelitian dengan langkah-langkah teknis dan operasional penelitian yang
akan dilaksanakan (Notoatmodjo, 2010). Metode yang digunakan dalam
penyususnan karya tulis ini adalah metode pemecahan masalah (problem
solving) pendekatan proses keperawatan yaitu studi kasus (Tamsuri &
Cahyono, 2014). Pendekatan proses keperawatan kerangka kerja dan
struktur organisasi yang kreatif untuk memberikan asuhan keperawatan,
namun proses keperawatan juga cukup fleksibel untuk digunakan di semua
lingkup keperawatan (Potter and Perry, 2005). Stud kasus adalah suatu
bentuk penyelenggaraan praktik keperawatan terhadap satu kasus (Pasien)
secara kompregensif dan mendalam yang terdokumentasikan secara
sitematis (Tamsuri & Cahyono, 2014).

B. Teknik Penulisan
Teknik penulisan menggambarkan gaya penyajian informasi dalam
tulisan ilmiah (Tamsuri & Cahyono, 2014). Teknik oenulisan yang digunakn
dalam penyusunan karya tulis studi kasus ini adalah deskriptif (Tamsuri &
Cahyono, 2014). Desain penelitian adalah sebuah tipe penelitian yang
berusaha untuk menjelaskan status dari fokus studinya (Thomas, 2010
dalam Swarjana, 2012).
Dalam studi kasus deskriptif ini menggambarkan asuhan keperawatan
keluarga dengan masalah keperawatan ketidakmampuan merawat penderita
pasca stroke di Desa Krowe Kecamatan Lembeyan Kabupaten Magetan.

C. Waktu dan Tempat


Waktu dan tempat menggambarkan masa dan lokasi pemberian asuhan
keperawatan pada pasien yang didkoumentasikan dalam Karya Tulis Ilmiah
ini (Tamsuri & Cahyono, 2014).

34
1. Waktu
Pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga dengan masalah
keperawatan ketidakmampuan keluarga merawat pnderita pasca stroke
dilaksanakan pada hari Senin,Rabu dan Sabtu 12,14,16 November
2019.
2. Tempat Penelitian
Pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga dengan masalah
keperawatan ketidakmampuan keluarga merawat penderita pasca
stroke dilaksanakan di rawat di rumah di desa Krowe Kecamatan
Lembeyan Kabupaten Magetan.

D.Alur Kerja

Lokasi Penelitian :
Di Desa Krowe Kecamatan Lembeyan kabupaten Magetan

Keluarga yang dirawat :


Keluarga yang merawat penderita pasca stroke

Metode :
wawancara dan observasi

Pengambilan Data dilakukan dengan cara :


Pengkajian,penemuan diagnosa keperawatan keluarga, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi

E.Etika

Etika adalah aspek-aspek etik yang dipergunakan / menjadi pertimbangan


dalam memberikan asuhan keperawatan bagi pasien hingga dengan proses
dokumentasi yang dilakukan (Tamsuri & Cahyono, 2014).

35
Dalam melakukan asuhan keperawatan ini, menekankan masalah etika
meliputi :
a. Keikhlasan (Voluntary)
Keikhlasan adalah suatu kesediaan dan kesabaran yang sangat
dibutuhkan dalam proses keperawatan demi kelancaran asuhan
keperawatan dan demi terjalinnya hubungan saling percaya antara
perawat dan klien.
b. Kerahasiaan (Confidentiality)
Kerahasiaan informasi dan keterangan yang diberikan kepada klien
yang diberikan asuhan keperawatan dijamin oleh perawat.
c. Tanpa nama (Anonymity)
Masalah etik dan keperawatan merupakan masalah yang
memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara
tidak mencantumkan atau memberikan nama pada lembar asuhan
keperawatan.

36

Anda mungkin juga menyukai