Anda di halaman 1dari 8

7

Jurnal Keperawatan Dirgahayu


Volume 4, Nomor 1 Maret 2022
EISSN: 2685-3086

ADAPTASI PSIKOLOGIS LANSIA DENGAN POST STROKE;


ANALISIS FENOMENOLOGI

Yafet Pradikatama Prihanto1, Ellia Ariesti2


1
S1 Keperawatan 2 DIII Keperawatan STIKes Panti Waluya Malang,
Jln yulius Usman No.62 Malang, telp (0341) 369003
e-mail : yafetpradhika@gmail.com

ABSTRAK
Stroke atau Cerebro Vaskuler Accident (CVA) merupakan gangguan peredaran darah di daerah cerebral, yang
disebebkan oleh pecahnya pembulih darah (stroke haemorhagic) atau karena sumbatan (stroke iscemic).
Manifestasi klinis stroke ini tergantung pada daerah serebri mana yang mengalami gangguan vaskularisasi.
Tanda umum yang terjadi pada penderita stroke adalah terjadi kelemahan tubuh sampai dengan kelumpuhan
total, baik seluruh tubuh maupun sebagian tubuh. Prevalensi stroke saat ini terbanyak masih dialami oleh lansia,
diatas 50 tahun, walaupun angka tersebut telah bergeser, dan banyak juga terjadi pada usia produktif, dan ini
berhubungan dengan sedentary lifestyle. Setelah terjadi serangan stroke pada lansia, biasanya lansia masih
mengalami gejala sisa. Gejala sisa inilah yang membuat lansia mengalami stress psikologis, salah satunya
diakibatkan oleh kurangnya sumber informasi terkait perawatan post stroke. Jenis penelitian ini adalah
kualitatif deskriptif, pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara terstruktur, jumlah partisipan 5 orang
dengan kriteria ; lansia diatas 45 tahun, pernah mengalami stroke, dan bersedia menjadi partisipan pnelitian ini.
Didapatkan 7 sub tema, yaitu positif belief, usaha untuk sehat, ansietas (cemas), kurang pengetahuan, kelemahan
fisik, perlu dukungan fisik, kurang dukungan psikologis, dan menghasilkan 3 tema besar ; yaitu memiliki
harapan, hambatan dari dalam diri dan perlunya dukungan eksternal. Saran dari penelitian ini adalah sebaiknya
Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan pertama juga menyediakan layanan kunjungan rumah pada pasien post
stroke sehingga meminimalkan komplikasi, terutama masalah psikologis. Rekomendasi untuk peneliti
selanjutnya adalah penelitian kuantitatif yang menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keadaan
psikologis lansia dengan post stroke, sehingga didapatkan kuesioner baku untuk menilai kondisi psikologis
lansia dengan post stroke.

Kata Kunci : Adaptasi, Post stroke, Psikologis

PENDAHULUAN jatuh dalam keadaan depresi, maka


Lansia merupakan tahap kehidupan diperlukan peningkatan mekanisme koping
akhir manusia, dimana memiliki individu pada lansia tersebut (Arafat et al.,
permasalahan fisik maupun psikologis, dan 2018). Koping ini berupa dukungan
hal ini berhubungan dengan gaya hidup keluarga, dukungan fasilitas kesehatan, dan
pada tahap sebelum lansia (Reverté- aspek spiritual sesuai dengan kepercayaan
Villarroya et al., 2021)⁠. Salah satu lansia tersebut (Omu et al., 2014).
penyakit lansia yang disebabkan oleh Peningkatan sumber koping tersebut
sedentary lifestyle adalah cerebral vascular diharapkan dapat memicu lansia untuk
accident (CVA) atau sering disebut stroke segera beradaptasi dengan kondisinya saat
(Patel et al., 2018). Gejala sisa dari ini, karena penerimaan diri menjadikan
stroke/kondisi post stroke biasanya berupa lansia memiliki ketenangan batin, sehingga
kelemahan fisik maupun kelumpuhan, dan dapat mengikuti semua terapi atau program
tentu saja ini akan mengganggu dan pengobatan, sehingga cepat pulih dari
menjadi stressor lansia (Wijeratne & Sales, keadaan post stroke (Dewilde et al., 2019).
2021). Stress yang dialami oleh lansia ini Studi pendahuluan yang telah dilakukan
apabila tidak segera ditangani akan dengan cara wawancara dengan salah satu
menyebabkan depresi (Jin et al., 2017). Perawat Puskesmas setempat, didapatkan
Kondisi depresi ini merupakan gangguan data bahwa dalam satu desa terdapat 5
psikologis pada seseorang yang tidak dapat lansia post stroke. Saat serangan stroke
bertahan saat menghadapi stressor yang lansia tersebut dibawa ke Rumah Sakit
datang. Untuk mencegah lansia post stroke terdekat, tetapi saat ini lansia tersebut
8
Jurnal Keperawatan Dirgahayu
Volume 4, Nomor 1 Maret 2022
EISSN: 2685-3086

semua dirawat di rumah, dengan penelitian yang telah diambil. Triangulasi


menyisakan gejala sisa berupa kelemahan sumber dilakukan oleh peneliti dengan cara
fisik di separuh tubuh. Studi pendahuluan wawancara dengan orang terdekat
juga dilakukan dengan cara wawancara partisipan (anak, suami/istri) dan petugas
pada salah satu keluarga lansia post stroke. Puskesmas. Triangulasi teknik dilakukan
Didapatkan data bahwa lansia tidak pernah peneliti dengan cara observasi secara
datang ke tempat pelayanan langsung kegiatan yang dilakukan
kesehatan/Puskesmas karena kesibukan partisipan (lansia post stroke) selama 2
masing-masing anggota keluarga. Data ini hari. Triangulasi waktu dilakukan oleh
berhubungan dengan temuan data saat peneliti dan tim selama 3 hari berturut
wawancara dengan salah satu perawat turut, melakukan wawancara di waktu pagi
Puskesmas, yang menyatakan bahwa lansia hari, siang dan malam hari. Kesimpulan
post stroke tersebut tidak pernah datang ke yang dapat diambil dari triangulasi data
Puskesmas untuk kontrol terkait kondisi yang diambil adalah adanya kesamaan data
fisiknya, dan dari pihak Puskesmas juga baik dari orang terdekat partisipan, petugas
tidak pernah melakukan kunjungan rumah, Puskesmas, observasi, dan perbedaan
karena belum dibentuk Posyandu lansia di waktu wawancara.
daerah tersebut. Peneliti juga Fenomena yang diteliti adalah
mewawancarai salah satu lansia dengan bagaimana pengalaman lansia post stroke
post stroke dan didapatkan data bahwa dalam beradaptasi dengan kondisi post
lansia tersebut merasa khawatir akan stroke yang dialaminya saat ini. Makna
keadaannya, terutama masalah biaya, dan pengalaman ini memberikan gambaran
Lansia tersebut juga merasa takut terkait bagaimana partisipan lansia berinteraksi
masa depannya karena saat ini badan terasa dengan lingkungannya (lived place, lived
lemah di sebalah kiri. Penelitian ini time, lived relationship), dalam beradaptasi
dilakukan dengan tujuan memberikan data dengan keadaan sakitnya. Lived place
secara real kepada Puskesmas, dengan adalah bagaimana perawat memaknai
tujuan supaya segera dibentuk Posyandu pengalamannya dalam melakukan
lansia, sehingga tidak hanya masalah perawatan saat pertama kali mengalami
kesehatan fisik saja yang diselesaikan, stroke dan kondisi saat ini (post stroke).
tetapi psikologis semua lansia di daerah Lived time adalah bagaimana lansia
tersebut dapat terpantau dan selalu up to memaknai pengalamannya dalam menjalani
date. kehidupan mulai dari awal terdiagnosis
stroke hingga saat ini. Live relationship
METODE adalah bagaimana lansia memaknai
Metode penelitian ini adalah pengalamannya dalam berhubungan dengan
kualitatif interpretatif, jumlah partisipan 5 orang-orang yang terlibat dalam perawatan
orang lansia dengan usia diatas 45 tahun sakit stroke. Lived place adalah bagaimana
dengan kriteria pernah menderita stroke, lansia memaknai pengalamannya dalam
dan bersedia menjadi partisipan penelitian. mencari tempat perawatan saat pulang dari
Pengumpulan data dilakukan dengan cara rumah sakit setelah perawatan stroke.
wawancara mendalam (indepth interview) Proses analisis data pada penelitian
menggunakan panduan wawancara semi ini adalah mendengarkan kembali rekaman
terstruktur yang dibuat berdasarkan tujuan wawancara dengan partisipan, membuat
khusus penelitian. Setelah data terkumpul transkip verbatim, membaca kembali
peneliti menggunakan Interpretative transkip verbatim dan memberi tanda pada
Phenomenological Analysis (IPA) dalam kata kunci. Kata kunci tersebut
proses analisa data. Triangulasi data dikumpulkan dan menentukan kategori
dilakukan untuk memvalidasi data kemudian dikelompokkan dan menjadi
9
Jurnal Keperawatan Dirgahayu
Volume 4, Nomor 1 Maret 2022
EISSN: 2685-3086

beberapa sub tema. Sub tema ini dianalisis (P3)“pasrah kemwon, ta syukuri nopo
menjadi beberapa buah tema, kemudian mawon ingkang kulo raosaken ben cepet
dilakukan pembahasan dengan cara mantun”
membandingkan apakah hasil penelitian (pasrah saja, saya syukuri apa saja yang
sama atau berbeda dengan penelitian yang saya rasakan agar cepat sembuh).
telah ada, kemudian membahasnya, dan
membuat kesimpulan. Sub Tema : Usaha Untuk Sehat
Partisipan mengatakan melakukan Usaha
HASIL PENELITIAN Untuk Sehat :
Setelah dilakukan wawancara, (P3)“enjang kaliyan sonten mlampah
menyusun transkip verbatim, dan analisis lampah datheng sabin dikancani kaliyan
data, maka diadapatkan 3 tema besar yang putu kulo niki”
dihasilkan dari 7 sub tema : (pagi dan sore jalan jalan ke sawah diemani
oleh cucu).
Tabel Tema dan Subtema
No Tema Sub Tema (P5)“paling nggih namung mlampah
1 Memiliki Positif Belief mlampah supados mboten lemes niku mas”
Harapan Usaha untuk sehat (hanya jalan jalan supaya tidak lemas).
2 Hambatan Ansietas
dari Kurang (P2) “biasanipun mlampah lampah
dalam diri pengetahuan mawon, lha kulo mboten ngertos latian
Kelemahan Fisik stroke niku nopo mawon kok mas”
3 Perlu Perlu dukungan (biasanya jalan jalan saja karena tidak tahu
dukungan fisik latihan stroke apa saja).
eksternal Kurang dukungan
psikologis Tema 2 : Hambatan Dari Dalam Diri
Tema 1: Memiliki Harapan Tema Hambatan dari Dalam Diri
Didapatkan tema mengenai memiliki dihasilkan dari sub tema ansietas
harapan. Tema ini didapatkan dari 2 sub (kecemasan), kurang pengetahuan, dan
tema, yaitu positif belief dan usaha untuk kelemahan fisik.
sehat. Sub Tema : Ansietas (Kecemasan)
Sub Tema : Positif Belief Partisipan mengatakan bahwa mengalami
Positif Belief ini diungkapkan oleh kecemasan
partisipan berikut : (P2)“kula sakit stroke sampun tigang taun,
(P1)“sakit stroke niki sampun sekawan rumiyin mboten mangertos sakit punapa,
taun, rumiyin nate dirawat wonten saenggo ajrih lan kuatir”
puskesmas ngadirejo setunggal minggu. (saya sakit stroke sudah tiga tahun, dulu
Awitanipun nggih kuatir, naming sakniki tidak mengerti sakit apa, sehingga takut dan
sampun saget nrimo” khawatir).
(sakit stroke sudah empat tahun, dahulu
pernah dirawat di puskesmas selama satu (P3) “sakit lemes-lemes niki mpun 2 tahun,
minggu. Awalnya memang khawatir, tetapi raosipun ajrih, naming wonten kaluargo
sekarang sudah bisa menerima). ingkang ndukung dadosipun radi ayem ati
kula”
(P2)“kulo nrimo mawon ah, mboten (sakit lemas lemas ini sudah dua tahun,
wonten gunanipun menawi gelo” rasanya takut, tetapi ada keluarga yang
(saya menerima saja lah, tidak ada gunanya mendukung jadi hati saya terasa lebih
kalau menyesal). tenang).
10
Jurnal Keperawatan Dirgahayu
Volume 4, Nomor 1 Maret 2022
EISSN: 2685-3086

(P5) ‘pengen cepet mantun supados saget (fasilitas kesehatan itu penting, untuk
dating sabin maleh, tapi kadang mikir berobat kalau sakit).
pripun menawi mboten saget mantun”
(pengen cepat sembuh supaya bisa ke (P5)“lah, lha nggih penting, menawi
sawah lagi, tapi kadang memikirkan mboten wonten pripun jal tiyang sakit
bagaimana kalau tidak bisa sembuh lagi). anggenipun berobat”
(lah, lha iya penting lah, kalau tidak ada
Sub Tema : Kurang Pengetahuan bagaimana orang berobat kalau sakit?).
Partisipan mengungkapkan bahwa tidak
mengetahui mengenai cara perawatan post Sub Tema : Kurang dukungan
stroke : psikologis
(P5)“daharanipun kulo nggih sami mawon Partisipan mengatakan bahwa kurang
kaliyan bojo lan anak kulo” mendapatkan dukungan psikologis.
(makanan saya sama seperti istri dan anak (P2)“mboten wonten petugas kesehatan
saya). ingkang datheng ngriki”
(tidak ada petugas kesehatan yang kesini).
(P1) “wah, menawi kulo nggih daharipun
sami mawon kalih tiyang sakomah mas” (P1)“rumiyin wonten mantri ingkang
(wah, kalau saya makannya sih sama saja ngriki mas, tapi namung maringi
seperti orang lain serumah). penyuluhan tok..”
(dulu ada mantri yang kesini, tetapi hanya
Sub Tema : Kelemahan Fisik member penyuluhan).
Partisipan mengatakan bahwa mengalami
mati separuh tubuh. (P5) “mboten wonten mantri ingkang mriki
(P1)“kulo nyambut damel kados mas”
biasanipun tapi sakedap, amargi sampun (tidak ada mantri yang kesini).
mboten rosa”
(saya bekerja seperti biasanya tetapi hanya PEMBAHASAN
sebentar karena sudah tidak sekuat dulu). Tema pertama adalah memiliki
harapan. Harapan sendiri dibentuk dari
(P3)“sukunipun kraos abot niki mas adanya motivasi dan optimis akan
menawi mlampah radi tebih” menggapainya sesuatu yang diharapkan
(kaki saya ini terasa berat mas kalau tersebut akan terjadi. Hasil penelitian ini
berjalan agak jauh). didukung oleh penelitian dari (Arafat et
al., 2018), yang menjelaskan bahwa
(P4)“kesemuten kaliyan lemes menawi keyakinan terhadap sang Pencipta akan
katah lampah dateng mande “ meningkatkan harapan, dan mempercepat
(kesemutan dan lemas kalau sering jalan ke adaptasi post stroke. Dukungan keluarga
warung). merupakan koping adaptif lansia post
stroke dalam memupuk keyakinan untuk
Tema 3 : Perlu Dukungan Eksternal sembuh (Reverté-Villarroya et al., 2021).
Tema ini dihasilkan dari sub tema perlu Keyakinan terhadap Sang Pencipta, sesuai
dukungan fisik dan kurang dukungan dengan kepercayaannya juga mempercepat
psikologis adaptasi post stroke lansia (Omu et al.,
Sub Tema : Perlu Dukungan fisik 2014). Perawat atau petugas kesehatan dan
Pernyataan memerlukan dukungan fisik ini keluarga seharusnya bekerjasama untuk
diungkapkan oleh partisipan. mempercepat kesembuhan lansia post
(P2) “fasilitas kesehtan niku nggih penting stroke dengan cara saling mendukung
to mas kagem berobat menawi sakit” dalam memberikan terapi, baik untuk fisik
11
Jurnal Keperawatan Dirgahayu
Volume 4, Nomor 1 Maret 2022
EISSN: 2685-3086

maupun psikologisnya (Menon et al., bahwa dukungan sosial sangat berperan


2019). Karena tanpa dukungan tersebut, dalam pemulihan lansia post stroke
lansia tidak memiliki harapan yang positif (Gandolfi et al., 2021). Dukungan orang-
(Vaughan-Graham et al., 2020). orang satu kepercayaan dengan lansia juga
Tema kedua adalah hambatan dari berpengaruh terhadap self efficacy lansia
dalam diri. Hambatan dari dalam diri post stroke (Ariesti & Pradikatama, 2018).
lansia, terutama masalah psikologis adalah Spiritualitas juga sangat berperan terhadap
perasaan cemas (Dollenberg et al., 2021). pemulihan kesehatan lansia post stroke,
Perasaan cemas ini membuat lansia karena dengan menyerahkan semua
merasa depresi dan meningkatkan angka kepada Tuhan, maka akan menimbulkan
kesakitan (Chan et al., 2021). Kecemasan kekuatan untuk menghadapi sebuah
lansia post stroke ini berisiko membuat peristiwa (Arafat et al., 2018)⁠.
lansia mengalami depresi apabila
dibiarkan (Snaphaan & de Leeuw, 2009). KESIMPULAN
Selain berisiko mengalami depresi, lansia Kondisi stroke lansia disebabkan
post stroke juga berisiko mengalami oleh beberapa hal, diantaranya adalah
penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) karena gaya hidup yang
(Lin et al., 2017) dan meningkatkan resiko monoton/sedentary lifestyle. Dalam
demensia (Dregan et al., 2013). Untuk kondisi sakitnya, lanisa post stroke
mengatasi resiko-resiko tersebut sebaiknya memiliki hambatan dari dalam dirinya,
dilakukan berbagai cara untuk mengurangi diantaranya adalah kelemahan fisik dan
hambatan dari dalam diri, yaitu dengan kurangnya pengetahuan yang
terapi cognitive behavior therapy (CBT). menyebabkan kecemasan. Lansia post
Terapi ini terbukti menurunkan depresi stroke juga perlu dukungan dari orang-
pada lansia post stroke (Kootker et al., rang yang ada disekitarnya dan fasilitas
2012)⁠. Terapi seni (melukis, pelayanan kesehatan terdekat/Puskesmas.
menggambar, dan musik) juga dapat Diharapkan apabila terjadi sinergi antara
mengurangi kesakitan pada lansia post lingkungan sosial lansia dan penyelia
stroke (Chan et al., 2021)⁠. Terapi layanan kesehatan maka akan
thought stopping juga dapat diterapkan meningkatkan harapan hidup lansia post
untuk mengurangi kecemasan lansia stroke.
(Yafet Pradikatama, Emy Sutiyarsih,
2021)⁠. Terapi-terapi ini sebaiknya SARAN
dikombinasikan, dan diharapkan dapat Saran untuk Puskesmas,
mengurangi hambatan dari dalam diri sebaiknya melakukan pemetaan dan
lansia, sehingga lansia merasa bahagia, pengkajian masalah kesehatan, terutama
dan dapat segera beradaptasi terhadap kesehatan lansia, sehingga diperoleh data
kondisi sakitnya. yang valid, dan digunakan sebagai dasar
Tema ketiga adalah perlu untuk mendirikan Posyandu Lansia
dukungan eksternal. Dukungan eksternal
yang dimaksud dalam tema ini adalah UCAPAN TERIMAKASIH
masyarakat sekitar dan pihak layanan Ucapan terimakasih diberikan
kesehatan beserta fasilitas yang diberikan kepada Puskesmas, lansia post stroke yang
pada lansia post stroke. Peneliti belum telah bersedia menjadi partisipan
menemukan riset yang menyatakan penelitian, dan pihak-pihak lain yang
hubungan pemulihan lansia post stroke, membantu dalam penyelesaian penelitian
akan tetapi hasil penelitian pada tema ini ini.
didukung oleh riset lain yang menyatakan
12
Jurnal Keperawatan Dirgahayu
Volume 4, Nomor 1 Maret 2022

EISSN: 2685-3086
DAFTAR PUSTAKA influencing factors of chronic
Arafat, R., Sitorus, R., Mustikasari, & post-traumatic stress disorder in
Majid, A. (2018). Spiritual patients with myocardial
Coping in People Living with infarction, transient ischemic
Stroke. International Journal of attack (TIA) and stroke – an
Caring Sciences, 11(2), 658– exploratory, descriptive study.
662. BMC Psychiatry, 21(1), 1–11.
www.internationaljournalofcarin https://doi.org/10.1186/s12888-
gsciences.org 021-03303-1

Ariesti, E. S. E. D. T. K. K. M., & Dregan, A., Wolfe, C., & Gulliford, M.


Pradikatama, Y. (2018). C. (2013). Does the influence of
Hubungan Self Efficacy Dengan stroke on post-stroke dementia
Tingkat Kepatuhan Kota vary by different levels of
Malang. Jurnal Keperawatan prestroke cognitive functioning?
Malang, 3, 39–44. A population-based cohort
investigation. The Lancet, 382,
Chan, C. K. P., Lo, T. L. T., Wan, A. H. S32.
Y., Leung, P. P. Y., Pang, M. Y. https://doi.org/10.1016/s0140-
C., & Ho, R. T. H. (2021). A 6736(13)62457-5
randomised controlled trial of
expressive arts-based Gandolfi, M., Donisi, V., Battista, S.,
intervention for young stroke Picelli, A., Valè, N., Piccolo, L.
survivors. BMC Complementary Del, & Smania, N. (2021).
Medicine and Therapies, 21(1), Health-related quality of life and
1–11. psychological features in post-
https://doi.org/10.1186/s12906- stroke patients with chronic
020-03161-6 pain: A cross-sectional study in
the neuro-rehabilitation context
Dewilde, S., Annemans, L., Lloyd, A., of care. International Journal of
Peeters, A., Hemelsoet, D., Environmental Research and
Vandermeeren, Y., Public Health, 18(6), 1–15.
Desfontaines, P., Brouns, R., https://doi.org/10.3390/ijerph18
Vanhooren, G., Cras, P., 063089
Michielsens, B., Redondo, P., &
Thijs, V. (2019). The combined Jin, H. J., Pei, L., Li, Y. N., Zheng, H.,
impact of dependency on Yang, S., Wan, Y., Mao, L., Xia,
caregivers, disability, and coping Y. P., He, Q. W., Li, M., Yue, Z.
strategy on quality of life after Y., & Hu, B. (2017). Alleviative
ischemic stroke. Health and effects of fluoxetine on
Quality of Life Outcomes, 17(1), depressive-like behaviors by
1–12. epigenetic regulation of BDNF
https://doi.org/10.1186/s12955- gene transcription in mouse
018-1069-6 model of post-stroke depression.
Scientific Reports, 7(1), 1–16.
Dollenberg, A., Moeller, S., Lücke, C., https://doi.org/10.1038/s41598-
Wang, R., Lam, A. P., Philipsen, 017-13929-5
A., Gschossmann, J. M.,
Hoffmann, F., & Müller, H. H. Kootker, J. A., Fasotti, L., Rasquin, S.
O. (2021). Prevalence and M. C., van Heugten, C. M., &
13
Jurnal Keperawatan Dirgahayu
Volume 4, Nomor 1 Maret 2022

EISSN: 2685-3086
Geurts, A. C. H. (2012). The Neuropsychologia, 13(2), 43–49.
effectiveness of an augmented https://doi.org/10.5114/nan.2018
cognitive behavioural .79604
intervention for post-stroke
depression with or without Reverté-Villarroya, S., Suñer-Soler, R.,
anxiety (PSDA): the Font-Mayolas, S., Dávalos
Restore4Stroke-PSDA trial. Errando, A., Sauras-Colón, E.,
BMC Neurology, 12(1), 1. Gras-Navarro, A., Adell-Lleixà,
https://doi.org/10.1186/1471- M., Casanova-Garrigós, G., Gil-
2377-12-51 Mateu, E., & Berenguer-Poblet,
M. (2021). Influence of pain and
Lin, C. S., Shih, C. C., Yeh, C. C., Hu, discomfort in stroke patients on
C. J., Chung, C. L., Chen, T. L., coping strategies and changes in
& Liao, C. C. (2017). Risk of behavior and lifestyle. Brain
stroke and post-stroke adverse Sciences, 11(6).
events in patients with https://doi.org/10.3390/brainsci1
exacerbations of chronic 1060804
obstructive pulmonary disease.
PLoS ONE, 12(1), 1–15. Snaphaan, L., & de Leeuw, F. E.
https://doi.org/10.1371/journal.p (2009). Post-stroke depression:
one.0169429 Systematic review on pre- and
post-stroke clinical and
Menon, R. G., Raghavan, P., & Regatte, neuroimaging correlates. Aging
R. R. (2019). Quantifying Health, 5(3), 427–443.
muscle glycosaminoglycan https://doi.org/10.2217/ahe.09.1
levels in patients with post- 6
stroke muscle stiffness using
T1ρ MRI. Scientific Reports, Vaughan-Graham, J., Brooks, D., Rose,
9(1), 1–9. L., Nejat, G., Pons, J., &
https://doi.org/10.1038/s41598- Patterson, K. (2020).
019-50715-x Exoskeleton use in post-stroke
gait rehabilitation: A qualitative
Omu, O., Al-Obaidi, S., & Reynolds, F. study of the perspectives of
(2014). Religious Faith and persons post-stroke and
Psychosocial Adaptation among physiotherapists. Journal of
Stroke Patients in Kuwait: A NeuroEngineering and
Mixed Method Study. Journal of Rehabilitation, 17(1), 1–16.
Religion and Health, 53(2), https://doi.org/10.1186/s12984-
538–551. 020-00750-x
https://doi.org/10.1007/s10943-
012-9662-1 Wijeratne, T., & Sales, C. (2021).
Understanding why post-stroke
Patel, A. V., Shah, S. H., Patel, K., depression may be the norm
Mehta, P. I., Amin, N., Shah, C., rather than the exception: The
& Prajapati, S. H. (2018). anatomical and
Prevalence of post-stroke neuroinflammatory correlates of
anxiety and its association with post-stroke depression. Journal
socio-demographical factors, of Clinical Medicine, 10(8).
post-stroke depression, and https://doi.org/10.3390/jcm1008
disability. Neuropsychiatria i 1674
14
Jurnal Keperawatan Dirgahayu
Volume 4, Nomor 1 Maret 2022

EISSN: 2685-3086
Yafet Pradikatama, Emy Sutiyarsih, E. desa pandansari kecamatan
L. (2021). Pelatihan kader poncokusumo kabupaten
kesehatan tentang terapi thought malang. Jurnal Pengabdian
stopping untuk mengatasi Masyarakat Humanis, 6(2), 18-
kecemasan di dusun wonosari, 22

Anda mungkin juga menyukai