Anda di halaman 1dari 10

Nama : Febriyanty Jassica

NIM : I1031201065
Kelas : Keperawatan Reg A 2020
Tugas : Perbaikan Nilai KMB 2

3S Diagnosa dan Intervensi Keperawatan Penyakit Appendititis


A. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut (D.0077) b.d Agen Pencedera Fisiologis d.d pasien mengeluh
nyeri pada abdomen kanan bawah.
2. Risiko infeksi (D.0142) d.d ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer .
3. Resiko Hipovolemia (D.0034) d.d kehilangan cairan secara aktif
B. Rencana Keperawatan
1. Nyeri Akut
Diagnosa: Nyeri Akut (D.0077)
Definisi
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan
aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lamat dan berintensitas
ringan hingga berat yang berlangsung kurang 3 bulan.
Penyebab
1. Agen pencedera fisiologis (mis. infarmasi, lakemia, neoplasma)
2. Agen pencedera kimiawi (mis. terbakar, bahan kimia iritan)
3. Agen pencedera fisik (mis.abses, amputasi, terbakar, terpotong,
mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik
berlebihan)

Gejala dan Tanda Mayor


Subjektif
1. Mengeluh nyeri
Objektif
1. Tampak meringis
2. Bersikap protektif (mis. Waspada, posisi menghindari nyeri)
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi meningkat
5. Sulit tidur
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
1. tekanan darah meningkat
2. pola napas berubah
3. nafsu makan berubah
4. proses berpikir terganggu
5. menarik diri
6. berfokus pada diri sendiri
7. diaforesis
Luaran : Tingkat Nyeri (L.08066)
Definisi
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan
aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas
ringan hingga berat dan konstan.
Ekspektasi
Menurun
Kriteria Hasil
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
Meningkat Menurun
Keluhan Nyeri 1 2 3 4 5
meringis 1 2 3 4 5
Sikap protektif 1 2 3 4 5
Gelisah 1 2 3 4 5
Kesulitan 1 2 3 4 5
Tidur

Memburu Cukup Sedang Cukup Membaik


k Memburuk Membaik
Frekuensi 1 2 3 4 5
nadi
Pola napas 1 2 3 4 5
Tekanan 1 2 3 4 5
darah
Proses 1 2 3 4 5
berpikir
fokus 1 2 3 4 5
perilaku 1 2 3 4 5
Nafsu makan 1 2 3 4 5
Pola tidur 1 2 3 4 5

Intervensi: Manajemen Nyeri (I.08238)


Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola pengalaman sensorik atau emosional yang
berkaitan dengan kerusakan jaringan atau fungsional dengan onset mendadak
atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat dan konstan.
Tindak
Observasi
- Lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respon nyeri non verbal
- Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
- Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
- Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
- Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
- Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hypnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat,
aroma terapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi
bermain)
- Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

2. Resiko Infeksi
Diagnosa: Resiko Infeksi (D.0142)
Definisi
Beresiko mengalami peningkatan terserang organisme patogenik
Faktor Resiko
1. Penyakit kronis (mis. diabetes. melitus).
2. Efek prosedur invasi.
3. Malnutrisi.
4. Peningkatan paparan organisme patogen lingkungan.
5. Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer :
- Gangguan peristaltik,
- Kerusakan integritas kulit,
- Perubahan sekresi pH,
- Penurunan kerja siliaris,
- Ketuban pecah lama,
- Ketuban pecah sebelum waktunya,
- Merokok,
- statis cairan tubuh.
6. Ketidakdekuatan pertahanan tubuh sekunder :
- Penurunan homolobin,
- Imununosupresi,
- Leukopenia,
- Supresi respon inflamasi,
- Vaksinasi tidak adekuat.
Luaran : Tingkat Infeksi (L.14137)
Definisi
Derajat infeksi berdasarkan observasi atau sumber informasi
Ekspektasi
Menurun
Kriteria Hasil
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
Menurun Cukup Sedang Cukup meningkat
Meningka
menurun Menurun
meningkat
Kebersihan 1 2t 3 4 5
tangan
Demam
Kebersihan 11 22 33 44 55
badan
Kemerahan 1 2 3 4 5
Nafsu makan 1 2 3 4 5
Nyeri 1 2 3 4 5
bengkak 1 2 3 4 5
vesikel 1 2 3 4 5
Cairan berbau 1 2 3 4 5
busuk
Sputum 1 2 3 4 5
berwarna
hijau
Drainase 1 2 3 4 5
purulen
piuna 1 2 3 4 5
Periode 1 2 3 4 5
malaise
Periode 1 2 3 4 5
menggigil
lelargi 1 2 3 4 5
Gangguan 1 2 3 4 5
kognitif

Memburu Cukup Sedang Cukup Membaik


k Memburuk Membaik
Kadar sel 1 2 3 4 5
darah putih
Kultur darah 1 2 3 4 5
Kultur urine 1 2 3 4 5
Kultur 1 2 3 4 5
sputum
Kultur area 1 2 3 4 5
luka
Kultur feses 1 2 3 4 5

Intervensi: Pencegahan Infeksi (I.14339)


Definisi
Mengidentifikasi dan menurunkan resiko terserang organisme patogenik.
Tindak
Observasi
- Monitor tanda gejala infeksi lokal dan sistemik
Terapeutik
- Batasi jumlah pengunjung
- Berikan perawatan kulit pada daerah edema
- Cuci tangan sebelum dan sesudah kontakdengan pasien dan lingkungan
pasien
- Pertahankan teknik aseptik pada pasienberisiko tinggi
Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan mencuci tangan dengan benar
- Ajarkan etika batuk
- Ajarkan cara memeriksa luka atau luka operasi
- Anjurkan meningkatkan asupan cairan
- Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu

Diagnosa: Resiko Hipovolemia (D.0034)


Definisi
Beresiko mengalami penurunan volume cairan intravaskular, interstisial dan
intraselular
Faktor Resiko
1. Kehilangan cairan secara aktif
2. Gangguan absorbsi cairan
3. Usia lanjut
4. Kelebihan beraat badan
5. Status hipermetabolik
6. Kegagalan mekanisme regulasi
7. Evaporasi
8. Kekurangan intake cairan
9. Efek agen farmakologis
Luaran : status cairan (L.03028)
Definisi
Kondisi volume cairan intravaskuler, interstisiel dan intraseluler
Ekspektasi
Membaik
Kriteria Hasil

Menurun Cukup Sedang Cukup meningkat


menurun meningkat
Kekuatan nadi 1 2 3 4 5
Tugor kulit 1 2 3 4 5
Output urine 1 2 3 4 5
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
Meningka Menurun
t
Ortopnea 1 2 3 4 5
Dispnea 1 2 3 4 5
Paroxymal 1 2 3 4 5
nocturnal
dyspnea
(PND)
Ederna 1 2 3 4 5
anasarka
Edema perifer 1 2 3 4 5
Berat badan 1 2 3 4 5
Distensi vena 1 2 3 4 5
jugularis
Suara napas 1 2 3 4 5
tambahan
Kongesti paru 1 2 3 4 5
Perasaan 1 2 3 4 5
lemah
Keluhan haus 1 2 3 4 5
Konsentrasi 1 2 3 4 5
urine

Memburu Cukup Sedan Cukup Membaik


k Memburuk g Membaik
Frekuensi 1 2 3 4 5
nadi
Tekanan 1 2 3 4 5
darah
Tekanan nadi 1 2 3 4 5
Membran 1 2 3 4 5
mukosa
Jugular 1 2 3 4 5
venous
pressure(JVP
)
Kadar HB 1 2 3 4 5
Kadar Ht 1 2 3 4 5
Central 1 2 3 4 5
venous
pressure
Refluks 1 2 3 4 5
hepatojugular
Berat badan 1 2 3 4 5
hepatomegall 1 2 3 4 5
oliguria 1 2 3 4 5
Intake cairan 1 2 3 4 5
Status mental 1 2 3 4 5
Suhu tubuh 1 2 3 4 5

Intervensi: Manajemen Hipovolemia (I.03116)


Definisi
Mengidentifikasi dan menelola penurunan volume cairan inttravaskuler.
Tindak
Observasi
- Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis. frekuensi nadi meningkat,
nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi
menyempit,turgor kulit menurun, membrane mukosa kering, volume
urine menurun, hematokrit meningkat, haus dan lemah)
- Monitor intake dan output cairan
Terapeutik
- Hitung kebutuhan cairan
- Berikan posisi modified trendelenburg
- Berikan asupan cairan oral
Edukasi
- Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
- Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian cairan IV issotonis (mis. cairan NaCl, RL)
- Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis (mis. glukosa 2,5%, NaCl
0,4%)
- Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis. albumin, plasmanate)
- Kolaborasi pemberian produk darah

REFERENSI
Afidah, N. (2012). Asuhan keperawatan pada tn.E dengan tindakan appendiktomi
pada appendisitis akut di kamar operasi instalasi gawat darurat rumah sakit
dr.moewardi surakarta. Jurnal Keperawatan, 15.
Ariawan, K. A. (2014). Asuhan Keperawatan Pada Ny . S Dengan Gangguan Post
Appendiktomi Diruang Cempaka Rsud Pandan. Askep Apendik, 4(1), 59.
Setyaningrum, W. A. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Sdr. Y Dengan Post
Operasi Appendektomi Hari Ke-1 Di Ruang Dahlia RSUD Banyudono.
Naskah Publikasi, 16.
Yoko. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Klien Post Operasi Apendisitis Dengan
Masalah Keperawatan Kerusakan Integritas Jaringan Di Ruang Mawar
Rumah Sakit Umum Daerah Jombang. 1, 105–112.

Anda mungkin juga menyukai