PEMBAHASAN
2.1.1 Pengkajian
Pengkajian keperawatan merupakan salah satu dari komponen proses keperawatan yang dilakukan oleh perawat dalam
menggali permasalahan dari pasien meliputi pengumpulan data tentang status kesehatan pasien secara sistematis,
menyeluruh, akurat, singkat, dan berkesinambungan (Muttaqin, 2011). Pengkajian digunakan untuk mengenali dan
mengidentifikasi masalah dan kebutuhan kesehatan klien serta keperawatan klien baik fisik, mental, sosial, dan lingkungan.
a) Subjectif
b) Objektif
a) Subjektif
(2) Anoreksia
b) Objektif
Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respon pasien terhadap masalah kesehatan atau
proses kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun potensial (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016).
Diagnosis Keperawatan di bagi 2 jenis yaitu diagnosis negatif dan diagnosis positif. Diagnosis negatif menunjukkan
bahwa klien dalam kondisi sakit atau beresiko mengalami sakit sehingga penegakan diagnosis ini akan mengarahkan
pemberian intervensi keperawatan yang bersifat penyembuhan, pemulihan dan pencegahan. Sedangkan diagnosis positif
menunjukkan bahwa klien dalam kondisi sehat dan dapat mencapai kondisi yang lebih optimal diagnosis ini juga di
sebut diagnosis promosi kesehatan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016).
a) Diagnosis Aktual
Diagnosis ini menggambarkan respons klien terhadap kondisi kesehatan atau proses kehidupannya yang
menyebabkan klien mengalami masalah kesehatan. Tanda/gejala mayor dan minor dapat ditemukan dan divalidasi
pada klien
b) Diagnosis Resiko
Diagnosis ini menggambarkan respons klien terhadap kondisi kesehatan atau proses kehidupannya yang
menyebabkan klien mengalami masalah kesehatan. Tidak ditemukan Tanda/gejala mayor dan minor pada klien,
Kategori :Psikologis
a) Definisi
Kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu terhadap obyek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi
b) Penyebab
1) Krisis situasi
3) Krisis maturasional
(1) Subjektif
(2) Objektif
(1) Subjektif
(b) Anoreksia
(c) Palpitasi
(2) Objektif
(d) Deaforesis
(e) Tremor
2) Ekspektasi
Ekspektasi merupakan penilaian terhadap hasil yang di harapkan tercapai. Ekspektasi menggambarkan seperti apa
kondisi, perilaku, atau persepsi pasien akan berubah setelah di berikan intervensi keperawatan. Terdapat tiga
No Ekspektasi Definisi
1 Meningkat Bertambah dalam ukuran, jumlah,
derajat atau tingkatan
2 Menurun Berkurang dalam ukuran, jumlah,
derajat atau tingkatan
3 Membaik Menimbulkan efek yang lebih baik,
adekuat atau efektif
Sumber : Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019
3) Kriteria Hasil
a) Definisi
Kondisi emosi dan pengalaman subyektif terhadap objek yang tidak jelas spesifik akibat antisipasi bahaya yang
b) Ekspektasi : menurun
Kriteria
Hasil Menur Cukup Sedan Cukup Meningk
un menuru g Meningka at
n t
Verbalisasi 1 2 3 4 5
Kebingunga
n
Verbalisasi 1 2 3 4
Khawatir
akibat
kondisi
yang di
hadapi
Prilaku
gelisah 1 2 3 4 5
Perilaku
tegang 1 2 3 4 5
Keluhan
pusing 1 2 3 4 5
Anoreksia
1 2 3 4 5
Palpitasi
1 2 3 4 5
Frekuensi
pernafasan 1 2 3 4 5
Frekuensi
nadi 1 2 3 4 5
Tekanan
darah 1 2 3 4 5
Diaforesis
1 2 3 4 5
Tremor
1 2 3 4 5
Pucat
4. Intervensi
a) Definisi
Menggunakan media Al-qur’an (baik dengan membaca atau mendengarkan) untuk membantu meningkatkan
perubahan yang spesifik dalam tubuh baik secara fisiologis maupun spesifik.
Menejemen Ansietas
b) Obsevasi:
(1) Identifikasi aspek yang akan di ubah atau di pertahankan (mis.sikap, fisiologis , psikologis)
(2) Identifikasi Aspek yang akan di fokuskan dalam terapi (mis.stimulasi, relaksasi, konsentrasi cemas)
(3) Identifikasi jenis terapi yang di gunakan berdasarkan keadaan dan kemampuan pasien (mendengarkan atau
membaca al qur’an)
(4) Identifikasi media yang akan di gunakan (mis. Speaker ,MP3, earpone, handpone)
C). Trapeutik :
2) Batasi rangsangan selami terapi di lakukan (mis: lampu, suara, pengunjung, panggilan telepon)
Menurut (Kozier dkk, 2010) implementasi keperawatan merupakan sebuah fase dimana perawat melaksanakan rencana
atau intervensi yang sudah dilaksanakan sebelumnya. Berdasarkan terminology nic, implementasi terdiri atas melakukan
dan mendokumentasikan yang merupakan tindakan khusus yang digunakan untuk melaksanakan intervensi (Debora, 2013)
Terdapat berbagai tindakan yang bisa dilakukan untuk mengurangi Ansietas. Implementasi lebih ditujukkan pada upaya
perawatan dalam meningkatkan kenyamanan, upaya pemberian informasi yang akurat, upaya mempertahankan
kesejahteraan, upaya tindakan peredaan Ansietas farmakologis dan pemberian terapi non-farmakologis (Andarmoyo, 2013).
Evaluasi keperawatan menurut (Tarwoto & Wartonah, 2015) merupakan tindakan akhir dalam proses keperawatan.
Menurut (Deswani, 2011) evaluasi dapat berupa evaluasi struktur, proses dan hasil. Evaluasi merupakan langkah proses
keperawatan yang memungkinkan perawat untuk menentukan apakah intervensi keperawatan telah berhasil meningkatkan
kondisi pasien (Dinarti, dkk 2013). Evaluasi asuhan keperawatan di dokumentasikan dalam bentuk SOAP (Subyektif,
Obyektif, Assessment, Planing). Evaluasi dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu valuasi sumatif dan formatif. Evaluasi sumatif
dikerjakan dalam bentuk pengisian format catatan perkembangan dengan berorientasi kepada masalah yang dialami oleh
keluarga. format yang dipakai adalah format SOAP. Sedangkan valuasi formatif dikerjakan dengan cara membandingkan
antara tujuan yang akan dicapai. Bila terdapat kesenjangan diantara keduanya, mungkin semua tahap dalam proses
keperawatan perlu ditinjau kembali, agar didapat data-data, masalah atau rencana yang perlu dimodifikasi (Dwi, 2015).
Tingkat Ansietas.
1) Definisi .
Kondisi emosi dan pengalaman subyektif terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang
2.2.1 Definisi
Aromaterapi adalah terapi atau pengobatan dengan menggunakan bau-bauan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan,
bunga, pohon yang berbau harum dan enak. Minyak astiri digunakan untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan
dan kesejahteraan, sering digabungkan untuk menenangkan sentuhan penyembuhan dengan sifat terapeutik dari minyak
Aromaterapi dapat juga didefinisikan sebagai penggunaan terkendali esensial tanaman untuk tujuan terapeutik
(Posadzki et al, 2012). Jenis minyak aromaterapi yang umum digunakan yaitu :
g. Minyak Peppermint
Efek fisiologis dari aroma dapat dibagi menjadi dua jenis : mereka yang bertindak melalui stimulasi sistem saraf dan
organ-organ yang bertindak langsung pada organ atau jaringan melalui effector-receptor mekanisme (Hongratanaworakit,
2014).
Aromaterapi didasarkan pada teori bahwa inhalasi atau penyerapan minyak esensial memicu perubahan dalam sistem
limbik, bagian dari otak yang berhubungan dengan memori dan emosi. Hal ini dapat merangsang respon fisiologis saraf,
endokrin atau sistem kekebalan tubuh, yang mempengaruhi denyut jantung, tekanan darah, pernafasan, aktifitas gelombang
otak dan pelepasan berbagai hormon di seluruh tubuh.Efeknya pada otak dapat menjadikan tenang atau merangsang sistem
saraf, serta mungkin membantu dalam menormalkan sekresi hormon. Menghirup minyak esensial dapat meredakan gejala
pernafasan, sedangkan aplikasi lokal minyak yang diencerkan dapat membantu untuk kondisi tertentu. Pijat dikombinasikan
dengan minyak esensial memberikan relaksasi, serta bantuan dari rasa nyeri, kekuatan otot dan kejang. Beberapa minyak
esensial yang diterapkan pada kulit dapat menjadi anti mikroba, antiseptik, anti jamur, atau anti inflamasi
(Hongratanaworakit, 2014).
b. Lavender dikenal untuk membantu meringankan nyeri, sakit kepala, insomnia, ketegangan dan stress (depresi) melawan
kelelahan dan mendapatkan untuk relaksasi, merawat agar tidakinfeksi paru-paru, sinus, termasuk jamur vaginal, radang
tenggorokan, asma, kista dan peradangan lain. Meningkatkan daya tahan tubuh, regenerasi sel, luka terbuka, infeksi
c. Jasmine : Pembangkit gairah cinta, baik untuk kesuburan wanita, mengobati impotensi, anti depresi, pegal linu, sakit
d. Orange : Baik untuk kulit berminyak, kelenjar getah bening tak lancar,debar jantung tak teratur dan tekanan darah
tinggi.
e. Peppermint : Membasmi bakteri, virus dan parasit yang bersarang di pencernaan. Melancarkan penyumbatan sinus dan
paru, mengaktifkan produksi minyak dikulit, menyembuhkan gatal-gatal karena kadas/kurap, herpes, kudis karena
tumbuhan beracun.
f. Rosemary : Salah satu aroma yang manjur memperlancar peredaran darah, menurunkan kolesterol, mengendorkan otot,
reumatik, menghilangkan ketombe, kerontokan rambut, membantu mengatasi kulit kusam sampai di lapisan terbawah.
g. Sandalwood : Menyembuhkan infeksi saluran kencing dan alat kelamin, mengobati radang dan luka bakar, masalah
h. Green tea : Berperan sebagai tonik kekebalan yang baik mengobati penyakit paru-paru, alat kelamin, vagina, sinus,
inveksi mulut, inveksi jamur, cacar air, ruam saraf serta melindungi kulit karena radiasi bakar selama terapi kanker.
i. Ylang-Ylang/ Kenanga : Bersifat menenangkan, melegakan sesak nafas, berfungsi sebagai tonik rambut sekaligus
j. Lemon : Selain baik untuk kulit berminyak, berguna pula sebagai zat antioksidan, antiseptik, melawan virus dan infeksi
bakteri, mencegah hipertensi, kelenjar hati dan limpa yang tersumbat, memperbaiki metabolisme, menunjang system
k. Frangipani/ Kamboja : Bermanfaat untuk pengobatan, antara lain, bisa untuk mencegah pingsan, radang usus, disentri,
basiler, gangguan pencernaan, gangguan penyerapan makanan pada anak, radang hati, radang saluran napas, jantung
berdebar, TBC, cacingan, sembelit, kencing nanah, beri-beri, kapalan, kaki pecah-pecah, sakit gigi, tertusuk duri atau
beling, bisul dan patekan. Aromaterapi dari wewangian ini melambangkan kesempurnaan. Ini dapat digunakan untuk
l. Lotus : Meningkatkan vitalitas, kosentrasi, mengurangi panas dalam, meningkatkan fungsi limpa dan ginjal.
m. Appel : Dapat menyembuhkan mabuk, diare, menguatkan sistem pencernaan, menjernihkan pikiran, mengurangi gejala
panas dalam.
n. Vanilla : Dengan aroma yang lembut dan hangat mampu menenangkan pikiran.
Nama lavender berasal dari bahasa latin “lavera” yang berarti menyegarkan dan orang-orang Roma telah
memakainya sebagai parfum dan minyak mandi sejak zaman dahulu. Bunga lavender memiliki 25-30 spesies, beberapa
diantaranya adalah lavandula angustifolia, lavandula lattifolia, lavandula stoechas. Penampakan bunga ini adalah
berbentuk kecil, berwarna ungu kebiruan, dan tinggi tanaman mencapai 72 cm. Asal tumbuhan ini adalah dari wilayah
selatan Laut Tengah sampai Afrika tropis dan ke arah timur sampai India. Tanaman ini tumbuh baik pada daerah dataran
Minyak lavender memiliki banyak potensi karena terdiri atas beberapa kandungan. Menurut penelitian, dalam 100
gram minyak lavender tersusun atas beberapa kandungan, seperti : minyak esensial (13%), alpha-pinene (0,22%), camphene
(0,06%), beta-myrcene (5,33%), p-cymene (0,3%), limonene (1,06%), cineol (0,51%), (linalool 26,12%),borneol
(1,21%), terpinen-4-o1 (4,64%), linail acetate (26,32%), geranylacetate (2,14%), dan caryophyllene (7,55%). Berdasarkan
data diatas, dapat disimpulkan bahwa kandungan utama dari bunga lavender adalah linail asetat dan linalool (C 10H18O)
b. Inhalasi : biasanya dianjurkan untuk masalah dengan pernafasan dan dapat dilakukan dengan menjatuhkan beberapa
tetes minyak esensial ke dalam mangkuk air mengepul. Uap tersebut kemudian dihirup selama beberapa saat, dengan
efek yang ditingkatkan dengan menempatkan handuk diatas kepala dan mangkuk sehingga membentuk tenda untuk
menenangkan atau merangsang, tergantung pada minyak yang digunakan. Pijat minyak esensial dapat diterapkan ke
d. Difusi : Biasanya digunakan untuk menenangkan saraf atau mengobati beberapa masalah pernafasan dan dapat
dilakukan dengan penyemprotan senyawa yang mengandung minyak ke udara dengan cara yang sama dengan udara
freshener. Hal ini juga dapat dilakukan dengan menempatkan beberapa tetes minyak esensial dalam diffuser dan
menyalakan sumber panas. Duduk dalam jarak tiga kaki dari diffuser, pengobatan biasanya berlangsung sekitar 30
menit.
e. Kompres : Panas atau dingin yang mengandung minyak esensial dapat digunakan untuk nyeri otot dan segala nyeri,
f. Perendaman : Mandi yang mengandung minyak esensial dan berlangsung selama 10-20 menit yang direkomendasikan
konsetrat 2% yang diletakkan disamping lubang masker oksigen. Pasien menghirup aromaterapi yang masuk bersama
oksigen dengan kecepatan 3-8 liter/ menit. Intervensi ini dilakukan kurang lebih 15 menit.
Tabel 2.3.4 picot