4.2.1 ANSIETAS
4.2.1.1 Pengertian
Ansietas (kecemasan) adalah perasaan was-was, khawatir, takut yang tidak jelas atau tidak
nyaman seakan-akan terjadi sesuatu yang mengancam (NANDA, 2018).
4.2.1.2 Penyebab
Perubahan status kesehatan, penyakit fisik yang dialami (hipertensi, diabetes melitus, stroke,
kanker), hospitalisasi, ancaman terhadap kematian.
79
80
4.2.1.9 Evaluasi
1. Penurunan tanda dan gejala
2. Peningkatan kemampuan klien mengatasi ansietas
3. Peningkatan kemampuan keluarga dalam merawat klien
85
4.2.2.2 Penyebab
Perubahan fungsi tubuh (misal: anomali, penyakit, obat-obatan, kehamilan, radiasi,
pembedahan, trauma, dll), perubahan fungsi kognitif, ketidaksesuaian budaya, transisi
perkembangan, proses penyakit, gangguan psikososial, ketidaksesuaian agama, trauma,
tindakan pengobatan.
4.2.2.7 Kolaborasi
Kolaborasi dengan medik (psikofarmaka), fisioterapi, gizi, dan lain-lain.
bagian tubuh yang sehat, melatih bagian tubuh yang terganggu. Merasakan
kemampuan melakukan, kontrol yang diterima.
4.2.3.2 Penyebab
1. Gangguan gambaran diri
2. Gangguan fungsi
3. Gangguan peran sosial
4. Harapan diri tidak realistic
5. Pemahaman terhadap situasi kurang
6. Penyakit fisik
7. Kegagalan
8. Ketidakberdayaan
9. Riwayat kehilangan
10. Riwayat pengabaian
11. Riwayat penolakan
2. Minor
a. Subjektif
1) Kurang konsentrasi
b. Objektif
1) Kontak mata kurang
2) Lesu dan tidak bergairah
3) Pasif
4) Tdak mampu membuat keputusan
4.2.3.9 Evaluasi
1. Penurunan tanda dan gejala
2. Peningkatan kemampuan klien dalam melatih aspek positif yang dimiliki
3. Peningkatan kemampuan keluarga dalam merawat klien
4.2.4 KETIDAKBERDAYAAN
4.2.4.1 Pengertian
Ketidakberdayaan adalah persepsi bahwa tindakan seseorang tidak akan mempengaruhi hasil
secara signifikan; persepsi kurang kontrol pada situasi saat ini atau yang akan dating
(NANDA, 2018). Ketidakberdayaan adalah persepsi seseorang bahwa tindakannya tidak akan
mempengaruhi hasil secara bermakna; suatu keadaan individu kurang dapat mengendalikan
kondisi tertentu atau kegiatan yang baru dirasakan (Stuart, 2016).
4.2.4.2 Penyebab
1. Ketidakasekuatan koping sebelumnya seperti depresi
2. Hilangnya privasi, milik pribadi, dan kontrol terhadap terapi kesehatan
3. Penyakit yang kronis atau penyakit yang melemahkan kondisi
4. Hubungan interpersonal yang tidak memuaskan
5. Faktor lingkungan
11) Dukung kekuatan – kekuatan diri yang dapat diidentifikasi oleh klien)
misalnya klien masih mampu menjalankan peran sebagai ibu meskipun
sedang sakit.
b. Tindakan Keperawatan Spesialis
1) Terapi Kognitif
Terapi kognitif terdiri dari 4 sesi, yaitu:
a) Sesi 1: Mengidentifikasi pengalaman yang tidak menyenangkan dan
menimbulkan pikiran otomatis negatif serta melawan satu pikiran
negatif
b) Sesi 2: Melawan pikiran otomatis negatif kedua dan seterusnya
c) Sesi 3: Memanfaatkan sistem pendukung
d) Sesi 4: Mengevaluasi manfaat melawan pikiran negatif
Hasil Penelitian Ramadia, Keliat, dan Wardhani (2013) menyatakan
bahwa terapi kognitif dapat berpengaruh menurunkan respon
ketidakberdayaan pada klien stroke.
2) Terapi Kognitif Perilaku
Terapi kognitif perilaku terdiri dari 4 sesi, yaitu:
1) Sesi 1: Mengidentifikasi pengalaman yang tidak menyenangkan dan
menimbulkan pikiran otomatis negatif dan perilaku negatif serta
cara melawannya
2) Sesi 2: Melawan pikiran otomatis negatif atau mengubah perilaku
negatif kedua dan seterusnya
3) Sesi 3: Memanfaatkan sistem pendukung
4) Sesi 4: Mengevaluasi manfaat melawan pikiran negatif dan
mengubah perilaku negatif
3) Logoterapi: Medical Ministry
Logoterapi terdiri dari 4 sesi, yaitu:
1) Sesi 1 : Identifikasi masalah yang dihadapi : perubahan yang terjadi
dan masalah yang dialami
2) Sesi 2 : Identifikasi respon terhadap masalah psikososial dan cara
mengatasinya, tambahkan respon biologi dan sosial
3) Sesi 3 : Logoterapi dengan tehnik medical ministry
4) Sesi 4 : Evaluasi
101
2) Terapi Reminiscence
Terapi reminiscence terdiri dari 6 sesi, yaitu:
a) Sesi 1: Perubahan dan masalah yang dialami lansia
b) Sesi 2: Berbagi pengalaman masa usia anak
c) Sesi 3: Berbagi pengalaman masa remaja
d) Sesi 4: Berbagi pengalaman masa dewasa
e) Sesi 5: Berbagi pengalaman masa lansia
f) Sesi 6: Evaluasi
Hasil penelitian Syarniah, Keliat, dan Hastono (2010) menyatakan terapi
kelompok reminiscence dapat menurunkan respon ketidakberdayaan
pada lansia dengan depresi. Begitu juga hasil penelitian Nurwiyono,
Keliat, dan Daulima (2013) menyatakan bahwa terapi kelompok kognitif
yang dipadukan dengan terapi reminiscence dapat menurunkan repon
ketidakberdayaan yang dialami lansia dengan psikotik depresi.
4.2.4.9 Evaluasi
1. Penurunan tanda dan gejala
2. Peningkatan kemampuan klien mengendalikan perasaan ketidakberdayaan.
3. Peningkatan kemampuan keluarga dalam merawat klien
4.2.5 KEPUTUSASAAN
4.2.5.1 Pengertian
Keputusasaan merupakan keyakinan seseorang bahwa dirinya maupun orang lain tidak dapat
melakukan sesuatu untuk mengatasi masalahnya, memandang adanya keterbatasan atau tidak
tersedianya alternatif pemecahan masalah dan tidak mampu memobilisasi energi demi
kepentingannya sendiri (NANDA, 2018).
4.2.5.2 Penyebab
1. Stres jangka panjang
2. Penurunan kondisi fisiologis, penyakit kronis.
3. Kehilangan kepercayaan pada kekuatan spiritual.
4. Kehilangan kepercayaan pada nilai-nilai penting
5. Pembatasan aktivitas jangka panjang
6. Isolasi sosial
b. Objektif
1) Afek datar
2) Kurang inisiatif
3) Tidak menghabiskan satu porsi makan
4) Meninggalkan lawan bicara
5) Mengangkat bahu sebagai respon pada lawan bicara
6) Kurang terlibat dalam aktivitas perawatan
7) Menarik diri
8) Menghindari kontak mata/kontak mata buruk
9) Sulit membuat keputusan
4.2.5.9 Evaluasi
1. Penurunan tanda dan gejala
2. Peningkatan kemampuan klien mengatasi keputusasaan
3. Peningkatan kemampuan keluarga dalam merawat klien
4.2.6.2 Penyebab
1. Regimen terapi yang kompleks
2. Perubahan bentuk tubuh
3. Pemikiran yang salah/ distorsi kognitif
4. Perubahan lingkungan fisik: hospitalisasi
5. Gangguan ikatan emosional: kematian dan perceraian
6. Kurangnya rasa percaya diri dan kemampuan mengatasi masalah
4.2.6.9 Evaluasi
1. Penurunan tanda dan gejala
2. Peningkatan kemampuan klien dalam memecahkan masalah dengan cara yang
konstruktif
3. Peningkatan kemampuan keluarga dalam merawat klien
4.2.7.2 Penyebab
1. Kematian keluarga atau orang yang berarti
2. Antisipasi kematian keluarga atau orang yang berarti
3. Kehilangan (objek,pekerjaan, fungsi, status, bagian tubuh, hubungan sosial)
4. Antisipasi kehilangan (objek,pekerjaan, fungsi, status, bagian tubuh, hubungan
sosial)
b. Objektif
1) Marah
2) Tampak panik
3) Fungsi imunitas terganggu
4.2.7.9 Evaluasi
1. Penurunan tanda dan gejala
2. Peningkatan kemampuan klien mengatasi keadaan berduka
3. Peningkatan kemampuan keluarga dalam merawat klien
4.2.8.2 Penyebab
1. Kesadaran diri yang rendah
2. Ketidakadequatan pemahaman klien tentang kesehatan
3. Ketidakadequatan support social
4. Sikap negative terhadap perawatan kesehatan
5. Status social ekonomi yang rendah
6. Hambatan kognitif
7. Ketidaktuntasan proses berduka
8. Ketidakadekuatan keterampilan berkomunikasi
9. Kurangnya keterampilan motorik halus
10. Ketidakmampuan membuat penilaian yang tepat
11. Ketidakefektifan koping keluarga
12. Ketidakefektifan koping individu
13. Ketidakefektifan sumberdaya
14. Gangguan persepsi
15. Distres spiritual
16. Tidak tercapainya tugas perkembangan
17. Menunjukkan ketidaksiapan dalam menerima perubahan status kesehatan
18. Kegagalan mencapai sense of control
19. Kegagalan dalam melaksanakan tindakan pencegahan terhadap masalah
kesehatan
20. Meremehkan perubahan status kesehatan
3) Mengatakan bahwa perilaku sehat dan tidak sehat tidak ada bedanya
4) Mengutarakan keputusasaan
b. Objektif
1) Kurang menunjukkan perilaku adaptif terhadap perubahan lingkungan
2) Kurang menunjukkan pemahaman tentang perilaku sehat
3) Tidak mampu menjalankan perilaku sehat
2. Minor
a. Subjektif
1) Mengungkapkan usaha yang sudah dilakukan dalam mencari pelayanan
kesehatan
2) Mengungkapkan tidak terlaalu tertarik dengan perilaku sehat
3) Mengungkapkan sistem pendukung yang tidak setuju
4) Mengungkapkan kurangnya kerjsama kelompok pendukung dalam
perilaku sehat
b. Objektif
1) Memiliki riwayat perilaku mencari bantuan kesehatan yang kurang
2) Kurang menunjukkan minat untuk meningkatkan perilaku sehat
3) Hambatan sistem pendukung pribadi
4.2.8.9 Evaluasi
1. Penurunan taanda gejala
2. Peningkatan kemampuan klien mengendalikan perilaku menyimpang
3. Peningkatan kemampuan keluarga dalam merawat klien
4.2.9.2 Penyebab
1. Harapan peran tidak realistis
2. Hambatan fisik
3. Harga diri rendah
4. Perubahan citra tubuh
5. Ketidakadekuatan support system
6. Stres dan konflik
7. Perubahan peran
8. Faktor ekonomi
2. Minor
a. Subjektif
1) Merasa cemas
b. Objektif
1) Depresi
2) Dukungan sosial kurang
3) Kurang bertanggung jawab menjalankan peran
4.2.9.9 Evaluasi
1. Penurunan tanda dan gejala
2. Peningkatan kemampuan klien dalam mengefektifkan peran
3. Peningkatan kemampuan keluarga dalam merawat klien
4.2.10.2 Penyebab
1. Menjelang ajal
2. Kecemasan
3. Sakit kronis
4. Kehilangan orang yang disayangi
5. Perubahan hidup
6. Kesepian
7. Nyeri
8. Keterasingan diri
9. Keterasingan sosial
10. Gangguan sosio-kultural
4.2.10.9 Evaluasi
1. Penurunan tanda dan gejala
2. Peningkatan kemampuan klien mengendalikan keinginan melakukan percobaan
bunuh diri
3. Peningkatan kemampuan keluarga dalam merawat klien
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, B.A., dkk. (2019). Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta: Penerbit EGC.