Anda di halaman 1dari 28

KEPANITERAAN KLINIK NERS

DEPARTEMEN KEPERAWATAN MANAJEMEN

Laporan Proposal
26 Agustus 2020

ANALISIS FISHBONE DAN SWOT PADA “RUMAH SAKIT B”


KABUPATEN KOLAKA-SULAWESI TENGGARA

Disusun Oleh :

KELOMPOK 3
1. Nisyar Hidayat
2. Erni
3. Hasnawati
4. Arman Armiadin
5. Arifuddin
6. Rusli Hartono

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN NERS


STIKES MANDALA WALUYA
KENDARI
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan suatu tempat yang terorganisasi dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada pasien, baik bersifat dasar, spesialistik maupun subspesialistik. selain itu,
rumah sakit juga dapat di gunakan sebagai lembaga profesi kesehatan (Adisasmito, 2007:1)
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan ksehatan
dan tempat yang di gunakan untuk menyelenggarakan di sebut sarana kesehatan. Sarana
kesehatan berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar atau melakukan upaya
kesehatan rujukan. Selain itu, sarana kesehatan dapat juga di pergunakan untuk kepentingan
pendidikan dan pelatihan serta penelitian,pengembangan ilmu pengetahuan dam tehnologi di
bidang kesehatan. Sarana kesehatan meliputi rumah sakit, apotek, praktek dokter, took obat,
laboratorium kesehatan, dan lain-lain. Dalam penyelenggaran upaya kesehatan di perlukan
perbekalan kesehatan yang meliputi sediaan farmasi, alat kesehatan dan perbekalan
kesehatan lainya (Prof. Dr. Charles I.P. Siregar,M.SC,2003:1).
Hampir semua Rumah Sakit dalam pendekatannya banyak menggunakan kajian SWOT.
Hal tersebut di lakukan oleh semua Rumah Sakit  untuk mengkaji kekuatan dan
kelemahannya pada Rumah sakit tersebut, sebelum menentukan tujuan dan menggariskan
tindakan pencapaian tujuan, yang merupakan konsekuensi logis yang perlu ditempuh Rumah
Sakit agar lancar didalam operasionalnya.
Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opprtunities, and Threats) telah menjadi salah
satu alat yang berguna dalam dunia kesehatan. Namun demikian tidak menutup kemungkinan
untuk digunakan sebagai aplikasi alat bantu pembuatan keputusan dalam pengenalan
program-program baru di lembaga pendidikan.
Proses penggunaan manajemen analisis SWOT menghendaki adanya suatu survei internal
tentang Strengths (kekuatan) dan Weaknesses (klemahan) program, serta survei eksternal
atas Opportunities (ancaman) dan Thterats (peluang/kesempatan).
Meskipun sebenarnya analisa SWOT banyak di tujukan untuk penerapan dalam bisnis,
ide penggunaan perangkat ini dalam bidang kesehatan bukanlah hal yang sama sekali baru.
Perangkat manajemen yang sedianya ditujukan untuk bidang industri sering kali bisa
diolah untuk diterapkan dalam bidang kesehatan, karena adanya kemiripan yang fundamental
dalam tugas-tugas administratif.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang di dapat adalah
“Bagaimana Analisis Situasi Pada Rumah Sakit B di Kabupaten Kolaka-Sulawesi Tenggara
dengan menggunakan analisis Fishbone dan SWOT?”
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah mahasiswa dapat memahami: Analisis
Situasi Pada Rumah Sakit B di Kabupaten Kolaka-Sulawesi Tenggara dengan menggunakan
analisis Fishbone dan SWOT.
D. Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah agar mampu memahami masalah
manajemen secara jelas dan spesifik, mempermudah penentuan prioritas, mempermudah
penentuan alternatif pemecahan masalah.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Analisis SWOT 
Menurut Kurtz (2008,45), SWOT analisis adalah suatu alat perencanaan strategik yang
penting untuk membantu perencana untuk membandingkan kekuatan dan kelemahan internal
organisasi dengan kesempatan dan ancaman dari external.
Menurut Pearce and Robinson (2003,134), analisis SWOT perlu dilakukan karena analisa
SWOT untuk mencocokkan “fit” antara sumber daya internal dan situasi eksternal
perusahaan. Pencocokkan yang baik akan memaksimalkan kekuatan dan peluang perusahaan
dan meminimumkan kelemahan dan ancamannya. Asumsi sederhana ini mempunyai
implikasi yang kuat untuk design strategi yang sukses.
Menurut Wikipedia, analisis SWOT (singkatan bahasa Inggris dari kekuatan/strengths,
kelemahan/weaknesses, kesempatan/opportunities, dan ancaman/threats) adalah metode
perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang,
dan ancaman dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Proses ini melibatkan
penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor
internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
Menurut Robert W.Duncan (2007, 142), menganalisa lingkungan internal dan eksternal
merupakan hal penting dalam proses perencanaan strategi. Faktor-faktor lingkungan internal
di dalam perusahaan biasanya dapat digolongkan sebagai Strength (S) atau Weakness (W),
dan lingkungan eksternal perusahaan dapat diklasifikasikan sebagai Opportunities (O) atau
Threat (T). Analisis lingkungan strategi ini disebut sebagai analisis SWOT.
Menurut Thompson (2008,97), analisa SWOT adalah simpel tetapi merupakan alat bantu
yang sangat kuat untuk memperbesar kapabilitas serta mengetahui ketidakefisienan sumber
daya perusahaan, kesempatan dari pasar dan ancaman eksternal untuk masa depan agar lebih
baik lagi.
Menurut Fred David (1997,134), analisa SWOT adalah adalah metode perencanaan
strategis yang berfungsi untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
suatu perusahaan. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis
dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam
mencapai tujuan tersebut.
Adapun pertanyaan-pertanyaan yang dapat dijawab oleh analisa SWOT yaitu sebagai
berikut:
1. Strengths/ kekuatan
1) Apa keuntungan yang dimiliki oleh organisasi/perusahaan anda?
2) Kemampuan apa yang bisa dilakukan oleh organisasi atau perusahaan anda lebih
baik daripada yang bisa dilakukan oleh organisasi atau perusahaan lain?
3) Sumber daya unik atau berbiaya apa yang organisasi atau perusahaan yang anda
miliki dan organasi atau perusahaan lain tidak punya?
4) Apa yang orang lihat dalam pasar anda sebagai kekuatan anda?
5) Faktor apa saja yang membuat anda bisa mencapai penjualan produk yang tinggi
selama ini?
2. Weakness/kelemahan
1) Apa yang sebenarnya bisa anda tingkatkan?
2) Apa yang seharusnya bisa anda hindari?
3) Apa yang dilihat oleh orang-orang dipasar anda sebagai kelemahan anda?
4) Faktor apa saja yang membuat penjualan anda lebih rendah dari orang lain?
3. Opportunities/ Peluang
1) Apa peluang bagus yang sedang anda hadapi saat ini?
2) Trend menarik apa yang sedang menjadi perhatian anda saat ini?
4. Threats/ Ancaman
1) Apa rintangan yang anda hadapi?
2) Apa yang dilakukan oleh kompetitor anda yang seharusnya membuat anda
khawatir?
3) Apakah spesifikasi yang dibutuhkan dalam pekerjaan, produk, atau pelayanan
anda telah berubah?
4) Apakah perkembangan teknologi mengancam keberadaan anda?
5) Apakah anda memiliki masalah dengan cash-flow finansial anda?
6) Apakah ada kelemahan anda yang benar-benar bisa berubah menjadi ancaman
bagi anda?
B. Strategi SWOT
Para analisis SWOT memberikan informasi untuk membantu dalam hal mencocokan
perusahaan sumber daya dan kemampuan untuk menganalisa kompetitif lingkungan di mana
bidang perusahaan itu bergerak. Informasi tersebut dibuat berdasarkan perumusan strategi
dan seleksi yaitu:
1. Kekuatan/Strength
Sebuah kekuatan perusahaan adalah sumber daya dan kemampuan yang dapat
digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan competitive advantage.
2. Kelemahan / Weakness
Kelemahan adalah sesuatu yang menyebabkan satu Rumah Sakit bersaing dengan
Rumah Sakit lain.
3. Peluang / Opportunities
Analisis lingkungan eksternal dapat membuahkan peluang baru bagi sebuah Rumah
Sakit untuk meraih keuntungan dan pertumbuhan.
4. Ancaman / Threat
Perubahan dalam lingkungan eksternal juga dapat menghadirkan ancaman bagi
Rumah Sakit.
Sebuah Rumah sakit tidak selalu harus mengejar peluang yang menguntungkan karena
dengan mengembangkan competitive advantage, ada kesempatan yang lebih baik untuk
meraih kesuksesan dengan cara mengidentifikasi sebuah kekuatan dan kesempatan
mendatang. Dalam beberapa kasus, perusahaan dapat mengatasi kelemahannya dengan cara
mempersiapkan diri untuk meraih kesempatan yang pasti.
C. Langkah-langkah Analisa SWOT
Adapun langkah-langkah dalam menganalisa SWOT adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi kelemahan dan ancaman yang mendesak
2. Indentifikasi kekuatan dan peluang yang relevan
3. Masukkan kelemahan serta ancaman dan kekuatan serta peluang dalam pola analisis
4. Perumusan strategi penanganan kelemahan dan ancaman
5. Skala prioritas penanganan
Saran untuk melakukan analisis SWOT yaitu:
Langkah 1: Identifikasi kelemahan dan ancaman yang paling urgent untuk diatasi secara
umum pada semua komponen.
Langkah 2: Identifikasi kekuatan dan peluang yang diperkirakan cocok untuk upaya
mengatasi kelemahan dan ancaman yang telah diidentifikasi terlebih dahulu pada langkah
1.
Langkah 3: Masukkan butir-butir hasil identifikasi (Langkah 1 dan langkah 2) kedalam
bagan deskripsi SWOT. Langkah ini dapat dilakukan secara keseluruhan atau jika terlalu
banyak, dapat dipilah menjadi analisis SWOT untuk komponen masukkan, proses, dan
keluaran.
Langkah 4: Rumuskan strategi atau strategi-strategi yang dapat direkomendasikan untuk
menangani kelemahan dan ancaman, termasuk pemecahan masalah, perbaikan, dan
pengembangan lebih lanjut.
Langkah 5: Tentukan prioritas penanganan kelemahan dan ancaman itu, dan susunlah suatu
rencana tindakan untuk melaksanakan program penanganan.
BAB III
PEMBAHASAN

Visi : Menjadi rumah sakit rujukan dengan mengedepankan pelayanan kesehatan yang

prima tahun 2022

Misi : Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatn untuk kepuasan pelanggan.

Falsafah :

1. Kualitas pelayanan kesehatan tujuan utama


2. Kepuasan pelanggan paling utama
3. Pegawai modal utama
4. Kerjasama kunci utama
Motto : Mitra anda menuju sehat

A. Pembobotan
1. Pelayanan = 35%
2. Organisasi dan SDM = 25%
3. Keuangan = 20%
4. Sarana dan Prasarana = 20%

B. Skala Rating
1. Sangat kuat =5
2. Kuat =4
3. Cukup =3
4. Lemah =2
5. Sangat lemah = 1
ANALISA SWOT

1. MAN (M1)

N Analisa SWOT Ratin


BOBOT BxR
O g
Internal Factor (IFAS)
 Strength
1. perawat Rawat Inap Safir yaitu
47,6% berpendidikan DIII 0.5
4 2.0
Keperawatan dan 47,6% yang
berpendidikan S1
2. BOR selama pengkajian 8 – 10
Januari rentang BOR melebihi (S-W)
dari rentang ideal sebanyak 1,1 0.3 3 0.9 3.5-3,7 =
%. -0,2

3 ALOS dan TOI di Ruang Rawat


Inap Safir Rumah Sakit Wava
0,2 3 0.6
Husada termasuk lebih singkat
dari efisien
TOTAL 1 3.5
 Weakness
1. Rawat Inap Safir terdapat 9
perawat (42,8%) yang belum
memenuhi standar pelatihan 0.4 4 1.6

2.
Dari analisa ketergantungan
pasien, kebutuhan tenaga unit
rawat inap safir menurut rumus 0.3 4 1.2
WISN sejumlah 21 orang
perawat akan tetapi jumlah
perawat hanya 18
3
BTO di Ruang Rawat Inap Safir
0.3 3 0.9
Rumah Sakit Wava Husada
belum ideal/melebihi standart.
1 3.7
TOTAL
Eksternal Factor (EFAS)
 Opportunity
1. Rumah Sakit memberikan
kebijakan untuk memberi
0.3 3 0.9
pelatihan bagi perawat ruangan.

2. Adanya kerjasama yang baik 0.3 3 0.9 (O-T)


antara mahasiswa dengan 3,4-4 = - 0,6
perawat ruangan
3. Adanya program akreditasi RS
dari pemerintah dimana MAKP 0.4 4 1.6
merupakan salah satu pilihan
Total 1 3.4
 Threatened
1. Aktifitas yang menurut standart
NIC dilakukan oleh perawat,
realitasnya di unit Rawat Inap 0.5 4 2
Safir dikerjakan oleh keluarga
pasien (memandikan)
2. Adanya persaingan antar RS
0.5 4 2
yang semakin kuat
Total 1 4

2. Material (M2)

N Analisa SWOT BOBOT Rating BxR


O
Internal Factor (IFAS)
(Strength)
1. Kualitas semua peralatan medis 0.2 4 0.8
di Rawat Inap Safir 100 % baik
2. Kebersihan kamar mandi 0.2 3 0.6
perawat dan pasien baik (S-W)
3.0-3,5 =
-0,5

3. Adanya koordinator pengadaan 0.2 4 0.8


logistik,linen, dan makanan

4. Penempatan dan pemanfaatan 0.2 2 0.4


tempat pembuangan limbah baik
5. Terdapat nurse station dan ruang 0.2 2 0.4
edukasi yang tempatnya terpisah
TOTAL 1 3.0
(Weakness)
1. Penataan ruang perawat yang 0.5 4 2.0
kurang maksimal
2. Kurang lengkapnya fasilitas 0.5 3 1.5
handscrub
1 3.5
TOTAL
Eksternal Factor (EFAS)
(Opportunity)
1. Tempat alkes steril yang 0.5 4 2.0
tersentralisasi di unit CSSD
2. Adanya regenerasi untuk 0.5 4 2.0 (O-T)
penggantian alkes yang rusak 4-3 = 1
atau tidak layak pakai

Total 1 4

(Threatened)
1. Adanya tuntutan untuk 1 3 3
pelayanan professional dan alat
yang memadai
TOTAL 1 3

3. Methode (M3)

ANALISIS SWOT BOBOT RATING BOBOT X RATING

1. METHOD
(MAKP) Penerapan Model

A. FAKTOR INTERNAL

STRENGTH

1. Model asuhan keperawatan yang 0,2 2 0,4


digunakan yaitu model tim modifikasi S–W=2–
1,3 = 0,7
2. kepala ruangan, kepala tim, dan perawat 0,3 2 0,6
pelaksana mengetahui peran dan fungsi
masaing – masing dalam menjalankan
metode tim modifikasi

3. memiliki standart asuhan keperawatan 0,1 2 0,2

4. terlaksananya komunikasi yang cukup 0,2 2 0,4


baik antar profesi

TOTAL 1 2

WEAKNESS

1. Penerapan metode belum maksimal 0,3 2 0,6


2. Perawat kurang dekat dengan pasien 0,7 1 0,7

Total 1 1,3
B. FAKTOR EKSTERNAL
OPPORTUNITY

1. kepercayaan dari pasien dan masyarakat 0,6 3 1,8 O – T = 2,6 –


cukup baik 3 = - 0,4

2. adanya mahasiswa praktek manajemen 0,4 2 0,8

TOTAL 1 2,6

THREATENED

1. Persaingan dengan RS lain 0,5 3 1,5

2. tuntutan masyarakat akan pelayanan yang 0,5 3 1,5


maksimal

TOTAL 1 3

DOKUMENTASI KEPERAWATAN

A. FAKTOR INTERNAL

STRENGTH

1. tersedianya sarana dan prasarana 0,2 2 0,4


(administrasi penunjang)

2. ada dokumentasi SOR (source oriented 0,3 2 0,6 S–W=2–


resource) yaitu lembar penilaian berisi 1,4 = 0,6
biodata, lembar dokter, lembar rwayat medis
atau penyakit, catatan perawat, catatan
perkembangan / evaluasi

3. dokumentasi keperawatan yang dilakukan 0,25 2 0,5


meliputi pengkajian serta diagnosa
keperawatan sampai dengan evaluasi dengan
menggunakan SOAP

4. perawat mengerti cara pengisian format 0,25 2 0,5


dokumentasi yang ada.

TOTAL 1 2

WEAKNESS

1 terdapat list pasien yang belum terisi 0,4 2 0,8


pengkajian secara lengkap
2. ada beberapa perawat yang belum 0,6 1 0,6
mengerti pendokumentasian keperawatan
yang berbasis NANDA NIC NOC

TOTAL 1 1,4

B. FAKTOR EKSTERNAL
OPPORTUNITY

1. peluang perawat untuk mengikuti 0,5 2 1


pelatihan yang diadakan oleh instansi untuk
meningkatkan pengetahuuan perawat tentang
Nanda NIC NOC

2. adanya kolaborasi perawat dengan 0,5 2 1 0–T=2–


mahasiswa profesi ners praktik manajemen 2,4 = - 0,4
keperawatan

TOTAL 1 2

TREATHENED

1. adanya kesadaran pasien dan keluarga 0,4 2 0,8


akan tanggung jawab dan tanggung gugat

2.tingkat pendidikan pasien dan keluarga 0,2 2 0,4


yang tinggi

3. persaingan rumah sakit dalam memberikan 0,4 3 1,2


pelayanan dan pendokumentasian
keperawatan yang baik

TOTAL 1 2,4

OPERAN

A. FAKTOR INTERNAL

STRENGTH

1. adanya klarifikasi, Tanya jawab, dan 0,2 3 0,6


validasi terhadap semua yang ditimbang
terimakan

2. semua perawat tau hal – hal yang perlu 0,2 3 0,6 S – W = 2,4 –
dipersiapkan dalam timbang terima 1,2 = 1,2

3. selalu ada interaksi dengan pasien selama 0,2 2 0,4


timbang terima

4. semua perawat mengetahui prinsip – 0,2 2 0,4


prinsip tentang teknik penyampaian timbang
terima di depan pasien

5. perawat selalu memberikan pendidikan 0,2 2 0,4


atau KIE kepada pasien saat timbang terima

TOTAL 1 2,4

WEAKNESS

1. banyaknya perawat baru yang ada di ruang 0,2 1 0,2


rawat inap safir

2. perawat kadang lupa tidak 0,2 1 0,2


memperkenalkan diri saat timbang terima

3. operan perawat lebih lama daripada 0,2 2 0,4


ruangan lain

4. perawat jaga sebelumnya kadang tidak 0,2 1 0,2


memperkenalkan perawat jaga shift yang
baru.

5. pertemuan tidak diawalii doa oleh kepala 0,2 1 0,2


ruangan

TOTAL 1 1,2

B. Faktor Eksternal

OPPORTUNITY

1. adanya mahasiswa praktek profesi 0,2 2 0,4


diruangan

2. adanya kerjasama yang baik antara 0,4 2 0,8 O–T=2–3


perawat ruangan dan mahasiswa =-1

3. sarana dan prasarana penunjang cukup 0,4 2 0,8


tersedia

TOTAL 1 2
THREATENED

1. adanya tuntutan yang lebih tinggi dari 0,5 3 1,5


masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
keperawatan yang professional

2. meningkatnya kesadaran masyarakat 0,5 3 1,5


tentang tanggung jawab dan tanggung gugat
perawat sebagai pemberi asuhan
keperawatan.

TOTAL 1 3

DISCHARGE PLANNING

A. FAKTOR INTERNAL

STRENGTH

1. adanya kemauan untuk memberikan 0,3 3 0,9


pendidikan kesehatan (discharge planning)
kepada pasien dan keluarga pasien pada
setiap perawat ruangan

2. perawat menggunakan bahasa yang mudah 0,3 3 0,9 S – W = 2,2 –


dipahami saat melakukan discharge planning 1,5 = 0,7

3. adanya pemahaman tentang discharge 0,2 2 0,4


planning oleh perawat

TOTAL 1 2,2

WEAKNESS

1. perawat kurang mengevaluasi pemahaman 0,3 2 0,6


pasien/keluarga dalam pemberian pendidikan
kesehatan kepada pasien

2. belum optimalnya pendokumentasian 0,2 2 0,4


discharge planning

3. tidak tersedianya anggaran untuk 0,2 1 0,2


discharge planning (leaflet, dll)

4. pemberian KIE tanpa memberikan 0,3 1 0,3


instrument (leaflet, dll)

TOTAL 1 1,5
B. FAKTOR EKSTERNAL

OPPORTUNITY

1. adanya mahasiswa profesi ners yang 0,2 2 0,4


melakukan praktek

2. adanya kerjasama yang baik antara 0,3 2 0,6 O – T = 2,5 –


perawat dan mahasiswa yang praktek 2,9 = - 0,4
3. kemauan pasien / keluarga terhadap 0,5 3 1,5
anjuran perawat

TOTAL 1 2,5

TREATHENED

1. adanya tuntutan masyarakat untuk 0,4 2 0,8


mendapatkan pelayanan keperawatan yang
professional

2. makin tingginya kesadaran masyarakat 0,3 3 1,2


akan pentingnya kesehatan

3. persaingan antar ruang yang semakin ketat 0,3 3 0,9


dalam memberikan pelayanan kesehatan

TOTAL 1 2,9

SENTRALISASI OBAT

A. FAKTOR INTERNAL

STRENGTH

1. adanya SOP tentang pasien safety 0,4 3 1,2

2. ketepatan identifikasi pasien sudah 0,3 2 0,6 S – W = 2,4 –


dilakukan 100 % 2,7 = - 0,3
3. sebagian perawtan memahami tentang 0,3 2 0,6
pengamanan obat high alert

TOTAL 1 2,4

WEAKNESS
1. kurangnya validasi dalam pemberian obat 0,3 2 0,6

2. perawat tidak menjelaskan indikasi dan 0,4 3 1.2


jenis obat yang diberikan kepada pasien
secara rinci

3. ada beberapa tempat penyimpanan obat 0,3 3 0,9


pasien tidak tertera nama, no RM, hanya bed
pasien

TOTAL 1 2,7

B. FAKTOR EKSTERNAL

OPPORTUNITY

1. adanya mahasiswa profesi ners yang 0,3 2 0,6


melakukan praktik

2. adanya kerjasama yang baik antara 0,3 2 0,6 O – T= 2,4– 3


perawat dan mahasiswa yang praktik = 0,6
3. kemauan pasien dan keluarga terhadap 0,4 3 1,2
anjuran perawat.

TOTAL 1 2,4

TREATHENED

1. adanya tuntutan yang lebih tinggi dari 0,5 3 1,5


masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
keperawatan yang professional

2. meningkatnya kesadaran masyarakat 0,5 3 1,5


tentang tanggung jawab dan tanggung gugat
perawat sebagai pemberi asuhan keperawtan

TOTAL 1 3

ORIENTASI PASIEN BARU

A. FAKTOR INTERNAL

STRENGTH
1. adanya SOP tentang orientasi pasien baru 0,3 3 0,9

2. perawat menggunakan bahasa yang mudah 0,4 3 1,2 S–W=3–2


dipahami saat melakukan orientasi pasien =1
baru

3. perawat mengorientasikan ruangan dan 0,3 3 0,9


menjelaskan dokter yang menangani

TOTAL 1 3

WEAKNESS

1.Kanit tidak menanyakan kembali 0,5 2 1


kelengkapan kepada perawat yang menerima
pasien baru

2. perawat kurang memberikan informasi 0,5 2 1


secara rinci tentang sistem di RS

TOTAL 1 2

B. FAKTOR EKSTERNAL

OPPORTUNITY

1. adanya mahasiswa profesi ners yang 0,5 2 1


melakukan praktik

2. adanya pelatihan layanan prima di RS 0,5 2 1 O–T=2–3


Wava Husada = -1
TOTAL 1 2

TREATHENED

1. adanya tuntutan masyarakat untuk 0,4 3 1,2


mendapatkan pelayanan keperawatan yang
professional

2. makin tingginya kesadaran masyarakat 0,3 3 0,9


akan pentingnya kesehatan

3. persaingan antar ruang yang semakin ketat 0,3 3 0,9


dalam memberikan pelayanan kesehatan
TOTAL 1 3

RONDE KEPERAWATAN

FAKTOR INTERNAL (IFAS)

STRENGTH

1. Ruangan mendukung adanya kegiatan 0,3 1 0,3


ronde keperawatan.

2. Adanya kemauan perawat untuk 0,2 1 0,2 S-W= 1-3= -2


berubah.

3. Adanya kasus yang memerlukan 0,5 1 0,5


perhatian khusus oleh perawat ruangan.
TOTAL 1 1

WEAKNESS

1. Ronde keperawatan belum dilakukan 0,5 3 1.5


secara rutin.

2. Belum terlaksananya ronde 0,5 3 1.5


keperawatan.
TOTAL 1 3

OPPORTUNITY

1. Adanya Mahasiswa Ners yang melakukan 1 2 2 O – T = 2-3 =


praktik keperawatan -1

TOTAL 1 2

TREATENED

1. Adanya tuntutan masyarakat untuk 0,5 3 1,5


mendapatkan pelayanan keperawatan
yang professional.

2. Makin tingginya kesadaran akan 0,5 3 1,5


pentingnya kesehatan.

TOTAL 1 3

4. Money (M4)

N BOBO RATIN BXR


ANALISA SWOT
O T G
1 INTERNAL FAKTOR (IFAS)

Strength
1. Adanya perincian biaya tindakan S-
dengan alat dan tanpa alat dan rincian W
jasa pelayanan perawat serta biaya 0,6 4 2,4 (4,0
perawatan kamar sudah tercatat secara -
sistematis 2,0)
2. Adanya penyediaan layanan asuransi
=2,
0,4 4 1,6
seperti BPJS dan Jasa Raharja
0

Total 1 4,0
Weakness
1. Pemberian insentif pegawai diberikan
sesuai tingkat pendidikan dan lama kerja,
1 2 2
dan tidak diberikan sesuai tindakan yang
telah dilakukan setiap harinya
Total 1 2,0
2 EKTERNAL FAKTOR (EFAS)
Opportunity
1. Adanya tunjangan lain selain gaji pokok 0,5
dari RS seperti tunjangan lembur dan 4
2
tunjangan hari raya O-T
(4,0-3,0)
2. Adanya dana pensiun bagi karyawan yang
0,5 4 2 = 1,0
sudah melewati 20 tahun masa kerja
Total 1 4,0
Treathened
1. Dibukanya pelayanan kesehatan yang 1 3 3,0
baru di sekitar area RS Wava dengan
beban kerja yang lebih ringan dan gaji
yang cukup
Total 1 3,0

5. Mutu (M5)

NO ANALISA SWOT BOBOT RATING BXR


1 INTERNAL FAKTOR (IFAS)
1 Adanya variasi karakteristik dari pasien S-W
dari pasien (BPJS dan UMUM) 0,3 4 1,2 (3,3-4,0)
=-0.7
2 Adanya SOP tentang pasien safety dan
0,4 3 1.2
pengendalian infeksi
3 Kepuasan pasien terhadap pelayanan
kesehatan diruang rawat inap safir 0,3 3 0,9
mencapai 62%

Total 1 3,3
Weakness
1 Personal hygine pasien masih sangat minim 1 4 4
dilakukan oleh perawat
Total 1 4,0
2 EKTERNAL FAKTOR (EFAS)
1. Gedung bangunan yang masih baru dan
terlihat mewah
0,5 4 2

O-T
2. Kondisi ruangan yang sejuk dan nyaman
0,5 4 2 (4,0-3,0)
saat di tempati
Total 1 4,0 = 1,0
Treathened
1 Persaingan antar RS dalam menyajikan
1 3 3,0
pelayanan kesehatan
Total 1 3,0
Prioritas masalah dan Rencana strategis (POA) Plan of Action

Setelah dilaksanakan pengkajian selama 3 hari (8-10 Januari 2018), didapatkan beberapa
permasalahan di Rumah sakit B, untuk menyelesaikan masalah tersebut perlu ditentukan prioritas
masalah dan Plan Of Action dari tiap-tiap masalah yang diangkat.
a. Penentuan Prioritas Masalah
Teknik penentuan prioritas masalah yang digunakan disini adalah “teknik kriteria matriks
(criteria matrix technique)”, yaitu tekhnik pemungutan suara dengan menggunakan kriteria
tertentu. Secara sederhana dapat dibedakan atas 5 macam yaitu:
1. kecenderungan besar dan seringnya kejadian masalah (magnituge (mg))
2. besarnya kerugian yang ditimbulkan (severity (sv))
3. bisa dipecahkan (managebelity (Mn))
4. perhatian perawat terhadap masalah (Nursing Concern (Nc))
5. Ketersediaan sumberdaya (Affordability (Af))
No Masalah Mg Sv Mn Nc Af Total Prioritas
1. Material M2 2 4 5 5 5 21 2

1. Penataan ruang perawat


kurang maksimal
2. Kurang lengkapnya
fasilitas handscrub
2. Sentralisasi Obat (M3) 2 3 4 5 5 19 4
1. Kurangnya validasi
ketika pemberian obat
3. Mutu (M5) 4 2 4 5 5 20 3
1. Personal hygine pasien
masih sangat minim
dilakukan oleh perawat

4. Ronde Keperawatan 3 2 4 5 5 19 4
1. Belum pernah dilakukan
ronde keperawatan

5 Operan 5 3 4 5 5 22 1
1. Durasi operan hingga
mencapai 120 menit
2. Banyaknya perawat baru

Keterangan :5=sangat penting, 4=penting, 3=kurang penting, 2=tidak penting, 1=sangat tidak
penting
Planning Of Action (POA)

No Penanggung
Problem Tujuan Kegiatan IndikatorKeberhasilan Waktu
. Jawab
1 Material M2 1. Menciptaka 1. Merapikan ruang 1. Ruangan tampak rapi. Minggu Mahasiswa
n perawat dan 2. Pasien, keluarga, dan ke-2 stase Profesi Ners
1. Penataan
lingkungan menyusunnya dengan pengunjung memperoleh manajeme Praktek
ruang
kerja rapi. informasi setelah masuk n manajemen
perawat
perawat 2. Memasang beberapa ke ruangan cempaka
kurang
yang poster untuk media
maksimal
tersusun promosi kesehatan
2. Masih
minimnya rapi bagi pasien, keluarga,
media 2. Menciptaka dan pengunjung
promosi n 3. Mengadakan promosi
kesehatan
lingkungan kesehatan berupa
di ruangan
perawatan penyuluhan PHBS.
yang juga
memiliki
fungsi
promotif.
2. Sentralisasi Obat
(M3)
1. Kurangnya
validasi ketika 1. Mengurangi 1. Membenahi kotak Obat masuk atau sesuai Minggu Mahasiswa
pemberian obat resiko salah obat untuk pasien dengan pasien sesuai ke-2 stase Profesi Ners
pemberian 2. Meroll playkan resep dokter manajeme Praktek
obat validasi cara n manajemen
pembelian obat

3 Mutu (M5)
Jam dan Memberikan Memasang informasi Tidak ada pengunjung Minggu ke Mahasiswa
pembatasan usia
berkunjung belum waktu istirahat mengenai batas waktu yang datang berkunjung 2 stase profesi Ners
berjalan secara yang cukup dan berkunjung diluar jam kunjungan manajeme Praktek
efektif
mengurangi n Manajemen
resiko infeksi
pada pasien
4 Ronde keperawatan Memecahkan Mengadakan diskusi Petugas kesehatan dapat Minggu Mahasiswa
masalah suatu (ronde keperawatan) bekerja sama untuk ke-2 stase Profesi Ners
Ronde keperawatan penyakit dari dengan tenaga menyelesaikan masalah manajeme Praktek
belum pasien yang kesehatan lain (dokter yang belum teratasi. n manajemen
dilaksanakan belum dan ahli gizi)-
secara teratur terselesaikan
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kajian SWOT merupakan alat analisis yang cukup baik, efektif, dan efisien sebagai alat
yang cepat dalam menemukan kemungkinan-kemungkinan yang berkaitan dengan
perusahaan baik itu kemungkinan hal terbaik maupun yang terburuk. Kajian SWOT sebagai
alat bantu untuk memeperluas dan mengembangkan visi dan misi suatu organisasi, juga
dapat melihat kemungkinan perubahan masa depan suatu perusahaan.
Kunci keberhasilan didukung oleh sumber daya manusia, dukungan manajemen yang
baik, kualitas media yang baik, pelayanan yang memuaskan, serta harga yang cukup
bersaing.
Analisis lingkungan internal dan eksternal merupakan faktor terpenting dalam
mempengaruhi suatu keberhasilan. Empat komponen utama yaitu efisiensi, inovasi, kualitas
serta respon terhadap pelanggan/ masyarakat yang menentukan keunggulan kompetitif.

B. Saran
Dengan kajian SWOT ini diharapkan dapat memberikan gambaran tahap-tahap
perumusan tujuan di mulai dari visi dan misi yang menghasilkan nilai-nilai. Visi dan misi
dan nilai-nilai tersebut secara bersamaan dianalisis dengan mempetimbangkan faktor-faktor
lingkungan yang mempengaruhi, baik lingkungan internal yaitu lingkungan eksternal.

Anda mungkin juga menyukai