Anda di halaman 1dari 20

MANAJEMEN KESEHATAN

“ANALISA SWOT PUSKESMAS”

DOSEN PEMBIMBING :

DI SUSUN OLEH :

HIRI SETIAWAN/1714201074

INDAH PERMANA SARI / 1714201075

IRDAYANTI/1714201076

IRNA JUITA/1714201077

PRODI S1 KEPERAWATAN PROGSUS


STIKES FORT DE KOCK BUKIT TINGGI TAHUN AJARAN
2018
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Analisis SWOT (Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats) atau di


Indonesiakan menjadi analisis KEKEPAN (Kekuatan-Kelemahan-Kesempatan-Ancaman)
sudah sangat umum dikenal dan mudah untuk dilakukan.
Proses manajemen strategis adalah sebuah proses delapan langkah yang mencakup
perencanaan strategis, pelaksanaan atau penerapan dan evaluasi.
Analisis adalah suatu kegiatan untuk memahami seluruh informasi yang terdapat
pada suatu kasus, mengetahui isu apa yang sedang terjadi, dan memutuskan tindakan apa
yang harus segera dilakukan untuk memecahkan masalah. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi sebuah perusahaan dan organisasi internal maupun eksternal. Analisa
ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang
(Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan
ancaman (Threats).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian SWOT ?
2. Apa saja manfaat analisa SWOT ?
3. Apa saja yang termasuk dalam unsur–unsur SWOT ?
4. Bagaimana teknik SWOT ?
5. Kapan waktu yang tepat menggunakan SWOT ?
6. Apa definisi Puskesmas ?
7. Apa Visi dan Misi Puskesmas ?
8. Apa tujuan Puskesmas ?
9. Apa saja fungsi Puskesmas ?
10. Apa saja program pokok Puskesmas ?
11. Bagaimana kedudukan Puskesmas ?
12. Bagaimana Jangkauan Pelayanan Kesehatan ?
13. Bagaimana analisis SWOT Puskesmas ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian SWOT
2. Untuk mengetahui manfaat analisa SWOT
3. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk dalam unsur–unsur SWOT
4. Untuk mengetahui bagaimana teknik SWOT
5. Untuk mengetahui waktu yang tepat menggunakan SWOT
6. Untuk mengetahui definisi Puskesmas
7. Untuk mengetahui Visi dan Misi Puskesmas
8. Untuk mengetahui tujuan Puskesmas
9. Untuk mengetahui apa saja fungsi Puskesmas
10. Untuk mengetahui apa saja program pokok Puskesmas
11. Untuk mengetahui kedudukan Puskesmas
12. Untuk mengetahui Jangkauan Pelayanan Kesehatan
13. Untuk mengetahui analisis SWOT Puskesmas
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian SWOT
SWOT merupakan akronim dari Strenght (kekuatan) dan Weakness (kelemahan)
internal organisasi Puskesmas, serta Opportunity (kesempatan atau peluang) dan Threat
(ancaman atau rintangan atau tantangan) dari lingkungan eksternal yang dihadapi organisasi
Puskesmas. Yang dimaksud kekuatan adalah kompetensi khusus yang terdapat dalam
organisasi Puskesmas, sehingga Puskesmas memiliki keunggulan kompetitif di pasaran. Hal
ini disebabkan karena Puskesmas memiliki sumber daya, keterampilan, produk, jasa andalan
dan sebagainya yang membuatnya lebih kuat dari pesaing dalam memuaskan kebutuhan dan
keinginan pelanggan dan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas. Kelemahan adalah
keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber daya, keterampilan dan kemampuan yang
menjadi penghalang serius bagi penampilan kinerja Puskesmas. Adapun peluang adalah
sebagai situasi lingkungan yang menguntungkan bagi Puskesmas. Sedangkan ancaman
merupakan kebalikan dari peluang, dengan demikian ancaman adalah faktorfaktor
lingkungan yang menguntungkan Puskesmas. Keempat faktor itulah yang membentuk
akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats).
Analisis SWOT dapat merupakan alat yang ampuh dalam melakukan analisis
strategik. Keampuhan tersebut terletak pada kemampuan untuk memaksimalkan peranan
faktor kekuatan dan memanfaatkan peluang serta berperan untuk meminimalisasi kelemahan
organisasi dan menekan dampak ancaman yang timbul dan harus dihadapi. Analisa SWOT
adalah sebuah bentukanalisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi
gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai sebagai faktor masukan,
yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Satu hal yang harus
diingat baik-baik oleh para pengguna analisa SWOT, bahwa analisaSWOT adalah semata-
mata sebuah alat analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi
atau yang mungkin akan dihadapioleh organisasi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib yang
mampu memberikan jalan keluar bagi masalah-masalah yang dihadapi oleh organisasi.
Analisis terhadap peluang dan ancaman merupakan analisis terhadap faktor-faktor yang
berasal dari pihak luar perusahaan. Analisis kekuatan dan kelemahan merupakan analisis
terhadap faktor-faktor intern perusahaan. Hasil analisis ekstern ini digabungkan dengan hasil
analisis intern untuk penentuan misi, visi dan tujuan organisasi. Analisis SWOT dapat
diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat
faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya
adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari
peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang
mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, selanjutnya
bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan
terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat
ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.

D. Manfaat Analisa SWOT:


1. Untuk melakukan perencanaan dalam upaya mengantisipasi masa depan dengan
melakukan pengkajian bedasarkan pengalaman masa lampau,ditopang sumber daya dan
kemampuan yang miliki saat ini yang akandiproyeksikan kemasa depan.
2. Untuk menganalisis kesempatan atau peluang dan kekuatan dalam membuat rencana
jangka panjang.
3. Untuk mengatasi ancaman dan kelemahan yang mempunyai kecendrungan menghasilkan
rencana jangka pendek, yaitu rencana untuk perbaikan.
4. Untuk mengidentifikasi faktor eksternal (O dan S) danfaktor internal (S danW). Dapat
disimpulkan bahwa analisis SWOT adalah perkembangan hubungan atau interaksi antar
unsur-unsur internal, yaitu kekuatan dan kelemahan terhadap unsur-unsur eksternal yaitu
peluang dan ancaman. Didalam penelitian analisis SWOT kita ingin memproleh hasil
berupa kesimpulan-kesimpulan berdasarkan keempat faktor dimuka yang sebelumnya
telah dianalisa.
a. Strategi Kekuatan-Kesempatan (S dan O atau Maxi-maxi)
Strategi yang dihasilkan pada kombinasi ini adalah memanfaatkan kekuatan atas
peluang yang telah diidentifikasi. Misalnya bila kekuatan perusahaan adalah pada
keunggulan teknologinya, maka keunggulan ini dapat dimanfaatkan untuk mengisi
segmen pasar yang membutuhkan tingkat teknologi dan kualitas yang lebih maju, yang
keberadaanya dan kebutuhannya telah diidentifikasi pada analisis kesempatan.
b. Strategi Kelemahan-Kesempatan (W dan O atau Mini-maxi)
Kesempatan yang dapat diidentifikasi tidak mungkin dimanfaatkan karena kelemahan
perusahaan. Misalnya jaringan distribusi ke pasar tersebut tidak dipunyai oleh
perusahaan. Salah satu strategi yang dapat ditempuh adalah bekerjasama dengan
perusahaan yang mempunyai kemampuan menggarap pasar tersebut. Pilihan strategi
lain adalah mengatasi kelemahan agar dapat memanfaatkan kesempatan.
c. Strategi Kekuatan-Ancaman (S atau T atau Maxi-min)
Dalam analisa ancaman ditemukan kebutuhan untuk mengatasinya. Strategi ini
mencoba mencari kekuatan yang dimiliki perusahaan yang dapat mengurangi atau
menangkal ancaman tersebut. Misalnya ancaman perang harga.
d. Strategi Kelemahan-Ancaman (W dan T atau Mini-mini)
Dalam situasi menghadapi ancaman dan sekaligus kelemahan intern, strategi yang
umumnya dilakukan adalah “keluar” dari situasi yang terjepit tersebut. Keputusan yang
diambil adalah “mencairkan” sumber daya yang terikat pada situasi yang mengancam
tersebut, dan mengalihkannya pada usaha lain yang lebih cerah. Siasat lainnya adalah
mengadakan kerjasama dengan satu perusahaan yang lebih kuat, dengan harapan
ancaman di suatu saat akan hilang. Dengan mengetahui situasi yang akan dihadapi,
anak perusahaan dapat mengambil langkah-langkah yang perlu dan bertindak dengan
mengambil kebijakan-kebijakan yang terarah dan mantap, dengan kata lain perusahaan
dapat menerapkan strategi yang tepat.
E. Unsur–Unsur SWOT
Terdapat empat unsur pokok SWOT, yaitu :
1. Strength (Kekuatan)
Arti kata Strength disini adalah berbagai kelebihan yang bersifat khas yang dimiliki oleh
suatu organisasi dimana apabila dimanfaatkan maka akan berperan besar tidak hanya dalam
memperlancar berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan oleh organisasi, tetapi juga
dalammencapai tujuan yang dimiliki oleh organisasi.
2. Weakness (Kelemahan)
Arti kata Weakness disini adalah berbagai kekurangan yang bersifat khas yang dimiliki
oleh suatu organisasi, yang apabila berhasil diatasi akan berperan besar, tidak hanya dalam
memperlancar berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan oleh organisasi, tetapi juga dalam
mencapai tujuan yang dimiliki oleh organisasi.
3. Opportunities (Peluang atau Kesempatan)
Arti kata Opportunities disini adalah peluang yang bersifat positif yang dihadapi oleh suatu
organisasi dimana apabila dimanfaatkan akan memiliki peranan yang besar dalam
mencapai tujuan organisasi. Opportunities juga diartikan sebagai suatu peluang yang
berkembang dimasa yang akan datang dan akan terjadi.
4. Threat (Ancaman atau Hambatan)
Arti kata Threat disini adalah kendala yang bersifat negatif yang dihadapi oleh suatu
organisasi dimana apabila berhasil diatasi akan besar peranannya dalam mencapai tujuan
organisasi.
a. Unsur Strength dan Weakness bersifat internal, yaitu unsur yang ada atau muncul di
dalam organisasi.
b. Unsur Opportunities dan Threat bersifat eksternal, yaitu unsur yang ada atau muncul dari
luar organisasi.
c. Unsur Strength dan Opportunities merupakan faktor positif yang bersifat menguntungkan
bagi organisasi.
d. Unsur Weakness dan Threat merupakan faktor negatif yang bersifat merugikan bagi
organisasi. Untuk keberhasilan pekerjaan perencanaan keempat unsur SWOT ini perlu
dimiliki
F. Teknik SWOT. Teknik analisis SWOT dibedakan menjadi tiga tahap, yaitu:
1. Melakukan analisis kekuatan dan kelemahan organisasi. Hal-hal yang dapat dilakukan
untuk melakukan analisis kekuatan dan kelemahan organisasi, yaitu:
a. Menetapkan unsur-unsur organisasi yang akan dinilai. Unsur-unsur yang akan dinilai
biasanya dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a) Unsur perangkat organisasi (tool of administration) yang terdiri dari tenaga (man),
dana (money ), sarana (material ) dan metode (method )
b) Unsur fungsi organisasi (function of administration) yang terdiri dari perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing ), penggerakan (actuating) serta
pengawasan (controlling )
b. Memberikan nilai untuk setiap unsur yang akan dinilai Nilai yang diberikan untuk tiap
unsur yang dinilai secara umum dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a) Nilai penampilan (performance) yang dinyatakan dengan baik atau buruk.
b) Nilai kepentingan (importance) yang dinyatakan dengan penting atau tidak penting
c. Membuat matrik dari hasil penilaian yang dilakukan Contoh matrik hasil penilaian
terhadap kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh organisasi
G. Waktu yang Tepat Menggunakan SWOT
SWOT digunakan saat mengembangkan rencana strategis atau perencanaan solusi
untuk masalah. Namun SWOT baru dapat diaplikasikan setelah menganalisis lingkungan
eksternal dan internal. Cara menggunakannya:
1. Analisis Internal Menguji kemampuan sistem tersebut. Ini dapat dilakukan dengan
menganalisis suatu sistem dengan kekuatan dan kelemahan .
2. Analisis Eksternal Melihat pada titik-titik utama dalam analisis dan mengidentifikasi titik-
titik yang menimbulkan peluang.Untuk sistem tersebut, dan yang menimbulkan ancaman
atau hambatan terhadap kinerja. Untuk membangun analisis SWOT dan mengatur sebuah
program untuk perencanaan dan memeriksa situasi yang ada pada saat ini. Maka perlu
diketahui terlebih dahulu kekuatan dan kelemahannya. Bagaimana kita bisa
memanfaatkan kekuatan dan mengatasi kelemahan yang ada, dan apakah peluang
eksternal dan internal dalam ancaman bidang yang dipilih.
H. Definisi Puskesmas
Menurut Depkes 1991, Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi fungsional
yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta
masyarakat disamping memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.

Puskesmas adalah UPTD Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab


menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja(Kepmenkes RI
No.128/Menkes/SK/II/2004).
I. Visi dan Misi Puskesmas
1. Visi Puskesmas:
Tercapainya kecamatan sehat menuju terwujudnya indonesia sehat 2015. Masyarakat yang
hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya.
2. Misi Puskesmas:
 Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.
 Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah
kerjanya.
 Memelihara dan meningkatkan mutu pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakannya.
 Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta
lingkungannya.
J. Tujuan Puskesmas
Mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni; meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di
wilayah kerja puskesmas.
K. Fungsi Puskesmas
1. Pusat pembangunan berwawasan kesehatan.
2. Mengupayakan program-program pembangunan yang berwawasan kesehatan,yaitu:
 Berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah kerjanya agar
menyelenggarakan pembangunan yang berwawasan kesehatan.
 Aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program
pembangunan di wilayah kerjanya.
 Mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan
penyembuhan dan pemulihan.
3. Pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat.
4. Berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga, dan masyarakat:
 Memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat
untuk hidup sehat.
 Berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaan.
 Ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.
5. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama yaitu menyelenggarakan pelayanan kesehatan
tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan yang meliputi:
 Pelayanan kesehatan masyarakat (public goods)
 Pelayanan kesehatan perorangan (private goods)
L. Program Pokok Puskesmas
Puskesmas XX melaksanakan 6 program wajib yaitu:
1. Promosi Kesehatan
2. Upaya Kesehatan Lingkungan
3. Upaya Perbaikan Gizi
4. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak termasuk KB
5. Upaya Pemberantasan Penyakit Menular
6. Upaya Pengobatan
Ditambah dengan Program Pengembangan, yaitu:
1. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
2. Upaya Pemberantasan Penyakit tidak menular
3. Upaya kesehatan Usia Lanjut (USILA)
4. Upaya Laboratorium Sederhana
M. Kedudukan Puskesmas
1. Kedudukan secara administratif : puskesmas bertanggung jawab secara teknis maupun
administratif kepada Dinkes Dati II
2. Kedudukan dalam Hirarki pelayanan kesehatan adalah membantu Dinkes Dati II
N. Jangkauan Pelayanan Kesehatan
Sesuai dengan keadaan geografis luas wilayah, sarana yang berhubungan dan kepadatan
penduduk dalam wilayah kerja puskesmas, semua penduduk mudah mengakses pelayanan
kesehatan. Agar jangkauan lebih merata diadakan puskesmas pembantu, penempatan bidan-
bidan di desa dengan pelayanan yang ada termasuk puskesmas keliling. Selain itu ada pula
pergerakan peran serta masyarakat untuk mengelola posyandu yang dapat menunjang
pelayanan kesehatan.
BAB III
PEMBAHASAN

A PUSKESMAS SECARA UMUM


 Contoh Analisis SWOT Puskesmas
1. Analisis Lingkungan Dalam Puskesmas
a. Strength (kekuatan)
 Puskesmas telah didirikan di hampir seluruh pelosok tanah air. Untuk menjangkau
seluruh wilayah kerja, Puskesmas diperkuat dengan Puskesmas Pembantu sereta
Puskesmas Keliling. Kecuali itu untuk daerah yang jauh dari sarana pelayanan
rujukan, puskesmas dilengkapi dengan fasilitas rawat inap. Juga ditunjang oleh
Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) berupa Posyandu,
Pondok Bersalin Desa (Polindes), Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)- Desa Siaga,
dan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu)-Usia lanjut, dan lain-lain.
 Pemerintah daerah telah menyediakan dana dari pengembalian retribusi
pendapatan Puskesmas dengan besaran yang bervariasi di setiap kabupaten/kota,
pengadaan tenaga, obat-obatan, alat kesehatan dan sebagainya.
 Adanya tenaga kesehatan Puskesmas yang telah ditempatkan di sarana kesehatan
baik di Puskesmas Induk, Puskesmas Pembantu, Balai Pengobatan Desa, Pos
Kesehatan Desa dan Bidan Desa di wilayah kerja Puskesmas.
 Adanya standard operating procedure (SOP) atau prosedur tetap dalam Puskesmas.
 Adanya sistem informasi manajemen Puskesmas yang bersumber dari sistem
pencatatan dan pelaporan Puskesmas, sistem informasi Posyandu, laporan sarana
kesehatan swasta, laporan lintas sektor, dan lain-lain.
 Adanya sistem Kesehatan Nasional dan UU tentang Kesehatan serta peraturan
perundang-undangan lainnya sebagai pedoman dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan.
b. Weakness (kelemahan)
 Visi, misi dan tujuan Puskesmas belum dipahami sepenuhnya oleh pimpinan dan
staf Puskesmas. Hal tersebut dapat melemahkan komitmen, dukungan dan
keikutsertaan pegawai dalam mengembangkan fungsi Puskesmas. Mereka
terperangkap oleh tugastugas rutin yang bersifat kuratif yang kebanyakan
dilakukan di dalam gedung Puskesmas. Akibatnya, kegiatan Puskesmas di luar
gedung yang bersifat promotif dan preventif kurang mendapatkan perhatian.
 Beban kerja Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas kesehatan kabupaten
atau kota terlalu berat. Pertama karena rujukan kesehatan dan dari Dinas kesehatan
kabupaten atau kota kurang berjalan. Kedua karena Dinas kesehatan kabupaten
atau kota yang sebenarnya bertanggung jawab penuh terhadap keberhasilan
pembangunan kesehatan secara menyeluruh di wilayah kabupaten atau kota lebih
banyak melaksanakan tugas-tugas administratif.
 Puskesmas masih bersifat sentralistis, dimana Puskesmas belum memiliki
keleluasaan menetapkan kebijakan program yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat setempat.
 Waktu kerja pegawai Puskesmas kurang efektif dan kurang optimal.
 Ketidak efisienan Puskesmas juga tampak dari pemanfaatan ruang rawat inap di
beberapa Puskesmas dengan tempat perawatan. Kurang tegasnya pemisahan antara
tugas pokok untuk melakukan perawatan pasien rawat inap dengan pelayanan
kesehatan masyarakat merupakam salah satu kendala pengembangan upaya
kesehatan promotif dan preventif di Puskesmas dengan tempat perawatan.
 Citra Puskesmas masih kurang baik, utamanya yang berkaitan mutu, penampilan
fisik Puskesmas kurah bersih, nyaman, disiplin profesionalisme, dan keramahan
petugas dalam pelayanan kesehatan yang masih lemah.
 Belum tersedianya sumber daya Puskesmas yang memadai seperti ketersediaan
tenaga belum sesuai standar ketenagaan Puskesmas dan Penyebaran tidak merata,
kemampuan dan kemauan petugas belum memadai, penanggung jawab program
Puskesmas belum memiliki kemampuan manajerial program, pengembangan
sumber daya tenaga kesehatan tidak berorientasi pada kebutuhan Puskesmas atau
program, namun seringkali merupakan keinginan dari pegawai yang bersangkutan:
kurangnya tanggung jawab, motivasi, dedikasi, loyalitas dan kinerja petugas
Puskesmas
 Ketersediaan obat-obatan baik jenis maupun jumlahnya terbatas, alat kesehatan
juga kurang memadai, dana operasional maupun program sangat kurang dan hanya
bersumber dari presentase pengembalian retribusi Puskesmas dengan besaran yang
bervariasi di setiap kabupaten atau kota.
 Belum tersedianya data dan informasi registrasi vital tentang kependudukan dan
program kesehatan yang sahid dan akurat.
2. Analisis Lingkungan Luar Puskesmas
a. Opportunity (kesempatan/peluang)
 Amandemen UUD 1945 Pasal 28 H yang menyatakan bahwa setiap warga negara
berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal merupakan dukungan
landasan hukum sebagai peluang bagi pemerintah dan masyarakat dalam
mempercepat upaya pemerataan pelayanan dan peningkatan mutu pelayanan
kesehatan.
 Kebijakan desentralisasi sebagaimana diberlakukan UU RI No. 1999 yang
kemudian disempurnakan dengan UU RI No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
daerah memberi peluang yang besar bagai Puskesmas untuk memperbaiki sistem,
rencana strategik, dan rencana operasional, mengembangkan program dan kegiatan
Puskesmas secara mandiri sesuai kebutuhan masyarakat dan potensi yang tersedia.
 Kesepakatan para bupati atau walikota pada tanggal 28 Juli 2000 untuk
menyediakan alokasi dana kesehatan minimal 15 % dari APBD atau 15% PDRB
merupakan peluang yang besar bagi Puskesmas untuk mengembangkan program-
program kesehatan di wilayah kerjanya dengan dukungan anggaran yang memadai.
 Adanya komitmen dan dukungan politis dari pemerintah daerah dan DPRD
kabupaten atau kota untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
 Kemajuan pengetahuan dan teknologi dalam bidang kesehatan memberi peluang
untuk mempercepat peningkatan pemerataan pelayanan serta kualitas pelayanan
Puskesmas.
 Adanya peran serta masyarakat dalam upaya kesehatn berupa UKBM antara lain
Posyandu, Polindes, Poskesdes, Posbindu, dan lain-lain.
 Adanya sumber dana untuk pembiayaan kesehatan yang bersumber dari
masyarakat melalui program JPKM, Dana Kesehatan Masyarakat, Dana Sekolah
Sehat, Dana Sosial Ibu Bersalin, beras perelek atau jimpitan, dana kematian dan
sebagainya.
 Adanya dana stimulasi dari pemerintah daerah untuk dana sosial ibu bersalin yang
dapat dikembangkan menjadi Dana Sehat berpola JPKM.
 Adanya komitmen dan dukungan dari stakeholders serta tokoh masyarakat
terhadap program Puskesmas.
 Adanya momentum program kesehatan yang strategis seperti Gerakan Sayang Ibu,
Desa Siaga, Gerakan Terpadu Nasional, dan lain-lain.
 Keadaan geografis yang dapat dijangkau oleh kendaraan serta tersedianya sarana
transportasi dan komunikasi yang sudah menjangkau seluruh wilayah kerja
Puskesmas
b.Threat (ancaman/ rintangan/ tantangan)
 Ketidakmampuan pemerintah daerah dan Dinas Kesehatan kabupaten atau kota
untuk memanfaatkan era desentralisasi sebagai peluang dan kesempatan untuk
melakukan reformasi Sistem Pembangunan Kesehatan Daerah dapat menjadi
ancaman dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah
kerja puskesmas
 Terjadinya transisi epidemiologi baik oleh pengaruh perubahan struktur penduduk
dan perubahan gaya hidup masyarakat menyebabkan beban ganda pelayanan
kesehatan yaitu tidak saja pada masalah penyakit infeksi tetapi juga penyakit
degeneratif. Selain itu pelayanan kesehatan juga menghadapi masalah penyakit
yang pada akhir ini cenderung meningkat seperti tuberculosa, demam berdarah
dengue. Fenomenafenomena tersebut merupakan tantangan sekaligus ancaman
pengembangan Puskesmas.
 Terjadinya krisis ekonomi yang belum sepenuhnya pulih tidak saja menambahi
jumlah penduduk miskin, tetapi juga menurunkan kemampuan pemerintah dalam
menyediakan anggaran untuk pembangunan kesehatan.
 Manajemen program Puskesmas belum dirumuskan oleh Dinas Kesehatan
kabupaten atau kota sebagai pedoman dan rujukan Puskesmas.
 Kurangnya pembinaan dan bimbingan program dari Dinas Kesehatan kabupaten
atau kota.
 Kurangnya komitmen, dukungan dan keikutsertaan lintas sektoral dalam program
kesehatan.
 Kurangnya komitmen dan dukungan stakeholders Puskesmas terhadap program
Puskesmas.
 Jumlah kader kesehatan masih kurang, tingginya drop out kader, adanya kejenuhan
dari kader, sulitnya mencari kader baru, kurangnya dana stimulasi kader,
kurangnya sarana kegiatan kader seperti buku pegangan kader, sarana pencatatan
dan pelaporan kegiatan kader dan sebagainya.
 Sistem pembiayaan Puskesmas belum mengantisipasi arah perkembangan masa
depan, yakni sistem pembiayaan praupaya untuk pelayanan kesehatan perorangan.
 Puskesmas masih belum berhasil dalam menggali, menghimpun dan
mengorganisasi partisipasi masyarakat serta membina kemitraan dengan sektor
lain yang terkait.
 Berkembangnya pelayanan kesehatan swasta yang lebih profesional, bermutu, dan
bernuansa profit merupakan ancaman terhadap pelayanan kesehatan pemerintahan
termasuk Puskesmas
 Kurangnya penggunaan obat generik karena banyaknya pasokan obat pasien
menyebabkan tingginya harga obat-obatan dan merupakan ancaman pelayanan
kesehatan terutama untuk masyarakat miskin.
 Mobilisasi penduduk yang tinggi menyebabkan penularan penyakit yang cepat
serta perubahan lingkungan dan perilaku sosial budaya masyarakat merupakan
ancaman terhadap semakin meningkatnyamasalah kesehatan.
 Pemanfaat tenaga dan sarana kesehatan Puskesmas masih kurang, termasuk
pemanfaatan bidan desa, dimana bidan desa lebih banyak dimanfaatkan dalam
upaya promotif dan preventif.
 Masih adanya persalinan dukun paraji dan belum tejalin kemitraanantara bidan
desa dengan dukun paraji.
 Perilaku Hidup Bersih dana Sehat (PHBS) masih belum memasyarakat dan
membudaya baik PHBS rumah tangga, sarana kesehatan, institusi pendidikan,
tempat kerja, mauoun tempat-tempat umum.

Berdasarkan analisis SWOT Puskesmas tahun 2009 tersebut diatas, dapat


disimpulkan bahwa Puskesmas saat ini terdapat pada kuadran 4 yaitu menghadapi
kondisi yang paling buruk karena harus menghadapi ancaman/rintangan/tantangan
(threat) besar yang bersumber pada lingkungan luar dan pada saat yang bersamaan
dilanda berbagai kelemahan internal (weakness). Strategi yang tepat pada keadaan
demikian ialah strategi defensif dalam arti mengurangi atau mengubah bentuk
perlayanan kesehatan yakni:
a. Mengubah paradigma yaitu dari paradigma sakit menjadi paradigma sehat. Paradigma
sehat yakni upaya kesehatan menitikberatkan pada upaya promotif dan preventiftanpa
mengesampingkan upaya promotif dan rehabilitatif.
b. Upaya kesehatan Puskesmas lebih menitikberatkan pada upaya kesehatan yanjg
mempunyai daya ungkit besar terhadap penurunan AKI dan AKB seperti program
keterpaduan KB-kesehatan di Posyandu
c. Upaya kesehatan Puskesmas menfokuskan pada program basic-six Pembinaan dan
pengembangan Puskesmas hendaknya diupayakan untuk memaksimalkan kekuatan
dan memanfaatkan peluang atau kesempatan (strategi SO (strength-oportunitty) atau
Strategi Kekuatan-Peluang) dengan meminimalkan kelemahan dan menghindari
ancaman (strategi WT-weatness-threat atau strategi kelemahan-ancaman), sehingga
Puskesmas berada pada kuadran 1, dimana Puskesmas menghadapi berbagai peluang-
kesempatan lingkungan luar dan memiliki berbagai kekuatan yang mendorong
pemanfaatan berbagai peluang tersebut, sehingga strategi yang tepat yaitu strategi
pertumbuhan (agresif).

O. PUSKESMAS SECARA SPESIFIK


 Gambaran Program KIA di PuskesmasXX
1. Tenaga Kesehatan
 Jumlah dokter umum ada 6 orang
 Jumlah dokter gigi ada 1 orang
 Jumlah bidan ada 36 orang, 2 orang telah terlatih dalam pelayanan KB, 7orang bidan
yang ada di ruangan KIA, bidan yang berada di Pustu sebanyak 27 orang
 Jumlah perawat di poli umum puskesmas ada 18 orang
2. Fasilitas Kesehatan.
 Dana untuk program KIA sudah cukup
 Ketersediaan ambulans ada 1 unit
 Ketersediaan obat dan alat KB cukup
 Tersedia peralatan seperti tensimeter, incubator,bed ginekologi, lampu sorot,
timbangan bayi, box bayi, partus set, dll
 Jenis KB : IUD, MOW, MOP, Implant, Suntikan, Pil, Kondom
3. Kegiatan
 Pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan menyusui serta bayi, anak balita
 Deteksi dini faktor resiko ibu hamil
 Pemantauan tumbuh kembang balita
 Imunisasi Tetanus Toxoid
 Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan program KIA
 Pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita dan anak pra sekolah untuk macammacam
penyakit ringan
 Posyandu
 Pemeriksanan Ibu hamil, bayi dan balita ke setiap wilayah kerja
 Pemberian KB gratis
 Analisis SWOT Program KIA di PuskesmasXX
1. Kekuatan
 Jumlah tenaga kesehatan seperti bidan sudah memadai
 Fasilitas kesehatan di bidang KIA sudah cukup
 Kegiatan Posyandu tiap bulan dilaksanakan di desa wilayah kerja puskesmas
 Koordinasi antar bidan baik
 Frekuensi kehadiran Tenaga Kesehatan baik
2. Kelemahan
 Kurang promosi kesehatan mengenai program KIA di Puskesmas
 Pencacatan laporan KIA dan KB belum lengkap
 Upaya Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja belum menjadi salah satu program
utama KIA
3. Peluang
 Jumlah petugas KIA dan KB yang cukup
 Lokasi Puskesmas strategis
4. Hambatan
 Pengetahuan masyarakat tentang Puskesmas sebagai sarana kesehatan
 strata pertama masih kurang.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
SWOT merupakan akronim dari Strenght (kekuatan) dan Weakness (kelemahan),
Opportunity (kesempatan atau peluang) dan Threat (ancaman atau rintangan atau tantangan).
Analisis SWOT dapat merupakan alat yang ampuh dalam melakukan analisis strategik,
karena analisis ini memiliki kemampuan untuk memaksimalkan peranan faktor kekuatan dan
memanfaatkan peluang serta berperan untuk meminimalisasi kelemahan organisasi dan
menekan dampak ancaman yang timbul dan harus dihadapi. SWOT digunakan saat
mengembangkan rencana strategis atau perencanaan solusi untuk masalah, namun baru dapat
diaplikasikan setelah menganalisis lingkungan eksternal dan internal. Analisis SWOT
merupakan perkembangan hubungan atau interaksi antar unsur-unsur internal, yaitu kekuatan
dan kelemahan terhadap unsur-unsur eksternal yaitu peluang dan ancaman.
B. Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita sebagai mahasiswi dan pembaca untuk
meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai analisa SWOT terutama dalam analisa
SWOT puskesmas.
DAFTAR PUSTAKA

Kurnia,M. “Paper Pengantar Administrasi dan Kebijakan Kesehatan SWOT (Strength,


Weakness, Opportunity, dan Threat”. 29 Maret 2015.
http://www.academia.edu/8445020/Paper_Pengantar_Administrasi_dan_Kebijakan_K
esehatan_SWOT_Strength_Weakness_Opportunity_dan_Threat
Nainggolan, T. “SWOT Kesehatan Ibu dan anak, KB di Puskesmas”. 29 Maret 2015.
http://florensiskan.blogspot.com/2014/04/swot-kesehatan-ibu-dan-anak-kb-di.html

Anda mungkin juga menyukai