Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN PENDAHULUAN

KEJANG DEMAM

Kejang demam adalah bangkitan Ketidakefektifan pola nafas Diagnosa Keperawatan:


kejang yang terjadi pada kenaikan NOC :  Hipertermi
suhu tubuh mencapai >380C. Kejang Kriteria Hasil :  Ketidakefektifan pola nafas
demam dapat terjadi karena proses  Mendemonstrasikan batuk efektif
intrakranial maupun ekstrakranial.  Resiko cidera
dan suara nafas yang bersih, tidak
Kejang demam terjadi pada 2-4% ada sianosis dan dyspneu (mampu
populasi anak berumur 6 bulan mengeluarkan sputum, mampu
sampai dengan 5 tahun bernafas dengan mudah, tidak ada Resiko cidera
pursed lips) NOC :
 Menunjukkan jalan nafas yang Kontrol Risko
Etiologi : paten (klien tidak merasa tercekik, Kriteria Hasil :
Faktor-faktor prenatal, Malformasi irama nafas, frekuensi pernafasan  Klien terbebas dari cedera
otak congenital, Faktor genetika, dalam rentang normal, tidak ada  Klien mampu menjelaskan
Penyakit infeksi (ensefalitis, suara nafas abnormal) cara/metode untuk mencegah
meningitis), Demam, Gangguan  Tanda Tanda vital dalam rentang injury/cedera
metabolisme normal (tekanan darah, nadi,  Klien mampu menjelaskan
pernafasan) faktor resiko dari
7. Trauma NIC: lingkungan/perilaku personal
Manifestasi Klinis: toksin Airway Management  Mampu memodifikasi gaya
8. Neoplasma,  Buka jalan nafas, guanakan teknik hidup untuk mencegah injury
 Kejang demam sederhana (Simple
chin lift atau jaw thrust bila perlu  Menggunakan fasilitas
9. FebrileGangguanSeizure):
sirkulasi Kejang
berlangsung singkat < 15 menit,  Posisikan pasien untuk kesehatan yang ada
10. kejangPenyakit
umum tonik degeneratif
dan atau memaksimalkan ventilasi  Mampu mengenali perubahan
klonik,
susunan umumnya berhenti sendiri,
saraf.  Identifikasi pasien perlunya status kesehatan
tanpa gerakan fokal atau berulang pemasangan alat jalan nafas NIC:
11. dalamRespon
24 jam alergi atau keadaan buatan Manajemen lingkungan
 Kejang abnormal
imun yang demam komplikata  Lakukan fisioterapi dada jika  Sediakan Iingkungan yang aman
(Complex Febrile Seizure): perlu untuk pasien
Kejang lama > 15 menit, kejang  Keluarkan sekret dengan batuk  Identifikasi kebutuhan
fokal atau parsial satu sisi, atau atau suction keamanan pasien, sesuai dengan
kejang umum didahului kejang  Auskultasi suara nafas, catat kondisi fisik dan fungsi kognitif
parsial, berulang atau lebih dari 1 adanya suara tambahan pasien dan riwayat penyakit
kali dalam 24 jam  Lakukan suction pada mayo terdahulu pasien
 Berikan bronkodilator bila perlu  Menghindarkan lingkungan
 Berikan pelembab udara Kassa yang berbahaya (misalnya
basah NaCl Lembab memindahkan perabotan)
Penatalaksanaan  Atur intake untuk cairan  Menyediakan tempat tidur yang
 Pengobatan fase akut mengoptimalkan keseimbangan. nyaman dan bersih
 Turunkan panas  Monitor respirasi dan status O2  Menempatkan saklar lampu
 Pengobatan profilaksis ditempat yang mudah dijangkau
 Bebaskan jalan napas Oxygen Therapy pasien.
 Bersihkan mulut, hidung dan  Menganjurkan keluarga untuk
secret trakea menemani pasien.
Hipertermi  Pertahankan jalan nafas yang  Mengontrol lingkungan dari
NOC : paten kebisingan
 Suhu tubuh dalam batas  Atur peralatan oksigenasi  Memindahkan barang-barang
normal dengan kriteria  Monitor aliran oksigen yang dapat membahayakan
hasil: Suhu 36,5– 37,5C  Pertahankan posisi pasien  Berikan penjelasan pada pasien
 Nadi dan RR dalam rentang  Observasi adanya tanda tanda dan keluarga atau pengunjung
normal hipoventilasi adanya perubahan status
 Tidak ada perubahan warna kulit  Monitor adanya kecemasan pasien kesehatan dan penyebab
dan tidak ada pusing, terhadap oksigenasi penyakit.
NIC:
 Monitor suhu sesering mungkin Vital sign Monitoring
 Monitor warna dan suhu kulit  Monitor TD, nadi, suhu, dan RR Komplikasi :
 Monitor tekanan darah, nadi dan  Dapat terjadi perlukaan misalnya
RR lidah tergigit atau akibat gesekan
 Monitor penurunan tingkat dengan gigi.
kesadaran Pemeriksaan penunjang  Dapat terjadi perlukaan akibat
 Monitor intake dan output  Elektro encephalograft (EEG) terkena benda tajam atau keras
 Berikan anti piretik dan  Pemeriksaan cairan cerebrospinal yang ada di sekitar anak.
antibiotik..  Glukosa Darah  Dapat terjadi perlukaan akibat
 Kompres pasien pada lipat paha  BUN terjatuh.
dan aksila  Cairan Cerebo Spinal
 Monitor hidrasi seperti turgor  Skull Ray
kulit, kelembaban membran  Tansiluminasi
mukosa)
PATHWAY

Toksik ,trauma Penyakit infeksi ekstracranial dll

Merangsang hipotalamus untuk meningkatkan suhu tubuh

HIPERTERMI

Pengeluaran mediator kimia epinefrin dan prostaglandin

Merangsang peningkatan potensi aksi pada neuron

Merangsang perpindah ion K+ dan ion N+


secara cepat dari luar sel menuju ke dalam sel

Meningkatkan fase depolarisasi neuron


dengan cepat

KEJANG
Spasme Bronkus
Spasme otot
Penurunan kesadaran
ekstermitas
Kekakuan otot
pernafas
Resiko cidera

Ketidakefektifan
pola nafas
Daftar Rujukan

Nanda 2011-2012. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan. Jakarta : Primamedika.


Wilkinson, Judith M. 2012. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 9. Jakarta : EGC.
Wong, Donna L. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, Edisi 6. Jakarta: EGC

Banjarmasin, Desember 2017


Preseptor Akademik, Preseptor Klinik,

(………………………………………..) (…………………………………)

Anda mungkin juga menyukai