Disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Stase 6 praktik manajemen
pengelolaan pelayanan kebidanan berbasis fasilitas pelayanan
( ............................... ) ( ............................................)
Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab Stase,
( ................................................. )
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktik Klinik Kebidanan dengan judul:
Telah dipresentasikan pada tanggal 25 bulan desember tahun 2021 di hadapan tim
penguji Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi Departemen
Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju.
,
Menyetujui,
Penguji I, Penguji II,
( ) ( )
Mengetahui,
Koordinator
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Dosen Penanggung Jawab Stase,
Program Profesi,
( ) ( )
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas perkenan-Nya
penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Klinik Kebidanan yang berjudul
“MANAJEMEN PENGELOLAAN PELAYANAN KEBIDANAN DI KLINIK
AMMYN 2021” Dalam penyelesaian Laporan analisis SWOT mendapatkan bimbingan,
arahan dan masukan oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Drs.H.A.Jacub Chatib, selaku Ketua Yayasan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Indonesia Maju
2. Prof.Dr.dr.H.M.Hafizurracman, Mph, selaku Pembina Yayasan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Indonesia.
3. Dr.Astrid Novita, SKM, MKM selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Indonesia Maju.(STIKIM)
4. Susaldi, S.ST.,M. Biomed selaku Wakil Ketua I Bid. Akademik & Inovasi Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju.(STIKIM).
5. Dr. Rindu, SKM.,M.Kes selaku Wakil Ketua II Bid. Sumber Daya & Keuangan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju.(STIKIM).
6. Nur Rizky Ramdhani, SKM., M.Epid selaku wakil ketua III Bid. Kemahasiswaan &
Alumni Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju.(STIKIM).
7. Hidayani,Am Keb,SKM,MKM selaku Kepala Departmen Kebidanan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju.(STIKIM)
8. Seluruh dosen dan staf pengajar Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program
Profesi Departemen Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju yang
telah memberikan ilmu pengetahuan, mengarahkan dan membimbing penulis selama
mengikuti proses pendidikan. Penulis menyadari bahwa Laporan Presentasi Jurnal
ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik, saran atau masukan dari semua
pihak sangat diharapkan guna perbaikan di masa yang akan datang. Semoga tulisan
ini memberikan manfaat bagi pembacanya.
Jakarta, November 2021
Penulis
DAFTAR ISI
A. LATAR BELAKANG
Angka kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat
keberhasilan upaya kesehatan ibu. Menurut World Health Organization (WHO)
tahun 2017 Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia mencapai 295.000 jiwa, di
Asia Tenggara mencapai 58.000 jiwa. Indonesia menepati peringkat ke-2 se
Asia Tenggara dengan jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) terbayak (WHO,
2019).
Agenda pembangunan berkelanjutan yaitu Sustainable Development Goals
(SDGs) yang telah disahkan pada September 2015 berisi 17 tujuan dan 169
target. Tedapat 17 tujuan SDGs, tujuan ketiga yaitu menjamin kehidupan yang
sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia dengan
salah satu target mengurangi AKI secara global sebesar 70 per 100.000 KH
tahun 2030 (WHO, 2017).
Masalah kematian ibu dan bayi di Indonesia masih merupakan masalah
besar bagi bangsa. Setiap hari 830 ibu di dunia meninggal akibat
penyakit/komplikasi terkait kehamilan dan persalinan. Jumlah kematian ibu di
Indonesia terus menunjukkan tren penurunan selama beberapa tahun terakhir.
Penurunan jumlah absolut kematian ibu dari 4.999 Ibu (tahun 2015) menjadi
menjadi 4912 kasus ditahun 2016 dan ditahun 2017 sebanyak 1721 kasus
(Kemenkes RI, 2017).
Angka kematian Ibu (AKI) merupakan jumlah kematian ibu selama masa
kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan karena kurangnya
pengetahuan ibu dalam menjaga kesehatannya. Angka kematian Ibu di
Indonesia yaitu tahun 2018 sebanyak 2.012 kasus dan pada tahun 2019 sebanyak
1.689 kasus. Angka kematian Bayi (AKB) merupakan jumlah kematian bayi
dalam usia 28 hari pertama kehidupan per 1000 kelahiran hidup. Dari hasil
survey Demografi dan kesehatan Indonesia jumlah kasus kematian Bayi pada
tahun 2018 sebanyak 401.000 da pada tahun 2019 sebanyak 287.000 (profil
kesehatan Indonesia 2019)
Penyebab utama kematian ibu di Indonesia adalah diantaranya akibat
perdarahan (25%), infeksi (14%), kelainan hipertensi dalam kehamilan (13%),
komplikasi aborsi yang tidak aman (13%) atau persalinan yang lama(7%),
apabila dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN dan negara-negara maju
maka angka kematian ibu/ maternal di Indonesia sekitar 3-6 kali lebih besar dari
negara ASEAN dan lebih dari 50 kali angka kematian ibu di negara maju
(Kemenkes RI, 2017).
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2017 angka kematian ibu (AKI) mencapai 305 per 100.000 kelahiran hidup
dengan jumlah kasus sebesar 14.623 kasus. Penyebab terbanyak kematian ibu
disebabkan oleh Pre-Eklamsia dan perdarahan. Angka kematian Bayi (AKB)
tercatat 24 per 1.000 kelahiran hidup dengan jumlah kasus terbesar 151.200
kasus. Penyebab terbanyak kematian bayi disebabkan oleh bayi berat lahir
rendah (BBLR) dan Asfiksia (SDKI,2017).
Dalam peraturan materi kesehatan tentang izin dan penyelenggraaan
praktek bidan no.28. tahun 2017 bab 1 pasal 1 praktek kebidanan adalah
kegiatan pemberian pelayanan yang dilakukan oleh bidan dalam bentuk asuhan
kebidanan. Sementara fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/
tempat yang di gunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan
baik promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitative yang dilakukan oleh
pemerintah, pemerintah daerah, dan atau masyaratkat (Kemenkes 2017).
Pelayanan kebidanan adalah integral dari system pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh bidan yang telah terdaftar (terigistrasi) yang dapat dilakukan
secara mandiri, kolaborasi atau rujukan. Pelayanan kebidanan merupkan bagian
yang integral dari pelayanan kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan
kesehatan keluarga, sesuai dengan kewenangan dalam rangka tercapainya
keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Klinik AMMYN Sukabumi adalah instansi
yang bergerak pada bidang pelayanan kesehatan yang berperan sebagai tempat
fasislitas kesehatan untuk salah satunya pertolongan persalinan menekan angka
kematian Ibu (AKI) dan angka kematian Bayi (AKB) dan menolong masyarakat
di segala kalangan, yang berlokasi di Jl. Raya Kalapanunggal km.18, Jl.
Sukamantri No.RT.15/06, Kalapanunggal, Kalapanunggal, Sukabumi Regency,
Jawa Barat 43354 dimana memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu hamil,
bersalin, nifas, imunisa, KB dan bayi balita. Saat ini di Klinik AMMYN
Sukabumi tercatat tidak ada kejadian AKI dan AKB.
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Mampu mengelola pelayanan kebidanan di Klinik AMMYN Sukabumi tahun
2021
2. Tujuan khusus
a. Mampu Mengelola pelayanan kebidanan pada Klinik AMMYN Sukabumi
pada lingkup tanggung jawabnya.
b. Melakukan analisis SWOT.( Pengelolaan Pelayanan Kebidanan, pada
Klinik AMMYN Sukabumi)
c. Mampu membuat keputusan secara tepat dalam pelayanan kebidanan
berdasarkan pemikiran logis, kritis, inovatif sesuai dengan kode etik
kebidanan.
d. Mampu membuat usulan SOP (Standar Operasional Prosedur) sesuai
dengan manajemen pengelolaan pelayanan kebidanan di Klinik AMMYN
Sukabumi
e. Mampu membuat permodelan manajemen kebidanan di Klinik AMMYN
Sukabumi
C. MANFAAT
Dari hasil kegiatan kebidanan praktik manajemen pengelolaan pelayanan
kebidanan berbasis fasilitas pelayanan di Klinik AMMYN Sukabumi dapat di
pertimbangkan untuk diterapkan di Klinik AMMYN Sukabumi sehingga lebih
optimal.
D. RUANG LINGKUP
Laporan praktik klinik kebidanan praktik manajemen pengelolaan
pelayanan kebidanan berbasis fasilitas pelayanan di Klinik AMMYN Sukabumi
ini menyajikan gambaran umum pelaksanaan dan pengelolaan manajemen
pelayanan kebidanan Praktik Manajemen Pengelolaan Pelayanan Kebidanan
Berbasis Fasilitas Pelayanan di Jl. Raya Kalapanunggal km.18, Jl. Sukamantri
No.RT.15/06, Kalapanunggal, Kalapa Nunggal, Sukabumi Regency, Jawa Barat
43354. Praktik stase 6 ini untuk menerapkan keterampilan kita sebagai seorang
bidan dalam melakukan pengelolaan pelyanan kebidanan, menganalisis sehingga
dapat membuat keputusan secara tepat dalam pengelolaan pelayanan kebidanan
di Klinik AMMYN Tahun 2021
BAB II
GAMBARAN UMUM TEMPAT PRAKTIK
a. Identifikasi faktor eksternal peluang dan ancaman serta identifikasi faktor internal
kekuatan dan kelemahan.
b. Buat pembobotan untuk setiap faktor antara 0,0 bila tak penting dan 1,0 bila paling
peting.
c. Membuat ranting antara 1-4 dengan arti sebagai berikut;
1) Satu (1) amat sedikit berperan sebagai peluang/ancaman dan kekuatan/kelemahan.
2) Dua (2) kurang berperan sebagai peluang/ancaman dan kekuatan/ kelemahan.
3) Tiga (3) merupakan peluang/ancaman dan kekuatan/ kelemahan.
4) sangat berperan sebagai peluang/ancaman dan kekuatan/kelemahan
3.1 Analisis SWOT Faktor Internal dan Eksternal Pada Pelayanan Kehamilan
Faktor Internal
Opportunitis (O) Threats
(T)
Streangth (S) 3,7 2
Faktor
Weakness (W) 3,2 2,4
Eksternal
Rekomendasi ANC
Tabel 3.2.1 Identifikasi Faktor Internal Evaluasi dan rekomendasi Pengelolan Manajemen
Persalinan di Klinik AMMYN Tahun 2021
Kelemahan
Sarana dan Ruang persalinan agak
Prasarana kedalam sehingga kurang
efektif untuk segera 0,14 1,5 0,21
melakukan pertolongan
persalinan
Sumber Daya Belum adanya security
0,09 1 0,09
Manusia diklinik
Belum terdapat Dokter
0,09 1 0,09
Obgyn
2 bidan belum bisa dilepas
dalama menolong 0,09 1 0,09
persalinan
Tupoksi bidan tidak hanya
bertugas tidak hanya
0,14 1 0,14
bekerja di VK saja tetapi
melakukan pemerikasaan
SOP terkait penanganan
persalinan selama
0,09 1 0,09
pandemi Covid 19 belum
ada
Pelayanan Belum adanya kerjasama
0,09 1 0,09
Kebidanan dengan asuransi lainnya
Belum adanya pelatihan
0,14 1 0,14
PPGDON
Pencatatan dan Pencatatan dan pelaporan
Pelaporan masih menggunakan 0,09 1 0,09
manual
Total 1 1,03
Selisih Kekuatan dan Kelemahan 3,45
Ancaman
Sarana dan Disekitar Klinik terdapat
0,14 2 0,28
Prasarana PMB dan Puskesmas
Alat USG yang ada sudah
0,21 2,5 0,53
mulai menurun
Sumber Daya Adanya bidan yang
0,14 2,5 0,35
Manusia memiliki SIKB
Pelayanan Belum ada dokter Obgyn
0,21 2,5 0,53
Kebidanan di Klinik Ammyn
Belum ada alur pelayanan
yang terpajang misalnya
0,14 2,5 0,35
seperti diagram alir, terkait
persalinan
Pencatatan dan Pencatatan dan pelaporan
Pelaporan belum menggunakan
sistem online sehingga
0,14 2 0,28
mengakibatkan lambat
dalam memberikan
informasi terkait pelaporan
Total 1 2,32
Selisih Peluang dan Ancaman 2,43
Total 1 3,51
Kelemahan
Sarana dan SOP nifas tidak dipajang dan belum ada 0,24 3 0,72
Prasarana SOP nifas pada masa COVID-19
Sumber Daya Belum adanya SDM yang mengikuti 0,15 2 0,30
Manusia workshop mengenai senam nifas
Pelayanan Pemeriksaan fisik tidak dilakukan secara 0,23 3 0,69
Kebidanan rutin setiap pergantian Shift
Pencatatan Sistem pencatatan dan pelaporan masih 0,23 3 0,69
dan Pelaporan manual
Tidak tersedianya papan nama pasien 0,15 2 0,30
Total 1 2,7
Selisih Kekuatan dan Kelemahan 0,81
Tabel 3.3.4 Matriks EFAS (External Factor Analysis Summary)
Total 1 2,41
Ancaman
Sarana dan Terdapat PMB yang tersebar di 0,30 3 0,60
Prasarana Wilayah Kedora Utara yang memiliki
sarana dan prasarana yang lebih
lengkap
Sumber Menurunnya kunjungan pasien karena 0,25 3 0,75
Daya terdapat fasilitas pelayanan kesehatan
Manusia di sekitar Wilayah Kedora Utara yang
memiliki SDM yang lebih berkualitas
Pelayanan Berkurangnya kunjungan pasien karena 0,20 3 0,60
Kebidanan terdapat tempat pelayanan kesehatan
lain yang bekerjasama dengan BPJS
Pencatatan Ketidakefektifan pelayanan karena ada 0,25 3 0,75
dan kemungkinan kehilangan data pasien
Pelaporan karena pencatatan dan pelaporan masih
dilakukan secara manual
Total 1 2,70
Selisih Peluang dan Ancaman 0,76
Manajemen Pelayanan Nifas
Berdasarkan hasil perhitungan pada matriks IFAS dan EFAS, diperoleh titik
koordinat diagram SWOT (0,81 ; 0,76) sehingga posisi Pelayanan Kebidanan Nifas
di Klinik Ammyn berada pada kuadran I sebagaimana terlihat pada gambar 1. Hal
tersebut berarti strategi yang perlu dilakukan adalah strategi bertumbuh.
STRENGTHS (S)
1. Peralatan medis untuk
pelayanan Nifas
memadai
2. Tersedia fasilitas yang
Faktor Strategi
Internal mendukung upaya
pencegahan infeksi
Weaknesses (W)
3. Ruang yang tersedia
1. SOP nifas tidak dipajang dan
lebih dari satu, sehingga
belum ada SOP nifas pada
privacy pasien terjaga
masa pandemi
4. Memiliki Kerjasama
2. Belum adanya SDM yang
dengan penanggulangan
mengikuti Workshop senam
limbah medis
nifas
5. Pendidikan Bidan sesuai
3. Pemeriksaan fisik tidak
dengan standar (DIII
dilakukan rutin tiap
Kebidanan)
pergantian shift
6. Usia SDM dalam
4. Sistem pancatatan dan
kategori usia produktif
pelaporan masih manual
7. Pelayanan dilakukan
5. Tidak tersedia papan nama
sesuai dengan standar
pasien
pelayanan
8. Menerapkan PI dalam
Faktor Strategi Eksternal setiap Tindakan
9. Menggunakan media
promosi berupa brosur
dan poster masa nifas
10. Mendukung Asuhan
Sayang Ibu dan Bayi
11. Pelayanan Kelas
Senam nifas terjadwal
dan rutin berjalan
12. Dokumentasi laporan
harian, bulanan dan
tahunan pasien nifas
lengkap
sarana prasarana dan SDM yang ada seperti memberikan terapi music dan senam
nifas
4 Semua SDM masih dalam kategori usia Pemeriksaan fisik pasien tidak
produktif dilakukan secara menyeluruh
Tabel 3.4.3
Matriks IFAS (Internal Factor Analysis Summary)
Manajemen Pelayanan Bayi dan Balita
Kekuatan
Ruangan memenuhi
standar ( terdapat Midwife
0,05 4 0,2
station) dan dilengkapi
dengan CCTV
Sumber Daya Pendidikan bidan sesuai
Manusia dengan standar (D3 dan 0,06 4 0,24
D4 Kebidanan)
Penerapan upaya
pencegahan infeksi dalam
setiap Tindakan ( Cuci 0,04 4,5 0,18
tangan, PPI terhadap alat
kesehatan)
Melakukan metode
kanguru, Asi Eklusive, 0,04 4,5 0,18
Rawat Gabung
Kelemahan
Tabel 3.4.4
Matriks EFAS (External Factor Analysis Summary)
Manajemen Pelayanan Bayi dan Balita
Peluang
Dukungan ruangan
pemeriksaan yang 0,07 4 0,28
memadai
Dukungan terhadap
program Pemerintah (
0,07 3 0,21
seperti KP-ASI dalam
WAG)
Meningkatkan minat
masyarakat untuk
0,1 3 0,3
memperoleh pelayanan
kesehatan
Meningkatkan
kepercayaan masyarakat
0,07 3 0,21
untuk memperoleh
pelayanan Kesehatan
Memudahkan evaluasi
kegiatan pelayanan 0,03 3 0,09
bayi/balita
Ancaman
Tabel 3.4.5
Pembobotan Matriks SWOT
Faktor Internal
Berdasarkan hasil dari analisis IFAS dan EFAS diatas maka dapat
diketahui hasil skornya. Pada Tabel diatas faktor kekuatan (S) mempunyai
skor 3,31 dan kelemahan (W) dengan skor 2,3 Sedangkan pada faktor
peluang (O) mempunyai skor 3,1dan faktor ancaman mempunyai skor 3,0.
Sehingga di dapat skor IFAS yaitu sebesar 1,6 dan skor EFAS sebesar 0,1.
Gambar titik Kordinat Management Pelayanan Bayi Baru lahir
Berdasarkan hasil perhitungan pada matriks IFAS dan EFAS, diperoleh titik
koordinat diagram SWOT (1,44 ; 0,92) sehingga posisi Pelayanan KB di Klinik
Ammyn berada pada kuadran I sebagaimana terlihat pada gambar 1. Hal tersebut
berarti strategi yang perlu dilakukan adalah strategi bertumbuh.
Tabel 3.5.7 Hasil Matriks SWOT Manajemen Pelayanan KB di KLINIK AMMYN
2021
A. KESIMPULAN
Manajemen pelayanan kebidanan di Klinik AMMYN Sukabumi sudah
cukup baik. Dimana pelayanan kehamilan, bersalin, nifas, kb dari hasil analisis
swot berada pada kuadran pertumbuhan yang lebih dominan ke arah peluang dan
kekuatan dan pada pelayanan bayi/balita berada pada kuadran defensif yaitu
kekuatan dan ancaman.
B. Saran
Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015. Depkes RI, Jakarta, 2015.
Dinkes Kota Tangerang. Profil Kesehatan Kota Tangerang Tahun 2014. Dinkes Kota
Tangerang, Tangerang, 2014.
Achadi, Endang L. 2019. Kematian Maternal dan Neonatal di Indonesia. Rakernas 2019.
Banten.
Azizah Fifin Maulidatul., Maydatul Afiyah. 2018. Pengaruh Pemberian Putih Telur
Terhadap Lama Penyembuhan Luka Perineum di RSUD Waluyo Jati Kabupaten
Probolinggi. Jurnal Keperawatan. Hal 14-21
Dewi Ratna. 2019. Pengaruh Pemberian Telur Ayam broiler Terhadap Penyembuhan
Luka Perineum pada Ibu Nifas. Jurnal Aceh Nutririon. Vol. 4. No. 2. Page 149-153.
Fitri. 2013. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Lama Penyembuhan Luka Perineum pada
Ibu Nifas di Rumah Sakit Umum dr.Zainal Abidin Banda Aceh Tahun 2013. Skripsi.
Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan U’budiyah Program Studi Diploma IV
Kebidanan. Banda Aceh.
Rohmah Dwi Maslakah, Pengaruh Terapi Musik Terhadap Tingkat Nyeri Pada Ibu
Bersalin Intrapartum Kala 1 Fase Aktif Di Bpm Hj. Umi Salamah Kecamatan
Peterongan. Stikes Pemkab Jombang; 2016
Livana PH, dkk, 2017. “Efektifitas Terapi Musik Pada Nyeri Persalinan Kala I Fase
Laten”. Volume 4 No 2, Hal 47 - 52, Juli 2017. Jurnal Ners Widya Husada
Nova Avianti Rahayu, Herlin Fitriana Kurnniawati, 2020. “Efektivitas Music Therapy
terhadap Pengurangan Nyeri Persalinan”. Vol. 5 No. 2 (Mei 2020). Jurnal
Kesehatan Vokasional
Sari Wahyuni, dkk, 2019. “Perbedaan Nyeri Persalinan Pada Ibu Yang Mendapatkan
Terapi Murottal Qur’an Dan Musik Klasik Di Klinik Bersalin Kota Palembang”.
Vol. 14, No. 2, Desember 2019. (JPP) Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang
LAMPIRAN