Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEBIDANAN PRAKTIK KOLABORASI INTERPROFESIONAL

IBU HAMIL PADA NY "S" DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM

TINGKAT I DI KLINIK BIDAN

SITI KHODIJAH S,Ter Keb. MUSTIKA JAYA BEKASI

TANGGAL 1 DESEMBER

2020

Disusun oleh:

ULFAH MUTIA
NPM : 07190200066

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


TERAPAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA
MAJU TAHUN 2020
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN PRAKTIK


KOLABORASI INTERPROFESIONAL DI KLINIK
SITI KHODIJAH S.Tr Keb, MUSTIKA JAYA
BEKASI DESEMBER TAHUN 2020

DISUSUN OLEH

ULFAH MUTIA 07190200066

Telah disahkan dijakarta


Pada Tanggal 11 September 2020

Menyetujui
Dosen Koordinator

( Madinah Munawaroh S.Tr Keb MKM )


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanallahu Wa Ta’ala, Rabb

Penguasa alam, Rabb yang tiada henti-hentinya memberikan kenikmatan dan karunia

kepada semua makhluk-Nya .Alhamdulillah, dengan izin Allah kami telah

menyelesaikan tugas laporan praktik kolaborasi ini dapat terwujud tak lepas dari

bimbingan, pengarahan, dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak dapat kami

sebutkan satu per satu.

Penyusun menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan,

karena keterbatasan kemampuan maupun pengalaman kami. Maka dari itu kami

mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi memperbaiki kekurangan

ataupun kekeliruan yang ada. Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi

para mahasiswa kebidanan untuk menambah wawasan dalam bidang kesehatan.

Penulis mohon ma’af apabila dalam penyusunan laporan ini masih terdapat

kesalahan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan penulis

dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini. Penulis berharap semoga penyusunan

laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………..……….

LEMBAR PERSETUJUAN …………………………………………………….

KATA PENGANTAR …………………..………………………………………

DAFTAR ISI …………………………………………………………………...

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………...

A. Latar Belakang…..…………………………………..…………………

BAB II SOP HYPEREMESIS GRAVIDARUM……………………………….

BAB III ANALISIS SOP………………………………………………………

a. Hasil Recomendasi SOP………………………………………………

b. Analisis SWOT……………………………………………………….

c. Daftar Pustaka……………………………………………………….

LAMPIRAN…………………………….……………………………………

a. SOAP HYPEREMESIS GRAVIDARUM……………………………

b. BAGAN ALIR…………………………..…………………………….

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN………………………….

A. Kesimpilan……………………………………………………………

B. Saran…………………………………………………………………

a) Bagi Mahasiswa………………………………………………….

b) Bagi Masyarakat………………………………………………….

c) Bagi Instansi Pendidikan…………………………………………


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan suatu proses yang akan menyebabkan terjadinya

perubahan fisik, mental, dan sosial yang dipengaruhi beberapa faktor fisik, psikologis,

lingkungan, sosial budaya serta ekonomi. Pada masa kehamilan dapat terjadi berbagai

komplikasi atau masalah-masalah, seperti halnya mual dan muntah yang sering dialami

pada ibu hamil yang merupakan salah satu gejala paling awal pada kehamilannya (Tira,

2009).Mual dan muntah terjadi pada wanita hamil trimester I dan trimester II dapat

berlangsung sampai 4 bulan yang dapat mengganggu keadaan umum ibu hamil sehari-

hari, kondisi ini disebut hiperemesis gravidarum (Proverawati, 2009).

Sekitar 50% - 90% dari seluruh kehamilan disertai dengan mual dan muntah.

Menurut sebuah penelitian terhadap lebih dari 360 wanita hamil, hanya 2% mengalami

mual di pagi hari sedangkan, 80% keluhan persisten sepanjang hari. Puncaknya pada

sekitar 9 minggu kehamilan. Pada usia kehamilan 20 minggu gejala hiperemesis

biasanya berhenti. Namun, hingga 20% dari kasus, mual dan muntah dapat terus

sampai melahirkan (Grooten et al, 2016).

Menurut jurnal J Indon Medicine Assocciated tahun 2011 dalam penelitiannya

menjelaskan bahwa mual dan muntah pada kehamilan biasanya dimulai pada

kehamilan minggu ke-9 sampai ke-10, memberat pada minggu ke-11 sampai ke-13 dan

berakhir pada minggu ke-12 sampai ke-14. Dalam kehamilan 1-10% gejala hiperemesis

berlanjut melewati minggu ke-20 sampai minggu ke-22. Pada 0,3-2% kehamilan terjadi

hiperemesis gravidarum yang menyebabkan ibu harus dilakukan rawat inap.


Hiperemesis gravidarum jarang menyebabkan kematian, tetapi angka kejadiannya

masih cukup tinggi. Hampir 25% pasien hiperemesis gravidarum dirawat inap lebih

dari sekali.

Pada awal masa kehamilan, (morning sickness) sering kali merupakan hari yang

sangat menakutkan bagi ibu hamil yang menyebabkan menurunnya nafsu makan yang

sehat, padahal masa tersebut merupakan masa yang penting bagi perkembangan janin.

Gejala awal kehamilan pada beberapa wanita adalah mual, dengan atau tanpa muntah.

Ini sering disebut morning sickness (mual pagi). Banyak wanita mengalami mual,

biasanya tidak perlu perhatian medis. Akan tetapi, suatu keadaan yang disebut

hyperemesis gravidarum (mual dan muntah yang parah) menyebabkan muntah yang

sering sehingga kehilangan nutrisi dan cairan (Pakpahan, 2018).

Menurut World Health Organiztion (WHO) pada tahun 2015 jumlah

kejadian emesis gravidarum mencapai 12,5 % dari jumlah kehamilan di dunia. Mual

dan muntah dapat mengganggu dan membuat ketidakseimbangan cairan pada

jaringan ginjal dan hati menjadi nekrosis (Pakpahan, 2018).

Word H e a l t h Organizatition (WHO) menyatakan bahwa perempuan

meninggal selama mengandung atau melahirkan sebanyak 585.000 orang. Sedangkan

kematian ibu hamil akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi dinegara-

negara berkembang sebanyak 99%. Rasio kematian kematian ibu dinegara-negara

berkembang merupakan tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100 ribu kelahiran bayi

yang hidup jika dibandingkan dengan dengan rasio kematian ibu di 9 negara dan 51

negara persemakmuran (Khusna, 2018).


Komplikasi tersebut mengakibatkan lebih dari setengah juta ibu yang mengalami

kematian di setiap tahunnya, dari jumlah tersebut terjadi di Asia dan Afrika subsahara

diperkirakan mencapai 90%, kemudian terjadi pada negara berkembang lainnya

mencapai 10%, dan di Negara maju mencapai kurang dari 10%. Masalah terbesar

yang terjadi di negara berkembang seperti Indonesia adalah angka kematian dan

kesakitan pada perempuan hamil. Diperkirakan 15 % kehamilan dapat mengalami

resiko tinggi dan komplikasi obstretic apabila tidak segera ditangani maka dapat

membahayakan janin maupun ibunya (Khusna,2018)

Angka kejadian mual dan muntah terjadi pada 60-80% pada primigravida

dan 40-60% pada multigravida. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula

timbul setiap saat dan malam hari. Keluhan mual dan muntah ini dikatakan wajar jika

dialami pada usia kehamilan 8-12 minggu dan semakin berkurang secara bertahap

hingga akhirnya berhenti diusia kehamilan 16 minggu. Setiap wanita hamil akan

memiliki derajat mual yang berbeda-beda, ada yang tidak terlalu merasakan apa-

apa, tapi ada juga yang merasa mual dan ada yang merasa sangat mual dan

muntah setiap saat sehingga memerlukan pengobatan (Wiknjosastro, 2012)

Keluhan yang dialami ibu dapat dideteksi dan dicegah pada masa kehamilan

yakni dengan pelaksanaan asuhan kehamilan atau biasanya dikenal dengan Antenatal

Care (ANC). Bidan dalam melakukan pelayanan ANC hendaknya selalu

memberikan penjelasan dan motivasi mengenai keluhan yang dirasakan ibu hamil

termasuk didalamnya mual dan muntah yang biasa di kenal dengan nama emesis

gravidarum. Karena masih banyak ibu hamil yang tidak mengetahui cara mengatasi
mual dan muntah yang dialaminya, oleh karena itu calon ibu diharapkan memiliki

pengetahuan yang cukup mengenai mual muntah agar ibu dapat mengatasi masalahnya

pada awal kehamilan sehingga tidak terjadi komplikasi kehamilan yang dapat

mengganggu kehamilan selanjutnya (Wiknjosastro, 2012)


BAB II
SOP HYPEREMESIS GRAVIDARUM
SOP PENATALAKSANAAN
PENANGANAN HYPEREMESIS
GRAVIDARUM BIDAN
Terbitan : SOP/004 ST. KHODIJAH
No Revisi : S.Ter Keb
Tgl Mulai berlaku : 16 Oktober 2016
Halaman :2

Ditetapkan Penanggung Jawab


Klinik
ST. KHODIJAH, STer Keb

PENGERTIAN Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berkelebihan


di saat kehamilan yang menyebabkan dehidrasi, defesiensi
nutrisi, penurunan berat badan dan mengganggu aktifitas sehari-
TUJUAN hari.
1. Mengurangi rasa mual dan muntah
2. Mengganti kehilangan cairan dan elektrolit
3. Memenuhi kebutuhan nutrisi dan mengatasi kehilangan
BB ibu
KEBIJAKAN Bidan, Perawat
Dinkes …………………
REFERENSI Prawirohardjo S,Wiknjosastro. Ilmu Kebidanan.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

PROSEDUR Persiapan alat :


1. Infus set
2. Cairan infus Dextrose 5 % atau sesuai instruksi Dokter.
3. Kapas alkohol, spuit 5 cc, 2,5 cc, bethadine cair,
plester, dll
4. Nierbeken
5. Tissue makan / Tissue Rol dalam tempatnya
Persiapan penolong :
1. Memberikan penerangan tindakan apa yang akan
dilakukan pada pasien tentang kehamilannya, agar
perasaan pasien tenang
2. Cara bekerja septik aseptic
LANGKAH – 1. Beri penjelasan tindakan yang akan dilakukan pada
LANGKAH pasien dan keluarga (Informed Consent).
2. Persiapan pasien
a. Mempersiapkan alat dan bahan medis yang
diperlukan
b. Mempersiapkan bumil mengosongkan kandung
kemih
c. Petugas mencuci tangan dengan sabun dan dengan air
mengalir dan keringkan
3. Anamnes
a. Keluhan
b. Riwayat perkawinan
c. Riwayat penyakit
e. Riwayat ibu dan keluarga
imunisasi Ibu saat ini
f, Kebiasaan ibu
g. Riwayat persalinan terdahulu
Dari anamnesa haid tersebut, tentukan Usia
kehamilan dan buat taksiran persalinan
4. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum bumil
b. Ukur TB, BB, Lila.
c. Tanda vital : tensi, Nadi, RR, HR
d. Pemeriksaan fisik menyeluruh (dari
kepala sampai ekstremitas).
5. Pemeriksaan khusus
a. Umur Kehamilan <20 mgg :
1) Inspeksi
a) Tinggi fundus
b) Hyperpigmentasi (pada areola
mammae, Linea nigra).
c) Striae
2) Palpasi
a) Tinggi fundus uteri
b) Keadaan perut
3) Auskultasi
b. Umur Kehamilan > 20 mgg:
1) Inspeksi
a) Tinggi fundus uteri
b) Hypergigmentasi dan
striae
c) Keadaan dinding perut
2) Palpasi
Lakukan pemeriksaan Leopold dan
intruksi kerjanya sbb :
Pemeriksa berada disisi kanan
bumil, menghadap bagian lateral kanan.
Leopold 1
a) Letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada
puncak fundus uteri untuk menentukan tinggi
fundus. Perhatikan agar jari tersebut tidak
mendorong uterus kebawah (jika diperlukan,
fiksasi uterus basah dengan meletakkan ibu jari
dan telunjuk tangan kanan dibagian lateral
depan kanan dan kiri, setinggi tepi atas
simfisis).
b) Angkat jari telunjuk kiri (dan jari-jari
yang memfiksasi uterus bawah) kemudian
atur posisi pemeriksa sehingga menghadap
kebagian kepala ibu
c) Letakkan ujung telapak tangan kiri dan
kanan pada fundus uteri dan rasakan
bagian bayi yang ada pada bagian tersebut
dengan jalan menekan secara lembut dan
menggeser telapak tangan kiri dan kanan
secara bergantian.

Leopold 2
a) Letakkan telapak tangan kiri pada dinding
perut lateral kanan dan telapak tangan kanan
pada dinding perut lateral kiri ibu sejajar dan
pada ketinggian yang sama.
b) Mulai dari bagian atas, tekan secara
bergantian atau bersamaan telapak tangan kiri
dan kanan kemudian geser kearah bawah dan
rasakan adanya bagian yang rata dan
memenjang (punggung) atau bagian yang kecil
(ekstremitas).

Leopold 3
a)Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan
menghadap kebagian kaki ibu
b)Letakan ujung telapak tangan kiri pada dinding
lateral kiri bawah, telapak tangan kanan pada
dinding lateral kanan bawah perut ibu tekan
secara lembut bersamaan atau bergantian untuk
menentukan bagian bawah bayi
( bagian keras, bulat dan hampir homogeny
adalah kepala, sedangkan tonjololan yang lunak
dan kurang simetris adalah bokong )
Leopold 4
a) Letakkan ujung telapak tangan kiri dan
kanan pada dinding lateral kiri dan kanan
uterus bawah, ujung-ujung jari tangan kiri
dan kanan berada pada tepi atas simfisis.
b) Temukan kedua jari kiri dan kanan,
kemudian rapatkan semua jari-jari tangan
kanan yang meraba dinding bawah uterus.
c) Perhatikan sudut yang dibentuk oleh jari-
jari kiri dan kanan (konvergen/divergen)
d) Pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri
pada bagian terbawah bayi (bila presentasi
kepala, upayakan memegang bagian
kepala didekat leher dan bila presentasi
bokong, upayakan untuk memegang
pinggang bayi).
e) Fiksasi bagian tersebut kearah pintu atas
panggul, kemudian letakkan jari0jari
tangan kanan diantara tangan kiri dan
simfisis untuk menilai seberapa jauh
bagian terbawah telah memasuki pintu
atas panggul.

3) Auskultasi
Pemeriksaan bunyi dan frekuensi jantung
janin.

6. Pemeriksaan Tambahan (cek Hb, protein


urine dan glukosa urin)
7. Penatalaksanaan:
a) Menjelaskan pada pasien bahwa kehamilan
dan persalinan merupakan proses fisiologis
b) Menjelaskan pada pasien bahwa mual dan
muntah adalah gejala yang normal terjadi pada
kehamilan muda, dan akan menghilang
setelah usia kehamilan 4 bulan.
c) Anjurkan untuk makan dalam jumlah yang
sedikit tapi dengan frekuensi yang lebih sering.
Waktu bangun pagi jangan segera turun dari
tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan
roti kering atau biskuit dengan teh hangat
d) Hindari makanan yang berminyak dan berbau
lemak, dan makanan atau minuman sebaiknya
disajikan dalam keadaan panas atau sangat
dingin

e. Makan makanan yang banyak mengandung gula


dianjurkan untuk menghindari kekurangan
karbohidrat
f. Defekasi yang teratur.
g. Pada pasien dengan muntah-muntah sering, pasien
dipuasakan dalam 24 jam, kemudian di infus dextrose,
5% RL 2:1 pada kolf I/IV diisi neurobion
5000 ui. Dan vitamin C 200 mg IV, kebutuhan
cairan ± 3000 cc dalam 24 jam (sebelumnya dalam
pemberian obat-obatan kolaborasi dulu dengan
Dokter yang merawat.)
h. Intake dan output di catat tiap aplusan
i. Pemeriksaan laboratorium DL leucosit, LED, urine
aceton, trombosit.
j. Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital tiap
aplusan
k. Pemberian obat-obatan anti muntah
l. Setelah pasien puasa 24 jam, boleh diberikan teh,
biskuit bertahap setiap jam, diet bubur tak
merangsang, buah manis.
m. Bila pasien tidak muntah, jumlah dan macam
makanan dapat ditambah.
n. Jika kebutuhan cairan terpenuhi infus boleh diaf atau
jika kebutuhan cairan belum terpenuhi infus di teruskan
(sebelumnya kolaborasi dengan Dokter yang merawat)
Yang perlu diperhatikan :
a. Jika pasien tidak dapat turun dari tempat tidur pasien
dapat di mandikan, mobilisasi bertahap.
b. Kebersihan pasien dan lingkungan di jaga
kebersihannya
c. Membantu memenuhi segala kebutuhan pasien.
d. Jika setelah perawatan & pengobatan baik, muntah
berkurang atau pasien tidak muntah lagi pasien dapat
dipulangkan, sebelumnya kolaborasi dengan Dokter
yang merawat
HAL-HAL
YANG
PERLU Keadaan umum ibu (TTV)
DIPERHATIKAN
N
UNIT TERKAIT 1. KIA
2. Poned
DOKUMEN Rekam Medis
TERKAIT
BAB III
ANALISIS SOP

Berdasarkan hasil analisa SOP yang di dapatkan dan diamati di Klinik Bidan

St.Khodijah SterKeb, mustika jaya Bekasi dari hasil pemeriksaan yang dilakukan

Ibu mengeluh sejak 1minggu yang lalu mengalami mual dan muntah 6-8x sehari,

tidak nafsu makan, badan terasa lemas, pusing, sampai mengganggu aktifitasnya.

Hal ini sesuai dengan teori bahwa Hiperemesis Gravidarum adalah

mual dan muntah berlebihan yang menetap terjadi pada kehamilan sebelum 20

minggu, mengganggu aktifitas sehari-hari yang menyebabkan ketidakseimbangan

cairan dan penurunan berat badan hingga dapat membahayakan hidup ibu hamil.

Tata laksana hyperemesis gravidarum yang harus dilakukan dalam kehamilan

berdasarkan SOP yang didapatkan dari Klinik Bidan Siti Khodijah,STerKeb yaitu

terdapat 7 tahapan awal penanganan yang pertama adalah memberikan

penjelasan tindakan yang akan dilakukan pada pasien dan keluarga (Informed

Consent) sebelum melakukan tindakan, Tahapan kedua yaitu persiapan pasien

seperti persiapan alat dan obat yang akan digunakan, pasien mengosongkan

kandung kemih dan petugas mencuci tangan. Tahapan ketiga yaitu melakukan

anamnesa kepada pasien, menanyakan tentang keluhan yang dirasakan, riwayat

penyakit dahulu atau yang sedang diderita atau riwayat penyakit keluarga, pada

kasus Ny. S mengeluh sejak 1 minggu yang lalu mengalami mual dan muntah 6-

8x sehari, tidak nafsu makan, badan terasa lemas, pusing, sampai mengganggu

aktifitasnya.
Pada tahapan keempat yaitu melakukan pemeriksaan umum yaitu mengukur

tekanan darah, BB, lila dan melakukan pemeriksaan fisik dari ujung rambut

sampai ujung kaki, pada kasus Ny. S didapatkan turgor kulit kering.

Pada tahapan kelima yaitu melakukan pemeriksaan khusus yaitu

melakukan inspeksi pada daerah perut, melakukan pengukuran TFU,

melakukan palpasi pada perut.

Pada tahapan keenam yaitu melakukakan kolaborasi dengan unit terkait yaitu

laboratorium/ Analis untuk melakukan pemeriksaan laboratorium yaitu cek

hemoglobin untuk mengetahui kadar Hb ibu hamil dan juga mengecek protein dan

glukosa urine, melakukan kolaborasi dengan dokter obgyn.

memberikan terapi Vitamin B6 (25 mg) 3 x sehari, Vitamin B12 (10 mg) 3

x sehari, Vitamin C (50 mg) 3 x sehari Sebanyak 30 tablet diminum dengan air

putih.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Wulandari Agustina.

Dalam melaksanakan asuhan pada ibu hamil dengan HEG penatalaksaannya sesuai

dengan rencana yang telah dibuat meliputi mengobservasi keadaan pasien meliputi

keadaan umum ibu dan vital sign. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan ibu

dan janin, Memberikan konseling KIE tentang cara mengurangi mual muntah,

Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup, seperti istirahat siang ± 1-2 jam, istirahat

malam ± 7-8 jam. Memberitahu ibu ketidaknyamanan Trimester I meliputi, terjadi

peningkatan kadar Hormone Chorionik Gonadotropine (HCG), mual muntah, sakit

kepala, sembelit, gangguan pencernaan, kembung, sakit punggung dll. Memberi


dukungan psikologi kepada ibu untuk mengatasi rasa cemas. Memberikan ibu

therapi, infus D5% drip ondancentron 4 mg/ 8 jam untuk mengurangi mual muntah,

injeksi ranitidine 50 mg/ 8 jam untuk mengurangi asam lambung agar tidak

meningkat, Antasida syrup 125 ml 3 x 1 sdm/ 5 jam


HASIL REKOMENDASI SOP

ITEM SOP REKOMENDASI ALASAN


SOP
Pengertian Kehamilan merupakan Sumberibu
Hiperemesis gravidarum merupakan sudah tidak relevan
hamil
suatu proses yang akan
yang mengalami mual muntah yang berlebih,
menyebabkan terjadinya ( < 5 tahun terakhir )
perubahan fisik, mental, dan dapat menimbulkan gangguan aktivitas sehari-
sosial yang dipengaruhi hari sehingga membahayakan kesehatan bagi
beberapa faktor fisik, janin dan ibu, bahkan dapat menyebabkan
psikologis, lingkungan, sosial
kematian. Selain itu, mual muntah juga berdampak
budaya serta ekonomi. Pada
masa kehamilan dapat terjadi negative bagi ibu hamil, seperti aktivitas sehari-hari
berbagai komplikasi atau menjadi terganggu. Biasanya mual muntah sering
masalah-masalah, seperti terjadi saat pagi hari, bahkan dapat timbul
halnya mual dan muntah yang
kapan saja maupun terjadi kadang dimalam hari.
sering dialami pada ibu hamil
yang merupakan salah satu Gejala tersebut 40-60% biasa terjadi pada
gejala paling awal pada multigravida (Rochamawati, 2011).
kehamilannya (Tira, . Gejala awal kehamilan pada beberapa wanita
\ 2009).Mual dan muntah terjadi
adalah mual, dengan atau tanpa muntah. Ini sering
pada wanita hamil trimester I
dan trimester II dapat disebut morning sickness (mual pagi). Banyak
berlangsung sampai 4 bulan wanita mengalami mual, biasanya tidak perlu
yang dapat mengganggu perhatian medis. Akan tetapi, suatu keadaan yang
keadaan umum ibu hamil
disebut hyperemesis gravidarum (mual dan muntah
sehari- hari, kondisi ini
disebut hiperemesis yang parah) menyebabkan muntah yang sering
gravidarum (Proverawati, sehingga kehilangan nutrisi dan cairan (Pakpahan
2009). 2018).

Referensi Buku ASUHAN WHO 2017 Sumber sudah tidak relevan


KEBIDANAN Saifuddin, Wiwik, dkk. 2015. Hubungan Pengetahuan dengan
Abdul Bahri. 2009. Buku Sikap Ibu Hamil Dalam Mencegah ( < 5 tahun terakhir )
Kejadian
Acuan Nasional Maternal
Hiperemesis Gravidarum di Wilayah Kerja
dan Neonatal.
Puskesmas Padalarang
Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.,

Unit Terkait  Unit Terkait Tidak Menambahkan Unit Terkait IGD RS


lengkap Ruang Perinatal Resiko tinggi
Poli Kebidanan

 Menambahkan Bagan Alir


Membuat Bagan alir
 Bagan Alir Tidak
ada Alir
ANALISIS SWOT

KEKUATAN ( STRENGTH ) KELEMAHAN ( WEAKNESS ) PELUANG (OPPORTUNITY)

1. Persiapan alat dan


1. Dalam SOP tidak 1. masyarakat mustika jaya bekasi
bahan dilakukan
mengedepankan 5S untuk banyak yang berobat ke klinik
sesuai kebutuhan
menyapa klien di awal karena klinik telah bekerja sama
pertemuan dengan BPJS, serta pelayanan
yang cepat dan ditepat,
2. Tindakan yang
dilakukan sesuai 2. klinik melakukan tindakan sesuai
2. Dalam SOP tidak
dengan prosedur dengan SOP
melakukan 6 langkah cuci
yang ada
tangan 3. sarana dan Prasarana yang baik
dan nyaman

3. Melakukan 4. lokasi klinik yang strategis dan


3. Dalam SOP saat sedang
Kolaborasi dengan mudah dijangkau.
melakukan tindakan tidak
dokter dan fasilitas
ada privasi pasien seperti
kesehatan terdekat
menutup tirai

DAFTAR PUSTAKA
Anasari, T. 2012. Beberapa Determinan Penyebab Kejadian Hiperemesis Gravidarum

di RSU Ananda Purwokerto..

Gunawan, dkk. 2011. Diagnosis dan Tata Laksana Hiperemesis Gravidarum.

Jannah, R. 2013. Hubungan Kejadian Hiperemesis Gravidarum dengan Berat.

Mansjoer, Arif. 2009..

Margareth, ZH. 2013. Kehamilan, Persalinan dan Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika.

Nelis, dkk. 2012. Hubungan Primigravida, Mola Hidatidosa dan Gemellli dengan

Kejadian Hiperemesis Gravidarum Pada Ibu Hamil di Ruang Mawar RSUD dr. M.

Yunus Bengkulu.

Octaviadon, A.D. 2011. Hubungan Dukungan Suami Terhadap Kehamilan dengan

Kejadian Hiperemesis Gravidarum..

Prawirohardjo, Sarwono. 20014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo..

Rukiyah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan 4 Patologi Kebidanan. Jakarta: Trans Info

Media.

Runiari, N. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Hiperemesis

Gravidarum:Penerapan Konsep dan Teori. Jakarta: Salemba Medika

Saifuddin, Abdul Bahri. 2009. Buku Acuan Nasional Maternal dan Neonatal.

Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo


LAMPIRAN

ASUHAN KEBIDANAN PRAKTIK KOLABORASI INTERPROFESIONAL

IBU HAMIL PADA NY "S" DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM

TINGKAT 1 DI KLINIK BIDAN SITI KHODIJAH, S.Ter Keb. MUSTIKA

JAYA BEKASI

TANGGAL 1 DESEMBER 2020

Ny. S usia 34 tahun hamil anak ketiga usia kandungan 7 minggu 5 hari ,HPHT

8 Oktober 2020, Tapsiran persalinan 15 juli 2021 sedang melakukan kunjungan untuk

memeriksakan kehamilannya di Klinik Bd. Siti Khodijah S.Ter Keb, pada tanggal 1

desember 2020, ibu mengatakan sejak 1 minggu yang lalu mengalami mual dan

muntah 7-8x sehari, nyeri ulu hati, tidak nafsu makan, badan terasa lemas, pusing,

sampai mengganggu aktifitasnya. Ibu tidak memiliki riwayat penyakit bawaan atau

penyakit keturunan, BB sebelum hamil : 57 kg, BB sekarang: 54 kg, TB : 155 cm,

LILA : 26 cm, Tanda-tanda vital : Tekanan Darah : 90/70 mmHg, Nadi : 84x/m,

Pernafasan : 22 x/m, Suhu : 37 ºC. Hasil pemeriksaan dari ujung rambut sampai ujung

kaki, didapatkan turgor kulit kering, teraba ballotement, hasil dari cek laboratorium

Ny. S memiliki golongan darah A dan Hb 11,2 gr%. Pada kasus ini bidan

berkolaborasi dengan dokter untuk mendeteksi keadaan Ny. S dan menanganinya

secara dini.Pukul : 10.30 Wib


Tanggal. Pengkajian : 1 Desember 2020

IDENTITAS

Nama Istri : Ny “ S “ Nama Suami : Tn “ R “

Umur : 34 tahun Umur : 37 tahun

Suku : Jawa Suku : Jawa

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SLTA Pendidikan : D3

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan

Alamat : Mustika jaya

Nikah :1X

Data Subjektif (S)


Ibu mengatakan ini kehamilan yang ketiga dan pernah mengalami keguguran satu kali,
HPHT tanggal 8 Oktober 2020, Tapsiran persalinan 15 juli 2021, mengalami mual dan
muntah sebanyak ± 7x sehari dan setiap makanan yang dimakannya dimuntahkan, nyeri
ulu hati, merasa pusing, merasa lemas, dan berat badan sebelum hamil 57 kg, dan
sekarang merasa berat badan menurun.

Ibu mengatakan belum merasakan adanya gerakan janin pada perutnya. Ibu sudah

pernah suntik TT 2x kali pada waktu kehamilan anak pertama dan kedua. Ibu

mengatakan tidak sedang atau pernah menderita penyakit dan tidak memiliki riwayat

penyakit keluarga seperti jantung, asma, TBC, hepatitis, DM, hipertensi,

HIV/AIDS. Ibu mengatakan status perkawinannya sah, . Ibu pernah

menggunakan kontrasepsi KB suntik 3 bln. Ibu mengatakan makan ± 1-2 kali sehari,

dengan porsi sedikit seperti nasi, lauk, sayur, kadang buah. Minum 3-4 gelas/hari air
putih dan kadang teh pada pagi hari. Ibu mengatakan buang air besar 1 kali sehari,

konsistesnsi keras, bau dan warna khas feses. Buang air kecil ± 4 kali sehari

warna kuning jernih. Ibu mengatakan aktivitas sehari-hari terganggu karena mual

muntah yang dialami ibu, sehingga aktivitas sehari-hari sering dibantu anggota

keluarga lain. Ibu mengatakan hampir tidak bisa tidur siang karena merasa tidak

nyaman dengan kondisinya saat ini, tidur malam ± 6 – 7 jam dan sering terbangun

karena mual muntah. Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 1 minggu 1 kali.

Data Objektif (O)

Keadaan umum lemah, Kesadaran composmentis

Pemeriksaan antropometri :

BB sebelumnya : 57 kg, BB sekarang: 5 4 kg, TB : 155 cm, LILA : 26 cm, Tanda-

tanda vital : Tekanan Darah : 90/70 mmHg, Nadi : 84x/m, Pernafasan :22 x/m, Suhu:37

Pemeriksaan fisik :

Kepala : kulit kepala bersih, tidak ada kotoran/ketombe, rambut sehat

Wajah : tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada oedema

Mata : Simetris kiri dan kanan, konjungtiva berwarna merah muda dan

sklera tidak icterus

Telinga : bersih tidak ada serumen

Mulut : Bibir tidak pucat, tidak ada sariawan, tidak ada caries pada gigi

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

Payudara : Simetris kiri dan kanan, hyperpigmentasi pada areola mammae,

putting susu menonjol, tidak ada benjolan dan nyeri tekan


Abdomen : Terdapat linea nigra, terdapat striae dan tidak terdapat luka

bekasoperasi dan pembesaran perut sesuai umur kehamilan. Teraba

ballottement.

Genitalia ; vulva vagina tidak ada kelainan, tidak ada kondiloma, tidak ada

pembengkakan kelenjar bartholini

Anus : tidak ada hemoroid


Ekstremitas : Simetris kiri dan kanan, tidak ada varises, tidak ada oedema pada

kedua kaki, refleks patella kiri (+) kanan (+)

Kulit : Turgor kulit kering

Pemeriksaan Penunjang, HB 11,2 gram/dl, Urine: reduksi (-), protein (-),

Golongan Darah: A.

Assesment (A)

Diagnosa : G3 P2 AI, umur kehamilan 7 minggu 5 hari, hiperemesis gravidarum tingkat

I dengan gangguan cairan dan elektrolit

Planning (P)

1. Membina hubungan baik dengan senyum, sapa, salam, sopan dan santun.

(hubungan baik telah terbina).

2. Memberikan informed concent kepada ibu dan keluarga tentang

pemeriksaan yang akan dilakukan.

(ibu dan keluarga menyetujui dengan menandatangani informed concent)

3. Memberitahu kepada ibu hasil pemeriksaan saat ini bahwa ibu dalam

kondisi lemah, usia kehamilan ibu saat ini adalah 7 minggu 5 hari, tafsiran
persalinan tanggal 15 Juli 2021, dan ibu mengalami hyperemesis

gravidarum tingkat 1.

(Ibu sudah mengetahui kondisi yang dialaminya sekarang)

4. Memberikan penjelasan kepada ibu bahwa mual dan muntah pada ibu hamil

dengan hiperemesis gravidarum merupakan gejala yang fisiologis atau normal

pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.

(ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan)

5. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dengan tidur siang ± 2 – 3 jam

serta tidur malam tidak terlalu larut ± 8 jam dan mengurangi aktifitas rumah

tangga untuk sementara waktu agar ibu bisa istirahat secara maksimal untuk

megurangi efek mual dan muntah.

(Ibu bersedia untuk istirahat dengan cukup)

6. Memberitahu ibu tentang asupan makanan pada ibu hamil dengan

hiperemesis gravidarum yaitu dengan porsi sedikit tapi sering dan makan-

makanan ringan seperti biskuit, sementara waktu menghindari makanan yang

berminyak dan berbau lemak (contoh : daging, keju, susu dan lain- lain) serta

tidak menyajikan makanan dalam kondisi terlalu panas atau dingin agar tidak

memicu timbulnya mual dan muntah.

(Ibu sudah mengerti dan paham tentang asupan makanan dan minuman

pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum)

7. Memberitahu ibu tentang mobilisasi pada ibu hamil dengan hiperemesis

gravidarum yaitu jangan tiba-tiba langsung berdiri pada saat baru bangun
tidur pagi tetapi miring kemudian duduk terlebih dahulu baru perlahan berdiri

untuk menghindari mual dan muntah.

(Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan)

8. Menganjurkan ibu untuk banyak minum minimal 2-3 liter per hari atau 7-8

gelas per hari supaya ibu tidak mengalami dehidrasi.

(Ibu bersedia minum cukup agar tidak dehidrasi)

9. Mengobservasi pengeluaran urine, pengeluaran urine sebanyak ±150 ml

10. Menganjurkan pemberian cairan secara intravena yaitu RL: dextrose 5 %,

(terpasang cairan dextrose}

11. Memberikan dukungan psikologi pada ibu dan memberikan kesempatan

mengungkapkan perasaannya, ibu merasa lebih baik dan lebih tenang dengan

kondisinya

12. Melakukan kolaborasi dengan dokter SPOG terkait dengan terapi yang akan

diberikan

13. Melakukan kolaborasi dengan laboratorium/analis untuk pemeriksaan

Haemoglobin, Protein urin, , urine aceton,

14. Melakukan tindakan sesuai advis dokter:

a. Memasang infuse Dextrose 5%

b. Memberikan antasida sirup 3 x 1 sendok

c. Memberikan injeksi Ondenstron dan Ranitidine 1 amp IV

15. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dalam bentuk SOAP.

(hasil pemeriksaan telah didokumentasikan)


BAGAN ALIR

BAGAN ALIR

Petugas memanggil pasien

Petugas memberi salam

Petugas melakukan pemeriksaan

Petugas memberi rujukan internal ke laboratorium

Petugas memberi informasi hasil pemeriksaan

Petugas melakukan konseling

Petugas memberikan Therapy mual


muntahl muntah Mual

Petugas mencatat di kartu registrasi

Petugas menyarankan kunjungan ulang

Petugas memberi salam

UNIT TERKAIT - RM Pasien


- Rujukan internal
REKAMAN No Yang dirubah Isi perubahan Tanggal mulai
HISTORIS diberlakukan
PERUBAHAN
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Setelah pelaksanaan praktik kolaborasi interprofesional mahasiswa sarjana terapan

kebidanan STIKIM di Klinik bidan St.khodijah Ster Keb dapat diambil kesimpulan

bahwa SOP dalam penanganan kasus Hyperemesis Gravidarum pada ibu hamil sudah

sesuai dan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik dilapangan. Prosedur system

kolaborasi juga sudah sesuai dengan dilakukan rujukan secara internal dan rujukan

secara eksternal yang sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang telah dibuat oleh

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS), karena klinik tersebut

bekerja sama dengan BPJS. tidak ada diagram alir.

B. SARAN

a) Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat mengimplementasikan teori yang sudah didapatkan
lebih maksimal dikegiatan praktek praktek selanjutnya.

b) Bagi Masyarakat

Masyarakat dapat dengan baik mengikuti peraturan dari lembaga kesehatan


kedepannya. dan masukan kepada ibu hamil tetap menjaga kesehatan
terutama menjaga kandungannya dan selalu memriksakan kehamilannya
untuk mencegah terjadinya komplikasi

c) Bagi Institusi Pendidikan


Diharapkan setelah kegiatan praktik kolaborasi interprofesional ini
berakhir menjadi evaluasi untuk praktek selanjutnya agar lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai