Anda di halaman 1dari 34

ANALISIS SWOT DI RSI SAKINAH MOJOKERTO

MAKALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN

Dosen Penguji:
Duwi Basuki.,M.Kep

Disusun Oleh :
Nama Kelompok 7:
1. RAHMALA DINDA N (201601008)
2. ESGA RESTYAN P S (201601048)
3. YEHEZKIEL DWI A (201601087)
4. IGA IMANIA (201601131)
5. NIKOLAUS YONGKI Y (201601170)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


TAHUN AKADEMIK 2019
STIKES BINA SEHAT PPNI KABUPATEN MOJOKERTO
DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Swt. atas selesainya Makalah yang berjudul Analisis
SWOT Di RSI Sakinah Mojokerto atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam
menyusun makalah ini. Maka kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. M. Sajidin S.Kep, M.Kes. selaku ketua Stikes Bina Sehat PPNI Mojokerto
2. Bu Ana Zakiyah M.Kep. selaku ketua program studi S1 ilmu keperawatan
3. Bu Duwi Basuki M.Kep selaku dosen pembimbing mata kuliah Manajemen
Keperawatan
4. Teman-teman Kelompok 3 kelas D program studikeperawatan S1 yang telah membantu
untuk menyelesaikan Tugas Makalah ini.
Terima kasih atas dukungannya, dalam penulisan ini sangat disadari bahwa Tugas
Makalah ini tentu masih jauh dari kata sempurna, dikarenakan sangat terbatasnya
pengetahuan penulis. Oleh sebab itu, kritik dan saran sangat diharapkan oleh penulis untuk
menyempurnakan Tugas Makalah ini.

Mojokerto, April 2019

Penulis

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut World Health Organization, Pengertian Rumah Sakit adalah suatu bagian dari
organisasi medis dan sosial yang mempunyai fungsi untuk memberikan pelayanan kesehatan
lengkap kepada masyarakat, baik kuratif maupun preventif pelayanan keluarnya menjangkau
keluarga dan lingkungan rumah. Rumah sakit juga merupakan pusat untuk latihan tenag
Rumah sakit merupakan industri pada modal dan padat karya (padat sumber daya) serta
padat teknologi. Sumber daya manusia merupakan komponen utama proses pelayanan dalam
rumah sakit. Jenis produk atau jasa rumah sakit dapat berupa private goods (pelayanan dokter,
keperawatan farmasi, gizi), public goods (layanan parkir, front office, cleaning service, house
keeping, laundry) dan externality (imunisasi).
Rumah Sakit pada umumnya mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan yang
bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit perlu memiliki persiapan perencanaan, agar dapat
memilih dan menetapkan strategi dan sasaran sehingga tersusun program-program dan proyek-
proyek yang efektif dan efisien. Salah satu analisis yang cukup populer di kalangan pelaku
organisasi adalah Analisis SWOT.
Analisis SWOT adalah metode perencaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi
kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats)
dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk
akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, treatment).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang didapat adalah
Bagaimana Analisis program kerja di RSI Sakinah Mojokerto.

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah mahasiswa dapat memahami: Analisis
program kerja di RSI Sakinah Mojokerto.
BAB 2
TINJAUAN TEORI

1
2.1 Pengertian Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi
kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats)
dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis.Keempat faktor itulah yang membentuk
akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini melibatkan
penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor
internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
Menurut Kurtz (2008,45), SWOT analisis adalah suatu alat perencanaan strategik yang
penting untuk membantu perencana untuk membandingkan kekuatan dan kelemahan internal
organisasi dengan kesempatan dan ancaman dari external.
Menurut Pearce and Robinson (2003,134), analisis SWOT perlu dilakukan karena analisa
SWOT untuk mencocokkan “fit” antara sumber daya internal dan situasi eksternal perusahaan.
Pencocokkan yang baik akan memaksimalkan kekuatan dan peluang perusahaan dan
meminimumkan kelemahan dan ancamannya. Asumsi sederhana ini mempunyai implikasi
yang kuat untuk design strategi yang sukses.
Menurut Wikipedia, analisis SWOT (singkatan bahasa Inggris dari kekuatan/strengths,
kelemahan/weaknesses, kesempatan/opportunities, dan ancaman/threats) adalah metode
perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Proses ini melibatkan penentuan
tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan
eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
Menurut Robert W. Duncan (2007, 142), menganalisa lingkungan internal dan
eksternal merupakan hal penting dalam proses perencanaan strategi. Faktor-faktor lingkungan
internal di dalam perusahaan biasanya dapat digolongkan sebagai Strength (S) atau Weakness
(W), dan lingkungan eksternal perusahaan dapat diklasifikasikan sebagai Opportunities (O)
atau Threat (T). Analisis lingkungan strategi ini disebut sebagai analisis SWOT.
Menurut Thompson (2008,97), analisa SWOT adalah simpel tetapi merupakan alat
bantu yang sangat kuat untuk memperbesar kapabilitas serta mengetahui ketidakefisienan
sumber daya perusahaan, kesempatan dari pasar dan ancaman eksternal untuk masa depan agar
lebih baik lagi.
Menurut Fred David (1997,134), analisa SWOT adalah adalah metode perencanaan
strategis yang berfungsi untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
suatu perusahaan. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis

2
dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam
mencapai tujuan tersebut.
Menurut Daniel Start dan Ingie Hovland, SWOT adalah instrumen perencanaaan
strategis yang klasik dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan serta
kesempatan ekternal dan ancaman. Instrumen ini memberikan cara sederhana untuk
memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini menolong para
perencana apa yang bisa dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh mereka.
Analisa SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal
yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik
SWOT, di mana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil
keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi
kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities)
yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats)
yang ada, dan terakhir adalah bagimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu
membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.
Analisis SWOT dilakukan dengan maksud untuk mengenali tingkat kesiapan setiap
fungsi dari keseluruhan fungsi yang diperlukan untuk mencapai sasaran yang telah
ditetapkan.Oleh karena tingkat kesiapan fungsi ditentukan oleh tingkat kesiapan masing-
masing faktor yang terlibat pada setiap fungsi, maka analisis SWOT dilakukan terhadap
keseluruhan faktor dalam setiap fungsi tersebut, baik faktor internal maupun eksternal.
Dalam melakukan analisis terhadap fungsi-fungsi dan faktor-faktornya, maka berlaku
ketentuan berikut: untuk tingkat kesiapan yang memadai, artinya, minimal memenuhi kriteria
kesiapan yang diperlukan untuk mencapai sasaran, dinyatakan sebagai kekuatan bagi faktor
internal atau peluang bagi faktor eksternal. Sedangkan tingkat kesiapan yang kurang memadai,
artinya, tidak memenuhi kriteria kesiapan minimal, dinyatakan sebagai kelemahan bagi faktor
internal atau ancaman bagi faktor eksternal.
Untuk menentukan kriteria kesiapan, diperlukan kecermatan, kehati-hatian,
pengetahuan, dan pengalaman yang cukup agar dapat diperoleh ukuran kesiapan yang
tepat.Kelemahan atau ancaman yang dinyatakan pada faktor internal dan faktor eksternal yang
memiliki tingkat kesiapan kurang memadai, disebut persoalan. Selama masih adanya fungsi
yang tidak siap atau masih ada persoalan, maka sasaran yang telah ditetapkan diduga tidak akan
tercapai. Oleh karena itu, agar sasaran dapat tercapai, perlu dilakukan tindakan-tindakan untuk
mengubah fungsi tidak siap menjadi siap.Tindakan yang dimaksud disebut langkah-langkah

3
pemecahan persoalan, yang pada hakekatnya merupakan tindakan mengatasi kelemahan atau
ancaman agar menjadi kekuatan atau peluang.
Setelah diketahui tingkat kesiapan faktor melalui analisis SWOT, langkah selanjutnya
adalah memilih alternatif langkah-langkah pemecahan persoalan, yakni tindakan yang
diperlukan untuk mengubah fungsi yang tidak siap menjadi fungsi yang siap dan
mengoptimalkan fungsi yang telah dinyatakan siap.
Oleh karena kondisi dan potensi sekolah berbeda-beda antara satu dengan lainnya, maka
alternatif langkah-langkah pemecahan persoalannya pun dapat berbeda, disesuaikan dengan
kesiapan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya di sekolah tersebut. Dengan kata lain,
sangat dimungkinkan suatu sekolah mempunyai langkah pemecahan yang berbeda dengan
sekolah lain untuk mengatasi persoalan yang sama.

2.2 Faktor-faktor Analisis SWOT


Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu:
1. Strengths (kekuatan)
Faktor-faktor kekuatan dalam lembaga pendidikan adalah kompetensi khusus atau
keunggulan-keunggulan lain yang berakibat pada nilai plus atau keunggulan komparatif
lembaga pendidikan tersebut.Hal ini bisa dilihat jika sebuah lembaga pendidikan harus
memiliki skill atau keterampilan yang bisa disalurkan bagi perserta didik, lulusan terbaik
atau hasil andalan, maupun kelebihan-kelebihan lain yang dapat membuat sekolah
tersebut unggul dari pesaing-pesaingnya serta dapat memuaskan steakholders maupun
pelanggan (peserta didik, orang tua, masyarakat dan bangsa).
Sebagai contoh dari bidang keunggulan, antara lain kekuatan pada sumber keuangan,
citra yang positif, keunggulan kedudukan di masyrakat, loyalitas pengguna dan
kepercayaan berbagai pihak yang berkepentingan. Sedangkan keunggulan lembaga
pendidikan di era otonomi pendidikan atara lain yaitu sumber daya manusia yang secara
kuantitatif besar, hanya saja perlu pembenahan dari kualitas. Selain
itu antusiasme pelaksanaan pendidikan yang sangat tinggi, didukung dengan sarana
prasarana pendidikan yang cukup memadai. Hal lain dari faktor keunggulan lembaga
pendidikan adalah kebutuhan masyarakat terhadap yang bersifat transendental sangat
tinggi, dan itu sangat mungkin diharapkan dari proses pendidikan lembaga pendidikan
yang agamis.
Bagi sebuah lembaga pendidikan untuk mengenali kekuatan dasar lembaga tersebut
sebagai langkah awal atau tonggak menuju pendidikan yang berbasis kualitas tinggi
4
merupakan hal yang sangat penting.Mengenali kekuatan dan terus melakukan refleksi
adalah sebuah langkah besar untuk menuju kemajuan bagi lembaga pendidikan.
2. Weakness (kelemahan)
Kelemahan adalah hal yang wajar dalam segala sesuatu tetapi yang terpenting adalah
bagaimana sebagai penentu kebijakan dalam lembaga pendidikan bisa meminimalisasi
kelemahan-kelemahan tersebut atau bahkan kelemahan tersebut menjadi satu sisi
kelebihan yang tidak dimiliki oleh lembaga pendidikan lain. Kelemahan ini dapat berupa
kelemahan dalam sarana dan prasarana, kualitas atau kemampuan tenaga pendidik,
lemahnya kepercayaan masyarakat, tidak sesuainya antara hasil lulusan dengan
kebutuhan masyarakat atau dunia usaha dan industri dan lain-lain
Oleh karena itu, ada beberapa faktor kelemahan yang harus segera dibenahi oleh para
pengelola pendidikan, antara lain yaitu:
a. Lemahnya SDM dalam lembaga pendidikan
b. Sarana dan prasarana yang masih sebatas pada sarana wajib saja
c. Lembaga pendidikan swasta yang pada umumya kurang bisa menangkap peluang,
sehingga mereka hanya puas dengan keadaan yang dihadapi sekarang ini.
d. Output pada lembaga pendidikan yang belum sepenuhnya bersaing dengan output
lembaga pendidikan yang lain dan sebagainya.
3. Opportunities (peluang)
Peluang adalah suatu kondisi lingkungan eksternal yang menguntungkan bahkan
menjadi formulasi dalam lembaga pendidikan. Situasi lingkungan tersebut misalnya:
a. Kecenderungan penting yang terjadi dikalangan peserta didik.
b. Identifikasi suatu layanan pendidikan yang belum mendapat perhatian.
c. Perubahan dalam keadaan persaingan.
d. Hubungan dengan pengguna atau pelanggan dan sebagainya.
Peluang pengembangan dalam lembaga pendidikan dapat dilakukan antara lain yaitu:
a. Di era yang sedang krisis moral dan krisis kejujuran seperti ini diperlukan peran serta
pendidikan agama yang lebih dominan.
b. Pada kehidupan masyarakat kota dan modern yang cenderung konsumtif dan
hedonis, membutuhkan petunjuk jiwa, sehingga kajian-kajian agama berdimensi
sufistik kian menjamur. Ini menjadi salah satu peluang bagi pengembangan lembaga
pendidikan ke depan.

5
c. Secara historis dan realitas, mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim, bahkan
merupakan komunitas muslim terbesar di seluruh dunia. Ini adalah peluang yang
sangat strategi bagi pentingnya manajemen pengembangan lembaga pendidikan.
4. Threats (ancaman)
Ancaman merupakan kebalikan dari sebuah peluang, ancaman meliputi faktor-
faktor lingkungan yang tidak menguntungkan bagi sebuah lembaga pendidikan. Jika
sebuah ancaman tidak ditanggulangi maka akan menjadi sebuah penghalang atau
penghambat bagi maju dan peranannya sebuah lembaga pendidikan itu sendiri.
Contoh ancaman tersebut adalah minat peserta didik baru yang menurun, motivasi
belajar peserta didik yang rendah, kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap
lembaga pendidikan tersebut dan lain-lain.

2.3 Kegunaan Analisis SWOT


Secara umum, analisis SWOT dipakai untuk:
1. Menganalisis kondisi diri dan lingkungan pribadi
2. Menganalisis kondisi internal lembaga dan lingkungan eksternal lembaga
3. Menganalisis kondisi internal perusahaan dan lingkungan eksternal Perusahaan
4. Mengetahui sejauh mana diri kita di dalam lingkungan kita
5. Mengetahui posisi sebuah lembaga diantara lembaga-lembaga lain
6. Mengetahui kemampuan sebuah perusahaan dalam menjalankan bisnisnya dihadapkan
dengan para pesaingnya.

2.4 Hubungan antara Strength, Weaknesses, Opportunities, dan Treaths dalam Analisis
SWOT
Sebuah lembaga pendidikan akan mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan ketika
kekuatan lembaga pendidikan melebihi kelemahan yang dimiliki. Oleh karena itu lembaga
pendidikan harus mampu memperdayakan potensi yag dimiliki secara maksimal, mengurangi
resiko yang terjadi. Jadi, tercapai atau tidaknya tujuan lembaga pendidikan yang telah
ditetapkan merupakan tanggung jawab lingkungan manajemen lembaga pendidikan. Jika
analisis SWOT dilakukan dengan tepat, maka upaya untuk memilih dan menentukan strategi
yang efektif akan membuahkan hasil yang diinginkan.
Analisis SWOT dalam program sekolah dapat dilakukan dengan melakukan matrik
SWOT, matrik ini terdiri dari sel-sel daftar kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam
penyelenggaraan program sekolah, untuk memperoleh mutu sekolah dapat dilakukan strategi
6
SO (menggunakan kekuatan dan memanfaatkan peluang), strategi WO (memperbaiki
kelemahan dan mengambil manfaat dari peluang), strategi ST (menggunakan kekuatan dan
menghindari ancaman), strategi WT (mengatasi kelemahan dan menghindari ancaman).
Menurut (Afhie, 2012) Hubungan antara Strength, Weaknesses, Opportunities, dan Treaths
dalam analisis SWOT dapat digambarkan melalui bagan berikut ini
HUBUNGAN S (KEKUATAN) W (KELEMAHAN)
O (PELUANG) Sebuah lembaga pendidikan harus Peluang digunakan untuk menekan
dapat menggunakan kekuatan untuk berbagai macam kelemahan-kelamahan
memanfaatkan peluang dan yang ada atau dengan kata lain
sebaliknya memanfaatkan peluang menghilangkan kelemahan dengan
dan menjadikannya sebagai sebuah memanfaatkan peluang
kekuatan (Strength).
T (ANCAMAN) Menggunakan kekuatan untuk Suatu lembaga pendidikan, sebelum
menghindari ancaman. datangnya sebuah ancaman lembaga
pendidikan tersebut harus bisa menutupi
kelemahan-kelemahan yang ada pada
dirinya dengan kekuatan dan peluang.

Sedangkan menurut (Said, 2013) menggambarkan hubungan antara Strength, Weaknesses,


Opportunities, dan Treaths dalam analisis SWOT adalah sebagai berikut
1. Kekuatan dan Kelemahan.
Kekuatan adalah faktor internal yang ada di dalam institusi yang bisa digunakan untuk
menggerakkan institusi ke depan. Suatu kekuatan (strenghth) atau distinctive
competence hanya akan menjadi competitive advantage bagi suatu institusi apabila
kekuatan tersebut terkait dengan lingkungan sekitarnya, misalnya apakah kekuatan itu
dibutuhkan atau bisa mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Jika pada institusi lain
juga terdapat kekuatan yang memiliki core competence yang sama, maka kekuatan
harus diukur dari bagaimana kekuatan relatif suatu institusi tersebut dibandingkan
dengan institusi yang lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak semua kekuatan
yang dimiliki institusi harus dipaksa untuk dikembangkan karena ada kalanya kekuatan
itu tidak terlalu penting jika dilihat dari lingkungan yang lebih luas.

7
Hal-hal yang menjadi opposite dari kekuatan adalah kelemahan. Sehingga sama dengan
kekuatan, tidak semua kelemahan dari institusi harus dipaksa untuk diperbaiki terutama
untuk hal-hal yang tidak berpengaruh pada lingkungan sekitar.
2. Peluang dan Ancaman.
Peluang adalah faktor yang didapatkan dengan membandingkan analisis internal yang
dilakukan di suatu institusi (strenghth dan weakness) dengan analisis internal dari
kompetitor lain. Sebagaimana kekuatan, peluang juga harus diranking berdasarkan
success probbility, sehingga tidak semua peluang harus dicapai dalam target dan
strategi institusi.Peluang dapat dikategorikan dalam tiga tingkatan yaitu:
a. Low, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang kecil dan peluang pencapaiannya
juga kecil.
b. Moderate, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang besar namun peluang
pencapaian kecil atau sebaliknya.
c. Best, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang tinggi serta peluang tercapaianya
besar.
Sedangkan, ancaman adalah segala sesuatu yang terjadi akibat trend
perkembangan (persaingan) dan tidak bisa dihindari.Ancaman juga bisa dilihat dari
tingkat keparahan pengaruhnya (seriousness) dan kemungkinan terjadinya
(probability of occurance). Sehingga ancaman tersebut dapat dikategorikan sebagai
berikut:
a. Ancaman utama (Major Threats) adalah ancaman yang kemungkinan terjadinya
tinggi dan dampaknya besar. Untuk ancaman utama ini, diperlukan beberapa
planning yang harus dilakukan institusi untuk mengantisipasi.
b. Ancaman tidak utama (Minor Threats) adalah ancaman yang dampaknya kecil dan
kemungkinan terjadinya kecil
c. Ancaman moderate (Moderate Threats) berupa kombinasi tingkat keparahan yang
tinggi namun kemungkinan terjadinya rendah dan sebaliknya.
Dari hal tersebut dapat disimpulkan beberapa kategori situasi institusi dilihat dari
keterkaitan antara peluang dan ancamannya, yaitu sebagai berikut:
a. Suatu institusi dikatakan unggul jika memiliki major opportunity yang besar dan
major threats yang kecil.
b. Suatu institusi dikatakan spekulatif jika memiliki high opportunity dan threats pada
saat yang sama.
c. Suatu institusi dikatakan mature jika memiliki low opportunity dan low threat.
8
d. Suatu institusi dikatakan in trouble jika memiliki low opportinity dan high threats.
Tidak ada satu cara terbaik untuk melakukan analisis SWOT. Yang paling utama adalah
membawa berbagai macam pandangan/perspektif bersama-sama sehingga akan terlihat
keterkaitan baru dan implikasi dari hubungan tersebut.
Adapun pertanyaan-pertanyaan yang dapat dijawab oleh analisa SWOT yaitu sebagai
berikut:
1. Strengths/ kekuatan
1) Apa keuntungan yang dimiliki oleh institusi anda?
2) Kemampuan apa yang bisa dilakukan oleh institusi lebih baik daripada yang
bisa dilakukan oleh institusi lain?
3) Sumber daya unik atau berbiaya apa yang institusi atau yang anda miliki dan
institusi lain tidak punya?
4) Apa yang orang lihat dalam pasar anda sebagai kekuatan anda?
5) Faktor apa saja yang membuat anda bisa mencapai penjualan produk yang tinggi
selama ini?
2. Weakness/kelemahan
1) Apa yang sebenarnya bisa anda tingkatkan?
2) Apa yang seharusnya bisa anda hindari?
3) Apa yang dilihat oleh orang-orang dipasar anda sebagai kelemahan anda?
4) Faktor apa saja yang membuat penjualan anda lebih rendah dari orang lain?
3. Opportunities/ Peluang
1) Apa peluang bagus yang sedang anda hadapi saat ini?
2) Trend menarik apa yang sedang menjadi perhatian anda saat ini?
4. Threats/ Ancaman
1) Apa rintangan yang anda hadapi?
2) Apa yang dilakukan oleh kompetitor anda yang seharusnya membuat anda
khawatir?
3) Apakah spesifikasi yang dibutuhkan dalam pekerjaan, produk, atau pelayanan
anda telah berubah?
4) Apakah perkembangan teknologi mengancam keberadaan anda?
5) Apakah anda memiliki masalah dengan cash-flow finansial anda?
6) Apakah ada kelemahan anda yang benar-benar bisa berubah menjadi ancaman
bagi anda?

9
2.5 Strategi SWOT
Para analisis SWOT memberikan informasi untuk membantu dalam hal mencocokan
perusahaan sumber daya dan kemampuan untuk menganalisa kompetitif lingkungan di
mana bidang perusahaan itu bergerak. Informasi tersebut dibuat berdasarkan perumusan
strategi dan seleksi yaitu:
1. Kekuatan/Strength
Sebuah kekuatan perusahaan adalah sumber daya dan kemampuan yang dapat
digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan competitive advantage.
2. Kelemahan / Weakness
Kelemahan adalah sesuatu yang menyebabkan satu Rumah Sakit bersaing dengan
Rumah Sakit lain.
3. Peluang / Opportunities
Analisis lingkungan eksternal dapat membuahkan peluang baru bagi sebuah Rumah
Sakit untuk meraih keuntungan dan pertumbuhan.
4. Ancaman / Threat
Perubahan dalam lingkungan eksternal juga dapat menghadirkan ancaman bagi
Rumah Sakit.
Sebuah Rumah sakit tidak selalu harus mengejar peluang yang menguntungkan karena dengan
mengembangkan competitive advantage, ada kesempatan yang lebih baik untuk meraih
kesuksesan dengan cara mengidentifikasi sebuah kekuatan dan kesempatan mendatang. Dalam
beberapa kasus, perusahaan dapat mengatasi kelemahannya dengan cara mempersiapkan diri
untuk meraih kesempatan yang pasti. Untuk mengembangkan strategi yang
mempertimbangkan profil SWOT,SWOT matriks (juga dikenal sebagai TOWS Matrix)
ditunjukkan pada tabel berikut
Strenght Weakness
Opportunities S-O Strategis W-O Strategis
Threat S-T Strategis W-T Strategis

Keterangan :
1. S-O strategi : mengejar peluang yang sesuai dengan kekuatan.
2. W-O strategi : mengatasi kelemahan untuk meraih peluang.
3. S-T Strategi : mengidentifikasi cara untuk Rumah Sakit dapat menggunakan kekuatan
untuk mengurangi ancaman luar.

10
4. W-T strategi : membuat rencana pencegahan ancaman luar karena kelemahan dari
Rumah Sakit

2.6 Langkah-langkah Analisa SWOT


Adapun langkah-langkah dalam menganalisa SWOT adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi kelemahan dan ancaman yang mendesak
2. Indentifikasi kekuatan dan peluang yang relevan
3. Masukkan kelemahan serta ancaman dan kekuatan serta peluang dalam pola analisis
4. Perumusan strategi penanganan kelemahan dan ancaman
5. Skala prioritas penanganan
Saran untuk melakukan analisis SWOT yaitu:
Langkah : Identifikasi kelemahan dan ancaman yang paling urgent untuk diatasi secara
umum pada semua komponen.
Langkah : Identifikasi kekuatan dan peluang yang diperkirakan cocok untuk upaya
mengatasi kelemahan dan ancaman yang telah diidentifikasi terlebih dahulu
pada langkah 1.
Langkah : Masukkan butir-butir hasil identifikasi (Langkah 1 dan langkah 2) kedalam
bagan deskripsi SWOT. Langkah ini dapat dilakukan secara keseluruhan atau
jika terlalu banyak, dapat dipilah menjadi analisis SWOT untuk komponen
masukkan, proses, dan keluaran.
Langkah 4 : Rumuskan strategi atau strategi-strategi yang dapat direkomendasikan untuk
menangani kelemahan dan ancaman, termasuk pemecahan masalah,
perbaikan, dan pengembangan lebih lanjut.
Langkah 5 : Tentukan prioritas penanganan kelemahan dan ancaman itu, dan susunlah
suatu rencana tindakan untuk melaksanakan program penanganan.

2.7 Konsep Dasar Rumah Sakit


Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
340/MENKES/PER/III/2010 adalah: “Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat”. Pengertian mengenai
rumah sakit dinyatakan juga pada Pasal 1 ayat (1) PerMenKes RI No.159 Tahun 1988
Tentang Rumah Sakit. “Rumah Sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan
kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga
11
kesehatan dan penelitian”. Dalam KepMenKes No.582 Tahun 1997 Tentang Pola Tarip
Rumah Sakit Pemerintah pengertian rumah sakit adalah “Rumah sakit adalah sarana
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara merata dengan
mengutamakan upaya penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan
secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatankesehatan dan pencegahan penyakit
dalam suatu tatanan rujukan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga
penelitian.”
Berdasarkan pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa suatu hal yang
penting bagi Rumah Sakit untuk menetapkan standar medis, yang harus diperhatikan oleh
staf Rumah Sakit sebagai suatu kode etik, dan perlu mentaatinya sebagai paduan prinsip-
prinsip perawatan medik. Hal inilah yang sekaligus memberikan penjelasan mengapa
Rumah Sakit berbeda sifatnya dengan pelayanan publik yang lainnya dimana Rumah Sakit
harus memperhatikan kode etik Rumah Sakit dan juga kode etik profesi.
Tugas Rumah Sakit rumusan yuridisnya dapat dilihat pada ketentuan pasal 1 butir 1
Undang – Undang Rumah Sakit. Ketentuan ini disamping mengandung pengertian tentang
Rumah Sakit, memuat pula rumusan tentang tugas Rumah Sakit serta ruang lingkup
pelayanannya. Seperti disebutkan pada pasal ini, bahwa: “Rumah Sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan yang tugas pokoknya adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang meyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan
gawat darurat”. Pasal 4 Undang Undang No 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
menjelaskan Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna.Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Rumah
Sakit mempunyai fungsi:
1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan
standar pelayanan rumah sakit.
2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan
yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.
3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka
peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan, dan
4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang
kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan
etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.
Pengaturan tugas dan fungsi Rumah Sakit yang terkait dengan banyaknya persyaratan yang
harus dipenui dalam pendirian Rumah Sakit merupakan salah satu bentuk pengawasan
12
preventif terhadap Rumah Sakit. Di samping itu penetapan sanksi yang sangat berat
merupakan bentuk pengawasan represifnya. Pengaturan tersebut sebenaranya
dilatarbelakangi oleh aspek pelayanan kesehatan sebagai suatu hal yang menyangkut hajat
hidup sangat penting bagi masyarakat.Pengaturan tentang peran dan fungsi Rumah Sakit
sebelumnya meliputi hal-hal berikut ini:
1. Menyediakan dan menyelenggarakan :
a) Pelayanan medik
b) Pelayanan penunjang medik
c) Pelayanan perawat
d) Pelayanan Rehabilitas
e) Pencegahan dan peningkatan kesehatan
2. Sebagai tempat pendidikan dan atau latihan tenaga medik atau tenaga paramedik
3. Sebagai tempat penelitian dan pengembngan lmu dan teknologi bidang kesehatan.”

13
Pembahasan

2.8 Gambaran Umum RSI Sakinah


Rumah Sakit Islam Sakinah Mojokerto merupakan salah satu lembaga yang bergerak
di bidang pelayanan jasa kesehatan yang secara formal dimiliki oleh Nahdlatul Ulama
Cabang Mojokerto yang didirikan pada tanggal 17 Romadlon 1410 H atau bertepatan
tanggal 12 April 1990. Rumah Sakit Islam Sakinah Mojokerto mulai beroperasi dalam
melakukan pelayanan kesehatan pada tanggal 2 Oktober 1990 yang selanjutnya
diperingati sebagai Hari Lahirnya ( HARLAH ) Rumah Sakit Islam Sakinah
Mojokerto.Pendirian Rumah Sakit Islam Sakinah Mojokerto berawal dari gagasan
K.H.Achyat Chalimy yang direalisasikan oleh tokoh dan pengurus NU yang lain.Modal
penyelenggaraan operasional Rumah Sakit Islam Sakinah Mojokerto
adalah: Diperpanjang lagi dengan nomor : 440/089/KES.5/416-207.2/2013, pada
tanggal 05 Pebruari 2013 berlaku sampai tanggal 05 februari 2018. Pada tahun 2006 ada
perubahan nama pengelola Rumah Sakit Islam Sakinah dari Yayasan berubah menjadi
Perkumpulan Kesehatan Sakinah Mojokerto dengan Akte Notaris GRACE YANETTE
POHAN, SH Nomor : 14 Tanggal 9 September 2006.Dalam melaksanakan pengelolaan
Rumah Sakit Islam Sakinah Mojokerto oleh Perkumpulan Kesehatan Sakinah dilakukan
oleh Badan Pelaksana Perkumpulan Kesehatan Sakinah atau Bapelkumkes-Sakinah yang
merupakan salah satu Badan dalam Perkumpulan tersebut. Demikian sekilas gambaran
pendirian dan perjalanan operasional Rumah Sakit Islam Sakinah Mojokerto.

2.9 Letak Geografis


Rumah Sakit Islam Sakinah terletak di jalan R.A. Basuni No.12 Mojokerto, tepatnya
di Desa Jampirogo Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto Jawa Timur KM 03 Jalan
jurusan Mojokerto-Jombang. Batas-batas Rumah Sakit Islam Sakinah Mojokerto :
a. Sebelah utara: Tanah milik perorangan.
b. Sebelah barat: Tanah pemukiman penduduk Desa Jampirogo dan Desa
Kedungpring.
c. Sebelah selatan: Kantor dinas infokom dan tanah puskud
d. Sebelah timur: Jalan raya R.A. Basuni yang menghubungkan Kota Mojokerto
dengan Jombang serta menghubungkan Kota Mojokerto dengan Kecamatan
Sooko, Trowulan, Puri dan Jatirejo.
14
Berikut ini adalah keunggulan Rumah Sakit Islam Sakinah Mojokerto :
1. Ditinjau dari segi wilayah, letak Rumah Sakit Islam Sakinah berada di luar kota.
Sebab, Rumah Sakit Islam Sakinah terletak di wilayah Kabupaten Mojokerto
walaupun tidak jauh dari Kota Mojokerto. Dengan demikian RSI Sakinah
merupakan satu-satunya Rumah Sakit swasta di Kabupaten Mojokerto di wilayah
bagian barat.
2. Ditinjau dari segi transportasi, RSI Sakinah Mojokerto berada di Jalan R.A. Basuni
yang merupakan jalan poros yang menghubungkan ke semua jurusan, sehingga RSI
Sakinah mudah dijangkau oleh masyarakat dengan menggunakan transportasi baik
kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.
3. Luas tanah RSI Sakinah adalah 50.000 m², maka jumlah areal yang tersedia telah
memenuhi standart Rumah Sakit Swasta.

2.10 Visi, Misi, Tujuan Dan Motto


Sebagai sebuah tanda usaha Nahdlatul Ulama’, Rumah Sakit Islam Sakinah Mojokerto
telah menetapkan visi, misi, tujuan dan motto untuk menjamin tersedianya layanan yang
dapat dipertanggung jawabkan.
Visi
Layanan kesehatan masyarakat yang unggul, Islami dan Sunni
Misi
1. Memberikan layanan kesehatan yang profesional dan paripurna
2. Keterbukaan dan mandiri
3. Kemajuan dan kesejahteraan bersama
Tujuan
Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat melalui pendekatan pencegahan (preventif),
penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) dengan tuntunan secara islami tanpa
perbedaan.
Motto
Bekerja penuh keikhlasan, mengabdi demi kemanusiaan, profesional dalam pelayanan

2.11 Tujuan Dan Sasaran Strategis


1. Membantu pemerintah dalam melaksanakan pembangunan di bidang kesehatan.
2. Membantu masyarakat yang sehat jasmani dan rohani demi
3. Terwujudnya kesehatan masyarakat dan kemaslahatan umat.
15
4. Meningkatkan kesadaran umat dan masyarakat terhadap pola-pola hidup sehat.
5. Terlaksananya kegiatan sosial di bidang kesehatan sebagai pelaksanaan program-
program Nahdlatul Ulama’.
6. Mengembangkan pelayanan pada masyarakat terutama masyarakat miskin di
Mojokerto dan sekitarnya.
7. Memberikan pelayanan yang optimal dan profesional.
8. Meningkatkan pelayanan dan menunjang operasional di RSI Sakinah Mojokerto.

2.12 Struktur Organisasi


Struktur Organisasi Dan Uraian Tugas RSI Sakinah Mojokerto :
BAPELKUMKES-
SAKINAH
Sekretaris
Eksekutif

SPI DIREKTUR DEWAN PENYANTUN

Komite Medik
Komite Keperawatan

Bagian Umum Bidang Pelayanan


Bagian Keuangan & HRD Medis

Sub Bagian Sub Bagian Sub Bagian Sub Bidang Sub Bidang
Pemasaran Keskretarisan PSDM & Diklat Keperawatan Penunjang
Medis

Unit Binroh
dan Humas

Garis Intruksi/ Tanggung Jawab


2.13 Layanan Poli Di RSI Sakinah
Keterangan Garis Koordinasi
1. Poli spesialis interna
2. Poli spesialis anak
3. Poli spesialis bedah umum

16
4. Poli spesialis kebidanan dan kandungan
5. Poli spesialis bedah orthopedy
6. Poli spesialis jantung
7. Poli spesialis paru
8. Poli spesialis bedah syraf dan tulang belakang
9. Poli spesialis urologi
10. Poli spesialis mata
11. Poli spesialis THT
12. Poli spesialis syraf
13. Poli spesialis kulit dan kelamin
14. Poli spesialis rehabilitasi medik dan fisioterapi
15. Poli spesialis jiwa dan psikosomatis
16. Poli radiologi
17. Poli gigi
18. Poli alat bantu dengar
19. Poli konsultasi gizi
20. Pelayanan Rawat Inap

2.14 Pengkajian M1 (MAN)


Struktur Organisasi
Struktur orgnisasi di Rumah Sakit Islam Sakinah Kabupaten Mojokerto Ruang Kudus
Muria : Direktur

Medical Service
Manager

Nursing Sunction
Manager

Muria Kudus WARD


CHIEF
Jumlah Tenaga Perawat
No Kualifikasi Jumlah Persentase
Kepala Jaga Kudus Jenis
Kepala Jaga Muria
(%) PNS BLUD
1. S1 Keperawatan `4 orang

17
3. D3 Keperawatan 12 orang
Jumlah 16 orang
Sumber Data : Ruang muria kudus rumah sakit islam sakinah kabupaten mojokerto
tahun 2017
Tenaga keperawatan yang ada di atas sudah cukup memenuhi kualifikasi RSI
Sakinah karena perawat yang berpendidikan S1 sebanyak 4 orang ( %) dan D3 14 orang
( %) sehingga saat memberikan pelayanan yang optimal kepada pasien.

Pendidikan Dan Pelatihan Tenaga Perawat


Status Pegawai Pelatihan Yang Pernah Diikuti
No Nama Pend SWAS PPG HIV/ Perceptor
BLUD BCLS BLS MAKP PPI
TA D AID klinik
1. Suto, S.Kep S1 √ √
2. Novi Maria, D3 √ √ v
Amd.Kep
3. M.Mahfudi, D3 √ √
Amd.Kep
4. Fifi D3 √ √ √
Andriyani,
Amd.Kep
5. Yesi Hijiria D3 √ √ √
P, Amd.Kep
6. Abdul Halim, D3 √ √
Amd.Kep
7. Nurul Afifah, D3 √ √
Amd.Kep
8. M.Harun A, D3
Amd.Kep
9. Intan D3 √ √
Prawesti,
Amd.Kep
10. Arif D3 √ √
Yulianto,
Amd.Kep
11. Siti Widayati, S1 √ √
Amd.Kep
12. Hanik S1 √ √
Nurmalisari,
S.Kep
13. Eko D3 √ √
Nurwayudi,
Amd.Kep
14. Dian D3 √ √
Nigggarwati,
Amd.Kep

18
Status Pegawai Pelatihan Yang Pernah Diikuti
No Nama Pend SWAS PPG HIV/ Perceptor
BLUD BCLS BLS MAKP PPI
TA D AID klinik
15. Chuntarto H, D3 √ √
Amd.Kep
16. Winarni, S1
S.Kep
Sumber : CI di ruang muria kudus rumah sakit islam sakinah kabupaten mojokerto tahun
2017

Di ruang muria kudus tingkat pendidikan bervariasi mulai dari S1 Keperawatan Ners 4
orang (40%), D3 Keperawatan 12 orang (60%). Hampir seluruh perawat muria kudus
mendapatkan pelatihan-pelatihan, mulai dari pelatihan BCLS 7 orang (41,6%), BLS 1
orang (10%), PPGD 9 orang (60%).

Tenaga Non Keperawatan


No Kualifikasi Jumlah Persentase (%) Jenis
1. Cleaning Service 5 Orang 100%
Jumlah 5 Orang 100%
Sumber: Katim di ruang muria kudus rumah sakit islam sakinah kabupaten mojokerto
tahun 2017

Dari hasil tabel diatas didapatkan kesimpulan tenaga non keperwatan yaitu ceaning servis
dan helper 5 orang (100%).

Sistem Pembagian Dinas Perawat


Dinas Libur/Cuti Ket
No Tenaga
Pagi Sore Malam
1. Karu 1 - - - -
2. Katim 2 - - - -
3. PA 4 5 4 - Libur dinas
Jumlah 7 5 4 -
Sumber : Data jadwal dinas di ruang muria kudus rumah sakit islam sakinah kabupaten
mojokerto tahun 2017

Data penyakit terbanyak di Ruang Muria Kudus


No. Jenis Penyakit Jumlah
1. Diabetes Mellitus tidak bergantung pada insulin 444
2. Diabetes Mellitus bergantung pada insulin 119
3. Demam Berdarah Dengue 159

19
4. Infeksi Saluran Nafas bagian atas akut lainnya 112
5. Diare & gastroenteritis oleh penyebab infeksi tertentu (kolitis 448
infeksi)
6. Infark serebral 332
7. Fraktur tulang gerak lainnya 220
8. Gagal ginjal lainnya 220
9. Pneumonia 246
10. Gangguan hantaran dan aritma jantung 22
Total 2322

Kesimpulan jumlah tenaga perawat ruang muria kudus sudah mencukupi sesuai dengan
perhitungan kebutuan tenaga kerja menurut Depkes RI dan Douglas dengan kualifikasi S1
Keperawatan jumlah 4 orang, D3 sebanyak 14 orang, dan sebagian besar tenaga perawat sudah
banyak yang mengikuti pelatihan. Dalam kuantitas pemakaian tempat tidur yang tersedia di
ruangan sudah ideal dengan nilai rata-rata 86,07%.

2.15 Pengkajian M2 (Material)


Penerapan proses praktika profesi keperawatan mahasiswa Program Studi Ilmu
Keperawatan Stikes Majapahit Mojokerto, mengambil tempat di ruang Muria Kudus RSI
Sakinah Kabupaten Mojokerto. Pengkajian data awal di lakukan pada tanggal 5 Desember
2017. Adapun data yang di dapat adalah sebagai berikut :
a. Gambaran Umum Ruangan
Secara umum Muria Kudus terdiri dari beberapa ruangan antara lain:
a) Ruang perawatan Nursing Stution berada di tengah tepatnya di depan pintu keluar ,
Nursing statio antara rawat inap anak dan dewasa menjadi satu.
b) Ruang tindakan ( dimana di dalam ruang tindakan ada ruang sentralisasi obat pasien)
serta tempat penyimpanan alat medis).
c) Ruang rawat inap pasien yang dimana ruangan di bagi menjadi dua blok yaitu ruang
rawat inap anak ( mulai kamar M1-M9), dan ruang rawat inap dewasa ( mulai kamar K11
– K20) semua ruangan total berjumlah 36
d) Ruang linen ada di gudang dekat ruang rawat inap anak.
e) Ruang spoelhock berada di ruang perawatan (kantor).
f) Kamar mandi perawat berada di ruang tindakan.
g) Setiap ruang inap pasien terdapat 1 kamar mandi.
Secara umum ruang teratai atas memiliki alat yang mendukung untuk di pakai dalam
memberikan pelayanan keperawatan dan perawat mammpu menggunakannya.
b. Lokasi denah Ruangan

20
1) Lokasi Ruangan
Lokasi penerapan proses praktika yang di gunakan dalam kegiatan profesi menejemen
keperawatan mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Majapahit Mojokerto di
ruang Muria Kudus RSI Sakinah Kabupaten Mojokerto yang terletak dengan uraian
sebagai berikut :
Sebelah utara = Masjid
Sebelah Selatan = Ruang VVIP/ AL-MUAWWANAH
Sebelah Timur = Koperasi/ Kantin
Sebelah Barat = Ruang Gunung Jati
c. Data tempat tidur pasien
Berdasarakan hasil pengkajian, didapatkan gambaran kapasitas tempat tidur muria kudus
adalah 36 tempat tidur dengan rincian sebagai berikut :
1) Gambaran umum jumlah tempat tidur di ruang muria kudus, jumlah bed asli ruang muria
kudus adalah 36 dan saat pengkajian ada 36 bed.
Kelas III:
 M1 : 2 Bed Dalam Satu Ruangan Rawat Inap.
 M2 : 2 Bed Dalam Satu Ruangan Rawat Inap.
 M3 : 2 Bed Dalam Satu Ruangan Rawat Inap.
 M5 : 2 Bed Dalam Satu Ruangan Rawat Inap.
 M6 : 2 Bed Dalam Satu Ruangan Rawat Inap.
 M7 : 2 Bed Dalam Satu Ruangan Rawat Inap.
 M8 : 2 Bed Dalam Satu Ruangan Rawat Inap.
 M9 : 2 Bed Dalam Satu Ruangan Rawat Inap.
 K11 : 2 Bed Dalam Satu Ruangan Rawat Inap.
 K12 : 2 Bed Dalam Satu Ruangan Rawat Inap.
 K13 : 2 Bed Dalam Satu Ruangan Rawat Inap.
 K14 : 2 Bed Dalam Satu Ruangan Rawat Inap.
 K15 : 2 Bed Dalam Satu Ruangan Rawat Inap.
 K16 : 2 Bed Dalam Satu Ruangan Rawat Inap.
 K17 : 2 Bed Dalam Satu Ruangan Rawat Inap.
 K18 : 2 Bed Dalam Satu Ruangan Rawat Inap.
 K19 : 2 Bed Dalam Satu Ruangan Rawat Inap.
 K20 : 2 Bed Dalam Satu Ruangan Rawat Inap.

21
Total jumlah bed di dalam ruangan rawat inap Muria Kudus adalah 36 bed.
d. Fasilitas Perawat atau Petugas Ruangan
Berdasarkan pengkajian di ruang Muria Kudus di lengkapi fasilitas sebagai berikut :
1) Ruang kepala ruangan berbeda dengan ruang pertemuan perawat , letak ruang kepala
ruangan berada di di samping ruang perawat.
2) Ruang kamar mandi / WC khusus pearawat ada 1
3) Ruang staff dokter jadi satu dengan nurse sation
4) Nurse station letaknya berada di tengah, nurse station menjadi satu antara rawat inap
anak dan dewasa
5) Gudang berada di samping muria 9 tepatnya di urutan ke 10 dari ruang sunan muria.
6) Ruang kantor perawat menjadi satu dengan nurse station
7) Ruang linen berada di samping gudang
8) Spolhoock berada di pojok samping kamar mandi perawat ruang rawat inap anak.

e. Fasilitas Medis dan Non Medis

Jumlah
No Nama Barang Kondisi Ideal Usulan
Total
1. AC Kamar 18 Baik 1/ruangan -
2. Almari kayu 14 Baik -
3. AL-Quran 3 Baik 1/ruangan -
4. Bak Kamar mandi 18 Baik 1/ruangan -
5. Bantal 38 Baik 2/ruangan -
6. Bed Pasien 38 Baik 2/ruangan -
7. Ember seka Pasien 25 Baik 1/ruangan -
8. Gayung 18 Baik 1/ruangan -
9. Gorden 18 Baik 1/ruangan -
10 Jam Dinding 18 Baik 1/ruangan -
11. Kaca Kamar Mandi 18 Baik 1/ruangan -
12 Kalender 10 Baik 1/ruangan -
13. Kursi tunggu luar 18 Baik 1/ruangan -
14. Kursi tunggu dalam 18 Baik 1/ruangan -
15. Manometer sentral 18 Baik 2/ruangan -
16. Remot ac 18 Baik 1/ruangan -
17. Remot tv 10 Baik 1/ruangan -
18. Standart infus 18 Baik 2/ruangan -
19. Televisi 18 Baik 1/ruangan -
20. Tempat sampah 18 Baik 1/ruangan -
21. Tempat sandal 16 Baik 1/ruangan -
22. Urinial 15 Baik 2/ruangan -

22
23. Jam dinding 18 Baik 1/ruangan -
.

Berdasarkan pengkajian di ruang Muria Kudus di lengkapi fasilitas sebagia berikut :


Tempat tidur atau bed pasien di sesuaikan sesuai kapasitas jumlah pasien, jenis bed pasien
ada yang menggunakan satu engkol,dan dua engkol. Meja pasien di sesuaikan jumlah
pasien, kamar mandi dan WC perkamar ada satu, wastafel perkamar ada satu. Selain itu di
depan pintu kamar pasien juga sudah di berikan tempat sampah non medis masing -
masing. Setiap bed pasien sudah terpasang monometer O2 lengkap pada 36 bed pasien.
Standart infus ada per pasien satu jadi total 36.
Keadaan
No Nama Barang Jumlah
Baik Rusak
1 Ambubag dewasa 2 Baik -
2 Bak instrumen besar 4 Baik -
3 Bak instrumen sedang 2
4 Bak instrumen kecil 2 Baik -
5 Bengkok 2 Baik -
6 GDA set 1 Baik -
7 Gunting perban 2 Baik -
8 Lampu rontgen 1 Baik -
9 Manometer central 3 Baik -
10 Manometer biasa 2 Baik -
11 Mesin suction 1 Baik -
12 Oksigen transport 2 Baik -
13 Pinset serugis 4 Baik -
14 Pinset anatomis 3 Baik -
15 Pispot 2 Baik -
16 Urinial 1 Baik -
17 Stetoskop dewasa 3 Baik -
18 Senter 1 Baik -
19 Sketsel 1 Baik -
20 Torniquet 2 Baik -
21 Timbangan BB 2 Baik -
22 Termometer axilla digital 3 Baik -
23 Termometer axilla raksa 2 Baik -
24 Tensimeter raksa 2 Baik -
25 Tensimeter jarum/ biasa 1 Baik -
26 Tromol besar 2 Baik -
27 Tromol kecil 1 Baik -
28 Tempat korentang 2 Baik -
29 Kursi roda 2 Baik -
30 Infus pump 2 Baik -

23
Keadaan
No Nama Barang Jumlah
Baik Rusak
31 Korentang 2 Baik -
32 Shyring pump 1 Baik -
33 Sterilisator 1 Baik -
34 Nasal chateter 0 Baik -

Kondisi peralatan pada saat ini baik dan dapat digunakan. Penyimpanan sebagian alat,
sudah tertata dengan rapi, dan dapat digunakan. Jika ada kerusakan alat atau kebutuhaan
alat (tensimeter, syring pump dll) pihak ruangan mengajukan kebutuhan alat pada Rumah
Sakit. Ruangan menggunakan buku dokumentasi penggunaan alat medis dan non medis
jika terdapat alat yang rusak maka mengajukan untuk kalibrasi kepihak rumah sakit.
f. Administrasi Penunjang RS
1. Buku laporan harian/timbang terima
2. Buku obs ttv
3. Buku Laborat
4. Buku Tranfusi
5. Buku medikasi/injeksi
6. Buku harian morning report
7. Buku visite non IPD
8. Buku perlengkapan KRS(surat istirahat dan di rawat
9. Buku PKRS
10. Buku bon tabung laborat
11. Buku setor status teratai
12. Buku KTD (Kejadian Tidak Diinginkan)
13. Buku catatan evaluasi sterilisasi
14. Buku GDA teratai atas
15. Buku cuti
16. Buku kematian
17. Buku perbaikan IPS
18. Buku CSSD
19. Buku serah terima KRS
20. Buku VCT (Pasien HIV)

24
21. Buku px APS
22. Buku daftar pasien teratai
23. Buku suspek TB
24. Buku daftar pasien beresiko
25. Buku sensus
2.16 Pengkajian M3 (Method)
Merupakan suatu kerangka kerja yang mendefinisikan 4 unsur, yakni standar, proses
keperawatan, pendidikan keperawatan, dan system MAKP. Definisi tersebut berdasarkan
prinsip-prinsip nilai yang diyakini dan menentukan kualitas produksi / jasa layanan
keperawatan.
Data yang diperoleh dari pengkajian tentang mekanisme pelaksanaan model asuhan
keperawatan didapatkan bahwa komunikasi antara profesi terlaksana cukup baik,
sedangkan rencana asuhan keperawatan antar shift berkelanjutan. Adanya komunikasi
yang baik antaraanggota tim dengan Katim. Perawat mengatakan mengerti wawancara
dengan perawat mengerti dengan model MAKP Tim yang digunakan di ruangan, perawat
juga mengatakan sesuai dengan model MAKP Tim yang digunakan di ruangan karena
pekerjaan yang sesuai dengan baik sesuai dengan peran perawat, perawat juga mengatakan
tidak terbebani dengan model MAKP Tim yang digunakan di ruangan karena perawat yang
dijadikan sampel mengerti dengan model MAKP Tim yang digunakan dan sudah
mempunyai standar asuhan keperawatan dan mempunyai protap/SOP setiap tindakan.
Kesimpulan dari hasil pengkajian adalah di Ruang Muria kudus menggunakan MAKP
model tim. Secara keseluruhan pelaksanaan model asuhan keperawatan di Muria kudus
sudah berjalan cukup baik karena terjalin komunikasi yang baik antar perawat dan rencana
asuhan antar shift berkelanjutan.

2.17 Pengkajian M4 (Money)

a) Sumber pembiayaan ruangan


Sumber biaya di ruangan muria kudus RSI sakinah Mojokerto berasal dari manajemen
rumah sakit islam sakinah itu sendiri. Sedangkan pembiayaan pasien sebagian besar
dari asuransi yang diperoleh dari hasil kerjasama dari perusahaan-perusahaan.
b) Biaya yang berlaku di ruangan
Biaya perawatan pasien di ruang muria kudus RSI Sakinah Mojokerto sebagian besar
dari BPJS dan umum.

25
c) Distribusi frekuensi sumber pendapatan Rumah Sakit Islam Sakinah Mojokerto
bulan September 2017
No. Shift Jumlah Prosentase
1 Pasien Umum 125 15%
2 BPJS 1092 85%
Total 1217 100%
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pendapatan Rumah Sakit Sakinah terbanyak
adalah dari asuransi BPJS sebanyak 1092 orang.
d) Hasil Analisis
Sumber keuangan RSI sakinah berasal dari 2 sumber yaitu berasal dari asuransi
kesehatan yang diikuti pasien serta pasien mandiri (umum).
Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan, diruang muria kudus meskipun
pendapatan lebih banyak dari asuransi BPJS tidak ada kerugian bagii rumah sakit dan
kerjasamanya semakin meningkat, sumber daya manusia bagian keuangan atau
administrasi berjumlah 1 orang. Sistem informasi keuangan diruang muria kudus
menggunakan komputerisasi billing, untuk cara pembayaran pasien pulang langsung
dilakukan dikasir pembayaran rawat inap, sedangkan untuk target pendapatan
keuangan di ruang muria kudus tidak ada. Berdasarkan analisis kami pasien yang
menggunakan umum sebanyak 15%, BPJS 85%

2.18 Pengkajian M5 (Pemasaran)


a) Market
Pelanggan yang menggunakan jasa pelayanan kesehatan di RSI Sakinah sebagian
besar dari wilayah Mojokerto, tetapi ada sebagian yang berasal dari luar Mojokerto
atau luar kota. usia pelanggan bervariasi yaitu mulai dari anak – anak hingga lansia.
Perawat di ruang Muria kudus tidak memiliki tugas khusus sebagai tim marketing
untuk mencari pelanggan pasien. Tim marketing di bentuk dan di kerjakan oleh pihak
manajemen pusat RSI Sakinah. Jalur promosi dilakukan melalui leaflet, situs online
(website), pamfleat, dan juga promosi dari keluarga atau pasien sendiri.
1. Target marketing terhadap jumlah kerja sama dan peningkatan jumlah klien
Target marketing dalam sebulan adalah rawar inap adalm sebulan minimal 900
pasien kunjungan IGD dan rawat jalan dalam sebulan minimal 1500 pasien.
Usaha yang dilakukan untuk mencapai target tersebut adalah dengan mengadakan
peningkatan jumlah kerjasama pada perusahaan dan asuransi-asuransi yang ada

26
2. Adapun beberapa indikator sistem pemasaran di rumah sakit Sakinah Mojokerto
adalah sebagai berikut:

3. SDM Marketing
Dari hasil wawancara adapun sumberdaya manusia yang terdapat pada marketing
RSI Sakinah Mojokerto terdiri dari 4 orang yaitu 1 orang dokter (jenjang S1
kedokteran) dan 3 orang akuntansi ( jenjang S1 akuntansi) yang paling bekerja
sama untuk memasarkan jasa RSI Sakinah permasaran ini juga bekerja sama
dengan SDM keperawatan dan kedokteran lain jika memang dibutuhkan (pada
event tertentu)
4. Sistem promosi
Sistem promosi yang digunakan oleh rumah sakit sakinah mojokerto adalah
melalui sosial media baik berupa web, fb maupun sosial media lainnya. Tim
marketing juga membuat papan reklame berupa baleho, banner, poster, leflet dan
media cetak lainnya seperti koran
5. Indikator peningkatan mutu pelayanan
Indikator peningkatan mutu dan pelayan rumah sakit sakinah mojokerto adalah
dilihat dari:
a. Ketepatan indifikasi pasien
b. Peningkatan komunikasi efektif
c. Peningkatan keamanan (obat yang perlu di waspadai)
d. Kepastian (tepat lokasi,tepat prosedur,tepat pasien operasi)
e. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan

27
f. Pengurangan resiko pasien jatuh

28
2.19 Analisis SWOT Sumber Daya Manusia (Man)
Uraian Bobot Rating Bobot x Rating
Strenght
1. Sudah memiki struktur organisasi 0,1 2 0,2
ruangan
2. 2 orang CI di ruangan yang 0,1 2 0,2
membimbing mahasiswa.
3. 100% Perawat pernah mengikuti 0,1 4 0,4
pelatihan dan seminar BCLS dan
PPGD dari 16 tenaga perawat
4. Adanya mahasiswa S1 0,2 2 0,4
keperawatan. 0,1 2 0,2
5. Jumlah tenaga keperawatan sudah
mencukupi yaitu berjumlah 24 0,2 3 0,6
orang.
6. 14,7% Tenaga perawatan S1 0,1 3 0,3
Keperawatan
7. Penghitungan BOR (bed
oopprtunity range) sudah ideal 0,1 4 0,4
dengan nilai rata-rata 826,07%
8. Jumlah kebutuhan tenaga perawat
di ruang muria kudus sudah
mencukupi sesuai dengan
penghitungan kebutuhan tenaga
menurut Depkes RI dan Douglas

Total 1 2,7

Weakness Bobot Rating Bobot x Rating


1. Belum ratanya pendidikan 0,5 2 1
perawat S1 14,7%, D3 85,3%.
2. Kurangnya disiplin pegawai 0,5 2 1

Total 1 2

29
S-W = 2,7-2 = 0,7

Opportunity Bobot Rating Bobot x Rating

1. Adanya mahasiswa praktek 0,1 1 0,1


managemen keperawatan
2. Kepala ruangan dan staf 0,3 3 0,9
menerima baik dan
menfasilitasi mahasiswa
praktek keperawatan
managemen di ruangan 0,2 2 0,4
3. Adanya kerja sama antara
perawat klinik dengan 0,2 2 0,4
mahasiswa
4. Adanya kebijakan rumah sakit
untuk meningkatkan 0,2 3 0,6
kemampuan (mengikuti
pelatihan/seminar)
5. Adanya kebijakan pemerintah
tentang profesionalisasi
perawat.
Total 1 2,4

Treats Bobot Rating Bobot x Rating

1. Adanya tuntutan tinggi dari 0,3 2 0,6


masyarakat untuk pelayanan
yang terbaik
2. Makin tingginya kesadaran 0,2 2 0,4
masyarakat tentang hukum
3. Makin tingginya kesadaran 0,3 3 0,9
masyarakat tentang pentingnya
kesehatan
4. Adanya pertanggung jawaban 0,2 2 0,4
legalitas bagi pasien

30
Total 1 2,3

O-T = 2,4-2,3 = 0,1

2.20 Diagram Cartesius

31

Anda mungkin juga menyukai