Dosen Penguji:
Duwi Basuki.,M.Kep
Disusun Oleh :
Nama Kelompok 7:
1. RAHMALA DINDA N (201601008)
2. ESGA RESTYAN P S (201601048)
3. YEHEZKIEL DWI A (201601087)
4. IGA IMANIA (201601131)
5. NIKOLAUS YONGKI Y (201601170)
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Swt. atas selesainya Makalah yang berjudul Analisis
SWOT Di RSI Sakinah Mojokerto atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam
menyusun makalah ini. Maka kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. M. Sajidin S.Kep, M.Kes. selaku ketua Stikes Bina Sehat PPNI Mojokerto
2. Bu Ana Zakiyah M.Kep. selaku ketua program studi S1 ilmu keperawatan
3. Bu Duwi Basuki M.Kep selaku dosen pembimbing mata kuliah Manajemen
Keperawatan
4. Teman-teman Kelompok 3 kelas D program studikeperawatan S1 yang telah membantu
untuk menyelesaikan Tugas Makalah ini.
Terima kasih atas dukungannya, dalam penulisan ini sangat disadari bahwa Tugas
Makalah ini tentu masih jauh dari kata sempurna, dikarenakan sangat terbatasnya
pengetahuan penulis. Oleh sebab itu, kritik dan saran sangat diharapkan oleh penulis untuk
menyempurnakan Tugas Makalah ini.
Penulis
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2.1 Pengertian Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi
kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats)
dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis.Keempat faktor itulah yang membentuk
akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini melibatkan
penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor
internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
Menurut Kurtz (2008,45), SWOT analisis adalah suatu alat perencanaan strategik yang
penting untuk membantu perencana untuk membandingkan kekuatan dan kelemahan internal
organisasi dengan kesempatan dan ancaman dari external.
Menurut Pearce and Robinson (2003,134), analisis SWOT perlu dilakukan karena analisa
SWOT untuk mencocokkan “fit” antara sumber daya internal dan situasi eksternal perusahaan.
Pencocokkan yang baik akan memaksimalkan kekuatan dan peluang perusahaan dan
meminimumkan kelemahan dan ancamannya. Asumsi sederhana ini mempunyai implikasi
yang kuat untuk design strategi yang sukses.
Menurut Wikipedia, analisis SWOT (singkatan bahasa Inggris dari kekuatan/strengths,
kelemahan/weaknesses, kesempatan/opportunities, dan ancaman/threats) adalah metode
perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Proses ini melibatkan penentuan
tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan
eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
Menurut Robert W. Duncan (2007, 142), menganalisa lingkungan internal dan
eksternal merupakan hal penting dalam proses perencanaan strategi. Faktor-faktor lingkungan
internal di dalam perusahaan biasanya dapat digolongkan sebagai Strength (S) atau Weakness
(W), dan lingkungan eksternal perusahaan dapat diklasifikasikan sebagai Opportunities (O)
atau Threat (T). Analisis lingkungan strategi ini disebut sebagai analisis SWOT.
Menurut Thompson (2008,97), analisa SWOT adalah simpel tetapi merupakan alat
bantu yang sangat kuat untuk memperbesar kapabilitas serta mengetahui ketidakefisienan
sumber daya perusahaan, kesempatan dari pasar dan ancaman eksternal untuk masa depan agar
lebih baik lagi.
Menurut Fred David (1997,134), analisa SWOT adalah adalah metode perencanaan
strategis yang berfungsi untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
suatu perusahaan. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis
2
dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam
mencapai tujuan tersebut.
Menurut Daniel Start dan Ingie Hovland, SWOT adalah instrumen perencanaaan
strategis yang klasik dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan serta
kesempatan ekternal dan ancaman. Instrumen ini memberikan cara sederhana untuk
memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini menolong para
perencana apa yang bisa dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh mereka.
Analisa SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal
yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik
SWOT, di mana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil
keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi
kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities)
yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats)
yang ada, dan terakhir adalah bagimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu
membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.
Analisis SWOT dilakukan dengan maksud untuk mengenali tingkat kesiapan setiap
fungsi dari keseluruhan fungsi yang diperlukan untuk mencapai sasaran yang telah
ditetapkan.Oleh karena tingkat kesiapan fungsi ditentukan oleh tingkat kesiapan masing-
masing faktor yang terlibat pada setiap fungsi, maka analisis SWOT dilakukan terhadap
keseluruhan faktor dalam setiap fungsi tersebut, baik faktor internal maupun eksternal.
Dalam melakukan analisis terhadap fungsi-fungsi dan faktor-faktornya, maka berlaku
ketentuan berikut: untuk tingkat kesiapan yang memadai, artinya, minimal memenuhi kriteria
kesiapan yang diperlukan untuk mencapai sasaran, dinyatakan sebagai kekuatan bagi faktor
internal atau peluang bagi faktor eksternal. Sedangkan tingkat kesiapan yang kurang memadai,
artinya, tidak memenuhi kriteria kesiapan minimal, dinyatakan sebagai kelemahan bagi faktor
internal atau ancaman bagi faktor eksternal.
Untuk menentukan kriteria kesiapan, diperlukan kecermatan, kehati-hatian,
pengetahuan, dan pengalaman yang cukup agar dapat diperoleh ukuran kesiapan yang
tepat.Kelemahan atau ancaman yang dinyatakan pada faktor internal dan faktor eksternal yang
memiliki tingkat kesiapan kurang memadai, disebut persoalan. Selama masih adanya fungsi
yang tidak siap atau masih ada persoalan, maka sasaran yang telah ditetapkan diduga tidak akan
tercapai. Oleh karena itu, agar sasaran dapat tercapai, perlu dilakukan tindakan-tindakan untuk
mengubah fungsi tidak siap menjadi siap.Tindakan yang dimaksud disebut langkah-langkah
3
pemecahan persoalan, yang pada hakekatnya merupakan tindakan mengatasi kelemahan atau
ancaman agar menjadi kekuatan atau peluang.
Setelah diketahui tingkat kesiapan faktor melalui analisis SWOT, langkah selanjutnya
adalah memilih alternatif langkah-langkah pemecahan persoalan, yakni tindakan yang
diperlukan untuk mengubah fungsi yang tidak siap menjadi fungsi yang siap dan
mengoptimalkan fungsi yang telah dinyatakan siap.
Oleh karena kondisi dan potensi sekolah berbeda-beda antara satu dengan lainnya, maka
alternatif langkah-langkah pemecahan persoalannya pun dapat berbeda, disesuaikan dengan
kesiapan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya di sekolah tersebut. Dengan kata lain,
sangat dimungkinkan suatu sekolah mempunyai langkah pemecahan yang berbeda dengan
sekolah lain untuk mengatasi persoalan yang sama.
5
c. Secara historis dan realitas, mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim, bahkan
merupakan komunitas muslim terbesar di seluruh dunia. Ini adalah peluang yang
sangat strategi bagi pentingnya manajemen pengembangan lembaga pendidikan.
4. Threats (ancaman)
Ancaman merupakan kebalikan dari sebuah peluang, ancaman meliputi faktor-
faktor lingkungan yang tidak menguntungkan bagi sebuah lembaga pendidikan. Jika
sebuah ancaman tidak ditanggulangi maka akan menjadi sebuah penghalang atau
penghambat bagi maju dan peranannya sebuah lembaga pendidikan itu sendiri.
Contoh ancaman tersebut adalah minat peserta didik baru yang menurun, motivasi
belajar peserta didik yang rendah, kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap
lembaga pendidikan tersebut dan lain-lain.
2.4 Hubungan antara Strength, Weaknesses, Opportunities, dan Treaths dalam Analisis
SWOT
Sebuah lembaga pendidikan akan mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan ketika
kekuatan lembaga pendidikan melebihi kelemahan yang dimiliki. Oleh karena itu lembaga
pendidikan harus mampu memperdayakan potensi yag dimiliki secara maksimal, mengurangi
resiko yang terjadi. Jadi, tercapai atau tidaknya tujuan lembaga pendidikan yang telah
ditetapkan merupakan tanggung jawab lingkungan manajemen lembaga pendidikan. Jika
analisis SWOT dilakukan dengan tepat, maka upaya untuk memilih dan menentukan strategi
yang efektif akan membuahkan hasil yang diinginkan.
Analisis SWOT dalam program sekolah dapat dilakukan dengan melakukan matrik
SWOT, matrik ini terdiri dari sel-sel daftar kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam
penyelenggaraan program sekolah, untuk memperoleh mutu sekolah dapat dilakukan strategi
6
SO (menggunakan kekuatan dan memanfaatkan peluang), strategi WO (memperbaiki
kelemahan dan mengambil manfaat dari peluang), strategi ST (menggunakan kekuatan dan
menghindari ancaman), strategi WT (mengatasi kelemahan dan menghindari ancaman).
Menurut (Afhie, 2012) Hubungan antara Strength, Weaknesses, Opportunities, dan Treaths
dalam analisis SWOT dapat digambarkan melalui bagan berikut ini
HUBUNGAN S (KEKUATAN) W (KELEMAHAN)
O (PELUANG) Sebuah lembaga pendidikan harus Peluang digunakan untuk menekan
dapat menggunakan kekuatan untuk berbagai macam kelemahan-kelamahan
memanfaatkan peluang dan yang ada atau dengan kata lain
sebaliknya memanfaatkan peluang menghilangkan kelemahan dengan
dan menjadikannya sebagai sebuah memanfaatkan peluang
kekuatan (Strength).
T (ANCAMAN) Menggunakan kekuatan untuk Suatu lembaga pendidikan, sebelum
menghindari ancaman. datangnya sebuah ancaman lembaga
pendidikan tersebut harus bisa menutupi
kelemahan-kelemahan yang ada pada
dirinya dengan kekuatan dan peluang.
7
Hal-hal yang menjadi opposite dari kekuatan adalah kelemahan. Sehingga sama dengan
kekuatan, tidak semua kelemahan dari institusi harus dipaksa untuk diperbaiki terutama
untuk hal-hal yang tidak berpengaruh pada lingkungan sekitar.
2. Peluang dan Ancaman.
Peluang adalah faktor yang didapatkan dengan membandingkan analisis internal yang
dilakukan di suatu institusi (strenghth dan weakness) dengan analisis internal dari
kompetitor lain. Sebagaimana kekuatan, peluang juga harus diranking berdasarkan
success probbility, sehingga tidak semua peluang harus dicapai dalam target dan
strategi institusi.Peluang dapat dikategorikan dalam tiga tingkatan yaitu:
a. Low, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang kecil dan peluang pencapaiannya
juga kecil.
b. Moderate, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang besar namun peluang
pencapaian kecil atau sebaliknya.
c. Best, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang tinggi serta peluang tercapaianya
besar.
Sedangkan, ancaman adalah segala sesuatu yang terjadi akibat trend
perkembangan (persaingan) dan tidak bisa dihindari.Ancaman juga bisa dilihat dari
tingkat keparahan pengaruhnya (seriousness) dan kemungkinan terjadinya
(probability of occurance). Sehingga ancaman tersebut dapat dikategorikan sebagai
berikut:
a. Ancaman utama (Major Threats) adalah ancaman yang kemungkinan terjadinya
tinggi dan dampaknya besar. Untuk ancaman utama ini, diperlukan beberapa
planning yang harus dilakukan institusi untuk mengantisipasi.
b. Ancaman tidak utama (Minor Threats) adalah ancaman yang dampaknya kecil dan
kemungkinan terjadinya kecil
c. Ancaman moderate (Moderate Threats) berupa kombinasi tingkat keparahan yang
tinggi namun kemungkinan terjadinya rendah dan sebaliknya.
Dari hal tersebut dapat disimpulkan beberapa kategori situasi institusi dilihat dari
keterkaitan antara peluang dan ancamannya, yaitu sebagai berikut:
a. Suatu institusi dikatakan unggul jika memiliki major opportunity yang besar dan
major threats yang kecil.
b. Suatu institusi dikatakan spekulatif jika memiliki high opportunity dan threats pada
saat yang sama.
c. Suatu institusi dikatakan mature jika memiliki low opportunity dan low threat.
8
d. Suatu institusi dikatakan in trouble jika memiliki low opportinity dan high threats.
Tidak ada satu cara terbaik untuk melakukan analisis SWOT. Yang paling utama adalah
membawa berbagai macam pandangan/perspektif bersama-sama sehingga akan terlihat
keterkaitan baru dan implikasi dari hubungan tersebut.
Adapun pertanyaan-pertanyaan yang dapat dijawab oleh analisa SWOT yaitu sebagai
berikut:
1. Strengths/ kekuatan
1) Apa keuntungan yang dimiliki oleh institusi anda?
2) Kemampuan apa yang bisa dilakukan oleh institusi lebih baik daripada yang
bisa dilakukan oleh institusi lain?
3) Sumber daya unik atau berbiaya apa yang institusi atau yang anda miliki dan
institusi lain tidak punya?
4) Apa yang orang lihat dalam pasar anda sebagai kekuatan anda?
5) Faktor apa saja yang membuat anda bisa mencapai penjualan produk yang tinggi
selama ini?
2. Weakness/kelemahan
1) Apa yang sebenarnya bisa anda tingkatkan?
2) Apa yang seharusnya bisa anda hindari?
3) Apa yang dilihat oleh orang-orang dipasar anda sebagai kelemahan anda?
4) Faktor apa saja yang membuat penjualan anda lebih rendah dari orang lain?
3. Opportunities/ Peluang
1) Apa peluang bagus yang sedang anda hadapi saat ini?
2) Trend menarik apa yang sedang menjadi perhatian anda saat ini?
4. Threats/ Ancaman
1) Apa rintangan yang anda hadapi?
2) Apa yang dilakukan oleh kompetitor anda yang seharusnya membuat anda
khawatir?
3) Apakah spesifikasi yang dibutuhkan dalam pekerjaan, produk, atau pelayanan
anda telah berubah?
4) Apakah perkembangan teknologi mengancam keberadaan anda?
5) Apakah anda memiliki masalah dengan cash-flow finansial anda?
6) Apakah ada kelemahan anda yang benar-benar bisa berubah menjadi ancaman
bagi anda?
9
2.5 Strategi SWOT
Para analisis SWOT memberikan informasi untuk membantu dalam hal mencocokan
perusahaan sumber daya dan kemampuan untuk menganalisa kompetitif lingkungan di
mana bidang perusahaan itu bergerak. Informasi tersebut dibuat berdasarkan perumusan
strategi dan seleksi yaitu:
1. Kekuatan/Strength
Sebuah kekuatan perusahaan adalah sumber daya dan kemampuan yang dapat
digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan competitive advantage.
2. Kelemahan / Weakness
Kelemahan adalah sesuatu yang menyebabkan satu Rumah Sakit bersaing dengan
Rumah Sakit lain.
3. Peluang / Opportunities
Analisis lingkungan eksternal dapat membuahkan peluang baru bagi sebuah Rumah
Sakit untuk meraih keuntungan dan pertumbuhan.
4. Ancaman / Threat
Perubahan dalam lingkungan eksternal juga dapat menghadirkan ancaman bagi
Rumah Sakit.
Sebuah Rumah sakit tidak selalu harus mengejar peluang yang menguntungkan karena dengan
mengembangkan competitive advantage, ada kesempatan yang lebih baik untuk meraih
kesuksesan dengan cara mengidentifikasi sebuah kekuatan dan kesempatan mendatang. Dalam
beberapa kasus, perusahaan dapat mengatasi kelemahannya dengan cara mempersiapkan diri
untuk meraih kesempatan yang pasti. Untuk mengembangkan strategi yang
mempertimbangkan profil SWOT,SWOT matriks (juga dikenal sebagai TOWS Matrix)
ditunjukkan pada tabel berikut
Strenght Weakness
Opportunities S-O Strategis W-O Strategis
Threat S-T Strategis W-T Strategis
Keterangan :
1. S-O strategi : mengejar peluang yang sesuai dengan kekuatan.
2. W-O strategi : mengatasi kelemahan untuk meraih peluang.
3. S-T Strategi : mengidentifikasi cara untuk Rumah Sakit dapat menggunakan kekuatan
untuk mengurangi ancaman luar.
10
4. W-T strategi : membuat rencana pencegahan ancaman luar karena kelemahan dari
Rumah Sakit
13
Pembahasan
Komite Medik
Komite Keperawatan
Sub Bagian Sub Bagian Sub Bagian Sub Bidang Sub Bidang
Pemasaran Keskretarisan PSDM & Diklat Keperawatan Penunjang
Medis
Unit Binroh
dan Humas
16
4. Poli spesialis kebidanan dan kandungan
5. Poli spesialis bedah orthopedy
6. Poli spesialis jantung
7. Poli spesialis paru
8. Poli spesialis bedah syraf dan tulang belakang
9. Poli spesialis urologi
10. Poli spesialis mata
11. Poli spesialis THT
12. Poli spesialis syraf
13. Poli spesialis kulit dan kelamin
14. Poli spesialis rehabilitasi medik dan fisioterapi
15. Poli spesialis jiwa dan psikosomatis
16. Poli radiologi
17. Poli gigi
18. Poli alat bantu dengar
19. Poli konsultasi gizi
20. Pelayanan Rawat Inap
Medical Service
Manager
Nursing Sunction
Manager
17
3. D3 Keperawatan 12 orang
Jumlah 16 orang
Sumber Data : Ruang muria kudus rumah sakit islam sakinah kabupaten mojokerto
tahun 2017
Tenaga keperawatan yang ada di atas sudah cukup memenuhi kualifikasi RSI
Sakinah karena perawat yang berpendidikan S1 sebanyak 4 orang ( %) dan D3 14 orang
( %) sehingga saat memberikan pelayanan yang optimal kepada pasien.
18
Status Pegawai Pelatihan Yang Pernah Diikuti
No Nama Pend SWAS PPG HIV/ Perceptor
BLUD BCLS BLS MAKP PPI
TA D AID klinik
15. Chuntarto H, D3 √ √
Amd.Kep
16. Winarni, S1
S.Kep
Sumber : CI di ruang muria kudus rumah sakit islam sakinah kabupaten mojokerto tahun
2017
Di ruang muria kudus tingkat pendidikan bervariasi mulai dari S1 Keperawatan Ners 4
orang (40%), D3 Keperawatan 12 orang (60%). Hampir seluruh perawat muria kudus
mendapatkan pelatihan-pelatihan, mulai dari pelatihan BCLS 7 orang (41,6%), BLS 1
orang (10%), PPGD 9 orang (60%).
Dari hasil tabel diatas didapatkan kesimpulan tenaga non keperwatan yaitu ceaning servis
dan helper 5 orang (100%).
19
4. Infeksi Saluran Nafas bagian atas akut lainnya 112
5. Diare & gastroenteritis oleh penyebab infeksi tertentu (kolitis 448
infeksi)
6. Infark serebral 332
7. Fraktur tulang gerak lainnya 220
8. Gagal ginjal lainnya 220
9. Pneumonia 246
10. Gangguan hantaran dan aritma jantung 22
Total 2322
Kesimpulan jumlah tenaga perawat ruang muria kudus sudah mencukupi sesuai dengan
perhitungan kebutuan tenaga kerja menurut Depkes RI dan Douglas dengan kualifikasi S1
Keperawatan jumlah 4 orang, D3 sebanyak 14 orang, dan sebagian besar tenaga perawat sudah
banyak yang mengikuti pelatihan. Dalam kuantitas pemakaian tempat tidur yang tersedia di
ruangan sudah ideal dengan nilai rata-rata 86,07%.
20
1) Lokasi Ruangan
Lokasi penerapan proses praktika yang di gunakan dalam kegiatan profesi menejemen
keperawatan mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Majapahit Mojokerto di
ruang Muria Kudus RSI Sakinah Kabupaten Mojokerto yang terletak dengan uraian
sebagai berikut :
Sebelah utara = Masjid
Sebelah Selatan = Ruang VVIP/ AL-MUAWWANAH
Sebelah Timur = Koperasi/ Kantin
Sebelah Barat = Ruang Gunung Jati
c. Data tempat tidur pasien
Berdasarakan hasil pengkajian, didapatkan gambaran kapasitas tempat tidur muria kudus
adalah 36 tempat tidur dengan rincian sebagai berikut :
1) Gambaran umum jumlah tempat tidur di ruang muria kudus, jumlah bed asli ruang muria
kudus adalah 36 dan saat pengkajian ada 36 bed.
Kelas III:
M1 : 2 Bed Dalam Satu Ruangan Rawat Inap.
M2 : 2 Bed Dalam Satu Ruangan Rawat Inap.
M3 : 2 Bed Dalam Satu Ruangan Rawat Inap.
M5 : 2 Bed Dalam Satu Ruangan Rawat Inap.
M6 : 2 Bed Dalam Satu Ruangan Rawat Inap.
M7 : 2 Bed Dalam Satu Ruangan Rawat Inap.
M8 : 2 Bed Dalam Satu Ruangan Rawat Inap.
M9 : 2 Bed Dalam Satu Ruangan Rawat Inap.
K11 : 2 Bed Dalam Satu Ruangan Rawat Inap.
K12 : 2 Bed Dalam Satu Ruangan Rawat Inap.
K13 : 2 Bed Dalam Satu Ruangan Rawat Inap.
K14 : 2 Bed Dalam Satu Ruangan Rawat Inap.
K15 : 2 Bed Dalam Satu Ruangan Rawat Inap.
K16 : 2 Bed Dalam Satu Ruangan Rawat Inap.
K17 : 2 Bed Dalam Satu Ruangan Rawat Inap.
K18 : 2 Bed Dalam Satu Ruangan Rawat Inap.
K19 : 2 Bed Dalam Satu Ruangan Rawat Inap.
K20 : 2 Bed Dalam Satu Ruangan Rawat Inap.
21
Total jumlah bed di dalam ruangan rawat inap Muria Kudus adalah 36 bed.
d. Fasilitas Perawat atau Petugas Ruangan
Berdasarkan pengkajian di ruang Muria Kudus di lengkapi fasilitas sebagai berikut :
1) Ruang kepala ruangan berbeda dengan ruang pertemuan perawat , letak ruang kepala
ruangan berada di di samping ruang perawat.
2) Ruang kamar mandi / WC khusus pearawat ada 1
3) Ruang staff dokter jadi satu dengan nurse sation
4) Nurse station letaknya berada di tengah, nurse station menjadi satu antara rawat inap
anak dan dewasa
5) Gudang berada di samping muria 9 tepatnya di urutan ke 10 dari ruang sunan muria.
6) Ruang kantor perawat menjadi satu dengan nurse station
7) Ruang linen berada di samping gudang
8) Spolhoock berada di pojok samping kamar mandi perawat ruang rawat inap anak.
Jumlah
No Nama Barang Kondisi Ideal Usulan
Total
1. AC Kamar 18 Baik 1/ruangan -
2. Almari kayu 14 Baik -
3. AL-Quran 3 Baik 1/ruangan -
4. Bak Kamar mandi 18 Baik 1/ruangan -
5. Bantal 38 Baik 2/ruangan -
6. Bed Pasien 38 Baik 2/ruangan -
7. Ember seka Pasien 25 Baik 1/ruangan -
8. Gayung 18 Baik 1/ruangan -
9. Gorden 18 Baik 1/ruangan -
10 Jam Dinding 18 Baik 1/ruangan -
11. Kaca Kamar Mandi 18 Baik 1/ruangan -
12 Kalender 10 Baik 1/ruangan -
13. Kursi tunggu luar 18 Baik 1/ruangan -
14. Kursi tunggu dalam 18 Baik 1/ruangan -
15. Manometer sentral 18 Baik 2/ruangan -
16. Remot ac 18 Baik 1/ruangan -
17. Remot tv 10 Baik 1/ruangan -
18. Standart infus 18 Baik 2/ruangan -
19. Televisi 18 Baik 1/ruangan -
20. Tempat sampah 18 Baik 1/ruangan -
21. Tempat sandal 16 Baik 1/ruangan -
22. Urinial 15 Baik 2/ruangan -
22
23. Jam dinding 18 Baik 1/ruangan -
.
23
Keadaan
No Nama Barang Jumlah
Baik Rusak
31 Korentang 2 Baik -
32 Shyring pump 1 Baik -
33 Sterilisator 1 Baik -
34 Nasal chateter 0 Baik -
Kondisi peralatan pada saat ini baik dan dapat digunakan. Penyimpanan sebagian alat,
sudah tertata dengan rapi, dan dapat digunakan. Jika ada kerusakan alat atau kebutuhaan
alat (tensimeter, syring pump dll) pihak ruangan mengajukan kebutuhan alat pada Rumah
Sakit. Ruangan menggunakan buku dokumentasi penggunaan alat medis dan non medis
jika terdapat alat yang rusak maka mengajukan untuk kalibrasi kepihak rumah sakit.
f. Administrasi Penunjang RS
1. Buku laporan harian/timbang terima
2. Buku obs ttv
3. Buku Laborat
4. Buku Tranfusi
5. Buku medikasi/injeksi
6. Buku harian morning report
7. Buku visite non IPD
8. Buku perlengkapan KRS(surat istirahat dan di rawat
9. Buku PKRS
10. Buku bon tabung laborat
11. Buku setor status teratai
12. Buku KTD (Kejadian Tidak Diinginkan)
13. Buku catatan evaluasi sterilisasi
14. Buku GDA teratai atas
15. Buku cuti
16. Buku kematian
17. Buku perbaikan IPS
18. Buku CSSD
19. Buku serah terima KRS
20. Buku VCT (Pasien HIV)
24
21. Buku px APS
22. Buku daftar pasien teratai
23. Buku suspek TB
24. Buku daftar pasien beresiko
25. Buku sensus
2.16 Pengkajian M3 (Method)
Merupakan suatu kerangka kerja yang mendefinisikan 4 unsur, yakni standar, proses
keperawatan, pendidikan keperawatan, dan system MAKP. Definisi tersebut berdasarkan
prinsip-prinsip nilai yang diyakini dan menentukan kualitas produksi / jasa layanan
keperawatan.
Data yang diperoleh dari pengkajian tentang mekanisme pelaksanaan model asuhan
keperawatan didapatkan bahwa komunikasi antara profesi terlaksana cukup baik,
sedangkan rencana asuhan keperawatan antar shift berkelanjutan. Adanya komunikasi
yang baik antaraanggota tim dengan Katim. Perawat mengatakan mengerti wawancara
dengan perawat mengerti dengan model MAKP Tim yang digunakan di ruangan, perawat
juga mengatakan sesuai dengan model MAKP Tim yang digunakan di ruangan karena
pekerjaan yang sesuai dengan baik sesuai dengan peran perawat, perawat juga mengatakan
tidak terbebani dengan model MAKP Tim yang digunakan di ruangan karena perawat yang
dijadikan sampel mengerti dengan model MAKP Tim yang digunakan dan sudah
mempunyai standar asuhan keperawatan dan mempunyai protap/SOP setiap tindakan.
Kesimpulan dari hasil pengkajian adalah di Ruang Muria kudus menggunakan MAKP
model tim. Secara keseluruhan pelaksanaan model asuhan keperawatan di Muria kudus
sudah berjalan cukup baik karena terjalin komunikasi yang baik antar perawat dan rencana
asuhan antar shift berkelanjutan.
25
c) Distribusi frekuensi sumber pendapatan Rumah Sakit Islam Sakinah Mojokerto
bulan September 2017
No. Shift Jumlah Prosentase
1 Pasien Umum 125 15%
2 BPJS 1092 85%
Total 1217 100%
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pendapatan Rumah Sakit Sakinah terbanyak
adalah dari asuransi BPJS sebanyak 1092 orang.
d) Hasil Analisis
Sumber keuangan RSI sakinah berasal dari 2 sumber yaitu berasal dari asuransi
kesehatan yang diikuti pasien serta pasien mandiri (umum).
Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan, diruang muria kudus meskipun
pendapatan lebih banyak dari asuransi BPJS tidak ada kerugian bagii rumah sakit dan
kerjasamanya semakin meningkat, sumber daya manusia bagian keuangan atau
administrasi berjumlah 1 orang. Sistem informasi keuangan diruang muria kudus
menggunakan komputerisasi billing, untuk cara pembayaran pasien pulang langsung
dilakukan dikasir pembayaran rawat inap, sedangkan untuk target pendapatan
keuangan di ruang muria kudus tidak ada. Berdasarkan analisis kami pasien yang
menggunakan umum sebanyak 15%, BPJS 85%
26
2. Adapun beberapa indikator sistem pemasaran di rumah sakit Sakinah Mojokerto
adalah sebagai berikut:
3. SDM Marketing
Dari hasil wawancara adapun sumberdaya manusia yang terdapat pada marketing
RSI Sakinah Mojokerto terdiri dari 4 orang yaitu 1 orang dokter (jenjang S1
kedokteran) dan 3 orang akuntansi ( jenjang S1 akuntansi) yang paling bekerja
sama untuk memasarkan jasa RSI Sakinah permasaran ini juga bekerja sama
dengan SDM keperawatan dan kedokteran lain jika memang dibutuhkan (pada
event tertentu)
4. Sistem promosi
Sistem promosi yang digunakan oleh rumah sakit sakinah mojokerto adalah
melalui sosial media baik berupa web, fb maupun sosial media lainnya. Tim
marketing juga membuat papan reklame berupa baleho, banner, poster, leflet dan
media cetak lainnya seperti koran
5. Indikator peningkatan mutu pelayanan
Indikator peningkatan mutu dan pelayan rumah sakit sakinah mojokerto adalah
dilihat dari:
a. Ketepatan indifikasi pasien
b. Peningkatan komunikasi efektif
c. Peningkatan keamanan (obat yang perlu di waspadai)
d. Kepastian (tepat lokasi,tepat prosedur,tepat pasien operasi)
e. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
27
f. Pengurangan resiko pasien jatuh
28
2.19 Analisis SWOT Sumber Daya Manusia (Man)
Uraian Bobot Rating Bobot x Rating
Strenght
1. Sudah memiki struktur organisasi 0,1 2 0,2
ruangan
2. 2 orang CI di ruangan yang 0,1 2 0,2
membimbing mahasiswa.
3. 100% Perawat pernah mengikuti 0,1 4 0,4
pelatihan dan seminar BCLS dan
PPGD dari 16 tenaga perawat
4. Adanya mahasiswa S1 0,2 2 0,4
keperawatan. 0,1 2 0,2
5. Jumlah tenaga keperawatan sudah
mencukupi yaitu berjumlah 24 0,2 3 0,6
orang.
6. 14,7% Tenaga perawatan S1 0,1 3 0,3
Keperawatan
7. Penghitungan BOR (bed
oopprtunity range) sudah ideal 0,1 4 0,4
dengan nilai rata-rata 826,07%
8. Jumlah kebutuhan tenaga perawat
di ruang muria kudus sudah
mencukupi sesuai dengan
penghitungan kebutuhan tenaga
menurut Depkes RI dan Douglas
Total 1 2,7
Total 1 2
29
S-W = 2,7-2 = 0,7
30
Total 1 2,3
31