2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats) telah
menjadi salah satu alat yang berguna dalam dunia industri. Namun demikian tidak
menutup kemungkinan untuk digunakan sebagai aplikasi alat bantu pembuatan
keputusan dalam pengenalan program-program baru di lembaga pendidikan.
Proses penggunaan manajemen analisis SWOT menghendaki adanya suatu survei
internal tentang strengths (kekuatan) dan weaknesses (kelemahan) program, serta
survei eksternal atas opportunities (ancaman) dan threats (peluang/kesempatan).
Pengujian eksternal dan internal yang terstruktur adalah sesuatu yang unik dalam
dunia perencanaan dan pengembangan kurikulum lembaga pendidikan.
Lingkungan eksternal mempunyai dampak yang sangat berarti pada sebuah
lembaga pendidikan. Selama dekade terakhir abad ke dua puluh, lembagalembaga ekonomi, masyarakat, struktur politik, dan bahkan gaya hidup
perorangan dihadapkan pada perubahan-perubahan baru. Strategi-strategi baru
yang inovatif harus dikembangkan untuk memastikan bahwa lembaga pendidikan
akan melaksanakan tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
mendatang khususnya pada abad 21 dan setelahnya.
Di dalam makalah ini akan dikupas beberapa hal mengenai SWOT antara
lain: pengertian SWOT, faktor-faktor SWOT, kegunaan SWOT, hubungan SWOT,
dan contoh aplikasi SWOT.
B.
Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
Bagaimana
hubungan
antara Strengths,
Weaknesses,
C.
Tujuan Penulisan
1.
2.
3.
4.
Mampu
menjelaskan
hubungan
antara Strengths,
Weaknesses,
BAB II
PEMBAHASAN
A.
kekuatan
(strengths),
kelemahan
(weaknesses),
peluang
(opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi
bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths,
weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini melibatkan penentuan tujuan
yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor
internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan
tersebut.
Menurut Daniel Start dan Ingie Hovland dalamhttp://subliyanto.wordpress.
com/2012/12/13/analisis-swot/, analisis SWOT adalah instrumen perencanaaan
strategis yang klasik dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan
kelemahan serta kesempatan ekternal dan ancaman. Instrumen ini memberikan
cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah
strategi. Instrumen ini menolong para perencana apa yang bisa dicapai, dan halhal apa saja yang perlu diperhatikan oleh mereka.
Metode SWOT pertama kali digunakan oleh Albert Humphrey yang
melakukan penelitian di Stamford University pada tahun 1960-1970 dengan
analisa perusahaan yang bersumber dalam Fortune500. Meskipun demikian, jika
ditarik lebih ke belakang analisa ini telah ada sejak tahun 1920-an sebagai bagian
dari Harvard Policy Model yang dikembangkan di Harvard Business School.
Namun, pada saat pertama kali digunakan terdapat beberapa kelemahan utama di
antaranya analisa yang dibuat masih bersifat deskriptif serta belum bahkan tidak
menghubungkan dengan strategi-strategi yang mungkin bisa dikembangkan dari
analisis kekuatan-kelemahan yang telah dilakukan.
Hasil analisis biasanya adalah arahan/rekomendasi untuk mempertahankan
kekuatan dan menambah keuntungan dari peluang yang ada, sambil mengurangi
kekurangan dan menghindari ancaman. Jika digunakan dengan benar, analisis
SWOT akan membantu kita untuk melihat sisi-sisi yang terlupakan atau tidak
terlihat selama ini.
Analisis ini bersifat deskriptif dan terkadang akan sangat subjektif, karena
bisa jadi dua orang yang menganalisis sebuah organisasi akan memandang
berbeda keempat bagian tersebut. Hal ini wajar terjadi, karena analisis SWOT
adalah sebuah analisis yang akan memberikan output berupa arahan dan tidak
memberikan solusi ajaib dalam sebuah permasalahan.
Analisa SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah
berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya
dalam gambar matrik SWOT, di mana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan
(strengths)
mampu
mengambil
keuntungan
(advantage)
dari
peluang
1.
Strengths (kekuatan)
Faktor-faktor kekuatan dalam lembaga pendidikan adalah kompetensi
khusus atau keunggulan-keunggulan lain yang berakibat pada nilai plus atau
keunggulan komparatif lembaga pendidikan tersebut. Hal ini bisa dilihat jika
sebuah lembaga pendidikan harus memiliki skill atau keterampilan yang bisa
disalurkan bagi perserta didik, lulusan terbaik atau hasil andalan, maupun
kelebihan-kelebihan lain yang dapat membuat sekolah tersebut unggul dari
pesaing-pesaingnya serta dapat memuaskan steakholders maupun pelanggan
(peserta didik, orang tua, masyarakat dan bangsa).
Sebagai contoh dari bidang keunggulan, antara lain kekuatan pada sumber
keuangan, citra yang positif, keunggulan kedudukan di masyrakat, loyalitas
pengguna dan kepercayaan berbagai pihak yang berkepentingan. Sedangkan
keunggulan lembaga pendidikan di era otonomi pendidikan atara lain yaitu
sumber daya manusia yang secara kuantitatif besar, hanya saja perlu pembenahan
dari kualitas. Selain itu antusiasme pelaksanaan pendidikan yang sangat tinggi,
didukung dengan sarana prasarana pendidikan yang cukup memadai. Hal lain dari
faktor keunggulan lembaga pendidikan adalah kebutuhan masyarakat terhadap
yang bersifat transendental sangat tinggi, dan itu sangat mungkin diharapkan dari
proses pendidikan lembaga pendidikan yang agamis.
Bagi sebuah lembaga pendidikan untuk mengenali kekuatan dasar lembaga
tersebut sebagai langkah awal atau tonggak menuju pendidikan yang berbasis
kualitas tinggi merupakan hal yang sangat penting. Mengenali kekuatan dan terus
melakukan refleksi adalah sebuah langkah besar untuk menuju kemajuan bagi
lembaga pendidikan.
2.
Weakness (kelemahan)
Kelemahan adalah hal yang wajar dalam segala sesuatu tetapi yang
Opportunities (peluang)
Peluang adalah suatu kondisi lingkungan eksternal yang menguntungkan
b.
c.
d.
lain yaitu:
a.
Di era yang sedang krisis moral dan krisis kejujuran seperti ini diperlukan
peran serta pendidikan agama yang lebih dominan.
b.
Pada kehidupan masyarakat kota dan modern yang cenderung konsumtif dan
hedonis, membutuhkan petunjuk jiwa, sehingga kajian-kajian agama
berdimensi sufistik kian menjamur. Ini menjadi salah satu peluang bagi
pengembangan lembaga pendidikan ke depan.
c.
4.
Threats (ancaman)
Ancaman merupakan kebalikan dari sebuah peluang, ancaman meliputi
C.
2.
3.
4.
5.
6.
D.
Analisis SWOT
Sebuah lembaga pendidikan akan mampu mencapai tujuan yang telah
ditetapkan ketika kekuatan lembaga pendidikan melebihi kelemahan yang
dimiliki. Oleh karena itu lembaga pendidikan harus mampu memperdayakan
potensi yag dimiliki secara maksimal, mengurangi resiko yang terjadi. Jadi,
tercapai atau tidaknya tujuan lembaga pendidikan yang telah ditetapkan
merupakan tanggung jawab lingkungan manajemen lembaga pendidikan. Jika
analisis SWOT dilakukan dengan tepat, maka upaya untuk memilih dan
menentukan strategi yang efektif akan membuahkan hasil yang diinginkan.
Analisis SWOT dalam program sekolah dapat dilakukan dengan melakukan
matrik SWOT, matrik ini terdiri dari sel-sel daftar kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman dalam penyelenggaraan program sekolah, untuk memperoleh mutu
sekolah dapat dilakukan strategi SO (menggunakan kekuatan dan memanfaatkan
peluang), strategi WO (memperbaiki kelemahan dan mengambil manfaat dari
peluang), strategi ST (menggunakan kekuatan dan menghindari ancaman), strategi
WT (mengatasi kelemahan dan menghindari ancaman).
Menurut
Afhie,
2012
dalam http://afhie-cirebon.blogspot.com/2012/
12/penerapan-analisis-swot-pada-lembaga.html hubungan
antara Strength,
S (KEKUATAN)
W (KELEMAHAN)
Sebuah lembaga pendidikan harusPeluang digunakan untuk menekan
dapat menggunakan kekuatan untukberbagai macam kelemahan-kelamahan
memanfaatkan
peluang
danyang
kelemahan
lain
dengan
menghindari ancaman.
tersebut
harus
bisa
hubungan
antara Strength,
Weaknesses,
internal yang dilakukan di suatu institusi (strenghth dan weakness) dengan analisis
internal dari kompetitor lain. Sebagaimana kekuatan, peluang juga harus
diranking berdasarkan success probbility, sehingga tidak semua peluang harus
dicapai dalam target dan strategi institusi.
Peluang dapat dikategorikan dalam tiga tingkatan yaitu:
a. Low, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang kecil dan peluang
pencapaiannya juga kecil.
b. Moderate, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang besar namun
peluang pencapaian kecil atau sebaliknya.
c. Best, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang tinggi serta peluang
tercapaianya besar.
Sedangkan,
ancaman
adalah
segala
sesuatu
yang
terjadi
akibat
trend perkembangan (persaingan) dan tidak bisa dihindari. Ancaman juga bisa
dilihat dari tingkat keparahan pengaruhnya (seriousness) dan kemungkinan
terjadinya
a. Suatu institusi dikatakan unggul jika memiliki major opportunity yang besar
dan major threats yang kecil.
b. Suatu
institusi
dikatakan
spekulatif
jika
memiliki high
ditemukan faktor apa saja yang berpengaruh, baik faktor internal maupun
eksternal dalam fungsi tersebut dan kemudian masukkan ke dalam tabel analisis
SWOT. Oleh karena sekolah memiliki lebih dari satu sasaran, maka setiap sasaran
yang telah ditentukan harus dianalisis melalui analisis SWOT.
Berikut dijelaskan Analisis SWOT di SMK Swasta Putra Anda Binjai yang terdiri
dari Fungsi Proses Belajar Mengajar (PBM), Fungsi Pendukung PBMKetenagaan, Fungsi Pendukung PBM-Sarana Belajar, Faktor Ketenagaan.
dan Kondisi
Faktornya
Kesiapan
(Kondisi Ideal)
Tingkat
Kondisi Nyata
Kesiapan
Faktor
Siap
Tidak
belajar
Tinggi
Cukup tinggi
siswa
b. Perilaku siswa
dalam kelas
Tinggi
c. Motivasi guru
Tinggi
Cukup tinggi
Kurang mampu
d. Pemberdayaan
siswa
Guru mampu
mmemberdayakan
siswa
Tidak banyak variasi
e. Keragaman model
Bervariasi
pembelajaran
mengajar
100 %
f. Perangkat
pembelajaran
kurikulum
perangkat
2013
pembelajaran
kurikulum 2013
g. Penggunaan waktu
Tidak efektif
Efektif
belajar
2.Faktor eksternal
Cukup tinggi
a. Kesiapan
siswa
Tinggi
menerima
pelajaran
b. Dukungan
Tinggi
orangtua
c. Lingkungan
Kondusif
Kondusif
sosial sekolah
d. Lingkungan fisik
Tinggi
sekolah
B. Fungsi Pendukung PBM-Ketenagaan
1. Faktor Internal
a. Jumlah guru
Cukup
b. Kualifikasi
Semua
Cukup
100% sesuai
80% sesuai
Rata-rata 24 JP
Rata-rata 24 JP
Rata-rata
minimal S-1
dengan
mata
pelajaran
yang
diampu
guru
d. Beban mengajar
guru
2. Faktor eksternal
a. Pengalaman
5 tahun ke
mengajar guru
atas
100%
b. Kesiapan
80%
mengajar guru
Tersedia
c. Fasilitas
Kurang lengkap
pengembangan
C.
.
diri
Fungsi Pendukung PBM- Sarana Belajar
Faktor internal
a. Buku
setiap
mata pelajaran
b. Jumlah
buku
Cukup
Kurang lengkap
Kurang
penunjang
c. Jumlah
lemari
dan
buku
rak
perpustakaan
d. Kebersihan dan
kerapihan ruang
perpustakaan
e. Pengelola
perpustakaan
Kurang mampu
f. Dana
Tersedia
pengembangan
perpustakaan
g. Laboratorium
mesin,
h. Pengelola
Laboratorium
ketua
jurusan
masing-masing)
Mendukung
2.
Faktor eksternal
Kurang mendukung
a. Dukungan
orangtua dalam
Ada kerjasama
melengkapi
perpustakaan
Tidak ada
b. Kerjasama
dengan
perpustakaan
lain
Tinggi
tingkat
yang kesesuaiannya
lengkap
Rendah
c. Kesesuaian
kesesuaiannya
tingkat
buku penunjang
dengan potensi
daerah
dan
perkembangan
iptek
1.
Kekuatan (strengths)
Hal ini bisa dilihat jika sebuah lembaga pendidikan harus
memiliki skill atau keterampilan yang bisa disalurkan bagi perserta didik, lulusan
terbaik atau hasil andalan, maupun kelebihan-kelebihan lain yang dapat membuat
sekolah
tersebut
unggul
dari
pesaing-pesaingnya
serta
dapat
2.
Kelemahan (weaknesses)
Kelemahan ini dapat berupa kelemahan dalam sarana dan prasarana,
keterlambatan
pembayaran
Peluang (opportunities)
Peluang adalah suatu kondisi lingkungan eksternal yang menguntungkan
Ancaman (threats)
Ancaman merupakan kebalikan dari sebuah peluang, ancaman meliputi
a. Sekolah dengan jumlah siswa terbanyak mencapai 2500 siswa, hal ini
merupakan ancaman karena apakah sekolah hanya mementingan kuantitas
daripada kualitas.
b. Setiap jurusan memiliki kelas kelas besar dengan jumlah siswa yang
banyak, hal ini memungkinkan ketidakmampuan wali kelas dalam
mengontrol siswa siswanya .
c. Banyaknya siswa siswi yang DO atau status tidak jelas diakibatkan
ketidaktahuan wali kelas penyebab seringnya siswa cabut/bolos dari kelas
disebabkan 50 % peserta didik yang masuk SMK Swasta Putra Anda
Binjai berdomisili sangat jauh dari sekolah sehingga sebagian dari mereka
banyak yang kos atau tinggal jauh dari orang tua.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
2.
3.
posisi
dan mengetahui
sebuah
kemampuan
lembaga
sebuah
diantara
lembaga-lembaga
perusahaan
dalam
lain,
menjalankan
5.
B.
Saran
1. Guru perlu memahami analisis SWOT secara mendalam agar nantinya dapat
melakukan analisis SWOT sebagai bentuk dukungan/partisipasi terhadap
program manajemen berbasis sekolah.
2. Guru harus memperhatikan faktor-faktor dalam analisis SWOT agar dapat
memformulasikan analisis SWOT dengan baik dan mencapai sasaran/tujuan
yang diharapkan.
3. Guru harus dapat memfungsikan analisis SWOT sesuai kegunaannya dengan
tepat.
4. Guru harus dapat memahami hubungan dari faktor-faktor SWOT (kekuatan,
kelemahan, peluang, ancaman) agar dapat memanfaatkan faktor-faktor
kekuatan dan peluang untuk mengatasi kelemahan dan menghindari ancaman.
5. Guru harus dapat memahami contoh aplikasi SWOT agar di kemudian hari
dapat mengaplikasikan SWOT dalam program manajemen berbasis sekolah.