Anda di halaman 1dari 12

Standar Asuhan Keperawatan Pada Tindakan Kolonoskopi/

EsofagoGastroDuodenoscopy (EGD)

Asuhan Keperawatan pasien yang akan dilakukan tindakan diagnostik endoskopi.


Pengertian

Pre Endoskopi :
1. Ansietas
Subjektif
1.1 merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi
1.2 merasa binggung
1.3 sulit berkonsentrasi
1.4 mengeluh pusing
1.5 anoreksia
1.6 palpitasi
1.7 merasa tidak berdaya

Objektif
1.1 muka tampak pucat
1.2 tampak gelisah
1.3 tampak tegang
1.4 sulit tidur
1.5 frekuensi nafas meningkat
1.6 frekuensi nadi meningkat
1.7 tekanan darah meningkat
1.8 tremor
Asesmen 1.9 suara bergetar
Keperawatan 1.10 kontak mata buruk
1.11 sering berkemih
1.12 berorientasi pada masa lalu

2 Resiko Hipovolemi
Faktor resiko :
2.1 Kehilangan cairan secara aktif
2.2 Gangguan absorbsi cairan
2.3 Usia lanjut
2.4 Kelebihan berat bedan
2.5 Status hioermetabolik
2.6 Kegagalan mekanisme regulasi
2.7 evaporasi
2.8 Kekurangan intake cairan
2.9 Efek agen farmakologis
2.10 Kolitif ulseratif
2.11 Trauma atau perdarahan
2.12 Muntah
2.13 Diare

Intra Endoskopi :
3 Nyeri Akut
Subjektif :
3.1 Mengeluh nyeri

Objektif :
3.1 tampak meringis
3.2 bersikap protektif ( mis. Waspada, posisi menghindari nyeri)
3.3 gelisah
3.4 frekuensi nadi meningkat
3.5 tekanan darah meningkat
3.6 sulit tidur
3.7 pola nafas berubah
3.8 nafsu makan berubah
3.9 proses berpikir terganggu
3.10 menarik diri
3.11 berfokus pada diri sendiri
3.12 diaforesis

4 Resiko Tinggi Perdarahan


Faktor resiko :
4.1 Aneurisma
4.2 Gangguan gastrointestinal
4.3 Gangguan fungsi hati
4.4 Gangguan koagulasi
4.5 Efek agen farmakologis
4.6 Tindakan pembedahan
4.7 Trauma
4.8 Kurang terpapar informasi tentang pencegahan perdarahan
4.9 Proses keganasan

Post Endoskopi
5 Hipovolemi
Subjektif
5.1 Merasa lemah
5.2 Mengeluh haus

Objektif :
5.1 frekuensi nadi meningkat
5.2 nadi terasa lemah
5.3 tekanan darah menurun
5.4 Tekanan nadi menyempit
5.5 turgor kulit menurun
5.6 membran mukosa kering
5.7 volume urin menurun
5.8 hematokrit urin meningkat
5.9 pengisian vena menurun
5.10 konsentrasi urin meningkat

6 Disfungsi Motilitas gastrointestinal


subjektif :
6.1 mengungkapkan flatus tidak ada
6.2 Nyeri/ kram abdomen
6.3 Merasa Mual
Objektif
6.1 suara peristaltik berubah (tidak ada, hipoaktif, atau hiperaktif)
6.2 residu lambung meningkat/ menurun
6.3 regurgitasi
6.4 pengosongan lambung cepat
6.5 distensi abdomen
6.6 diare

1. Ansietas
2. Nyeri akut
3. Hipovolemi
Diagnosa 4. Disfungsi motilitas gastrointestinal
keperawatan 5. Resiko
6. Resiko tinggi perdarahan
1. Ansietas

1.1 Tingkat kecemasan

Defenisi : Keparahan dari tanda-tanda ketakutan, ketegangan, atau kegelisahan


yang berasal dari sumber yang tidak dapat diidentifikasi

No Indikator Berat Cukup Sedang Ringan Tidak Ada


. Berat
1 Rasa cemas 1 2 3 4 5
yang
disampaikan
secara lisan
2 Wajah 1 2 3 4 5
Tegang
3 Peningkatan 1 2 3 4 5
frekuensi
nadi
4 Peningkatan 1 2 3 4 5
frekuensi
pernafasan
5 Peningkatan 1 2 3 4 5
tekanan
darah
6 Meremas – 1 2 3 4 5
Kriteria remas tangan
Evaluasi/Nursing 7 Perasaan 1 2 3 4 5
Outcome gelisah
8 Berkeringat 1 2 3 4 5
Dingin

2. Nyeri akut

2.1 kontrol nyeri

Defenisi : Tindakan pribadi untuk mengorntrol nyeri

No Indikator Tidak Jarang Kadang- Sering Secara


. pernah ditunjukk kadang menunjuk konsisten
menunjuk an menunjuk kan menunjukkan
kan kan
1 Mengenali 1 2 3 4 5
kapan
terjadi nyeri
2 Menggamba 1 2 3 4 5
rkan faktor
penyebab
3 Menggunak 1 2 3 4 5
an tindakan
pencegahan
4 Menggunak 1 2 3 4 5
an tindakan
penguranga
n nyeri
tanpa
analgesik
5 Menggunak 1 2 3 4 5
an analgesik
yang
direkomend
asikan
6 Melaporkan 1 2 3 4 5
perubahan
terhadap
gejala nyeri
pada
profesional
kesehatan
7 Mengenali 1 2 3 4 5
apa yang
terkait
dengan
gejala nyeri
8 Melaporkan 1 2 3 4 5
nyeri yang
terkontrol

2.2 tingkat nyeri

Defenisi : Keparahan dari nyeri yang diamati atau dilaporkan

No. Indikator Berat Cukup Sedang Ringan Tidak ada


berat
1 Nyeri yang 1 2 3 4 5
dilaporkan
2 Panjangnya 1 2 3 4 5
episode nyeri
3 Menggosok 1 2 3 4 5
area yang
terkena
dampak
4 Mengerang 1 2 3 4 5
dan menangis
5 Ekspresi nyeri 1 2 3 4 5
wajah
7 Mengerinyit 1 2 3 4 5
8 Mengeluarkan 1 2 3 4 5
keringat
9 Berkeringat 1 2 3 4 5
berlebihan
10 Ketegangan 1 2 3 4 5
otot
11 Mual 1 2 3 4 5

3. Hipovolemi

3.1 keseimbangan cairan

Defenisi : Keseimbangan cairan di dalam ruang intraseluler dan ekstraseluler tubuh.

No Indikator Sangat Banyak Cukup Sedikit Tidak


. terganggu terganggu tergangg terganggu tergangg
u u
1 Tekanan 1 2 3 4 5
darah
2 Denyut nadi 1 2 3 4 5
radial
3 Turgor kulit 1 2 3 4 5
4 Kelembaba 1 2 3 4 5
n membran
mukosa
Berat Cukup Sedang Ringan Tidak
berat ada
5 Kehausan 1 2 3 4 5
6 Kram otot 1 2 3 4 5
7 Pusing 1 2 3 4 5

3.2 hidrasi

Defenisi : Ketersediaan air yang cukup dalam kompartemen intraseluler dan


ekstraseluler tubuh.

No. Indikator Sangat Banyak Cukup Sedikit Tidak


terganggu terganggu tergangg terganggu terganggu
u
1 Turgor kulit 1 2 3 4 5
2 Membran 1 2 3 4 5
mukosa
lembab
Berat Cukup Sedang Ringan Tidak ada
berat
3 Haus 1 2 3 4 5
4 Bola mata 1 2 3 4 5
cekung
5 Penurunan 1 2 3 4 5
tekanan
darah
6 Nadi cepat 1 2 3 4 5
dan lemah
7 Peningkatan 1 2 3 4 5
hematokrit
8 Diare 1 2 3 4 5
9 Peningkatan 1 2 3 4 5
suhu tubuh

4. Disfungsi motilitas gastrointestinal


4.1 Eliminasi Usus

Defenisi :

No Indikator Sangat Banyak Cukup Sedikit Tidak


. terganggu terganggu terganggu terganggu tergangg
u
1 Kontrol 1 2 3 4 5
gerakan
usus
2 Suara 1 2 3 4 5
bising usus
Berat Cukup Sedang Ringan Tidak
berat ada
3 Darah 1 2 3 4 5
dalam
feses
4 Konstipasi 1 2 3 4 5
5 Diare 1 2 3 4 5
4.2 Fungsi gastrointestinal

Defenisi :

No. Indikator Sangat Banyak Cukup Sedikit Tidak


terganggu terganggu terganggu tergangg terganggu
u
1 Bising usus 1 2 3 4 5
2 1 2 3 4 5
Berat Cukup Sedang Ringan Tidak ada
berat
3 Nyeri perut 1 2 3 4 5
4 Distensi 1 2 3 4 5
perut
5 Peningkata 1 2 3 4 5
n peristaltik
6 Mual 1 2 3 4 5
7 Muntah 1 2 3 4 5

5. Resiko hipovolemi hipovolemi

5.1 keseimbangan cairan

Defenisi : Keseimbangan cairan di dalam ruang intraseluler dan ekstraseluler tubuh.

No Indikator Sangat Banyak Cukup Sedikit Tidak


. tergang tergangg tergang tergang tergang
gu u gu gu gu
1 Tekanan 1 2 3 4 5
darah
2 Denyut nadi 1 2 3 4 5
radial
3 Turgor kulit 1 2 3 4 5
4 Kelembaba 1 2 3 4 5
n membran
mukosa
Berat Cukup Sedang Ringan Tidak
berat ada
5 Kehausan 1 2 3 4 5
6 Kram otot 1 2 3 4 5
7 Pusing 1 2 3 4 5

5.2 hidrasi

Defenisi : Ketersediaan air yang cukup dalam kompartemen intraseluler dan


ekstraseluler tubuh.

No. Indikator Sangat Banyak Cukup Sedikit Tidak


tergang tergang tergang tergang tergang
gu gu gu gu gu
1 Turgor kulit 1 2 3 4 5
2 Membran 1 2 3 4 5
mukosa
lembab
Berat Cukup Sedang Ringan Tidak
berat ada
5 Haus 1 2 3 4 5
7 Bola mata 1 2 3 4 5
cekung
8 Penurunan 1 2 3 4 5
tekanan
darah
9 Nadi cepat 1 2 3 4 5
dan lemah
10 Peningkatan 1 2 3 4 5
hematokrit
12 Diare 1 2 3 4 5
13 Peningkatan 1 2 3 4 5
suhu tubuh

6. Resiko perdarahan

6.1 keparahan kehilangan darah

Defenisi : Keparahan tanda dan gejala perdarahan internal atau eksternal

No. Indikator Berat Cukup Sedang Ringan Tidak ada


berat
1 Kehilangan 1 2 3 4 5
darah yang
terlihat
2 Distensi 1 2 3 4 5
abdomen
3 Penurunan 1 2 3 4 5
tekanan
darah sistol
4 Penurunan 1 2 3 4 5
tekanan
darah diastol
5 Peningkatan 1 2 3 4 5
denyut nadi
apikal
6 Kehilangan 1 2 3 4 5
panas tubuh
7 Kulit dan 1 2 3 4 5
membran
mukosa
pucat
8 Cemas 1 2 3 4 5

6.2 status sirkulasi

Defenisi : Aliran darah yang searah dan tidak terhambat dengan aliran yang tepat
melalui pembuluh darah besar sirkuit sistemik dan paru

No. Indikator Deviasi Deviasi Deviasi Deviasi Tidak ada


berat yang sedang ringan dari deviasi dari
dari cukup dari kisaran kisaran
kisaran besar dari kisaran normal normal
normal kisaran normal
normal
1 Tekanan 1 2 3 4 5
darah sistol
2 Tekanan 1 2 3 4 5
darah
diastol
3 Kekuatan 1 2 3 4 5
nadi karotis
4 Urin output 1 2 3 4 5
5 Capillary 1 2 3 4 5
refill
Berat Cukup Sedang Ringan Tidak ada
berat
6 Kelelahan 1 2 3 4 5
Wajah 1 2 3 4 5
pucat
7 Penurunan 1 2 3 4 5
suhu kulit
8 Pingsan 1 2 3 4 5

1 Ansietas
1.1 Tingkat kecemasan

Defenisi : Keparahan dari tanda-tanda ketakutan, ketegangan, atau kegelisahan


yang berasal dari sumber yang tidak dapat diidentifikasi

1.1.1 Pengurangan kecemasan


1.1.1.1 gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
1.1.1.2 jelaskan semua prosedur termasuk sensasi yang akan
dirasakan yang mungkin akan dialami pasien selama
prosedur
1.1.1.3 berikan informasi faktual terkait diagnosis, perawatan dan
prognosis
1.1.1.4 dengarkan klien
1.1.1.5 puji atau kuatkan perilaku yang baik secara tepat
1.1.1.6 identifikasi pada saat terjadi perubahan tingkat kecemasan
1.1.1.7 dukung penggunaan mekanisme koping yang sesuai
1.1.1.8 instruksikan klien untuk menggunakan teknik relaksasi
1.1.2 Peningkatan koping
1.1.2.1 berikan penilaian mengenai pemahaman pasien terhadap
proses penyakit
1.1.2.2 sediakan informasi aktual mengenai diagnosis,
penanganan , dan prognosis
Intervensi 1.1.2.3 dukung keterlibatan keluarga dengan cara yang tepat
Keperawatan 1.1.2.4 intruksikan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi
sesuai dengan kebutuhan
1.1.2.5 dukung penggunaan mekanisme defensif yang tepat
1.1.3 Terapi relaksasi
1.1.3.1 ciptakan lingkungan yang tenang
1.1.3.2 dorong klien untuk mengambil posisi yang nyaman
1.1.3.3 gunakan suara yang lembut dengan irama yang lambat
untuk setiap kata
1.1.3.4 dapatkan perilaku yang menunjukkan terjadinya relaksasi,
minsalnya bernafas dalam, pernafasan perut atau
bayangan yang menenangkan
1.1.3.5 evaluasi dan dokumentasikan respon terhadap terapi
relaksasi
2 Nyeri akut
2.1 kontrol nyeri
defenisi : defenisi : Pengurangan atau reduksi nyeri sampai pada tingkat
kenyamanan yang dapat diterima oleh pasien
2.1.1 manajemen nyeri.

2.1.1.1 lakukan pengkajian nyeri komprehensif meliputi lokasi,


karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau
beratnya nyeri dan faktor pencetus
2.1.1.2 observasi adanya petunjuk non verbal mengenai
ketidaknyamanan terutama pada mereka yang tidak dapat
berkomunikasi secara efektif
2.1.1.3 gunakan strategi kmomunikasi teraupetik untuk
mengetahui pengalaman nyeri
2.1.1.4 gali pengetahuan dan kepercayaan pasien mengenai nyeri
2.1.1.5 Dorong pasien untuk monitor nyeri dan menangani
nyerinya dengan tepat
2.1.2 manajemen sedasi

defenisi : Penggunaan agen farmakologi untuk mengurangi atau


menghilangkan nyeri.

2.1.2.1 tanyakan klien atau keluarga mengenai penagalaman


pembiusan parsial sebelumnya
2.1.2.2 periksa alergi terhadap obat
2.1.2.3 pertimbangkan intake cairan dan intake terakhir makan
2.1.2.4 review obat – obat lain yang dikonsumsi klien dan perifikasi
ada tidaknya kontra indikasi terhadap pembiusan
2.1.2.5 dapatkan persetujuan tertulis
2.1.2.6 evaluasi tingkat kesadaran klien dan refleks protektif
sebelum pembiusan
2.1.2.7 dapatkan data TTV, saturasi O2, EKG, tinggi dan BB
2.1.2.8 inisiasi pemasangan infus
2.1.2.9 dokumentasikan tindakan dan respon klien sesuai
prosedur

2.2 tingkat nyeri


2.2.1 Monitor tanda – tanda vital
2.2.1.1 monitor tekanan darah, nadi, suhu dan status pernafasan
dengan tepat
2.2.1.2 monitor tekanan darah, denyut nadi, dan pernapasan
sebelum, selama dan setelah tindakan
2.2.1.3 monitor irama dan tekanan jantung

3 Hipovolemi
3.1 keseimbangan cairan

Defenisi : Meningkatkan keseimbangan cairan dan pencegahan komplikasi


yang dihasilkan dari tingkat cairan tidak normal atau tidak diinginkan

3.1.1 manajemen hipovolemi


3.1.1.1 monitor status hemodinamik, meliputi nadi dan tekanan
darah
3.1.1.2 monitor adanya tanda – tanda dehidrasi ( misalnya : turgor
kulit buruk, capillary refill terlambat, nadi lemah, sangat
haus, membran mukosa kering )
3.1.1.3 monitor adanya sumber – sumber kehilangan cairan
( perdarahan, muntah, diare )
3.1.1.4 Monitor adanya pusing saat berdiri
3.1.1.5 Monitor asupan dan pengeluaran
3.1.1.6 Monitor adanya bukti laboratorium terkait dengan
kehilangan darah ( Hb,Ht).
3.1.1.7 Dukung asupan cairan oral
3.1.1.8 Jaga kepatenan akses IV
3.1.1.9 Berikan cairan IV isotonik yang diresepkan untuk rehidrasi
ekstraseluler
3.1.1.10 Monitor rongga mulut dari kekeringan
3.1.1.11 Instruksikan pasien/keluarga untuk mencatat intake output
dengan tepat

3.1.2 monitor cairan.


3.1.2.1 Tentukan jumlah dan jenis intake cairan serta kebiasaan
eliminasi
3.1.2.2 Tentukan faktor resiko yang mungkin menyebabkan
ketidakseimbangan ketidakseimbangan cairan
3.1.2.3 Tentukan apakah pasien mengalami kehausan atau gejala
perubahan cairan ( mis, pusing,mual)
3.1.2.4 Periksa turgor kulit
3.1.2.5 Monitor asupan dan pengeluaran
3.1.2.6 Monitor tekanan darah, denyut jantung dan status
pernapasan
3.1.2.7 Monitor membran mukosa, turgor kulit dan respon haus
3.1.2.8 Catat ada tidaknya vertigo pada saat bangkit untuk berdiri
3.1.2.9 Berikan cairan dengan tepat
3.1.2.10 Pastikan semua IV dan asupan enteral berjalan dengan
benar
3.2 Hidrasi
3.2.1 Manajemen Hipovolemi
3.2.1.1 monitor status hemodinamik, meliputi nadi dan tekanan
darah
3.2.1.2 monitor adanya tanda – tanda dehidrasi ( misalnya : turgor
kulit buruk, capillary refill terlambat, nadi lemah, sangat
haus, membran mukosa kering )
3.2.1.3 monitor adanya sumber – sumber kehilangan cairan
( perdarahan, muntah, diare )
3.2.1.4 Monitor adanya pusing saat berdiri
3.2.1.5 Monitor asupan dan pengeluaran
3.2.1.6 Monitor adanya bukti laboratorium terkait dengan
kehilangan darah ( Hb,Ht).
3.2.1.7 Dukung asupan cairan oral
3.2.1.8 Jaga kepatenan akses IV
3.2.1.9 Berikan cairan IV isotonik yang diresepkan untuk rehidrasi
ekstraseluler
3.2.1.10 Monitor rongga mulut dari kekeringan
3.2.1.11 Instruksikan pasien/keluarga untuk mencatat intake output
dengan tepat

4 Disfungsi motilitas gastrointestinal


4.1 Eliminasi Usus
4.1.1 pengurangan perut kembung
4.1.1.1 jelaskan kepada pasien bagaimana terjadi perut kembung
dan cara menguranginya
4.1.1.2 monitor rasa kembung, distensi abdomen, keram perut dan
terbentuknya gas berlebih disaluran cerna mulai dari mulut
sampai anus
4.1.1.3 monitor bising usus
4.1.1.4 monitor tanda – tanda vital
4.1.1.5 monitor efek samping obat – obatan yang dikonsumsi
4.1.1.6 posisikan pasien miring ke kiri dengan lutut ditekuk jika
diperlukan
5 Resiko hipovolemi hipovolemi
5.1 keseimbangan cairan

defenisi : Meningkatkan keseimbangan cairan dan pencegahan komplikasi


yang dihasilkan dari tingkat cairan tidak normal atau tidak diinginkan.

5.1.1manajemen hipovolemi
5.1.1.1 monitor status hemodinamik, meliputi nadi dan tekanan
darah
5.1.1.2 monitor adanya tanda – tanda dehidrasi ( misalnya : turgor
kulit buruk, capillary refill terlambat, nadi lemah, sangat haus,
membran mukosa kering )
5.1.1.3 monitor adanya sumber – sumber kehilangan cairan
( perdarahan, muntah, diare )
5.1.1.4 Monitor adanya pusing saat berdiri
5.1.1.5 Monitor asupan dan pengeluaran
5.1.1.6 Monitor adanya bukti laboratorium terkait dengan kehilangan
darah ( Hb,Ht).
5.1.1.7 Dukung asupan cairan oral
5.1.1.8 Jaga kepatenan akses IV
5.1.1.9 Berikan cairan IV isotonik yang diresepkan untuk rehidrasi
ekstraseluler
5.1.1.10 Monitor rongga mulut dari kekeringan
5.1.1.11 Instruksikan pasien/keluarga untuk mencatat intake output
dengan tepat

5.1.2 monitor cairan


5.1.2.1 Tentukan jumlah dan jenis intake cairan serta kebiasaan
eliminasi
5.1.2.2 Tentukan faktor resiko yang mungkin menyebabkan
ketidakseimbangan ketidakseimbangan cairan
5.1.2.3 Tentukan apakah pasien mengalami kehausan atau gejala
perubahan cairan ( mis, pusing,mual)
5.1.2.4 Periksa turgor kulit
5.1.2.5 Monitor asupan dan pengeluaran
5.1.2.6 Monitor tekanan darah, denyut jantung dan status
pernapasan
5.1.2.7 Monitor membran mukosa, turgor kulit dan respon haus
5.1.2.8 Catat ada tidaknya vertigo pada saat bangkit untuk berdiri
5.1.2.9 Berikan cairan dengan tepat
5.1.2.10 Pastikan semua IV dan asupan enteral berjalan dengan
benar

5.2 hidrasi
5.2.1 Manajemen Hipovolemi
5.2.1.1 monitor status hemodinamik, meliputi nadi dan tekanan
darah
5.2.1.2 monitor adanya tanda – tanda dehidrasi ( misalnya : turgor
kulit buruk, capillary refill terlambat, nadi lemah, sangat
haus, membran mukosa kering )
5.2.1.3 monitor adanya sumber – sumber kehilangan cairan
( perdarahan, muntah, diare )
5.2.1.4 Monitor adanya pusing saat berdiri
5.2.1.5 Monitor asupan dan pengeluaran
5.2.1.6 Monitor adanya bukti laboratorium terkait dengan
kehilangan darah ( Hb,Ht).
5.2.1.7 Dukung asupan cairan oral
5.2.1.8 Jaga kepatenan akses IV
5.2.1.9 Berikan cairan IV isotonik yang diresepkan untuk rehidrasi
ekstraseluler
5.2.1.10 Monitor rongga mulut dari kekeringan
5.2.1.11 Instruksikan pasien/keluarga untuk mencatat intake output
dengan tepat

6 Resiko perdarahan

6.1 pencegahan perdarahan

defenisi : Pengurangan stimulus yang dapat menyebabkan perdarahan atau


pendarahan pada pasien yang beresiko.

6.1.1 Monitor dengan ketat resiko terjadinya perdarahan pada pasien


6.1.2 Catat nilai Hb dan Ht sesuai indikasi
6.1.3 Monitor tanda dan gejala perdarahan menetap
6.1.4 Monitor tanda-tanda vital
6.1.5 Pertahankan pasien tetap tirah baring jika perdarahan aktif
6.1.6 Berikan produk penggantian darah (trombosit/FFP) dengan cara
yang tepat
6.1.7 Lindungi pasien dari trauma yang dapat menyebabkan perdarahan
6.1.8 Berikan onat-obatan jika diperlukan
6.1.9 Instruksikan pasien untuk meningkatkan makanan yang kaya
dengan vitamin K
6.1.10 Instruksikan pasien dan keluarga untuk memonitor tanda-tanda
perdarahan dan mengambil tindakan yang tepat jika terjadi
perdaraan (mis, lapor kepada perawat)

6.2 status sirkulasi

defenisi : Mendeteksi dan mengobati pasien yang beresiko mengalami syok

6.2.1 pencegahan syok


6.2.1.1 monitor terhadap adanya respon kompensasi awal syok
(TD, nadi, pengisian kapiler,dll)
6.2.1.2 jangan mengambil darah atau memasang infus pada area
yang mengalami gangguan
6.2.1.3 pertahankan hidrasi yang cukup
6.2.1.4 intruksikan pasien untuk mencari bantuan jika menemukan
tanda dan gejala yang berbahaya

Evaluasi Mengevaluasi respon subjektif dan objektif setelah dilakukan intervensi dan
dibandingkan dengen NOC serta analisis terhadap perkembangan diagnosa
keperawatan yang ditetapkan
Informasi dan 1. Penjelasan diagnosa, diagnosa banding, pemeriksaan penunjang
edukasi 2. Penjelasan tindakan yang akan dilakukan.
3. Resiko dan efek samping dari tindakan yang akan dilakukan.
4. Penjelasan kejadian luar biasa selama tindakan kolonoskopi berlangsung
5. Edukasi pasien post tindakan endoskopi
Penelaah kritis Sub Komite Mutu Keperawatan

1. Brunner&Sudarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : AGC.


2. Bulechek, Gloria M., Joanne M. Dochterman, Howard K. Butcher, dan Cheryl M.
Wagner. (2013). Nursing Interventions Classification (NIC 6 th ed.). St. Louis,
Missouri : Elsevier
3. Divisi Gastroenterologi Ilmu penyakit Dalam FKUI RSUPN. Dr. Ciptomangunkusumo.
( 2009 ). “ Endoskopi Gastrointestinal, Panduan praktis”. Jilid I, Edisi V. Interna
Kepustakaan Publishing. Jakarta
4. Makmum, Dadang. Simadibrata, Marcellus. Fauzi, A. (2017) ”Buku Ajar Endoskopi
Saluran Cerna”. Interna Publishing. Jakarta
5. Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M.L., Swanson, E. (Eds). (2013). Nursing
outcome classifications (NOC)(5Th ed). St. Louis: Mosby Elsevier.
6. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). (2016). Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia (SDKI). Jakarta: DPP PPNI
7. Wilkinson, J.M., & Ahern, N.R. (2011). Diagnosis Keperawatan Diagnosis
NANDA, NIC Intervensi, NOC Outcome (Edisi 9). Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai