Anda di halaman 1dari 24

Faktor Penyebab Faktor Resiko

1. Merokok 5. Usia
1. Penyempitan jantung koroner atau
2. Obesitas 6. Keturunan
Aterosklorosi. 3. Tinggi kadar lemak
Aa bcnbdjjd
2. Penyempitan pembuluh darah tiba-tiba 4. Diabetes mellitus
5.

Aliran darah ke jantung terganggu


3.
4. Kebutuhan oksigen tidak terpenuhi

5. Terjadi tidak keseimbangan oksigen


6. aterosklorosi shhdataAahaterosklor
Terjadi kematian sel otot jantung

Iskemik Miokard

Suplai darah menurun Aliran darah Terganggu

Metabolisme anaerob Kontatilitas jantung menuru

Peningkatan asam lakta


Resiko Penurunan
Terasa nyeri dada Curah Jantung

Penurunan ATP
Nyeri Akut
Kelelahan

Intoleransi
Aktivitas

a. Penatalaksanaan pengobatan iskemia dan infard.


1) Nitrogliserin untuk mempelancar aliaran darah koroner.
2) Propronal (inderal ) mengurangi atau menghambat denyut dan daya kontraksi jantung.
3) Diuretika untuk mengurangi volume darah dari arus balik vena ke jantung.
DATA MAYOR
NO SDKI SLKI SIKI DAN MINOR
1. Nyeri Akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri Data Mayor
intervensi keperawatan Observasi: Subjuktif:
selama 2x24 jam, maka 1. Identifikasi lokasi, mengeluh nyeri.
Nyeri Akut Menurun karakteristik, durasi, Objektif :
dengan kreterial hasil; frekuensi, kualitas, 1. Tampak
1. Keluhan nyeri dan intensitas nyeri. meringis.
berkurang 2. Identifikasi skala 2. Bersikap
2. Meringis menurun. nyeri. protektif atau
3. Geliasah menurun Terapeutik: waspada
4. Sulit tidur menurun 3. Berikan teknik menghidari
5. Bersikap protektif nonfarmakologis nyeri.
menurun mengurangi nyeri. 3. Frekuensi nadi
4. Fasilitasi istirahat dan meningkat
tidur. 4. Sulit tidur.
Edukasi: Data Minor
5. Jelasakan penyebab Objektif :
dan pemicu nyeri. 1. Tekanan
6. A njurkan darah
memonitoring nyeri meningkat.
secara mandiri. 2. Pola nafas
7. Ajarkan berubah.
tekniknonfarmakolog 3. Nafsu makan
is untuk mengurangi berubah.
rasa nyeri. 4. Proses
Kolaborasi: berpikir
8. kolaborasi terganggu.
pemberian 5. Menarik diri.
analgetik, jika
perlu.
2. Intoleransi Setelah di lakukan Terapi Akitivitas Data Mayor
Aktivitas tindakan keperawatan Observasi : Subjektif :
selama 3 jam, maka 1. Identifikasi mengeluh lelah.
Toleransi akitivitas kemampuan Objektif :
meningkat dengan kriteri berpartisipasi Frekuensi
hasil : dalam aktivitas jantung
1. Kecepatan berjalan tertentu. meningkat
meningkat. 2. Identifikasi kurang lebih
2. Kemudahan dalam sumber daya 20% dan kondisi
melakukan aktivitas untuk beraktivitas istirahat.
meningkat. yang di inginkan. Data Minor
3. Jarak berjalan 3. Identifikasi Subjektif :
meningkat. strategi Merasa lelah,
4. Keluhan lelah meningkatkan merasa tidak
menurun. partisipasi nyaman setelah
5. Frekuensi nafas beraktivitas. beraktivitas.
membaik. Terapeutik : Objektif :
4. Koordinasikan Tekanan darah
pemilihan berubah dari
aktivitas sesuai kondisi istirahat,
usia. sianosis.
5. Tingkat aktivitas
fisik untuk
memelihara berat
badan, jika perlu
6. Libatkan keluarga
dalam aktivitas,
jika pelu
Edukasi :
7. Jelaskan metode
aktivitas fisik
sehari-hari, jika
perlu
8. Anjurkan
melakukan
aktivitas fisik,
sosial, spiritual,
dan kognitif
dalam menjaga
fungsi dan
kesehatan.
9. Anjurkan
keluarga untuk
member
penguatan positif
tas partisipasi
dalam aktivitas.
Kolaborasi :
10. Kolaborasi
dengan terapi
okupasi dalam
merencakan dan
memonitor
program aktivitas,
jika sesuai.
11. Rujuk pada pusat
atau program
aktivitas
kominitas, jika
perlu.
2. Patway Congestive Heart Failure (CHF)

Faktor Penyebab

Aterosklorosi koroner, Hipertensi Sistemik/ pulmonal peningkatan metabolisme


kelainan otot jantung

Terjadi Hipoksia Meningkat kerja jantung Penurunan suplai o2 ke jantung

Metabolisme Anaerob Kontratilitas jantung menurun

Penumpukan asam lakta

Serabut jantung rusak

Penurunan kontratilitas jantung

CHF

Gagal jantung ventrikel kiri Gagal jantung ventrikel kanan

Gangguan memompa darah

Menurun suplai darah ke jantung peningkatan volume ventrikel

Metabolisme anaerob peningkatan tekanan di atrium

Peningkatan asam lakta peningkatan tekanan kapiler

Terjadi Edema paru


Intoleransi
Akitivitas
Cairan merembes ke aveoli

Penurunan Curah Terjadi gangguan pertukaran o2 dan co2


Jantung
Gangguan Pertukaran gas

a. Penatalaksanaan
1. Farmakologis : first line drugs (diuretic) bertujuan untuk mengurangi disfungsi
sistolik dan kongesti pulmonal pada disfungsi diastolic.
2. Second line drugs (ACE intibator) : digoxin untuk meningkatkan kontratilitas,
hidralazim untuk afterload pada disfungsi sistolik.
3. Obat-obat untuk anti hipertensi: coptopril, ramipril, aliskiren,losartan,valsartan dan
hidrocchlorothiazide.
4. Non Farmakologis: Olahraga ringan secara teratur, harus diet dan istirahat yang
cukup.

DATA MAYOR DAN


NO SDKI SLKI SIKI MINOR
1. Penurunan 1. z Perawatan Jantung Data Mayor
Curang Observasi : Subjektif : perubahan
Jantung 1. Identifikasi tanda irama jantung, perubahan
gejala primer preload, perubahan
penurunan curah afterload, perubahan
jantung. kontraktilitas.
2. Identifikasi tanda Objektih :
gejala sekunder brandikalardia/tatkikardia
penurunan curah Edema,
jantung. hepatomegali,tekanan
3. Monitor tekanan darah mengkat/menurun,
darah Terdengar suara jantung.
4. Monitor intake Data minor : Perubahan
dan ouput cairan preload, Perubahan
5. Monitor saturasi afterload, peubahan
oksigen kontratilitas.
6. Monitor keluhan Objektif : Berat badan
nyeri dada bertmabah, cardia index
Terapautik : menurun, dan perilaku
7. Posisikan pasien emosianal.
semi fowler atau
fowler
8. Fasilitasikan
pasien dan
keluarga untuk
modifikasi gaya
hidup yang sehat.
9. Berikan dukungan
emosial dan
sprirtual
Edukasi :
10. Anjurkan
beraktivitas fisik
sesuai toleransi.
11. Anjurkan pasien
dan keluarga
mengukr berat
badan harian
12. Anjurkan berhenti
merokok
Kolaborasi :
13. Kolaborasi
pemberian
antriaritmia, jika
perlu
14. Rujuk ke
program
rehabilitasi
jantung.
2. Intorelansi Setelah di lakukan Terapi Akitivitas Data Mayor
Aktivitas tindakan keperawatan Observasi : Subjektif : mengeluh
selama 3 jam, maka 1. Identifikasi lelah.
Toleransi akitivitas kemampuan Objektif : Frekuensi
meningkat dengan berpartisipasi jantung meningkat
kriteri hasil : dalam aktivitas kurang lebih 20% dan
1. Kecepatan tertentu. kondisi istirahat.
berjalan meningkat. 2. Identifikasi Data Minor
2. Kemudahan sumber daya Subjektif : Merasa lelah,
dalam melakukan untuk beraktivitas merasa tidak nyaman
aktivitas yang di inginkan. setelah beraktivitas.
meningkat. 3. Identifikasi Objektif : Tekanan darah
3. Jarak berjalan strategi berubah dari kondisi
meningkat. meningkatkan istirahat, sianosis.
4. Keluhan lelah partisipasi
menurun. beraktivitas.
5. Frekuensi Terapeutik :
nafas membaik. 4. Koordinasikan
pemilihan
aktivitas sesuai
usia.
5. Tingkat aktivitas
fisik untuk
memelihara berat
badan, jika perlu
6. Libatkan keluarga
dalam aktivitas,
jika pelu
Edukasi :
7. Jelaskan metode
aktivitas fisik
sehari-hari, jika
perlu
8. Anjurkan
melakukan
aktivitas fisik,
sosial, spiritual,
dan kognitif
dalam menjaga
fungsi dan
kesehatan.
9. Anjurkan
keluarga untuk
member
penguatan positif
tas partisipasi
dalam aktivitas.
Kolaborasi :
10. Kolaborasi
dengan terapi
okupasi dalam
merencakan dan
memonitor
program aktivitas,
jika sesuai.
11. Rujuk pada pusat
atau program
aktivitas
kominitas, jika
perlu.
3. Gangguan Setelah di lakukan Pemantauan Respirasi Data Mayor
Perturaran intervensi Observasi: Subjektif: Dispnea
Gas keperarawatan selama 1. Monitor frekuensi, Objektif : POC2
2x24 jam, maka irama, kedalaman meningkat/menurun,
pertukaran gas dan upaya napas. PO2 menurun
meningkat dengan 2. Monitor pola Tarkikardia, bunyi napas
kriterial hasil: napas. tambahan.
1. Tingkat 3. Monitor sputum. Data minor
kesadaran 4. Monitor saturasi Subjektif : penglihatan
meningkat okseigen. kapur dan pusing.
2. Dispnea Terapeutik: Objektif: gelisah,
menurun 1. Atur kesadaran menurun,
3. Bunyi napas intervalpemamtuan sianosis, napas cuping
tambhanan respirasi sesuai hidung dan pola napas
menurun kondisi pasien. abnormal ( cepat/lambat,
4. PCO2 2. Dokumentasi hasil dalam/dangkal, dan
membaik pemantauan. regular/ireguler)
5. PO2 membaik Edukasi :
6. Pola nafas 1. Jelaskan tujuan dan
membaik dri prosedur tindakan.
sebelumnya. 2. Informasi hasil
7. pH arteri pemantauan, jika
membaik perlu.
8. Tarikardia
membaik
3. Patway Tuberkolosis ( TB Paru )
Faktor Penyebab Kuma Mycobacterium
Berasal dari batuk, bersin, saat berbicara dan percihan dahak
Bakteri lewat udara

Bakteri terhirup melalui saluran pernafasan

Bakteri masuk ke alveoli

Terjadi Reaksi Peradangan Suplai oksigen terganggu

TB PARU Terganggu pertukuran


antara o2 dan Co2

Respon tubuh terjadi Infalamsi


Gangguan
Peningkatan suhu tubuh Terganggu saluran pernafasan Pertukaran Gas

Adanya secret
Hipertemia

Penumpukkan secret

Bersihan Jalan Nafas


Pengeluaran secret meningkat

Terganggu pemenuhan karbohidrat, lemak dan protein

Defisit Nutrisi

Penurunan asupan nutrisi

Merasa Cepat lelah

Kelelahan

Intoleransi Aktivitas
a. Penatalaksanaan TB Paru
1. Pengobatan dengan Obat Anti TUberkulosis ( OAT)
a) OAT lini pertam : Isoniasid, rifampisin, etambutol, pirasinamid.
b) Obat suntik : streptomisin, kanamisin, amikasin, kapreomisin.
c) Fluoroquinolon : ciprofloxasin, levofloxasin, moxifloxisan.
d) Obat bakteriostatis oral : etinamid, cicloserin, paraaminosalicylic.
e) Obat belum terbukti : Clofasamin, amoxicillin, claritromisin dan linezolid.
DATA MAYOR
NO SDKI SLKI SIKI DAN MONIOR

1. Bersihan Seteleha di lakukan Latih Batuk Efektif Data mayor


Jalan Nafas intervensi Observasi : Objektif :
Tidak keperawatan 1. Identifikasi 1. Batuk tidak
Efektif selama 2x24 jam, kemampuan batuk. efektif.
maka Bersihan 2. Monitor adanya 2. Tidak
Jalan Nafas Tidak retensi sputum. mampu
Efektif dengan Terapeutik batuk.
Kriterial Hasil : 3. Atur posisi 3. Sputum
1. Batuk Fowlwer dan semi berlebihan.
efektif fowler. 4. Mengi.
2. Sputum Edukasi : 5. Mekonium
menurun. 4. Jelaskan tujuan dan di jalan
3. Dispnea prosuder batuk napas pada
menurun efektif. neonatus
4. Frekuensi 5. Anjurkan tarik Data Minor :
napas nafas dalam Objektif :
membaik melalui 1. Gelisah
5. Pola nafas hidungselama 4 2. Sianosis.
membaik. detik, tahan selama 3. Bunyi
2 detik, kemudian napas
keluarkan dari menurun.
mulut. 4. Pola napas
6. Anjurkan batuk berubah.
dengan kuat
langsung setelah
tarik napas dalam
yang ke-3
Kolaborasi :
7. Kolaborasi
pemberian
mukolitik, jika
perlu.
2. Gangguan Setelah di lakukan Pemantauan Respirasi Data Mayor
Pertukaran intervensi Observasi: Subjektif: Dispnea
Gas keperarawatan 5. Monitor frekuensi, Objektif : POC2
selama 2x24 jam, irama, kedalaman dan meningkat/menuru
maka pertukaran upaya napas. n, PO2 menurun
gas meningkat 6. Monitor pola napas. Tarkikardia, bunyi
dengan kriterial 7. Monitor sputum. napas tambahan.
hasil: 8. Monitor saturasi Data minor
1. Tingkat okseigen. Subjektif :
kesadaran Terapeutik: penglihatan kapur
meningkat 3. Atur dan pusing.
2. Dispnea intervalpemamtuan Objektif: gelisah,
menurun respirasi sesuai kesadaran
3. Bunyi napas kondisi pasien. menurun, sianosis,
tambhanan 4. Dokumentasi hasil napas cuping
menurun pemantauan. hidung dan pola
4. PCO2 Edukasi : napas abnormal (
membaik 4. Jelaskan tujuan dan cepat/lambat,
5. PO2 membaik prosedur tindakan. dalam/dangkal, dan
6. Pola nafas 5. Informasi hasil regular/ireguler)
membaik dri pemantauan, jika
sebelumnya. perlu.
7. pH arteri
membai
8. Tarikardia
membaik
3. Intoleransi Setelah di lakukan Terapi Akitivitas Data Mayor
Aktivitas tindakan Observasi : Subjektif :
keperawatan 1. Identifikasi mengeluh lelah.
selama 3 jam, maka kemampuan Objektif :
Toleransi akitivitas berpartisipasi Frekuensi jantung
meningkat dengan dalam aktivitas meningkat kurang
kriteri hasil : tertentu. lebih 20% dan
6. Kecepatan 2. Identifikasi sumber kondisi istirahat.
berjalan daya untuk Data Minor
meningkat. beraktivitas yang di Subjektif : Merasa
7. Kemudahan inginkan. lelah, merasa tidak
dalam 3. Identifikasi strategi nyaman setelah
melakukan meningkatkan beraktivitas.
aktivitas partisipasi Objektif : Tekanan
meningkat. beraktivitas. darah berubah dari
8. Jarak Terapeutik kondisi istirahat,
berjalan 4. Koordinasikan sianosis.
meningkat. pemilihan aktivitas
9. Keluhan sesuai usia.
lelah menurun. 5. Tingkat aktivitas
10. Frekuensi fisik untuk
nafas membaik. memelihara berat
badan, jika perlu.
6. Libatkan keluarga
dalam aktivitas,
jika pelu
Edukasi :
7. Jelaskan metode
aktivitas fisik
sehari-hari, jika
perlu.
8. Anjurkan
melakukan
aktivitas fisik,
sosial, spiritual,
dan kognitif dalam
menjaga fungsi dan
kesehatan.
9. Anjurkan keluarga
untuk member
penguatan positif
tas partisipasi
dalam aktivitas.
Kolaborasi :
10. Kolaborasi dengan
terapi okupasi
dalam merencakan
dan memonitor
program aktivitas,
jika sesuai.
11. Rujuk pada pusat
atau program
aktivitas kominitas,
jika perlu.

4. Defisit Setelah di lakukan Manajemen Nutrisi Data Mayor


Nutrisi intervensi Observasi : Objektif:
keperawatan 1. Identifikasi status 1. Berat badab
selama 2x24 jam, nutrisi menurun
maka resiko deficit 2. Monitor berat 10% di
nutrisi dengan badan. bawah
kriterial hasil ; 3. Monitor asupan rentang
1. IMT makanan. ideal.
membaik Terapeutik : Data Minor
2. Nafsu 4. Berikan makanan Subjektif :
makan tinggi serat. 1. Kecepatan
membaik 5. Berikan makanan kenyang
3. Membram tinggi kalori dan setelah
mukosa protein. makan.
membaik Edukasi ; 2. Kram atau
6. Anjurkan posisi nyeri
duduk, jika abdomen.
mampu. 3. Nafsu
7. Ajarkan diet yng makan
diprogramkan. menurun.
Kolaborasi : Objektif :
8. Kolaborasi dengan 1. Bising usus
ahli gizi dalam hiperaktif.
menentukan 2. Otot
jumlah kalori dan pengunyah
jenis nutrisi yang lemah.
di butuhkan, jika 3. Sariawan.
perlu. 4. Membram
mukosa
pucat.
5. Hipertemia Setelah di lakukan Manajemen Hipertermia Data Mayor
tindakan Observasi : Objektif :
keperawatan 2x24 1. Identifikasi 1. Suhu tubuh
jam, maka penyebab dari di atsa nilai
Termoregulasi hipertemia. normal.
dengan kriterial 2. Monitor suhu Data Minor
hasil : tubuh. Objektif :
1. Menggil 3. Monitor kadar 1. Kulit
menurun elektrolit. merah.
2. Tarkikardi Terapeutik : 2. Kejang.
menurun 4. Sediakan 3. Takikardi.
3. Kejang lingkungan yang 4. Takipnea
menurun dingin. 5. Kulit terasa
4. Suhu tubuh 5. Berikan cairan oral hangat.
membaik 6. Hindarin
5. Tekanan pemberian
darah antipiretik atau
membaik. aspirin.
7. Basahi dan kipasi
lepasakan pakaian.
Edukasi :
8. Anjurkan tirah
baring.
Kolaborasi:
9. Kolaborasi
pemberian cairan
dan elektrolit
intervena, jika
perlu.
4. Patway Penumonia

virus bakteri jamur beda asing

masuk di saluran pernafasan melalui daerah mulut dan tenggorokan.

Masuk ke jaringan mukosa

Masuk di daerah paru-paru

Masuk ke brokus dan alveolus

Terjadi infeksi radang di paru-paru

Terjadi pelepasan zat pirogen dan endogen peningkatan sekret

Merangsa sistem saraf pusat penumpukan sekret

Hipotalamus menrespon hambatan jalan nafas

Terjadi menggil gangguan di ventilasi

Peningkatan suhu tubuh Bersihan jalan nafas tidak efektif

Hipertemia terjadi pelebaran di fibrosus

Gangguan difusi
Gangguan Pertukaran Gas

a. Penatalaksanaan pneumonia
1) Obat Pereda Nyeri atau Ibuprofen
Obat ini di berikan untuk meredahkan demam dan rasa tidak nyaman.
2) Obat batuk untuk mengurangi frekuensi batuk maupun mencairkan dahak
yang tidak keluar.
3) Pemberian antibiotic dan pemberian oksigenasi.

DATA MAYOR DAN


NO SDKI SLKI SIKI MINOR
1. Bersihan Jalan Seteleha di lakukan Latih Batuk Efektif Data Mayor
Nafas tidak intervensi keperawatan Observasi : Subjektif: Dispnea
Efektif selama 2x24 jam, maka 1. Identifikasi Objektif : POC2
Bersihan Jalan Nafas kemampuan meningkat/menurun,
Tidak Efektif dengan batuk. PO2 menurun
Kriterial Hasil : 2. Monitor adanya Tarkikardia, bunyi napas
1. Batuk efektif retensi sputum. tambahan.
2. Sputum menurun. Terapeutik Data minor
3. Dispnea menurun 3. Atur posisi Subjektif : penglihatan
4. Frekuensi napas Fowlwer dan kapur dan pusing.
membaik Pola semi fowler. Objektif: gelisah,
nafas membaik. Edukasi : kesadaran menurun,
4. Jelaskan tujuan sianosis, napas cuping
dan prosuder hidung dan pola napas
batuk efektif. abnormal ( cepat/lambat,
5. Anjurkan tarik dalam/dangkal, dan
nafas dalam regular/ireguler)
melalui
hidungselama 4
detik, tahan
selama 2 detik,
kemudian
keluarkan dari
mulut.
6. Anjurkan batuk
dengan kuat
langsung setelah
tarik napas
dalam yang ke-3
Kolaborasi
7. Kolaborasi
pemberian mukolitik,
jika perlu
2. Gangguan Setelah di lakukan Pemantauan Respirasi Data Mayor
pertukaran Gasa intervensi Observasi: Subjektif: Dispnea
keperarawatan selama 1. Monitor Objektif : POC2
2x24 jam, maka frekuensi, meningkat/menurun,
pertukaran gas irama, PO2 menurun
meningkat dengan kedalaman dan Tarkikardia, bunyi napas
kriterial hasil: upaya napas. tambahan.
1. Tingkat 2. Monitor pola Data minor
kesadaran napas. Subjektif : penglihatan
meningkat 3. Monitor sputum. kapur dan pusing.
2. Dispnea 4. Monitor saturasi Objektif: gelisah,
menurun okseigen. kesadaran menurun,
3. Bunyi napas Terapeutik: sianosis, napas cuping
tambhanan 5. Atur hidung dan pola napas
menurun intervalpemamtua abnormal ( cepat/lambat,
4. PCO2 membaik n respirasi sesuai dalam/dangkal, dan
5. PO2 membaik kondisi pasien. regular/ireguler)
6. Pola nafas 6. Dokumentasi hasil
membaik dri pemantauan.
sebelumnya. Edukasi :
7. pH arteri 7. Jelaskan tujuan
membai dan prosedur
8. Tarikardia tindakan.
membaik Informasi hasil
pemantauan, jika perlu.

3. Hipertemia Setelah di lakukan Manajemen Data Mayor


tindakan keperawatan Hipertermia Objektif :
2x24 jam, maka Observasi : 1. Suhu tubuh di
Termoregulasi dengan 1. Identifikasi atsa nilai
kriterial hasil : penyebab dari normal.
1. Menggil hipertemia. Data Minor
menurun 2. Monitor suhu Objektif :
2. Tarkikardi tubuh. 2. Kulit merah.
menurun 3. Monitor kadar 3. Kejang.
3. Kejang menurun elektrolit. 4. Takikardi.
4. Suhu tubuh Terapeutik : 5. Takipnea
membaik 4. Sediakan 6. Kulit terasa
5. Tekanan darah lingkungan yang hangat
membaik dingin.
5. Berikan cairan
oral
6. Hindarin
pemberian
antipiretik atau
aspirin.
7. Basahi dan
kipasi lepasakan
pakaian.
Edukasi :
8. Anjurkan tirah
baring.
Kolaborasi:
9. Kolaborasi
pemberian
cairan dan
elektrolit
intervena, jika
perlu.

2. Setelah di lakukan Manajemen Data Mayor


tindakan keperawatan Hipertermia Objektif :
2x24 jam, maka Observasi : 2. Suhu tubuh di
Termoregulasi dengan 10. Identifikasi atsa nilai normal.
kriterial hasil : penyebab dari Data Minor
6. Menggil hipertemia. Objektif :
menurun 11. Monitor suhu 6. Kulit merah.
7. Tarkikardi tubuh. 7. Kejang.
menurun 12. Monitor kadar 8. Takikardi.
8. Kejang menurun elektrolit. 9. Takipnea
9. Suhu tubuh Terapeutik : 10. Kulit terasa
membaik 13. Sediakan hangat.
10. Tekanan darah lingkungan yang
membaik. dingin.
14. Berikan cairan
oral
15. Hindarin
pemberian
antipiretik atau
aspirin.
16. Basahi dan
kipasi lepasakan
pakaian.
Edukasi :
17. Anjurkan tirah
baring.
Kolaborasi:
18. Kolaborasi
pemberian
cairan dan
elektrolit
intervena, jika
perlu.

3. Gangguan Setelah di lakukan Pemantauan Respirasi Data Mayor


Pertukaran Gas intervensi Observasi: Subjektif: Dispnea
keperarawatan selama 1. Monitor Objektif : POC2
2x24 jam, maka frekuensi, meningkat/menurun,
pertukaran gas irama, PO2 menurun
meningkat dengan kedalaman dan Tarkikardia, bunyi napas
kriterial hasil: upaya napas. tambahan.
1. Tingkat kesadaran 2. Monitor pola Data minor
meningkat napas. Subjektif : penglihatan
2. Dispnea menurun 3. Monitor kapur dan pusing.
3. Bunyi napas sputum. Objektif: gelisah,
tambhanan 4. Monitor kesadaran menurun,
menurun saturasi sianosis, napas cuping
4. PCO2 membaik okseigen. hidung dan pola napas
5. PO2 membaik Terapeutik: abnormal ( cepat/lambat,
6. Pola nafas 5. Atur dalam/dangkal, dan
membaik dri intervalpemamt regular/ireguler)
sebelumnya. uan respirasi
7. pH arteri membai sesuai kondisi
8. Tarikardia pasien.
membaik 6. Dokumentasi
hasil
pemantauan.
Edukasi :
6. Jelaskan tujuan
dan prosedur
tindakan.
7. Informasi hasil
pemantauan, jika
perlu.

Anda mungkin juga menyukai