Anda di halaman 1dari 12

No Diagosa (SDKI) Luaran (SLKI) Intérvensi (SIKI)

1. Nyeri Akut Setelah dilakukan intérvensi keperawatan Manajemen Nyeri


S : Megeluh Nyeri selama 6-7 jam, maka Nyeri akut dapat Observasi
O: menurun, dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
1. Tampak merigis kualitas, intensitas nyeri
2. Gelisah Kriteria hasil 2. Identifikasi Skala nyeri
3. Frekuensi nadi meningkat Keluhan nyeri 1 2 3 4 5 3. Identifikasi faktor yg memperberat dan
4. Sulit tidur Meringis 1 2 3 4 5 meringankan nyeri
Frekuensi nadi 1 2 3 4 5 Terapeutik
1. Berikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi
Keterangan: nyeri
Keluhan nyeri, meringis 2. Kontrol lingkungan yg memperberat nyeri
1 : Meningkat 3. Fasilitasi istirahat dan tidur
2 : Cukup meningkat Edukasi
3 : Sedang 1. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
4 : Cukup menurun 2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
5 : Menurun 3. Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi
Frekuensi nadi nyeri
1 : Memburuk Kolaborasi
2 : Cukup memburuk Kolaborasi pemberian analgetik
3 : Sedang
4 : Cukup membaik
5 : Membaik

2. Ansietas Setelah dilakukan intérvensi keperawatan Reduksi Ansietas


S: selama 3-4 jam, maka Ansietas Observasi
1. Merasa bingung dapat menurun, dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
2. Merasa khawatir dengan 2. Monitor tanda – tanda ansieta
kondisi yg dihadapi Kriteria hasil Terapeutik
O: Verbalisasi 1 2 3 4 5 1. Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan
1. Tampak gelisah kebingungan kepercayaan
2. Tampak tegang Verbalisasi khawatir 1 2 3 4 5 2. Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika
3. Sulit tidur akibat kondisi yang memungkinkan
dihadapi 3. Pahami situasi yang membuat ansietas
Perilaku gelisah 1 2 3 4 5 4. Dengarkan dengan penuh perhatian
No Diagosa (SDKI) Luaran (SLKI) Intérvensi (SIKI)
Perilaku tegang 1 2 3 4 5 5. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
Frekuensi pernafasan 1 2 3 4 5 6. Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu
Frekuensi nadi 1 2 3 4 5 kecemasan
Tekanan darah 1 2 3 4 5 Edukasi
Keterangan : 1. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika
1 : Meningkat perlu
2 : Cukup meningkat 2. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
3 : Sedang 3. Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi
4 : Cukup menurun ketegangan
5 : Menurun 4. Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang
tepat
5. Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu
3. Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan intérvensi keperawatan Teknik latihan penguatan otot
S: selama 2x4 jam, maka mobilitas fisik Observasi
Megeluh sulit menggerakkan meningkat, dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi risiko latihan
ekstermitas Kriteria Hasil 2. Identifikasi tingkat kebugaran otot dengan
O: Gerakan ekstremitas 1 2 3 4 5 menggunakan lapangan latihan atau laboratorium
1. Kekuatan otot menurun Kekuatan otot 1 2 3 4 5 tes (mis. Angkat maksimum, jumlah daftar per unit)
2. Rentang gerak (ROM) Rentang gerak (ROM) 1 2 3 4 5 3. Identifikasi jenis dan durasi aktvitas pemanasan /
menurun Nyeri 1 2 3 4 5 pendinginan
Keterangan: 4. Monitor efektifitas latihan
Gerakan ekstremitas, kekuatan otot, rentang Terapeutik
gerak (ROM) 1. Lakukan latihan sesuai program yang ditentukan
1 : Menurun 2. Fasilitasi menetapkan tujuan jangka pendek dan
2 : Cukup menurun jangka panjang yang realistis dalam menentukan
3 : Sedang rencana latihan
4 : Cukup meningkat 3. Fasilitasi mendapatkan sumber daya yang
5 : Meningkat dibutuhkan di lingkungan rumah / tempat kerja
Nyeri 4. Berikan instruksi tertulis tentang pedoman dan
1 : Meningkat bentuk gerakan untuk setiap gerakan otot
2 : Cukup meningkat Edukasi
3 : Sedang 1. Jelaskan fungsi otot, fisiologi olahraga, dan
No Diagosa (SDKI) Luaran (SLKI) Intérvensi (SIKI)
4 : Cukup menurun konsekuensi tidak digunakannya otot
5 : menurun 2. Ajarkan tanda dan gejala intoleransi selama dan
setelah sesi latihan (mis. Kelemahan, kelelahan
ekstrem, angina, palpitasi)
3. Anjurkan menghindari latihan selama suhu ekstrem
Kolaborasi
1. Tetapkan jadwal tindak lanjut untuk
mempertahankan motivasi.
2. Kolaborasi tim kesehatan dalam perencanaan,
pengajaran, dan memonitor program latihan otot
4. Defisit nutrisi Setelah dilakukan intérvensi keperawatan Manajemen nutrisi
S:- selama 1x4 jam, maka status nutrisi membaik, Observasi
O: dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi status nutrisi
BB menurun minimal 10% di bawah Kriteria hasil 2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
rentang ideal Porsi makanan yang 3. Identifikasi makanan yang disukai
1 2 3 4 5 4. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
dihabiskan
BB 1 2 3 4 5 5. Identifikasi perlunya penggunaan selang
IMT 1 2 3 4 5 nasogestrik
Frekuensi makan 1 2 3 4 5 6. Monitor asupan makanan
Nafsu makan 1 2 3 4 5 7. Monitor BB
Keterangan: 8. Monitor hasil pemeriksaan hasil laboratorium
Porsi makanan yang dihabiskan1 : Menurun Terapeutik
2 : Cukup menurun Lakukana pemasangan selang nasogestrik, jika perlu
3 : Sedang
4 : Cukup meningkat Edukasi
5 : Meningkat Ajarkan diet yang diprogramkan (ajarkan keluarga tindakan
BB, IMT, frekuensi makan, nafsu makan sonde)
1 : Memburuk
2 : Cukup memburuk Kolaborasi
3 : Sedang Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
4 : Cukup membaik kalori dan jenis nutrien yang diperlukan.
5 : Membaik
No Diagosa (SDKI) Luaran (SLKI) Intérvensi (SIKI)
5. Risiko ketidakseimbangan cairan Setelah dilakukan intérvensi keperawatan Manajemen cairan
S:- selama 2x4 jam, maka keseimbangan cairan Observasi
O:- meningkat, dengan kriteria hasil : 1. Monitor status hidrasi
Kriteria Hasil 2. Monitor BB
Asupan cairan 1 2 3 4 5 3. Monitor BB sebelum dan sesudah
Haluaran urine 1 2 3 4 5 4. Monitor hasil Lab
Kelembaban 1 Terapeutik
membran mukosa 2 3 4 5 1. Catat intake-output dan hitung balans cairan 24 jam
2. Berikan asupan cairan
Dehidrasi 1 2 3 4 5 Kolaborasi
Keterangan: Kolaborasi pemberian diuretik
Asupan cairan, Haluaran urine, Kelembaban
membran mukosa
1 : Menurun
2 : Cukup menurun
3 : Sedang
4 : Cukup meningkat
5 : Meningkat
Dehidrasi
1 : Meningkat
2 : Cukup meningkat
3 : Sedang
4 : Cukup menurun
5 : menurun
6. Risiko ketidakseimbangan Elektrolit Setelah dilakukan intérvensi keperawatan Manajemen Elektrolit
Faktor risiko selama 1x4 jam, maka keseimbangan elektrolit Observasi
1. Kétidak seimbangan cairan Meningkat dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi tanda dan gejala ketidakseimbangan
(Dehidrasi) Kriteria Hasil kadar elektrolit
2. Kelebihan volume cairan Serum natrium 1 2 3 4 5 2. Identifikasi penyebab ketidakseimbangan elektrolit
3. Diare Serum kalium 1 2 3 4 5 3. Identifikasi kehilangan elektrolit melalui cairan
4. Muntah Serum klorida 1 4. Monitor kadar elektrolit
2 3 4 5 Terapeutik
Berikan diet yg tepat
No Diagosa (SDKI) Luaran (SLKI) Intérvensi (SIKI)
Keterangan: Edukasi
Serum natrium, Serum kalium, Serum klorida Jelaskan jenis, penyebab dan penanganan
1 : Menurun ketidakseimbangan elektrolit
2 : Cukup menurun
3 : Sedang Kolaborasi
4 : Cukup meningkat Kolaborasi pemberian suplemen elektrolit
5 : Meningkat
7. Hipertermi Setelah dilakukan intérvensi keperawatan Manajemen hipértermi
S:- selama 1x24 jam, maka termoregulasi Observasi
O: Membaik dengan kriteria hasil : 1. Identifkasi penyebab hipertermi (mis. dehidrasi
1. Suhu tubuh diatas nilai normal Kriteria Hasil terpapar lingkungan panas penggunaan incubator)
2. Kejang Suhu tubuh 1 2 3 4 5 2. Monitor suhu tubuh
3. Kulit terasa hangat Suhu kulit 1 2 3 4 5 3. Monitor kadar elektrolit
kejang 1 4. Monitor haluaran urine
2 3 4 5 1. Terapeutik
2. Sediakan lingkungan yang dingin
Suhu tubuh, Suhu kulit 3. Longgarkan atau lepaskan pakaian
1 : Memburuk 4. Basahi dan kipasi permukaan tubuh
2 : Cukup Memburuk 5. Berikan cairan oral
3 : Sedang 6. Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami
4 : Cukup membaik hiperhidrosis (keringat berlebih)
5 : membaik 7. Lakukan pendinginan eksternal (mis. selimut
Kejang hipotermia atau kompres dingin pada dahi, leher, dada,
1 : Meningkat abdomen,aksila)
2 : Cukup meningkat Edukasi
3 : Sedang Anjurkan tirah baring
4 : Cukup menurun Kolaborasi
5 : menurun Kolaborasi cairan dan elektrolit intravena, jika perlu
8. Risiko cedera Setelah dilakukan intérvensi keperawatan Pencegahan cedera
S:- selama 1x24 jam, maka tingkat cedera Observasi
O:- dapat menurun, dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi area lingkungan yang berpotensi
Terkait : Kejang menyebabkan cedera
2. Identifikasi obat yang berpotensi menyebabkan
cedera
No Diagosa (SDKI) Luaran (SLKI) Intérvensi (SIKI)
Kriteria hasil 3. Identifikasi kesesuaian alas kaki atau stoking elastis
Kejadian cedera 1 2 3 4 5 pada ekstremitas bawah
Luka/lecet 1 2 3 4 5 Terapeutik
Keterangan : 1. Sediakan pencahayaan yang memadai
Kejadian cedera, Luka/lecet 2. Gunakan lampu tidur selama jam tidur
1 : Meningkat 3. Sediakan alas kaki antislip
2 : Cukup meningkat 4. Sediakan pispot atau urinal untuk eliminasi
3 : Sedang ditempat tidur
4 : Cukup menurun 5. Pastikan bel panggilan atau telefon mudah
5 : Menurun dijangkau
6. Pastikan barang barang pribadi mudah dijangkau
Edukasi
1. Jelaskan alas an intervensi pencegahan jatuh ke
pasien dan keluarga
2. Anjurkan berganti posisi secara perlahan dan duduk
selama beberapa menit sebelum berdiri
9. Bersihan jalan nafas tidak efektif Setelah dilakukan intérvensi keperawatan Manajemen Jalan Nafas
S : Dispnea selama 2x24 jam, maka bersihan jalan nafas Observasi
O: Meningkat dengan kriteria hasil : 1. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha
1. Batuk tidak efektif napas)
2. Tidak mampu batuk Kriteria Hasil 2. Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling,
3. Sputum berlebih Produksi sputum 1 2 3 4 5 mengi, weezing, ronkhi kering)
4. Mengi, wheezing, ronki Mengi, wheezing 1 2 3 4 5 3. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
5. gelisah Batuk efektif 1 Terapeutik
2 3 4 5 1. Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt
dan chin-lift (jaw-thrust jika curiga trauma cervical)
2. Posisikan semi-Fowler atau Fowler
Keterangan: 3. Berikan minum hangat
Batuk efektif 4. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
1 : Menurun 5. Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
2 : Cukup menurun 6. Lakukan hiperoksigenasi sebelum
3 : Sedang 7. Penghisapan endotrakeal
4 : Cukup meningkat 8. Keluarkan sumbatan benda padat dengan
5 : Meningkat forsepMcGill
No Diagosa (SDKI) Luaran (SLKI) Intérvensi (SIKI)
Keterangan : 9. Berikan oksigen, jika perlu
Produksi sputum, Mengi, wheezing Edukasi
1 : Meningkat 1. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak
2 : Cukup meningkat kontraindikasi.
3 : Sedang 2. Ajarkan teknik batuk efektif
4 : Cukup menurun Kolaborasi
5 : Menurun Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu.
10. Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan intérvensi keperawatan Manajemen Jalan Nafas
S : Dispnea selama 2x24 jam, maka pola nafas Membaik Observasi
O: dengan kriteria hasil : 4. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha
1. Penggunaan otot bantu napas)
pernapasan Kriteria Hasil 5. Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling,
2. Pola napas abnormal (takipnea, Dispnea 1 2 3 4 5 mengi, weezing, ronkhi kering)
bradipnea) Penggunaan otot 1 6. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
3. Pernapasan cuping hidung 2 3 4 5 Terapeutik
bantu napas
Frekuensi napas 1 10. Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt
2 3 4 5 dan chin-lift (jaw-thrust jika curiga trauma cervical)
11. Posisikan semi-Fowler atau Fowler
12. Berikan minum hangat
Keterangan : 13. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
Dispnea, Penggunaan otot bantu napas 14. Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
1 : Meningkat 15. Lakukan hiperoksigenasi sebelum
2 : Cukup meningkat 16. Penghisapan endotrakeal
3 : Sedang 17. Keluarkan sumbatan benda padat dengan
4 : Cukup menurun forsepMcGill
5 : Menurun 18. Berikan oksigen, jika perlu
Frekuensi napas Edukasi
1 : Memburuk 3. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak
2 : Cukup Memburuk kontraindikasi.
3 : Sedang 4. Ajarkan teknik batuk efektif
4 : Cukup membaik Kolaborasi
5 : membaik Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu.
No Diagosa (SDKI) Luaran (SLKI) Intérvensi (SIKI)
11. Risiko perfusi serebral tidak efektif Setelah dilakukan intérvensi keperawatan Menejemen Peningkatan Tekanan Intrakranial
S:- selama 2x24 jam, maka perfusi serebral Observasi
O:- meningkat dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi penyebab peningkatan TIK (mis. Lesi,
Terkait : gangguan metabolisme, edema serebral)
1. Stroke Kriteria Hasil 2. Monitor tanda/gejala peningkatan TIK (mis.
2. Ht Tingkat kesadaran 1 2 3 4 5 Tekanan darah meningkat, tekanan nadi melebar,
3. Cedera kepala TIK 1 2 3 4 5 bradikardia, pola napas ireguler, kesadaran
gelisah 1 menurun)
2 3 4 5 3. Monitor MAP (Mean Arterial Pressure)
4. Monitor CVP (Central Venous Pressure), jika perlu
Nilai rata – rata TD 1 5. Monitor PAWP, jika perlu
2 3 4 5 6. Monitor PAP, jika perlu
7. Monitor ICP (Intra Cranial Pressure), jika tersedia
8. Monitor CPP (Cerebral Perfusion Pressure)
Keterangan : 9. Monitor gelombang ICP
TIK, gelisah 10. Monitor status pernapasan
1 : Meningkat 11. Monitor intake dan output cairan
2 : Cukup meningkat 12. Monitor cairan serebro-spinalis (mis. Warna,
3 : Sedang konsistensi)
4 : Cukup menurun Terapeutik
5 : Menurun 1. Minimalkan stimulus dengan menyediakan
Nilai rata – rata TD lingkungan yang tenang
1 : Memburuk 2. Berikan posisi semi fowler
2 : Cukup Memburuk 3. Hindari maneuver Valsava
3 : Sedang 4. Cegah terjadinya kejang
4 : Cukup membaik 5. Hindari penggunaan PEEP
5 : membaik 6. Hindari pemberian cairan IV hipotonik
Tingkat kesadaran 7. Atur ventilator agar PaCO2 optimal
1 : Menurun 8. Pertahankan suhu tubuh normal
2 : Cukup menurun Kolaborasi
3 : Sedang 1. Kolaborasi pemberian sedasi dan antikonvulsan,
4 : Cukup meningkat jika perlu
5 : Meningkat 2. Kolaborasi pemberian diuretic osmosis, jika perlu
3. Kolaborasi pemberian pelunak tinja, jika perlu
No Diagosa (SDKI) Luaran (SLKI) Intérvensi (SIKI)
12. Risiko perfusi perifer tidak efektif Setelah dilakukan intérvensi keperawatan Pencegahan syok
S:- selama 2x24 jam, maka perfusi perifer Observasi
O:- meningkat dengan kriteria hasil : 1. Monitor status oksigenasi
Terkait : 2. Monitor status cairan
1. Dm Kriteria Hasil 3. Monitor tingkat kesadaran
2. HT Denyut nadi perifer 1 2 3 4 5 Terapeutik
3. Kanker Warna kulit pucat 1 2 3 4 5 Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi ˃94%
Akral 1 Edukasi
2 3 4 5 1. Jelaskan penyebab risiko syok
2. Jelaskan tanda gejala syok
Turgor kulit 1 Kolaborasi
2 3 4 5 Kolaborasi pemberian tranfusi darah, jika perlu

Keterangan :
Warna kulit pucat
1 : Meningkat
2 : Cukup meningkat
3 : Sedang
4 : Cukup menurun
5 : Menurun
Akral, Turgor kulit
1 : Memburuk
2 : Cukup Memburuk
3 : Sedang
4 : Cukup membaik
5 : membaik
Denyut nadi perifer
1 : Menurun
2 : Cukup menurun
3 : Sedang
4 : Cukup meningkat
5 : Meningkat
No Diagosa (SDKI) Luaran (SLKI) Intérvensi (SIKI)
13. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan Manajemen Energi
S: selama 3x24 jam, toleransi aktivitas meningkat Observasi
1. Lelah dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
2. dispnea Kriteria Hasil mengakibatkan kelelahan
O: Frekuensi nadi 1 2 3 4 5 2. Monitor kelelahan fisik dan emosional
1. frekuensi jantung meningkat ˃ Keluhan lelah 1 2 3 4 5
3. Monitor pola dan jam tidur
20% dr kondisi istirahat Dispnea saat aktivitas 1
2. tekanan darah berubah ˃ 20% 2 3 4 5 Terapeutik
dan setelah aktivitas
dr kondisi istirahat 1. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah
TD 1 stimulus
2 3 4 5 2. Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
Keterangan : 2. Anjurkan melakukan aktivitas secara
Keluhan lelah, Dispnea saat aktivitas dan bertahap
setelah aktivitas
1 : Meningkat
3. Ajarkan strategi koping untuk mengurangi
2 : Cukup meningkat kelelahan
3 : Sedang Kolaborasi
4 : Cukup menurun Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan
5 : Menurun asupan makanan
TD
1 : Memburuk
2 : Cukup Memburuk
3 : Sedang
4 : Cukup membaik
5 : membaik
Frekuensi nadi
1 : Menurun
2 : Cukup menurun
3 : Sedang
4 : Cukup meningkat
5 : Meningkat
No Diagosa (SDKI) Luaran (SLKI) Intérvensi (SIKI)
14. Penurunan curah jantung Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan Perawatan jantung
S: selama 3x24 jam, curah jantung meningkat Observasi
1. Perubahan irama jantung dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi tanda gejala primer penurunan
(palpitasi) Kriteria Hasil curah jantung
2. Perubahan preload (lelah) Kekuatan nadi perifer 1 2 3 4 5 2. Identifikasi tanda gejala sekunder penurunan
3. Perubahan afterload (dispnea) lelah 1 2 3 4 5 curah jantung
O: Edema 1 3. Monitor TD
1. Bradikardi/takikardi Dispnea 2 3 4 5 4. Monitor BB
2. Edema 5. Monitor oksigen
3. TD meningkat/ menurun TD 1 6. Monitor keluhan nyeri dada
2 3 4 5
Terapeutik
1. Posisikan px semi fowler/fowler
2. Gaya hidup sehat
Keterangan :
Edukasi
Lelah, Edema,Dispnea
1. Anjurkan beraktivitas sesuai toleransi
1 : Meningkat
2. Anjurkan beraktivitas seara bertahap
2 : Cukup meningkat
3. Anjurkan berhenti merokok
3 : Sedang
Kolaborasi
4 : Cukup menurun
Kolaborasi pemberian anti aritmia
5 : Menurun
TD
1 : Memburuk
2 : Cukup Memburuk
3 : Sedang
4 : Cukup membaik
5 : membaik
Kekuatan nadi perifer
1 : Menurun
2 : Cukup menurun
3 : Sedang
4 : Cukup meningkat
5 : Meningkat
No Diagosa (SDKI) Luaran (SLKI) Intérvensi (SIKI)
15. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan Manajemen hiperglikemia
darah selama 1x24 jam, kestabilan kadar glukosa Observasi
S:- darah meningkat dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi kemungkinan penyebab
O:- Kriteria Hasil hipogikemia
Terkait : Mengantuk 1 2 3 4 5 2. Monitor kadar glukosa darah
1. Dm Pusing 1 2 3 4 5 Terapeutik
2. Hipoglikemia Lelah 1 1. Berikan karbohidrat
lapar 2 3 4 5 2. Berikan glukagon
Edukasi
kadar glukosa dalam 1 Anjurkan monitor kadar glukosa darah
darah 2 3 4 5 Kolaborasi
Kolaborasi pemberian dextrose
Kolaborasi pemberian glukagon
Keterangan :
Mengantuk, Pusing, Lelah, lapar
1 : Meningkat
2 : Cukup meningkat
3 : Sedang
4 : Cukup menurun
5 : Menurun
kadar glukosa dalam darah
1 : Memburuk
2 : Cukup Memburuk
3 : Sedang
4 : Cukup membaik
5 : membaik

Anda mungkin juga menyukai