Anda di halaman 1dari 4

NYERI AKUT

Kategori : Psikologis
Sub Kategori : Nyeri dan Kenyamanan
Kode Diagnosa : D.0077

Diagnosa Keperawatan/ Masalah Rencana keperawatan


Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Nyeri akut berhubungan dengan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan a. Intervensi Utama
1. Agen pencedera fisiologis (mis. selama… jam diharapkan : Edukasi Manajemen Nyeri
inflamasi, iskemia, neoplasma) a. Luaran utama : 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
2. Agen pencedera kimiawi (mis. Tingkat nyeri menurun, KH menerima informasi
terbakar, bahan kimia iritan) 1. Keluhan nyeri menurun 2. Sediakan materi dan media pendidikan
3. Agen pencedera fisik (mis. 2. Meringis menurun kesehatan
abses, amputasi, terbakar, 3. Sikap protektif menurun 3. Jadwalkan pendidikan kesehatan
terpotong mengangkat berat, 4. Gelisah menurun sesuai kesepakatan
prosedur operasi, trauma, 5. Kesulitan tidur menurun 4. Berikan kesempatan untuk bertanya
latihan fisik berlebihan) 6. Menarik diri menurun 5. Jelaskan penyebab periode, dan
7. Berfokus pada diri sendiri strategi meredakan nyeri
menurun 6. Anjurkan memonitor nyeri secara
Dibuktikan dengan :
8. Perasaan depresi (tertekan) mandiri
Mayor menurun 7. Anjurkan menggunakan analgetik
Subjektif : 9. Perasaan takut mengalami secara tepat
Mengeluh nyeri cedera berulang menurun 8. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
10. Anoreksia menurun mengurangi rasa nyeri
Objektif : 11. Ketegangan otot menurun
1. Tampak meringis 12. Pupil dilatasi menurun Pemberian Analgesik
2. Bersikap protekif (mis. waspada, 13. Muntah menurun 1. Identifikasi karakteristik nyeri (mis.
posisi menghindari nyeri) 14. Mual menurun pencetus, pereda, kualitas, lokasi,
3. Gelisah 15. Frekuensi nadi membaik intensitas, frekuensi, durasi)
4. Frekuensi nadi meningkat 16. Pola napas membaik 2. Identifikasi kesesuaian jenis analgesik
5. Sulit tidur 17. Tekanan darah membaik (mis. narkotika, non-narkotika, atau
18. Proses berpikir membaik NSAID) dengan tingkat keparahan
Minor nyeri
Subjektif : b. Luaran tambahan : 3. Monitor efektivitas analgesic
(tidak tersedia) Kontrol Nyeri Meningkat, KH: 4. Kolaborasi pemberian dosis dan jenis
1. Melaporkan nyeri terkontrol analgesik, sesuai indikasi
Objektif : meningkat
1. Tekanan darah meningkat 2. Kemampuan mengenali onset b. Intervensi Pendukung
2. Pola napas berubah nyeri meningkat Aromaterapi
3. Nafsu makan berubah 3. Kemampuan mengenali 1. Identifikasi pilihan aroma yang disukai
4. Proses berfikir terganggu penyebab nyeri meningkat dan tidak disukai
5. Menarik diri 4. kemampuan menggunakan 2. Pilih minyak esensial yang tepat sesuai
6. Berfokus pada diri sendiri teknik non-farmakologis dengan indikasi
meningkat 3. Berikan minyak esensial dengan metode
Konisi klinis terkait : 5. Dukungan orang terderkat yang tepat (mis. inhalasi, pemijatan,
1. Kondisi Pembedahan meningkat mandi uap, atau kompres )
2. Cedera traumatis 6. Keluhan nyeri menurun 4. Ajarkan cara menyimpan minyak esensial
3. Infeksi 7. Penggunaan analgesik menurun dengan tepat
5. Anjurkan menggunakan minyak esensial
Penyembuhan Luka Meningkat, secara bervarias
KH:
1. Penyatuan kulit meningkat Edukasi Proses Penyakit
2. Penyatuan tepi luka meningkat 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
3. Jaringan granulasi meningkat menerima informasi
4. Pembentukan jaringan parut 2. Jelaskan tanda dan gejala yang
meningkat ditimbulkan oleh penyakit
5. Edema pada sisi luka menurun 3. Jelaskan kemungkinan terjadinya
6. Peradangan luka menurun komplikasi
7. Nyeri menurun 4. Ajarkan cara meredakan atau
8. Drainase purulen menurun mengatasi gejala yang dirasakan
9. Drainase serosa menurun 5. Ajarkan cara meminimalkan efek
10. Drainase sanguinis menurun samping dari intervensi atau
11. Drainase serosanguinis pengobatan
menurun 6. Informasikan kondisi pasien saat ini
12. Eritema pada kulit sekitar 7. Anjurkan melapor jika merasakan tanda
menurun dan gejala berat atau tidak biasa
13. Peningkatan suhu kulit menurun
14. Bau tidak sedap pada luka Edukasi Teknik Napas
menurun 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
15. Nekrosis menurun menerima informasi
16. Infeksi menurun 2. Jelaskan tujuan dan manfaat teknik
napas
Pola Tidur Meningkat, KH: 3. Anjurkan memposisikan tubuh
1. Keluhan sulit tidur menuruin senyaman mungkin (mis. duduk,
2. Keluhan sering terjaga menurun baring)
3. Keluhan tidak puas tidur 4. Anjurkan menutup mata dan
menurun berkonsentrasi penuh
4. Keluhan pola tidur berubah 5. Ajarkan melakukan inspirasi dengan
menurun menghirup udara melalui hidung secara
5. Keluhan istirahat tidak cukup perlahan
menurun 6. Ajarkan melakukan ekspirasi dengan
menghembuskan udara mulut mencucu
Status Kenyamanan Meningkat, secara perlahan
KH: 7. Demonstrasikan menarik napas selama
1. Rileks meningkat 4 detik, menahan napas selama 2 detik
2. Keluhan tidak nyaman menurun dan menghembuskan napas selama 8
3. Gelisah menurun detik
4. Lelah menurun
5. Merintih menurun Latihan Pernapasan
6. Menangis menurun 1. Identifikasi indikasi dilakukan latihan
7. Pola tidur membaik pernapasan
2. Monitor frekuensi, irama dan
kedalaman napas sebelum dan
sesudah latihan
3. Sediakan tempat yang tenang
4. Posisikan pasien nyaman dan rileks
5. Tempatkan satu tangan di dada dan
satu tangan di perut
6. Pastikan tangan di dada mundur ke
belakang dan telapak tangan diperut
maju ke depan saat menarik napas
7. Ambil napas dalam secara perlahan
melalui hidung dan tahan selama tujuh
hitungan
8. Hitungan ke delapan hembusan napas
melalui mulut dengan perlahan
9. Jelaskan tujuan dan prosedur latihan
pernapasan
10. Anjurkan mulai latihan 4-5 kali

Pemantauan Nyeri
1. Identifikasi faktor pencetus pereda
nyeri
2. Monitor kualitas nyeri (mis. terasa
tajam, tumpul, diremas-remas, ditimpa
beban berat)
3. Monitor lokasi dan penyebaran nyeri
4. Monitor intensitas nyeri dengan
menggunakan skala
5. Monitor durasi dan frekuensi nyeri
6. Atur interval waktu pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
7. Informasikan hasil pemantauan, jika
perlu

Pengaturan Posisi
1. Monitor alat traksi agar selalu tepat
2. Tempatkan pada matras atau tempat
tidur terapiutik yang tepat
3. Tempatkan pada posisi terapeutik
4. Sediakan matras yang kokoh atau
padat
5. Atur posisi tidur yang disukai, jika tidak
kontraindikasi
6. Hindari menempatkan pada posisi yang
dapat meningkatkan nyeri
7. Hindari menempatkan stump amputasi
pada posisi fleksi
8. Hindari posisi yang menimbulkan
ketegangan pada luka
9. Minimalkan gesekan dan tarikan saat
mengubah posisi

Perawatan Amputasi
1. Monitor adanya edema pada stump
2. Monitor nyeri phantom pada tungkai
(mis. rasa terbakar, kram, berdenyut,
rasa remuk, atau kesemutan)
3. Posisikan stump (puntung atau ujung
bagian yang diamputasi) pada
kesejajaran tubuh yang benar
4. Tempatkan stump bawah lutut (below-
the-knee) dalam posisi ekstensi
5. Hindari meletakkan stump pada posisi
menggantung untuk menurunkan
edema dan statis vaskuler
6. Hindari mengganti balutan stump
segera setelah operasi selama tidak
ada rembesan atau tanda infeksi
7. Balut stump sesuai kebutuhan
8. Fasilitasi menghadapi proses berduka
karena kehilangan bagian tubuh
9. Motivasi merawat stump secara mandiri
10. Ajarkan latihan pascaoperasi (mis.
latihan rentang gerak, latihan napas,
dan miring kiri-kanan)
11. Ajarkan perawatan diri setelah pulang
dari rumah sakit

Perawatan Kenyamanan
1. Identifikasi gejala yang tidak
menyenangkan (mis. mual, nyeri, gatal,
sesak)
2. Berikan posisi yang nyaman
3. Ciptakan lingkungan yang nyaman
4. Berikan pemijatan
5. Jelaskan mengenai kondisi dan pilihan
terapi atau pengobatan
6. Ajarkan terapi relaksasi
7. Ajarkan latihan pernapasan
8. Ajarkan teknik distraksi dan imajinasi
terbimbing
9. Kolaborasi pemberian analgesik,
antipruritas, antihistamin, jika perlu

Teknik Distraksi
1. Identifikasi pilihan teknik distraksi yang
diinginkan
2. Gunakan teknik distraksi (mis.
membaca buku, menonton televisi,
bermain, aktivitas terapi, membaca
cerita, bernyanyi)
3. Jelaskan manfaat dan jenis distraksi
bagi panca indra (mis. musik,
penghitungan, televisi, baca, video/
permainan genggam)
4. Anjurkan menggunakan teknik sesuai
dengan tingkat energi, kemampuan,
usia tingkat perkembangan
5. Anjurkan membuat daftar aktivitas yang
menyenangkan
6. Anjurkan berlatih teknik distraksi

Terapi Humor
1. Identifikasi jenis humor yang diinginkan
2. Identifikasi tanggapan khas pasien
terhadap homor (mis. tertawa atau
tersenyum)
3. Identifikasi situasi dan kondisi untuk
menggunakan humor
4. Monitor respon dan hentikan strategi
humor jika tidak efektif
5. Hindari konten yang sensitif
6. Tunjukkan sikap menghargai humor
yang dilakukan
7. Tanggapi secara positif upaya humor
yang dilakukan
8. Diskusikan keuntungan tertawa
9. Anjurkan menggunakan media terapi
humor (mis. permainan lucu, kartun,
lelucon, video, kaset, buku)

Terapi Murottal
1. Identifikasi aspek yang akan diubah
atau dipertahankan (mis. sikap,
biologis, psikologis)
2. Identifikasi aspek yang akan difokuskan
dalam terapi (mis. stimulasi, relaksasi,
konsentrasi, pengurangan nyeri)
3. Identifikasi jenis terapi yang digunakan
berdasarkan keadaan dan kemampuan
pasien (mendengarkan atau membaca
Al-quran)
4. Identifikasi media yang dipergunakan
(mis. speaker, earphone, handphone)
5. Identifikasi lama dan durasi pemberian
sesuai kondisi pasien
6. Monitor perubahan yang difokuskan
7. Posisikan dalam posisi dan lingkungan
yang nyaman
8. Batasi rangsangan eksternal selama
terapi dilakukan (mis. lampu, suara,
pengunjung, panggilan telepon)
9. Yakinkan volume yang digunakan
sesuai dengan keinginan pasien
10. Putar rekaman yang telah ditetapkan
11. Dampingi selama membaca Al-quran,
jika perlu
12. Jelaskan tujuan dan manfaat terapi
13. Anjurkan memusatkan perhatian atau
pikiran pada lantunan ayat Al-quran

Terapi Musik
1. Identifikasi minat terhadap musik
2. Pilih musik yang disukai
3. Atur volume suara yang sesuai
4. Berikan terapi musik sesuai indikasi
5. Jelaskan tujuan dan prosedur terapi
musik
6. Anjurkan rileks selama mendengarkan
musik

Anda mungkin juga menyukai