INTERVENSI KEPERAWATAN
farmakologis 1. Pemberian
bronkodilatorekspektoran,
15.Kecemasan
mulkolitik, jika perlu
Gejala dan tanda
mayor
Subjektif
1. Dispnea
Objektif
1. Penggunaan otot
bantu
2. Fase ekspirasi
memanjang
3. Pola napas
abnormal (mis.
Takipnea,
bradipnea,
hiperventilasi,
kussmaul, cheyne-
stokes)
Subjektif
1. Ortopnea
Objektif
1. Pernapasan pused-
lip
2. Pernapasan cuping
hidung
3. Diameter thorax
anterior-osterior
meningkat
4. Ventilasi semenit
menurun
5. Kapasitas vital
menurun
6. Tekanan ekspirasi
menurun
7. Tekanan insirasi
menurun
Ekskursi dada berubah
Retensi Urine (D.0050) Luaran Utama Intervensi Utama
Definisi Eliminasi urine Katerisasi Urine
Pengosongan kandung Definisi Definisi
kemih yang tidak lengkap Pengosongan kandung Mmasukan selang kateter
Penyebab kemih yang lengkap urine kedalam kandung
1. Peningkatan tekanan Ekspektasi kemih
uretra Membaik Tindakan
2. Kerusakan arkus Kriteria hasil Observasi
refleks 1. Sensasi berkemih 1. Periksa kondisi pasien
3. Blok spinger meningkat (5) (mis. Kesadaran, tanda-
4. Disfusi neurologis 2. Desakan berkemih tanda vital, daerah
(mis. Taruma, menurun (5) perineal, distensi kandung
penyakit saraf) 3. Distensih kandung kemih, inkontinesia urine,
5. Efek agen kemih menurun (5) refleks berkemih)
farmakologis (mis. 4. Berkemih tidak Terapeutik
Atropine, belladona, tuntas menurun (5) 1. Siapkan peralatan, bahan-
psikotropik, 5. Volume residu bahan dan ruangan
antihistamin, opiate) urine menurun (5) tindakan
Gejalah dan tanda Mayor 6. Urine menetes 2. Siapkan pasien, bebaskan
Subjektif membaik (5) pakaian bawah dan
1. Sensasi penuh pada 7. Nokturia menurun posisikan dorsal
kandung kemih (5) rekumben (untuk wanita)
Obyektif 8. Mengompol dan supine (untuk laki-
1. Dysuri/anuria menurun (5) laki)
2. Distensi kandung 9. Enuresis menurun 3. Pasang sarung tangan
kemih (5) 4. Bersihkan daerah perineal
Gejalah dan tanda Minor 10. Disuria menurun atau preposium dengan
Subjektif (5) cairan NaCl atau aquades
1. Dribbling 11. Anuria menurun 5. Lakukan insersi kateter
Objektif (5) urin dengan urine bag
1. Inkontinesia 12. Frekuensi BAK 6. Isi balon dngan NaCl
berlebih membaik (5) 0,9% sesuai anjuran
2. Residu urin 150 ml 13. Karakteristik urin pabrik
atau lebih membaik (5) 7. Fiksasi selang kateter
Kondisi klinis terkait diatas simpisis atau di
1. Benigna prostat paha
hiperplasia 8. Pastikan kantung urine
2. Pembengkakan ditempatkan lebih rendah
perineal dari kandung kemih
3. Sedera medulla 9. Berikan label waktu
spinalis pemasangan
4. Rektokel Edukasi
5. Tumor disaluran 1. Selaskan tujuan dan
kemih prosedur pemasangan
keteter urine
2. Anjurkan menarik napas
pada saat insersi selang
kateter
DAFTAR PUSTAKA
Arif Mutaqqin (2188), Buku Ajar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem
Persarafan, Jakarta : Salemba Medika
Price da Wilson. 2018. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta: EGC.
Brunner & Suddarth, 2021. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Vol. 3 . Jakarta :
EGC.
Lewis. 2016. Medical surgical nursing. St Louis: Mosby
Batticaca Fransisca B, 2018, Asuhan keperawatan dengan Gangguan Sistem Persarafan,
Jakarta : Salemba Medika
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI