Penyebab
Hasil yang diharapkan. Menurut standar luaran keperawatan Indonesia (PPNI, 2019), Luaran utama
adalah eliminasi urine. Defenisi eliminasi urine adalah pengosongan kandung kemih yang lengkap
Cukup Cukup
Kriteria Hasil Menurun Sedang Meningkat
Menurun Meningkat
Sensasi berkemih 1 2 3 4 5
Sedangkan Luaran tambahan adalah Kontinensia urine, kontrol gejala, status kenyamanan, status
neurologis, tingkat nyeri (PPNI, 2019)
1. Kontinensia urine
Cukup Cukup
Kriteria Hasil Menurun Sedang Meningkat
Menurun meningkat
Kemampuan berkemih 1 2 3 4 5
Defenisi : Pola kebiasaan Buang air kecil
Cukup Cukup
Kriteria Hasil Meningkat Sedang Menurun
Meningkat Menurun
Nokturia 1 2 3 4 5
Residu volume urine
1 2 3 4 5
setelah berkemih
Distensi kandung kemih 1 2 3 4 5
Dribbling 1 2 3 4 5
Hesitancy 1 2 3 4 5
Enuresis 1 2 3 4 5
Verbalisasi pengeluaran
1 2 3 4 5
urine tidak tuntas
Cukup Cukup
Kriteria Hasil Memburuk Sedang Membaik
Memburuk Membaik
Frekuensi Berkemih 1 2 3 4 5
Sensasi Berkemih 1 2 3 4 5
2. Kontrol gejala
Defenisi : Kemampuan untuk mengendalikan atau mengurangi perubahan fungsi fisik dan emosi
yang dirasakan akibat munculnya masalah kesehatan
Cukup Cukup
Kriteria Hasil Menurun Sedang Meningkat
Menurun meningkat
Kemampuan memonitor 1 2 3 4 5
munculnya gejala secara
mandiri
Kemampuan memonitor
1 2 3 4 5
lama bertahannya gejala
Kemampuan memonitor
1 2 3 4 5
frekuensi gejala
Kemampuan menggunakan
1 2 3 4 5
sumber daya yang tersedia
Kemampuan melaporkan
1 2 3 4 5
gejala
3. Status kenyamanan
Defenisi : Keseluruhan rasa nyaman dan aman secara fisik, psikologis, spiritual, social, budaya dan
lingkungan
Cukup Cukup
Kriteria Hasil Meningkat Sedang Menurun
Meningkat Menurun
Keluhan sulit tidur 1 2 3 4 4
Mual 1 2 3 4 4
Lelah 1 2 3 4 4
Merintih 1 2 3 4 4
Menangis 1 2 3 4 4
Iritabilitas 1 2 3 4 4
Penggunaan obat 1 2 3 4 4
Intervensi. Menurut Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (PPNI, 2018), intervensi utama untuk
masalah retensi urin adalah kateterisasi urine
Kateterisasi Urine
Tindakan
Observasi
Periksa kondisi pasien (misalnya tingkat kesadaran, tanda-tanda vital, daerah perineal, distensi
kandung kemih, inkontinensia urine, reflex berkemih)
Terapeutik
Siapkan peralatan, bahan dan ruang tindakan
Siapkan pasien dengan pakaian bagian bawah pasien dilepas dan posisikan dorsal rekumben
untuk wanita dan supine untuk laki-laki
Pasang sarung tangan
Bersihkan daerah perineal atau preposium dengan cairan NaCL atau aquades
Lakukan insersi kateter urine dengan menerapakan prinsip aseptick
Sambungkan kateter urine dengan urine bag
Isi balon dengan NaCL 0,9% sesuai anjuran
Fiksasi selang kateter diatas simpisis atau paha
Pastikan kantong urine diletakkan lebih rendah dari kandung kemih
Berikan label waktu pemasangan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemasangan kateter urine
Anjurkan menarik napas saat insersi selang kateter
Sedangkan Intervensi pendukung diantaranya adalah irigasi kandung kemih, irigasi kateter urine,
pemantauan cairan, manajemen eliminasi urine, manajemen medikasi, promosi latihan fisik, teknik
distraksi, terapi aktivitas, terapi relaksasi
a. Pemantauan cairan
Defenisi : Mengumpulkan dan menganalisis data terkait pengaturan keseimbangan
Cairan.
Tindakan
Observasi
Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
Monitor frekuensi napas
Monitor tekanan darah
Monitor berat badan
Monitor waktu pengisian kapiler
Monitor elastisitas atau turgor kulit
Monitor jumlah, warna dan berat jenis urine
Monitor kadar albumin dan protein total
Monitor hasil pemeriksaan serum
Monitor intake dan output cairan
Identifikasi tanda-tanda hypovolemia
Identifikasi tanda-tanda hypervolemia
Identifikasi faktor resiko ketidakseimbangan cairan.
Terapeutik
Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan.
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan bila perlu