Disajikan oleh:
NIM. 16711132
Pembimbing :
JULI 2021
HALAMAN PENGESAHAN
JOURNAL READING
Disajikan oleh :
NIM. 16711132
Juli 2021
Mengetahui,
I. ANALISIS PICO
Comparison -
II. JURNAL
Judul jurnal : Effects of Serum Vitamin D Levels and
Vitamin D Supplementation on Urticaria:
A Systematic Review and Meta-
Analysis
Penulis : Yajia Li, Ziqin Cao, Jia Guo, Qiangxiang
Li, Juan Su
Populasi: Perbandingan kadar 25(OH)D pada populasi urtikaria dengan kontrol dan studi
klinis kadar 25(OH)D pada populasi urtikaria dengan catatan klinis urtikaria.
Intervensi: Suplementasi VitD
Hasil: Pada populasi urtikaria, terutama pasien urtikaria kronis dewasa, dapat dikaitkan
dengan risiko tinggi penurunan serum 25(OH)D dan suplementasi VitD dapat mengurangi
gejala klinis urtikaria.
Dua peneliti (Y.L. dan Z.C.) secara independen menilai judul artikel dan abstrak untuk
menentukan kelayakan untuk dimasukkan dalam meta-analisis. Ketidaksepakatan
ditangani melalui diskusi dengan peneliti ketiga (J.G.).
Kriteria inklusi untuk studi asli yang terlibat: studi harus observasional atau intervensi,
termasuk uji coba kontrol acak (RCT), uji coba kontrol non-acak, studi intervensi klinis,
studi kasus kontrol prospektif, dan studi pengukuran berulang.
Kriteria eksklusi studi di mana peserta adalah wanita hamil atau bayi (<1 tahun); seri kasus
yang terlibat, laporan kasus, tinjauan literatur, atau komentar.
Peneliti melakukan pencarian sistematis pada database melalui PubMed, EMBASE, dan
Database Cochrane dari Januari 1990 hingga Januari 2021 dan literatur seperti informasi
otoritatif dari surat kepada editor dan abstrak dari presentasi konferensi.
Pencarian terbatas pada studi bahasa Inggris tanpa batasan tahun publikasi dan
menggunakan keywords tertentu.
Prosedur pencarian didokumentasikan menggunakan protokol PRISMA, yang terdaftar di
PROSPERO.
Kedua penulis mengkonfirmasi semua entri dan memverifikasi keakuratan dan
kelengkapan data. Informasi berikut diambil: penulis, tahun publikasi, lokasi geografis
menurut garis lintang, desain penelitian, tipe urtikaria, tipe partisipan, karakteristik
demografi pasien.
Penelitian menggunakan Skala Penilaian Kualitas Newcastle-Ottawa (NOS) [23] dan
Skala Kualitas Jadad [24] untuk mengukur kualitas observasi dan studi intervensi.
Dalam sistem NOS, kami menggunakan kategori skor masing-masing 0 hingga 3 (kualitas
rendah), 4 hingga 6 (kualitas sedang), dan 7 hingga 9 (kualitas tinggi).
Alat Jadad menilai risiko bias dari enam domain: pembuatan urutan, penyembunyian
alokasi, pembutaan, data hasil yang tidak lengkap, pelaporan hasil selektif, dan sumber
bias lainnya. Hasil disajikan dengan risiko bias yang rendah, tidak jelas, atau tinggi.
Pedoman pengobatan berbasis bukti (EBM) diringkas dalam tabel tingkat bukti (LOE) dan
terdiri dari 5 tingkat (I-V) [25].
Perbandingan Kadar Serum 25(OH)D
Sebanyak 7539 peserta yang memenuhi syarat digunakan untuk membandingkan serum
25(OH)D pada pasien urtikaria dengan kontrol yang sehat (Tabel 3).
Analisis ini menunjukkan tingkat 25(OH)D yang lebih rendah secara statistik pada pasien
urtikaria dibandingkan dengan kontrol (−9,35 ng/mL, 95% CI 12,27 hingga to6.44, p =
0,001; I2 = 100%).
Dalam analisis subkelompok (Gambar S2), dua penelitian melibatkan campuran populasi
orang dewasa dan populasi anak-anak, dua penelitian lainnya hanya melibatkan subjek
anak-anak, sedangkan 13 penelitian lainnya mendokumentasikan populasi orang
dewasa. Hasil sub-kelompok sebagian besar sesuai dengan meta-analisis di mana pasien
urtikaria dari populasi penelitian campuran atau dewasa memiliki kadar serum 25(OH)D
yang lebih rendah.
Menurut kami, intervensi penelitian ini berupa suplementasi vitamin D pada populasi urtikaria
dengan dosis mulai dari 4000-12.000 IU dapat diaplikasikan pada populasi pasien urtikari di
Indonesia. Kekurangan penelitian adalah pada populasi penelitian untuk semua studi intervensi
yang digunakan, serum rata-rata awal 25(OH)D berada di bawah 30 ng/mL dan oleh karena itu
di bawah tingkat yang cukup. Dengan demikian, penelitian tidak dapat mengungkapkan efek
suplementasi pada populasi dengan status serum 25(OH)D yang cukup. Selain itu penelitian ini
dilakukan di beragam demografi, sehingga paparan sinar matahari juga berbeda-beda di setiap
demografi, sedangkan Indonesia yang merupakan negara beriklmin tropis sehingga pada
populasi seharusnya dapat memiliki cukup VitD tanpa harus mengkonsumsi suplementasi
Penelitian ini mendukung bahwa populasi urtikaria, terutama pasien urtikaria kronis
dewasa, berisiko tinggi terkait dengan serum 25(OH)D yang lebih rendah.
VitD, sebagai agen imunomodulator dan anti-inflamasi, dapat bermanfaat bagi urtikaria
kronis.
Suplementasi VitD tampaknya mengurangi keparahan urtikaria dan meningkatkan
kualitas hidup.
Menurut kami, intervensi pada penelitian berupa suplementasi vitamin D pada populasi urtikaria
kronis usia dewasa bermanfaat baik dalam mengurangi keparahan urtikaria dan meningkatkan
kualitas hidup. Tetapi, mengingat demografi Indonesia yang berada di garis khatulistiwa dan
beriklim tropis sehingga sangat mudah terpapar sinar matahari, dimana paparan sinar matahari
merupakan sumber penting dari kebutuhan manusia untuk produksi kulit VitD secara alami.
Ultraviolet B (UVB) dapat diserap dan diubah menjadi pre-vitamin D3 di kulit, sehingga
sebenarnya populasi dapat memiliki cukup VitD tanpa harus mengkonsumsi suplementasi.
EFEK KADAR SERUM VITAMIN D DAN SUPLEMENTASI VITAMIN D TERHADAP
URTIKARIA: TINJAUAN SISTEMATIS DAN META-ANALISIS
ABSTRAK
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kadar 25-hidroksivitamin D (25(OH)D) dapat
mempengaruhi urtikaria. Hubungan Vitamin D (VitD) dengan urtikaria belum diketahui dengan
baik. Oleh karena itu peneliti melakukan pencarian sistematis di PubMed, EMBASE, Web of
Science, dan Cochrane Database. Peneliti memasukkan studi observasional dengan
perbandingan 25(OH)D antara populasi urtikaria dan kontrol dan studi klinis dengan keparahan
klinis catatan urtikaria. Hasil yang didapatkan dari meta-analisis dari tujuh belas studi kelompok
urtikaria vs kontrol mengungkapkan perbedaan rata-rata 9,35 ng/mL (95% CI 12,27 hingga 6.44).
Selain itu terdapat pula hubungan urtikaria dengan defisiensi VitD. Dalam analisis subkelompok
usia dan jenis penyakit, efek signifikan dari 25(OH)D ditemukan di antara populasi urtikaria
dewasa dan kronis. Enam percobaan suplementasi VitD menunjukkan penurunan yang signifikan
dalam skor urtikaria klinis pada intervensi dengan VitD dengan perbedaan rata-rata standar 3,63
dan 1,54 antara studi kontrol acak dan uji coba pengukuran berulang, masing-masing.
Kesimpulannya pada populasi urtikaria, terutama pasien urtikaria kronis dewasa, dapat dikaitkan
dengan risiko tinggi penurunan serum 25(OH)D dan suplementasi VitD dapat mengurangi gejala
klinis urtikaria.
PENDAHULUAN
Urtikaria adalah kelainan kulit yang digerakkan oleh sel mast, yang secara klinis ditandai
dengan gatal-gatal dan/atau angioedema. Berdasarkan durasinya, dapat diklasifikasikan sebagai
urtikaria akut (≤6 minggu) dan kronis (≥6 minggu). Wanita juga cenderung lebih terkena urtikaria
daripada pria, dan penyakit ini tampaknya lebih umum di antara orang dewasa daripada di antara
anak-anak.
Etiologi urtikaria tampaknya sangat heterogen, melibatkan interaksi kompleks antara sinyal
pengaktivasi sel mast dan defek pada fungsi regulasi T, semua kemungkinan berkontribusi
terhadap inflamasi sistemik. Beberapa faktor, termasuk iritasi fisik, alergen udara, makanan dan
bahan tambahan makanan, alergen kontak obat-obatan, dan patogen infeksius, telah disarankan
untuk berkontribusi terhadap urtikaria. Saat ini, alat klinis kuantitatif dan kualitatif digunakan untuk
mengukur tingkat keparahan manifestasi klinis menggunakan pengukuran, yaitu alat ukur berupa
skor aktivitas urtikaria (UAS), skor keparahan urtikaria (USS), kuesioner kualitas hidup
angioedema (AE-QoL), dan kuesioner kualitas hidup CU (CU-Q2oL).
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa Vitamin D 3 (VitD 3) memiliki peran penting
dalam penyakit kulit; misalnya, dapat memodulasi protein struktural di lapisan dermis cornified
dan mempengaruhi penyakit terkait gangguan penghalang kulit seperti dermatitis atopik. VitD
meningkatkan jumlah dan aktivitas imunosupresif sel T regulator (Treg) saat menghuni fungsi sel
T normal [9]. Ini juga bertindak sebagai faktor pelindung dalam alergi dengan menghambat
produksi sitokin pro-inflamasi seperti interleukin (IL)-1, IL-6, IL-12, dan IFN-γ. Atau, VitD
meningkatkan produksi sitokin tolerogenik seperti IL-10 dan TGF-β oleh Treg, sel dendritik (DC),
juga mempengaruhi proliferasi, kelangsungan hidup, diferensiasi, dan fungsi sel mast.
Didukung oleh penelitian sebelumnya, ada banyak minat pada peran defisiensi VitD dalam
perkembangan urtikaria. Serum VitD (25-hidroksivitamin D atau 25(OH)D tingkat cenderung lebih
rendah di musim dingin, dan ada pola musiman yang signifikan (musim dingin ke musim semi)
urtikaria akut (AU) dengan suhu berbanding terbalik dengan kejadian. Selain itu, perbaikan gejala
urtikaria telah dilaporkan setelah suplementasi VitD. Dua tinjauan sistematis dan meta-analisis
sebelumnya [21,22] mengungkapkan tingkat serum 25(OH)D yang lebih rendah ditemukan pada
pasien urtikaria dibandingkan dengan kontrol. Studi ini bertujuan untuk meninjau data studi
observasional dan intervensi terbaru tentang peran VitD dalam urtikaria dengan cara
membandingkan kadar VitD serum pada pasien urtikaria dan kontrol yang sehat, serta hubungan
kekurangan VitD dengan urtikaria. Selanjutnya, peneliti melaporkan penelitian baru yang
menghubungkan dampak suplementasi VitD pada keparahan urtikaria dan kualitas hidup pasien.
Protokol meta-analisis dilakukan sesuai dengan pedoman Preferred Reporting Items for Systemic
Review and Meta-Analysis (PRISMA).
METODE
2.1. Sumber Data dan Strategi Pencarian
Peneliti melakukan pencarian sistematis pada database melalui PubMed, EMBASE, dan
Database Cochrane dari Januari 1990 hingga Januari 2021. Peneliti juga mencari literatur seperti
informasi otoritatif dari surat kepada editor dan abstrak dari presentasi konferensi. Untuk strategi
pencarian, Judul Subjek Medis (MESH) dan istilah pra-teks digunakan, dan istilah pencarian
termasuk: “Vitamin D DAN Urtikaria”; “Vitamin D DAN ruam jelatang”; “25 Hidroksi Vit D DAN
Urtikaria”; “Vitamin D DAN Urtikaria DAN anak-anak”. Pencarian terbatas pada studi bahasa
Inggris tanpa batasan tahun publikasi. Prosedur pencarian didokumentasikan menggunakan
protokol PRISMA, yang terdaftar di PROSPERO.
2.2. Seleksi Studi
Dua peneliti (Y.L. dan Z.C.) secara independen menilai judul artikel dan abstrak untuk
menentukan kelayakan untuk dimasukkan dalam meta-analisis. Ketidaksepakatan ditangani
melalui diskusi dengan penyidik ketiga (J.G.).
Kriteria inklusi untuk studi asli yang terlibat: studi harus observasional atau intervensi,
termasuk uji coba kontrol acak (RCT), uji coba kontrol non-acak, studi intervensi klinis, studi kasus
kontrol prospektif, dan studi pengukuran berulang. Kriteri eksklusi studi yaitu wanita hamil atau
bayi (<1 tahun); seri kasus, laporan kasus, tinjauan literatur, atau komentar.
HASIL
3.1. Karakteristik Studi
Diagram PRISMA yang disajikan pada Gambar S1 menunjukkan penyertaan 22 artikel yang
diterbitkan antara 2011 dan 2020, termasuk 17 studi observasional (dua studi kasus kontrol
prospektif dengan data uji coba pengukuran berulang) dan lima studi intervensi (satu studi
dengan data kasus kontrol).
Di antara total 7790 peserta dari studi observasional, ada 2007 pasien urtikaria dan 6498
kontrol sehat. Dari uji coba intervensi, 242 peserta telah menerima perawatan VitD.
KESIMPULAN
Temuan ini mendukung bahwa populasi urtikaria, terutama pasien urtikaria kronis dewasa,
mungkin berisiko tinggi terkait dengan serum 25(OH)D yang lebih rendah. VitD, sebagai agen
imunomodulator dan anti-inflamasi, dapat bermanfaat bagi urtikaria kronis. Suplementasi VitD
tampaknya mengurangi keparahan urtikaria dan meningkatkan kualitas hidup. Terlepas dari itu,
studi klinis multi-pusat yang besar dan berdurasi panjang masih diperlukan untuk menyelidiki
manfaat klinis dan untuk memahami mekanisme fungsi VitD pada urtikaria.