Anda di halaman 1dari 26

Mini CEX

Gantar Dewa Pambayun / 14711130


DM Interna RSUD dr. Soedono Madiun

Pembimbing: dr. Bambang Subarno, Sp.P


Identitas Pasien
• Nama: Ny. R
• Usia: 35 tahun
• Jenis kelamin: Perempuan
• Alamat: Bantengan, Wiyungan
• Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga
• MRS: 17 april 2021
• No. RM: 680xxx
ANAMNESIS
• Keluhan Utama
Sesak nafas
• Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSSM dengan keluhan sesak nafas. Sesak dirasakan sejak Sabtu
malam. Sesak dirasakan terus menerus hingga menganggu aktivitas. Pasien sudah
memakai nebulizer combivent sebanyak 3x, akan tetapi keluhan tidak mereda.. Pada
hari minggu pagi jam 04.35 pasien merasakan berdebar-debar disertai tremor
kemudian pasien dibawa ke IGD RSSM. Pasien mengaku sesak nafas sering kambuh
jika terpapar udara dingin, ketika musim hujan dan Ketika terkena bulu binatang.
RIWAYAT RIWAYAT
PENYAKIT PENYAKIT RIWAYAT SOSIO
DAHULU KELUARGA EKONOMI

• Pasien memiliki riwayat asma sejak • Ayah dan kakak kandung Pasien tinggal bersama suami
SMA pasien penderita asma dan anak-anaknya. Riwayat
• Riwayat SVT • HT (-) perjalanan keluar kota (-)
• Alergi dingin, alergi bulu binatang • DM (-)
• TB (-)
PEMERIKSAAN FISIK

STATUS GENERALIS TANDA VITAL


• Keadaan Umum: ● Tekanan Darah: 146/81 mmHg
Tampak sesak
● HR: 154x/menit, regular
• Kesadaran:
Compos mentis ● Pernafasan: 26x/menit
• GCS: E4V5M6 ● SpO2: 97%
● Suhu: 36,5 C
STATUS GENERALIS

MATA KEPALA
Konjungtiva pucat (-/-) Dispneu (+)
Sklera ikterik (-/-)
Conjungtiva suffusion (-/-)

PULMO
ABDOMEN
I : perkembangan dada simetris 
I: asites (-) skar (-)
P: fremitus taktik simetris
A: bising usus (+) normal
P: sonor pada semua lapang paru
P: timpani, pekak alih (-)
A: SDV (+) Rh Wh
P: Supel (+), nyeri tekan epigastrium (+),
hepar lien tidak teraba

COR EKSTREMITAS
I: Iktus cordis tidak tampak Pucat (-/-), oedema (-/-)
P: Krepitasi (-) Akral dingin (-/-), peteki (-/-),
P: batas jantung dbn Sianosis (-/-)
A: S1 S2 tunggal regular Clubbing finger (-/-)
Koilonychia (-/-)
PEMERIKSAAN HEMATOLOGI
PENUNJANG Hemoglobin 13.0 12.0-16.0
(14-02-2021) Hitung Leukosit 6.64 4.7-11.3
Trombosit 309 142-424
Hematokrit 39.5 38-42
Hitung Eritrosit 5.5 4.0-5.5
MCV 85.4 80-93
MCH 28.0 27-31
MCHC 32.8 32-36
Hitung Jenis Leukosit    
Eosinofil 2.5 0-3
Basofil 0.7 0-1
Neutrofil 62.9* 50-62
Limfosit 8.8 2.5-4.0
Monosit 5.6 3-7
PEMERIKSAAN Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
PENUNJANG KIMIA KLINIK
SGOT 18 8 - 31
SGPT 13 6 - 31
BUN 8 10 - 20
Creatinin 1,39* 0.6 – 1.1
Gula Darah Sewaktu 140 < 140
Natrium Darah 140 136-145
Kalium Darah 3.6 3.5-5.1
Chloride Darah 102 97 – 111
RO THORAX
(17-04-2021)

Hasil Pemeriksaan Thorax (AP)


Cor : besar dan bentuk
normal
Pulmo : tak tampak infiltrat
Kedua sudut costophrenicus
tajam
Skeletal intak
 
Kesimpulan:
- Foto thorak tak tampak
kelainan
ECG
Sinus takikardi dengan episode
paroxysmal SVT
DIAGNOSIS
Asma bronchial
SVT
PENATALAKSANAAN
FARMAKOLOGIS

• Rawat inap
• Monitoring TTV, jaga
Sp02 > 90%
• RABER Jantung • Infus PZ 8 tpm
• Tiaryt 3x1INJEKSI • Nebul Combivent 3x1
• Diltiazem 2x30mg Inj. Lanzoprazole 1x1
Inj. Hidrokortisone 2x1

PER ORAL
DEFINISI
Asma adalah suatu kelainan berupa inflamasi (peradangan) kronik
saluran napas yang menyebabkan hiperaktivitas bronkus terhadap
berbagai rangsangan yang ditandai dengan gejala episodik
berulang berupa mengi, batuk, sesak nafas dan rasa berat di dada
terutama pada malam dan atau dini hari yang umumnya bersifat
reversibel baik dengan atau tanpa pengobatan.

Status asmatikus adalah asma yang berat dan persisten yang


tidak berespon terhadap terapi konvensional, dan serangan
dapat berlangsung lebih dari 24 jam
EPIDEMIOLOGI
WHO memperkirakan 100-150 juta penduduk dunia menderita asma, jumlah ini
diperkirakan terus bertambah sebesar 180.00 orang setiap tahun. Dengan melihat
kondisi dan kencenderungan asma secara global, Global Initiative for Asthma
(GINA) pada kongres asma sedunia menetapkan tanggal 7 Mei 1998 sebagai “Hari
Asma Sedunia untuk pertama kalinya.
KLASIFIKASI

1. Asma saat tanpa serangan


KLASIFIKASI

2. Asma saat serangan


(akut)
Klasifikasi derajat asma berdasarkan
dapat berupa frekuensi serangan dan
obat yang digunakan sehari-hari, asma
juga dapat dinilai berdasarkan berat-
ringinnya serangan
ETIOLOGI

Sensitasi Individu dengan risiko genetik (alergik/atopi, hipereaktivitas bronkus, jenis kelamin dan ras) dan
lingkungan (alergen, sensitisasi lingkungan kerja, asap rokok, polusi udara, infeksi pernapasan
(virus), diet, status sosioekonomi dan besarnya keluarga) apabila terpajan dengan pemicu
(inducer/sensitisizer) maka akan menimbulkan sensitisasi pada dirinya.
Faktor pemicu : alergen dalam ruangan: tungau, debu rumah, binatang berbulu (anjing, kucing,
tikus), jamur, ragi dan pajanan asap rokok.

individu yang telah mengalami sensitisasi, belum tentu menjadi asma. Apabila telah terpajan dengan

Inflamasi pemacu (enhancer) akan terjadi proses inflamasi pada saluran napas. Proses inflamasi yang
berlangsung lama atau proses inflamasinya berat secara klinis berhubungan dengan hipereaktivitas.
Faktor pemacu tersebut adalah rinovirus, ozon dan pemakaian β2 agonis.
ETIOLOGI

Serangan Serangan asma, yaitu setelah mengalami inflamasi maka bila individu terpajan oleh pencetus (trigger) maka
akan terjadi serangan asma. Faktor pencetus yaitu faktor pemicu dan faktor pemacu ditambah dengan
Asma
aktivitas fisik, udara dingin, histamin, dan metakolin
MANIFESTASI
KLINIS
MANIFESTASI KLINIS
Tanda selanjutnya dapat berupa sianosis sekunder terhadap hipoksia hebat dan gejala-gejala retensi
karbon dioksida (berkeringat, takikardi dan pelebaran tekanan nadi). Pada pasien asma kadang
terjadi reaksi kontinu yang lebih berat dan mengancam nyawa, dikenal dengan istilah “status
asmatikus”. Status asmatikus adalah asma yang berat dan persisten yang tidak berespon terhadap
terapi konvensional, dan serangan dapat berlangsung lebih dari 24 jam. Asma dapat bersifat
fluktuatif (hilang timbul) yang berarti dapat tenang tanpa gejala tidak mengganggu aktivitas tetapi
dapat eksaserbasi dengan gejala ringan sampai berat bahkan dapat menimbulkan kematian.
PENATALAKSANAAN
PENATALAKS
ANAAN
KRITERIA RUJUKAN
Dokter umum / puskesmas harus merujuk pasien asma dengan kondisi
tertentu ke RS yang memiliki pelayanan spesialistik seperti:
● Serangan berat
● Serangan yang mengancam jiwa
● Pada tatalaksana jangka panjang, apabila dengan kortikosteroid inhalasi
dosis rendah (untuk anak sampai dengan 200 mcg/hari, sedangkan
dewasa 400 mcg/hari) selama 4 minggu tidak ada perbaikan (tidak
terkontrol)
● Asma dengan keadaan khusus seperti ibu hamil, hipertensi, diabetes, dll
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai