• Pasien memiliki riwayat asma sejak • Ayah dan kakak kandung Pasien tinggal bersama suami
SMA pasien penderita asma dan anak-anaknya. Riwayat
• Riwayat SVT • HT (-) perjalanan keluar kota (-)
• Alergi dingin, alergi bulu binatang • DM (-)
• TB (-)
PEMERIKSAAN FISIK
MATA KEPALA
Konjungtiva pucat (-/-) Dispneu (+)
Sklera ikterik (-/-)
Conjungtiva suffusion (-/-)
PULMO
ABDOMEN
I : perkembangan dada simetris
I: asites (-) skar (-)
P: fremitus taktik simetris
A: bising usus (+) normal
P: sonor pada semua lapang paru
P: timpani, pekak alih (-)
A: SDV (+) Rh Wh
P: Supel (+), nyeri tekan epigastrium (+),
hepar lien tidak teraba
COR EKSTREMITAS
I: Iktus cordis tidak tampak Pucat (-/-), oedema (-/-)
P: Krepitasi (-) Akral dingin (-/-), peteki (-/-),
P: batas jantung dbn Sianosis (-/-)
A: S1 S2 tunggal regular Clubbing finger (-/-)
Koilonychia (-/-)
PEMERIKSAAN HEMATOLOGI
PENUNJANG Hemoglobin 13.0 12.0-16.0
(14-02-2021) Hitung Leukosit 6.64 4.7-11.3
Trombosit 309 142-424
Hematokrit 39.5 38-42
Hitung Eritrosit 5.5 4.0-5.5
MCV 85.4 80-93
MCH 28.0 27-31
MCHC 32.8 32-36
Hitung Jenis Leukosit
Eosinofil 2.5 0-3
Basofil 0.7 0-1
Neutrofil 62.9* 50-62
Limfosit 8.8 2.5-4.0
Monosit 5.6 3-7
PEMERIKSAAN Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
PENUNJANG KIMIA KLINIK
SGOT 18 8 - 31
SGPT 13 6 - 31
BUN 8 10 - 20
Creatinin 1,39* 0.6 – 1.1
Gula Darah Sewaktu 140 < 140
Natrium Darah 140 136-145
Kalium Darah 3.6 3.5-5.1
Chloride Darah 102 97 – 111
RO THORAX
(17-04-2021)
• Rawat inap
• Monitoring TTV, jaga
Sp02 > 90%
• RABER Jantung • Infus PZ 8 tpm
• Tiaryt 3x1INJEKSI • Nebul Combivent 3x1
• Diltiazem 2x30mg Inj. Lanzoprazole 1x1
Inj. Hidrokortisone 2x1
PER ORAL
DEFINISI
Asma adalah suatu kelainan berupa inflamasi (peradangan) kronik
saluran napas yang menyebabkan hiperaktivitas bronkus terhadap
berbagai rangsangan yang ditandai dengan gejala episodik
berulang berupa mengi, batuk, sesak nafas dan rasa berat di dada
terutama pada malam dan atau dini hari yang umumnya bersifat
reversibel baik dengan atau tanpa pengobatan.
Sensitasi Individu dengan risiko genetik (alergik/atopi, hipereaktivitas bronkus, jenis kelamin dan ras) dan
lingkungan (alergen, sensitisasi lingkungan kerja, asap rokok, polusi udara, infeksi pernapasan
(virus), diet, status sosioekonomi dan besarnya keluarga) apabila terpajan dengan pemicu
(inducer/sensitisizer) maka akan menimbulkan sensitisasi pada dirinya.
Faktor pemicu : alergen dalam ruangan: tungau, debu rumah, binatang berbulu (anjing, kucing,
tikus), jamur, ragi dan pajanan asap rokok.
individu yang telah mengalami sensitisasi, belum tentu menjadi asma. Apabila telah terpajan dengan
Inflamasi pemacu (enhancer) akan terjadi proses inflamasi pada saluran napas. Proses inflamasi yang
berlangsung lama atau proses inflamasinya berat secara klinis berhubungan dengan hipereaktivitas.
Faktor pemacu tersebut adalah rinovirus, ozon dan pemakaian β2 agonis.
ETIOLOGI
Serangan Serangan asma, yaitu setelah mengalami inflamasi maka bila individu terpajan oleh pencetus (trigger) maka
akan terjadi serangan asma. Faktor pencetus yaitu faktor pemicu dan faktor pemacu ditambah dengan
Asma
aktivitas fisik, udara dingin, histamin, dan metakolin
MANIFESTASI
KLINIS
MANIFESTASI KLINIS
Tanda selanjutnya dapat berupa sianosis sekunder terhadap hipoksia hebat dan gejala-gejala retensi
karbon dioksida (berkeringat, takikardi dan pelebaran tekanan nadi). Pada pasien asma kadang
terjadi reaksi kontinu yang lebih berat dan mengancam nyawa, dikenal dengan istilah “status
asmatikus”. Status asmatikus adalah asma yang berat dan persisten yang tidak berespon terhadap
terapi konvensional, dan serangan dapat berlangsung lebih dari 24 jam. Asma dapat bersifat
fluktuatif (hilang timbul) yang berarti dapat tenang tanpa gejala tidak mengganggu aktivitas tetapi
dapat eksaserbasi dengan gejala ringan sampai berat bahkan dapat menimbulkan kematian.
PENATALAKSANAAN
PENATALAKS
ANAAN
KRITERIA RUJUKAN
Dokter umum / puskesmas harus merujuk pasien asma dengan kondisi
tertentu ke RS yang memiliki pelayanan spesialistik seperti:
● Serangan berat
● Serangan yang mengancam jiwa
● Pada tatalaksana jangka panjang, apabila dengan kortikosteroid inhalasi
dosis rendah (untuk anak sampai dengan 200 mcg/hari, sedangkan
dewasa 400 mcg/hari) selama 4 minggu tidak ada perbaikan (tidak
terkontrol)
● Asma dengan keadaan khusus seperti ibu hamil, hipertensi, diabetes, dll
TERIMA
KASIH