Anda di halaman 1dari 35

JOURNAL READING

ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN


 
TOPICAL CLOTRIMAZOLE CREAM FOR THE TREATMENT OF TINEA CRURIS

Pembimbing :
dr. Dhyah Aksarani Handamari, Sp.KK
 
Penyusun :
Gantar Dewa Pambayun 14711130
  
FAKULTAS KEDOKTERAN UMUM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
RSUD DR SOEDONO MADIUN
2022
1 Pendahuluan

2 Pasien dan Metode

3 Hasil

4 Diskusi

5 Kesimpulan
Pendahuluan
• Tinea cruris (jock itch) infeksi jamur (Epidermophyton, Microsporum, dan Trichophyton)
yang mempengaruhi struktur keratin sehingga menimbulkan ruam yang gatal pada kulit.
• Manifestasi klinis pada penis dan skrotum jarang terjadi
• Insiden dan distribusi geografis tergantung pada beberapa faktor, seperti :
- Keringat berlebihan
- Kebersihan diri tidak adekuat
- Diabetes mellitus
• Sebanyak 10-20% populasi mengalami infeksi jamur pada kulit, umumnya infeksi berat dan
berulang
• Terapi topical dan sistemik efektif mengatasi tinea cruris
clotrimazole  broad spectrum antimikotik dan
antifungal
merubah permeabilitas membran sel fungi
Topikal
butenafine  derivate sintetis benzylamine
meningkatkan permeabilitas membran sel
dan menghambat pertumbuhan

• Penelitian ini membandingkan efektivitas terapi cotrimazole 1% dengan


butenafine 1%
Pasien
dan
Metode
Penelitian retrospektif

Mudanjiang Medical University Hospital

Maret 2018 – Desember 2019

Sampel 86 pasien dengan tinea cruris

Kontrol 43 pasien dengan terapi butenafine 1%, 1x1 selama 2 minggu

Eksperimental 43 pasien dengan terapi clotrimazole 1%, 2x1 selama 4 minggu

Pasien tinea cruris yang didiagnosis berdasarkan manifestasi klinis


Kriteria Inklusi berupa eritema, skuama, vesikel, gatal, pustule, temuan hifa jamur
bersepta pada pemeriksaan mikroskopis dari kerokan lesi

Pasien hamil dan menyusui, alergi terhadap clotrimazole dan


Kriteria Eksklusi butenafine, telah mendapat terapi antijamur selama 1 bulan, mikosis
sistemik, lesi kulit oleh karena penyebab lain
Uji KOH  KOH (-)
Perubahan tanda dan gejala klinis (eritema, skuama, dan pruritus)
 0 = tidak ada
Pengukuran Hasil
 1 = ringan
 2 = sedang
 3 = berat
SPSS V.17.0  Wilcoxon
Analisa Statistik
P < 0,5  signifikan
Hasil
Diskusi
Penelitian sebelumnya :

• Uji acak terkendali terhadap efektivitas butenafine 1% dan clotrimazole 1% pada tinea cruris
dan tinea corporis
• Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada minggu ke-4 dan minggu ke-8 terapi.

• Uji acak terkendali terhadap efektivitas dan toksisitas clotrimazole dengan butenafine pada
tinea cruris dan tinea corporis
• Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara dua intervensi selama 4 minggu terapi
Dalam penelitian ini :

• Kedua terapi topical secara statistik memiliki perbedaan signifikan antara sebelum terapi dan
sesudah terapi.
• Tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap hasil terapi antara kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen
• Keterbatasan dalam penelitian :
• Penelitian dilakukan hanya pada satu Rumah Sakit
• Data statistika tidak dapat diukur dan memiliki bias yang berpengaruh pada kelompok
penelitian
• Penelitian ini hanya mengukur dan membandingkan data selama 4 minggu terapi
Kesimpulan
Krim topical clotrimazole 1% dan butenafine 1% memiliki efektivitas yang
signifikan setelah 4 minggu terapi bila dibandingkan dengan sebelum diberikan
intervensi. Tidak ada perbedaan secara substansial antar kedua perlakuan dalam
mengatasi tinea cruris.
Critical
Appraisal

19
ANALISIS PICO
Patient / Pasien dengan tinea cruris
problem

Intervention Krim clotrimazole 1%


Comparison Krim butenafine 1%
Outcome Efektivitas terapi krim cotrimazole 1% lebih baik
daripada krim butenafine 1% pada tinea cruris

Question Bagaimanakah perbandingan efektivitas terapi krim


cotrimazol 1% dan krim butenafine 1% pada tinea
cruris?
20
JURNAL
Judul jurnal Topical Clotrimazole Cream For The Treatment
Of Tinea Cruris

Penulis Dan
: Zhao, Bing Chen, Ying-Ting Wang, Chuan-
Hua Jiao

Penerbit : Medicine, Volume 99, Number 47

Tahun Terbit : 2020

21
1. Apakah penelitian ini memaparkan fokus
permasalahannya secara jelas?
▷ Pasien : pasien rawat jalan di
Mudanjiang Medical University
Hospital dengan tinea cruris

▷ Intervensi: krim clotrimazole 1%

▷ Komparasi intervensi: krim butenafine


1%

22
2. Apakah pada perlakuan dilakukan randomisasi?
▷ Pada bagian patient and methods dijelaskan,
partisipan secara acak dibagi menjadi dua
kelompok dengan jumlah yang sama. Kelompok
perlakukan mendapat terapi berupa krim
cotrimazole 1% sedangkan kelompok kontrol
mendapatkan terapi berupa krim butenafine 1%.

23
3. Apakah seluruh subjek yang ikut penelitian
berkontribusi dalam kesimpulan penelitian?

▷Sebanyak 86 pasien tinea cruris di atas usia 18 tahun


terlibat dalam penelitian ini. Pada jurnal tidak dijelaskan
adanya pasien yang berpindah kelompok perlakuan atau
tidak pada saat penelitian dan tidak dijelaskan apakah
penelitian dihentikan lebih awal.

24
4. Apakah peneliti, petugas medis, dan pasien
dilakukan blinding?

▷ Pada jurnal dijelaskan ada blinding antara praktisi klinis dengan subyek
penelitian oleh karena penelitian ini mengambil data dari rekam medis.
Namun terdapat blinding pada peneliti dalam melakukan penelitian ini.
25
5. Apakah kelompok perlakukan dan kontrol
memiliki karakteristik yang sama di awal penelitian?

26
6. Terlepas dari intervensi yang diberikan, apakah
antara kelompok perlakuan dan kontrol
diberlakukan secara sama?

▷ Kelompok perlakukan mendapat terapi berupa krim


cotrimazole 1% dua kali sehari selama 4 minggu,
sedangkan kelompok kontrol mendapatkan terapi berupa
krim butenafine 1% satu kali sehari selama 2 minggu
27
7. Seberapa besar dampak perlakuannya?

▷ Tidak terdapat perbedaan hasil


antara terapi kelompok kontrol
dengan kelompok perlakuan.

28
8. Seberapa akurat perkiraan dampak perlakuan
yang diberikan?
▷ Pada penelitian ini tidak dijelaskan mengenai keakuratan
dari perlakuan yang diberikan.
▷ Tidak dilaporkan mengenai confidence interval dalam
penelitian ini.

29
9. Seberapa bermanfaatkah intervensi penelitian ini
dari segi keamanan dan biaya?
▷ Dalam penelitian ini, hanya dijelaskan efektivitas
dari pemberian terapi cotrimazole 1% dengan
butenafine 1% terhadap perbaikan klinis tinea
cruris. Namun hal lain seperti cost effectiveness
tidak dijelaskan dalam jurnal ini

30
10. Apakah hasil penelitian dapat diterapkan dalam
populasi lokal di daerah anda?
▷ Hasil penelitian ini tidak dapat diaplikasikan pada populasi
pasien di Indonesia mengingat penelitian pada jurnal ini
dilakukan di Mudanjiang Medical University Hospital,
Tiongkok yang memiliki karakteristik demografi, iklim,
pengadaan obat yang berbeda serta memiliki standar
pengobatan tinea cruris yang berbeda.

31
11. Would the experimental intervention provide greater
value to the people in your care than any of the existing
interventions?
▷ Pada jurnal tidak dijelaskan mengenai sumber daya yang
dibutuhkan untuk memperkenalkan inrerbensi ini dengan
mempertimbangkan waktu, keuangan dan pengembangan
keterampilan atau kebutuhan pelatihan dan apakah peneliti
dapat melepaskan inverstasi suber daya dalam satu atau lebih
intervensi yang ada agar dapat berinvestasi kembali dalam
intervensi baru.

32
Journal Reading :
Topical clotrimazole cream for the treatment of tinea cruris A retrospective study
Dan Zhao, MMa , Bing Chen, MBb , Ying-Ting Wang, MBc , Chuan-Hua Jiao, MB

Referensi
[1] Sardana K, Kaur R, Arora P, et al. Is antifungal resistance a cause for treatment failure in dermatophytosis: a study focused on tinea corporis
and cruris from a tertiary centre? Indian Dermatol Online J 2018;9: 90–5.
[2] Khurana A, Sardana K, Chowdhary A. Antifungal resistance in dermatophytes: recent trends and therapeutic implications. Fungal Genet Biol
2019;132:103255.
[3] Sahoo AK, Mahajan R. Management of tinea corporis, tinea cruris, and tinea pedis: a comprehensive review. Indian Dermatol Online J
2016;7:77–86.
[4] Ely JW, Rosenfeld S, Seabury Stone M. Diagnosis and management of tinea infections. Am Fam Physician 2014;90:702–10.
[5] Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, (eds). Fitzpatricks’ Dermatology in General Medicine. 17th ed. Vol. 2.
New York: McGraw Hill; 2008. Fungal diseases; 1807–10.
[6] Gupta AK, Chaudhry M, Elewski B. Tinea corporis, tinea cruris, tinea nigra, and piedra. Dermatol Clin 2003;21:395–400.
[7] Hainer BL. Dermatophyte infections. Am Fam Physician 2003;67:101–8.
[8] Gupta AK, Foley KA, Versteeg SG. New antifungal agents and new formulations against dermatophytes. Mycopathologia 2017;182: 127–41.
[9] Havlickova B, Czaika VA, Friedrich M. Epidemiological trends in skin mycoses worldwide. Mycoses 2008;51(Suppl 4):2–15.
[10] Balci DD, Cetin M. Widespread, chronic, and fluconazole-resistant Trichophyton rubrum infection in an immunocompetent patient. Mycoses
2008;51:546–8.
[11] Marques SA, Robles AM, Tortorano AM, et al. Mycoses associated with AIDS in the Third world. Med Mycol 2000;38:269–79.
[12] Ameen M. Epidemiology of superficial fungal infections. Clin Dermatol 2010;28:197–201.
[13] Drake LA, Dinehart SM, Farmer ER, et al. Guidelines of care for superficial mycotic infections of the skin: tinea corporis, tinea cruris, tinea faciei, tinea
manuum, and tinea pedis. Guidelines/OutcomesCommittee. American Academy of Dermatology. J Am Acad Dermatol 1996;34(2Pt 1):282–6
[14] Nadalo D, Montoya C, Hunter-Smith D. What is the best way to treat tinea cruris? J Fam Pract 2006;55:256–8.
[15] Crawford F, Hollis S. Topical treatments for fungal infections of the skin and nails of the foot. Cochrane Database Syst Rev 2007;3:CD001434.
[16] Elewski BE. Mechanisms of action of systemic antifungal agents. J Am Acad Dermatol 1993;28:S28–34.
[17] McNeely W, Spencer CM. Butenafine. Drugs 1998;55:405–12.
[18] Tripathi KD. Essentials of Medical pharmacology. 6th ed.New Delhi: Jaypee Brothers Medical publishers (p) Ltd; 2008. 757–765.
[19] Ramam M, Prasad HR, Manchanda Y, et al. Randomised controlled trial of topical butenafine in tinea cruris and tinea corporis. Indian J Dermatol Venereol
Leprol 2003;69:154–8.
[20] Singal A, Pandhi D, Agrawal S, et al. Comparative efficacy of topical 1% butenafine and 1% clotrimazole in tinea cruris and tinea corporis: a randomized,
double-blind trial. J Dermatolog Treat 2005;16:331–5.
[21] Acton HW, McGuire C. Tinea cruris: its manifestations, diagnosis and treatment. Ind Med Gaz 1927;62:419–28.
[22] Petersen EE, Pelz K. Diagnosis and therapy of nonspecific vaginitis. Correlation between KOH-test, clue cells and microbiology. Scand J Infect Dis Suppl
1983;40:97–9.
[23] Campbell J, MacConnell V, Sacco L, et al. Use of potassium hydroxide (KOH) test reduces antifungal medication prescription for suspected monilial diaper
dermatitis in the neonatal intensive care unit: a quality improvement project. Adv Neonatal Care 2019;19:E3–10. [24] Wolverton SE. Comprehensive dermatologic
drug therapy. Philadelphia: WB Saunders Company; 2001. 24: 501–503.

Anda mungkin juga menyukai