Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas UAS mata kuliah Hadits Maudhu’i
Oleh:
Mawaddah (17210857)
Dosen Pengampu:
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Pengertian Tema........................................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................................2
BAB III..................................................................................................................................................11
PENUTUP.............................................................................................................................................11
Kesimpulan......................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................12
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Hadis merupakan salah satu dasar hukum setelah Al-Qur’an, pun termasuk yang diwasiatkan
Nabi Muhammad Saw. Hadis mempunyai posisi penting, yaitu sebagai penjelas terhadap ayat-ayat
Al-Qur’an yang masih mujmal (umum).
Hadis merupakan perkataan, perbuatan dan takrir Nabi Muhammad Saw. Nabi sangat banyak
memberi pengetahuan lewat hadis-hadisnya. Diantaranya sabda Nabi tentang orang-orang yang
doanya mustajab. Orang yang doanya mustajab bukan sembarang orang, ia adalah orang-orang yang
Allah istimewakan.
B. PengertianTema
Kata mustajab berasal dari bahasa Arab yang artinya dijawab. Kata ini telah menjadi kosakata
baru dalam bahasa Indonesia yang artinya mujarab atau manjur. Adapun doa, menurut bahasa ialah
meminta, menyeru, mengucap, memanggil, dan memohon. Sedangkan menurut istilah adalah
permohonan dari seorang hamba kepada Allah agar dikabulkan segala permintaannya. Dengan
demikian, doa mustajab adalah doa yang apabila dipanjatkan akan dikabulkan oleh Allah SWT.
1
Orang yang doanya mustajab, adalah orang yang Allah beri anugerah atau
sesuatu yang Allah tidak berikan kepada orang lain. Ia adalah orang-orang
terpilih, sebab perilakunya atau amalannya yang membuat Allah
mengistimewakannya. Tentu saja tidak banyak orang-orang yang doanya
mustajab. Rasulullah menyebutkan beberapa orang yang doanya
mustajab, seperti yang akan disebutkan berikut ini.BAB II
PEMBAHASAN
َ َع ْن أَيِب ُهَرْي َرة، َوأَيِب َعْب ِد اللَّ ِه األَ َغ ِّر،َ َع ْن أَيِب َس لَ َمة،اب
ٍ َع ِن ابْ ِن ِش ه،ِك
َ
ٍ َعن مال،َح َّدثَنَا َعب ُد اللَّ ِه بن مس لَمة
َ ْ َ ْ َ ُْ ْ َ
ُّ الس َم ِاء
الد ْنيَا َّ " َيْن ِزُل َربُّنَا َتبَ َارَك َوَت َع اىَل ُك َّل لَْيلَ ٍة إِىَل:صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم قَ َال ِ َ َن رس
َ ول اللَّه
ِ
ُ َ َّ أ:َُرض َي اللَّهُ َعْنه
" ُ َم ْن يَ ْسَت ْغ ِفُريِن فَأَ ْغ ِفَر لَه،ُيب لَهُ َم ْن يَ ْسأَلُيِن فَأ ُْع ِطيَه ِ فَأ، من ي ْدعويِن:ول
َ َستَج
ْ
ِ
ُ َ ْ َ ُ ث اللَّْي ِل اآلخُر َي ُق
ُ ُني َيْب َقى ثُل
َح
ِ
Artinya: Abu Hurairah mengatakan bahwa Rasulullah Saw. bersabda: “Tuhan kita Yang Mahasuci
dan Maha Tinggi turun ke langit dunia setiap malam ketika tinggal sepertiga malam yang akhir
dengan berfirman: “Siapakah yang mau berdoa kepada-Ku lalu Aku kabulkan? Siapakah yang mau
meminta kepada-Ku lalu Aku kabulkan? Siapa yang mau meminta ampun kepada-Ku lalu Aku
ampuni?” (HR. Bukhari no. 1145)1
Syarah Hadis:
Hadis ini mempunyai maksud yaitu keutamaan berdoa pada waktu tersebut sangat penting
dibanding waktu lainnya hingga terbit fajar. Ibnu Baththal berkata, “Itu adalah waktu mulia yang
dikhususkan Allah untuk turun, kemudian Dia berkenan mengabulkan doa-doa para hamba-Nya,
memberikan permintaan mereka dan mengampuni dosa-dosa mereka. Itu adalah waktu lengah,
sunyi, lelap, dan saat terlepas dari beban, apalagi bagi orang pegunungan di musim dingin.
1
Nashiruddin Al Albani, Mukhtashar Shahih Al Imam Al Bukhari, Terj. Muhammad Iqbal, (Jakarta Timur:
Pustaka As-Sunnah, 2007), hlm. 664-665
2
Begitu pula para pekerja berat di saat waktu malam terasa begitu pendek. Orang yang
mementingkan bangun malam untuk bermunajat kepada Tuhannya dan khusyuk kepada-Nya
dalam ondisi seperti itu, menunjukkan ketulusan niat dan keseriusan keinginan terhadap apa
yang ada di sisi Tuhannya.
Fiqh Hadis: Bahwa dianjurkan shalat malam di sepertiga malam terakhir, karena pada saat itulah
rahmat Allah turun.
:َ َع ْن أَيِب ُهَرْيَرة، َع ْن أَيِب عَُبْي ٍد َم ْوىَل ابْ ِن أ َْزَهَر،اب َ ٌ َِخَبَرنَا َمال
ٍ َع ِن ابْ ِن ِشه،ك ْ أ،ف
ِ
ُ َُح َّدثَنَا َعْب ُد اللَّه بْ ُن ي
َ وس
" ب يِل
ْ ت َفلَ ْم يُ ْستَ َج ُ َي ُق،َح ِد ُك ْم َما مَلْ َي ْع َج ْل
ُ َد َع ْو:ول
" يستَج أِل:ول اللَّ ِه صلَّى اهلل علَي ِه وسلَّم قَ َال
َ اب ُ َ ُْ َ ََ َْ ُ َ َّ أ
َ َن َر ُس
Artinya: Dari Abu Hurairah ra., bahwasannya Rasulullah Saw. bersabda: “Salah seorang dari kamu
akan dikabulkan (doanya) selagi ia tidak tergesa-gesa”. Maka ia berkata: “Saya telah berdoa,
namun saya tidak dikabulkan”. (HR. Bukhari no. 6340) 2
Syarah Hadis:
Pada hadis ini, terkandung salah satu adab berdoa, yaitu anjuran terus memanjatkan doa
dan tidak berputus asa untuk dikabulkan, karena sikap ini menunjukkan ketundukkan,
kepasrahan, serta menampakkan kebutuhan.
Seorang salaf berkata, “Sungguh aku sangat takut tidak dapat berdoa dari pada tidak
dikabulkan.”
Ad-Dawudi berkata, “Bagi orang yang menyelisihi dan mengatakan ‘Aku telah berdoa tapi
belum juga dikabulkan’, dikhawatirkan akan menghalangi dikabulkannya doa yang dipanjatkan
atau menghalangi gantinya, yaitu pengampunan kesalahan.”
Fiqh Hadis: Diantara adab-adab berdoa adalah salah satunya tidak boleh dengan tergesa-gesa.
2
Imam Abdullah Muhammad bin Ismail Al Bukhari, Tarjamah Shahih Bukhari Jilid VIII, Terj. Achmad Sunarto
dkk, (Semarang: CV. Asy Syifa’: 1993), hlm. 294
3
ِ عن طَْلح ةَ ب ِن عبي ِد، ح َّد َثنَا أَيِب، ح َّد َثنَا حُم َّم ُد بن فُض ي ٍل،ص الْ وكِيعِي
،اهلل بْ ِن َك ِري ٍز ْ َُ ْ َ ْ َ َ َْ ُ ْ َ َ ُّ َ ٍ َح َّدثَيِن أَمْح َ ُد بْ ُن عُ َم َر بْ ِن َح ْف
يه ِ " م ا ِمن عب ٍد مس لِ ٍم ي ْدعو أِل:اهلل ص لَّى اهلل علَي ِه وس لَّم
ِ َخ
ُ َ ْ ُ َْ ْ َ َ َ َ ْ َ ُ َ
ِ ول ُ قَ َال َر ُس: قَ َال، َع ْن أَيِب الد َّْرَد ِاء،َع ْن أ ُِّم الد َّْرَد ِاء
Artinya: Dari Abu Darda’ ra. Katanya Rasulullah Saw. bersabda: “Tidak seorang muslim pun yang
mendoakan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) yang berjauhan, melainkan malaikat
mendoakannya pula: “Mudah-mudahan engkau beroleh kebaikan pula” (HR. Muslim no. 2352) 3
Syarah Hadis:
Menurut Muhammad Abdul Baqi, yang dikehendaki oleh kata “zhahrul ghaib” dalam redaksi
hadits di atas adalah tanpa sepengetahuan orang yang didoakan. Jadi, apabila kita mendoakan orang
lain secara diam-diam tanpa sepengetahuan orang yang kita doakan, selain doa tersebut bermanfaat
bagi dia, juga bermanfaat bagi pribadi kita sendiri sebagaimana isi doa yang kita panjatkan untuk
orang lain tersebut tanpa berkurang sama sekali.
Mengapa mendoakan perlu tanpa sepengetahuan orang yang didoakan? Rahasianya adalah
bahwa orang yang mendoakan secara diam-diam tentu lebih ikhlas tanpa mengharap imbalan apa
pun dari orang yang didoakan.
Oleh karena itu, semakin banyak kita mendoakan orang lain, malaikat semakin banyak pula
mendoakan kita sebagaimana diriwayatkan dari hadits di atas.
Fiqh Hadis: Mendoakan orang lain merupakan bagian dari menjaga adab-adab dalam berteman,
yaitu agar hubungan pertemanan menjadi harmonis.
، " َم ْن َت َع َّار ِم َن اللَّْي ِل:صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم قَ َال ِ ِ َّ ح َّدثَيِن عبادةُ بن،َح َّدثَيِن جنَادةُ بن أَيِب أُميَّة
َ ِّ َع ِن النَّيِب،الصامت ُ ْ َ َُ َ َ ُْ َ ُ َ
َو ُس ْب َحا َن، احلَ ْم ُد لِلَّ ِه، َوُه َو َعلَى ُك ِّل َش ْي ٍء قَ ِد ٌير،ك َولَ هُ احلَ ْم ُد َ الَ إِلَ هَ إِاَّل اللَّهُ َو ْح َدهُ الَ َش ِر:َف َق َال
ُ لَ هُ امل ْل،ُيك لَ ه
ُ
3
Imam Muslim, Terjemahan Hadis Shahih Muslim, Terj. Ma’mur Daud, (Jakarta: Bumirestu PT. Jakarta, 1993),
hlm. 279
4
فَِإ ْن،ُيب لَه ِ ، أَو دع ا، اللَّه َّم ا ْغفِر يِل: مُثَّ قَ َال، والَ ح وَل والَ ُق َّوَة إِاَّل بِاللَّ ِه، واللَّه أَ ْكب ر، والَ إِلَه إِاَّل اللَّه،اللَّ ِه
َ اس تُج
ْ ََ ْ ْ ُ َ ْ َ َ َُ ُ َ ُ َ َ
" ُصالَتُه ْ َصلَّى قُبِل
َ ت َ ضأَ َو
َّ َت َو
Artinya: Shadaqah menyampaikan kepada kami dari al-Walid (Ibnu Muslim), dari al-Auza’i, dari Umair
bin Hani’, dari Junadah bin Abu Umayyah, dari Ubadah bin ash-Shamit bahwa Nabi Saw. bersabda
“Orang yang bangun malam lalu berdoa, ‘Tiada Tuhan selain Allah dan tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-
Nya kerajaan dan segala puji; Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Segala puji bagi Allah, Mahasuci
Allah. Tiada Tuhan selain Allah. Allah Maha Besar. Tiada daya upaya dan kekuatan kecuali atas
pertolongan Allah’. Kemudian berdoa ‘Ya Allah ampunilah aku.’ Atau berdoa yang lain, Allah pasti
mengabulkannya. Jika dia berwudhu kemudian shalat, shalatnya akan diterima.” (HR. Bukhari no.
1154)4
Syarah Hadis:
Thalhah bin Mashraf berkata, “Aku mendengar bila seorang laki-laki bangun di waktu malam
untuk melakukan shalat malam, Malaikat memanggilnya, ‘Berbahagialah engkau karena engkau telah
menempuh jalan para ahli ibadah sebelummu.'” Thalhah mengatakan lagi, “Malam itu pun berwasiat
kepada malam setelahnya agar membangunkannya pada waktu di mana ia bangun.” Thalhah
mengatakan lagi, “Kebaikan turun dari atas langit ke pembelahan rambutnya dan ada penyeru yang
berseru, ‘Seandainya seorang yang bermunajat tahu siapa yang ia seru, maka ia tidak akan berpaling
(dari munajatnya).” Ini menunjukkan bahwa bangun malam untuk melaksanakan shalat adalah
sebuah anjuran yang banyak memiliki keutamaan-keutamaan.
Fiqh Hadis: Shalat malam merupakan shalat sunnah yang sangat dianjurkan dalam Islam.
قَ َال أَبُو: قَ َال،ُ َع ْن أَيِب ُهَرْي َرَة َر ِض َي اللَّهُ َعْن ه، َع ْن حُمَ َّم ٍد،وب
ُ َُّخَبَرنَا أَي
ْ أ،يم
ِ ِ ِ ِ
ُ َح َّد َثنَا إمْسَاع،َّد
َ يل بْ ُن إ ْب َراه ٌ َح َّدثَنَا ُم َسد
ص لِّي يَ ْس أ َُل اللَّهَ َخْي را إِاَّل ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ً َ «يِف َي ْوم اجلُ ُم َع ة َس:ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم
َ ُ َوُه َو قَ ائ ٌم ي، الَ يُ َواف ُق َه ا ُم ْس ل ٌم،ٌاعة َ ال َقاس ِم
يَُزِّه ُد َها، يُ َقلِّلُ َها: ُق ْلنَا،أ َْعطَاهُ» َوقَ َال بِيَ ِد ِه
4
Abu Abdullah Muhammad bin Ismail Al Bukhari, Ensiklopedia Hadits 1; Shahih al-Bukhari 1, Terj. Masyhar dan
Muhammad Suhadi, (Jakarta: Almahira, 2013), hlm. 254
5
Artinya: Musaddad menyampaikan kepada kami dari Ismail bin Ibrahim, dari Ayun yang mengabarkan
dari Muhammad, dari Abu Hurairah bahwa Abu al-Qasim bersabda: “Pada hari Jum’at, terdapat suatu
waktu, saat tidak ada seorang Muslim pun yang shalat meminta kebaikan kepada Allah kecuali Allah
akan memberikan permintaannya itu.” Beliau memberi isyarat dengan tangannya. Kami berkata,
“Beliau bermaksud bahwa waktu itu sangatlah sedikit dan sebentar.” (HR. Bukhari no. 6400) 5
Syarah Hadis:
Adapun waktu tersebut menurut Imam Syafi’i adalah waktu di antara sesudah shalat
Ashar sampai matahari terbenam. Pendapat ini juga berargumentasi dengan sebuah hadits yang
shahih dari ‘Abdullah bin Salam Radhiyallahu anhu bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
ِ
َّها ِر
َ ات الن َ ِه َي آخ ُر َس
ِ اع
Artinya: Waktu tertentu itu adalah di akhir waktu siang (sebelum matahari terbenam).
Adapun faidah disamarkannya waktu pengabulan do’a dalam hadits di atas adalah untuk motivasi
agar memperbanyak do’a dan istigfar (memohon ampun kepada Allâh Azza wa Jalla ) di semua
waktu, karena kalau waktu tersebut disebutkan kapan persisnya maka dikhawatirkan akan
menjadikan manusia hanya berdo’a di waktu itu dan meninggalkan waktu-waktu yang lain.
Kemudian isyarat Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam di akhir hadits di atas bahwa waktu
itu sangat singkat, ini menunjukkan bahwa waktu pengabulan do’a ada di sela-sela waktu yang
disebutkan dalam pendapat-pendapat di atas, jadi bukan berarti semua waktu itu adalah waktu
pengabulan do’a
ص لَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم ِ َ مَسِ عت رس: قَ َال، عن ج ابِ ٍر، ِ الزب ِ
َ ول اللَّه َُ ُ ْ َ ْ َ َع ْن أَيِب َُّرْي،َ َح َّدثَنَا ابْ ُن هَل َيع ة:َح َّدثَنَا ُقَتْيبَ ةُ قَ َال
ِ الس َّ بِد َع ٍاء إِاَّل آتَ اهُ اللَّهُ َم ا َس أ ََل أ َْو َك
َم ا مَلْ يَ ْدعُ بِِإمْثٍ أ َْو قَ ِط َيع ِة،ُوء ِم ْثلَ ه ُّ ف َعْن هُ ِم َن ُ َح ٍد يَ ْدعُو ِ
َ «م ا م ْن أ
َ :ول
ُ َي ُق
ِ الص ِام ٍ ِاب عن أَيِب سع
ِ ِ
ت َّ َوعُبَ َاد َة بْ ِن،يد َ ْ َ ََرح ٍم» َويِف الب
Artinya: Qutaibah menyampaikan kepada kami dari Ibn Lahi’ah, dari Abu az-Zubair bahwa Jabir
berkata, :Aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda: ‘Tidaklah seseorang berdoa dengan satu
5
Abu Abdullah Muhammad bin Ismail Al Bukhari, Ensiklopedia Hadits 2; Shahih al-Bukhari 2, Terj. Subhan
Abdullah, Idris dan Imam Ghazali, (Jakarta: Almahira, 2012), hlm. 616
6
permohonan, kecuali Allah pasti mengabulkan apa yang dia minta atau Allah menghindarkannya dari
keburukan yang sepadan. Selama dia tidak berdoa untuk dosa atau memutuskan silaturrahim.” (HR.
at-Tirmidzi no. 3381)6
Syarah Hadis:
Kedekatan Allah pada orang yang berdo’a adalah kedekatan yang khusus –pada macam yang
kedua- (bukan kedekatan yang sifatnya umum pada setiap orang). Allah begitu dekat pada orang
yang berdo’a dan yang beribadah pada-Nya. Sebagaimana disebutkan dalam hadits pula bahwa
tempat yang paling dekat antara seorang hamba dengan Allah adalah ketika ia sujud.
Dengan mengetahui hal ini seharusnya seseorang tidak meninggalkan berdoa pada Rabbnya
yang tidak mungkin menyia-nyiakan doa hamba-Nya. Harus dipahami bahwa Allah benar-benar
begitu dekat dengan orang yang berdoa, artinya akan mudah mengabulkan doa setiap hamba.
Sehingga tidak pantas seorang hamba putus asa dari janji Allah yang Maha Mengabulkan setiap doa.
Status Hadis: Hasan
Syarah Hadis:
Siapa saja yang ingin agar doanya di kala susah atau sedih, hendaknya ia memperbanyak
berdoa pada saat lapang, sesuai perintah Nabi. Berdoa di saat lapang misalnya dapat dalam bentuk
permintaan agar dijaga dari celaka atau dari orang-orang yang dzalim. Agar dilanggengkan sehat, dan
lain-lain. Maka barangsiapa yang ingin doanya dikabulkan di saat-saat sulit, maka perbanyaklah
berdoa dan mengingat Allah di waktu lapang.
6
Abu Isa Muhammad bin Isa At Tirmidzi, Ensiklopedia Hadits 6; Jami’ At-Tirmidzi, Terj. Tim Darussunnah,
Misbakhul Khaer dan Solihin, (Jakarta: Almahira, 2013), hlm. 1111
7
Abu Isa Muhammad bin Isa At Tirmidzi, Ensiklopedia Hadits 6; Jami’ At-Tirmidzi, Terj. Tim Darussunnah,
Misbakhul Khaer dan Solihin, hlm. 1112
7
Status Hadis: Hasan gharib
Orang yang Berdoa “Aku memohon ampunan kepada Allah yang tiada Ilah selain Dia yang
Mahahidup dan yang terus-menerus mengurus (makhluk-Nya)
ٍِ ِ ِ َّ ِ ِ ح َّدثَنا
َ ِّ َع ِن النَّيِب، َع ْن أَيِب َس عيد،َ َع ْن َعطيَّة،ِّ ص ايِف
ُص لَّى اللَّه َ َع ْن،َ َح َّدثَنَا أَبُو ُم َعا ِويَة:ص ال ُح بْ ُن َعْب د الله قَ َال
َّ الو َ َ َ
ِ ِ أ: " من قَ َال ِحني يأْ ِوي إِىَل فِر ِاش ِه:علَي ِه وسلَّم قَ َال
َ ثَاَل،وب إِلَْي ِه
ث َ َُّسَت ْغفُر اللَّهَ الَّذي اَل إِلَهَ إِاَّل ُه َو احلَ َّي ال َقي
ُ ُوم َوأَت ْ َ ََ َْ َ ََ َْ
َوإِ ْن،ت َع َد َد َرْم ِل َع الِ ٍج َّ ت َع َد َد َوَرِق
ْ َ َوإِ ْن َك ان،الش َج ِر
ِ ِ َ َغ َفر اللَّه ذُنُوبه وإِ ْن َكان،ات
ْ َ َوإِ ْن َكان،ت مثْ َل َزبَد البَ ْح ِر
ْ َ َُ ُ َ
ٍ مَّر
َ
ص ايِف ِّ عَُبْي ِد اللَّ ِه بْ ِن
َّ الو ِ ِ
َ الو ْج ه م ْن َح ديث
َ َ ْ ُ ْ ٌ ٌ «ه َذا َح ِد
ِ ِ يث َغ ِريب اَل َنع ِرفُ ه إِاَّل ِمن ه َذا
َ :" ت َع َد َد أَيَّ ِام ال ُّد ْنيَا
ْ ََك ان
ِ ِالول
»يد َ
Artinya: Shalih bin Abdullah menyampaikan kepada kami dari Abu Muawiyah, dari al-Washafi, dari
Athiyyah, dari Abu Sa’id bahwa Nabi Saw. bersabda, “Siapa yang ketika beranjak menuju tempat
tidurnya mengucapkan, ‘Aku memohon ampunan kepada Allah yang Mahaagung yang tiada Ilah
selain Dia yang Mahahidup dan Mahakuat serta kepada-Nya aku kembali,’ sebanyak tiga kali maka
Allah mengampuni seluruh dosanya. Meskipun dosanya seperti buih di lautan, sebanyak daun-daun
di pepohonan, sebanyak pasir di pantai, dan sebanyak bilangan hari di dunia.” (HR. at-Tirmidzi no.
3397)8
Syarah Hadis:
Bahwa kalimat dari hadis di atas adalah sebuah puji-pujian kepada Allah. Ketika hendak
berdoa, sebaiknya kita memuji Allah terlebih dahulu, karena Dialah yang Maha Agung. Dan memuji
Allah ketika berdoa merupakan adab dalam berdoa.
Fiqih hadis: Termasuk bagian dari adab-adab dalam berdoa adalah dengan memuji Allah sebagai
pembuka doa.
8
Abu Isa Muhammad bin Isa At Tirmidzi, Ensiklopedia Hadits 6; Jami’ At-Tirmidzi, Terj. Tim Darussunnah,
Misbakhul Khaer dan Solihin, hlm. 1116
8
َع ْن أَيِب، َع ْن حَيْىَي بْ ِن أَيِب َكثِ ٍري،اف ِ
ُ الص َّو ُ َح َّد َثنَا احلَ َّج: َح َّد َثنَا أَبُ و َعاص ٍم قَ َال:َح َّد َثنَا حُمَ َّم ُد بْ ُن بَ َّش ا ٍر قَ َال
َّ اج
، َد ْع َوةُ املظْلُ ِوم:ات ٍ ُ " ثَاَل:ص لَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم
ٌ َث َد َع َوات ُم ْس تَ َجاب َ ول اللَّ ِه
ُ قَ َال َر ُس: قَ َال، َع ْن أَيِب ُهَرْي َرَة،َج ْع َف ٍر
َ
" الوالِ ِد َعلَى َولَ ِد ِه ِِ
َ ُ َوَد ْع َوة،َوَد ْع َوةُ املُ َسافر
Artinya: Muhammad bin Basyar menyampaikan kepada kami dari Abu Ashim, dari al-Hajjaj ash-
Shawwaf, dari Yahya bin Abu Katsir, dari Abu Ja’far, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw.
bersabda, “Ada tiga doa yang dikabulkan (oleh Allah) yaitu doa orang yang dizhalimi, musafir, dan
doa orangtua atas anaknya.” (HR. at-Tirmidzi no. 3448)9
Syarah Hadis:
Doa seorang musafir yakni doanya orang sedang dalam perjalanan. Baik doa kebaikan untuk
orang yang telah mau bersedia berbuat baik kepadanya. Ataupun doa keburukan untuk orang yang
telah menyakiti dan berbuat jelek kepadanya.
Menurut imam At-Turbisyi sebagaimana dinukil di dalam kitab Mar’atul Mafatih karya Imam
At-Tibrizi terdapat alasan mengapa orang musafir termasuk yang cepat terkabul doanya, alasannya
karena orang musafir itu sedang jauh dari tempat tinggalnya, di mana saat perjalanan ia hanya
berharap dua hal, kebaikan dan harapan kepada Allah untuk bisa kembali ke tempat tinggalnya lagi.
Orang yang Memulai Doa dengan Pujian dan Sanjungan kepada Allah serta Shalawat kepada Nabi
Artinya: Qutaibah menyampaikan kepada kami dari Risydin bin Sa’d, dari Abu Hani’ al-Khaulani, dari
Abu Ali al-Janbi bahwa Fadhalah bin Ubaid berkata, “Ketika Rasulullah Saw. sedang duduk, tiba-tiba
9
Abu Isa Muhammad bin Isa At Tirmidzi, Ensiklopedia Hadits 6; Jami’ At-Tirmidzi, Terj. Tim Darussunnah,
Misbakhul Khaer dan Solihin, hlm. 1134
9
seorang laki-laki masuk untuk melakukan shalat dan mengucapkan, ‘Ya Allah, ampunilah aku,
kasihanilah aku,’ Rasulullah Saw. bersabda, ‘Engkau terburu-buru, wahai orang yang shalat. Jika
engkau selesai shalat, lalu duduk dan pujilah Allah dengan pujian yang layak bagi-Nya,
bershalawatlah kepadaku, serta berdoalah.’” Fadhalah berkata, “Setelah itu seorang laki-laki lain
melakukan shalat. Lalu dia memuji Allah dan membaca shalawat kepada Nabi Saw. Nabi Saw.
bersabda kepadanya, ‘Wahai orang yang shalah, berdoalah, doamu pasti dikabulkan.’” (HR. at-
Tirmidzi no. 3476)10
Syarah Hadis:
Adapun diharuskannya berdoa dengan diawali pujian kepada Allah dan shalawat kepada Nabi
adalah karena adab-adab dalam berdoa adalah dengan mengawali puji-pujian kepada Allah, lalu
bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw.
Adapun faedah shalawat Nabi adalah membuat doa kita mustajab, karena shalawat yang
dihaturkan kepada Nabi tidak mungkin tertolak dan pasti diterima karena dalam rangka memuliakan
Rasulullah Saw.
Maka dari itu agar doa berhasil dan terkabul, saat berdoa kita harus dengan adab dan tata
cara yang tepat yaitu dimulai dengan memuji Allah SWT dan membaca shalawat.
Fiqh Hadis: Memulai berdoa dengan memuji Allah dan bershalawat kepada Nabi merupakan adab-
adab dalam berdoa.
ِ ِ ِ ِ ِ ُّ ص الِ ٌح امل ِّر َح َّدثَنَا:َح َّدثَنَا َعْب ُد اللَّ ِه بْ ُن ُم َعا ِويَةَ اجلُ َم ِح ُّي قَ َال
َ َع ْن حُمَ َّمد بْ ِن س ري، َع ْن ه َش ام بْ ِن َح َّس ا َن،ي
َع ْن،ين
ُ َ
َّ َو ْاعلَ ُم وا أ،«ادعُ وا اللَّهَ َوأَْنتُ ْم ُموقِنُ و َن بِا ِإل َجابَ ِة
َن اللَّهَ اَل ْ :ص لَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم ِ ُ قَ َال رس: قَ َال،َأَيِب هري رة
َ ول اللَّه َُ َ َْ ُ
»ب َغافِ ٍل اَل ٍه
ٍ يَستَ ِجيب ُد َعاء ِم ْن َقْل
ً ُ ْ
Artinya: Abdullah bin Muawiyah al-Jumahi menyampaikan kepada kami dari Shalih al-Murri, dari
Hisyam bin Hassan, dari Muhammad bin Sirrin, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw. bersabda,
10
Abu Isa Muhammad bin Isa At Tirmidzi, Ensiklopedia Hadits 6; Jami’ At-Tirmidzi, Terj. Tim
Darussunnah, Misbakhul Khaer dan Solihin, hlm. 1142
10
“Berdoalah kepada Allah dan kalian yakin akan dikabulkan. Ketahuilah, Allah tidak akan mengabulkan
doa dari hati yang lalai lagi meninggi.” (HR. at-Tirmidzi no. 3479) 11
Syarah Hadis:
Termasuk adab-adab dalam berdoa adalah berdoa dengan yakin bahwa Allah pasti
mendengar dan mengabulkan doa hamba-Nya. Sembari berdoa dengan yakin, harus disertai pula
dengan kerendahan hati, dan tidak lalai dalam melaksanakan perintah-perintah Allah.
Status hadis: Hasan
Fiqh hadis: Dianjurkan berdoa dengan yakin, karena ketetapan Allah berdasarkan prasangka hamba-
hamba-Nya.
Artinya: Muhmmad bin Yahya menyampaikan kepada kami dari Muhammad bin Yusuf dari Yunus bin
Abu Ishaq, dari Ibrahim bin Muhammad bin Sa’d, dari ayahnya dari Sa’d bahwa Rasulullah Saw.
bersabda, “Doa Dzun Nun (Nabi Yunus) ketika berada dalam perut ikan adalah ‘Tiada Ilah selain
Engkau yang Mahasuci. Sungguh aku termasuk orang-orang yang berbuat aniaya.’ Sungguh tidaklah
seorang muslim mengucapkan doa ini, kecuali Allah akan mengabulkan doanya.” (HR. at-Tirmidzi no.
3505)12
Syarah Hadis:
Doa dzun nun dikatakan mustajab karena dalam do’a beliau tersebut terdapat pengakuan
pada ketauhidan Allah ‘azza wa jalla dan pengakuan terhadap setiap dosa, kesalahan dan kezholiman
yang diperbuat diri sendiri. Sudah sepatutnya kita sebagai hamba mengakui segala kesalahan dan
dosa yang telah kita perbuat, karena hanya Allah lah yang Maha Sempurna dan Maha Pengampun
terhadap dosa-dosa hamba-Nya.
11
Abu Isa Muhammad bin Isa At Tirmidzi, Ensiklopedia Hadits 6; Jami’ At-Tirmidzi, Terj. Tim Darussunnah,
Misbakhul Khaer dan Solihin, hlm. 1144
12
Abu Isa Muhammad bin Isa At Tirmidzi, Ensiklopedia Hadits 6; Jami’ At-Tirmidzi, Terj. Tim Darussunnah,
Misbakhul Khaer dan Solihin, hlm. 1150
11
Status hadis: Shahih
Orang yang Beranjak ke Tempat Tidur dalam Keadaan Suci dan Berdzikir kepada Allah
Artinya: Al-Hasan bin Arafah menyampaikan kepada kami dari Ismail bin Ayyas, dari Abdullah bin
Abdurrahman bin Abu Husain, dari Syahr bin Hausyab, dari Abu Umamah al-Bahili yang mengatakan,
aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda, “Siapa yang beranjak ke tempat tidurnya dalam keadaan
suci dan berdzikir kepada Allah hingga dia mengantuk, tidaklah dia bangun beberapa saat dari
sebagian waktu malam untuk memohon kebaikan dunia dan akhirat kepada Allah, melainkan Allah
akan mengabulkannya.” (HR. at-Tirmidzi no. 3526)13
Syarah Hadis:
Orang-orang yang tidur dalam keadaan suci maka malaikat akan menjaganya sepanjang ia
tidur. Dan tidur dalam keadaan suci juga merupakan adab sebelum tidur. Selain itu, Allah akan
mengabulkan doa hamba-Nya apabila ia terbangun dan sebelumnya ia telah bersuci.
Fiqh hadis: bersuci dan berdzikir ketika hendak tidur merupakan adab-adab ketika hendak beranjak
tidur.
َع ْن أَيِب، َع ْن حَيْىَي بْ ِن أَيِب َكثِ ٍري،َّس ُت َوائِ ِّي ِ ِ َّ ح َّدثَنَا عب ُد اللَّ ِه بن ب ْك ٍر:ح َّدثَنَا أَب و ب ْك ٍر قَ َال
ْ َع ْن ه َش ٍام الد،الس ْهم ُّي َ ُْ َْ َ َ ُ َ
:ك فِي ِه َّن
َّ اَل َش،اب هَلُ َّن ٍ ُ " ثَاَل:ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم
ُ ث َد َع َوات يُ ْس تَ َج
ِ ُ قَ َال رس: عن أَيِب هريرَة قَ َال،جع َف ٍر
َ ول اللَّه َُ َ َْ ُ ْ َ ْ َ
" َوَد ْع َوةُ الْ َوالِ ِد لَِولَ ِد ِه، َوَد ْع َوةُ الْ ُم َسافِ ِر،َد ْع َوةُ الْ َمظْلُ ِوم
13
Abu Isa Muhammad bin Isa At Tirmidzi, Ensiklopedia Hadits 6; Jami’ At-Tirmidzi, Terj. Tim Darussunnah,
Misbakhul Khaer dan Solihin, hlm. 1156-1157
12
Artinya: Abu Bakar menyampaikan kepada kami dari Abdullah bin Bakr as-Sahmi dari Hisyam ad-
Dastawa’i, dari Yahya bin Abu Katsir, dari Abu Ja’far, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw.
bersabda, “Tiga macam doa yang pasti dikabulkan dan tidak ada keraguan padanya: doa orang yang
teraniaya, doa orang yang berpergian jauh, dan doa orang tua untuk anaknya.” (HR. Ibnu Majah no.
3862)
Syarah Hadis:
Doa orang tua dan orang yang teraniaya merupakan doa yang mustajab. Karena orang tua
merupakan orang yang berdoa dengan tulus kepada Allah untuk anak-anaknya, dan juga doanya
orang tua kepada anaknya adalah atas dasar belas kasih, kebaikan, dan sesuai dengan apa yang
dimampui oleh anak.
Adapun doa orang yang teraniaya menurut imam At-Turbisyi sebagaimana dinukil di dalam
kitab Mar’atul Mafatih karya imam At-Tibrizi, alasan orang yang terzalimi termasuk dalam deretan
orang yang doanya terkabul adalah karena benarnya permintaan yang ia panjatkan (artinya apa yang
diminta sesuai dengan kenyataan), lembutnya hati, kondisi saat itu dan ratapannya.
Fiqh Hadis: orang yang teraniaya, orang yang berpergian jauh, dan orang tua yang beroda merupakan
kondisi di saat ia sedang berada dekat dengan Allah, maka doa-doanya menjadi mustajab.
َص ِفيَّة ٍ َع ْن أ ُِّم َه ا أ ُِّم َح ْف، َح َّدثَْتنَا ُحبَابَ ةُ ْابنَ ةُ َع ْجاَل َن: َح َّدثَنَا أَبُ و َس لَ َمةَ قَ َال:َح َّدثَنَا حُمَ َّم ُد بْ ُن حَيْىَي قَ َال
َ َع ْن،ص
ِ «دع اء الْوال:ول َّ ِ َّ َ ول اللَّ ِه ِ َاعيَّ ِة قَال
ِ ت وَّد ٍاع اخْلُز
ِ ِ ِ ِ ِ
ِد َ ُ َ ُ ُ ص لى اهللُ َعلَْي ه َو َس ل َم َي ُق َ ت َر ُس
ُ مَس ْع:ت
ْ َ َ َع ْن أ ُِّم َحكي ٍم بْن،بْنت َج ِري ٍر
ِ ضي إِىَل احْلِج
»اب ِ ي ْف
َ ُ
Artinya: Muhammad bin Yahya menyampaikan kepada kami dari Abu Salamah, dari Hubabah binti
Ajlan, dari ibunya, Ummu Hafsh, dari Shafiyyah binti Jarir bahwa Ummu Hakim binti Wadda’ al-
Khuza’iyah berkata “Aku pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda, ‘Doa orang tua itu mencapai
hijab (tempat pengabulan).’” (HR. Ibnu Majah no. 3863) 14
14
Abu Abdullah Muhammad bin Yazid Al Qazwini Ibnu Majah, Ensiklopedia Hadits 8; Sunan Ibnu Majah, Terj.
Saifuddin Zuhri, (Jakarta: Almahira, 2013), hlm. 692
13
ِ ح َّد َثنَا اأْل َوز:يد بن مسلِ ٍم قَ َال
َح َّدثَيِن عُ َمْيُر بْ ُن:اع ُّي قَ َال ِ ِ الرمْح ِن بن إِبر ِاهيم الد
َْ َ ْ ُ ُ ْ ُ َح َّد َثنَا الْ َول:ِّم ْشق ُّي قَ َال
َ َ َ ْ ُ ْ َ َّ َح َّد َثنَا َعْب ُد
" َم ْن:ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم ِ ُ قَ َال رس:ت قَ َال
َ ول اللَّه َُ
ِ الص ِام
َّ َع ْن عُبَ َاد َة بْ ِن،َ َح َّدثَيِن ُجنَ َادةُ بْ ُن أَيِب أ َُميَّة:َه انِ ٍئ قَ َال
َوُه َو َعلَى ُك ِّل َش ْي ٍء، َولَهُ احْلَ ْم ُد،ك ُ ني يَ ْسَتْي ِق
َ اَل إِلَهَ إِاَّل اللَّهُ َو ْح َدهُ اَل َش ِر:ظ
ُ لَهُ الْ ُم ْل،ُيك لَه ِ ِ
َ َت َع َّار م َن اللَّْي ِل َف َق َال ح
ِّ مُثَّ َد َع ا َر، َواَل َح ْوَل َواَل ُق َّوَة إِاَّل بِاللَّ ِه الْ َعلِ ِّي الْ َع ِظي ِم، َواللَّهُ أَ ْكَب ُر،ُ َواَل إِلَهَ إِاَّل اللَّه، َواحْلَ ْم ُد لِلَّ ِه، ُسْب َحا َن اللَّ ِه،قَ ِد ٌير
ب
Artinya: Abdurrahman bin Ibrahim ad-Dimasyqi menyampaikan kepada kami dari al-Walid bin
Muslim, dari al-Auza’i, dari Umair bin hani’, dari Junadah bin Abu Umayyah, dari Ubadah bin ash-
Shamit bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Siapa yang terjaga pada malam hari lalu mengucapkan
‘Tiada Ilah selain Allah semata, yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya seluruh kerajaan dan bagi-
Nya segala pujian. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Mahasuci Allah, segala puji milik Allah, tiada
Ilah selain Allah, Allah Mahabesar, dan tiada daya serta upaya melainkan dari Allah yang Mahatinggi
dan Mahaagung.’ Kemudian berdoa. ‘Ya Rabb, ampuniah aku.’ Niscaya akan diampuni.”
Al-Walid berkata, “Atau beliau bersabda, ‘dia berdoa, niscaya akan dikabulkan. Apabila dia bangun,
lalu berwudhu dan mendirikan shalat, niscaya shalatnya akan diterima.” (HR. Ibnu Majah no. 3878)
ِ عن ع،َ عن مَحَّ ِاد ب ِن س لَمة، ِ ح َّد َثنَا أَب و احْل س:ح َّد َثنَا علِي بن حُم َّم ٍد قَ َال
ِ اص ِم ب ِن أَيِب النُّج
َع ْن َش ْه ِر بْ ِن،ود ُ ْ َ َْ َ َ ْ ْ َ ُ ُ َ نْي َ َ ُ ْ ُّ َ َ
ٍ ِ ِ ِ ُ قَ َال رس: عن مع ِاذ ب ِن جب ٍل قَ َال،َ عن أَيِب ظَبي ة،ب
ات َعلَى َ :ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم
َ َ«م ا م ْن َعْب د ب َ ول اللَّه َُ ََ ْ َ ُ ْ َ َْ ْ َ ٍ َح ْو َش
»ُ إِاَّل أ َْعطَاه، أ َْو ِم ْن أ َْم ِر اآْل ِخَرِة،الد ْنيَا
ُّ مُثَّ َت َع َّار ِم َن اللَّْي ِل فَ َسأ ََل اللَّهَ َشْيئًا ِم ْن أ َْم ِر،طُ ُهوٍر
Artinya: Ali bin Muhammad menyampaikan kepada kami, dari Abu al-Husain, dari Hammad bin
Salamah, dari Ashim bin Abu an-Najud, dari Syahr bin Hausyab, dari Abu Zhabyah, dari Muadz bin
Jabal, bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Tidaklah seorang hamba tidur dalam keadaan suci, lalu
14
terbangun pada sebagian malam dan memohon kepada Allah suatu urusan dunia atau akhirat,
melainkan dia akan mengabulkannya.” (HR. Ibnu Majah no. 3881) 15
Fiqh hadis: Orang yang tidur dalam keadaan suci, maka ia akan selalu dalam penjagaan Allah. Tak ada
satu pun makhluk yang bisa mengganggunya.
ِ َخ
ِ يه بِظَ ْه ِر الْغَْي ِ الرج ِل أِل ِ ِ ُ قَ َال رس: قَ الَت،عن أ ُِّم ُك رٍز
ك
ٌ َ َوَمل،ٌب ُم ْس تَ َجابَة ُ َّ ُ " َد ْع َوة:ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم
َ ول اللَّه َُ ْ ْ َْ
" ك مِبِثْ ٍل
َ َني َول ِ ُ ِعْن َد رأْ ِس ِه ي ُق
َ آم:ول َ َ
Artinya: Dari Ummi Karaz ra., dia berkata, Rasulullah Saw. bersabda, “Doa (kebaikan) seseorang
kepada saudaranya di belakangnya (berjauhan) adalah diijabah (dikabulkan). Malaikat yang berada di
sisi kepalanya berdoa ‘Amin, dan bagimu kebaikan yang sama’” (Al-Fawaid al-Muntakhabah asy-
Syuhair bi al-Ghailaniyyat li Abi Bakr asy-Syafi’i no. 588 dan Shahih al-Jami’ no 3381) 16
Syarah Hadis:
Mendoakan sesama muslim merupakan adab yang baik. Terlebih yang kita panjatkan adalah
doa-doa yang terpuji untuk sesama saudara muslim. Doa yang seperti ini merupakan doa yang
mustajab, karena malaikat ikut meng-amin-kan doa yang kita panjatkan.
فَِإن ََّه ا, " َّات ُق وا َد ْع َوَة الْ َمظْلُ ِوم: اهلل صلى اهللُ عليه وس لَّم
ِ ول ٍ ِوعن خزمْيَةَ ب ِن ثَ اب
ُ قَ َال َر ُس:ت رضي اهلل عنه قَ َال ْ َُ ْ َ َ
ٍ َّك ولَو َب ْع َد ِح
" ني ِ ُ َي ُق, حُتْ َم ُل َعلَى الْغَ َم ِام
ُ ْ َوعَّزيِت َو َجاَل يِل أَل َن:ُول اهللُ َج َّل َجاَل لُه
ْ َ َ صَرن
Artinya: Dari Khuzaimah bin Tsabit ra., dia berkata, Rasulullah Saw. bersabda, “Takutlah kalian
terhadap doa orang yang teraniaya sebab doanya dibawa di atas awan. Allah Yang Mahaagung degan
15
Abu Abdullah Muhammad bin Yazid Al Qazwini Ibnu Majah, Ensiklopedia Hadits 8; Sunan Ibnu Majah, Terj.
Saifuddin Zuhri, hlm. 696
16
Sami Muhammad, Fadhailul A’mal Kumpulan Hadits Keutamaan, Terj. Mustafa, Ibnu Abdillah dan Kamaluddin
Irsyad, (Solo: Tinta Medina, 2014), hlm 386-387
15
keagungan-Nya berkalam, ‘Demi kegagahan dan keagungan-Ku, sungguh aku akan menolongmu,
meskipun setelah lewat suatu masa.” (Shahih al-Jami’ no. 117) 17
Artinya: Dari Anas bin Malik ra., dia berkata, Rasulullah Saw. bersabda, “Takutlah kalian terhadap doa
orang yang teraniaya meskipun kafir, karena doa yang diucapkannya tiada penghalang.” (Shahih al-
Jami’ no. 119)18
Syarah Hadis:
Doa yang dipanjatkan oleh orang yang teraniaya merupaan doa yang mustajab. Karena pada
saat itu ia dalam kondisi tertekan dan lemah. Dan juga doa keikhlasannya dalam berdoa tidak
diragukan lagi. Oleh karena itu doa orang yang teraniaya tidak ada penghalang, sehingga doa
tersebut adalah mustajab.
17
Sami Muhammad, Fadhailul A’mal Kumpulan Hadits Keutamaan, Terj. Mustafa, Ibnu Abdillah dan Kamaluddin
Irsyad, hlm. 388
18
Sami Muhammad, Fadhailul A’mal Kumpulan Hadits Keutamaan, Terj. Mustafa, Ibnu Abdillah dan
Kamaluddin Irsyad, hlm. 389
16
Fiqh Hadis: Orang yang sedang teraniaya maka Allah sedang berada di
dekatnya, apapun yang ia minta akan dikabulkan Allah. BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
17
Ada beberapa orang yang Allah istimewakan dengan cara mengabulkan
segala doa-doanya. Allah memberinya kemustajaban dalam berdoa. Tidak
semua orang mendapat anugerah doa yang mustajab. Hanya orang-oraang
tertentu yang dekat dengan Allah dan berperilaku yang sesuai dengan apa
yang telah Allah perintahkan. Diantaranya orang-orang yang telah
disebutkan dalam hadis Nabi Saw.DAFTAR PUSTAKA
Al Albani, Nashiruddin. 2007. Mukhtashar Shahih Al Imam Al Bukhari. Diterjemahkan oleh:
Muhammad Iqbal. Jakarta Timur: Pustakan As-Sunnah
Al Bukhari, Imam Abdullah Muhammad bin Ismail Al Bukhari. 1993. Tarjamah Shahih Bukhari Jilid
VIII. Diterjemahkan oleh: Achmad Sunarto dkk. Semarang: CV. Asy Syifa
Muslim, Imam. Terjemahan Hadis Shahih Muslim. 1993.Diterjemahkan oleh: Ma’mur Daud. Jakarta:
Bumirestu PT. Jakarta
Al Bukhari, Abu Abdullah Muhammad bin Ismail. 2013.Ensiklopedia Hadits 1; Shahih al-Bukhari 1.
Diterjemahkan oleh: Masyhar dan Muhammad Suhadi. Jakarta: Almahira
Al Bukhari, Abu Abdullah Muhammad bin Ismail. 2012. Ensiklopedia Hadits 2; Shahih al-Bukhari 2,
Diterjemahkan oleh: Subhan Abdullah, Idris dan Imam Ghazali. Jakarta: Almahira
At Tirmidzi, Abu Isa Muhammad bin Isa. 2013. Ensiklopedia Hadits 6; Jami’ At-Tirmidzi,
Diterjemahkan oleh: Tim Darussunnah, Misbakhul Khaer dan Solihin. Jakarta: Almahira
Majah, Abu Abdullah Muhammad bin Yazid Al Qazwini Ibnu. 2013. Ensiklopedia Hadits 8; Sunan Ibnu
Majah, Diterjemahkan oleh: Saifuddin Zuhri. Jakarta: Almahira
Muhammad, Sami. 2014. Fadhailul A’mal Kumpulan Hadits Keutamaan. Diterjemahkan oleh:
Mustafa, Ibnu Abdillah dan Kamaluddin Irsyad. Solo: Tinta Medina
18