Salma Aldira
Bismillahirrahmanirrahim…
II
DAFTAR ISI
Prakata Penulis………………………………………………I
Daftar Isi……………………………………………………III
Pedoman Transiltrasi………………………………………V
Pendahuluan………………………………………………..VI
BAB I
BAB II
a. Memuliakan Rambut…………………………………13
b. Bersisir tanpa Berlebihan…………………………….17
c. Meminyaki Rambut…………………………………..18
III
BAB III
BAB IV
RAMBUT LAINNYA……………………...……………….36
BAB V
PENUTUP…………………………………..………………46
KESIMPULAN…………………………..…………………47
DAFTAR PUSTAKA……………………………...………..48
TENTANG PENULIS……………………………………...51
IV
Pedoman Transiltrasi
A. Huruf Hijaiyah
V
B. Vokal Panjang
VI
Bû, bû : بو Bî, bî : بي Bâ, bâ : بPendahuluan
Pembatasan Masalah
Perumusan Masalah
I
Apa saja yang menjadi haram/makhruh saat merawat rambut.
BAB I
SIFAT RAMBUT
1
NABI MUHAMMAD SAWNabi Muhammad SAW
adalah manusia yang dijadikan panutan bagi seluruh umat
muslim di dunia dan menjadi contoh suri tauladan yang baik
sehingga tidak sedikit diantara mereka yang meniru Nabi, baik
itu berupa sifat khuluqiyyah (akhlak) maupun khalqiyyah
(fisik)-nya Nabi. Salah satu cara meniru sifat khalqiyyah Nabi
adalah dengan meniru gaya berbusana dan sifat rambut Nabi
yang sudah dijelaskan dalam hadis.1
۟ †لَّقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِى َرسُو ِل ٱهَّلل ِ ُأس َْوةٌ َح َسنَ ۭةٌ لِّمن َك††انَ يَرْ ُج
†وا َ
ٱهَّلل َ َوٱ ْليَوْ َم ٱ ْلـَٔا ِخ َر َو َذ َك َر ٱهَّلل َ َكثِي ۭ ًرا
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu
suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-
Ahzab [33]: 21)
1
Radhie Munadi, “Panjang Rambut Nabi Muhammad SAW: Studi Ma’ani
al-Hadis dan Implementasinya pada Jamaah an-Nadzir Gowa - Sulawesi
Selatan,” Jurnal: Tahdis 10, no. 2 (2019): h.213.
2
Panjang Rambut Nabi
3
ُصلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َكانَ يَضْ ِرب َّ ِ «َأ َّن النَّب: ٌَح َّدثَنَا َأنَس
َ ي
َش َع ُرهُ َم ْن ِكبَ ْي ِه
(Hadits shahih riwayat Muslim - Kitab Keutamaan)
“Dari Anas bahwa rambut Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam terurai sampai ke kedua bahunya.”2
4
An-Naisaburi, Musnad al-Shahih al-Mukhtashar bi Naqli al-Adl ’an Adl ila
Rasulullah SAW, juz 7, no.2338 (94), h.1819.
5
redaksi hadits di atas dan matannya tidak terdapat syadz
maupun illat, tidak bertentangan dengan Al-Qur’an, tidak
bertentangan dengan sejarah karena sifat Rasul tersebut
dilihat langsung oleh sahabat.5 Dalam Syarh Fathul Bari
dijelaskan bahwa menurut Al-‘Ashmu’I dan selainnya, “ra’
nya fathah, jim nya kasrah. Yaitu antara lurus dan keriting”.6
5
Radhie Munadi, “Panjang Rambut Nabi Muhammad SAW: Studi Ma’ani
al-Hadis dan Implementasinya pada Jamaah an-Nadzir Gowa - Sulawesi
Selatan,” Jurnal: Tahdis 10, no. 2 (2019): h.226-227.
6
Muhammad bin Ali bin Adam bin Musa Al-Itobi Al Walwi, Al-Bahr al-
Muhit al-Thajjaj fi Sharh Sahih Imam Muslim ibn al-Hajjaj (Arab Saudi:
Dar Ibnu Jauzi, 2005), juz 37, h.597.
7
Abu Zakaria Muhyi ad Din Yahya bin Syarf An Nawawi, Syarh an Nawawi
’ala Muslim (Beirut: Dar Al Ihya’ Al Turats Al Arabi, 1972), juz 15, h.91.
6
takhrij hadits dengan kata “ أذنيه ”شحمةdan mendapatkan
21 hadits dalam 7 kitab induk, berikut uraiannya
7
pernah melihat beliau mengenakan pakaian
berwarna merah, dan aku tidak pernah melihat
seseorang yang lebih bagus dari beliau”.8
13
An Nawawi, Syarh an Nawawi ’ala Muslim, juz 15, h.91.
10
BAB II
ETIKA MENATA RAMBUT
A. Memuliakan Rambut
Rambut adalah salah satu anatomi yang paling
penting dalam tubuh manusia. Tidak hanya di kepala
rambut juga tumbuh diseluruh permukaan kulit manusia
kecuali pada telapak tangan, telapak kaki dan bibir. Salah
satu fungsi adanya rambut pada kepala adalah sebagai
penghatan, perlindungan dan juga sebagai perhiasan.
Memuliakan rambut adalah salah satu etika dalam menata
rambut. 14
Saat penulis melakukan takhrij hadits menggunakan
14
Made Diah Angendari, “Rambut Indah dan Cantik dengan Kosmetika
Tradisonal,” JPTK UNDIKHSA 9, no. 1 (t.t.): h.25-26.
12
(Hadits hasan shahih riwayat Abu Dawud – Kitab At-
Tarajjuli) “Dari Abu Hurairah: sesungguhnya
Rasulullah SAW bersabda ‘Barangsiapa memiliki
rambut, hendaklah ia memuliakannya’ ”.15
Sahabat yang meriwayatkan hadits ini adalah Abu
Hurairah (Abdurrahman Ibn Sabr) yang berasal dari Bani
Daus bin ‘Adtsan yang lahir pada 598 M dan wafat pada
676 M dalam usia 78 tahun.16
Dalam syarh ‘Aun Ma’bud Syarh Sunan Abi Daud
dikatakakan bahwa memuliakan rambut adalah dengan
menghiasi dan membersihkan rambut dengan cara
mencucinya, memolesnya dengan minyak dan
mendandaninya, dan tidak membiarkannya terpisah atau
acak-acakan karena kebersihan dan penampilan yang baik
itu disukai.17
Dalam hadits lain juga dikatakan bahwa memuliakan
rambut adalah dengan menjaga dari kotoran. Berikut
adalah redaksi haditsnya,
15
Abi Dawud Sulaiman bin Al-Asy’as bin Ishaq bin Al-Adzi Al Sijistani,
Sunan Abu Dawud (Beirut: Dar Al Fikr, 1994), juz 4, no.4163, h. 76.
16
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://
sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/
BAB314113450002.pdf&ved=2ahUKEwiHrND3yPD7AhWF1TgGHfq2BI
kQFnoECBIQAQ&usg=AOvVaw0gDUSQR1YvS1--CrjdZhJb (diambil
pada 11 Desember 2022, 12:10)
17
al Rahman, ’Aun Al Ma’bud ’ala Syarh Sunan Abi Dawud, juz 11, h.147.
13
َ ِ َأتَانَا َرسُو ُل هَّللا: ع َْن َجابِ ِر ْب ِن َع ْب ِد هَّللا ِ قَا َل
ُ ص††لَّى هَّللا
: فَقَ††ا َل،ُق َش † ْع ُرهَ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فَ َرَأى َر ُجاًل َش ِعثًا قَ ْد تَفَ َّر
" َأ َما َك††انَ يَ ِج† ُد هَ† َذا َم††ا ي َُس† ِّك ُن بِ† ِه َش† ْع َرهُ ؟ " َو َرَأى
" َأ َما َكانَ هَ † َذا: فَقَا َل،ٌَر ُجاًل آخَ َر َو َعلَ ْي ِه ثِيَابٌ َو ِس َخة
" يَ ِج ُد َما ًء يَ ْغ ِس ُل بِ ِه ثَوْ بَهُ ؟
(Hadits shahih riwayat Abu Dawud – Kitab Pakaian)
“Dari Jabir bin Abdullah ia berkata, Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam mendatangi kami, lalu
beliau melihat seorang laki-laki yang rambutnya
acak-acakkan. Maka beliau bersabda: Tidakkah
orang ini mendapatkan sesuatu yang dapat
digunakan untuk merapikan rambutnya?. Kemudian
beliau juga mendapati seorang laki-laki yang
bajunya kotor, beliau bersabda: Tidakkah orang ini
mendapatkan air hingga ia dapat mencuci
bajunya?”.18
Hadits ini juga diriwayatkan oleh:
1. Kitab Sunan An-Nasa’i, Kitab Perhiasan, No. 5236.
2. Kitab Musnad Ahmad No. 14850
ُ صلَّى هَّللا
َ ِ نَهَى َرسُو ُل هَّللا: ع َْن َع ْب ِد هَّللا ِ ب ِْن ُم َغفَّ ٍل قَا َل
َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ع َِن التَّ َرجُّ ِل ِإاَّل ِغبًّا.
(Hadits shahih riwayat Abu Dawud – Kitab
Merapikan Rambut) “Dari Abdullah bin
Mughaffal ia berkata, ‘Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam melarang mengurai rambut untuk
dibersihkan atau dibaguskan kecuai sesekali saja.’
”20
Abdullah bin Mughaffal adalah perawi tingkat 1
yatiu setingkat dengan sahabat Nabi. Beliau tinggal di
19
al Rahman, ’Aun Al Ma’bud ’ala Syarh Sunan Abi Dawud, juz 11, h. 76.
20
Al Sijistani, Sunan Abu Dawud, juz 4, no.4159, h.75.
15
Madinah dan wafat pada 57 H. Hadits yang serupa dengan
hadits ini adalah,
1. Kitab Sunan At Tirmidzi, Bab Pakaian Rasululllah
SAW, No. 1756
2. Kitab Sunan An-Nasa’i, Kitab Perhiasan, No. 5055
3. Kitab Musnad Ahmad, No. 16793
C. Meminyaki rambut
Pada pembahasan sebelumnya juga mengatakan
bahwa salah satu cara dalam menjaga rambut adalah
dengan memberikan minyak pada rambut. Selain menjaga
juga membuat rambut terlihat lebih rapi. Salah satu hadits
yang penulis sertakan adalah ketika Rasululullah sebelum
pergi ke Madinah, beliau selalu menyisir rambut dan
memberikan minyak. Berikut redaksi haditsnya:
21
Ali Ma’shum dan Zainal Abidin Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-
Indonesia (Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), h.625.
22
https://www.dorar.net/hadith/sharh/30703
16
: قَ†††ا َل،ض††† َي هَّللا ُ َع ْنهُ َم†††ا ِ س َر ٍ ع َْن َعبْ††† ِد هَّللا ِ ب ِْن َعبَّا
بَ ْع† َد َما،صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ِمنَ ْال َم ِدينَ † ِة
َ ق النَّبِ ُّي َ َا ْنطَل
ت ََر َّج َل
(Hadits shahih riwayat Bukhari – Kitab Haji) “Dari
Abdullah ibn Adbbas berkata, Nabi berangkat dari
Madinah setelah bersisir dan meminyaki rambut”.23
23
Muhammad bin Ismail Abu Abdillah Al-Ja’fi, al-Jami al-Musnad as-Sahih
al-Mukhtasar min Umur Rasulilah SAW wa Sunanihi wa Ayyamihi
(Lebanon: Dar Thuq An Najah, 1422), juz 2, no. 1545, h.137.
17
ص †لَّى ِ ع َْن ُع َم َر ب ِْن ْال َخطَّا
َ ِ قَ††ا َل َر ُس †و ُل هَّللا: قَا َل، ب
َوا َّد ِهنُوا بِ ِه ؛ فَِإنَّهُ ِم ْن، َ " ُكلُوا ال َّزيْت: هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم
." َش َج َر ٍة ُمبَا َر َك ٍة
(Hadits shahih riwayat An-Nasa’i – Kitab Makanan)
“Dari Umar bin Al Khaththab ia berkata: Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Makanlah
minyak zaitun dan berminyaklah dengannya
(pergunakan untuk selain makan), karena dia
dihasilkan dari pohon yang diberkahi”.24
24
Al-Imam Al-Hafidz Muhammad bin Isa bin Saurah At Tirmidzi, al Jami’
al Kabir Sunan al Tirmidzi (Beirut: Dar Al Fikr, 1963), juz 3, no.1851,
h.349.
18
Sahabat yang meriwayatkan adalah Umar bin khatab yang
wafat pada 23 H. hadits ini menjelaskan bahwa minyak zaitun
tidak hanya untuk dimakan, namun juga banyak dimanfaatkan
dalam aspek yang lain. Terutama dalam meminyaki rambut.
Sebagaimana dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Anas
bin Malik yang artinya: “Rasulullah saw. miminyaki rambut,
menyisir jenggot, dan membalur wajah dengan minyak zaitun,
seakan-akan pakaian beliau adalah pakaian tukang minyak.”
(HR. Tirmidzi dalam Asy- Syama’il, no.32).25
BAB III
MENGENAI RAMBUT
25
Hamzah Firmansyah, “Zaitun dalam Pandangan Al-Qur’an dan Sains”,
(Skripsi Sarjana, Fakultas Ushuluddin dan Adab UIN Sultan Mulana
Hasanuddin Banten, 2018), h.75
19
20
Tidak hanya menata rambut atau merapikan rambut
yang harus diperhatikan, namun hal-hal yang dilarang dalam
mewarat dan menghias rambut juga perlu diperhatikan.
Beberapa hal yang dilarang oleh Islam sebagaimana tercakup
dalam hadits.
لَ َعنَ َر ُس †و ُل: †ال َ †َض † َي هَّللا ُ َع ْنهُ َم††ا ق ِ س َر ٍ َع ِن اب ِْن َعبَّا
الِ ††ص††لَّى هَّللا ُ َعلَيْ†† ِه َو َس††لَّ َم ْال ُمت ََش††بِّ ِهينَ ِمنَ ال ِّر َج
َ ِ هَّللا
ِ ††ت ِمنَ النِّ َس††ا ِء بِال ِّر َج
ُ تَابَ َع†† ه.ال ِ َو ْال ُمت ََش††بِّهَا،بِالنِّ َس††ا ِء
ُ َأ ْخبَ َرنَا ُش ْعبَة، َع ْمرٌو
(Hadits shahih riwayat Bukhari – Kitab Pakaian)
“Dari Ibnu Abbas radliallahu 'anhuma dia berkata;
"Allah melaknat laki-laki yang menyerupai wanita
21
dan wanita yang meyerupai laki-laki." Hadits ini
diperkuat juga dengan hadits 'Amru telah
mengabarkan kepada kami Syu'bah.”.26
Hadits yang serupa dengan hadits tersebut akan di
jabarkan sebagai berikut:
1. Kitab Sunan Abu Dawud, Kitab Pakaian No. 4097 dan
Kitab Adab No. 4930.
2. Kitab Sunan At-Tirmidzi, Bab Adab Rasulullah SAW.,
No.2784 dan 2785.
3. Kitab Sunan Ibnu Majjah, Kitab Nikah, No. 1904.
4. Kitab Musnad Ahmad, No. 2263, 2291, 3059, 3151, dan
3458.
Dalam kitab Syarh ‘Aun Ma’bud Syarh Sunan Abi
Dawud mengatakan bahwa yang dimaksud meniru disini
adalah dalam berpakaian, berpenampilan, berjalan,
meninggikan suara, dan sejenisnya. Bukan dalam hal
pendapat dan ilmu, karena meniru hal itu termasuk
perbuatan adalah terpuji.27
26
Al-Ja’fi, al-Jami al-Musnad as-Sahih al-Mukhtasar min Umur Rasulilah
SAW wa Sunanihi wa Ayyamihi, juz 7, no. 5885, h.159.
27
al Rahman, ’Aun Al Ma’bud ’ala Syarh Sunan Abi Dawud, juz 11, h.105.
22
Salah satu perhiasan pada tubuh manusia adalah
rambut. Selain menjadi perhiasan rambut juga menjadi
mahkota yang sangat diperhatikan oleh pemiliknya. Tidak
hanya dengan merawat dan menjaga kerapiannya, manusia
juga menghiasinya dengan memberi warna pada rambut
tersebut. Selain mempercantik diri mewarnai rambut juga
disebabkan karena ketidaknyamanan seseorang apabila
rambutnya sudah muncul uban. Sebagian ada yang
mewarnainya dengan warna hitam atau warna lain dan
juga ada yang bahkan mencabutnya.
Berikut akan dijelaskan bagaimana pandangan
Islam terhadap pewarnaan dalam rambut.
28
Muhammad bin Ismail Abu Abdillah Al-Ja’fi, al-Jami al-Musnad as-Sahih
al-Mukhtasar min Umur Rasulilah SAW wa Sunanihi wa Ayyamihi
(Lebanon: Dar Thuq An Najah, 1422), juz 7, no.5899, h.161.
23
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah yang wafat pada
57 H. Hadits yang serupa dengan hadits ini akan penulis
jabarkan sebagai berikut
ِ ْال َح َم
Pada kata (ام ِ ) َك َح َواYaitu, dada burung
ص ِل
merpati konon yang dimaksud seperti burung merpati
pada umumnya, karena burung merpati sebagian tidak
30
Al Sijistani, Sunan Abu Dawud, jilid 4, no.4212, h.269.
26
C. Menyambung Rambut
Menyambung rambut dalam bahasa Arab disebut
washlu asy-sya’r, artinya menambah panjang rambut
manusia, hewan, maupun rambut imitasi. Menyambung
rambut adalah suatu tindakan yang berupa merubah
ciptaan Allah SWT. Islam sangat menantang keras perilaku
yang berlebih-lebihan, termasuk dalam berhias.32
ًي هَّللا ُ َع ْنهُ َما َأ َّن ا ْم† َرَأة †َ ض ِ ت َأبِي† بَ ْك ٍر َر ِ ع َْن َأ ْس َما َء بِ ْن
تْ َص†لَّى† هَّللا ُ َعلَ ْي† ِه َو َس†ل َّ َ†م فَقَ††ال
َ ِ ت ِإلَى† َرسُو ِل هَّللا ْ َجا َء
ق َرْأ ُس †هَا َ صابَهَا َش ْك َوى† فَتَ َم† َّر َ ت ا ْبنَتِ†ي ثُ َّم َأ ُ ِْإنِّي َأ ْن َكح
ص ُل َرْأ َس†هَا فَ َس†بَّ َر ُس†و ُل ِ َو َزوْ ُجهَا يَ ْستَ ِحثُّنِي بِهَا َأفََأ
ِ ْصلَةَ َو ْال ُم ْستَ†و
†َصلَة ِ †صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِ†ه َو َسل َّ َم ْال َواَ ِ هَّللا
(Hadits Shahih riwyaat Bukhari - Kitab Pakaian)
“Dari Asma` binti Abu Bakr radliallahu 'anhuma
bahwa seorang wanita datang kepada Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata;
‘Sesungguhnya saya hendak menikahkan putriku,
31
Muhammad bin Abdul Hadi At-Tatawi, Hasyiah As-Sindi ’ala Sunan An-
Nasa’i (Halab: Maktab al Mathbu’ah al Islamiyah, 1986), juz 8, h.138.
32
Masturah Yasmin Hafidzoh, “Kontekstuan Hadits-hadits Larangan
Menyambung Rambut”, (Skripsi Sarjana, Fakultas Ushuluddin, Jakarta,
2017), h.33
27
ternyata putriku menderita suatu penyakit yang
menyebabkan rambutnya rontok sedangkan calon
suaminya sangat kasihan kepadanya, apakah saya
boleh menyambung rambutnya?’ maka Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam mencela orang yang
menyambung rambutnya dan yang minta
disambung rambutnya”.33
Asma’ binti Abu Bakr RA (w.73 H), hadits
tersebut dapat ditemukan dalam riwayat lain, adalah
sebagai berikut.
1. Kitab Shahih Bukhari, Kitab Pakaian, No. 5936, 5941
2. Kitab Shahih Muslim, Kitab Pakaian dan Perhiasan
No. 2122
3. Kitab Sunan An Nasa’I, Kitab Perhiasan, No. 5094,
5250
4. Kitab Sunan Ibnu Majjah, Kitab Nikah, No. 1988.
Al-Washilah ialah perempuan yang menyambung
rambutnya dengan orang lain dan al-Mustaushilah
perempuan yang meminta untuk menyambung rambut
dalam istilah lain disebut juga dengan Al-Maushulah.
Hadit ini sudah menjelaskan bahwa perbuatan tersebut
33
Al-Ja’fi, al-Jami al-Musnad as-Sahih al-Mukhtasar min Umur Rasulilah
SAW wa Sunanihi wa Ayyamihi, juz 7, no.5935, h.165.
28
adalah haram, artinya baik itu Al-Washilah maupun al-
Mustaushilah akan dilaknat. Tidak hanya untuk dua
pelaku itu saja, namun juga berlaku untuk semua umat
muslim baik itu perempuan maupun laki-laki. Seperti
menyambung rambutnya dengan laki-laki atau
perempuan, dengan rambut mahramnya, suaminya, dan
selainnya hukumnya haram dan akan dilaknat.
Diharamkannya perbuatan ini karena tidak boleh
mengambil manfaat dari rambut anak Adam yang
merupakan suatu bagian dari kemuliaannya. Apabila
setelah memotong rambut alangkah baiknya ditanam. 34
Dalam redaksi hadits lain juga dikatakan bahwa
Allah melaknat wanita yang menyambung rambutnya.
Rasulullah SAW bersabda:
َاويَ †ةُ ب ُْن َأبِي ُس † ْفيَان ِ ب قَ††ا َل قَ † ِد َم ُم َع ِ ََّس † ِعي َد ْبنَ ْال ُم َس †ي
ْال َم ِدينَةَ آ ِخ َر قَ ْد َم ٍة قَ ِد َمهَا فَخَ طَبَنَا فََأ ْخ َر َج ُكبَّةً ِم ْن َش َع ٍر
ت ُأ َرى َأ َّن َأ َحدًا يَ ْف َع ُل هَ َذا َغ ْي َر ْاليَهُ††و ِد َوِإ َّن ُ ال َما ُك ْن َ َفَق
ُّ
ال†††زو َر يَ ْعنِي ُص†††لَّى هَّللا ُ َعلَيْ††† ِه َو َس†††لَّ َم َس††† َّماه َ ي َّ ِالنَّب
َصا َل فِي ال َّش َع ِر تَابَ َعهُ ُغ ْن َد ٌر ع َْن ُش ْعبَة َ ْال ِو
(Hadits Shahih riwayat Bukhari - Kitab Hadits-hadits
yang meriwayatkan tentang para Nabi) “Sa'id bin Al
Musayyab berkata; Mu'awiyah bin Abu Sufyan
mengunjungi Madinah pada kunjungannya yang
terakhir lalu dia memberikan khathbah sambil
35
Al-Imam Al-Hafidz Muhammad bin Isa bin Saurah At Tirmidzi, al Jami’
al Kabir Sunan al Tirmidzi (Beirut: Dar Al Fikr, 1963), juz 3, no.1759,
h.363.
36
Hafidzoh, “Kontekstuan Hadits-hadits Larangan Menyambung Rambut”,
h.70
30
memegang jambul rambutnya lalu berkata ‘Aku
belum pernah melihat seorang pun yang melakukan
hal seperti ini kecuali orang Yahudi dan
sesungguhnya Nabi Shallallu 'alaihi wa salam
menamakannya dengan az-Zuur (kepalsuan) yaitu
menyambung rambut dengan rambut palsu’ ”.37
Hadits ini diperkuat jalur perawinya oleh
Ghundar dari Syu'bah. Mu'awiyah bin Abu Sufyan (w. 60
H). Perbuatan menyambung rambut disebut juga “Azzur”
oleh Rasulullah SAW. hal ini menunjukkan bahwa
hikmah dibalik pengharaman menyambung rambut
adalah stau penipuan dan pemalsuan. Dimana Islam
sendiri tidak menyukai perbuatan tersebut. Sebagaimana
sabda Rasulullah yang artinya “Barangsiapa yang
menipu kamu, maka ia bukan dari golongan kami”38
37
Al-Ja’fi, al-Jami al-Musnad as-Sahih al-Mukhtasar min Umur Rasulilah
SAW wa Sunanihi wa Ayyamihi, juz 4, no. 3488, h.177.
38
Al Asqalani, Fathul Baari terj. Amiruddin, fudbjn.
31
BAB IV
RAMBUT LAINNYA
32
A. Memelihara Jenggot dan Memotong Kumis
Pengertian jenggot dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah bulu yang tumbuh di dagu.39 Menurut
Ibnu Manzur, jenggot adalah bulu yang tidak hanya
tumbuh di sekitar dagu saja, melainkan juga bulu-bulu
yang tumbuh di sekitar kedua belah pipi.40
Dalam islam memelihara jenggot adalah hal yang
sunnah. Perbuatan ini bertujuan untuk tampil berbeda
dengan orang-orang selain Islam. Didalam hadits
dikatakan ada 3 kaum yang menjadi acuan agar tampil
beda dengan kaum tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Kaum musyrik (orang yang mempersekutukan Allah),
ada pada HR. Muslim No. 601
2. Kaum Majusi (pemeluk agama Persia Kuno) ada pada
HR. Muslim No. 602
3. Kaum Yahudi dan Nasrani ada pada HR. Musnad Imam
Ahmad No. 8318
39
https://kbbi.web.id/jenggot diakses pada 14 desember 2022, pukul 11:16
40
Muhammad bin Mukrim bin Ali Abu al-Fadhl Jamaluddin Ibnu Manzhur
al-Anshari ar-Ruwaifi’i al-Afriqi, Lisan Al-Arab (Beirut: Dar Sadr, 1993).
33
namun seharusnya menjadi contoh bagi umat lain.
Rasulullah bersabda,
ُ ص†لَّى هَّللا
َ َع ِن النَّبِ ِّي،ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ َم††ا
ِ ع َِن اب ِْن ُع َم َر َر
." ب ِ ط َر ِة قَصُّ ال َّش
ِ ار ْ ِ " ِمنَ ْالف: َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل
(Hadits shahih riwayat Bukhari – Kitab Pakaian)
“Dari Ibnu Umar radliallahu 'anhuma dari Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Termasuk
dari (sunnah) fitrah adalah mencukur kumis.”43
Memelihara jenggot sudah pernah dilakukan oleh
Nabi-nabi terdahulu, yaitu Nabi Harun a.s. yang mana
jenggot milik beliau terekam dalam QS. Thaha: 94 sebagai
berikut.
42
Mahmudi, “Pemahaman Hadis Tentang Memelihara Jenggot Dalam
Konteks Kekinian,” Jurnal: Riwayah 3, no. 2 (2018): h.279.
43
Al-Ja’fi, al-Jami al-Musnad as-Sahih al-Mukhtasar min Umur Rasulilah
SAW wa Sunanihi wa Ayyamihi, juz 7, no.5888, h.120.
35
ُ قَا َل يَ ْبنَُؤ َّم اَل تَْأ ُخ ْذ بِلِحْ يَتِى َواَل بِ َرْأ ِس ٓى ۖ ِإنِّى َخ ِش
يت َأن
ول فَ َّر ْقتَ بَ ْينَ بَنِ ٓى ِإ ْس ٰ َٓر ِءي َل َولَ ْم تَرْ قُبْ قَوْ لِى
َ ُتَق
“Harun menjawab: Hai putera ibuku, janganlah
kamu pegang janggutku dan jangan (pula) kepalaku;
sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan
berkata (kepadaku): Kamu telah memecah antara
Bani Israil dan kamu tidak memelihara amanatku”
(QS. Thaha [20]: 94)
Menurut Al-Qadhi Iyadh mencukur jenggot hingga
habis, memotong dan membakarnya adalah makruh.
Namun jika memotongnya dengan tujuan untuk
merapikannya adalah sesuatu hal yang dianggap baik. 44
صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي † ِه َو َس †لَّ َم قَ††ا َل َ ع َْن َأبِي هُ َري َْرةَ ع َْن النَّبِ ِّي
†ف اِإْل ْب† ِط ُ †ق ْال َعانَ† ِة َونَ ْت ُ †َان َو َح ْل
ُ ط َر ِة ْال ِخت ْ َِخ ْمسٌ ِم ْن ْالف
ب
ِ ار ِ ار َوَأ ْخ ُذ ال َّش
ِ َ ظفْ َوتَ ْقلِي ُم اَأْل
(Hadits riwayat An-Nasa’I – Kitab Thaharah) “Dari
Abu Hurairah dari Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam beliau bersabda: Ada lima perkara yang
termasuk fitrah yaitu: berkhitan, mencukur bulu
kemaluan, mencabut bulu ketiak, memotong kuku,
dan memotong kumis”.45
45
Abu Adbu al Rahman Ahmad bin Syu’aib bin Ali al Khurasani, al Sunan
al Shugra li an Nasai (Halab: Maktab al Mathbu’ati al Islamiyati, 1406), juz
1, no.10, h.14.
37
1. Kitab Shahih Bukhari, Kitab Pakaian, No. 5889,
5891, 6297.
2. Kitab Shahih Muslim, Kitab Thaharah, No. 257
3. Kitab Sunan Abu Dawud, Kitab Kerapian Rambut,
No. 4198
4. Kitab Sunan At-Tirmidzi, Kitab Adab Rasulullah
SAW, No. 2756
5. Kitab Sunan An Nasa’I, Kitab Thaharah, No. 9 dan
10
6. Kitab Sunan Ibnu Majjah, Kitab Thaharah, No. 292.
46
Ali Akhbar Abaib Mas Rabbani Lubis dan Abdul Rafik, “Inspection of
Maqasid al-Syari’ah in Religious Texts Regarding the Recommendation to
Shave Underarm Hair,” Jurnal: Cakrawala 15, no. 2 (2020): h.112.
38
Hal ini juga berlaku untuk bulu kemaluan. Bulu
kemaluan adalah rambut atau bulu yang tumbuh di sekitar
kemaluan manusia. Manfaat untuk menghilangkan bulu
kemaluan dari segi kesehatan adalah agar terhindar dari
kutu dan penyakit kelamin yang berbahaya. Bulu
kemaluan tang tidak dirawat akan menimbulkan adanya
sarang bakteri dan jamur yang dapat menginfeksi
kemaluan.47
: ُوقِّتَ لَنَ††ا فِي: ٌ قَ††ا َل َأنَس: ††ال َ َ††ك ق ٍ َِس ب ِْن َمالِ ع َْن َأن
ِ † َو َح ْل،†ف اِإْل بِ† ِط
†ق ِ † َونَ ْت،ارِ َ ظفْ َوتَ ْقلِ ِيم اَأْل،ب
ِ ارِ قَصِّ ال َّش
.ً َأ ْن اَل نَ ْترُكَ َأ ْكثَ َر ِم ْن َأرْ بَ ِعينَ لَ ْيلَة،ْال َعانَ ِة
(Hadits shahih riwayat Muslim – Kitab Thaharah)
“Dari Anas bin Malik dia berkata: Kami diberi batas
waktu untuk mencukur kumis, memotong kuku,
47
Muhammad Taufiq Murtadha, Susanti Vera, dan Muliadi, “Hadis Anas bin
Malik tentang Kesehatan: Studi Takhrij dan Syarah Hadis,” Gunung Djati
Conference Series 8 (2022): h.730.
39
mencabut bulu ketiak, memotong bulu kemaluan
tidak boleh lebih dari empat puluh malam”.48
Lihat juga:
48
An-Naisaburi, Musnad al-Shahih al-Mukhtashar bi Naqli al-Adl ’an Adl
ila Rasulullah SAW, juz 1, no. 285, h.222.
49
Murtadha, Vera, dan Muliadi, “Hadis Anas bin Malik tentang Kesehatan:
Studi Takhrij dan Syarah Hadis,” h.731.
40
BAB V
41
PENUTUPKESIMPULAN
42
DAFTAR PUSTAKA
43
Khurasani, Abu Adbu al Rahman AHmad bin Syu’aib bin Ali
al. al Sunan al Shugra li an Nasai. Halab: Maktab al
Mathbu’ati al Islamiyati, 1406.
Lubis, Ali Akhbar Abaib Mas Rabbani, dan Abdul Rafik.
“Inspection of Maqasid al-Syari’ah in Religious Texts
Regarding the Recommendation to Shave Underarm
Hair.” Jurnal: Cakrawala 15, no. 2 (2020).
Mahmudi. “Pemahaman Hadis Tentang Memelihara Jenggot
Dalam Konteks Kekinian.” Jurnal: Riwayah 3, no. 2
(2018).
Ma’shum, Ali, dan Zainal Abidin Munawwir. Kamus Al-
Munawwir Arab-Indonesia. Surabaya: Pustaka
Progressif, 1997.
Munadi, Radhie. “Panjang Rambut Nabi Muhammad SAW:
Studi Ma’ani al-Hadis dan Implementasinya pada
Jamaah an-Nadzir Gowa - Sulawesi Selatan.” Jurnal:
Tahdis 10, no. 2 (2019).
Murtadha, Muhammad Taufiq, Susanti Vera, dan Muliadi.
“Hadis Anas bin Malik tentang Kesehatan: Studi
Takhrij dan Syarah Hadis.” Gunung Djati Conference
Series 8 (2022).
Qahiri, Abdu al-Rauf bin Taj al-‘Arifin bin ‘Ali bin Zain
al-‘Abidin al- Hadddi al-Manaw هal-. Fayd al-Qadir
Syarh al-Jami’ al-Sagir. Mesir: al-Maktabah al-
Tijariyah al-Kubra, 1937.
Rahman, Syarf al Haqq Al ’Adzim Abadi Abu Adb al. ’Aun Al
Ma’bud ’ala Syarh Sunan Abi Dawud. Beirut: Dar al
Kutub al Ilmiyah, 1994.
https://kbbi.web.id/
https://www.dorar.net/hadith/sharh/30703
https://ar.wikipedia.org
44
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://
sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/
BAB314113450002.pdf&ved=2ahUKEwiHrND3yPD7
AhWF1TgGHfq2BIkQFnoECBIQAQ&usg=AOvVaw0
gDUSQR1YvS1--CrjdZhJb
45
TENTANG PENULIS
Melalui buku ini yang disusun kali ini karena tugas dari
Bapak Dr. Sofian Effendy, S.Th.I., M.A. sebagai dosen
pembimbing mata kuliah Hadits Maudhu’I, menjadikan
pengalaman yang luar biasa untuk Salma dalam menulis buku.
Semoga kedepannya Salma dapat menerbitkan buku lain-
lainnya yang lebih bermanfaat dan membuka wawasan para
pembaca, Aamiin Allaahumma Aamiin.
47
SINOPSIS