Anda di halaman 1dari 7

Kutipan Ceramah dari Ulama Libanon

Di manakah engkau Hai MUHAMMAD yang mengaku sebagai Nabi?

KISAH NYATA SEORANG ANAK NASRANI YANG TERTEMBAK SAAT PERINGATAN MAULID NABI.

Pada saat itu, di Libanon Selatan, kebiasaan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, mereka rayakan
secara turun temurun dan selalu dimeriahkan dengan menembakkan senjata api ke atas untuk
menunjukkan kegembiraan.

Ketika itu seorang anak Nasrani Dari keluarga Ghatas yang terkenal terlihat asyik menonton meriahnya
peringatan Itu

Tanpa disadari, sebuah peluru nyasar menembus kepalanya

Anak itu pun jatuh tersungkur bersimbah darah dan seketika itu juga ibunya berteriak histeris.

Maka dgn segera anaknya dilarikan ke RS GHASAN HAMUD

Tetapi RSGH angkat tangan karena tdk mampu menangani pendarahan yg begitu hebat

Lantas anak itu dirujuk ke RS AMERIKA yg memiliki banyak dokter ahli dan spesialis

Tapi begitu melihat kondisi anak itu mrk juga angkat tangan

Karena panik penuh kecewa, ibu sang anak berteriak dengan kerasnya sambil berseru:
"Di manakah engkau Hai MUHAMMAD yang mengaku sebagai Nabi?

"Lihatlah apa yang dilakukan umatmu kepada anakku karena merayakan hari kelahiranmu"

Pada saat itu dokter kepala yang memimpin perawatan keluar ruangan menemui sang ibu dan
memintanya agar melihat anaknya untuk yang terakhir kali.

Ibu nasrani itu dengan lemas dan dipapah masuk ke ruangan, diikuti dengan keluarnya para dokter.

Namun Keajaiban terjadi..

Ketika sang ibu sudah di dalam ruangan, ternyata dia melihat anaknya sedang duduk di tepi tempat tidur
sambil berteriak:

"Tutup semua pintu dan jendela nya ibu!! Dia jangan diperbolehkan keluar!!

Antara percaya dan tidak Si ibu mendekati anaknya untuk memastikan kondisi anaknya.

Sungguh sesuatu yang tidak masuk akal

Kondisi anaknya begitu sehat dan bugar serta tidak ada bekas luka tembakan sama sekali di kepalanya.

Apalagi bercak darah

“Anakku apa yang terjadi..?“

"Ibu, dia datang mengelus kepalaku sambil tersenyum.“


“Siapa dia sayang"?

“MUHAMMAD…

Muhammad, Ibu.“ jawab anak itu

Subhanallah..

Ternyata, teriakan si ibu disambut oleh NABI AGUNG MUHAMMAD SAW

Beberapa menit kemudian

Berkumpullah semua dokter untuk melihat kenyataan di hadapan mereka

Maka ibu, anak dan semua dokter nasrani yang menyaksikan keajaiban tersebut saat itu juga
mengikrarkan syahadat (masuk Islam)

“Kami bersaksi tiada Tuhan yang patut disembah kecuali Allah dan Muhammad benar-benar utusan dan
Hamba Allah"

Ini kejadian nyata yang ditakdirkan oleh Allah utk menunjukkan keagungan junjungan kita Sayyidina
Muhammad SAW

Tiada yang tidak mungkin bagi Allah

Shallu ala Nabi 🙏🏿🌹


Di antara mu’jizat Nabi SAW adalah terkabulnya doa beliau SAW untuk suatu kelompok, doa untuk
kebaikan mereka dan untuk hukuman mereka.

Beliau SAW berdoa meminta turun hujan di saat masyarakat meminta beliau berdoa, karena tidak ada
turun hujan hingga terjadi peceklik. Ketika itu langit tidak berawan, tiba-tiba menyebarlah awan sebesar
gunung-gunung, dan mereka diberi hujan sampai Jumat berikutnya, sehingga mereka meminta beliau
SAW agar berdoa untuk menghentikan hujan. Maka beliau SAW berdoa, sehingga berhentilah hujan dan
mereka keluar berjalan di bawah matahari.

Beliau SAW berdoa untuk Ali karramallahu wajhah, agar Allah menghilangkan panas dan dingin. Maka
Ali, karramallahu wajhah, belum pernah merasakan panas dan dingin. Beliau SAW berdoa untuk
Hudzaifah ra. pada malam diutusnya untuk mencari-cari berita para sekutu musuh, agar tidak
merasakan kedinginan. Maka dia tidak merasakan dingin sampai kembali lagi.

Beliau SAW berdoa untuk Ibnu Abbas ra. agar Allah memberikan kefahaman agama kepadanya, dan
mengajarkan takwil. Maka diapun seperti itu, dan setelah itu Ibnu Abbas ra. disebut sebagai orang alim
dan perterjemah Al Quran (ahli tafsir). Beliau SAW berdoa untuk Sa’ad bin Abi Waqqash ra. agar Allah
mengabulkan doanya. Maka tidaklah dia mendoakan seseorang melainkan dikabulkan doanya.

Khamami Zada dalam Meluruskan Pandangan Keagamaan Kaum Jihadis (2018) mencatat bahwa terlalui
sulit ditemukan bukti bahwa Rasulullah melakukan dan menganjurkan jihad ofensif terhadap para
sahabatnya. Dari 22 perang yang diikuti Nabi—mengacu pada keterangan Ibnu Katsir—hampir tidak
ditemukan bentuk peperangan dalam rangka ekspansi kekuasaan. Jihad yang banyak terjadi—meski
berupa jihad fisik—adalah peperangan dalam rangka mempertahankan kedaulatan atas hak hidup.
Dalam kaidah ushul dikenal ada kedaulatan harta, kedaulatan harta benda, kedaulatan beragama,
kedaulatan melanjutkan keturunan serta hak dalam hal harga diri. Nabi Muhammad dan umatnya tidak
akan berperang jika tidak diperangi. Apalagi kaum musyrikin terus melakukan ancaman pembunuhan
bagi umat Islam untuk menutup dakwah Rasulullah. Sejarah mencatat, Rasulullah SAW tidak pernah
bosan menghampiri umatnya untuk melakukan dakwah Islam dengan cara yang santun dan kesabaran
yang tinggi. Karena tidak jarang Rasulullah mendapat perlakuan jauh dari kata ramah meskipun Nabi
menyampaikannya secara ramah. Namun, berkat kesabaran dan kesejukan yang ditunjukkannya, tidak
jarang pula akhirnya mereka memeluk agama Islam. Meskipun Rasulullah tidak bisa membaca dan
menulis, beliau amat cerdas memilih Zaid bin Tsabit sebagai sekretaris pribadi yang terkenal sebagai ahli
bahasa-bahasa asing dunia kala itu. Gagasan Nabi ditulis oleh Zaid bin Tsabit lalu dikirim ke pusat-pusat
kerajaan strategis. Bukan hanya memilih Zaid bin Tsabit yang cerdas, Nabi juga memilih para diplomat
ulungnya untuk menyampaikan langsung surat dakwah yang berisi ajakan memeluk Islam. Seperti
diketahui, tradisi kerajaan terdahulu ialah suatu keberanian dan tentu sebuah penghormatan tinggi
ketika ada utusan resmi menghampiri kerajaan untuk menyampaikan sebuah pesan. Apalagi pesan
tersebut disampaikan secara damai dan tidak mudah karena harus mengarungi lautan dan melewati
bentangan jarak yang sangat panjang bagi para utusan. Ajaran dan seruan Nabi melalui surat direspon
positif oleh kerajaan. Hasilnya menakjubkan, banyak raja dan orang-orang penting lainnya memeluk
Islam. Raja-raja tersebut bukan tanpa alasan serta merta mengikuti seruan Nabi, karena mereka
sebelumnya telah mendengar kabar soal utusan Allah bernama Muhammad, manusia terpercaya, jujur,
dan menyampaikan kebenaran di setiap ucapannya. Guru Besar bidang Tafsir Prof KH Nasaruddin Umar
dalam Khutbah-khutbah Imam Besar (2018) mengungkapkan di antara surat-surat Rasulullah ialah
kepada Muqawqis, Raja Qibthi di Mesir sekitar akhir tahun 6 H atau awal tahun 7 H sebagai berikut:
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dari Muhammad hamba Allah dan
utusan-Nya kepada Muqawqis, Raja Qibthi. Keselamatan semoga tercurah kepada orang yang mengikuti
Petunjuk-Nya, amma ba’du: aku mengajakmu dengan ajakan kedamaian. Masuklah Islam maka engkau
akan selamat. Masuklah Islam maka engkau akan diberikan Allah pahala dua kali. Jika engkau menolak
maka atasmu dosa penduduk Qibthi.” Sebagai sebuah penyampai kebenaran, tentu saja seruan Nabi
Muhammad disambut gembira oleh Raja Muqawqis. Surat berisi seruan yang sama juga disampaikan
Rasulullah kepada Kaisar Heraclius Raja Romawi, Raja Najasyi Penguasa Habasyah, Raja Gassan Jabalah
bin Aiham, Raja Thaif, dan raja-raja besar lainnya.

Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/106756/mencontoh-jihad-nabi-muhammad

Qashidatul Burdah karya Muhammad Sa‘id Al-Bushiri menyebut Nabi Muhammad SAW sebagai
semacam sebab penciptaan alam semesta

‫العدم‬
ِ ‫تخرج الدنيا من‬
ِ ‫ضرُو َرةُ َم ْن ** لوالهُ لم‬
َ ‫َو َكيفَ تَ ْدعُو إلَى ال ُّدنيا‬

Pernyataan Al-Bushiri cukup beralasan karena didasarkan pada hadits qudsi riwayat Al-Hakim dan Al-
Baihaqi yang menyatakan bahwa kalau bukan karena Nabi Muhammad SAW, Allah takkan menciptakan
Nabi Adam AS.

‫واألصل في ذلك ما رواه الحاكم والبيهقي من قول هللا تعالى آلدم لما سأله بحق محمد أن يغفر له ما اقترفه من صورة الخطيئة وكان رأى‬
‫على قوائم العرش مكتوبا ال إله إال هللا محمد رسول هللا سألتني بحقه أن أغفر لك ولواله ما خلقتك فوجود آدم عليه السالم متوقف على وجوده‬
‫صلى هللا عليه وسلم‬

Artinya, “Dasar atas pernyataan ini adalah hadits riwayat Al-Hakim dan Al-Baihaqi perihal jawaban Allah
SWT kepada Nabi Adam AS yang meminta dengan nama Nabi Muhammad SAW ampunan terkait
kekeliruannya. Nabi Adam AS ketika itu melihat catatan ‘Lâ ilâha illallâh, Muhammadur Rasûlullâh’ pada
tiang-tiang Arasy. Allah menjawab, ‘Kau meminta dengan namanya (Nabi Muhammad SAW) agar Aku
mengampunimu. Sungguh, kalau bukan karenanya, Aku tidak akan menciptakanmu.’ Jadi, ujud Nabi
Adam AS bergantung pada ujud Nabi Muhammad SAW,” (Lihat Syekh Ibrahim Al-Baijuri, Hasyiyatul
Baijuri ala Matnil Burdah, [Surabaya, Al-Hidayah: tanpa catatan tahun], halaman 21). Kalau bukan karena
Nabi Muhammad SAW, niscaya Allah takkan menciptakan Nabi Adam AS. Kalau Nabi Adam AS tidak
diciptakan oleh Allah, niscaya anak Adam atau bani Adam takkan diciptakan. Sedangkan nyatanya, Allah
menciptakan Nabi Adam AS dan anak keturunannya. Allah juga menciptakan alam semesta ini hanya
untuk keperluan manusia. Jadi, hanya karena Nabi Muhammad SAW Allah menciptakan alam semesta
raya ini.

Syekh Ibrahim Al-Baijuri yang pernah memimpin Universitas Al-Azhar di zamannya mencoba
membangun logika ini dalam Hasyiyatul Burdah berikut ini:

‫ق لَ ُك ْم َّما‬
َ َ‫وآدم أبو البشر وقد خلق هللا لهم ما في األرض وسخر لهم الشمس والقمر والليل والنهار وغير ذلك كما هو نص القرآن قال تعالى خَ ل‬
‫س َو ْالقَ َم َر دَائِبَي ِْن َو َس َّخ َر لَ ُك ُم اللَّي َْل َوالنَّهَا َر وإذا كانت هذه األمور إنما خلقت ألجل البشر وأبو البشر إنما‬ ِ ْ‫فِي األَر‬
َ ‫ض َج ِميعا ً َو َس َّخ َر لَ ُك ُم ال َّش ْم‬
‫خلق ألجله صلى هللا عليه وسلم كانت الدنيا إنما خلقت ألجله فيكون صلى هللا عليه وسلم هو السبب في وجود كل شيء‬

Artinya, “Nabi Adam AS memang bapak manusia. Allah menciptakan apa yang ada di bumi untuk anak
manusia. Allah juga menundukkan matahari, bulan, malam, siang, dan lain sebagainya untuk anak
manusia sebagaimana tercantum dalam Al-Quran, 'Dia menciptakan untukmu apa yang ada di bumi
semuanya,’ (Surat Al-Baqarah ayat 29) dan ‘Dia menundukkan bagimu matahari dan bulan silih berganti
dan Dia menundukkan bagimu malam dan siang,’ (Surat Ibrahim ayat 33). Jadi, ketika semesta alam raya
itu diciptakan untuk manusia, sementara Nabi Adam AS adalah bapak manusia diciptakan karena Nabi
Muhammad SAW, maka dunia ini diciptakan karena Nabi Muhammad SAW. Jadi, Nabi Muhammad SAW
adalah sebab bagi segala ujud,” (Lihat Syekh Ibrahim Al-Baijuri, Hasyiyatul Baijuri ala Matnil Burdah,
[Surabaya, Al-Hidayah: tanpa catatan tahun], halaman 21-22).

Syekh Khalid bin Abdullah Al-Azhari dalam Syarah Burdah menyatakan bahwa karena Rasulullah SAW
sendiri adalah sebab atas penciptaan alam semesta, maka beliau SAW tidak berhajat dan berhasrat pada
kesenangan duniawi yang fana:

‫ومعنى البيتين أنه صلى هللا عليه وسلم ال تدعوه الضرورة الى حطام الدنيا الفانية فإن الدنيا ما أخرجت من العدم إلى الوجود إال ألجله وكيف‬
‫يكون كذلك وهو سيد أهل الدنيا واآلخرة وسيد االنس والجن وسيد العرب والعجم‬

Artinya, “Makna bait ini adalah bahwa Nabi Muhammad SAW tidak berkepentingan untuk
mengumpulkan harta benda duniawi yang fana karena dunia tidak diciptakan dari ketiadaan menjadi
ada kecuali karena dirinya. Lalu bagaimana bisa demikian (haus harta duniawi) dengan Rasulullah SAW,
sedangkan beliau adalah penghulu (pangkal atau permulaan) penduduk dunia dan akhirat, penghulu
manusia dan jin, dan penghulu bangsa Arab dan bangsa ajam,” (Lihat Syekh Khalid bin Abdullah Al-
Azhari, Syarah Khalid Al-Azhari ala Matnil Burdah, [Surabaya, Al-Hidayah: tanpa catatan tahun], halaman
22).

Logika yang dibangun oleh Imam Al-Bushiri, Syekh Ibrahim Al-Baijuri, dan Syekh Khalid Al-Azhari
merupakan refleksi dari Surat Al-Baqarah ayat 29, Surat Ibrahim ayat 33, dan hadits berikut ini:

‫قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم أنا سيد ولد آدم وال فخر‬

Artinya, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Aku penghulu anak Adam, dan tidak sombong,’” (HR Muslim, Abu
Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah).

Anda mungkin juga menyukai