Oleh:
Musyafaah
Universitas Islam Negeri Mulana Malik Ibrahim Malang
musyafaahsyafa3@gmail.com
A. Pendahuluan
Fenomena yang terjadi saat ini guru
sebagai seorang pendidik dituntut
mencerdaskan anak bangsa, serta melahirkan
masa depan bangsa yang gemilang. Namun
selain bertugas sebagai pendidik, Guru saat ini
diterapkan dengan tugas-tugas administratif
yang justru membuat ruang dan waktu Guru
menjadi terbatas dalam tugas mendidik
siswa/murid.
Peran Guru di era digital seperti
sekarang ini juga rentan tergeser dengan
perkembangan teknologi yang sangat pesat.
Internet dengan variasi informasinya kadang
dijadikan acuan utama oleh generasi Z dan
generasi Alpha dibandingkan dengan
perkataan para Guru.
B. Pengertian
Pengertian guru menurut etimologi
sering disebut dengan pendidik atau juga bisa
disebut dengan padanan dalam bahasa Inggris
(Teacher). Guru juga bisa disebut seorang
pengajar yang berada di sekolah atau
madrasah, adapun dalam bahasa Arab sering
disebut sebagai mudarris, mu’allib, murobbi,
dan mu’addib yang masing-masing memiliki
makna yang sama tetapi memiliki mempunyai
karakteristik yang berbeda. Adapun dalam
bahasa Jawa, guru memiliki makna “digugu”
dan “ditiru” yang memiliki arti guru adalah
sebagai digugu yaitu didengarkan, ditaati dan
diikuti, sedangkan ditiru yaitu dicontoh.
Pengertian Literer dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu berhubungan
dengan tradisi tulis. Sedangkan era milenial ini
biasa disebut dengan generasi Y atau
generation me atau echo boomers yang
diciptakan oleh pakar sejarah penulis Amerika
yang bernama William Strauss dan Neil Howe.
Penggolongan generasi Y terbentuk bagi
mereka yang lahir pada 1980 - 1990, atau pada
awal 2000, dan seterusnya. Awal 2016 Ericsson
mengeluarkan 10 Tren Consumer Lab untuk
memprediksi beragam keinginan konsumen
terutama dalam informasi teknologi atau
sering disebut dengan IT.
Jadi dapat disimpulkan bahwa guru
literer di era milenial adalah pendidik atau
pengajar yang berhubungan dengan tradisi
tulis menulis pada era generasi milenial.
C. Tantangan Guru Literer di Era Milenial
Martin Luther King Jr menyatakan,
"Intelegence plus character, that is the true
goal of education". Murid milenial sekarang
dituntut bukan hanya harus cerdas dalam
bidang intelektual dan pengetahuan saja,
namun karakter yang dimiliki harus baik,
berakhlak yang benar sesuai norma di
masyarakat. Kedua hal tersebut menjadi
tantangan bagi para guru dan pendidik dalam
mengajar di kelas.
Peran dan tugas guru di era disrupsi ini
lebih berat. Tantangan pendidikan masa depan
yang menuntut peserta didik agar mampu
berpikir secara kritis, berkolaborasi,
memecahkan masalah, mengambil keputusan
dan berpikir kreatif harus dihadapi guru.
Fenomena yang terjadi saat ini guru
sebagai seorang pendidik dituntut
mencerdaskan anak bangsa, serta melahirkan
masa depan bangsa yang gemilang. Namun
selain bertugas sebagai pendidik, Guru saat ini
diterapkan dengan tugas-tugas administratif
yang justru membuat ruang dan waktu Guru
menjadi terbatas dalam tugas mendidik
siswa/murid.
Peran Guru di era digital seperti
sekarang ini juga rentan tergeser dengan
perkembangan teknologi yang sangat pesat.
Internet dengan variasi informasinya kadang
dijadikan acuan utama oleh generasi Z dan
generasi Alpha dibandingkan dengan
perkataan para Guru.
Lahirnya platform pendidikan virtual
pun turut menggeser posisi Guru di era ini.
Bahkan, di beberapa sekolah dan Universitas
sudah menerapkan sistem belajar Online
dimana tatap muka antara Guru dan murid tak
lagi dibutuhkan.
D. Cara Mengatasi
Upaya guru melaksanakan literasi dalam
pembelajaran di sekolah adalah dengan
bekerja sama dengan pihak sekolah dan upaya
guru mandiri dalam pelaksanaannya.
Ada dua upaya yang dilakukan dalam
melaksanakan literasi dalam pembelajaran di
sekolah, yaitu:
1. Upaya pihak sekolah
Sekolah menyediakan waktu khusus
untuk mengajak anak-anak membaca, yaitu
sebelum pembelajaran dimulai, baik di kelas
maupun di perpustakaan secara
bergantian.
2. Upaya mandiri guru
Guru dapat meminta siswa membawa
segala macam buku dari rumah untuk
dibacakan bersama-sama di kelas ketika
pelajaran Bahasa Indonesia atau yang
berkait dengan pelajaran tertentu.
Guru dapat meminta siswa untuk
membaca buku dari perpustakaan
untuk dibawa ke rumah dan meminta
siswa untuk menceritakan ulang buku
yang telah dibacanya.
Guru dapat meminta siswa membaca
buku tertentu dari perpustakaan dan
kemudian siswa diminta untuk menulis
ulang buku yang dibacanya dengan
jumlah halaman tertentu saja.
Kendala yang dihadapi guru dalam
melakanakan literasi di sekolah adalah
jumlah buku yang ada di perpustakaan dan
waktu pembelajaran untuk
mengembangkannya. Sedangkan untuk
mengajak siswa ke perpustakaan di luar
sekolah sebagai pembelajaran di luar kelas
juga memerlukan ijin dari pihak dinas
pendidikan. Oleh karena itu, guru harus
dapat mengembangkan berbagai metode
untuk mengembangkan literasi dalam
pembelajaran di sekolah.
E. Penutup
Dalam berbagai tantangan guru literasi
yang dihadapi dalm era milenial ini maka
penulis dapat menyimpulkan cara atau upaya
yang dapat dilakukan dalam pembelajaran
yaitu:
1. Upaya pihak sekolah
Sekolah menyediakan waktu khusus untuk
mengajak anak-anak membaca, yaitu
sebelum pembelajaran dimulai, baik di kelas
maupun di perpustakaan secara
bergantian.
2. Upaya mandiri guru
Salah satunya yaitu Guru dapat meminta
siswa membawa segala macam buku dari
rumah untuk dibacakan bersama-sama di
kelas ketika pelajaran Bahasa Indonesia
atau yang berkait dengan pelajaran
tertentu, dan lain-lainnya.
F. Daftar pustaka
Abdul Arif, Tantangan Guru di Era Milenial,
https://www.ayotegal.com/read/20
19/12/1 0/2117/tantangan-guru-di- era-
milenial (Diakses pada: 31 Maret 2021)
Agus Nurjaman, Guru Figur Sentral dalam
Pendidikan (Guepedia: 2018)
Brainly,
https://brainly.co.id/tugas/11013338
(Diakses pada: 31 Maret 2021)
Jagokata, https://jagokata.com/arti-
kata/literer.html#:~:text=literer%20%5Bli
%C2%B7te%C2%B7rer%5D&text=%5B
literer%5D%20Makna%20literer%20di%
20KBBI,adalah%3A%20berhubunga n%2
0dengan%20tradisi%20tulis (Diakses
pada: 31 Maret 2021)
Mengenal Generasi Milenial,
https://www.kominfo.go.id/conten
t/detail/ 8566/mengenal-
generasi
millennial/0/sorotan_media (Diakses
pada: 31 Maret 2021).
PROBLEMATIKA GURU DI MASA PANDEMI
PENDAHULUAN
ISI
PENUTUP
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Guru
Literal
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Http://www.rumahliterasisumenep.org/2019/12/memb
angun-budaya-literasi-di-era-digital.html?m=1 (Diakses
pada tanggal 31 pukul 08.17 WIB)
Membangun Guru Literer Bagi Siswa di Era Milenial.
Ahmad Nurmizan
A. Pendahuluan
Menjadi seorang guru bukan merupakan tugas
yang ringan. Guru merupakan seorang yang
bertugas dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Selain itu, guru juga menempati posisi yang sangat
vital dalam kemajuan generasi bangsa. Kemajuan
yang penulis maksud adalah dalam bidang
kecerdasan intelektual dan keluhuran budi pekerti.
Dalam melancarkan tujuan tersebut, guru harus
berbekal dengan kompetensi yang mumpuni.
Salah satunya yaitu dengan meningkatkan
kemampuan literer atau dengan kata lain
memperbanyak bahan literasi, menimbang juga di
era disrupsi saat ini sumber informasi sangat
mudah dalam bersimpang siur di dunia maya yang
tentunya bisa menyesatkan.
B. Isi
Dalam digitalisasi, media sosial atau teknologi juga
bisa berperan sebagai media penunjang
pendidikan termasuk untuk mengkampanyekan
budaya literasi. Literasi kalau diartikan merupakan
sebuah keterampilan mengolah informasi dengan
kecakapan membaca sebagai bekal kecakapan
hidup (Ira, 2020). Akan tetapi, fakta yang sering
kita dapatkan di lapangan yaitu jumlah kuantitas
dan kualitas informasi yang ada di lapangan tidak
terkontrol sehingga perlu adanya keahlian untuk
menyaring informasi sehingga hanya diperoleh
informasi yang mencerdaskan bukan malah
menyesatkan.
Perubahan yang didasari dengan kemajuan IPTEK
merupakan keniscayaan yang bisa menyelinap
dalam semua lini kehidupan, termasuk pendidikan.
Penggunaan media teknologi sebagai penunjang
pendidikan bukan merupakan hal yang tabu saat
ini. Banyak kita jumpai dalam lingkungan kita siswa
tingkat SD sudah bebas mengoperasikan
perangkat android sehari-hari. Hal tersebut bisa
menjadi keuntungan bagi guru dan siswa bahkan
juga bisa menjadi bom waktu yang akan merugikan
diri sendiri. Tampilnya semua elemen masyarakat
dalam dunia maya harus dibarengi dengan peran
ahli dalam bidangnya masing-masing terkhusus
dalam bidang pendidikan guna sebagai pelita yang
bisa menerangi. Bukan mustahil lagi, era disrupsi
saat ini bisa menggerus moral karakter penerus
bangsa.
Hal tersebut merupakan tantangan yang harus
dijawab. Penulis beranggapan bahwa seorang
guru harus lebih bisa menjadi sumber dan media
pembelajaran di era disrupsi, terutama dalam
dunia maya. Salah satu cara yang bisa diterapkan
yaitu mengelola sudut baca dengan menggunakan
semua sarana yang kreatif. Selain itu, diharapkan
guru juga bisa bekerja sama dengan beberapa
pihak literasi sehingga bisa menyediakan bahan
bacaan yang mudah diakses bagi para peserta
didik. Dengan kata lain, guru harus bisa
menciptakan kesiapan belajar bagi peserta didik.
C. Penutup
Era disrupsi merupakan keniscayaan yang harus
dihadapi semua pihak. Kemerosotan moral bangsa
sangat mudah terjadi dalam era ini. Mudahnya
akses akan mempermudah juga menyebarnya
virus yang bisa merusak penerus bangsa.
Oleh dengan itu, dalam kegiatan pembelajaran
guru harus bisa menciptakan kesiapan belajar
dengan cara membiasakan peserta didik untuk
fokus membaca dan menulis. Membaca adalah kita
mencari apa dari siapa sedang menulis adalah kita
menjadi siapa yang mengeluarkan apa untuk
diikuti.
D. Daftar Pustaka
Handayani, Tugas Utami. 2020. Penguatan Budaya
Literasi Sebagai Upaya Pembentukan
Karakter. Jurnal Literasi. Vol 4, No 1, April
2020.
Mahmud. 2017. Upaya Meningkatakan
Keterampilan Menulis Dengan Teknik RCG
(Reka Cerita Gambar) Pada Siswa Kelas VI
SDN Rengkak Kecamatan Kopang,
Kabupaten. Lombok Tengah Tahun Pelajaran
2017/2018. Jurnal Ilmu Sosial dan
Pendidikan. Vol. 1, No. 2.
Purawinangun, Ira Anisa. Dkk. 2020. Gerakan
Literasi Generasi Milenial Melalui Media
Sosial. Lingua Rima : Jurnal Pendidikan
Program Studi Bahasa dan Sastra
Indonesia. Vol. 9, No. 1, Juli 2020.
Warif, Muhammad. 2019. Strategi Guru Kelas dalam
Menghadapi Peserta Didik yang Malas
Belajar Class Teacher Strategy in Facing Lazy
Students Learn. Tarbawi : Jurnal Pendidikan
Agama Islam. Vol. 4, No. 1, Januari-Juni
2019.
Fadly, Maulana. Dkk. 2020. Menara Muda. Literasi
Nusantara : Kota Batu.
Pemberdayaan Generasi Literer
Alfin Nurjanah
Bidang keilmuan pada era milenial ini telah
berkembang dengan pesat. Generasi – generasi yang
lahir haruslah memiliki kemampuan literer yang baik
agar dapat menyesuaikan dengan berkembangan
zaman ini. Generasi literer ini lahir dari orang tua, guru,
serta lingkungan yang menerapkan budaya literer.
Guru merupakan salah satu sarana atau perantara bagi
generasi untuk menjadi generasi literer pada era
milenial ini.
Guru adalah pendidik profesional yang memiliki
tugas utama untuk mendidik, mengajar, melatih,
membimbing, menilai serta mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan formal maupun informal. Literer
adalah sesuatu yang berhubungan dengan tradisi tulis
menulis.
Guru literer adalah guru yang membudayakan
tulis menulis dalam memajukan pendidikan dan
kualitas hasil pembelajaran. Guru yang literer pasti
juga erat kaitannya dengan budaya membaca. Menjadi
seorang guru harus memiliki kemampuan untuk
memberikan masukan, dukungan, motivasi kepada
peserta didiknya agar dapat memiliki minat dan
kesenangan dalam membaca. Minat dalam membaca
peserta didik akan muncul apabila mendapat
dorongan dari berbagai pihak. Dengan begitu
perkembangan literer untuk generasi – generasi
selanjutnya akan menjadi lebih baik.
Keterkaitan dengan literer ini juga tak lepas
dari kesenangan menulis. Dengan senangnya
membaca serta menulis bagi peserta didik, tujuan dari
pembelajaran akan mudah tercapai. Generasi era
milenial ini sangat sulit untuk menumbuhkan minatnya
dalam berliterer, sehingga perlunya bimbingan dari
guru yang memiliki kemampuan literer. Agar peserta
didik juga memiliki minat dalam berliterer.
Dukungan dari berbagai pihak seperti dalam
sekolah formal yakni guru, kepala sekolah, teman –
teman, serta lingkungan sekitar sangat berpengaruh
bagi pertumbuhan generasi literer untuk menghadapi
perkembangan zaman yang semakin modern.
Dengan demikian, generasi literer dapat
ditumbuhkan dengan adanya guru yang telah memiliki
kemampuan literer dan juga dukungan berbagai pihak.
Refrensi
Saifullah, Determinasi Motivasi Dan Kinerja Guru
Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan
Kompetensi Profesional Guru (Studi Kasus Di Sman
Negeri 1 Kota Bima) Literature Review Manajemen
Sumber Daya Manusia, Jurnal Managemen Pendidikan
dan Ilmu Sosial, Vol. 1 No. 2. Juli 2020.
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2005/14tahun2005
uu.htm#:~:text=Dalam%20Undang%2DUndang%20ini
%20yang,pendidikan%20dasar%2C%20dan
%20pendidikan%20menengah.
https://kbbi.web.id/literer
MEMBANGUN KEMAMPUAN LITERASI PADA CALON
GURU PAI DI MASA PANDEMI
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka
Referensi
https://republika.co.id/berita/qqjdt9385/minat-baca-
dari-imam-at-thabari-hingga-kh-ahmad-dahlan
https://www.uin-antasari.ac.id/pentingnya-membaca-
dan-menulis-untuk-kemajuan/
PERAN GURU DALAM PENGEMBANGAN LTERASI DI
SEKOLAH
Daftar Pustaka:
Daftar Pustaka:
2
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2003).
3
Oemar Hamalik, Media Pendidikan (Bandung: Citra Aditya Bakti,
1989).
Akan tetapi, sebagian juga mengatakan tidak
nyaman dengan pembelajaran seperti itu, karena rasa
belajar mereka menurun, tidak bertemu teman, guru,
dan lainnya. Sehingga mereka malas untuk belajar jika
hanya dilaksanakan sistem seperti itu. Sebagaimana
Hadisi dan Muna mengatakan bahwa interaksi antara
guru dan siswa, siswa dengan siswa lainnya akan
berkurang dengan pembelajaran online/daring. Guru
dan peserta didik merasakan hal yang baru dengan
sistem pembelajaran yang dilakukan saat ini.5
Daftar pustaka
4
Oktafia Ika Handarani dan Siti Sri Wulandari, 'Pembelajaran
Daring sebagai Upaya Study From Home (SFH) selama Pandemi
Covid-19', Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran (JPAP), 8
(2020).
5
La Hadisi dan Wa Muna, 'Pengelolaan Teknologi Informasi dalam
Menciptakan Model Inovasi Pembelajaran', Jurnal Al-Ta'dib, 2015.
Arsyad, A. (2003). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Hamalik, O. (1989). Media Pendidikan. Bandung: Citra
Aditya Bakti.
Muna, L. H. (2015). Pengelolaan Teknologi Informasi
dalam Menciptakan Model Inovasi Pembelajaran.
Jurnal Al-Ta'dib .
Nurjaman, A. (2018). Guru Figur Sentral dalam
Pendidikan. GUEPEDIA.
Wulandari, O. I. (2020). Pembelajaran Daring sebagai
Upaya Study From Home (SFH) selama Pandemi
Covid-19. Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran
(JPAP) , 8.
URGENSI LITERASI QUR’AN BAGI PERKEMBANGAN
PENDIDIKAN ANAK
Sabrina Cahyaningrum Widhiani
Pendahuluan
B. Pendidikan Al-Qur’an
C. Pendidikan Anak
Pendidikan anak sangatlah penting,
terlebih lagi kita harus menanamkan pada diri
anak sedini mungkin untuk gemar membaca
dan mengamalkan Al-Qur’an. [ CITATION Azh14 \l
1057 ]
Dalam pendidikan Al-Qur’an memiliki
suatu tujuan bahwa tujuan pendidikan yang
baik dan benar adalah melahirkan manusia-
manusia yang beriman dan berilmu
pengetahuan yang luas baik dari segi agama
maupun ilmu duniawi.[ CITATION Naf17 \l 1057 ]
Penutup
Pendidikan merupakan suatu hal yang penting.
Terutama Pendidikan Al-Qur’an bukanlah suatu hal
yang bisa di anggap sepele. Maka perlulah sedari dini
kita harus memperhatiakan bagai mana tumbuh
kembang anak dengan Al-Qur’an.
Daftar Pustaka
Aisyah, S. (2020). LITERASI AL-QUR'AN DALAM
MEMPERTAHANKAN SURVIVALITAS SPRITUAL UMAT.
AL-IMAN : Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan
vol. 4 No. 1, 204.
Hanafi, Y., Murtadho, N., Ikhsan , A. M., Saefi, M., & Diyana,
N. T. (2019). LITERASI AL-QUR'AN : MODEL
PEMBELAJARAN TAHSIN -TILAWAH BERBASIS TALQIN
-TAQLID. Sidoarjo: Delta Pijar Khatulistiwa.
Mulyani, D., Pamungkas , I., & Inten, D. N. (2018). Al-Quran
Literacy for Early Childhood with Storytelling
Techniques. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak
Usia Dini Volume 2 Issue 2, 204.
Pendahuluan
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Oleh
Lutfia Asyhadi
Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
Irianto, P. O., & Febrianti, L. Y. (2017). PENTINGNYA
PENGUASAAN LITERASI BAGI GENERASI MUDA
DALAM MENGHADAPI MEA. The 1st Education And
Language International Conference Proceedings Center
For International Language Development Of Unissula .
Padmadewi, N. N., & Artini, L. P. (2018). Literasi Di
Sekolah Dari Teori Ke Praktik. Bali: Nilacakra.
Patiung, D. (2016). MEMBACA SEBAGAI SUMBER
PENGEMBANGAN INTELEKTUAL . Al-Daulah .
Saleh, T. (2014). PENTINGNYA MEMBACA DAN
MENGGUNAKAN PERPUSTAKAAN DALAM
MENGUBAH KEHDUPAN MANUSIA. Jupiter .
Warsihna, J. (2016). MENINGKATKAN LITERASI
MEMBACA DAN MENULIS DENGAN TEKNOLOGI
INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK). Kwangsan .
TANTANGAN GURU LITERER DI ERA MILENIAL
Oleh: Nofiyati
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka:
B. ISI
Tendensi pada tinggi rendahnya literasi media dan
rendahnya literasi pada media visual, tentu mengenai
hal tersebut dapat dijelaskan melalui literasi informasi.
Pengertian komponen dari literasi visual adalah
sebuah konsolidasi melalui komponen yang dihasilkan
dari literasi media dan komponen literasi teknologi.
Memang cenderung mengarah pada tingkatan rendah
untuk literasi media, jika dibandingkan pada literasi
teknologi. Dari hal tersebut sangat dimungkinkan
dalam mempengaruhi literasi visual. Sebagian dari
pendidik mempunyai devinisi tersendiri perihal literasi
media, kemudian timbulah kecenderungan
menafsirkan media sebagai media dalam subuah
sistem pembelajaran dikarenakan istilah literasi pada
media belum cukup terkenal6. Ada beberapa faktor
penghambat dalam pemerataan
mengimplementasikan literasi berbasis informasi
diantaranya, dari pihak manajemen dan beserta
pendidik kurangnya kerja sama dalam memberikan
dukunga, waktu pembelajaran yang cukup padat,
sarana dan prasarana sekolah yang kurang memenuhi
tsandarisasi dunia pendidikan, begitu juga dangkalnya
pengetahuan terhadap literasi informasi dari pihak
manajemen sekolah ataupun peserta didik itu sendiri,
begitu juga belum adanya kepastian pada satuan
nasional mengenai standard kurikulum literasi. Maka
dari itu dibutuhkan berbagai bentuk pengayaan
melalui perencana dan pelaksaan yang terperogram.
Melalui pragram pengayaan ini literasi dapat dengan
6
Puty Siyamitri, Literasi Media Internet pada Kalangan Guru
Sekolah Menengah Kejuruan di Kota Medan, Jurnal Simbolika, vol.1,
No.2, 2015, hal. 166
melalui pelatihan yang mengarah pada pencarian
informasi7.
C. PENUTUP
Pada induvidu literasi informasi merupakan suatu
gambaran yang cukup kompleks. Untuk tingkatan
pendidik hal ini dibutuhkan pragram pengayaan
sebagai wujud menyeimbangkan kompetensi dalam
bidang literasi media dan visual, dengan demikian
adanya peluang dalam komponen literasi informasi.
D. DAFTAR ISI
Puty Siyamitri (2015), Literasi Media Internet pada
Kalangan Guru Sekolah Menengah Kejuruan di Kota
Medan, Jurnal Simbolika, vol.1, No.2. Diakses pada 29
maret 2021 dari file:///C:/Users/HP/Downloads/203-527-
1-PB.pdf
Diyah Mintasih (2018), Mengembangkan Literasi
Informasi Melalui Belajar Berbasis Kehidupan
Terintegrasi PBL Untuk Menyikapi Calon Pendidik Dalam
menghadpi Era Revolusi. Jurnal Elementary, Vol.6,No.2.
Diakses pada 29 maret2021.
https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/elementary/a
rticle/viewFile/4390/2856
7
Diyah Mintasih, Mengembangkan Literasi Informasi Melalui
Belajar Berbasis Kehidupan Terintegrasi PBL Untuk Menyikapi
Calon Pendidik Dalam menghadpi Era Revolusi. Jurnal Elementary,
Vol.6,No.2, 2018, hal.284.
Urgensi Menjadi Guru Literer Dengan
Memanfaatkan Teknologi
M Nasril Nirwansyah
1. Pendahuluan
2. Pembahasan
3. Penutupan
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.2017. Buku
Saku Gerakan Literasi Sekolah Dari Pucuk Hingga Akar.
Jakarta: Sekretaris Satuan Tugas Gerakan Literasi
Sekolah Kemendikbud.
http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/co
ntent/mengoptimalkan-peran-sastra-dalam-
pembentukan-karakter-bangsa diakses pada 31/3/2021
pukul 12:24