Anda di halaman 1dari 10

A. PENGERTIAN IMAM MAHDI.

Imam Mahdi sebenarnya adalah sebuah nama gelar sebagaimana halnya


dengan gelar khalifah, amirul mukminin dan sebagainya. Imam Mahdi dapat
diartikan secara bebas bermakna “Pemimpin yang telah diberi petunjuk”. Dalam
bahasa Arab, kata Imam berarti ”pemimpin”, sedangkan Mahdi berarti “orang
yang mendapat petunjuk”. Menurut Syekh Muhyidin Ibnu Arabi dalam kitab
Futuhat al Makkiyah, kata al Mahdi tidak ada di dalam al-Qur’an sebagai suatu
nama. Kata Al Mahdi bentuk asalnya adalah kata kerja “hada” artinya “memberi
arah atau bimbingan yang benar, di jalan yang benar’. Secara harfiah al Mahdi
berarti “orang yang terbimbing dengan benar“. Meskipun di beberapa hadis yang
masih diperdebatkan al Mahdi sering muncul sebagai sebuah “nama“
kehormatan atau gelar. Namun, makna dan artinya sesungguhnya menunjuk
kepada makna biasa yang menjelaskan sosok yang spiritual yaitu yang
“memperoleh bimbingan yang benar“, yang telah menerima secara aktif dan
menyerap tataran isyarat Ilahiyah dalam kehidupan yang paripurna. Semasa
kepemimpinannya, Imam Mahdi akan membawa kaum muslimin untuk
memerangi kezaliman, hingga satu demi satu kezaliman akan tumbang takluk
dibawah kekuasaanya. Kemenangan demi kemenangan yang diraih Imam Mahdi
dan pasukannya akan membuat murka raja kezaliman (Dajjal) sehingga
membuat Dajjal keluar dari persembunyiannya dan berusaha membunuh Imam
Mahdi serta pengikutnya. B. Hadis tentang Imam Mahdi. 1. Hadis Nabi Riwayat
Abu Dawud dari Abdillah. ‫ّللا َعبد َعن‬ َ ‫صلَى النَبي َعن‬ َ ‫ّللاه‬ َ ‫سلَ َم َعلَيه‬ َ ‫يَوم إ َّل الدُّنيَا من يَبقَ لَم لَو قَا َل َو‬
َ َ‫ث َحتَى اتَفَقهوا ث ه َم اليَو َم ذَلك‬
َ َ‫ّللاه ل‬
‫ط َو َل َحديثه في زَ ائ َدة ه قَا َل‬ َ َ‫ئ بَيتي أَهل من أَو مني َر هج ًل فيه يَبع‬ ‫اسمي اس همهه ي َهواط ه‬
َ َ
‫ض يَمل فطر َحديث في زَ ا َد أبي اس هم أبيه َواس هم‬ ‫ه‬ َ َ ً ً َ ‫ه‬ َ
َ ‫سفيَانَ َحديث في َوقا َل َو َجو ًرا ظل ًما هملئَت ك َما َو َعدّل قسطا اْلر‬ ‫َّل ه‬
‫ب يَملكَ َحتَى الدُّنيَا ت َنقَضي َّل أَو تَذهَبه‬ َ ‫ئ بَيتي أَهل من َر هجل العَ َر‬ ‫ اسمي اس همهه ي َهواط ه‬Dari Abdullah bin
Mas’ud, dari Nabi Saw., beliau bersabda, “Ketika umur dunia hanya tinggal satu
hari lagi, maka Allah akan memanjangkan hari itu, hingga Dia mengutus seorang
lelaki dari golonganku, atau lelaki dari keluarga (ahli bait) ku, namanya mirip
dengan namaku, nama bapaknya juga sama dengan nama bapakku, ia akan
memenuhi muka bumi dengan keadilan, sebagaimana saat itu kezhaliman dan
kelaliman telah memenuhidunia.” Dalam sebuah riwayat ditambah dengan
redaksi: “Dunia tidak akan hancur hingga datangnya (suatu masa ketika) bangsa
Arab telah dipimpin oleh seorang lelaki dari kalangan keluarga (ahli bait)ku yang
namanya sama dengan namaku.” (HR. Abu dawud) 2. Hadis Nabi Riwayat Abu
Dawud dari Ummi Salamah. ‫عن‬ َ ‫سلَ َمةَ أهم‬
َ ‫صلَى النَبي َعن‬ َ ‫ّللاه‬ َ ‫سلَ َم َعلَيه‬ َ ‫صة َو‬ َ ‫يَا قهلته الخَسف َجيش بق‬
‫سو َل‬ ‫ّللا َر ه‬ َ ‫صلَى‬ َ ‫سلَ َم َعلَيه‬
َ ‫ّللاه‬ َ ‫ف قَا َل كَارهًا َكانَ ب َمن فَكَي‬
َ ‫ف َو‬ ‫س ه‬َ ‫ث َولَكن بهم يهخ‬ ‫ نيَته َعلَى القيَا َمة يَو َم يهب َع ه‬Dari
Ummu Salamah RA, dari Nabi Saw....dari cerita mengenai Jaisy al Khas. Aku
(Ummu Salamah) berkata,”Wahai Rasulullah, lalu bagaimana dengan orang yang
menolaknya?” Beliau menjawab, ”Mereka tetap akan berjalan bersama umat
lainnya, tetapi ia akan dibangkitkan di Hari Kiamat berdasarkan niat asalnya
(yang menolak kebenaran)." (HR. Abu dawud) 3. Hakim dari Abi Said al Hudri.
“Muncul di akhir umatku al-Mahdi.Allah menyiramkan hujan, sehingga bumi
mengeluarkan tanamannya.Ia membagi harta secara merata.Binatang ternak
semakin banyak, umat pun menjadi besar.Ia hidup selama 7 atau 8 –yakni
tahun–.” (HR. Hakim) 4. Hadis Nabi Riwayat al-Hakim. Telah bersabda
Rasulullah Saw., “Pada akhir zaman akan muncul seorang khalifah yang berasal
dari umatku, yang akan melimpahkan harta kekayaan selimpah-limpahnya. Dan
ia sama sekali tidak akan menghitung-hitungnya." (HR. Muslim dan Ahmad)

B. HAKIKAT IMAM MAHDI

Beberapa dianatara kita mungkin memiliki pemahaman yang berbeda antara


Imam Mahdi dengan Nabi Isa AS. Dapat dipastikan bahwa mereka merupakan
dua manusia yang berbeda, kedua-duanya akan muncul pada hari akhir. Menurut
Hadis Imam Mahdi akan muncul lebih dulu dan Nabi Isa akan datang pada masa
kehidupan Imam Mahdi. Selanjutnya, hanya Nabi Isa yang mampu membunuh
Dajjal.

Dalilnya sebuah hadis yang menyebutkan bahwa nanti Imam Mahdi akan
menjadi imam shalat subuh, dan Nabi Isa AS akan shalat sebagai makmum
kepada Imam Mahdi :

“orang-orang mukmin ketika itu berjumlah sedikit sekali. Tokoh-tokoh mereka


berada di Baitulmaqdis. Dan imam mereka adalah seorang lelaki yang (amat)
soleh. Kemudian Dajjal keluar hingga sampai di Baitulmaqdis, lalu mengepung
umat Islam yang berada disana. Ketika Dajjal mengepung umat Islam itu Nabi Isa
AS turun, yang ketika itu imam (mereka) hamper mengerjakan sembahyang
subuh. Ketika imam melihat Isa, maka dia segera mengenalinya. Lantas si imam
mundur agar Nabi Isa AS maju untuk menjadi imam mereka. Nabi Isa AS
meletakan kedua-dua tangannya ke atas kudua-dua belah bahu si imam sambil
berkata, “Majulah dan jadilah imam. Sesungguhnya sembahyang ini telah
diiqamatkan untukmu.” Kemudian Nabi Isa AS sembahyang di belakang si imam.
Setelah imam mengakhiri sembahyangnya, Nabi Isa AS berkata, “Bukakanlah
pintunya.” Maka pintunya pun dibuka orang. Ketika itu Dajjal langsung ternampak
Nabi Isa AS sedangkan dia diikuti 70.000 orang Yahudi Asbihan, lengkap dengan
pedang masing-masing dan berjubah hijau.” (Ibnu Majah)

Dengan berpahaman pada hadis tersebut, maka dapat kemudian dinalarkan


bahwa imam mahdi bukanlah seorang nabi yang diutus oleh Allah dengan kitab
sucinya. Dia bukanlah rasul yang jibril datang membawakan wahyu untuknya.
Dia adalah seorang hamba soleh dianatara manusia di bumi yang telah rusak
akhlaknya. Dia berasal dari garis pertalian Nabi Muhammad SAW melalui darah
Fatimah untuk mempersiapkan dunia bagi kembalinya Nabi Isa AS.

Darah Nabi Ibrahim AS mengalir pada kedua putranya, Nabi Ishak AS dan Nabi
Ismail AS. Ishak yang kemudian menurunkan garis pertalian darah melalui
kelahiran Yakub, Yusuf, Musa, Harun, Daud, Sulaiman, dan Nabi Isa AS sebagai
sang messiah. Dari Ismail terlahir nabi besar Muhammad SAW. Menjadi begitu
istimewanya sosok imam mahdi ini karena ayahnya berasal dari garis darah
Muhammad SAW dan nabi Ismail. Ibunya berasal dari garis darah nabi Isa dan
Ishak. Dua garis darah dari manusia-manusia unggul pilihan Allah SWT yang
kemudian menyatu dalam darah imam mahdi, garis darah yang paling murni
yang menyatukan kita semua untuk menghadapi pertempuran terbesar
sepanjang masa. Pertempuran dahsyat melawan Dajjal, Yajuj dan Majuj atau
Gog dan Magog. Pertempuran antara kebajikan melawan kejahatan.

“Ketika kalian melihatnya (kehadiran Imam Mahdi), maka berbai’at-lah


dengannya walaupun harus merangkak-rangkak di atas salju karena
sesungguhnya dia adalah Khalifatullah Al-Mahdi.” (HR. Abu Daud)

Bersiaplah untuk menyambut kedatangannya dan semoga kita berada dibawah


panji-panji kemegahannya !

C. KEMUNCULAN SOSOK IMAM MAHDI

Kisah kelahiran orang-orang besar selalu menyimpan rahasia dan misteri


tersendiri. Betapa banyak peristiwa yang terjadi pada saat seorang agung lahir
yang sungguh di luar kemampuan akal kepala kita untuk memahami dan
“mempercayainya”. Tapi, hal itu bukanlah sesuatu hal yang aneh jika dikaitkan
dengan kehendak Ilahi. Karena selama suatu peristiwa masih bersifat mungkin,
bukan mustahil, hal itu masih berada di bawah ruang lingkup kehendak Ilahi
meskipun termasuk katagori sesuatu yang aneh menurut akal kita.

Begitu pula akan sosok imam mahdi itu sendiri. Kemunculannya di dunia di awali
dengan pertanda-pertanda akhir zaman (kiamat). Tanda-tanda akhir zaman
terbagi menjadi dua. Ada tanda-tanda kecil dan ada tanda-tanda besar akhir
zaman. Tanda-tanda kecil jumlahnya sangat banyak dan datang terlebih dahulu.
Sedangkan tanda-tanda besar datang kemudian, jumlahnya ada sepuluh.

Banyaknya pendapat mengatakan bahwa kondisi dunia dewasa ini berada di


ambang datangnya tanda-tanda kiamat. Karena dimasa kita hidup dewasa ini
sudah sedemikian banyak tanda-tanda kecil yang bermunculan. Praktis hamper
seluruh tanda-tanda kecil kiamat yang di sebutkan oleh Nabi Muhammad SAW
sudah muncul semua di zaman kita. Maka kedatangan tanda-tanda besar
tersebut hanya masalah waktu. Tanda besar pertama yang bakal datang ialah
keluarnya Dajjal. Namun sebagian ulama berpendapat bahwa sebelum
munculnya Dajjal harus datang dulu tanda penghubung antara tanda-tanda kecil
kiamat dengan tanda-tanda besarnya. Tanda penghubung yang dimaksud ialah
diutusnya Imam Mahdi ke muka bumi.

Seperti apakah sosok Imam Mahdi tersebut ?

Abu Sa’id al-Khudari mengisahkan bahwa Rasulullah SAW berkata: “Mahdi kita
akan memiliki jidad yang lebar dan hidup yang mancung. Dia akan memenuhi
bumi ini dengan kedamaian sebagaimana telah terjadinya kebiadaban dan
ketidak adilan. Dia akan memimpin selama tujuh tahun”.

Menyimpulkan dari berbagai hadist yang berdasarkan pula pada dasar otentik
yang dapat dipertanggung jawabkan dan narasi yang telah diterima diseluruh
dunia, Imam Mahdi akan :
1. Berasal dari keluarga Nabi Muhammad SAW keturunan dari Fatimah.
2. Memiliki jidad yang lebar dan hidung mancung.
3. Muncul dalam satu malam.
4. Datang sesaat sebelum Akhir Zaman
5. Memiliki nama yang sama dengan Nabi Muhammad SAW.
6. Lolos dari Madinah menuju Mekkah dimana orang akan berdayung-dayung
bergabung dan menjadi pengikut loyalnya.
7. Menerima penghargaan dan bantuan dari orang-orang Irak.
8. Bertempur dalam peperangan.
9. Memimpin Jazirah Arab selama tujuh tahun menurut sunnah.
10. Menyebarkan keadilan dan persamaan dimuka bumi.
11. Membubarkan keserakahan dan penekanan.
12. Memimpin shalat di Mekkah dan Nabi Isa AS menjadi ma’mum.
13. Bukanlah orang yang sama dengan Nabi Isa AS.

D. DIBALIK KEGAIBAN IMAM MAHDI

Syariat sejatinya telah gamlang menjelaskan definisi dan menyuguhkan


gambaran akan sosok Al-Imam Al-Mahdi. Namun selama bertahun sampai
berabad-abad, dengan berbagai argumentasi yang kuat maupun yang lemah
bersemainya penyimpangan tak pelak menjadikan gambaran Al-Imam Al-Mahdi
itu menjadi kabur. Kemunculan sosok imam mahdi ini telah menimbulkan
pemahaman yang berbeda-beda dan bahkan menimbulkan pro dan kontra.

Meskipun bentuk akar kata “hadaa” dijumpai di Al-Qur’an, tapi bentuk kata “Al-
Mahdi” tidak ada di dalam Al-Qur’an.meskipun dibeberapa hadist yang masih di
perdebatkan, Al-Mahdi sering muncul di sebuah “nama” kehormatan atau gelar.
Namun, makna dan artinya sesungguhnya menunjuk kepada makna biasa yang
menjelaskan sosok yang spiritual yaitu yang “memperoleh bimbingan yang
benar”, yang telah menerima secara aktif dan mencerap tataran isyarat Ilahiyah
dalam kehidupan yang paripura.

Bahkan dalam banyak hal penerima itu sendiri sebagai “Al-mahdi”


mereprentasikan kehidupan dalam seluruh tatanah realitas karena cerapannya
mewakili pengalaman Isra dan Mi’raj Muhammad SAW. Namun, tentu saja,
aktualitasnya berdasarkan potensi-potensi dasarnya yang sesuai dengan ruang-
waktunya, sunnatullah-Nya, dan tentunya berbeda dengan pengalaman Nabi
Muhammad SAW di zamannya.

Menukil dalam tulisan Atmonadi, menelanjangi Nabi dan Rasul menyatakan


bahawa; dalam kenyataan yang umum, yang dimaksud Al-Mahdi adalah umat
Islam yang patuh pada perintah dan laranga Allah SWT, serta mengikuti
sunnatullrasul dengan taqwa. Jadi, apa yang disebut Al-Mahdi secara umum
sebenarnya adalah umat islam yang patuh pada perintah dan larangan-Nya
sebagai pewaris pengetahuan tauhid melalui washilah Nabi Muhammad SAW.
Karena itu, adalah kemustahilan kalau Al-Mahdi justru menyimpang dari ajaran
Islam dimana Shalat mempresentasikan Namaz, Miraj, Iman, Islam, dan Ihsan
sebagai penyaksian dan aktualitas Jamal dan Jalal Allah dengan syahadat : “Laa
ilahaa illaa Allah, Muhammadurrasulullah”

Penisbahan bahwa semua manusi adalah Pewaris atau Al-Mahdi demikian


nampaknya berlaku kepda semua manusia asalakan ia mau mengikuti petunjuk
Rasulullah SAW (simak makna terselubung dalam (QS. 9:128-129) dengan
pedoman Al-Qur’an sebagai Dzikrul Lil Mu’minun maupun Dzikrul Lil ‘Aalamin).

Dengan kata lain, ia menjadi pewaris dengan mengikuti proses pendidikan yang
benar yang serupa dengan Nabi Muhammad SAW dalam banyak pengalaman
mendasarnya sebagai manusia yang mampu mengembangkan karakter dirinya
sebagai manusia berakhlak mulia. Jadi, ia mestilah pembelajar. Dan syarat
mendasarnya adalah ia seorang yang “ummi” sebagai suatu kiasan kalu ia
memahi secara mandiri dari prinsip-prinsip dasar kehidupan yang telah di alami,
di jalani, dan di makrifatinya dengan sadar dan tertunduk berserah diri akan
kehambaannya di hadapan Yang Maha Tinggi yaitu Allah SWT. Dan karena itu ia
berupaya untuk selalu selaras dengan kehendak Allah serta tampil sesuai
dengan ruang waktunya bukan ruang waktu Nabi Muhammad SAW zaman
dahulu. Dengan demikian ia tidak bersandar secara pokok pada pertolongan
makhluk karena kebersandaran pada makhluk akan menyeret dirinya ke dalam
ketidak mandirian sikap. Pada akhirnya ia pun tidak akan bersandar pada
pertolongan Allah dan tidak menjadi ikhlas dalam mengajarkan apa yang telah
dinyatakan oleh nafsu sendiri. Di titik inilah derajat ruhani seseorang akan jatuh
dihadapan Allah SWT.

Kemandirian menyebabkan Al-Mahdi (dalam hal ini sosok Imam Mahdi adalah
umat Islam secara global) dapat muncul dari kalangan non-Arab dan bahkan
sama sekali tidak dapat berbahasa Arab meskipun ia mungkin saja memahami
bagaimana huruf-huruf Arab itu disusun dan di kodefikasikan menjadi sebuah
wahyu dengan penjelasannya yang rasional maupun intuitif! Hal ini dimungkinkan
karena ia telah memahami hakikat Sastra Wahyu Serat Jiwa sebagai
pengetahuan antara untuk menafsirkan gerak-gerik dan tanda-tanda dari pesan-
pesan Ilahi, baik yang nyata maupun yang di isyaratkan.
A. Pengertian Dajjal.

Kata Dajjal berasal dari kata dajala, artinya, menutupi (sesuatu).Kamus Lisanul
’Arab mengemukakan beberapa pendapat mengapa disebut Dajjal.

1. Disebut Dajjal karena ia adalah pembohong yang menutupi kebenaran


dengan kepalsuan.
2. Disebut Dajjal karena menutupi bumi dengan bilangannya yang besar.
3. Disebut Dajjal karena ia menutupi manusia dengan kekafiran.
4. Disebut Dajjal karena ia tersebar dan menutupi seluruh muka bumi.

Dajjal adalah kata Arab yang lazim digunakan untuk istilah nabi palsu . Namun
istilah Dajjal, merujuk pada sosok “Penyamar” atau “Pembohong” yang muncul
menjelang kiamat. Istilahnya adalah al-Masih Ad-Dajjal adalah terjemahan dari
istilah SuryaniMeshiha Deghala yang telah menjadi kosa kata umum dari Timur
Tengah selama lebih dari 400 tahun sebelum al-Qur’an diturunkan. Disebutkan
oleh al-Imam al-Qurthubi kitab At-Tadzkirah bahwa lafadz Dajjal di antaranya
bermakna: Kadzdzab (tukang dusta), Mumawwih (yang menipu manusia). Asy-
Syaikh Ibnu ‘Utsaimin dalam kitab Syarah Lum’atul I’tiqad, mengatakan:
“Dikatakan demikian karena dia adalah manusia yang paling besar
penipuannya.” Dikatakan juga bahwa Dajjal adalah “Seorang laki-laki pendusta
(penipu) yang keluar di akhir zaman mengaku sebagai Rabb.”

B. Ciri-ciri Dajjal dan Sifat Dajjal.


Dajjal tidak disebut dalam al-Qur’an, tetapi terdapat dalam hadis dan Sunah yang
menguraikan sifat-sifat Dajjal.
Berdasarkan kepercayaan yang telah umum dalam kalangan muslim,
karakteristik Dajjal adalah sebagai berikut:
1. Dajjal memiliki cacat fisik berupa mata kiri yang buta, dan mata kanan yang
dapat melihat tetapi berwarna gelap (hitam). Dalam beberapa hadis
menjelaskan ia hanya memiliki sebuah mata. Ia akan menunggangi keledai
putih yang satu langkahnya sama dengan satu mil jaraknya. Keledai tersebut
memakan api dan menghembus asap, dapat terbang di atas daratan dan
menyeberangi lautan.
2. Dajjal seorang pemuda posturnya gemuk, kulitnya kemerah-merahan,
berambut keriting, matanya sebelah kanan buta, dan matanya itu sepe rti
buah anggur yang masak (tidak bersinar). Dia akan menipu para umat muslim
dengan mengajari mereka tentang surga, tapi ajaran tersebut adalah
sebaliknya (Neraka). Dari Huzaifah bersabda Rasulullah Saw: ‫قَا َل قَا َل هحذَيفَةَ َعن‬
‫سو هل‬ َ ‫صلَى‬
‫ّللا َر ه‬ َ ‫سلَ َم َعلَيه‬
َ ‫ّللاه‬ َ ‫ش َعر هجفَا هل اليهس َرى ال َعين أَع َو هر ال َد َجا هل َو‬ ‫َو َجنَتههه َجنَة فَن ه‬
َ ‫َارهه َونَار َجنَة َم َعهه ال‬
‫" نَار‬Dajjal matanya buta sebelah, cacat mata kirinya, tebal rambutnya, dia
memilki surga dan neraka”. Surganya adalah neraka Allah,dan nerakanya
adalah surga Allah." (HR. Muslim)
3. Huruf Arab Kaf Faa Raa (kafir, bermakna kufur) akan muncul pada dahinya
dan akan mudah dilihat oleh muslim yang bisa membaca maupun yang buta
huruf. Dari Annas berkata Rasulullah Saw: ‫ي أَنَس َعن‬ َ ‫ّللاه َرض‬َ ‫ي َقا َل َقا َل َعنهه‬ُّ ‫ص َلى ال َنب‬
َ ‫ّللاه‬
َ
‫سلَ َم َعلَيه‬
َ ‫ث َما َو‬ ‫ه‬
َ ‫اب اْلَع َو َر أ َمتَهه أَنذَ َر إ َّل نَبي بهع‬
َ َ‫س َربَ هكم َوإ َن أَع َو هر إنَهه أ َ َّل ال َكذ‬َ ‫َعينَيه َبينَ َوإ َن بأَع َو َر لَي‬
‫" كَافر َمكتهوب‬Tidaklah seorang Nabi pun diutus selain telah memperingatkan
kaumnya terhadap yang buta sebelah dan pendusta, ketahuilah bahwasanya
dajjal itu buta sebelah, sedang rabb kalian tidak buta sebelah, tertulis diantara
kedua matanya KAFIR." (HR. Bukhari)
4. Dia akan menyatakan dirinya adalah Tuhan dan akan menipu manusia dalam
berpikir
MACAM SURGA DAN NERAKA BESERTA
PENGHUNINYA

1. SURGA
Surga adalah suatu bentuk keindahan yang sesungguhnya dari Allah subhanahu
wa ta’ala, diperuntukkan bagi mereka yang beriman dan beramal shaleh.
Allah Ta’ala berfirman:
‫َار ُكلَّ َما ُر ِزقُوا ِم ْنهَا ِم ْن ثَ َم َر ٍة ِر ْزقًا قَالُوا‬
ُ ‫ت تَجْ ِري ِم ْن تَحْ تِهَا األ ْنه‬ ٍ ‫ت أَنَّ لَ ُه ْم َجنَّا‬
ِ ‫ش ِِّر الَّ ِذينَ آ َمنُوا َوع َِملُوا الصَّا ِلحَا‬
ِ َ‫َوب‬
ٌ ‫َهذَا الَّذِي ُر ِز ْق َنا ِم ْن قَ ْب ُل َوأُت ُوا ِب ِه ُمتَشَا ِب ًها َولَ ُه ْم فِيهَا أَ ْز َوا‬
َ‫ج ُم َطه ََّرةٌ َو ُه ْم فِيهَا َخا ِل ُدون‬
“Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan beramal
shaleh, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai
di dalamnya. Setiap kali mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga
itu, mereka mengatakan, “Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu”.
Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada istri-
istri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.” (QS. al-Baqarah : 25).
Nabi shalallahu alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya di dalam surga ada seratus tingkatan yang disediakan Allah bagi
orang-orang yang berjihad di jalan Allah, jarak antara dua tingkatan seperti
antara langit dan bumi. Maka apabila kamu mohon kepada Allah, mohonlah
(surga) Firdaus kepada-Nya, karena ia terletak ditengah surga dan surga yang
tertinggi.” Saya rasa beliau mengucapkan (kata Abu hurairah): “Dan diatas-Nya
ada Arsy Ar-Rahman dan dari situ dipancarkan sungai-sungai surga”. (HR.
Bukhari).
 Surga Firdaus

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka


adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal.” (QS. Al-Kahfi: 107)
 Surga ‘Adn
“(yaitu) surga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya, mengalir di bawahnya
sungai-sungai, di dalam surga itu mereka mendapat segala apa yang mereka
kehendaki. Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang yang
bertakwa,” (QS. An-Nahl : 31)
 Surga Na’im
ِ ‫ت النَّ ِع‬
‫يم‬ ِ ‫َلِل يَحْ ُك ُم بَ ْينَ ُه ْم ۚ َفالَّ ِذينَ آ َمنُوا َوع َِملُوا الصَّا ِلحَا‬
ِ ‫ت فِي َجنَّا‬ ِ َّ ِ ‫ا ْل ُم ْلكُ يَ ْو َمئِ ٍذ‬
“Kekuasaan di hari itu ada pada Allah, Dia memberi keputusan di antara
mereka. Maka orang-orang yang beriman dan beramal saleh adalah di dalam
surga yang penuh kenikmatan.” (QS. Al-Hajj : 56)
 Surga Ma’wa
َ ‫َوأ َ َّما َم ْن َخ‬
َ ‫اف َمقَا َم َر ِِّب ِه َونَهَى النَّ ْف‬
‫س ع َِن ا ْله ََوى‬
َ ‫فَ ِإنَّ ا ْل َجنَّةَ ِه‬
‫ي ا ْل َمأ ْ َوى‬
“Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan
menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah
tempat tinggal(nya).” (QS. An-Nazi’at : 40 – 41)
 Surga Darussalam
َ‫س ََل ِم ِع ْن َد َربِِّ ِه ْم ۖ َوه َُو َو ِليُّ ُه ْم بِ َما كَانُوا يَ ْع َملُون‬ ُ ‫لَ ُه ْم د‬
َّ ‫َار ال‬
“Bagi mereka (disediakan) darussalam (surga) pada sisi Tuhannya dan Dialah
Pelindung mereka disebabkan amal-amal saleh yang selalu mereka
kerjakan.” (QS. Al-An’am : 127)
 Surga Darul Muqamah
ٌ ُ‫سنَا ِفيهَا لُغ‬
‫وب‬ ٌ ‫سنَا ِفي َها نَص‬
ُّ ‫َب َو ََل َي َم‬ ُّ ‫ض ِل ِه ََل يَ َم‬ َ ‫الَّذِي أ َ َحلَّ َنا د‬
ْ َ‫َار ا ْل ُمقَا َم ِة ِم ْن ف‬
“Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga) dari karunia-Nya;
didalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu.” (QS. Fatir :
35)
 Surga Al-Maqamul Amin
ٍ ‫إِنَّ ا ْل ُمتَّ ِقينَ فِي َمقَ ٍام أَ ِم‬
‫ين‬
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang
aman,” (QS. Ad-Dukhan : 51)
 Surga Khuldi
‫يرا‬ َ ‫قُ ْل أَذَ ِلكَ َخي ٌْر أ َ ْم َجنَّةُ ا ْل ُخ ْل ِد الَّتِي ُو ِع َد ا ْل ُمتَّقُونَ ۚ كَانَتْ لَ ُه ْم‬
ً ‫جَزا ًء َو َم ِص‬
“Katakanlah: “Apa (azab) yang demikian itukah yang baik, atau surga yang
kekal yang telah dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa?” Dia menjadi
balasan dan tempat kembali bagi mereka?”.” (QS. Al-Furqan : 15)

2. NERAKA
Neraka merupakan tempat yang penuh dengan api dan siksaan. Tempat
mengerikan ini disedikan untuk orang-orang yang ingkar terhadap perintah
Allah subhanahu wa ta’ala. Ketauhilah macam macam siksa neraka yang harus
dihindari.
 Neraka Hawiyah
“Dan barang siapa yang ringan timbangannya, maka dia dilemparkan ke
neraka hawiyah. Tahukah engkau apakah Neraka Hawiyah itu? Yaitu api
yang sangat panas.” (QS. Al-Qoriah : 8-11)
 Neraka Jahim
“Dan diperlihatkan dengan jelas neraka Jahim kepada orang-orang yang
sesat” (QS. Asy-Syu’araa : 91)
 Neraka Saqar
“Didalam surga mereka saling bertanya dari hal orang berdosa. Apakah
sebabnya kamu masuk neraka Saqar? “Karena kami tidak sholat, kami tidak
memberi makan orang miskin, kami percaya pada yang bukan-bukan. Kami
mendustakan hari kiamat.” (QS. Al-Mudatsir : 40-46)
 Neraka Ladza
“Sekali-kali tidak dapat, sesungguhnya neraka itu adalah api yang
bergejolak.” (QS. Al-Ma’arij : 15)
 Neraka Huthamah
“Dan tahukah kamu, apakah Huthamah itu? (yaitu) api (yang disediakan
Allah) yang dinyalakan”. (QS. Al-Humazah : 5-6)
 Neraka Sa’ir
“Bahwasanya orang-orang yang memakan harta anak yatim dengan aniaya,
sesungguhnya mereka memakan api sepenuh perutnya, dan nanti mereka
akan dimasukkan kedalam neraka Sair.” (QS. An-Nisa’ : 10)
 Neraka Jahanam
“Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah
diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut setan) semuanya.” (QS. Al-
Hijr : 43)

Anda mungkin juga menyukai