Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MODUL 5 (JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH)

PERISTIWA MEKANIS SIKLUS JANTUNG

TRISHA WIN EILEN SIJABAT

71220811109

SGD 3

Dosen tutor: dr. Farah Diba, M.K.M, Sp, KKLP

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

2022/2023
LEMBAR PENILAIAN MAKALAH

Semester 2
Tanggal
Kelompok 3
11 MARET 2023
Modul Jantung Dan Pembuluh Darah

Minggu 1

Nama tutor dr. Farah Diba, M.K.M, Sp. KKLP

Kriteria penilaian tata cara penulisan Nilai

Tulisan disusun tidak dengan menggunakan kaidah penulisan umum ejaan bahasa indonesia
0 - 10
(puebi), tidak memiliki kerangka makalah, dan tidak menggunakan prinsip parafrase yang baik

Sebagian besar tulisan ditulis dengan menggunakan kaidah puebi, memiliki kerangka makalah,
11 - 25
namun isi kerangka tidak sesuai, dan sebagian besar tulisan ditulis dengan parafrase yang baik
Tulisan ditulis dengan kaidah puebi, sistematika bab yang baik, isi bab yang sesuai, dan
26 - 40
Menggunakan kaidah parafrase yang baik
Kriteria penilaian tata cara penulisan Nilai

Materi dijelaskan tidak runut dan dibahas secara superficial (dangkal) saja. 0 - 10
Materi dijelaskan dengan runut ataupun tidak runut, dan dibahas secara cukup. 11 - 25
Materi dijelaskan dengan runut dan dibahas secara mendalam. 26 - 40

Kriteria penilaian keterbaharuan referensi Nilai


Referensi yang digunakan kebanyakan berusia > 10 tahun terakhir. 0-5
Referensi yang digunakan kebanyakan berusia 5-10 tahun terakhir. 6 - 10
Referensi yang digunakan kebanyakan berusia < 5 tahun terakhir. 11 - 20

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya sampai saat ini. Puji syukur atas segala berkat dan karunia-nya sehingga
saya selaku mahasiswa fakultas kedokteran universitas islam sumatra utara.dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktunya. Makalah ini yang berjudul “Peristiwa
Mekanis Siklus Jantung”.

Makalah ini berisikan tentang regulasi tekanan darah pada jantung. Penulisan menyadari
bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, akan sulit bagi penulis untuk
menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada dr.
Farah Diba, M.K.M, Sp. KKLP yang sudah bersedia membimbing saya dan teman saya
selama small group discussion sehingga makalah ini dapat di selesaikan.

Saya sebagai penulis makalah ini menyadari sepenuhnya bahwa adanya kekurangan baik
dalam penulisan maupun segi lainnya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun agar penulis dapat memperbaikinya.

Saya sebagai penulis makalah berharap ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat
dijadikan referensi demi pengembangan ke arah yang lebih baik. Kebenaran datangnya dari
tuhan yang maha esa dan kesalahan datangnya dari penulis. Semoga tuhan senantiasa
melimpahkan rahmatnya dan berkat- nya kepada umat-nya.

Medan, 11 maret 2023

Trisha Win Eilen Sijabat

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. iii


DAFTAR ISI............................................................................................................................. iv
SKENARIO – 1 ......................................................................................................................... v
BAB I ........................................................................................................................................ vi
PENDAHULUAN .................................................................................................................... vi
1.1. Latar Belakang Masalah ......................................................................................... vi
1.2. Identifikasi Masalah ..................................................................................................vii
1.3. Tujuan Penulisan .......................................................................................................vii
BAB 2 .................................................................................................................................... viii
PEMBAHASAN .................................................................................................................... viii
2.1. Peran Hormon Dalam Tekanan Darah................................................................. viii
2.2. Fisiologi Sistem Pembuluh Darah ........................................................................... x
2.1. Sirkulasi Darah ...................................................................................................... xi
2.2. Creatin Kinase Myocardial Band ..........................................................................xii
BAB III .................................................................................................................................... xv
PENUTUP................................................................................................................................ xv
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. xvi

iv
SKENARIO – 1

v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Seorang mahasiswa berusia 20 tahun , pingsan. Wajahnya pucat dan sesak nafas. Hasil
pemeriksaan fisik, kesadaran compos mentis, tekanan darah 100)70 mmHg heart rate
70x)menit, respiratory rate 25x/menit dan suhu tubuh normal. Thorax: jantung dan paru
dalam batas normal. Riwayat penyakit sebelumnya tidak ada, tidak ada riwayat keluarga sakit
jantung, dan hasil ekg normal. Beberapa menit sebelum pingsan, ia mendapat kabar ayahnya
meninggal dunia. Dokter mengatakan bahwa keadaan ini adalah sinkop vasovagal.

Sinkop vasovagal adalah bentuk sinkop refleks yang paling umum. Sinkop refleks adalah
istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan jenis sinkop akibat kegagalan
autoregulasi tekanan darah, dan akhirnya, tekanan perfusi serebral yang mengakibatkan
hilangnya kesadaran sementara. Mekanisme yang bertanggung jawab untuk hal ini kompleks
dan melibatkan depresi curah jantung serta penurunan tonus pembuluh darah. Jenis sinkop
refleks lainnya termasuk sinkop sinus karotis dan sinkop situasional, misalnya sinkop batuk
atau berkemih. Sinkop vasovagal dapat dipicu oleh rasa sakit atau gangguan emosional,
meskipun seringkali pemicu spesifik tidak dapat diidentifikasi.

Sistem kardiovaskuler merupakan suatu sistem yang secara umum berperan mengedarkan
darah ke seluruh tubuh, sekaligus membawa oksigen dan zat gizi ke semua jaringan tubuh
serta mengangkut semua zat buangan. Sistem ini melibatkan jantung, pembuluh darah dan
darah. Jantung adalah organ berongga dan berotot yang memompa semua darah; sebanyak
lebih kurang lima liter; ke seluruh tubuh sekitar satu putaran per menit atau lebih cepat di saat
berolahraga. Darah mengalir melalui jaringan pembuluh yang mencapai semua bagian tubuh.
Arteri membawa darah dari jantung ke pembuluhpembuluh yang lebih kecil, lalu ke kapiler-
kapiler, dan kemudian berbalik memasuki jaringan vena, yang membawa darah kembali ke
jantung. Fungsi sistem kardiovaskuler antara lain: (1) sebagai alat transportasi, mengangkut
bahan-bahan yang dibutuhkan sel seperti oksigen, glukosa, dan lain-lain, serta membawa
bahan sisa seperti CO2, urea untuk dibuang;

(2) sebagai pengatur/regulasi, yang berperan dalam meyampaikan hormone ke organ target,
serta berperan dalam regulasi suhu;

(3) sebagai proteksi, ikut berperan dalam sistem imunitas tubuh dan pembekuan darah.

vi
1.2.Identifikasi Masalah
2.1.Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan peran homon dalam tekanan darah
2.2.Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan fisiologi sistem peredaran darah
2.3.Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan creatin kinase myocardial band
(CK-MB)

1.3.Tujuan Penulisan
1) Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan sistem kesehatan nasional
2) Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan definisi dan tujuan asuransi
kesehatan
3) Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tingkat pelayanan kesehatan
4) Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan dokter keluarga

vii
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Peran Hormon Dalam Tekanan Darah
a) Sistem renin Angiotensin-Converting Enzyme (ACE)
Saat renin merangsang pembentukan angiotensin II, kelenjar adrenal di dekat
ginjal akan ikut terstimulasi untuk menghasilkan hormon aldosteron. Hormon
ini nantinya akan membuat ginjal lebih banyak menyaring air, elektrolit, dan
garam di dalam darah sehingga jumlah cairan dan elektrolit di dalam tubuh
bertambah dan tekanan darah pun meningkat. Enzim renin yang dilepaskan
ginjal tersebut akan mengubah hormon angiotensin menjadi angiotensin I dan
angiotensin II yang bertugas untuk meningkatkan aliran darah. Tujuannya
adalah memperbaiki sirkulasi darah agar oksigen dan nutrisi dapat tersalurkan
ke seluruh tubuh. ACE memegang peren fisiologis penting dalam mengatur
tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen yang diproduksi di hati.
Selanjutnya oleh hormon renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi
angiotensin I. ACE yang terdapat di paru-paru mengubah angiotensin I
menjadi angiotensin II. Angiotensin inilah yang memiliki peranan kunci dalam
menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama.
b) Sistem aldosteron, terjadi stimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal.
Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting pada
ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan
mengurangi ekskresi NaCl dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal.
Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara
meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan
meningkatkan volume dan tekanan darah.
c) Adrenalin (bahasa Inggris: adrenalin, epinefrin) adalah obat dan hormon yang
terlibat dalam pengaturan fungsi visceral (misalnya pernapasan). Adrenalin
diproduksi oleh kelenjar adrenal dan sejumlah kecil sel saraf di sumsum tulang
belakang. Adrenalin memainkan peran penting dalam respon fight-or-flight
dengan meningkatkan aliran darah otot, curah jantung dengan bekerja pada
nodus SA, respon pelebaran pupil, dan gula darah. Adrenalin melakukan
tindakan ini dengan mengikat reseptor adrenergik: alfa dan beta. Adrenalin
hadir dalam banyak hewan dan beberapa organisme uniseluler. Ahli fisiologi
Polandia, Napoleon Cybulski, pertama kali mengisolasi adrenalin pada tahun
1895. Hormon adrenalin adalah hormon yang diproduksi oleh tubuh saat
dihadapkan pada situasi yang berbahaya atau membuat stres. Dalam jumlah
yang seimbang, hormon ini memiliki peran penting dalam menjaga fungsi

viii
berbagai organ dalam tubuh. Namun, kekurangan atau kelebihan hormon
adrenalin justru bisa berbahaya bagi kesehatan. Hormon adrenalin, atau
kadang disebut juga epinefrin, merupakan hormon yang diproduksi oleh
kelenjar adrenal dan otak. Tubuh melepaskan hormon ini saat merasa stres,
depresi, takut, bersemangat, atau dalam situasi stres dan berbahaya. Kelebihan
adrenalin dapat diakibatkan oleh stres yang berkepanjangan, dan efek ini dapat
meningkatkan sejumlah risiko kesehatan. Meskipun kekurangan adrenalin
jarang terjadi, hal itu dapat membuat seseorang tidak dapat bereaksi. Maka
dari itu kita harus bisa mengelola stress dengan baik. Adrenalin akan
membawa sejumlah perubahan pada tubuh, termasuk detak jantung yang lebih
cepat dan pernapasan paru-paru yang lebih efisien. Ini menyebabkan
pembuluh darah mengirim lebih banyak darah ke otak dan otot, meningkatkan
tekanan darah, membuat otak lebih waspada, dan meningkatkan gula darah
untuk memberi Anda energi. Pupil juga akan melebar dan Anda akan
berkeringat selama pengalaman. Ketika ada lebih banyak adrenalin dalam
darah Anda, Anda tidak akan merasakan banyak rasa sakit, sehingga Anda
dapat terus berlari atau bertarung, bahkan jika Anda terluka. Itu membuat
Anda lebih kuat dan memungkinkan Anda tampil lebih baik.
d) Hormon antidiuretik atau antidiuretic hormone (ADH) digunakan untuk
mendiagnosis dan menentukan penyebab defisiensi atau kelebihan hormon
antidiuretic.Hormon antidiuretik (ADH) dan rasa haus. ADH diproduksi di
hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur
osmolalitas dan volume urin. Meningkatnya ADH, menyebabkan urin yang
diekskresikan ke luar tubuh sangat sedikit (antideurisis), sehingga menjadi
pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk mengencerkannya, volume cairan
esktraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian
intraseluler Kemudian terjadi peningkatan volume darah, sehingga tekanan
darah meningkat. Kedua, dengan menstimulasi sekresi aldosteron (hormon
steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal) dari kortek adrenal.
Pengaturan volume cairan ekstraseluler oleh aldosteron dilakukan dengan
mengurangi ekskresi cairan NaCl (garam) dengan cara mengreabsorbsinya
dari tubulus ginjal. Pengurangan ekskresi NaC menyebabkan konsentrasi
NaCl, yang kemudian diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume
cairan ekstraseluler. Maka terjadilah peningkatan volume dan tekanan darah.
(A. Martuti, 2009).

ix
2.2.Fisiologi Sistem Pembuluh Darah
Siklus jantung adalah periode dimulainya satu denyutan jantung dan awal dari denyutan
selanjutnya. Siklus jantung terdiri dari periode sistole, dan diastole. Sistole adalah periode
kontraksi dari ventrikel, dimana darah dikeluarkan dari jantung. Diastole adalah periode
relaksasi dari ventrikel dan kontraksi atrium, dimana terjadi pengisian darah dari atrium ke
ventrikel.

a. Periode sistole (periode kontriksi) Periode sistole adalah suatu keadaan jantung dimana
bagian ventrikel dalam keadaan menguncup. Katup bikuspidalis dan trikuspidalis dalam
keadaan tertutup, dan valvula semilunaris aorta dan valvula semilunaris arteri pulmonalis
terbuka, sehingga darah dari ventrikel kanan mengalir ke arteri pulmonalis, dan masuk
kedalam paru-paru kiri dan kanan. Darah dari ventrikel kiri mengalir ke aorta dan selanjutnya
beredar ke seluruh tubuh. b. Periode diastole (periode dilatasi) Periode diastole adalah suatu
keadaan dimana jantung mengembang. Katup bikuspidalis dan trikuspidalis dalam keadaan
terbuka sehingga darah dari atrium kiri masuk ke ventrikel kiri, dan darah dari atrium kanan
masuk ke ventrikel kanan. Selanjutnya darah yang datang dari paru-paru kiri kanan melalui
vena pulmonal kemudian masuk ke atrium kiri. Darah dari seluruh tubuh melalui vena cava
superior dan inferior masuk ke atrium kanan. c. Periode istirahat Adalah waktu antara periode
diastole dengan periode systole dimana jantung berhenti kira-kira sepersepuluh detik,
(Kasron, 2011). Pada waktu aktifitas depolarisasi menjalar ke seluruh ventrikel, ventrikel
berkontraksi dan tekanan di dalamnya meningkat. Pada waktu tekanan di dalam ventrikel
melebihi tekanan atrium, katup mitral dan tricuspid menutup dan terdengar sebagai bunyi
jantung pertama. Fase kontraksi ventrikel yang berlangsung sebelum katup-katup semilunar
terbuka di sebut fase kontraksi isovolumetrik. Disebut demikian karena tekanan di dalam
ventrikel meningkat tanpa ada darah yang keluar, sampai tekanan di dalam ventrikel melebihi
tekanan aorta atau arteri pulmonalis, disaat mana katup-katup semilunar terbuka dan darah
keluar dari ventrikel. Ejeksi darah dari ventrikel (terutama ventrikel kiri) berlangsung sangat
cepat pada permulaan sehingga kadangkadang menimbulkan suara yang merupakan
komponen akhir dari bunyi jantung satu. Fase ini disebut fase ejeksi cepat. Sesudah darah
keluar dari ventrikel maka tekanan di dalam ventrikel akan menurun, pada saat tekanan
ventrikel menurun lebih rendah dari tekanan aorta atau arteri pulmonalis, maka katup-katup
semilunar akan menutup dan terdengarlah bunyi jantung ke dua. Selama katup mitral dan
tricuspid menutup, darah dari vena pulmonalis dan vena kava tetap mengisi kedua atrium
yang menyebabkan peningkatan tekanan atrium. Sementara itu tekanan di kedua ventrikel

x
terus menurun sehingga menjadi lebih rendah dari tekanan atrium, dan katup mitral serta
tricuspid terbuka. Setelah katup mitral dan katup tricuspid terbuka maka darah akan mengalir
dari kedua atrium kekedua ventrikel mula-mula secara cepat (fase pengisian cepat), dan
makin lama makin lambat sampai berhenti, yakni sewaktu tekanan di atrium dan ventrikel
sama. Sebelum saat akhir diastole ventrikel (diastole ventrikel dimulai sesudah penutupan
katup semilunar) aktifitas listrik yang menimbulkan gelombang pada EKG menyebabkan
atrium berkontraksi, dan sisa darah di dalam atrium akan masuk ke dalam ventrikel.
Kemudian mulailah kontraksi ventrikel lagi. Terbukanya katup ini tidak menimbulkan suara
kecuali bila ada kelainan katup (opening snap pada stenosis mitral). Fase diantara penutupan
katup semilunar dan pembukaan katup mitral/tricuspid dinamakan fase relaksasi
isovolumetric ventrikel (Bidang Pendidikan dan Pelatihan Harapan Kita, 2014).

2.1.Sirkulasi Darah
Darah bersirkulasi dalam sistem sirkulasi sistemik dan pulmonal, diantaranya

a. Sirkulasi sistemik

Sistem sirkulasi sistemik dimulai ketika darah yang mengandung banyak oksigen
yang berasal dari paru, dipompa keluar oleh jantung melalui ventrikel kiri ke aorta,
selanjutnya ke seluruh tubuh melalui arteri-arteri hingga mencapai pembuluh darah yang
diameternya paling kecil (kapiler).

Kapiler melakukan gerakan kontraksi dan relaksasi secara bergantian, yang disebut
dengan vasomotion sehingga darah mengalir secara intermittent. Dengan aliran yang
demikian, terjadi pertukaran zat melalui dinding kapiler yang hanya terdiri dari selapis sel
endotel. Ujung kapiler yang membawa darah teroksigenasi disebut arteriole sedangkan ujung
kapiler yang membawa darah terdeoksigenasi disebut venule; terdapat hubungan antara

xi
arteriole dan venule “capillary bed” yang berbentuk seperti anyaman, ada juga hubungan
langsung dari arteriole ke venule melalui arteri-vena anastomosis (A-V anastomosis). Darah
dari arteriole mengalir ke venule, kemudian sampai ke vena besar (vena cava superior dan
vena.cava inferior) dan kembali ke jantung kanan (atrium kanan). Darah dari atrium kanan
selanjutnya memasuki ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis.

b. Sirkulasi pulmonal

Sistem sirkulasi pulmonal dimulai ketika darah yang terdeoksigenasi yang berasal dari
seluruh tubuh, yang dialirkan melalui vena cava superior dan vena cava inferior kemudian ke
atrium kanan dan selanjutnya ke ventrikel kanan, meninggalkan jantung kanan melalui arteri
pulmonalis menuju paru-paru (kanan dan kiri). Di dalam paru, darah mengalir ke kapiler paru
dimana terjadi pertukaran zat dan cairan, sehingga menghasilkan darah yang teroksigenasi.
Oksigen diambil dari udara pernapasan. Darah yang teroksigenasi ini kemudian dialirkan
melalui vena pulmonalis (kanan dan kiri), menuju ke atrium kiri dan selanjutnya memasuki
ventrikel kiri melalui katup mitral (bikuspidalis). Darah dari ventrikel kiri kemudian masuk
ke aorta untuk dialirkan ke seluruh tubuh (dan dimulai lagi sirkulasi sistemik).

2.2.Creatin Kinase Myocardial Band


Tes ini mengukur jumlah isoenzim creatine kinase (CK) dalam darah.Ini disebut CK-MB.
Tubuh membuat 3 bentuk CK, termasuk CK-MB. CK ditemukan di jantung, otot, dan organ
lainnya. Ini termasuk usus kecil, otak, dan rahim. Jika Anda mengalami serangan jantung, sel
otot jantung yang cedera melepaskan CK-MB ke dalam darah.

xii
Karena banyak jaringan mengandung CK, tingkat CK yang tinggi bisa menjadi pertanda
berbagai masalah. CK-MB yang lebih tinggi mungkin mengarah lebih langsung ke kerusakan
jantung.
Mengukur CK-MB dulunya merupakan alat umum untuk mendiagnosis serangan jantung,
tetapi penyedia layanan kesehatan lebih jarang menggunakannya saat ini. Troponin jantung
sekarang menjadi tes darah pilihan untuk menemukan serangan jantung. Ini karena troponin
jantung lebih spesifik dan lebih sensitif dibandingkan CK-MB.
Pemeriksaan kadar Creatine kinase myocardial band (CKMB) dalam darah dapat berguna
sebagai prognosis pada pasien penderita penyakit kardiovaskular. Tujuan penelitian adalah
untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kadar creatine kinase myocardial band (CK-
MB) dengan profil lipid pada pasien dengan CVD.

Pemeriksaan CK-MB terkadang dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan troponin yang lebih
spesifik untuk mendeteksi kerusakan pada sel jantung. Nilai CK-MB umumnya memiliki
rentang normal sekitar 3 – 5% dari nilai CK total atau 5 – 25 IU/L.

Nilai CK-MB dapat meningkat pada penyakit jantung coroner, meskipun saat ini CK-MB
sudah mulai digantikan dengan pemeriksaan troponin sebagai penanda yang lebih dipilih untuk
menunjang diagnosis ke arah penyakit jantung coroner.

CK-MB mulai dapat terdeteksi di dalam darah pada 4 – 6 jam setelah munculnya rasa nyeri
dada pada penyakit jantung coroner, kemudian nilai CK-MB memasuki nilai puncaknya pada
18 – 24 jam, dan nilai CK-MB dapat kembali normal dalam 48 – 72 jam.

CK-MB dapat juga meningkat pada beberapa kasus, misalnya keracunan karbon monoksida,
penyakit emboli paru, hipotiroidisme, kecelakaan lalu lintas yang berat, dan distrofi otot.

Nilai CK-MB yang sangat tinggi dapat juga dikaitkan dengan mekanisme pergantian sel otot
tubuh pada penyakit polimiositis, dan rabdomiolisis derajat ringan, olahraga dengan intensitas
yang sangat berat terutama pada atlet.

Oleh sebab itu, apabila ditemukan nilai CK-MB yang tinggi namun tidak ada tanda kerusakan
otot tubuh, dapat diduga bahwa ada kerusakan pada otot jantung yang disebabkan oleh penyakit
jantung coroner.

Pemeriksaan CK-MB umumnya dikerjakan bersamaan dengan pemeriksaan lainnya seperti


pemeriksaan panel jantung (misalnya CK, troponin), pemeriksaan panel elektrolit (misalnya

xiii
pemeriksaan natrium, kalium, dan klorida darah) dan panel fungsi ginjal (albumin dan kreatinin
urin).

Nilai Normal & Abnormal

Rentang nilai normal CK-MB umumnya tidak dibedakan berdasarkan umur atau jenis
kelamin. Secara umum, berikut ini merupakan rentang nilai normal dan abnormal pada hasil
pemeriksaan CK-MB.

NILAI (U/L) INTERPRETASI

5-25 NORMAL

>25 TINGGI

Indikasi

Pemeriksaan ini biasanya dikerjakan pada beberapa kondisi sebagai berikut, yaitu:

• Untuk membantu penegakkan diagnosis gangguan atau penyakit jantung koroner


• Untuk membantu menilai apakah ada gangguan pada sel jantung apabila terdapat
keluhan serangan jantung seperti nyeri dada
• Untuk memantau perkembangan penyakit atau kerusakan pada sel-sel otot jantung

xiv
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sistem kardiovaskuler merupakan sistem peredaran darah yang melibatkan organ jantung
dan pembuluh darah. Jantung merupakan organ berongga dan berotot yang memompa darah
melalui sirkulasi pulmonal dan sistemik. Arteri membawa darah dari jantung ke pembuluh-
pembuluh yang lebih kecil, lalu ke kapiler-kapiler, dan kemudian berbalik memasuki jaringan
vena, yang membawa darah kembali ke jantung. Sistem sirkulasi darah di bagi 2 yaitu,
pulmuna dan sistem. Fungsi sistem kardiovaskuler antara lain:

(1) sebagai alat transportasi, mengangkut bahan-bahan yang dibutuhkan sel seperti oksigen,
glukosa, dan lain-lain, serta membawa bahan sisa seperti CO2, urea untuk dibuang;

(2) sebagai pengatur/regulasi, yang berperan dalam meyampaikan hormone ke organ target,
serta berperan dalam regulasi suhu;

(3) sebagai proteksi, ikut berperan dalam sistem imunitas tubuh dan pembekuan darah.

Tes ini mengukur jumlah isoenzim creatine kinase (CK) dalam darah.Ini disebut CK-MB.
Tubuh membuat 3 bentuk CK, termasuk CK-MB. CK ditemukan di jantung, otot, dan organ
lainnya. Ini termasuk usus kecil, otak, dan rahim. Jika Anda mengalami serangan jantung, sel
otot jantung yang cedera melepaskan CK-MB ke dalam darah.
Karena banyak jaringan mengandung CK, tingkat CK yang tinggi bisa menjadi pertanda
berbagai masalah. CK-MB yang lebih tinggi mungkin mengarah lebih langsung ke kerusakan
jantung.

3.2. Saran
Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam karya ilmiah ini, baik dalam
penulisan maupun bahasa yang penulis sajikan. Oleh karena itu, memohon untuk
memberikan sarannya agar penulis bisa membuat makalah yang lebih baik lagi, dan semoga
karya ilmiah ini bisa bermanfaat bagi orang lain, dan menjadi wawasan pengetahuan dalam
memahaminya.

xv
DAFTAR PUSTAKA
• Jeanmonod R. Sahni D. Silberman. Vasovagal episode.[updated 2022 jul 18]. In:
StatPearls [internet]. PubMed.
• Feriyawati L. (2011). Sistem Kardiovaskuler. Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara.
• A Aditya. (2020). Anatomi dan fisiologi jantung. Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Kalimantan Timur.
• Hafid A. CREATINE KINASE – MB (CK-MB). [Updated 2022 april 27]. Ed:
Priyono A. retrieved from https://www.ai-care.id/marker-jantung/creatine-kinase-mb-
ck-mb.
• Englert M. Turley R. Novick T. (2022). Creatine kinase- mb. University of Rochester
medical center. Retrieved From
https://www.urmc.rochester.edu/encyclopedia/content.aspx?contenttypeid=167&cont
entid=creatine_kinase_mb
• Wiyono F. Hipertensi. Universitas Muhammadiyah Ponorogo. retrieved from
http://eprints.umpo.ac.id/1091/2/BAB%20I.pdf

xvi

Anda mungkin juga menyukai