SKRIPSI
OLEH :
17000035
FAKULTAS KEDOKTERAN
MEDAN
2021
ABSTRAK
Latar belakang : Hati merupakan organ vital di dalam tubuh dan memiliki
banyak fungsi diantaranya metabolisme, detoksifikasi racun, dan sintesis protein.
Prevalensi penyakit hati tinggi dan terapi penyakit hati terus berkembang,
sehingga model hati sangat dibutuhkan untuk mempelajari mekanisme penyakit
hati dan uji toksisitas obat. Banyak metode kultur hepatosit yang terus
dikembangkan untuk menghasilkan suatu model hati yang optimal, dan metode
kultur yang terbaik adalah metode kultur dengan viabilitas hepatosit yang tinggi.
Metode : Hepatosit diisolasi dari hati tikus jantan Sprague Dawley (n=2, 250-350
gr). Hepatosit primer tikus dikultur dengan metode hanging drop (tetes gantung)
dan metode konvensional (2D). Viabilitas hepatosit dianalisa dengan
menggunakan Trypan Blue Exclusion Test dan sel dihitung dalam kamar hitung
Improved Neubauer.
Hasil : Viabilitas hepatosit menurun 5,23% pada metode hanging drop dan
17,19% pada metode kultur 2D hari ke-2. (p > 0.05)
ii
ABSTRACT
Introduction : Liver is a vital organs in the body that have a lot of essential
function such as metabolism, toxic detoxification and protein synthesis. The
prevalence of liver disease is high, while the therapy developing continuously,
therefore a liver model needed to study the mechanism of the liver disease and
drug toxicity testing. Many hepatocyte culture methods that have been delevelop
to construct an optimal liver model, the best method is a culture with high
viability of the cell.
Aims: This research to know the hepatocytes viability and spheroid formation in
3D culture with hanging drop method and 2D culture.
Methods :Hepatocyte was isolated from male Sprague Dawley-rats liver (n=2,
250-350 gr), Primary hepatocyte cultured with hanging drop method and
conventional method 2D. Hepatocyte viability analyzed with Trypan Blue
Exclusion Test and the cell counted by Improved Neubauer counting chamber.
Result :Viability of the hepatocyte decreased 5,23% in hanging drop method and
17,19% in 2D culture method on day 2.(p > 0.05)
Conclusion : Viability of the hepatocyte in hanging drop method was higher than
2D culture. The spheroid was formed in hanging drop method and not formed in
the 2D culture method.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur, hormat serta kemuliaan penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus
Kristus atas berkat dan kasih karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Gambaran Viabilitas Monokultur 3D Sferoid Hepatosit
Menggunakan Metode Hanging Drop”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu
persyaratan untuk menyelesaikan program pendidikan dan memperoleh gelar
sarjana kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen
Medan.
iv
5. Yang terhormat dr. Jenny Novina Sitepu, M.Biomed selaku dosen
penguji yang telah menguji kelayakan skripsi ini dan juga memberikan
saran serta masukan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan
baik.
6. Yang terhormat, Bu Novi selaku staff Laboratorium Penelitian
Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen yang telah
membantu, mengarahkan, mendukung serta mengorbankan waktu dan
tenaganya demi kelancaran penelitian penulis, sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan dengan baik.
7. Pihak Laboratorium Farmakologi Universitas Sumatera Utara dan
Pihak Palang Merah Indonesia yang telah turut andil dalam kelancaran
penelitian sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
8. Staff pengajar dan pegawai Fakultas Kedokteran Universitas HKBP
Nommensen yang telah memberikan bekal ilmu, menanamkan cinta
kasih, dan membantu penulis selama mengikuti proses perkuliahan
maupun penyusunan skripsi ini.
9. Yang terkasih dan teristimewa kedua orang tua saya, Ayahanda dr.
Sahat Hutabarat, M.Kes dan Ibunda Santa Hotmaida Situmorang yang
tiada lelah berjuang dalam doa, memberikan nasihat, dan dukungan
baik moral maupun material yang menguatkan penulis dalam proses
penyusunan skripsi ini. Begitu juga untuk saudara penulis, yang
terkasih dr. Nicholas I.P Hutabarat yang selalu membantu dalam doa
dan memberikan semangat, motivasi dan penghargaan. Mereka adalah
orang yang paling dikasihi penulis.
10. Yang terkasih teman terdekat penulis Obinizaro Matthew Putra Zega,
Vincensius Kurniawan Zai, Hagana Pranata Tarigan, Inri Yana
Tampubolon, Priparty Intan S, Naomi Novita Tampubolon, serta
Imelda Meliwijaya yang telah membantu dalam doa dan memberi
semangat kepada penulis, sehingga skrispi ini dapat terselesaikan
dengan baik.
v
11. Yang terkasih, Thania Bonita Lumbanraja, S.E selaku sepupu penulis
dan kepada Sari Sihombing, selaku kakak rohani penulis yang sudah
menemani, mendukung, memotivasi serta memberikan waktu, doa dan
semangatnya selama pengerjaan skripsi.
12. Yang terkasih, keluarga kedua saya dikampus Campus Ministry
Fakultas Kedokteran (CMFK) Universitas HKBP Nommensen, kepada
semua rekan-rekan sepelayanan untuk doa dan dukungannya selama
ini.
13. Yang terkasih, teman-teman seperjuangan Angkatan 2017 Fakultas
Kedokteran Universitas HKBP Nommensen untuk semua suka, duka,
kenangan dan cerita yang ada selama kurang lebih 3.5 tahun dibangku
kuliah, juga turut serta dalam mengiringi perjalanan pengerjaan skripsi
penulis walaupun sedikit dibatas oleh jarak dan waktu akibat masa
pandemi.
14. Yang terkasih, keluarga asuh penulis selama berkuliah di Fakultas
Kedokteran Universitas HKBP Nommensen yang telah memberikan
semangat, doa, dan dukungan selama pengerjaan skripsi saya.
15. Orang-orang yang tidak disebutkan satu persatu oleh penulis yang juga
telah turut mendukung dan membantu sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dalam
penyusunan kata, penyelesaian ataupun isinya. Namun, penulis berharap agar
skripsi ini dapat bermanfaat, terutama dalam hal menambah ilmu pengetahuan
bagi penulis, pembaca dan menjadi rujukan untuk penulis selanjutnya agar lebih
baik lagi. Akhir kata penulis ucapakan terimakasih dan Tuhan memberkati.
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK …………………………………………………………………….. ii
vii
1.3.2 Tujuan Khusus………………………………………………..... 4
1.4.1 Mahasiswa……………………………………………............... 4
1.4.2 Masyarakat……………………………………………………... 4
2.2.3 Hepatosit………………………………………………………. 7
viii
2.6 Viabilitas Hepatosit…………………………………………………. 15
3.2.1 Tempat………………………………………………............... 18
a. Tahap I……………………………………………............... 18
b. Tahap II……………………………………………………. 18
3.2.2 Waktu………………………………………………………… 18
3.3.2 Hepatosit……………………………………………………... 20
Sprague-Dawley rats................................................................. 20
ix
3.5.2 Monokultur 3D Hepatosit dan Analisa Viabilitas Hepatosit..... 21
BAB V KESIMPULAN..........................………………………………........... 31
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 32
LAMPIRAN……………………………………….………………………….... 36
x
DAFTAR GAMBAR
Metode 2D
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GRAFIK
metode 2D
xiii
DAFTAR SINGKATAN
2D : Dua Dimensi
3D : Tiga Dimensi
Apo-Β : Apolipoprotein B
AFP : Alpha-Fetoprotein
ALB : Albumin
CK118 : Cytokeratin-18
CK19 : Cytokeratin-19
O2 : Oksigen
xiv
ECM : Extracellular Matrix
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
1
model hati membutuhkan metode kultur yang baik sehingga dapat
dihasilkan suatu model hati dengan viabilitas baik. Sel hati sulit diekspansi
secara in vitro.2,8 Hepatosit dalam kultur konvensional pada umumunya
juga menunjukkan penurunan polaritas dan viabilitas sel. 9 Keterbatasan
inilah yang mendasari para peneliti mengembangkan berbagai metode
kultur solasi hepatosit. Beberapa diantaranya adalah kultur 2D (dua
dimensi), 3D (tiga dimensi), dan kultur sandwich. Kultur 2D menekankan
penampakan permukaan datar, menarik para ahli dengan kesederhanaan
dan efisiensi yang diberikan. Kelemahan kultur ini, lingkungan bagi
pertumbuhan sel kurang mendukung serta dengan kepadatan sel yang
10–12
rendah menyebabkan morfologi sel tidak terbentuk dengan baik.
Metode lain yaitu kultur sandwich dilakukan mengkultur sel secara
berlapis-lapis.10 Kekurangan kultur ini yaitu rendahnya aktifitas proliferasi
karena kurangnya kontak atau interaksi antar sel, sehingga sel-sel tersebut
mudah mengalami apoptosis.13
2
Penelitian kultur 3D sferoid HepaRG menggunakan metode
Hanging Drop pernah dilakukan di Jepang pada tahun 2015. Hasil
penelitian yang dilaporkan menunjukkan bahwa kultur 3D mampu
menciptakan kondisi fisiologis yang sesuai dengan lingkungan in vivo
serta adanya peningkatan kadar nilai beberapa kandungan yang penting
bagi pertumbuhan sel, seperti Albumin dan Apo-β. Metode Hanging drop
sendiri mampu meminimalisir penggunaan alat dan bahan, membuat
metode ini dapat memudahkan penelitian yang dilakukan. 15
3
1.3.2 Tujuan Khusus
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
Hepatoblas kemudian juga akan berkembang untuk membentuk
divertikulum hati (kuncup hati). Pertumbuhan divertikulum hati didukung
oleh septum transversum yang berasal dari bagian mesoderm. Bone
morphogenetic protein (BMP) yang diekspresikan dalam jaringan ikat
septum transversum berperan sangat penting untuk perkembangan hati.17,18
6
fossa kandung empedu inferior.19 Hati memiliki pembuluh darah utama
yaitu vena portal dan arteri hepatika. 20 Vena portal dibentuk melalui vena
mesenterika superior dan limpa, sedangkan arteri hepatika terletak
disepanjang ligamentum hepatoduodenal yang akan terbagi menjadi dua
cabang yaitu kanan dan kiri.19
Pembuluh darah utama yang memasok hati adalah vena portal dan
arteri hepatika. Vena portal secara berurutan terdiri dari vena interlobar,
segmental, interlobular, dan preterminal. Cabang dari arteri hepatika yaitu
pleksus preportal dan pleksus prebiliar yang memasok darah ke saluran
empedu interlobular serta kapiler yang terdapat disepanjang saluran.
Lobulus menerima darah yang kaya nutrisi dari vena porta yang sebagian
terdeoksigenasi dari lambung, duodenum, kandung empedu, pankreas,
limpa, dan usus kecil. Sedangkan, arteri hepatika memasok darah yang
kaya akan O2 dari dorsal aorta ke lobulus hati. Serangkaian pembuluh
darah kapiler yaitu sinusoid terletak disepanjang vena porta sampai arteri
hepatika dan akan bertemu di vena sentral. 20
2.2.3 Hepatosit
7
Membran plasma hepatosit terdiri atas tiga domain dengan unsur molekul,
kimia, dan antigenik yang berbeda, baik komposisi maupun fungsinya. 21
Hepatosit memiliki banyak organel penting yang terkandung dalam
sitoplasmanya. 19,20
8
lipofuscin dan hemosiderin yang tidak selalu terlihat spesifik dalam
deferensiasi hepatositik.22
9
2.3.3 Metabolisme obat
10
fungsi hati. Sirosis hati dapat disebabkan oleh alkohol serta virus hepatitis
B dan C.24
11
diketahui pasti maupun dalam metabolisme dan uji toksisitas obat-obatan
yang bekerja pada hati.
12
2.5.1 Kultur tiga dimensi (3D) dan pembentukan sferoid.
13
bentuk sel yang tidak terkontrol terkadang diberikan oleh metode ini yang
nantinya mempengaruhi bioaktivitas sel secara in vivo. Sistem 2D ini juga
menginduksi polaritas sel sehingga dapat mengubah fungsi asli dan
lingkungan mikro sel. Efek polarisasi ini dapat dikurangi dengan metode
kultur sandwich yang menambah lapisan matriks ekstraseluler. 10
14
kandungan lipid dan protein. Metode ini diteliti memungkinkan adanya
ekstraksi bebas antar sel selama eksperimen. Dari pembahasan penelitian,
pengendapan dengan bantuan gaya gravitasi, dinilai cukup baik untuk
mendorong terbentuknya agregasi maktriks ekstraseluler (ECM) yang
penting untuk morfologi sel.16
15
2.7 Kerangka teori
Parenkim Non-parenkim
(Hepatosit) (endotel, sel kupffer,
sel stelata hepatika).
VKultur 2 D Kultur 3 D
Metode
Hanging Drop
16
2.8 Kerangka Konsep
Model hati
Metode Hanging
drop
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
a. Viabilitas sel
b. Pembentukan sferoid hepatosit
18
No. Alat dan Bahan Justifikasi Pemakaian Kuantitas
19
20. Tube 15 ml Wadah steril, tabung sentrifugasi 1 pack
3.3.2 Hepatosit
(250-350 gr)
20
sepernatan dibuang dan pellet diresuspensi dalam AlfaMEM + PRP.
Konsentrasi PRP yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan PRP
34
10%. Jumlah dan viabilitas sel dihitung dengan trypan blue exclusion
test. Semua proses dilakukan dalam laminar flow dengan kondisi steril.35
21
warna asli sel. Sel harus dihitung dalam waktu 3 sampai 5 menit setelah
pencampuran dengan trypan blue, jika terlalu lama akan dapat
menurunkan viabilitas sel. Kedua sel akan dihitung pada kamar hitung
neubauer baik yang hidup dan yang mati. Perhitungan persentase sel yang
hidup dapat menggunakan rumus berikut :
1 5 2
6 7 8
4 9 3
22
Viabilitas sel =
Isolasi Hepatosit
Variabel penelitian :
1. Viabilitas hepatosit
2. Pembentukan sferoid
23
3.8 Definisi Operasional
24
Hanging Hanging drop (tetes Tetesan Suspensi sel yang Kategorik
drop gantung) suspensi berada di
merupakan metode sel permukaan
yang membentuk platform
sel dengan diteteskan dan
menggunakan gaya dibalikkan
gravitasi bumi yang dengan
akan membuat sel mengandalkan
dapat beragregasi gaya gravitasi.
dengan bebas
seperti pada
jaringan in vivo.
25
BAB IV
200
180 Hanging
160 Drop
140
Viabilitas (%)
120
100
80
60
40
20
0
Hari 0 Hari ke-2
Periode Kultur
Grafik 4.1 Viabilitas Hepatosit pada metode Hanging drop dan metode 2D
(Viabilitas hepatosit pada metode hanging drop lebih besar dibandingkan metode
kultur 2D, p > 0.05)
26
Viabilitas hepatosit pada awal penyemaian 86,41%. Viabilitas
hepatosit hari ke-2 menurun 5,23% pada metode hanging drop dan
17,19% pada metode kultur 2D. Viabilitas hepatosit pada metode hanging
drop lebih besar daripada viabilitas metode kultur 2D. (p > 0.05)
27
Jumlah sel yang dapat dikultur pada metode hanging drop terbatas.
Volume suspersi sel yang hanya mencapai 50 µl menjadi keterbatasan
dalam penelitian ini karena pada metode hanging drop hepatosit tidak
dapat dikultur dalam jumlah yang banyak dan tidak dapat dikultur dalam
waktu yang lama.40,41 Metode kultur 3D lainnya dapat menjadi saran pada
penelitian selanjutnya karena karena dapat mengkultur hepatosit dalam
waktu yang lebih lama dan jumlah sel yang lebih banyak seperti pada
metode Ultra-low Attachement (ULA), biroreaktor dan sebagainya.32
Morfologi
Hari 0
28
Hari ke-2
29
rendah dan kurang mampu membangun struktur jaringan sel termasuk
sferoid yang tidak dapat terbentuk.35,44
30
BAB V
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Viabilitas hepatosit metode hanging drop lebih besar daripada metode
kultur 2D
5.1.2 Sferoid terbentuk pada metode hanging drop dan tidak terbentuk pada
metode kultur 2D
5.2 Saran
2. Pada kultur dengan jumlah sel yang besar, diperlukan metode kultur
yang dapat menampung jumlah sel yang lebih besar dan waktu kultur
yang lebih lama.
31
DAFTAR PUSTAKA
1. Spirli C. Journal of liver : disease & transplantation (JLTD). Scitechnol.
2018;5(3).
2. Gilgenkrantz H, Collin de l’Hortet A. Understanding liver regeneration:
from mechanisms to regenerative medicine. Am J Pathol. 2018;188(6).
3. Yanguas S, Cogliati B, Willebrords J. Experimental models of liver
fibrosis. Springer. 2016;90(5):1025–48.
32
13. Jia Z, Cheng Y, Jiang X, Zhang C, Wang G, Xu J, et al. 3D culture system
for liver tissue mimicking hepatic plates for improvement of human
hepatocyte (C3A) function and polarity. Hindawi BioMed Res Int. 2020;22.
14. Shri M, Agrawal H, Rani P, Singh D, Onteru SK. Hanging drop, a best
three-dimensional (3D) culture method for primary buffalo and sheep
hepatocytes. Sci Rep. 2017;7(1):6–9.
15. Takahashi Y, Hori Y, Yamamoto T, Urashima T, Ohara Y, Tanaka H. 3D
spheroid cultures improve the metabolic gene expression profiles of
hepaRG cells. Biosci. 2015;35(3):1–7.
16. Hurrell T, Ellero AE, Masso ZF, Cromarty AD. Characterization and
reproducibility of hepG2 hanging drop spheroids toxicology in vitro. Sci
Elsevier. 2018;50:86–94.
17. Gordillo M, Evans T, Gouon-evans V. Orchestrating liver development.
Development. 2015;142:2094–9.
18. Eşrefoğlu M, Taşlidere E, Çetİn A. Development of liver and pancreas.
Bezmialem Sci. 2017;4:30–2.
19. Kanel GC. Liver : anatomy, microscopic structure, and cell types. In:
Podolsky DK, Camilleri M, Fitz JG, Kalloo AN, Shanahan F, Wang TC,
editor. Yamada’s Atlas of Gastroenterology. 5 ed. Los Angeles, CA.: John
Wiley & Sons, Ltd.; 2016. hal. 50–2.
20. Grunsven LA Van. 3D in vitro models of liver fibrosis. Adv Grug Deliv
Rev. 2017;121:133–46.
21. Guido M, Sarcognato S, Sacchi D, Ludwig K. The anatomy and histology
of the liver and billiary tract. In: Pediatric Hepatology and Liver
Transplantation. Italy: Springer Nature Switzerland AG; 2019. hal. 41–51.
22. Anatomy G. Embryology, histology, and anatomy. 1–5 hal.
23. Longdom Publishing. Hepatitis [Internet]. Journal of Liver. 2020 [dikutip
20 Februari 2020]. Tersedia pada:
https://www.longdom.org/scholarly/hepatits-journals-articles-ppts-list-
2384.html
24. Longdom Publishing. Liver cirrhosis [Internet]. Journal of Liver. 2020
[dikutip 20 Februari 2020]. Tersedia pada:
https://www.longdom.org/scholarly/liver-cirrhosis-journals-articles-ppts-
list-2376.html
25. Longdom Publishing. Liver cancer [Internet]. Journal of Liver. 2020
[dikutip 20 Februari 2020]. Tersedia pada:
https://www.longdom.org/scholarly/liver-cancer-journals-articles-ppts-list-
33
2368.html
26. Longdom Publishing. Hepatocellular carcinoma. J Liver [Internet]. 2020;
Tersedia pada: https://www.longdom.org/scholarly/hepatocellular-
carcinoma-journals-articles-ppts-list-2380.html
27. MedlinePlus. Liver disease [Internet]. 2020 [dikutip 17 Juli 2020]. Tersedia
pada: https://medlineplus.gov/liverdiseases.html
28. Li S, Tan HY, Wang N, Cheung F, Hong M, Feng Y. Review article the
potential and action mechanism of polyphenols in the treatment of liver
diseases. Oxid Med Cell Longev. 2018;2018:1–2.
29. Ryu N, Lee S, Park H. Spheroid culture system methods and applications
for mesenchymal stem cells. cells. 2019;8:1–3.
30. Piccinini F, Tesei A, Arienti C, Bevilacqua A. Cell counting and viability
assessment of 2D and 3D cell cultures : expected reliability of the trypan
blue assay. Biol Proced Online. 2017;19:1–12.
31. Reif R, Karlsson J, Günther G, Beattie L, Wrangborg D, Hammad S, et al.
Bile canalicular dynamics in hepatocyte sandwich cultures. Springer Link.
2015;89:1861–1870.
34
38. Pavlovic V, Ciric M, Jovanovic V, Stojanovic P. Platelet Rich Plasma: A
short overview of certain bioactive components. Open Med. 2016;11:242–
7.
39. Hersant B, Sid-Ahmed M, Braud L, Jourdan M, Baba-Amer Y, Meningaud
JP, et al. Platelet-rich plasma Improves the wound healing potential of
mesenchymal stem cells through paracrine and metabolism alterations.
Stem Cells Int. 2019;2019:1–12.
40. Chaicharoenaudomrung N, Kunhorm P, Noisa P. Three-dimensional cell
culture systems as an in vitro platform for cancer and stem cell modeling.
World J Stem Cells. 2019;11(12):1069–70.
41. Huang SW, Tzeng SC, Chen JK, Sun JS, Lin FH. A dynamic hanging-drop
system for mesenchymal stem cell culture. Int J Mol Sci. 2020;21(12):1–
22.
42. Fontana F, Raimondi M, Limonta P. Three-dimensional cell culture as an in
vitro tool for prostate cancer modeling and drug discovery. Int J Mol Sci.
2020;21(18):1–4.
43. Fang Y, Eglen RM. Three-dimensional cell cultures in drug discovery and
development. SLAS Discov. 2017;22(5):456–72.
35
LAMPIRAN 1
I. Data Pribadi
Nama : Enjelin Sasa Kristanti Hutabarat
Tempat/ Tanggal Lahir : Bengkulu, 8 April 2000
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Ds. Pal Tiga Puluh Kecamatan Lais
Telp/ HP : 082178643060
1. TK Pembina (2005-2007)
2. SD Negeri 02 Lais Bengkulu Utara (2007-2011)
3. SMP Sint Carolus Bengkulu (2011-2014)
4. SMA Negeri 02 Kota Bengkulu (2014-2017)
5. Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen Medan (2017-
sekarang)
36
III. Riwayat Organisasi
37
9. Panitia “Nommensen Medical Olympiad” Fakultas Kedokteran
Universitas HKBP Nommensen tahun 2019
10. Peserta “Nommensen Medical Olympiad” Fakultas Kedokteran
Universitas HKBP Nommensen tahun 2019
38
LAMPIRAN 2
Ethical Clearance
39
LAMPIRAN 3
Surat Pengantar Penelitian
40
LAMPIRAN 4
Surat Izin Penelitian Pemakaian Laboratorium dan Fasilitas Laboratorium
Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen
41
LAMPIRAN 5
Surat Izin Pengambilan Sampel dari Laboratorium Farmakologi Universitas
Sumatera Utara
42
LAMPIRAN 6
Surat Permohonan Pembuatan Surat Pengantar Penelitian
43
LAMPIRAN 7
Surat Permohonan Pemakaian Laboratorium dan alat-alat Laboratorium
Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen
44
LAMPIRAN 8
Nota Pengambilan PRP Trombosit dari PMI
45
LAMPIRAN 9
Dokumentasi Penelitian
46
Dokumentasi Penelitian
47
Dokumentasi Penelitian
48
Dokumentasi Penelitian
49
Dokumentasi Penelitian
50
LAMPIRAN 10
Tabel Perhitungan Viabilitas Hepatosit Metode Hanging Drop dan Metode
2D
51