Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Keperawatan Suaka Insan| Vol.4 Ed.

2 Desember 2019

HUBUNGAN KUALITAS TIDUR DENGAN PENINGKATAN


TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS GUNTUNG PAYUNG

Rusdiana, Rusdiana1, Maria, Insana2, Al Azhar, Hafiz3


12
Dosen Stikes Intan Martapura
3
Mahasiswa Stikes Intan Martapura
Email : maria.insana82@gmail.com

INTISARI

Latar Belakang: Hipertensi merupakan penyakit yang bersifat membunuh secara diam-diam
perlu adanya pemahaman penderita dalam menjaga Stabilitas Tekanan darah salah satunya
menjaga Kualitas Tidur. Tujuan dari penelitian adalah mengetahui hubungan kualitas tidur
dengan peningkatan tekanan darah pada pasien hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas
Guntung Payung Tahun 2018. Metode: Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah penderita hipertensi
tahun 2018 di Wilayah Puskesmas Guntung Payung sebanyak 378 orang, sampel dalam
penelitian ini sebanyak 79 orang, teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive
Random sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner sebanyak 20 pertanyaan.
Hasil : Penelitian ini menyatakan kualitas tidur responden mayoritas adalah berkategori
kualitas tidur baik sebanyak 50,6%, Peningkatan tekanan darah responden mayoritas adalah
berkategori ringan sebanyak 53,2%.
Kesimpulan : Ada hubungan kualitas tidur dengan peningkatan tekanan darah pada pasien
hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Guntung Payung Tahun 2019 dengan nilai p-
value=0,000 (α < 0,005). Hasil penelitian ini merekomendasikan agar penderita hipertensi
meningkatkan pengetahuan tentang pencegahan hipertensi dengan cara mengoptimalisasikan
kualitas tidur untuk menjaga tekanan darah tetap dalam keadaan normal.

Kata kunci : Kualitas Tidur, Tekanan Darah

78
Jurnal Keperawatan Suaka Insan| Vol.4 Ed.2 Desember 2019

PENDAHULUAN METODE PENELITIAN

Hipertensi merupakan tekanan darah Metode penelitian yang digunakan


tinggi yang bersifat abnormal dengan angka korelasional, Desain yang dipergunakan
sistolik dan diastolik menunjukkan angka adalah pendekatan cross sectional. Populasi
adalah penderita hipertensi tahun 2018 di
lebih tinggi dari 140/90mmHg dan diukur
Wilayah Puskesmas Guntung Payung sebanyak
paling tidak pada tiga kesempatan yang 378 orang, sampel dalam penelitian ini
berbeda. Hipertensi dapat juga menjadi sebanyak 79 orang, teknik pengambilan sampel
salah satu gangguan rasa nyaman yang menggunakan Purposive Random sampling.
dialami pasien yang dapat terjadi pada Instrumen penelitian menggunakan kuesioner
aspek biologis, psikologis, sosial dan sebanyak 20 pertanyaan. Variabel yang
spiritual. (Insana Maria, 2018) digunakan dalam penelitian ini adalah variabel
Menurut data World Health Organization independen adalah kualitas tidur dan variabel
dependen dalam penelitian ini adalah
(WHO) di seluruh dunia sekitar 972 juta orang
peningkatan tekanan darah pada penderita
atau 26,4% orang di seluruh dunia mengidap Hipertensi. Uji statistik yang digunakan adalah
hipertensi, angka ini kemungkinan akan uji Chi Square.
meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025. Dari
972 juta pengidap hipertensi, 333 juta berada di
negara maju dan 639 sisanya berada di negara HASIL
berkembang, termasuk Indonesia (Yonata,
2016). Berdasarkan data Riset Kesehatan Pengambilan data penelitian pada bulan
Dasar (2013) penyakit terbanyak pada lanjut Januari 2019, jumlah responden dalam
usia adalah hipertensi, dengan prevalensi penelitian ini sebanyak 79 responden.
45,9% pada usia 55-64 tahun, 57,6% pada usia Berdasarkan hasil penelitian yang
65,74% dan 63,8% pada usia ≥ 75 tahun. dilakukan dengan menggunakan kuesioner
Adapun prevalensi hipertensi di Indonesia yang adapun pengolahan data mulai dari editing,
didapat melalui pengukuran pada umur ≥18 coding, skoring, entry data, tabulating
tahun sebesar 25,8%, tertinggi di Bangka
sampai penyajian data.
Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan
Kualitas tidur pada pasien hipertensi di
(30,8%) (Infodatin Kemenkes RI, 2016).
Wilayah Kerja Puskesmas Guntung
Apabila hipertensi tidak ditangani dengan
Payung Tahun 2019
tepat maka akan menimbulkan komplikasi Tabel 1.1 Kualitas tidur pada pasien hipertensi di
yaitu stroke, infark miokard, gagal jantung, Wilayah Kerja Puskesmas Guntung
gagal ginjal kronik dan retinopati (Noviyanti, Payung Tahun 2019
2015). Kualitas tidur yang buruk dapat
merusak memori dan kemampuan kognitif. No Kualitas Tidur n %
Bila hal ini berlanjut hingga bertahun-tahun,
akan berdampak pada tekanan darah tinggi, 1 Kualitas tidur baik 39 49,4
serangan jantung, stroke, hingga masalah 2 Kualitas tidur buruk 40 50,6
psikologis seperti depresi dan gangguan Total 79 100
perasaan lain. Apabila hal ini berlangsung
dalam waktu yang lama, akan menyebabkan Tabel 1.1 Dapat dilihat bahwa kualitas
individu tersebut mengalami kurang tidur tidur responden mayoritas adalah
yang mengakibatkan peningkatan risiko berkategori kualitas tidur baik sebanyak
penyakit yang dideritanya (Hanugroho,2016). 50,6% sedangkan yang paling sedikit yaitu
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti berkategori kualitas tidur buruk sebanyak
tertarik untuk mengambil judul “Hubungan 49,4%.
kualitas tidur dengan peningkatan tekanan
darah pada pasien hipertensi di Wilayah Kerja
Puskesmas Guntung Payung Tahun 2019”.
Peningkatan tekanan darah pada pasien

79
Jurnal Keperawatan Suaka Insan| Vol.4 Ed.2 Desember 2019

hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas peningkatan tekanan darah pada pasien


Guntung Payung Tahun 2019 hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas
Guntung Payung Tahun 2019.
Tabel 1.2 Peningkatan tekanan darah pada pasien
hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas
Guntung Payung Tahun 2019 PEMBAHASAN
No Peningkatan n % Kualitas tidur pada pasien hipertensi di
Tekanan Darah
wilayah kerja Puskesmas Guntung
1 Ringan 45 53,2 Payung pada tahun 2019
2 Sedang 25 31,6 Hasil penelitian ini menunjukkan
3 Berat 12 15,2 bahwa kualitas tidur responden mayoritas
Total 79 100 adalah berkategori baik sebanyak 50,6%
sedangkan yang paling sedikit yaitu
Tabel 1.2 Dapat dilihat bahwa peningkatan berkategori kualitas tidur buruk sebanyak
tekanan darah responden mayoritas adalah 49,4%.
berkategori ringan sebanyak 53,2%sedangkan Peneliti berasumsi bahwa responden
yang paling sedikit yaitu berkategori berat yang berkategori kualitas tidur baik
sebanyak 5,2%. dikarenakan responden tidak merasakan
gejala dalam 1 bulan terakhir seperti tidak
sering terbangun dikarenakan batuk atau
Hubungan kualitas tidur dengan mendengkur dengan keras sebanyak
peningkatan tekanan darah di Wilayah 50,6), selama tidur tidak sering terbangun
Kerja Puskesmas Guntung Payung untuk pergi kamar mandi sebanyak
Tahun 2019 50,6%, tidak terbangun walaupun
bermimpi buruk sebanyak 50,6%, kurang
Tabel 1.3 Hubungan kualitas tidur dengan tidur tidak menjadikan malas melakukan
peningkatan tekanan darah di Wilayah
Kerja Puskesmas Guntung Payung aktivitas sebanyak 60,8% dan walaupun
Tahun 2019 kurang tidur masih dapat beraktivitas
dengan semangat 60,8%. Hal ini
Kualit Peningkatan Tekanan Darah Jumla % p-value
menunjukkan bahwa kualitas tidur dapat
as h
dirasakan baik dan buruk dari keluhan –
Tidur Ring % Seda % Be % keluhan yang dirasakan saat tidur
an ng rat ataupun sehabis bangun tidur.
Buruk 10 12,7 19 24,1 10 12, 39 49, 0,000
Hal ini sesuai dengan teori bahwa
7 4
kualitas tidur adalah ukuran dimana
Baik 32 40,5 6 7,6 2 2,5 40 50, seseorang dapat kemudahan dalam
6 memulai tidur dan untuk
Total 42 53,2 25 31,6 12 15, 79 10 mempertahankan tidur, kualitas tidur
2 0 seseorang dapat digambarkan dengan
lama waktu tidur, dan keluhan –keluhan
yang dirasakan saat tidur ataupun
Tabel 1.3 diatas dilihat bahwa distibusi tabulasi sehabis bangun tidur (Potter dan Perry,
silang kualitas tidur dengan peningkatan
2005 dalam Munir 2015).
tekanan darah yaitu pasien dengan kualitas
tidur buruk mayoritas mengalami peningkatan
Namun pada penelitian ini masih ada
tekanan darah sedang sebanyak 24,1%, responden mengalami kualitas tidur buruk
sedangkan pasien dengan kualitas tidur baik hal ini dikarenakan masih banyak
mayoritas mengalami peningkatan tekanan responden yang mengalami gejala dalam
darah ringan sebanyak (40,5). 1 bulan terakhir seperti memulai tidur
Hasil uji statistik dengan uji Chi-square di dalam waktu 30 menit sebanyak 84,8%,
dapatkan nilai p-value =0,000 < α 0,05 maka memerlukan obat tidur untuk membantu
Ho di tolak dan Ha di terima artinya secara tidur sebanyak 68,4% dan akibat kurang
statistik ada hubungan kualitas tidur dengan tidur di malam hari anda menjadi sering

80
Jurnal Keperawatan Suaka Insan| Vol.4 Ed.2 Desember 2019

pusing sebanyak 68,4%. Hal ini tidur lebih dari jam 10 malam serta susah
menunjukkan bahwa kualitas yang buruk untuk memulai tidur. Didapatkan juga
dikarenakan responden kesulitan dalam sebanyak (37%) lansia mengalami
memulai tidur cepat sehingga sebagian terbangun di tengah malam untuk ke
besar responden memerlukan obat tidur kamar mandi, saat tidur mengorok dan
untuk membantu tidur, karena kualitas mengalami mimpi buruk.
tidur yang memburuk akan membuat
sebagian besar responden apabila kurang Kualitas Peningkatan tekanan darah
tidur dimalam hari mengalami gejala pada pasien hipertensi di Wilayah
pusing di siang hari. Kerja Puskesmas Guntung Payung
Hal ini sesuai dengan teori bahwa Tahun 2019
Kualitas tidur yang buruk dapat dibagi Hasil penelitian ini menunukkan
menjadi tanda fisik dan tanda psikologis bahwa peningkatan tekanan darah
yaitu tanda fisik meliputi ekspresi wajah responden mayoritas adalah pada kategori
(area gelap di sekitar mata, bengkak di ringan sebanyak 53,2% sedangkan yang
kelopak mata, konjungtiva kemerahan dan paling sedikit yaitu berkategori berat
mata terlihat cekung), kantuk yang sebanyak 15,2%.
berlebihan (sering menguap), tidak Distribusi silang umur dengan
mampu untuk berkonsentrasi (kurang peningkatan tekanan darah pada pasien
perhatian), terlihat tanda-tanda keletihan hipertensi pasien dengan umur 31-40
seperti penglihatan kabur, mual dan tahun mayoritas mengalami peningkatan
pusing. Tanda psikologis meliputi menarik tekanan darah ringan sebanyak 22,8%,
diri, apatis dan respons menurun, merasa pasien umur 41-50 tahun mayoritas
tidak enak badan, malas berbicara, daya mengalami peningkatan tekanan darah
ingat berkurang, bingung, timbul ringan sebanyak 17,7%, pasien umur 51-
halusinasi, dan ilusi penglihatan atau 60 tahun mayoritas mengalami
pendengaran, kemampuan memberikan peningkatan tekanan darah ringan
pertimbangan atau keputusan menurun sebanyak 11,4% sedangkan pasien umur
(Hidayat, 2015). > 60 tahun mayoritas mengalami
Kualitas tidur dapat dilihat dari peningkatan tekanan darah sedang
beberapa hal seperti kualitas tidur, latensi sebanyak 3,8%.
tidur atau jumlah waktu yang diperlukan Jenis kelamin dengan peningkatan
sampai jatuh tertidur, durasi tidur, tekanan darah pada pasien hipertensi
kebiasaan tidur, gangguan saat tidur, pasien yang berjenis kelamin laki-laki
penggunaan obat tidur, disfungsi pada mayoritas mengalami peningkatan
siang hari yaitu kualitas tidur yang kurang tekanan darah ringan sebanyak 18 orang
baik membuat seseorang tidak dapat 22,8% dan responden yang berjenis
berfungsi dan melakukan aktivitas dengan kelamin perempuan mayoritas mengalami
baik setelah bangun tidur dan sepanjang peningkatan tekanan darah ringan
hari (Buysse, Reynolds, Monk, Breman & sebanyak 30,4%. Pendidikan dengan
Kupfer, 1998 dalam Alim, Noorhana & peningkatan tekanan darah pada pasien
Alvira, 2015). hipertensi pasien dengan pendidikan SD
Hasil penelitian ini didukung oleh mayoritas mengalami peningkatan
penelitian Hafiez Amanda (2017) hasil tekanan darah sedang sebanyak 5,0%,
menunjukkan bahwa kualitas responden pendidikan SLTP mayoritas mengalami
buruk sebanyak 60% dan kualitas tidur peningkatan tekanan darah ringan
baik sebanyak 40%. hasil penelitian juga sebanyak 32,9%, pendidikan SLTA
menunjukkan penyebab responden mayoritas mengalami peningkatan
mengalami kualitas tidur buruk tekanan darah ringan sebanyak 8,9%
dikarenakan sebanyak (42%) lansia sedangkan akademi/S1 mayoritas
terbiasa bangun awal saat pagi hari dan mengalami peningkatan tekanan darah
sebanyak (41%) lansia biasa memulai ringan sebanyak 11,4%.

81
Jurnal Keperawatan Suaka Insan| Vol.4 Ed.2 Desember 2019

Pekerjaan dengan peningkatan Kerja Puskesmas Guntung Payung Tahun


tekanan darah pada pasien hipertensi 2019.
pasien dengan tidak bekerja mayoritas Berdasarkan hasil penelitian
mengalami peningkatan tekanan darah menunjukkan bahwa distibusi tabulasi
sedang sebanyak 2,5%, pekerjaan swasta silang kualitas tidur dengan peningkatan
mayoritas mengalami peningkatan tekanan tekanan darah yaitu pasien dengan
darah ringan sebanyak 20,3%, pekerjaan kualitas tidur buruk mayoritas mengalami
buruh mayoritas mengalami peningkatan peningkatan tekanan darah sedang
tekanan darah ringan dan sedang masing- sebanyak 24,1%, sedangkan pasien
masing sebanyak 1,3%, pekerjaan PNS dengan kualitas tidur baik mayoritas
mayoritas mengalami peingkatan tekanan mengalami peningkatan tekanan darah
darah ringan sebanyak 7,6% sedangkan ringan sebanyak 40,5%.
IRT mayoritas mengalami peningkatan Berdasarkan asumsi peneliti
tekanan darah ringan sebanyak 24,1%. responden yang memiliki kualitas tidur
Hipertensi merupakan penyakit buruk berkaitan dengan insomnia,
multifaktoral yang disebabkan oleh dimana seseorang kesukaran dalam
berbagai faktor yaitu faktor individu memulai atau mempertahankan tidur,
seperti umur, jenis kelamin, faktor seseorang yang mengalami insomnia
genetik. Adapun faktor lingkungan mudah cemas atau stres sehingga bisa
seperti stress juga memiliki pengaruh menimbulkan kekambuhan hipertensi.
terhadap hipertensi. Faktor lain yang Berdasarkan teori faktor yang
dapat menyebabkan hipertensi adalah mempengaruhi kualitas tidur yaitu
kegemukan atau obesitas. Gaya hidup penyakit, kelelahan, stres psikologis, obat,
seperti sering mengkonsumsi asupan nutrisi, lingkungan, usia dan gaya hidup
garam tinggi, merokok, minum kopi dan (Kozier, 2011). Faktor kualitas tidur
alkohol merupakan faktor penyebab buruk yang dialami responden
hipertensi (Noviyanti, 2015). Selain itu berhubungan dengan faktor usia pada
faktor resiko terjadinya hipertensi adalah penelitian ini golongan usia responden
kualitas tidur. Efek dari durasi tidur yang terbanyak adalah usia 41-50 tahun
pendek pada hipertensi dapat yaitu 39,2%. Hal ini sesuai dengan
memperparah penyakitnya dan pendapat Nugroho (2014), menjelaskan
menyebabkan kematian (Noviyanti,2015). semakin meningkatnya umur seseorang
Selanjutnya, berdasarkan penelitian maka permasalahan yang dihadapi juga
Hafiez Amanda (2017) hasil penelitian semakin banyak, berupa perubahan fisik
membuktikan 56,7% lansia mengalami seperti penurunan fungsi sel, sistem
tingkat kekambuhan hipertensi dengan pendengaran, sistem penglihatan, sistem
komplikasi, sebanyak 23,3% lansia kardiovaskuler, sistem pengaturan
mengalami tingkat kekambuhan hipertensi temperatur (suhu tubuh), sistem respirasi,
tanpa komplikasi, dan sebanyak 20,0% sistem gastrointestinal, sistem endokrin,
lansia mengalami tekanan darah normal. sistem kulit serta sistem muskulosletal.
Sehingga dapat dipahami bahwa
Hubungan kualitas tidur dengan peningkatan usia akan menyebabkan
peningkatan tekanan darah di wilayah perubahan fisik dan mental yang diikuti
kerja Puskesmas Guntung Payung pada oleh perubahan pola tidur seperti
tahun 2019 responden sering mengalami terbangun
Hasil uji statistik dengan uji Chi- pada tengah malam dan susah untuk tidur
square di dapatkan nilai p-value =0,000 < kembali.
α 0,05 maka Ho di tolak dan Ha di terima Kualitas tidur yang buruk merupakan
artinya secara statistik ada hubungan salah satu faktor risiko hipertensi pada
kualitas tidur dengan peningkatan tekanan orang dewasa. Kualitas tidur yang buruk
darah pada pasien hipertensi di Wilayah dapat menyebabkan gangguan
metabolisme dan endokrin yang dapat

82
Jurnal Keperawatan Suaka Insan| Vol.4 Ed.2 Desember 2019

berkontribusi menyebabkan gangguan dapat meningkatkan pengetahuan,


kardiovaskular. Kualitas tidur yang tidak merubah sikap dan meningkatkan
baik akan memudahkan penderita perilaku tentang pencegahan
hipertensi mengalami kekambuhan hipertensi dengan cara melakukan
penyakit hipertensi, karena kualitas tidur mengoptimalisasikan kualitas
yang buruk dapat mengubah hormon tidur untuk menjaga tekanan darah
stres kortisol dan sistem saraf simpatik, tetap normal.
sehingga terjadi peningkatan tekanan 2. Bagi Keluarga Penderita Hipertensi
darah (Hafiez Amanda, 2017). Diharapkan dapat meningkatan
Perawat perlu melaksanakan peranan keluarga dalam upaya
tindakan keperawatan dengan perawatan pada anggota keluarga
melaksanakan caring kepada pasien dan yang menderita hipertensi.
memberikan rasa nyaman bagi pasien. 3. Bagi Institusi STIKES Intan
Upaya diatas mampu mendukung Martapura
Kualitas tidur pasien selama di rawat. Hasil penelitian ini mampu
(Insana Maria. 2016) menambah kepustakaan/literatur,
Kualitas tidur yang buruk akan yang dapat dimanfaatkan
berdampak pada penurunan anti bodi mahasiswa untuk meningkatkan
dengan gejala lemas dan mudah lelah pengetahuan tentang kualitas tidur
sehingga saat seseorang mendapatkan dan peningkatan tekanan darah
permasalahan hidup akan menyebabkan pada penderita hipertensi.
seseorang langsung dalam keadaan tidak 4. Bagi Puskesmas Guntung Payung
berdaya atau mengalami kejadian Diharapkan memberikan bahan
hipertensi. masukan untuk dapat meningkatan
Berdasarkan penelitian Hafiez penyuluhan tentang cara
Amanda (2017) hasil penelitian hasil pencegahan hipertensi.
korelasi spearman rank didapatkan p- 5. Bagi Peneliti Selanjutnya
value = (0,000) <(0,050) ada Hubungan Bagi peneliti selanjutnya
Kualitas Tidur Dengan Tingkat diharapkan dapat mengembangkan
Kekambuhan Hipertensi Pada Lansia Di variabel yang berbeda serta faktor-
Kelurahan Tlogomas Kota Malang. faktor-faktor yang mempengaruhi
kualitas tidur.
KESIMPULAN
Kesimpulan penelitian ini adalah : ACKNOWLEDGMENT
1. Kualitas tidur responden mayoritas Terimakasih Kepada Kepala Puskesmas
adalah berkategori kualitas tidur baik Guntung Payung telah memberikan
sebanyak 50,6%. kesempatan untuk melaksanakan
2. Peningkatan tekanan darah responden penelitian dan kepada Mahasiswa Stikes
mayoritas adalah berkategori ringan Intan Martapura dalam membantu proses
sebanyak 53,2%. penelitian.
3. Ada hubungan kualitas tidur dengan
peningkatan tekanan darah pada pasien
hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas DAFTAR PUSTAKA
Guntung Payung Tahun 2019 dengan
nilai p-value=0,000 (α < 0,005). Alim, IZ., Noorhana, SW & Elvira,
SD. (2015). Uji Validitas dan
Reliabilitas Instrumen Pittsburgh Sleep
Berdasarkan simpulan di atas maka dapat Quality Index Versi Bahasa Indonesia.
disarankan bahwa: Unpublished Thesis Paper, Universitas
1. Bagi Pasien Hipertensi Indonesia, Depok, Indonesia.
Diharapkan dengan
memberikan penyuluhan kesehatan

83
Jurnal Keperawatan Suaka Insan| Vol.4 Ed.2 Desember 2019

Hafiez Amanda. (2017). Hubungan


Kualitas Tidur Dengan Tingkat
Kekambuhan Hipertensi Pada Lansia Di
Kelurahan Tlogomas Kota Malang.
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Tribhuwana
Tunggadewi Malang. Nursing News
Volume 2, Nomor 3, 2017. Diakses 10
Oktober 2018.

Hanugroho. (2016). Hubungan Kualitas


Tidur dengan Tekanan Darah pada Lansia
Hipertensi di Kedawung Kabupaten
Sragen.Fakultas Kesehatan Sebelas Maret.
Diakses 10 Oktober 2018.

Insana Maria (2016). The relationship


between caring, comfort, and patient
satisfaction in the emergency room, ratu
zalecha hospital, south kalimantan,
indonesia. Belitung Nursing Journal 2 (6)
156 - 163

Insana Maria. (2018). Gangguan Rasa


Nyaman Pada Pasien Hipertensi. Jurnal
Kesehatan Suaka Insan 3 (2) 1-9

Hidayat, (2015). Pengantar konsep dasar


keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Kozier.(2011). Faktor Penghambat Tidur.


Jakarta: Salemba Medika.

Munir, B. (2015). Neurologi Dasar.


Jakarta: Sagung Seto.

Noviyanti, (2015). Hipertensi :


Kenali,Cegah, dan Obati. Yogyakarta :
Notebook.

Pusat data dan Informasi Kementerian


Kesehatan RI.(2016). Infodatin Situasi
Lanjut Usia di Indonesia. Kementerian
Kesehatan R

84
Jurnal Keperawatan Suaka Insan| Vol.4 Ed.2 Desember 2019

85

Anda mungkin juga menyukai