KABUPATEN BREBES
Disusun Oleh :
C1017079
2018
KATA PENGANTAR
SWT, atas segala nikmat yang telah diberikan-Nya, sehingga dapat menyelesaikan
Darah Besar Dengan Penurunan Suhu Tubuh Pasien Febris Anak Usia 5
Brebes”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
gelar sarjana pada Program Studi Ilmu Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu
dukungan dari berbagai pihak, pada kesempatan ini secara tulus peneliti
3. Ibu Khodijah, S.Kep., Ns, selaku Ketua Prodi Ilmu Keperawatan yang
6. Seluruh Staf dan Dosen Prodi Ilmu Keperawatan STIKes Bhamada Slawi,
mahasiswa.
7. Dr. Widodo Joko Mulyono., MMR selaku Direktur RSUD Bhakti Asih
penelitian di wilayahnya.
10. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, atas semua
kekurangan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik dari
pembaca demi perbaikan skripsi di masa yang akan datang. Semoga skripsi
MOTTO
1. Kesuksesan akan dapat anda raih apabila anda kuat dan terbiasa
A. Simpulan ............................................................................................
B. Saran ..................................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bidang kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia. Derajat kesehatan
bangsa (Hidayat,2009).
Menjaga kesehatan anak menjadi perhatian khusus para ibu, terlebih saat
kesehatan anak. Kondisi anak dari sehat menjadi sakit mengakibatkan tubuh
Suhu badan pada kondisi demam dapat digunakan sebagai salah satu
nyeri, jadi merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diketahui lebih
Febris atau demam merupakan kondisi tubuh dengan suhu diatas 37,5oC
kerap disertai gejala menggigil, lesu gelisah, sulit makan, susah tidur dan
Secara garis besar ada dua kategori demam yaitu demam infeksi dan
demam non infeksi. Demam infeksi merupakan demam yang disebabkan oleh
masuknya patogen misalnya kuman, bakteri dan virus atau merupakan demam
GE dan sebagainya. Demam non infeksi yaitu peningkatan suhu tubuh karena
kasus febris diseluruh dunia mencapai 18 juta anak sampai 34 juta anak. Anak
merupakan yang paling rentan terkena febris, walaupun gejala yang dialami
anak lebih ringan dari dewasa. Di hampir semua daerah endemik, insidensi
febris banyak terjadi pada anak usia 5 tahun sampai 19 tahun (Depkes RI,
2009).
2014 di Ruang Anggrek RSUD Bhakti Asih Brebes tahun 2014 jumlah pasien
diagnosa febris yang di rawat inap pada bulan Januari sebanyak 61 pasien dari
95 pasien atau (64%) dan pada bulan Februari sebanyak 65 pasien dari 98
pasien atau (66%) sedangkan pada bulan Maret sampai dengan tanggal 26
Maret 2014 sebanyak 68 pasien dari 88 pasien atau (77%). Interval suhu tubuh
pada pasien diagnosa febris tersebut berkisar antara 37,6oC sampai 40oC. Dari
diagnosa febris semakin meningkat ini dibuktikan dari prosentase pasien yang
dengan cara farmakologi. Hal ini disebabkan karena desakan orang tua yang
khawatir melihat anaknya suhunya tidak turun – turun, orang tua selalu
bertanya – tanya kapan anaknya diberi obat turun panas. Tindakan mandiri
keperawatan yaitu kompres hangat sering dilakukan pada daerah dahi dan
hangat pada dahi dianggap lebih praktis dan tidak membuat anak menjadi
rewel, padahal anggapan itu salah anak rewel bukan karena tindakan kompres
anggrek sekitar 6 perawat saja atau sekitar 31% yang melakukan kompres
hangat di daerah pembuluh darah besar itu disebabkan karena beberapa faktor
pada pasien diagnosa febris dengan cara yang benar didapatkan suhu yang
sebelumnya 38,5oC menjadi 36,5oC, hal ini menunjukan bahwa ada pengaruh
Darah Besar Dengan Penurunan Suhu Tubuh Pasien Febris Anak Usia 5
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Umum
dengan penurunan suhu tubuh pasien febris anak usia 5 tahun sampai 10
2. Tujuan Khusus
sebagai berikut :
D. Manfaat Penelitian
1. Perawat
hangat pada daerah pembuluh darah besar terhadap penurunan suhu tubuh
pasien febris pada anak dan dapat melakukan intervensi tersebut bila ada
pasien febris.
2. Institusi Pendidikan
Bahan pertimbangan dan data referensi bagi peneliti lanjutan yang ingin
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai protap rumah sakit dalam
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini akan dibahas tentang teori–teori yang akan digunakan
dalam penelitian ini. Teori tersebut mencakup teori kompres hangat di daerah
pembuluh darah besar dan suhu tubuh pasien febris. Teori tersebut digunakan
A. Kompres Hangat
1. Pengertian
Kompres adalah bantalan dari linen atau materi lainya yang dilipat
dan dapat basah ataupun kering, panas ataupun dingin (Dorland, 2006).
yang telah dicelupk an pada air hangat dan ditempelkan pada bagian
tubuh tertentu untuk memberikan rasa nyaman dan menurunkan suhu
Cara kompres seperti ini memang benar bila dilakukan dengan air hangat.
Karena air hangat membantu pembuluh darah tepi di kulit melebar hingga
dalam tubuh. turunnya suhu diharapkan terjadi lewat panas tubuh yang
diletakan tak hanya di dahi / kening tapi juga diletakan diwilayah yang
baskom)
c. Handuk pengering
d. Sarung tangan
e. Termometer
2. Prosedur :
b. Cuci tangan
e. Basahi kain pengompres dengan air hangat, peras kain sehingga tidak
terlalu basah
f. Letakkan kain pada daerah yang akan dikompres (ketiak, leher dan
lipatan paha)
h. Apabila kain telah kering atau kain relative menjadi dingin, masukan
tercapai
k. Cuci tangan
1. Pengertian
diatur oleh suatu pusat didalam hipotalamus dari otak. Pusat ini bereaksi
terhadap darah yang melaluinya. Bila diukur di dalam mulut atau anus,
suhu tubuh yang terbaca menunjukan “suhu tengah” dari tubuh yaitu suhu
dari organ-organ rongga dada dan rongga perut serta dari otak. Suhu
mulut normal berkisar antara 36oC – 37,5oC, suhu rektal / anus sedikit
lebih tinggi. Suhu yang terbaca di ketiak dan lipatan paha sedikit lebuh
37,5oC (Doengoes, 2005). Ada juga yang mengambil batasan lebih dari
37,8oC. Sedangkan bila suhu tubuh lebih dari 40 oC disebut demam tinggi
mengalami gejala demam tinggi lebih dari 1 hari dalam hal ini belum ada
hasil laboratorium yang menunjukan indikasi penyakit yang lain atau hasil
rumah sakit. Pasien dengan diagnosa febris yang datang berobat di unit
Suhu pada kulit , jaringan subcutan dan lemak. Suhu ini berbeda,
2. Etiologi
febris adalah karena kelainan dalam otak sendiri atau zat toksik yang
b. Kulit kemerahan
e. Menggigil
f. Dehidrasi
suhu tubuh pada keadaan patologik diawali dengan pelepasan suatu zat
panas secara mandiri dan tidak tergantung pada suhu lingkungan. Tubuh
regulasi suhu tubuh. suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan
tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan mekanisme umpan balik.
Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu inti tubuh telah melewati
batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang disebut titik tetap
(set point). Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan
pada 37oC. Apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap,
(Smeltzer, 2008).
5. Patofisiologi Terjadinya Febris
atau eksogen. Pirogen eksogen adalah pirogen yang berasal dari luar tubuh
semua bakteri gram negatif. Endotoksin adalah substansi poten yang tidak
hanya sebagai pirogen tapi juga sebagai induser dari perusahaan patologis
yang bervariasi yang diobservasi pada infeksi Gram negatif. Grup lain dari
substansi bakteri yang menjadi pirogen yang poten diproduksi oleh bakteri
dari bakteri Gram negatif, toksin yang diproduksi oleh Stafilokokus dan
yaitu :
a. Radiasi
b. Konduksi
c. Konveksi
sedikit dari udara panas yang berdekatan pada tubuh. Udara panas ini
meningkat dan diganti dengan udara dingin dan orang selalu kehilangan
d. Evaporasi
b. Hipertermia
oleh masalah sistem saraf pusat (SSP) dan tidak berespon terhadap
c. Hipotermia
Sedang (suhu tubuh 28oC – 31,9oC), Berat (suhu tubuh 20oC – 27oC).
a. Usia
Pada bayi sangat dipengaruhi oleh suhu lingkungan dan harus dihindari
dari pada dewasa sampai masa puber. Beberapa orang tua terutama
b. Diurnal Variation
c. Latihan
Kerja keras atau latihan berat dapat meningkatkan suhu tubuh setinggi
d. Jenis kelamin
ovulasi menaikan suhu tubuh berkisar 0,3oC sampai 0,6oC diatas suhu
tubuh basal.
e. Stress
Rangsangan pada system syaraf sympatik dapat meningkatkan produksi
f. Lingkungan
suhu seseorang. Jika suhu diukur didalam kamar yang sangat panas dan
suhu tubuh tidak dapat dirubah oleh konveksi, konduksi atau radiasi,
yaitu :
c. Rectal – suhu rectal lebih tinggi satu derajat dari pada suhu oral
1. Persiapan alat
a) Termometer
c) Bengkok
d) Tissu
e) Sarung tangan
2. Pelaksanaan
menggunakan tissu
diatas dada
i. Catat hasil
k. Cuci dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih, dan
keringkan
l. Menurunkan air raksa
a. Vasodilatasi
dengan kuat.
b. Berkeringat
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan pada saat suhu tubuh
d. Kompreslah dengan air hangat pada ketiak, leher dan lipatan paha
e. Berikan obat penurun panas sesuai petunjuk atau jika suhu diatas
a. Obat tradisional
Obat tradisional adalah obat yang berasal dari tumbuh – tumbuhan yang
Obat non tradisional adalah obat – obatan yang berasal dari sintesis
asetaminofen (parasetamol.
kairtan antara konsep – konsep atau variabel – variabel yang akan diamati
E.Hipotesis
ini adalah :
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
a. Cara Pendekatan
rancangan one grup pre test and post test, yaitu dengan menggunakan
kelompok sampel yang sama. Penelitian ini menggunakan test awal dan
test akhir yang diberikan kepada kelompok yang sama, setelah selang
1) Alat Penelitian
responden yaitu meliputi nama (inisial), usia dan jenis kelamin. Alat ukur
penelitian menggunakan check list, termometer dan observasi. Observasi
merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari
1) Jenis Data
materi atau kumpulan fakta yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti pada
tersebut.
a) Tahap Pelaksanaan
dari orang tua calon respoden selaku penanggung jawab dari responden.
b) Tahap Penyelesain
Pada tahap ini dilakukan pengolahan data dan analisis data hasil
ukur suhu tubuh sebelum dikompres dan hasil ukur suhu tubuh sesudah
3. Interrater Reliability
ditunjuk oleh peneliti yang terdiri dari perawat mulyati, denny dan isna
yang terjadi perbedaan persepsi terhadap kajian yang diamati. Agar data
penelitian.
a. Populasi
b. Sampel
populasi tersebut.
5. Besar Sampel
a. Kriteria Inklusi
satu populasi yang akan diteliti atau sampel yang layak diteliti
(Nursalam, 2008). Kriteria inklusi dalam sampel ini adalah sebagai
berikut :
antipiretik
b. Kriteria Eksklusi
sebagai berikut :
6. Variabel Penelitian
darah besar.
a. Tempat Penelitian
Kabupaten Brebes.
b. Waktu Penelitian
Pengukuran
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara
(Hidayat,2008).
yang dilaksanakan.
3) Entry data
b. Analisis Data
1) Analisis univariat
2) Analisis bivariat
dignity)
BAB V
A. SIMPULAN
berikut :
1. Karakteristik pasien yang menderita febris sebagian besar didominasi oleh
responden usia 5 tahun dan jenis kelamin sebagian besar laki – laki
(58,3%).
besar rata – rata 38,5oC dengan standar deviasi 0,4508oC dan sesudah
kompres hangat di daerah pembuluh darah besar rata – rata 37,1 oC dengan
darah besar dengan penurunan suhu tubuh pasien febris anak usia 5 tahun
B. SARAN
1. Perawat
tubuh pada pasien febris dengan cara kompres hangat di daerah pembuluh
pada keluarga pasien bila anaknya terjadi kenaikan suhu tubuh dan cara ini
2. Institusi Pendidikan
3. Tenaga Kesehatan
Sebagai bahan masukan bagi seluruh perawat dalam melaksanakan
darah besar dapat menurunkan suhu pada anak pasien febris hendaknya
DAFTAR PUSTAKA
PT . Rineka Cipta.
Kedokteran : EGC.
Jakarta : EGC.
Guyton & Hall. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC.
Salemba Medika.
Hidayat, Taufik & Nina Istiadah. (2011). Panduan Lengkap Menguasai SPSS
Jakarta :EGC.
Jakarta : EGC.
Tubuh Pada Pasien Anak Hipertermia di Ruang Rawat Inap RSUD Dr.
: EGC.
Alfabeta
Sulistia. (2005). Farmakologi dan Terapi. Edisi 4. Jakarta : Bagian
Farmakologi.
Widjaja, M.C. (2012). Mencegah dan Mengatasi Demam Pada Balita. Jakarta :
Kawan Pustaka.
EGC.