Skripsi
Disusun Oleh :
TAHUN 2020-2021
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Pembimbing
HALAMAN PENGESAHAN
Gambaran Berat Badan Bayi Usia 6 Bulan Yang DiBeri ASI
dengan Susu Formula
Pada tanggal
28 Juni 2021
Tim Penguji :
Mengetahui,
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
2. Dr. Ir. Ali Rosyidi, Msi. Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Semarang.
3. Ibu Ns. Machmudah, M.Kep.,Sp.Kep.Mat, Selaku Ketua prodi S1
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Semarang.
4. Ibu Dr. Ns. Sri Rejeki., M.Kep., Sp.Mat selaku pembimbing yang selalu
mengarahkan dan membimbing hingga terselesaikan proposal skripsi ini.
5. Ns. Machmudah., M.Kep., Sp.Kep.Mat, selaku penguji I dan Ns. Nikmatul
Khayati., M.Kep selaku penguji II yang telah memberikan dukungan dan
memberikan masukan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Orang tua Bapak dan Ibu yang senantiasa mengasuh, merawat,
membimbing dan memberi dukungan baik secara moral maupun finansial
dan kasih sayang serta Doa yang sangat berarti bagi terselesainya proposal
skripsi ini.
7. Terimakasih kepada mas pacar berinisial Rsn dan sahabat yang selalu
memberikan dukungan semangat dalam proses pembuatan skripsi ini.
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN...........................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................iv
KATA PENGANTAR.........................................................................................v
DAFTAR ISI......................................................................................................vii
DAFTAR TABEL...............................................................................................ix
A . Latar belakang.....................................................................................1
B . Rumusan Masalah................................................................................3
C . Tuhuan Penelitian................................................................................4
D . Manfaat Penelitian...............................................................................4
A . Produksi ASI........................................................................................7
A .Desain Penelitian................................................................................22
viii
B . Kreteria Inklusi..................................................................................22
D . Sleksi Studi........................................................................................23
E . Quality Assesment.............................................................................23
F .Metode Analisis...................................................................................24
G .Sitensis data........................................................................................14
A . Hasil...................................................................................................29
B . Pembahasan.......................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................39
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 4.3 Telaah perbedaan berat badan bayi usia 6 bulan yang diberi ASI dan
susu formula........................................................................................................32
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebelum bayi terbiasa dengan makanan pendamping ASI (MP-ASI), ibu
harus memberikan air susu ibu (ASI). ASI 24 jam pertama banyak mengandung
kolostrum untuk meningkatkan stamina. ASI sangat penting untuk pertumbuhan
dan perkembangan bayi. Protein pertama dalam ASI adalah cairan yang disebut
"whey." ASI juga mengandung "AA/Archidonic Anonymous" (yang merupakan
salah satu unsur terpenting dalam pembentukan jaringan otak), dan
"DHA/docosahexaenoic acid" yang lebih dikenal lemak tak jenuh atau
unsaturated fatty acid, yang dapat membantu otak . Perkembangan saraf dan
penglihatan. (Nasar et al., 2015; Enamberea et al., 2020). Pengganti ASI atau
(PASI) termasuk produk susu formula lengkap yang kandungannya hampir sama
dengan ASI, kecuali kandungan mineral dan imunoglobulin. Jika unsur hara dan
mineral tidak tersedia, maka mekanisme pertumbuhan alami akan terganggu, dan
pertumbuhan dan perkembangan tidak akan mencapai keadaan yang optimal
(Windiyati dan Arismawati, 2018). Tampilan angka kelangsungan hidup anak
diharapkan dapat menurunkan angka kematian bayi (AKN), angka kematian bayi
(AKB), dan angka kematian balita (AKABA). Pada tahun 2015, angka penularan
dari ibu ke anak di Indonesia adalah 22,23 per 1.000 kelahiran hidup
(Kementerian Kesehatan, 2016).
Penimbangan bayi dan balita secara teratur sangat membantu untuk
deteksi dini malnutrisi dan malnutrisi. Dengan menimbang berat badan bayi dan
balita secara cermat maka tumbuh kembang balita dapat terpantau dengan baik,
sehingga apabila berat badan anak tidak bertambah atau ditemukan memiliki
penyakit dapat segera diobati dan dicegah untuk mencegah malnutrisi atau
malnutrisi. Semakin cepat terdeteksi, kasus kematian akibat gizi buruk dapat
diatasi dan dapat dilakukan tindakan yang tepat waktu dan cepat (RI, Kementerian
Kesehatan, 2016). Penelitian lain yang dilakukan Dewi (2016) di wilayah kerja
2
Puskesmas Kartasura tentang perbedaan berat badan bayi antara ASI dengan susu
formula menunjukkan bahwa pertambahan berat badan bayi yang diberi ASI lebih
sedikit dibandingkan bayi yang mendapat susu formula. Bayi yang diberi ASI
mendapatkan rata-rata berat bulanan 633 gram, sedangkan bayi yang diberi susu
formula kehilangan 775 gram.
Pada tahun 2019, proporsi bayi yang mendapat ASI eksklusif pada usia
06 bulan di Jawa Tengah sebesar 66,0%, meningkat dari 65,5% pada tahun 2018.
Proporsi bayi di Kabupaten Brebes yang mendapatkan ASI eksklusif masih sangat
rendah, hanya 56,3%. Masalah yang terkait dengan pencapaian ASI eksklusif
antara lain: Untuk bayi usia 6 bulan, penjualan susu formula masih sangat intensif,
Masih banyak perusahaan yang mempekerjakan perempuan dan tidak
menyediakannya untuk perempuan. ibu usia 06 bulan. -Bayi yang lebih tua
Kesempatan pemberian ASI eksklusif, yang dibuktikan dengan tidak adanya
ruang laktasi dan tim pendukungnya, Kegiatan edukasi, sosialisasi, publisitas dan
kampanye terkait pentingnya pemberian ASI pada bayi usia 06 bulan belum
sepenuhnya dilakukan.
Air Susu Ibu (ASI) terdapat nutrisi alamiah bayi bersama kandungan gizi
paling sesuai untuk tumbuh kembang yang optimal baik fisik maupun mental dan
kecerdasan, maka perlu diperhatikan agar dapat terlaksana bersama benar. Air
Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan
garam-garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna
sebagai makanan bagi bayinya (Puspita Theresia, Bahan Kuliah Gizi Dalam Daur
Kehidupan. Akzi. Banda Aceh. 1995). Manfaat ASI dapat menghambat
pertumbuhan bakteri patogen, merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang
mengandung asam organik dan mensintesa beberapa jenis vitamin. Memudahkan
terjadinya pengendapan calsium-cassienat. Memudahkan berbagai jenis mineral,
seperti calsium, magnesium. Manfaat memberikan ASI bagi ibu adalah
mengurangi perdarahan setelah persalinan, mempercepat pemulihan kesehatan
ibu, menunda kehamilan berikutnya dan mengurangi resiko terkena kanker
payudara (Depkes RI, 2018). Persiapan ibu secara psikologis sebelum akan
berikan ASI merupakan aspek mutlak yang memengaruhi kesuksesan menyusui.
3
Stress, rasa kuatir yang berlebihan, ketidakbahagiaan pada ibu amat berperan
dalam kelancaran ASI. WHO dan UNICEF memberi saran sebaiknya anak hanya
diberi air susu ibu (ASI) sepanjang paling sedikit 6 bulan dan perlindungan ASI
dilanjutkan hingga anak berumur dua tahun. Data Badan Kesehatan Dunia
(WHO ) tahun 2016 menunjukkan rata-rata angka pemberian ASI eksklusif di
dunia berkisar 38 persen. Di Indonesia walaupun sejumlah besar perempuan
(96%) menyusui anak mereka di kehidupan mereka, hanya 42% dari bayi yang
berusia di bawah 6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif. Pada saat anak-anak
mendekati usia 2 tahun, hanya 55% yang masih diberi ASI.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ditemukan di atas, maka permasalahan
yang dapat diselesaikan sebagai berikut: Bagaimana gambaran berat badan bayi
ASI dengan susu formula
C. Tujuan penelitian
Tujuan umum
Secara umum untuk mengetahui gambaran perbedaan berat badan bayi
yang di beri ASI dan susu formula berdasarkan literature review method.
4
Tujuan khusus
a) Mengidentifikasi berat badan bayi berusia 6 bulan yang diberi ASI
berdasarkan literature review
b) Mengindentifikasi berat badan bayi usia 6 bulan dengan penambahan susu
formula berdasarkan literature review
D. Manfaat penelitian
Manfaat teoritas
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menambah informasi ilmiah
mengenai gambaran berat badan bayi yang diberi ASI dengan susu formula.
Manfaat praktis
a) Untuk masyarakat
Kajian sederhana ini diharapkan dapat membantu meningkatkan
pengetahuan dan informasi masyarakat tentang gambaran berat badan bayi
yang diberi ASI dengan susu formula.
b) Penelitian tambahan
Hasil literature review ini dapat dijadikan acuan untuk penelitian lain yang
berkaitan dengan gambaran berat badan bayi yang diberi ASI dengan susu
formula.
c) Untuk tempat belajar
Berikut ini gambaran berat badan bayi yang diberi ASI dengan susu
formula untuk menentukan langkah selanjutnya.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Produksi ASI
1. Pengertian ASI
ASI adalah cairan yang dibuat khusus yang dapat langsung keluar dari
dada ibu untuk bayi. Sangat cocok, karena bisa diminum langsung dari dada dada
ibu, praktis, murah dan higienis. ASI mengandung nutrisi dan cairan lengkap yang
dibutuhkan bayi untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya dalam enam bulan
pertama. ASI Eksklusif sangat bermanfaat bagi bayi, bermanfaat untuk menyusui
dan haid ibu, serta dapat menjaga kesehatan ibu dengan mengurangi resiko kanker
payudara, dan anda dapat membantu ibu anda dengan ibunya. Karena mereka
tidak membeli susu formula dengan harga mahal, membantu mengurangi
pengeluaran keluarga. (Pada 2015).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan (UNICEF) sedang
mempertimbangkan: Inisiatif Menyusui dini dalam waktu 1 jam setelah lahir.
setelah pengenalan suplemen nutrisi (padat) yang tepat dan aman selama 6 bulan
pertama, 6 bulan pertama ASI Eksklusif selama berbulan-bulan dan terus
menyusui hingga 2 tahun atau lebih. Namun, masih banyak bayi dan anak yang
belum mendapatkan makanan terbaik. Antara tahun 2007 dan 2014, hanya 36%
bayi berusia 6 bulan di seluruh dunia yang disusui secara eksklusif (WHO 2016)
Pada tahun 2015, skala pemberian ASI di Indonesia adalah 55,7%. Jika
mengacu pada target 39% dalam renstra 2015, skala pemberian ASI eksklusif
pada bayi di bawah 6 bulan secara nasional telah mencapai target. Dari 33
provinsi yang dilaporkan, 29 (88%) mencapai target renstra tahun 2015
(Kemenkes RI 2016). Sementara itu, pada tahun 2016 di Indonesia, diketahui 29%
bayi mendapat ASI eksklusif sebelum usia 06 bulan, dan 54,0% diberikan ASI
pada usia 05 bulan (Kemenkes RI).
ASI yang cukup merupakan makanan terbaik untuk bayi karena dapat
memenuhi kebutuhan nutrisi bayi dalam 6 bulan pertama. Air Susu Ibu (ASI)
6
merupakan makanan alami pertama dan utama bagi bayi, sehingga dapat
mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Kelebihan ASI adalah
sangat mudah dicerna karena mengandung jumlah nutrisi yang sama dengan
enzim yang mencerna nutrisi dalam ASI. ASI mengandung nutrisi berkualitas
tinggi yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan
bayi Anda. Selain kandungan protein yang tinggi dalam ASI, rasio whey terhadap
kasein juga sangat cocok untuk bayi. Rasio whey terhadap kasein adalah salah
satu keunggulan ASI, yang tidak tersedia dalam susu sapi. ASI mengandung lebih
banyak whey, yaitu 6535. Bahan ini membuat protein lebih mudah diserap. Dalam
susu, rasio whey terhadap kasein adalah 20:80, yang tidak mudah diserap (Depkes
RI 2018).
secara nasional cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia kurang dari
enam bulan sebesar 55,7% telah mencapai target.
a. Kolostrum.
Yang pertama adalah jenis ASI yang keluar pada hari pertama
setelah melahirkan (1-4 hari) dan memiliki ciri cairan berwarna kuning tua
yang lebih di kenal dengan kolostrum. Kolostrum jenis ini mengandung
berbagai protein dan zat imun, seperti IgG, IgA dan IgM. Kolostrum kaya
akan zat kekebalan yang membantu melindungi kondisi bayi yang masih
dalam tahap awal kehidupan. Meskipun kandungan proteinnya tinggi
mengandung kolostrum jenis ini, ASI lebih pekat, sehingga ibu tidak perlu
khawatir konsistensi yang kental atau padat ini akan menyebabkan bayi
merasa lebih kenyang meski menyusui dalam jumlah sedikit, karena ini
adalah hari pertama menyusui. Tidak perlu makan banyak.
ASI jenis ini juga berperan penting dalam menutupi dinding usus
bayi dari bakteri, serta mengeluarkan zat-zat yang tidak perlu dari usus
bayi dan menyiapkan ASI jenis lain untuk saluran pencernaan bayi. ASI
atau makanan lain. Produksi kolostrum ini secara bertahap akan menurun
dari hari ketiga hingga hari kelima. (Hanindita Herdiana Meta. 2018.
Tanya Jawab Tentang Nutrisi Di 100 Hari Pertama Kehidupan. Gramedia
Pustaka Utama).
ASI mengandung kaya antibodi, karena tinggi protein sistem imun
dan bakteri pembunuh, sehingga pemberian ASI lengkap dapat mencegah
kematian bayi.. Dari hari pertama sampai hari ketiga, akan dihasilkan
kolostrum berwarna kuning muda. Dari hari keempat hingga kesepuluh,
ASI mengandung lebih sedikit imunoglobulin, protein, dan laktosa
daripada kolostrum, tetapi lebih banyak lemak dan kalori daripada susu
putih. Selain mengandung berbagai zat makanan, ASI juga mengandung
banyak zat yang dapat diserap, yang ada dalam bentuk enzim sendiri dan
tidak akan mengganggu enzim di saluran usus. Susu formula tidak
mengandung enzim, sehingga penyerapan makanan mungkin bergantung
pada enzim di usus bayi. (Kementerian Kesehatan RI 2017).
9
c. ASI mature.
ASI matang adalah jenis ASI yang keluar setelah hari ke-10 setelah
bayi lahir. ASI matur ini nutrisinya disesuaikan untuk memenuhi
kebutuhan bayi di bawah 6 bulan. Menurut waktu produksi susu matang,
yang dapat dibagi menjadi dua jenis foremilk dan hindmilk.
Pertama, susu matur, jenis pra-susu, adalah susu yang mengalir di
awal/pertama kali aktivitas laktasi. Selama produksi, jumlah ASI matur
yang dihasilkan lebih banyak daripada jenis susu berikutnya, yang
menyebabkan rasa kenyang pada bayi. Mengenai nutrisi. foremilk rendah
lemak dan lebih tinggi protein, laktosa, dan air. Kandungan protein laktosa
dan air yang tinggi membuat susu matang tampak lebih encer
dibandingkan handmilk.
Kedua jenis susu terakhir adalah susu yang keluar setelah yang
terakhir atau yang pertama habis. Itu terjadi ketika proses laktasi hampir
selesai. Susu matang kaya akan nutrisi dan tinggi lemak, sehingga dari
segi kekentalannya, susu akhir terlihat lebih kental dan lebih kuning dari
yang pertama.
b. Lemak.
Kandungan lemak dalam ASI kurang lebih 2262 g/l, 50%
diantaranya mengandung kalori. Kandungan lemak "hindmilk" atau ASI
akhir lebih tinggi daripada "foremilk" atau ASI awal. Kandungan asam
lemak dalam ASI lebih tinggi dari pada susu formula. Proses pemecahan
lemak yang terjadi pada ASI dilakukan melalui proses pemecahan lipase.
Lipase memecah trigliserida dalam lemak menjadi asam lemak bebas dan
gliserol. Meski sistem pencernaan bayi baru lahir belum terbentuk
sempurna, proses pemecahan lemak membuatnya lebih mudah diserap
(Ambalawati dkk., 2015).
c. Vitamin.
Vitamin dalam ASI mengandung beberapa vitamin yang
dibutuhkan bayi. Ini termasuk vitamin D, E, dan K yang ditemukan dalam
kolostrum, yang digunakan untuk melawan sel darah merah. Vitamin K
perlu bertindak sebagai katalis untuk proses pembekuan dan berlimpah
dalam ASI dan mudah diserap (Asturk 2017).
11
d. Mineral.
ASI mengandung mineral utuh. Meskipun kandungan mineral ASI
relatif rendah, namun dapat memenuhi kebutuhan bayi di bawah usia 6
bulan. Zat besi dan kalsium yang terkandung dalam ASI merupakan
mineral yang sangat stabil. Usus dapat menyerap hingga 75% zat besi
dalam ASI. Hal ini berbeda dengan kandungan zat besi dalam PASI yang
sekitar 510%. ASI mengandung mineral yang disebut selenium, yang
dapat meningkatkan pertumbuhan pada anak Anda (Kementerian
Kesehatan RI 2015).
4. Manfaat ASI
Manfaat ASI eksklusif sangat penting bagi ibu untuk memproduksi ASI
sebelum bayinya berusia 2 tahun. Manfaat menyusui antara lain:
pada usia 06 bulan, bayi perlu mengkonsumsi ASI. Oleh karena itu,
ASI yang diberikan kepada bayi selama 6 bulan sangat berpengaruh
terhadap perkembangan otak dan tubuh bayi. (Kementerian Kesehatan
RI 2018).
Sejak lahir hingga satu minggu kehidupan, berat badan bayi akan turun 5-
10%. Bayi umumnya mendapatkan 170-220g/minggu dan 450-900g/bulan.
3-12 bulan : umur (bulan) + 9 ÷ 2
1-6 tahun : umur (bulan) X 2+8
6-12 tahun : umur (bulan) X 7 – 5
b. Jarak kehamilan
Sesuai dengan rekomendasi yang dikeluarkan oleh Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Jarak kehamilan
yang ideal adalah 2 tahun atau lebih, karena jarak kelahiran yang terlalu
14
c. Paritas
Rata-rata umum mencakup jumlah kehamilan, jumlah kelahiran,
jumlah aborsi, atau jumlah kelahiran dalam arti yang sebenarnya. Jika
seorang ibu melahirkan empat anak atau lebih, paritasnya dikatakan
sangat tinggi. Seorang wanita yang telah melahirkan tiga anak dan
kehilangan kesehatannya mulai memburuk, seringkali dengan anemia,
pendarahan di jalan lahir dan posisi bayi dalam posisi sungsang atau
horizontal.
e. Kebutuhan makan
Menurut Wiryo (2018), ibu menyusui disarankan untuk
mengonsumsi makanan yang mengandung asam lemak omega 3 yang
kaya akan ikan laut seperti ikan air tawar dan tuna. Asam lemak omega
3 diubah menjadi DHA, yang dikeluarkan melalui ASI.
15
Dari bayi
a. Jenis kelamin
Ketika usia kehamilan sama, berat badan ideal bayi perempuan
yang baru lahir biasanya kurang dari berat badan bayi laki-laki. Berat
rata-rata bayi adalah sekitar 135 gram. Saat kehamilan sudah matang
(cukup untuk melahirkan). Kurva perkembangan biasanya lebih cepat
daripada anak perempuan. Itulah sebabnya WHO telah
mengembangkan dua grafik pertumbuhan bayi yang berbeda untuk
anak laki-laki dan perempuan.
16
b. Genetic
Potensi tinggi badan seseorang diturunkan secara genetik, sehingga
dapat diperkirakan dengan mengukur berat badan bayi. Jika kedua
orang tua kelebihan berat badan, kemungkinan anak juga mengalami
masalah berat badan, karena faktor genetik sangat berpengaruh.
3. Factor eksternal
a. Status pekerjaan ibu
Pekerjaan fisik berkaitan dengan peran ibu, selain pekerjaan rumah
tangga juga memiliki pekerjaan tambahan untuk menambah pendapatan
keluarga. Berat badan ibu saat melahirkan dapat menyebabkan
persalinan prematur karena ibu tidak dapat beristirahat yang berdampak
pada janin dalam kandungan. Ibu yang bekerja seringkali tidak
memiliki banyak waktu untuk istirahat, sehingga berisiko mengalami
komplikasi selama kehamilan, seperti kehilangan plasenta yang
berhubungan langsung dengan berat badan lahir rendah. (Sistialani,
2018).
b. Pendidikan ibu
Pendidikan mempengaruhi kehamilan, terutama kejadian bayi berat
lahir rendah. Hal ini berkaitan dengan pengetahuan ibu dalam menjaga
17
c. Kondisi lingkungan
Kebersihan dan kesehatan lingkungan berhubungan dengan
anthelmintik. Dengan nutrisi yang tepat, infeksi anthelmintik yang
sering dapat menyebabkan anemia. Selain itu, asupan zat besi yang
rendah dapat mengurangi daya tahan tubuh dan membuat Anda lebih
rentan terhadap penyakit, yang dapat menurunkan kadar Hb Anda.
Faktor ginjal hidup Jitowiyono (2017) menegaskan bahwa salah satu
penyebab kelahiran ajaib adalah tempat tinggal, yaitu daerah
pegunungan. Menurut Kristyanasari (2017), suhu tubuh pada dasarnya
dipertahankan pada 36.5370 jalan untuk metabolisme yang optimal.
Karena perbedaan suhu antara tubuh dan lingkungan, tubuh mau tidak
mau harus beradaptasi untuk bertahan hidup. Dengan kata lain, tubuh
harus melepaskan sejumlah panas untuk dapat menggantikan
metabolisme. Semakin besar perbedaan antara tubuh dan lingkungan,
semakin besar jumlah panas yang dilepaskan.
d. Factor ekonomi
Menurut Kristyyanasari (2017), keadaan ekonomi keluarga akan
mempengaruhi pilihan jenis dan kualitas bahan makanan, dan
perekonomian seseorang akan mempengaruhi pilihan makanan yang
dikonsumsinya setiap hari. Setelah seseorang dengan sumber daya
keuangan yang tinggi menjadi hamil, ia mungkin dapat memenuhi
nutrisi yang diperlukan. Berbeda dengan orang yang kekurangan dana,
ada kekurangan gizi dari ibu dan bayi.
18
Susu formula adalah susu yang kandungan nutrisinya telah berubah dan
dapat diberikan kepada bayi tanpa efek samping (Khazanah, 2018).
Susu formula bayi adalah cairan atau bubuk yang mengandung formula bayi
tertentu. Susu formula merupakan pengganti ASI. Susu formula berperan penting
dalam makanan bayi karena umumnya merupakan satu-satunya sumber nutrisi
bagi bayi. Oleh karena itu, bahan-bahan dalam formula bayi yang tersedia secara
komersial dikontrol secara ketat dan FDA (Food and Drug Association)
mengharuskan produk tersebut memenuhi standar ketat tertentu. (Nirwana. 2018).
b. Protein
Kandungan protein dalam formula harus antara 1,2-1,9 gram per
100 ml. Asupan protein yang berlebihan dapat menyebabkan tingginya
kadar urea, amonia dan asam amino tertentu dalam darah.
c. Karbohidrat
Kandungan karbohidrat susu formula yang dianjurkan adalah 5,4-
8,2 gram per 100 mililiter. Direkomendasikan bahwa beberapa karbohidrat
digunakan hanya atau sebagian besar selaput lendir, dan sisanya adalah
glukosa dan maltosa.
d. Mineral
Kandungan mineral terbanyak dalam ASI adalah 3-4 kali lipat dari
ASI.
19
e. Vitamin
Umumnya, berbagai vitamin ditambahkan dalam pembuatan susu
formula untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
b. Mudah tercemar
Produksi susu formula mudah terkontaminasi bakteri, apalagi jika
ibu tidak merebus setiap kali menyusui menggunakan botol. Ini karena
bakteri dalam susu bubuk tumbuh sangat cepat dan mendorong bayi
sebelum bau busuk di dalam susu.
d. Infeksi
Susu formula bayi tidak mengandung sel darah putih hidup atau
antibodi yang dapat melindungi tubuh dari infeksi. Bakteri juga dapat
dengan mudah menembus selama proses pembuatan susu yang tidak
dipasteurisasi. Bayi yang diberi susu formula lebih rentan terhadap diare
dan infeksi saluran pernapasan. Akibatnya, bayi yang mengonsumsi susu
formula empat kali lebih mungkin mengalami diare dibandingkan bayi
yang mengonsumsi ASI.
e. Obesitas
Studi ini membandingkan pola pertumbuhan normal bayi yang
diberi ASI dan bayi yang diberi susu formula. Hasil yang diperoleh selama
beberapa bulan pertama:
1. Bayi yang diberi ASI dan bayi yang diberi susu formula melihat pola
pertumbuhan yang sama selama bulan pertama.
2. Bayi yang mengkonsumsi susu formula pada usia 4-6 bulan cenderung
menambah berat badan lebih cepat daripada bayi yang diberi ASI.
3. Setelah usia 6 bulan, bayi yang diberi ASI cenderung lebih kurus
daripada bayi yang minum susu.
Dibandingkan dengan ASI, bayi yang diberi susu formula dianggap
kelebihan berat badan karena kelebihan air dan komposisi lemak tubuh
yang berbeda.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain penelitian
a. Instrumen PICOC
Apakah teredapat perbedaan atau perbandingan berat badan bayi usia 6 bulan
yang diberi Air Susu Ibu (ASI) dan Susu Formula.
B. Kreteria Inklusi
Kreteria inklusi ditetapkn berdasarkan : tipe studi, tipe intervensi, hasil ukur
(outcome).
Tabel 3.1
Kreteria
Inklusi
Jangka waktu Rentang waktu penelitian jurnal maksimal
Tipe studi Quasi eksperimen, kuantitatif eksperimental
23
D. Seleksi studi
Tabel 3.2
E. Quality Assesment
Dari masing-masing paper, akan diberi nilai jawaban dibawah ini untuk tiap-tiap
pertanyaan diatas.
F. Metode Analisis
Metode analisis yang dilakukan dalam literature review ini menggunakan
cara berikut :
1. Mencari Kesamaan (Compare) Teknik melakukan review dengan cara
mencari kesamaan di antara beberapa literatur dan diambil kesimpulannya.
2. Mencari ketidaksamaan (Contrast) Teknik melakukan review dengan cara
menemukan perbedaan di antara beberapa literatur dan diambil
kesimpulannya.
3. Memberikan pandangan (Critize) Teknik melakukan review dengan membuat
pendapat sendiri terhadap sumber yang dibaca.
4. Membandingkan (Synthesize) Teknik melakukan review dengan
menggabungkan beberapa sumber menjadi sebuah ide baru, membandingkan
dengan sumber teori lain yang terkait.
5. Meringkas (Summarize) Teknik melakukan review dengan menulis kembali
sumbernya dengan kalimat sendiri.
G. Sintesis data
meliputi nama peneliti, tahun terbit jurnal, negara penelitian, judul penelitian,
metode, dan ringkasan hasil atau temuan.
Tabel 3.3
Sintesis data
Debbiyatus Sofia, Indah adalah analitik bayi usia 6 perhitungan data bayi usia 6 bulan yang diberi
Afiah (2016) dengan Cross bulan yang menggunakan uji ASI ekslusif dan nn ekslusif,
Sectional ada didesa mann whitney dan terdapat perbedaan
dengan sumberejo diperoleh hasil perkembangan antara bayi yang
pendekayan Sampel dengan nili signifikan di beri ASI ekslusif dan ASI
observasi atau dalam (P value) P= 0,249 > non ekslusif.
pengumpulan penelitian 0,05 yang artinya
data sekaligus. ini adalah tidak terdapat
sebanyak perbeaan
39 bayi pertumbuhan bayi
usia 6 bulan yang
diberi ASI ekslusif
dan non ekslusif.
Pada hasil
perkembangan
diperoleh hasil uji
mann whitney
dengan nilai P =
0,000 < 0,05 yaitu
diterima yang artinya
terdapat perbedaan
perkembangan bayi
usia 6 bulan yang
diberi ASI ekslusif
dan non ekslusif.
3 Perbeaan peningkatan Jurnal Menggunakan Sampel Hasil penelitian; nilai Ada perbedaan peningkatan
berat bayi usia 6 bulan Nasional jenis penelitian penelitian ρ = 0,001, dengan berat badan bayi 6 bulan yang
yang diberi ASI Ilmu endekatam ini pemenuhan hipotesis diberi ASI ekslusif dan susu
ekslusif dan susu Kesehatan Cross bejumlah χ2 hitung (11,429) formula di wilyah kerja
formula di wilayah (JNIK) vol 2 Sectional 60 ibu yang >χ2 tabel (3,841) dan puskesmas Tapa Kabupaten
kerja puskesmas Tapak edisi 1. 2019 dengan uji memiliki nilai ρ (0,000), a, Bone Bolango.
Kabupaten Bone statisitik bayi 0,05 dengan
Bolango, Nancy Olii sampel T-Test berusia 6 demikian H0 ditolak
(2019) bulan dan Ha diterima.
4 Hubungan pemberian Jurnal Desain dalam Populasi Hasil uji statistik di - Pertumbuhan berta
ASI ekslusif dengan kesehatan penelitian ini dalam peroleh ada badan bayi usia 0-6
pertumbuhan berat ilmiah menggunakan penelitian hubungan pemberian bulan diwilayah kerja
27
badan bayi 0-6 bulan di indonesia vol pendekatan ini adalah ASI ekslusif dengan puskesmas
wilayah Padangtinggi 5 No 1, Juni deskriptif ibu pertumbuhan berat padangtinggi
kota Padangsidipun, 2020 korelasi menyusui badan bayi 0-6 bulan mayoritas normal
Srianty Siregar, Sukhri dengan studi bayi 0-6 dengan nilai P = pertumbuhan berat
herianto ritonga (2020) Cross bulan di 0,003 badan bayi usia 0-6
Sectional wilayah bulan 55 orang ( 83,1
kerja %)
padangting - Terdapat hubungan
gi pemberian ASI
Sampel ekslusif dengan
sebanyak petumbuhan berat
67 orang badan bayi 0-6 bulan
di wilayah kerja
puskesmas
padangtinggi kota
padangsidimpuan
dengan hasil (P =
0,003)
5 Perbedaan kenaikan Jurnal Penelitian ini Populasi Hasil uji statistic di - Dari 15 responden
berat badan ada bayi kesehatan dan menggunakan penelitian dapatkan ada yang bayinya
dengan pemberian ASI pembangunan study ini adalah perbedaan kenaikan diberikan ASI ekslusif
ekslusif dan ASI persial (2019) Comparatve semua ibu berat badan pada bayi sebagian besar
di puskesmas kalidoli yang dengan pemberian SI mengalami kenaikan
Palembang, Noviani memiliki ekslusif dan ASI berat badan normal
Elsira (2019) bayi usia 7- persial di puskesmas sebanyak 10
12 bulan di kalidoni Palembang responden (66,7%)
puskesmas dengan nilai P = - Ada perbedaan
kalidoni 0,000 < a 0,05 kenaikan berat badan
palembang pada bayi dengan
Sampel pemberian ASI
sebanyak ekslusif dan ASI
30 orang. persial di puskesmas
kalidoni.
6 Perbedaan pemberian Gentle Birh Merupakan Populasi Penelitian Hasil penelitin ini ada
ASI Ekslusif dan tidak vol. 4 No. 1 penelitian dalam menunjukkan hubungan perbedaan pemberian
ekslusif terhadap bert januari-juni survey analitik penelitian Pemberian ASI ASI ekslusif dan ASI tidak
badan bayi di klinik 2021 dengan ini adalah Eksklusif mayoritas ekslusif terhadap berat badan
28
Wita medan, Utary Dwi pendekatan ibu yang kategori tidak ASI bayi di klinik Wita Medan
Listiarin, Indah Dewi Cross memiliki Eksklusif berjumlah tahun 2020.
Sari (2021) Sectional bayi 23 responden
berusia 6 (60,5%), dan
bulan minoritas kategori
senbanyak ASI Eksklusif
38 berjumlah 15
respnden responden (39,5%),
Sampel Berat badan bayi usia
yang 6 bulan, mayoritas
dignakan responden yang
dalam memiliki bayi normal
penelitian berjumlah 21
ini adalah responden (55,3%),
accidental responden yang
sampling memiliki bayi kurus
berjumlah berjumlah 7
38 bayi responden (18.4%),
dan responden yang
memiliki bayi gemuk
berjumlah 10
responden
(26,3%)dan hasil uji
chi square, diperoleh
nilai p value =
0,007< α 0,05 maka
hipotesis diterima.
29
BAB IV
A. Hasil
1) Hasil kualitas yang di review (Quality Assesment)
Artikel yang terkumpul akan dievalusi berdasarkan kriteria penilaian
kualitas dalam bentuk tabel dan selanjutnya dibagian bawah tabel akan
dijelaskan dalam bentuk narasi.
Tabel 4.1
Quality Assesment
Keterangan simbol :
b) Hasil perbedaan berat badan bayi usia 6 bulan yang diberi ASI dengan
susu formula
Tabel
Telaah perbedan berat badan bayi uais 6 bulan yang diberi ASI dengaan
susu formula
Tabel 4.3
Telaah perbedaan berat badan bayi usia 6 bulan yang diberi ASI dan susu
formula
B. Pembahasan
1. Karakterisitik responden
Literture review terhadap artikel penelitian yang telah di review sesuai
dengan 6 artikel enelitian yang didapatkan, untuk pembahasan yang pertama
yaitu mengetahui artikel penelitian melalui hasil karakterisitik pada ibu bayi
yaitu yang pertama berdasarkan usia, pendidikan, dan pekerjaan sesuai pada
tabel 4.2 meperlihatkan usia ibu mayoritas 20-35 tahun yaitu sebanyak 42
responden (62,7%), pendidikan terakhir ibu sebagian menempuh pendidikan
hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) yaitu sebanyak 29 responden (43,3%),
dan sebagian responden tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga sebanyak
39 responden (58,2%) (Srianty Siregar, et all). Usia 20-35 tahun sebanyak 55
responden (91,7%), berpendidikan SMA sebanyak 32 (53.3%) ,sedangkan
untuk pekerjaan sebagian besar sebagai IRT sebanyak 29 (74,35%) (Nancy
Olii). Dari beberapa jurnal yang diperoleh pada penelitian ini bahwa jurnal
tersebut menjelaskan, karakterisitik yang diambil untuk dilakukan penelitian
gambaran berat badan bayi usia 6 bulan yang diberi ASI dan susu formula.
Karakterisitik tersebut digunakan untuk pengkajian awal sebagai alat ukur.
yang sudah di review memperlihatkan hasil P- value yaitu (p= <0,05), yang
membuktikan bahwa ada perbedaan berat badan bayi yang diberi ASI dengan
susu formula.
37
BAB V
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil literature riview yang berjudul “gambaran berat
badan bayi usia 6 bulan yang diberi ASI dengan susu formula : literature riview”
terdapat beberapa kesimpulan seperti dibawah ini :
1. Semua jurnal yang diperoleh pada penelitian ini berjumlah 6 jurnal, dari
keseluruhan jurnal yang di review terdapat jurnal yang memiliki persamaan
terkait berat badan bayi yang diberi ASI ekslusif dengan susu formula. Pada
pemberian ASI secara ekslusif dapat mengurangi resiko terjadinya obesitas
pada bayi, dan ASI secara ekslusif dapat melengkapi gizi yang di butuhkan
pada bayi.
B. Saran
1. Bagi tenaga kesehatan hasil literature review ini akan dapat digunakan untuk
menambah informasi yang dapat dimanfaatkan sebagi sumber informasi yang
berguna memberikan pengetahuan kepada masyarakat dan dapat Memotivasi
ibu yang memiliki bayi untuk memberikan ASI ekslusif sehingga dapat
memperbaiki berat badan bayi.
2. Bagi responden atau masyarakat yang memberikan bayinya susu formula agar
dapat memberikan bayinya dengan ASI ekslusif yang berusia kurang dari 6
bulan dan menghindari pemberian susu formula selama ASI masih mencukupi
kebutuhan bayi.
38
4. Bagi peneliti
Penulis berharap peneliti selanjutnya dapat menjadikan literature review ini
dengan topik gambaran berta badan bayi usia 6 bulan yang diberi ASI dengan
susu formula sebagai tambahan referensi atau informasi dalam penelitian.
39
DAFTAR PUSTAKA
Astri, & Mutira. (2016). Perbandingan Kenaikan Berat Badan Bayi Yang Di
Berikan ASI Ekslusif Dengan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (PASI).
Debbiyatus, S., & Afiah, I. (2016). Tumbuh Kembang Bayi Usia 6 Bulan Yang
diberi ASI Ekslusif Dengan Non ASI Ekslusif. jurnal Oksitosin,
Kebidanan, 3(2), 64-70.
Endarwati. (2018). Hubungan Pemberian ASI Ekslusif Dengan Berat Badan Bayi
Usia 6 Bulan. IJMS. Indonesian J Med SCI.
Harjanto, A. (2016). Pengaruh riwayat Air susu ibu (ASI) Eklusif Terhadap
Pertumbuhan Berat Badan, Panjang Badan Dan Lingkar Lengan Atas Bayi
Berusia 6 Bulan Sampai 12 Bulan.
Harningtyas, S., & Sri, R. K. (2020). Kenaikan Berat Badan Bayi Usia 6 Bulan
Berdasarkan Pemberian ASI Ekslusif Dengan Pemberian Susu Formula.
jurnal MID-Z (midwefery zigot) jurnal ilmiah kebidanan, 3(2), 44-47.
40
Martin, R., & Smith. DG. (2017). Assocition Between Feeding And Growth. The
Boyd Orr Kohort Study.
Noermawati. (2016). perbedaan berat badan pada bayi yang mendapatkan ASI
ekslusif dengan ASI persial. jurnal Ners dan kebidanan Indonesia.