Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Terapan
Kebidanan
Oleh:
RISA LATUL QOMARI
NIM : 1904270
i
HALAMAN PERSETUJUAN PROPOSAL
NIM : 1904270
Hari :
Tanggal :
Untuk dipertahankan di hadapan tim penguji proposal program studi Sarjana Terapan
Pembimbing I Pembimbing II
M.Kep,Sp.Kom
ii
HALAMAN PENGESAHAN
NIM : 1904270
Telah dipertahankan di hadapan tim penguji Proposal Program Studi Sarjana Terapan
Hari :
Tanggal :
Tim Penguji :
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur patut kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
melakukan pijat bayi usia 3-6 bulan di poskeskel saung naga di Kabupaten Ogan
Komering Ulu”. Proposal Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
Penyelesaian Proposal Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Dr. Ns. Fery Agusman MM, M.Kep, Sp.Kom, sebagai Ketua Sekolah Tinggi
atas bimbingan dan motivasi yang diberikan dalam menyelesaikan proposal ini.
2. Lestari Puji Astuti, S.SiT., M.Kes, selaku Kaprodi Sarjana Terapan Kebidanan
waktu dan tenaga untuk membimbing dan mengarahkan sehingga penulis dapat
5. Rizky Puji Wulandari ,M.Keb selaku wali kelas yang selalu memberikan arahan,
iv
6. Kepala Puskesmas Tanjung Agung beserta jajarannya, yang memberikan izin
Kedungmundu.
8. Kedua orangtua tercinta dan keluarga yang selalu memberikan doa dan dukungan
secara materi maupun moral. Serta semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan
satu per satu yang telah banyak membantu dalam proposal ini.
9. Civitas Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Husada Semarang atas segala
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, untuk
itu penulis mengharapkan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iv
DAFTAR ISI................................................................................................... vi
DAFTAR TABLE........................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... x
DAFTAR BAGAN.......................................................................................... xii
GAMBAR LAMPIRAN................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar belakang............................................................................................ 1
B. Rumusan masalah....................................................................................... 7
C. Tujuan penelitian........................................................................................ 7
D. Manfaat penelitian...................................................................................... 8
E. Originalitas penelitian................................................................................. 9
BAB II TINJAUAN TEORI.......................................................................... 17
A. Tinjauan teori............................................................................................. 17
1. Pengertian neonatus............................................................................... 17
2. Ciri neonatus.......................................................................................... 17
3. Klasifikasi neonatus............................................................................... 17
vi
8. Pendidikan kesehatan.............................................................................. 24
B. Kerangka teori............................................................................................. 66
C. Variable penelitian...................................................................................... 67
D. Hipotesis penelitian..................................................................................... 68
vii
I. Etika penelitian....................................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 84
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
Gambar 2.21 Perah dan putar........................................................................... 52
xi
DAFTAR BAGAN
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bayi adalah individu yang mempunyai kebutuhan sendiri sehingga jumlah waktu
tidur, bangun, menangis akan bervariasi pada setiap bayi. Selama fase bayi,
pertumbuhan sel-sel syaraf belum sempurna sehingga diperlukan waktu tidur yang
lebih lama untuk perkembangan syaraf, sehingga untuk tubuh yang maksimal bayi
membutuhkan waktu yang cukup. 1 Masa tumbuh kembang bayi merupakan masa
keemasan sekaligus masa kritis perkembangan seseorang yaitu pada usia 0-12 bulan.
Dikatakan masa keemasan karena masa bayi berlangsung singkat dan tidak dapat
diulang kembali. Masa pertumbuhan, dikatakan pertumbuhan yaitu kecerdasan anak.
Dikatakan masa kritis karena pada masa ini bayi sangat peka terhadap lingkungan dan
membutuhkan asupan gizi dan stimulasi yang baik untuk pertumbuhan dan
perkembangannya. 1
Perkembangan bayi untuk menjadi bayi hebat, diawali dari bayi saat berada dalam
kandungan dan akan berlanjut setelah bayi itu lahir. Salahsatu syarat kunci
keberhasilan adalah pada saat bayi lahir dan pada awal kehidupannya. Untuk
mencapai keberhasilan tersebut adalah adanya stimulasi. Contoh stimulasi adalah
dengan memberikan pijat bayi 2
Pijat bayi merupakan pengungkapan rasa kasih sayang antara orang tua dengan anak
lewat sentuhan pada kulit. Sentuhan dan pelukan seorang ibu merupakan kebutuhan
dasar bayi. Sentuhan yang dihadirkan dalam pijatan-pijatan lembut untuk bayi
merupakan sebuah stimulus yang penting dalm tumbuh kembang anak. Pijat adalah
terapi sentuh tertua yang dikenal manusia. Salah satu mekanisme dasar pijat bayi
adalah aktivitas Nervus Vagus meningkatkan volume ASI yaitu penyerapan makanan
menjadi lebih baik karena peningkatan Aktivitas Nervus Vagus menyebabkan
1
bayi cepat lapar sehingga akan lebih sering menyusu pada ibunya. Seperti
diketahui, ASI akan semakin banyak diproduksi jika semakin banyak diminta. selain
itu, ibu yang memijat bayinya akan merasa lebih tenang dan hal ini berdampak positif
pada peningkatan volume ASI). 3
Pijat bayi perlu di lakukan karna Dampak positif nya dapat ditimbulkan dari pijat
bayi umumnya bayi yang mendapat pijatan secara teratur akan lebih rileks dan
tenang. Melalui sentuhan pemijatan terhadap jaringan otot, peredaran darah dapat
meningkat makin lancar, ataupun posisi otot dapat dipulihkan dan diperbaiki otomatis
dapat meningkatkan fungsi-fungsi organ tubuh dengan sebaik-baiknya Sedangkan
dampak negatif yang ditimbulkan bila pijat bayi dilakukan pemijatan dengan cara
yang salah dan tidak sesuai dengan ketentuan medis, efek sampingnya adalah
pembengkakan, terdapatnya lebam, adanya rasa sakit pada bayi sehingga bayi
menjadi rewel, pergeseran urat, cedera, bahkan bisa menyebabkan kematian pada
bayi. 2
Menurut World Health Organization (WHO) mencatat 5,9 juta (43 per 1000
kelahiran hidup) anak meninggal sebelum mencapai usia lima tahun dan sebanyak 2,7
juta bayi di antara nya meninggal selama 28 hari pertama kehidupan. Sekitar 6 juta
kematian anak dibawah usia lima tahun, kematian neonatal menjadi penyebab utama
yaitu sebesar 45% atau 19 kematian per kelahiran hidup.Jika dibandingkan dari tahun
1990, kematian neonatal pada tahun 2015 mengalami penurunan dari 5,1 juta menjadi
2,7 juta.4
Berdasarkan hasil survey demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
(2017) menunjukkan jumlah bayi di Indonesia mencapai 14.261.868 jiwa diantaranya
bayi mengalami berat badan Bawah Garis Merah (BGM) presentase 3,5%.5
Data Dinas Provinsi Kesehatan Sulawesi Tengah menunjukkan bahwa jumlah
bayi pada tahun (2017) mencapai 60.715 jiwa diantaranya mengalami berat badan
Bawah Garis Merah (BGM) presentase 4,7% (4).Berdasarkan data Dinas Kesehatan
Kota Palu (2017) dengan jumlah bayi yang terdata yaitu 7802 jiwa diantaranya
mengalami BGM dengan presentase 2,1% serta bervariasi pada beberapa Puskesmas
2
seperti Puskesmas Talise dengan jumlah bayi 382 jiwa diantaranya mengalami BGM
46 bayi; Puskesmas Sangurara dengan jumlah bayi 908 jiwa diantaranya mengalami
BGM 30 bayi; Puskesmas Tipo dengan jumlah bayi 178 jiwa diantaranya mengalami
BGM 21 bayi dan Puskesmas Kamonji dengan jumlah bayi 986 jiwa diantaranya
mengalami BGM 8 bayi.5
Berdasarkan studi pendahuluan di Poli KIA RSK St. Vincentius A. Paulo
Surabaya yang dilakukan pada 25 ibu yang mempunyai bayi didapatkan hasil bahwa
3 (12,00%) ibu memijat bayinya sendiri dan 22 (88,00%) ibu tidak pernah melakukan
pijat bayi dan memijatkan bayinya di dukun bayi bila bayinya sedang sakit saja. 3
Berdasarkan Penelitian Siska Delvia & Muhammad Hasan Azhari bahwa laporan
bulanan data kependudukan kelurahan 30 Ilir terdapat 16 RW dan 60 RT dengan
jumlah penduduk 26.644 orang dan jumlah kepala keluarga sebanyak 5.620 KK.
Berdasarkan hasil survey pendahuluan terhadap 10 ibu, rata-rata 88% bayi diberikan
terapi pemijatan oleh dukun pijat tradisional, dan pemijatan dilakukan ketika sakit
saja.3
WHO tahun 2018 menunjukkan bahwa masalah pertumbuhan tidak hanya gizi
buruk, tetapi juga kependekan dan gizi lebih. Prevalensi balita gizi buruk sebesar
7,3%, overweight sebesar 5,9% dan balita stunting (pendek) sebanyak 21,9% (WHO,
2019). Hasil penelitian para peneliti dunia untuk WHO menyebutkan bahwa secara
global, tercatat 52,9 juta anak-anak yang lebih muda dari 5 tahun, 54% anak laki-laki
memiliki gangguan perkembangan. Sekitar 95% dari anak-anak yang mengalami
gangguan perkembangan hidup di negara dengan pendapatan rendah dan menengah.
Secara nasional di Indonesia prevalensi status gizi balita terdiri dari 3,9% gizi buruk,
13,8% gizi kurang, 79,2% gizi baik, dan 3,1% gizi lebih. Prevalensi penyimpangan
perkembangan pada anak usia di bawah 5 tahun di Indonesia yang dilaporkan WHO
pada tahun 2016 adalah 7.512,6 per 100.000 populasi (7,51%).6
Menurut Kemenkes RI, Perkembangan motorik pada anak Indonesia tergolong
rendah, hasil penelitian Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi hasil survei Denver
Development Screaning Test (DDST) II didapat prevalensi gangguan gangguan
3
motorik halus dan kasar pada balita sebesar 25%,atau setiap 2 dari 1.000 balita
mengalami gangguan perkembangan motorik. Di negara negara maju seperti Amerika
anak mulai berjalan rata-rata pada umur 11-12 bulan dan anak-anak di Eropa antara
12-13 bulan, sedangkan di Indonesia rata-rata 14 bulan.7
Data Kemenkes didapatkan data 54% penyebab gangguan pertumbuhan dan
perkembangan bayi dan balita disebabkan oleh keadaan gizi anak yang buruk.
Dimana enam koma tujuh (6,7) juta balita (27,3% dari seluruh balita di Indonesia
menderita kurang gizi akibat pemberian ASI dan makanan pendamping ASI yang
salah. Satu koma lima (1,5) juta diantaranya menderita gizi buruk).Berdasarkan pada
resolusi WHA (World Health Assembly) bahwa untuk mencapai pertumbuhan,
perkembangan dan kesehatan yang optimal bayi harus diberi ASI eksklusif selama 6
bulan pertama, selanjutnya untuk kecukupan nutrisi bayi harus mulai diberikan
makanan pendamping ASI yang cukup dan aman dengan pemberian ASI tetap
dilanjutkan sampai usia dua tahun atau lebih.7
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menunjukkan bahwa
persentase anak yang mengalami gangguan perkembangan motorik kasar di Indonesia
sebesar 12,4% dan perkembangan motorik halus sebesar 9,8%. Walaupun angka ini
menurun dibandingkan hasil Riskesdas tahun 2010 gangguan perkembangan motorik
kasar di Indonesia sebesar 8,8% dan perkembangan motorik halus sebesar 6,2% akan
tetapi data tetapi menunjukkan bahwa anak yang mengalami gangguan perkembangan
motorik masih menjadi masalah kesehatan masyarakat utama.7
Berdasarkan penelitian Muawanah terhadap 45 bayi, didapatkan yang melakukan
pijat bayi dan memiliki status gizi baik sebanyak 19 bayi (42.2%), yang melakukan
pijat bayi dan memiliki status gizi kurang sebanyak 2 bayi (4.4%). Sedangkan yang
tidak melakukan pijat bayi dan memiliki status gizi baik sebanyak 4 bayi (8.8%),
status gizi kurang sebanyak 20 bayi (44.4%), dan terdapat hubungan antara pijat bayi
dengan status gizi bayi karena Pijat bayi adalah salah satu perawatan bayi yang
dilakukan secara turun temurun agar bayi selalu sehat, selain itu kebiasaan tersebut
juga dapat membantu mengatasi masalah gizi. Salah satu penyebab kurang gizi
4
adalah nutrisi yang tidak terpenuhi saat didalam kandungan, akan tetapi hal ini dapat
dikejar sebelum anak berusia 2 tahun supaya anak dapat tinggi dan besar salah
satunya dengan intervensi pijat bayi dan juga merupakan salah satu cara yang
menyenangkan untuk menghilangkan ketegangan dan perasaan gelisah terutama pada
bayi.8
Profil Dinas Ogan Komering Ulu kota Sumatra Selatan di laporkan data bayi usia
0-12 bulan tahun 2020 sebanyak 167.612 bayi. Data bayi usia 0-12 bulan tahun 2020
di Poskeskel Saung Naga sebanyak 520 bayi dari 6 desa di wilayah poskeskel saung
naga ogan komering ulu. Menurut Peneliti Siska Tahun 2019 Di Kabupaten Ogan
Komering Ulu didapatkan ibu yang mempunya bayi tahu akan tentang pijat bayi ini
bayi ini 10% ibu tahu akan tentang pijat bayi ini dan melakukan pijat bayi sendiri
sedangkan 90% ibu tidan tau tentang pijat bayi dan tidak pernah melakukan pijat bayi
dan memijat kedukun bayi bila bayi nya sedang sakit Berdasarkan Studi Pendahuluan
yang dilakukan pada tanggal 14 september 2020 pada 5 ibu yang memiliki bayi usia
3-6 bulan secara wawancara di Poskeskel Saung Naga/Desa Saung Naga, hasil nya 4
orang mengatakan tidak pernah melakukan pijat bayi karena takut, dan belum
mengetahui teknik pijat bayi dengan benar sedangkan 1 orang mengatakan bahwa
sudah mengetahui teknik pijat bayi yang benar.2
Faktor menyebabkan ibu kurang dalam pelaksanaan pijat bayi karena kurangnya
pengalaman tentang pijat bayi terutama manfaat dan teknik pijat bayi dan cara
memijat bayi yang benar sehingga dampaknya ibu tidak berminat untuk melakukan
pijat bayi dikarenakan banyak ibu yang belum mengetahui tentang pijat bayi yang
benar.8
Upaya agar masyarakat berminat untuk melakukan pijat bayi maka petugas
kesehatan perlu melakukan penyuluhan pijat bayi. Salah satu metode penyuluhan
adalah metode demonstrasi dikarenakan metode ini merupakan salah satu cara
pendekatan pada masyarakat yang baik dan efektif. Sasaran penyuluhan dipilih para
ibu dengan harapan akan meningkatkan pengalamannya tentang pijat bayi.
5
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang Pengaruh
pendidikan kesehatan pijat bayi terhadap keterampilan ibu melakukan pijat bayi usia
3-6 bulan di poskeskel saung naga di Kabupaten Ogan Komering Ulu.
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah yang di angkat
adalah “Pengaruh pendidikan kesehatan pijat bayi terhadap keterampilan ibu
melakukan pijat bayi usia 3-6 bulan di poskeskel saung naga di Kabupaten Ogan
Komering Ulu Tahun 2020?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Pengaruh pendidikan kesehatan pijat bayi
terhadap keterampilan ibu melakukan pijat bayi usia 3-6 bulan di poskeskel
saung naga di Kabupaten Ogan Komering Ulu.
2. Tujuan Khusus
1. Mendiskripsikan keterampilan ibu tentang pijat bayi sebelum dan
sesudah dilakukan pendidikan kesehatan tentang pijat bayi pada ibu
yang memilikibayi usia 3-6 bulan di Poskeskel Saung Naga di-
Kabupaten Ogan Komering Ulu.
2. Menganalisa pengaruh pendidikan kesehatan pijat bayi
terhadap keterampilan ibu melakukan pijat bayi usia 3-6 bulan di-
Poskeskel Saung Naga di Kabupaten Ogan Komering Ulu
D. Manfaat Penelitian
1 Manfaat Teoritis
Diharapkan dapat menambah ilmu pengertian serta pemikiran mengenai
pengaruh pijit bayi
2 Manfaat Praktis
1. Bagi Stikes Karya Husada
Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi bagi institusi pendidikan
kebidanan untuk mengetahui dan menambah pengetahuan mengenai pengaruh
pijit bayi terhadap ibu yang memiliki bayi.
7
2. Bagi Instansi Kesehatan/Puskesmas
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan untuk meningkatkan
pelayanan terhadap pijit bayi.
3 Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat di gunakan sebagai informasi awal dan sumber
pengetahuan serta dapat di gunakan sebagai bahan pembanding dan referensi
bagi penelitian selanjutnya.
4 Bagi masyarakat
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi mengenai pijat bayi
bagi ibu memiliki bayi.
8
E. Originalitas Penelitian
Tabel 1.1
Originalitas Penelitian
No Nama Tahun Judul Penelitian Desain Penelitian Hasil
1 Apriany 2019 Faktor-faktor yang Desain penelitian Berdasarkan hasil
Ramadhan berhubungan ini adalah survey penelitian maka
Batubara, dengan resiko analitik dengan dapat disimpulkan
Fitriani kematin bayi 0-28 pendekatan case sebagai berikut:
hari di Kabupaten control, Lokasi tidak ada
Biruen. penelitian ini hubungan yang
dilakukan di signifikan antara
Kabupaten Bireuen umur ibu, paritas,
dengan waktu jarak kehamilan
penelitian ilakukan dengan kematian
pada bulan mei s/d bayi 0- 28 hari di
juni 2019. Populasi Kabupaten
dalam penelitian Bireuen tahun
ini adalah seluruh 2019, dan umur
ibu yang bersalin ibu tidak berisiko
pada tahun 2018 terhadap kematian
baik bayi hidup bayi 0-28 hari
atau mati usia 0-28 sementara paritas
hari di Kabupaten dan jarak
Bireuen kehamilan
berdasarkan data berisiko masing-
sekunder dari masing 1 kali
Dinas Kesehatan terhadap kematian
9
Bireuen. Teknik bayi 0-28 hari.
pengambilan
sampel
menggunakan
teknik cluster
sampling sebanyak
30 kasus dan 30
kontrol. Data
dianalisis secara
univariat dan
bivariat dengan uji
chi-square
2 Siska Delvia, 2019 Efektifitas Penelitian ini Pendidikan
Muhammad Pendidikan menggunakan kesehatan sangat
melalui wawancara
menggunakan
kuesioner. Analisis
data dilakukan
10
dengan cara
univariat dan
bivariat
menggunakan uji t.
3 Yuyuk Eva 2019 Pengaruh Pijat Bayi Penelitian ini Berdasarkan hasil
Fitriyanti1, terhadap menggunakan analisa data dan
11
2019. Populasi bayi, sehingga dapat
dalam penelitian meningkatkan
12
bayi yang diberi
asupan ASI, orang
tua bayi bersedia
untuk
berpartisipasi, bayi
tidak dengan
kelainan bawaan,
bayi yang sedang
tidak dalam
keadaan sakit. Data
dikumpulkan
melalui
pengukuran
(penimbangan) dan
observasi yang
dilakukan oleh
peneliti.
Responden yang
memenuhi kriteria
peneliti akan
diambil sebagai
subjek penelitian
dan di masukkan
dalam kelompok
intervensi atau
kelompok
observasi, setiap
responden yang
13
termaksud
kelompok
intervensi akan
mengisi lembar
karakteristik
responden dan
dilakukan
penimbangan
kemudian
dilakukan pijat
bayi mengikuti
panduan SPO pijat
bayi yang
dilakukan oleh
bidan yang
memiliki sertifikat,
sebanyak 3 kali
dalam seminggu
selama 1 bulan dan
akan diobersevasi
penimbangan berat
badan setelah 1
bulan. Sedangkan
kelompok kontrol
dilakukan
penimbangan berat
badan awal dan
akhir setelah 1
14
bulan. Analisis
data menggunakan
uji statistik Chi-
Square (uji
nonparametrik)
untuk tabel 2×2
15
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Tinjauan Teori
1. Pengertian Neonatus
Neonatus adalah bayi yang baru lahir 28 hari pertama kehidupan (Neonatus
adalah usia bayi sejak lahir hingga akhir bulan pertama. Neonatus adalah bulan
pertama kelahiran. Neonatus normal memiliki berat 2.700 sampai 4.000 gram,
panjang 48-53 cm, lingkar kepala 33-35cm (Potter & Perry, 2009). Dari ketiga
pengertian di atas dapat disimpulkan neonatus adalah bayi yang lahir 28 hari
pertama.9
2. Ciri Neonatus
Memiliki ciri berat badan 2700-4000gram, panjang, panjang 48- 53 cm, lingkar
kepala 33-35cm. Neonatus memiliki frekuensi denyut jantung 120-160 x/menit,
pernapasan 40-60 x/menit, lanugo tidak terlihat dan rambut kepala tumbuh sempurna,
kuku agak panjang dan lemas, nilai APGAR >7, refleks-refleks sudah terbentuk
dengan baik.8
3. Klasifikasi Neonatus
Klasifikasi neonatus menurut Marni (2015)10 :
a. Neonatus menurut masa gestasinya
1. Kurang bulan (preterm infan) :294hari (42 minggu)
2. Cukup bulan (term infant) : 259- 294 hari (37-42 minggu)
3. Lebih bulan( postterm infant) :>294hari (42 minggu).
b. Neonatus menurut berat lahir :
1. Berat lahir rendah : : <2500 gram
16
2. Berat lahir cukup : 2500-4000 gram.
3. Berat lahir lebih : >4000 gram.
4. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan bayi
17
tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri anak terhambat.
Perkembangan awal merupakan masa kritis karena akan menentukan
perkembangan selanjutnya
18
6. Beberapa Gangguan Tumbuh Kembang Yang Sering Ditemukan
19
perkembangan yang ditemukan pada autisme mencakup bidang interaksi
sosial, komunikasi dan perilaku .
6. Retardasi Mental Merupakan suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensia
yang rendah (IQ < 70) yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk
belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang
dianggap normal.
7. Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) Merupakan
gangguan dimana anak mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian
yang seringkali disertai dengan hiperaktivitas.
Pada tahap ini, bayi akan kehilangan sekitar 10% berat badan pada hari kedua
setelah lahir. Namun hal ini merupakan hal yang normal. Dia akan mendapatkan berat
lahirnya kembali ketika memasuki minggu kedua. Setelah itu, berat bayi akan
bertambah 30 gram setiap harinya. Dalam 1 bulan panjang badan bayi juga akan
bertambah sekitar 3-4 cm dari panjang lahirnya. Selain itu, lingkar kepala juga akan
bertambah hingga 2,5 cm. Mata bayi pada tahap ini normal terlihat seperti belum
fokus dan kadang terlihat seperti juling 12.
Pada tahap ini, berat bayi akan bertambah sekitar 680-910 gram setiap bulannya.
Panjang badan akan bertambah sekitar 2,5 cm setiap bulannya. Lingkar kepala juga
akan bertambah sekitar 1,25 cm setiap bulan.
Pada usia ini, biasanya perkembangan bayi sudah bisa:
a. Mengangkat kepala dan dadanya ketika berada dalam posisi tengkurap.
b. Mata sudah mulai merespons dengan mengikuti gerakan benda dan cahaya
di sekitarnya.
20
c. Memainkan jari-jarinya dengan cara membuka dan menutup jari,
mampu menggapainya
21
atau disangga.
c. Sudah mampu belajar berdiri dengan cara berpegangan.
d. Sudah dapat berkata mama dengan jelas.
e. Dapat mengangkat sesuatu dengan ibu jari dan telunjuk.
seperti menolak hal-hal yang tidak disukainya atau mengatakan iya untuk
yang disukainya.
f. Sudah mampu mengemut makanan dalam mulut.
8. Pendidikan Kesehatan
a. Pengertian Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku secara terencana pada
diri individu, kelompok atau masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam
mencapai tujuan hidup sehat. Pendidikan kesehatan merupakan proses belajar
pada individu, kelompok atau masyarakat dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari
tidak mampu mengatasi masalah kesehatan sendiri menjadi mandiri. Sehingga
pendidikan kesehatan merupakan suatu usaha atau kegiatan untuk membantu
individu, kelompok dan masyarakat dalam meningkatkan kemampuan baik
22
pengetahuan, sikap maupun ketrampilan agar tercapai hidup sehat secara
optimal.12
23
c) Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat
2) Dimensi Tempat Pelaksanaannya.
a) Pendidikan kesehatan di sekolah, dilakukan di sekolah dengan sasaran murid
yang pelaksanaannya diintegrasikan dengan Upaya Kesehatan Sekolah (UKS).
b) Pendidikan kesehatan di pelayanan kesehatan, dilakukan di Pusat
Kesehatan Masyarakat, Balai Kesehatan, Rumah Sakit Umum maupun khusus
dengan sasaran pasien dan keluarga pasien.
c) Pendidikan kesehatan di tempat-tempat kerja dengan sasaran buruh
atau karyawan.
3) Tingkat Pelayanan Pendidikan Kesehatan
a) Promosi kesehatan (Health Promotion).
b) Perlindungan khusus (Specific Protection).
c) Diagnosa dini dan pengobatan segera (Early Diagnosis and Prompt Treatment).
d) Pembatasan cacat (Disability Limitation).
e) Rehabilitasi (Rehabilitation).
24
pengunjung berpartisipasi dalam diskusi, misalnya audiens disuruh
untuk merumuskan hasil pembahasan dalam diskusi.
5) Metode permainan peran Bermain peran adalah metode pembelajaran
sebagai bagian dari simulasi yang diarahkan untuk mengkreasikan peristiwa
sejarah, mengkreasi peristiwa-peristiwa aktual, atau kejadian-kejadian yang
mungkin muncul pada masa mendatang.
6) Metode simposium Simposium adalah metode mengajar dengan membahas
suatu persoalan dipandang dari berbagai sudut pandang berdasarkan
keahlian. Setelah para penyaji memberikan pandangannya tentang masalah
yang dibahas, maka simposium diakhiri dengan pembacaan kesimpulan.
7) Metode demonstrasi Metode Demonstrasi adalah metode penyajian
Pembelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta
didik tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau
hanya sekadar tiruan.
e. Media atau Alat Bantu Pembelajaran dalam Pendidikan Kesehatan Alat bantu
pembelajaran adalah alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan
bahan pengajaran dan biasanya dengan menggunakan alat peraga pengajaran. Alat
peraga pada dasarnya dapat membantu sasaran pendidik untuk menerima pelajaran
dengan menggunakan panca inderanya. Semakin banyak indera yang digunakan
dalam menerima pelajaran semakin baik penerimaan pelajaran. Macam-macam media
atau alat bantu tersebut adalah sebagai berikut:
1) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja atau media yang
hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.9
Macam-macam media atau alat bantu tersebut adalah sebagai berikut:
1). Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja atau
media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan
rekaman suara.
2) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja,
25
tidak mengandung unsur suara, seperti film slide, foto,
transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang
dicetak seperti media grafis.
3) Media audio visual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur
suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya
rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara. Kemampuan media
ini dianggap lebih baik dan lebih menarik.
4) Media atau alat bantu berdasarkan pembuatannya
a) Alat bantu elektronik yang rumit, contohnya: film, film
slide, transparansi. Jenis. media ini memerlukan alat proyeksi
khusus seperti film projector, slide projector, operhead
projector (OHP).
b) Alat bantu sederhana, contohnya: leaflet, model buku
bergambar, benda-benda nyata (sayuran, buah-buahan),
papan tulis, film chart, poster, boneka, phanthom, spanduk.
Ciri-ciri alat bantu sederhana adalah mudah dibuat,
mudah memperoleh bahan-bahan, ditulis atau digambar
dengan sederhana, memenuhi kebutuhan pengajar,
mudah dimengerti serta tidak menimbulkan salah persepsi.
2. Praktik (Practise)
Praktik mempunyai beberapa tingkatan yaitu:
a. Persepsi Mengenal dan memilih berbagai obyek sehubungan dengan tindakan yang
akan diambil.
b. Respon terpimpin Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan
sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat dua.
c. Mekanisme Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar
secara otomatis sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah
mencapai praktek tingkat tiga.
d. Adopsi Suatu praktik yang sudah berkembang dengan baik, artinya tindakan itu
26
sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi praktik seseorang adalah
1) Predisposisi (presdiposing factors): pendidikian, ekonomi, hubungan sosial,
2) Pendukung (enabling factors): lingkungan fisik, fasilitas kesehatan,
3) Penguat (reinforcing factors): petugas kesehatan, tokoh masyarakat.
setelah seseorang mengalami stimulus atau obyek kesehatan,
kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang
diketahui, proses selanjutnya diharapkan dapat melaksanakan atau
mempraktikkan apa yang diketahui dan disikapinya.
27
ASI ibu dan ini juga dapat membuat ibu semakin bersemangat merawat bayinya
sehingga ikatan batin menjadi kuat. Pijat bayi merupakan salah satu alternatif sebagai
upaya untuk mencapai tumbuh kembang anak yang optimal, karena pijat bayi bisa
dilakukan sendiri oleh orang tua kapan saja, di rumah, tidak butuh biaya. Berdasarkan
studi pendahuluan di Poli KIA RSK St. Vincentius A. Paulo Surabaya yang dilakukan
pada 25 ibu yang mempunyai bayi didapatkan hasil bahwa 3 (12,00%) ibu memijat
bayinya sendiri dan 22 (88,00%) ibu tidak pernah melakukan pijat bayi dan
memijatkan bayinya di dukun bayi bila bayinya sedang sakit saja.2
Fisiologi pijat bayi atau mekanisme pemijatan dasar memang belum banyak di
ketahui. Namun, saat ini para pakar sudah mempunyai beberapa teori yang
menerangkan mekanisme dasar pijat bayi, antara lain :
28
teori tentang mekanisme ini serta mulai menemukan jawabannya. Pijatan dapat
mengubah gelombang otak, pijat bayi akan membuat bayi tidur lebih lelap dan
meningkatkan kesiagaan (alertnes) atau konsentrasi. Hal ini disebabkan pijatan akan
mengubah gelombang otak. Pengubahan ini terjadi dengan cara menurunkan
gelombang alpha dan meningkatkan gelombang betha serta tetha, yang ada
dibuktikan dengan menggunakan EEG (electro encephalogram)10.
29
4. Meningkatkan produksi ASI
Pijat bayi menyebabkan bayi lebih rileks dan dapat beristirahat dengan
efektif. Bayi yang tidur dengan efektif ketika bangun akan membawa energi
cukup untuk berkatifitas. Dengan aktivitas yang optimal, bayi akan cepat lapar
sehingga nafsu makannya meningkat.
5. Membantu meringankan ketidaknyaman dalam pencernaan dan tekanan emosi
Pijat bayi berguna untuk meringankan ketidaknyamanan atau
ketidaklancaran dalam pencernaan, gangguan perut, tekanan emosi, dan
meningkatkan nafsu makan bayi. Tentunya, bila pijat bayi dilakukan dengan
baik dan benar.
6. Memacu perkembangan otak dan system saraf
Rangsangan yang diberikan pada kulit bayi akan memacu proses
penyempurnaan otak dan system saraf sehingga dapat meningkatkan
komunikasi otak ke tubuh bayi dan keaktifan neuron.
7. Meningkatkan gerak peristaltic untuk pencernaan
Pemijatan dapat meningkatkan gerak peristaltic yaitu semacam gelombang
dan kontraksi teratur saluran menuju lambung yang menggerakkan bahan
makanan agar dapat berproses dalam saluran pencernaan. Jadi, jelas sudah
bahwa pijat bayi membantu proses pencernaan.
8. Menstimulasi aktivitas nervus vagus untuk perbaikan pernapasan
aktivitas serat-serat nervus vagus berpengaruh pada paru-paru.
9. Memperkuat system kekebalan tubuh
Bagi para bayi yang sehat, penguatan system imunitas ini tentu saja akan
membuatnya lebih bertahan dalam berbagai keadaan ketika kuman siap
mengancam.
10. Mengajari bayi sejak dini tentang bagian tubuh
Memijat bayi harus disertai dengan komunikasi. Caranya dengan tersenyum
dan seolah berbicara. Seorang ibu juga dapat mengajarkan bayi tdengan cara
30
menggerak-gerakkan bagian tubuh yang dipegangnya menirukan gerakan
organ yang seharusnya.
11. Meningkatkan aliran oksigen dan nutrisi menuju sel
Pemijatan dapat memperlancar proses pengangkutan oksigen ke sel-sel
yang akan dituju. Pengangkutan oksigen ini penting agar sel-sel dapat
menjalankan fungsinya dengan normal
12. Meningkatkan kepercayaan diri ibu
Perlu diketahui bahwa tidak semua ibu ketika melahirkan bayi akan
langsung percaya diri untuk merawatnya.
13. Memudahkan orangtua mengenali bayinya
Pemijatan oleh ibu terhadap bayinya memungkinkan tangan ibu meraba dan
menyentuh seluruh tubuh bayi. Mata ibu pun akan melihat seluruh bagian
tubuh bayinya.
Efek samping dari kesalahan pemijatan diantaranya adalah pembengkakan,
terdapatnya lebam, adanya rasa sakit pada bayi sehingga bayi menjadi rewel,
pergeseran urat, cidera, bahkan bisa menyebabkan kematian pada bayi. Resiko
pijat bayi tersebut biasanya disebabkan oleh kelalaian praktisi pijat dalam
memijat, salah pijat, dan kurangnya pengetahuan pemijat.
Secara spesifik, penulis membagi manfaat pijat bayi kedalam 3 aspek besar,
yakni aspek kesehatan, psikologis, ikatan antara orang tua dan bayi), dan
pertumbuhan bayi berikut ini ulasan selengkapnya 2.
a) Aspek Kesehatan
1. Meningkatkan daya tahan tubuh Menurut penelitian para ahli di Fakultas
Kedokteran Universitas Miami yang dipimpin oleh Tiffany M. Field, Ph.D
menyatakan bahwa bayi yang dipijat selama 5 hari saja akan mampu
meningkatkan daya tahan tubuhnya sebesar 40% dibandingkan dengan bayibayi
yang tidak dipijat.
2. Merangsang Saraf Vagus Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Tiffany Field di Florida, menyatakan bahwa pijat bayi yang dilakukan secara
31
rutin bisa merangsang kerja saraf vagus. Saraf vagus berfungsi meningkatkan
daya peristaltik, yaitu gerakan kontraksi berirama diperut dan usus yang
menggerakkan makanan melewati saluran pencernaan sehingga akan
menstimulasi dan membantu kesehatan saluran pencernaan bayi.
3. Meningkatkan Produksi Asi Berdasarkan penelitian Chyntia Mersmann, ibu
yang memijat bayinya mampu memproduksi asi perah lebih banyak
dibandingkan dengan kelompok ibu yang tidak memijat bayinya. Pada saat
menyusui bayinya, mereka merasa kewalahan karena asi terus menerus
memetes dari payudara yang tidak disusukan.jadi, pijhat bayi dapat
meningkatkan jumlah asi sehingga periode waktu pemberian asi secara esklusif
dapat ditingkatkan khususnya oleh ibu-ibu karir.
4. Mengatasi sakit perut (Kolik) Untuk mengurangi kolik ini, para orang tua
dianjurka untuk memijat bayinya pada waktu kolic berlangsung dan pada waktu
menjelang tidur.Para peneliti juga menemuka bayi yang dipijat bermanfaat pada
interaksi dengan orang tuanya menjadi lebih positif, merasa gelisah berkurang,
dan dapat lebih teratur tidur/bangunnya.
5. Mengatasi Asma Pijat merupakan terapi umum untuk proses relaksasi sekarang
ini peneliti melakukan penelitian yang meninjau secara berlangsung efek yang
ditimbulkan dari dilakukannya pijat bayi kepada bayi maupun remaja. Hasilnya
menunjukkan bahwa tingkat kegelisahan dan depresi menurun dengan
dilakukannya pijat.Selain itu, manfaat lainnya adalah berkurangnya angka
serangan asma dan gangguan pada saluran pernapasan selain itu, kerja paru-
paru pun dipengaruhi aktivitas dan serat-serat nervus vagus.
6. Mengurangi komplikasi Komplikasi penyakit sangat mungkin terjadi pada
semua orang, salah satunya pada bayi-bayi yang terlahir dari ibu pecandu
kokain. Manfaat lain yang didapatkan dari pijat bayi adalah berkurangnya
komplikasi dan kenaikan berat badan yang lebih baik terjadi pada bayi-bayi
yang dipijat.
32
7. Meningkatkan kualitas tidur Setelah dipijat, bayi akan merasa nyaman. Dengan
begitu, bayi akan tidur lebih lama dan lebih nyenyak.
b) Aspek Psikologis
1. Sentuhan ibu membuat bayi merasa nyaman Kulit merupakan organ-organ
tubuh yang berfungsi sebagai reseptor terluas yang dimiliki manusia.Sensasi
sentuh / raba adalah indera yang aktif berfungsi sejak awal.Oleh karena itu,
sejak dalam kandungan, janin telah dapat merasakan bagian hangat cairan
ketuban.
2. Membina ikatan kasih-sayang orang tua anak (Bounding) Sentuhan dan
pandangan kasih orang tua kepada bayinya akan mengalirkan kekuatan jalinan
kasih diantara keduanya. semua ini akan menjadi penentu bagi anak untuk
secara potensial menjadi anak berbakti,berbudi pekerti, dan memiliki rasa
percaya diri yang bagus.
3. Orangtua yang masih remaja Orangtua yang masih remaja, umumnya tidak
atau belum siap untuk menjadi orang tua karena mereka sendiri belum cukup
dewasa. Pada kasus seperti ini pijat bayi yang akan meningkatkan
kepercayaan diri mereka, meningkatkan rasa penerimaan atas keadaannya
menjadi orang tua, dan meningkatkan harga diri mereka sebagai orang tua.
4. Menjalin kedekatan antara orang tua angkat dengan bayi Karena tidak pernah
mengandung bayi yang diangkat, orang tua angkat tidak merasakan kedekatan
dengan bayinya sebelum bayi ini dilahirkan. Pijat bayi akan membantu
menciptakan ikatan yang lebih kuat antara orang tua angkat dengan bayinya.
Mereka akan lebih cepat mengenal dan merasakan bahwa mereka saling
terikat dalam satu keluarga
5. Mengembangkan Komunikasi Sentuhan adalah bentuk komunikasi pertama
yang anda miliki dengan bayi.Sentuhan bayi berarti berbicara. Pijat bayi
menggabungkan aspek kedekatan yaitu kontak mata, saling tersenyum,dan
ekspresi wajah yang lain.Sentuhan adalah bentuk komunikasi pertama yang
33
anda miliki dengan bayi. Sentuhan bayi berarti berbicara. Pijat bayi
menggabungkan aspek kedekatan yaitu kontak mata, saling tersenyum,dan
espresi wajah yang lain.
6. Bedah Caesar Ibu yang melahirkan bayi dengan cara bedah caesar kurang
mendapat rangsangan seperti bayi yang dilahirkan normal. Dan ini dapat
menjadi penghambat kedekatan hubungan kasih sayang antara ibu dengan
bayinya.bayi yang lahir dengan cara ini umumnya sangat rentan karena
pengaruh obat-obatan yang diberikan pada ibu. Untuk beberapa waktu
mungkin, ibu dan bayi tidak akan bersama-sama dan artinya akan dibutuhkan
waktu yang cukup lama lagi untuk menjalin hubungan ibu dan bayi. Pijat bayi
dapat dijadikan mediator untuk menyatukan kedekatan antara orangtua dengan
bayinya, serta akan menolong mereka melepaskan perasaan-perasaan negatif
tersebut.
34
a. Pagi hari : pemijatan dapat dilakukan pagi sebelum mandi, sebab sisa
–sisa minyak pijat akan lebih mudah dibersihkan, selain itu pemijatan
pada pagi hari dapat memberikan nuansa ceria bagi bayi.
b. Malam hari : pemijatan pada malam hari sangatlah baik. Sebab setelah
pemijatan, biasanya bayi akan santai dan mengantuk, hal ini berguna
untuk membantu bayi tidur lebih nyenyak.
35
3. Popok untuk menutup bagian tubuh bayi setelah dipijat Menyiapkan
popok hendaknya tidak terlambat (setelah dipijat baru disiapkan
popok). Sebab, bayi harus menunggu waktu sehingga kedinginan.
4. Baju ganti untuk mengganti baju lama usai pemijatan
5. Minyak untuk memijat (baby oil, lotion dan minyak zaitun)Baby oil
biasanya terbuat dari minyak alami yang terkandung dalam biji-bijian
sehingga aman digunakan untuk memijat, jika menggunakan lotion,
pilih yangaman dan tidak mengandung bahan kimia berbahaya.
Minyak lainnya yaitu minyak zaitun yang sangat baik dalam
perawatan kulit, termasuk kulit bayi. Hal ini karena sifatnya yang
lembut dan melembabkan.
6. Air dan waslap (kain untuk mengelap/menyeka) Sediakan airhangat
beserta handuk kecil dan waslap untuk menyeka bayi dari bekas
minyak usai pemijatan
36
merasa nyaman. Tujuan pelumas ini adalah merawat kulit si kecil agtar
tetap lembut dan sehat tanpa terpengaruh oleh bekas gesekan pijat.
Jadi, gunakan minyak ketika memijat untuk menghindari luka akibat
gesekan yang dapat terjadi karena kontak dengan kulit. Minyak yang
cocok adalah minyak zaitun (olive oil), minyak dara (virgin coconut
oil), minyak telon (baby oil), minyak kelapa (minyak klentik), minyak
kelapa sawit, bias juga menggunakan losion. Hal ini karena sifatnya
yang lembut dan melembabkan. Jangan menggunakan minyak aroma
terapi karena terlalu keras untuk kulit bayi.
d. Air dan waslap Siapkan air hangat beserta handuk kecil dan washlap
untuk menyeka bayi dari bekas minyak usai pemijatan. Selain itu, ada
beberapa hal yang perlu ditambahkan selama pemijatan berlangsung
untuk menciptakan suasana pemijatan tenang dan nyaman, diantaranya
adalah:
e. Menyediakan waktu khusus yang tidak diganggu oleh hal lain
minimum 15 menit untuk melakukan keseluruh tahapan pemijatan
f. Duduklah dengan posisi nyaman dan tenang.
g. Minta ijin pada bayi sebelum melakukan pemijatan dengan cara
membelai wajah dan kepala bayi sambil mengajak bicara.
h. Pandang mata bayi selama pemijatan berlangsung.
i. Bernyanyilah atau putarkan lagu-lagu yang tenang atau lembut untuk
menciptakan suasana tenang selama pemijatan.
j. Awali pemijatan dengan sentuhan ringan, kemudian secara bertahap
tambahkan tekanan pada sentuhan tersebut, terutama bila anda sudah
yakin bahwa bayi mulai terbiasa dengan pijatan yang sedang
dilakukan.
k. Jika suatu saat bayi tampak merasa tidak nyaman segera hentikan
pemijatan. Dalam memijat kita harus membangun toleransi dengan
37
mulai beberapa gerakan, sedikit demi sedikit dengan durasi waktu
yang bertahap dari 2-3 menit hingga 5-10 menit.
l. Tanggaplah pada isyarat yang diberikan bayi. Bila bayi menangis
cobalah untuk menenangkannya sebelum melanjutkan pemijatan
38
5. Awalilah pemijatan dengan melakukan sentuhan berlangsung ringan, kemudian
secara bertahap tambahkanlah tekanan pada sentuhan yang dilakukan, khususnya
apabila anda sudah merasa yakin bahwa bayi mulai nyaman dengan pemijatan
yang sedah dilakukan.
6. Sebelum melakukan pemijatan, lumurkan lotion yang lembut sesering mungkin.
7. Sebaiknya pemijatan dimulai dari kaki bayi, umumnya bayi lebih menerima
apabila dipijat didaerah kaki. Dengan demikian, akan memeberi kesempatan pada
bayi untuk membiasakan dipijat sebelum bagian lain disentuh. Oleh karena itu,
urutan pemijatan dimulai dari bagian kaki, perut, dada,tangan,muka,dan diakhiri
pada bagian punggung.
8. Tanggaplah pada isyarat yang diberikan oleh bayi , seperti menangis. Cobalah
menenangkan bayi sebelum melakukan pemijatan lebih keras. Hentikan pemijatan
karena mungkin bayi mengharapkan untuk digendong,disusui, atau sudah sangat
ingin tidur.
9. Mandikan bayi segera setelah pemijatan berakhir agar bayi merasa lebih segar dan
bersih setelah terlumuri minyak baby. Namun, apabila pemijatan dilakukan pada
malam hari, bayi cukup diseka dengan aur hangat agar bersih dari minyak baby.
8. Hindari mata baby dari oil atau lotion
Tata Cara Memijat Bayi Untuk mendapatkan manfaat yang optimal, pemijatan
bayi tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Ada cara rambu-rambu yang mesti
diperhatikan.
1. Bayi Umur 0-1 Bulan Gerakan yang dilakukan lebih mendekati usapan-
usapan halus. Sebelum tali pusat bayi lepas, sebaiknya tidak dilakukan
pemijatan di daerah perut.
2. Bayi Umur 1-3 Bulan Gerakan memijat dilakukan dengan halus disertai
tekanan ringan dalam waktu yang lebih singkat.
3. Bayi Umur 3 Bulan-Anak Umur 3 Tahun Seluruh gerakan dilakukan dengan
tekanan dan waktu sekitar 15 menit.Lumurkan sesering mungkin minyak atau
baby oil atau lotion yang lembut sebelum dan selama pemijatan.Setelah itu,
39
lakukan gerakan pembukaan berupa sentuhan ringan di sepanjang sisi muka
bayi atau usaplah rambutnya. Gerakan pembuka ini untuk memberitahukan
bahwa waktu pemijatan akan segera dilakukan padanya
40
Gambar 2.2 Peras dan putar
c. Telapak kaki
Urutlah telapak kaki bayi dengan kedua ibu jari
secara bergantian, dimulai dengan tumit kaki menuju
jari – jari diseluruh telapak kaki.
41
punggung kaki pada daerah pangkal kaki kearah tumit.
f. Titik tekan
Tekan – tekanlah kedua ibu jari secara bersamaan
diseluruh permukaan telapak kaki dari arah tumit ke jari – jari.
42
h. Peras dan putar pergelangan kaki (ankle circles)
Buatlah gerakan seperti memeras dengan
mempergunakan ibu jari dan jari – jari lainnya
dipergelangan kaki bayi.
43
Gambar 2.10 Gerakan menggulung
k. Gerakan akhir
Setelah gerakan 1 sampai 10 dilakukan pada kaki kanan dan kiri
rapatkan kedua kaki bayi. Letakkan kedua tangan anda secara
bersamaan pada pantat dan pangkal paha. Usap kedua kaki bayi
dengan tekanan lembut dari paha kearah pergelangan kaki. Ini
merupakan gerakan akhir bagian kaki
44
Gambar 2.12 Mengayuh sepeda
c. Bulan Matahari
Buat lingkaran searah jarum jam dengan jari tangan kiri
mulai dari perut sebelah kanan bawah (daerah usus buntu)
keatas, kemudian kembali kearah kanan bawah (seolah
membentuk gambar matahari (M)) beberapa kali.
Gunakan tangan kanan untuk membuat gerakan setengah
lingkaran mulai dari bagian kanan bawah perut bayi
sampai bagian kiri perut bayi (seolah membentuk gambar
bulan (B)), lakukan kedua gerakan ini bersama – sama.
Tangan kiri selalu membuat bulatan penuh (matahari)
sedangkan tangan kanan akan membuat gerakan setengah
melingkar (bulan)
45
Gerakan 2.14 Bulan Matahari
d. Gerakan I – Love – U
Pijatlah perut bayi mulai dari bagian kiri atas ke bawah
dengan menggunakan jari – jari tangan kanan membentuk
huruf “I”. Love, Pijatlah perut bayi membentuk huruf “L”
terbalik, mulai dari kanan atas ke kiri atas, kemudian dari
kiri atas ke kiri bawah.You, Pijatlah perut bayi membentuk
huruf “U” terbalik, mulai dari kanan bawah (daerah usus
buntu) keatas, kemudian ke kiri, kebawah dan berakhir
diperut kiri bawah.
46
Letakkan ujung jari – jari satu tangan pada perut bayi bagian kanan.
Gerakan jari – jari anda pada perut bayi dari bagian kanan ke bagian kiri
guna mengeluarkan gelembung – gelembung udara
3. Dada
a. Jantung besar
Buatlah gerakan yang menggambarkan jantung dengan
meletakkan ujung – ujung jari kedua telapak tangan anda
ditengah dada bayi atau di ulu hati. Buat gerakan ke atas
sampai di bawah leher, kemudian di samping diatas tulang
selangka, lalu ke bawah membentuk jantung dan kembali ke
ulu hati.
47
dimulai dengan tangan kanan membuat gerakan memijat
menyilang dari tengah dada atau ulu hati ke arah bahu kanan
dan kembali ke ulu hati. Gerakan tangan kiri ke bahu kiri
dan kembali ke ulu hati.
48
tangan kiri memegang pergelangan tangan bayi.
Gerakan tangan kanan mulai dari bagian pundak ke arah
pergelangan tangan, kemudian gerakkan tangan kri dari
pundak ke arah pergelangan tangan.
Demikian seterusnya, gerakan tangan kanan dan kiri ke
bawah secara bergantian dan berulang – ulang seolah
memerah susu sapi
d. Membuka tangan
49
Gambar 2.22 Membuka tangan
f. Punggung tangan
Letakkan tangan bayi diantara kedua tangan. Usap
punggung tangannya dari pergelangan tangan ke arah
jari – jari dengan lembut.
50
Gambar 2.24 Punggung tangan
51
i. Gerakan menggulung
Peganglah lengan bagian atas atau bahu dengan
kedua telapak tangan. Bentuklah gerakan menggulung
dari pangkal lengan menuju kearah pergelangan tangan
atau jari – jari.
5. Muka
a. Dahi: menyetrika dahi (open book)
Letakkan jari – jari kedua tangan pada pertengahan
dahi. Tekankan jari – jari dengan lembut mulai dari
tengah dahi keluar ke samping kanan dan kiri seolah
menyetrika dahi atau membuka lembaran buku.
Gerakan kebawah ke daerah pelipis, buatlah
lingkaran – lingkaran kecil didaerah pelipis, kemudian
gerakkan kedalam melalui daerah pipi dibawah mata.
52
mata. Gunakan kedua ibu jari untuk memijat secara
lembut pada alis mata dan diatas kelopak mata,
mulai dari tengah kesamping seolah menyetrika alis.
c. Hidung: senyum I
Letakkan kedua ibu jari pada pertengahan alis.
Tekankan ibu jari dari pertengahan kedua alis turun
melalui tepi hidung kearah pipi dengan membuat
gerakan kesamping dan ke atas seolah membuat bayi
tersenyum.
53
Gerakan 2.31 Senyum II
54
Gerakan 2.33 Lingkaran kecil dirahang
g. Belakang telinga
6. Punggung
a. Gerakan maju mundur (kursi goyang)
Tengkurapkan bayi melintang didepan dengan
kepala disebelah kiri dan kaki disebelah kanan. Pijatlah
sepanjang punggung bayi dengan gerkan maju mundur
menggunakan kedua telapak tangan, dari bawah leher
55
sampai kepantat bayi, lalu kembali lagi ke leher.
b. Gerakan menyetrika
Pegang pantat bayi dengan tangan kanan. Dengan
tangan kiri, pijatlah mulai dari leher kebawah sampai
bertemu dengan tangan kanan yang menahan pantat
bayi seoalh menyetrika punggung.
56
Gerakan 2.37 Gerakan menyetrika dan mengangkat kaki
d. Gerakan melingkar
Dengan jari – jari kedua tangan, buatlah gerakan –
gerakan melingkar kecil – kecil mulai dari batas
temgkuk turun kebawah disebelah kanan dan kiri
tulang punggung sampai pantat. Mulai dengan
lingkaran – lingkaran kecil didaerah leher, kemudian
lingkaran yang lebih besar didaerah pantat.
e. Gerakan menggaruk
Tekankan dengan lembut kelima jari – jari tangan
kanan anda pada punggung bayi. Buat gerakan
menggaruk kebawah memanjang sampai kepantat bayi.
57
Gerakan 2.39 Gerakan menggaruk
7. Gerakan relaksasi
Teknik sentuhan relaksasi mudah dan sederhana.
Dapat dikerjakan bersama – sama pijat bayi atau terpisar
dari pijat bayi. Sentuhan relaksasi ini dapat dipakai untuk
memulai gerakan pada setiap bagian badan bayi.
Membuat goyangan – goyangan ringan, tepukan –
tepukan halus, dan melambung – lambungkan secara
lembut adalah contoh gerakan relaksasi. Sentuhan
relaksasi ini dapat dipakai untuk memulai gerakan pada
setiap bagian badan bayi
58
b. Membentuk diagonal tangan – kaki
Pertemuan ujung kaki dan ujung tangan kiri bayi
keatas tubuh bayi sehingga membentuk garis diagonal.
Selanjutnya, tarik kembali kaki kanan dengan tangan
kiri bayi ke posisi semula. Pertemukan ujung kaki kiri
dengan ujung tangan kanan diatas tubuh bayi.
Selanjutnya, tarik kembali tangan dan kaki bayi ke
posisi semula. Gerakan membentuk diagonal ini dapat
diulang sebanyak 4 – 5 kali.
c. Menyilangkan kaki
Pegang pergelangan kaki kanan dan kaki kiri bayi,
lalu silangkan ke atas. Buatlah silangan sehingga mata
kaki kanan luar bertemu mata kaki kiri dalam. Setelah
itu kembalikan posisi kaki pada posisi semula. Pegang
kedua pergelangan kaki bayi dan silangkan kedua
kakinya keatas sehingga mata kaki kanan dalam
bertemu dengan mata kaki luar. Setelah itu,
kembalikan pada posisi semula. Gerakan ini dapat-
diulang sebanyak 4 – 5 kali
17. Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Tidak Memijat Bayinya
Faktor yang mempengaruhi ibu tidak memijatkan bayinay antara lain 13:
1. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan dominan dari perilaku.
Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang maka
perilaku akan lebih bersifat langgeng. Dengan kata lain
ibu yang tahu dan paham tentang pijat bayi maka ibu akan
berperilaku sesuai dengan apa yang ia ketahui. Ibu yang
kurang pengetahuan akan mencari tahu manfaat serta
59
dampak negatif yang ditimbulkan dari pijat bayi.
2. Paritas
Disini keinginan ibu untuk tidak memijatkan
bayinya bisa ditinjau dari anak sebelumnya yang sudah
pernah melaksanakan pijat bayi jika pada anak
sebelumnya mengalami hal yang negatif maka ibu tidak
akan pernah melaksanakan pemijatan bayi pada anak
selanjutnya.
3. Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh
seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju
kearah suatu sila – sila tertentu. Makin tinggi tingkat
pendidikan seseorang maka makin mudah dalam
memperoleh menerima informasi sehingga kemampuan
ibu dalam berfikir lebih rasional. Ibu yang mempunyai
pendidikan tinggi akan lebih berfikir rasional bahwa untuk
tidak memijatkan bayinya.
4. Pekerjaan
Pekerjaan adalah simbol status seseorang
dimasyarakat. Pekerjaan jembatan untuk memperoleh
uang dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup dan untuk
mendapatkan tempat pelayanan kesehatan yang
diinginkan. Banyak anggapan bahwa status pekerjaan
seseorang yang tinggi, ibu yang memeliki pekerjaan yang
aktif tidak secara umum untuk mempunyai waktu untuk
memijatkan bayinya.
5. Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi keluarga yang tinggi mendorong
60
ibu untuk tidak memijatkan bayinya ibu lebih memilih
rumah sakit atau tempat kesehatan dan pada memijatkan
bayinya jika terjadi sesuatu pada bayinya. Ibu yang
memiliki ekonomi rendah cenderung berfikir hemat jadi
mereka hanya memijatkan bayinya saat rewel saja.
6. Latar Belakang Budaya
Kultur universal adalah unsur – unsur kebudayaan
yang bersifat universal, ada didalam semua kebudayaan
didunia seperti pengetahuan bahasa, cara pergaulan sosial,
adat – istiadat, kebudayaan telah menanamkan garis
pengaruh sikap terhadap berbagai masalah. Kebudayaan
telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena
kebudayaan tersebut memberikan corak pengalaman
individu – individu yang menjadi anggota kelompok
masyarakat asuhannya. Hanya kepercayaan individu yang
telah mapan dan kuatlah yang dapat menyadarkan
dominasi kebudayaan dalam pembentukan sikap
individual. Latar belakang budaya yang mempengaruhi
ibu untuk tidak memijatnya beranggapan bahwa semakin
banyak jumlah anak maka makin banyak rejeki Pijat bayi
merupakan cara yang sudah kuno, sehingga ibu lebih
sering membawa anaknya ke dokter jika anaknya
mengalami sakit.
61
B . Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka Konsep dalam penelitian ini adalah:
1. Kerangka Teori
Faktor-faktor yang
mempengaruhi praktik :
Keterangan :
2. Kerangka Konsep
C. Variabel Penelitian
63
Variabel adalah suatu atribut,sifat atau nilai dari orang,obyek atau kegiatan
yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
ditarik kesimpulannya variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
variabel efek,hasil, outcome atau event Variable dalam penelitian ini adalah
keterampilan ibu dalam melakukan pijat bayi.
D . Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut: Ada pengaruh terhadap.
Pengaruh pendidikan kesehatan pijat bayi terhadap keterampilan ibu melakukan
pijat bayi usia 3-6 bulan di poskeskel saung naga di Kabupaten Ogan Komering
Ulu.
64
BAB III
METODE PENELITIAN
65
penelitian ini dilakukan observasi sebanyak 2 kali yaitu sebelum diberikan
perlakuan dan sesudah diberikan perlakuan. Desain penelitian one – group pre
test- post test design dapat digambarkan sebagai berikut 13
Q1 X Q2
Keterangan :
X : Pemberian pendidikan kesehatan menggunakan video mengenai pijat bayi
Q1:Pengukuran keterampilan ibu mengenai pijat bayi sebelum perlakuan
diberikan.pengetahuan.
Q2 : Pengukuran keterampilan ibu mengenai pijat bayi sesudah perlakukan
diberikan
C. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara
operasional berdasarkan krakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan
peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap
suatu objek atau fenomena 16.
Tabel 3.1 Definisi Operasional
66
Definisi Hasil Skala
No Variable Alat Ukur
Operasional Ukur Ukur
1 Variabel Pemberian Lembaran - -
independen informasi kepada observasi/Cheklist
Pendidikan ibu tentang pijat pijat bayi
kesehatan bayi meliputi
pengertian, waktu
yang tepat,
manfaat, syarat
melakukan pijat
bayi , mekanisme,
dan gerakan pijat
bayi dengan
media video yang
dikirim melalui
WA personal.
2 Keterampian
ibu Kemapuan ibu
dalam melakukan
pijat bayi sesuai
dengan SOP yang
sudah
disampaikan
melalui video
4..Teknik Sampling
67
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive random
sampling. Sampel penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki bayi usia 3-
6 bulan. Sampel penelitian hanya satu kelompok
E. Instrument penelitian
sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan pada ibu yang memiliki
2. Uji expert
Uji expert dilakukan dengan dosen expert pada bayi dan balita yang
memiliki keilmuan tentang pijat bayi.
68
a. Data Primer
Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari subjek / objek
penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi. Data primer
didapat melalui hasil wawancara, diskusi kelompok terfokus dengan
kelaurga pasien, observasi, lembar observasi dan pemeriksaan fisik
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek
penelitian. Data sekunder didapat melalui data yang terdapat dibuku
rekam medis dan buku register Bayi
2. Teknik Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data yang dilakukan dalam peneliian ini adalah
sebagi berikut :
a. Tahap Persiapan :
1) Peneliti Mengajuan perijinan kepada penelitian dari intitusi
pendidikan Stikes Karya Husada untuk melakukan penelitian di
Poskeskel Saung Naga di Kabupaten Ogan Komering Ulu.
2) Peneliti mengajukan surat pemohonan izin penelitian kepada Kepala
Puskesmas Tanjung agung dan Kepala Poskeskel Saung Naga untuk
melakukan penelitian di Poskeskel Saung Naga.
3) Peneliti memperoleh surat ijin penelitian dari Puskesmas Tanjung
Agung dan Poskeskel Saung Naga.
b. Tahap pelaksanaan
1) Mendata ibu bayi yang berusia 3-6 bulan sesuai kriteria inklusi dan
eksklusi di Poskeskel Saung Naga untuk dijadikan sebagai responden
penelitian.
2) Peneliti mengambil kontak telepon atau kontak whats-app calon
responden guna melakukan kontrak waktu dengan calon responden.
69
3) Melakukan komunikasi melalui whatsap personal chat dengan
responden.
4) Peneliti memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan penelitian serta
manfaat penelitian kepada calon responden.
5) Peneliti meminta persetujuan pada ibu yang bersedia menjadi
responden dengan menandatangani informed consent sebagai media
persetujuan akan dilakukan tindakan pijat bayi
6) Peneliti memberikan instrumen penelitian berupa lembar
penilaian/observasi dan hanya digunakan peneliti untuk menilai
keterampilan.
7) Peneliti melakukan pre-test dengan menilai keterampilan ibu
dalam melakukan pijat bayi menggunakan lembar penilaian/
observasi sebelum diberikan pendidikanesehatan.
8) Peneliti memberikan pendidikan kesehatan melalui video
dengan media whatsapp personal chat. Pemberian pendidikan
c. Tahap evaluasi
1) Mengumpulkan lembar kuesioner yang sudah diisi oleh responden,
kemudian dilakukan pengoreksian kelengkapan setelah dilakukan pre
test maupun pos test.
2) Melakukan pengelolaan dan analisis data menggunakan program
komputer.
70
3) Penulisan laporan penelitian.
G. Analisis Data
1. Analisis Univariat
Menurut Arikunto (2010) dalam melakukan analisis,
a. Analisa Univariat
71
menggunakan skala Guttman : Pernyataan
Negatif
Benar = 1 Benar = 0
Salah = 0 Salah = 1
Rumus : P= × 100 %
Keterangan :
P : Presentase
f : Jumlah
Jawaban yang
Benar N :
Jumlah Skor
Maksimal
Pernyataan positif
Pernyataan negatif
Sangat setuju :4
Sangat setuju 1
72
Setuju :3 Setuju 2
Dimana :
S : Devisiasi
standart skor
kelompok Untuk
mencari s digunakan
rumus :
()
SD = √∑
Skor mean T =
2.Analisa Bivariat
73
Cara analisis data yang digunakan adalah bivariat
keterampilan ibu
keterampilan ibu.
H. Pengolahan Data
1. Pengolahan data
Pengolahan data merupakan suatu proses untuk memperoleh data atau data
ringkasan berdasarkan suatu kelompok data mentah dengan menggunakan rumus
tertentu , dan menggunkan komputer dilakukan melalui suatu proses dengan
tahapan sebagai berikut :
74
2. Editing
Editing adalah meneliti kembali apakah isian dalam lembar kuesioner dan
observasi sudah lengkap dan diisi. Peneliti memeriksa kembali dan
menyunting semua data yang di peroleh melalui kuisioner sehingga
kelengkapan dan kesinambungan data dapat di pastikan.
3. Scoring
Setelah pemberian angka selesai kemudian dilakukan scoring sesuai dengan
kriteria yang dibuat peneliti dengan memberikan nilai pada hasil jawaban
kuesioner yang telah diisi oleh responden. Proses pemberian nilai dengan
membuat klasifikasi dan kategori atas jawaban terhadap keterampilan ibu
dalam melakukan pijat bayi
a. Benar :1
b. Salah :0
4. Tabulating
Tabulating adalah langkah memasukkan data-data hasil penelitian kedalam
tabel-tabel sesuai kriteria yang telah ditentukan.
5. Entry Data
Entry data adalah proses memasukkan data kedalam kategori tertentu untuk
dilakukan analisis data.
75
Keterangan:
P : persentase
checklist 0 – 17.
I. Etika Penelitian
Etika Penelitian adalah ilmu atau pengetahuan tentang apa yang
dilakukan orang atau pengetahuan tentang adat kebiasan orang. Masalah etika
penelitian yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut 16 :
1. Informed Consent
Informed Consent diberikan sebelum melakukan penelitian. Informed
consent berupa lembar persetujuan untuk menjadi respondent. Pemberian
informed consent bertujuan agar subjek mengerti maksud dan tujuan
penelitian dan mengetahui dampaknya.
2. Confidentiality ( kerahasiaan )
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasian hasil penelitian, baik informasi maupun masalah - masalah
lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin
kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan
dilaporkan pada hasil riset.
76
3. Veracity
Penelitian yang dilakukan hendaknya, dijelaskan secara jujur tentang
manfaatnya, dan apa yang didapat jika respondent dilibatkan dalam
penelitian . penjelasan harus disampaikan karena mereka mempunyai hak
untuk mengetahui segala informasi.
4. Nonmaleficence
Penelitian yang dilakukan hendaknya tidak mengandung unsure bahaya
atau merugikan respondent.
DAFTAR PUSTAKA
1. Clara, Bunga dan Suprihatin. 2020. Pijat Bayi dapat Menstimulus Peningkatan
Berat Badan pada Bayi, Jurnal Ilmiah Kebidanan Indonesia Vol.10. No. 2.
3. Ramini, Novy. 2010. Pijat Bayi Meningkatkan Berat Badan Bayi Usia 0-6 Bulan,
Jurnal Kesehatan Prima Vol. 13 No. 2.
5. Sumiaty, Yayuk dan Gusman. 2019. Pengaruh Pijat Bayi terhadap Peningkatan
Berat Badan. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Vol. 2 No. 2.
77
6. Oktobriariani, Rona Riasma. 2010. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Pijat Bayi Di
Polides Harapan Suko Harjo. Skripsi.
8. Saputri, Nurwinda. 2019. Pentingnya Manfaat Pijat Bayi Usia 0-12 Bulan. Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol. 3 No. 1.
10. Puspita, Dian. 2017. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Pijat Bayi Di Puskesmas
Sekarjaya, Jurnal Kebidanan Vol. 1 No. 2.
11. Nur, Hapsari dan Rotman. 2019. Gambaran Tumbuh Kembang Anak pada Periode
Emas Usia 0-24 Bulan di Posyandu Wilayah Kecamatan Jatinangor. Jurnal
Fakultas Kedokteran Vol. 4 No.1.
12. Sapitri, Wulan. 2017. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Pijat Bayi Di Puskesmas
Pajang. Skripsi.
13. Aismawati. 2017. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Minat Ibu Dalam Pelaksanaan
Pijat Bayi. Skripsi.
14. Ayun, Thuhlil Kurota. 2018. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Minat Ibu Dalam
Pelaksanaan Pijat Bayi Pengaruh Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi
Terhadap Perilaku Ibu Dalam Melakukan Pijat Bayi Secara Mandiri Di Desa
Ceweng Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang. Skripsi.
15. Khairani, Riri. 2017. Hubungan Pengetahuan Sikap Ibu Terhadap Terapi Pijat
Bayi Di Klinik Bersalin Nurhalma Hasibuan Pasar 10 Tembung. Skripsi.
16. Latif, Hardiyanti. 2016. Hubungan Pijat Bayi Terhadap Kenaikan Berat
Badan Pada Bayi Berat Lahir Rendah Di RSKIA Ummi
Khasannah Yogyajarta. Skripsi.
78
Lampiran 1
79
Lampiran 2
80
Lampiran 3
81
Lampiran 4
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth.
Sdri......
Di Tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Risa Latul Qomari
Nim : 1904270
82
di Kabupaten Ogan Komering Ulu”. Penelitian ini merupakan syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Terapan Kebidanan di Kampus Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Karya Husada Semarang. Untuk itu, penulis mengharapkan bantuan
saudari untuk menandatangani lembar persetujuan yang telah dibuat. Atas perhatian
dan kesediaan saudari menjadi responden penulis mengucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Lampiran 5
LEMBARAN PERSETUJUAN RESPONDEN
(INFORMED CONSENT)
83
keterampilan ibu melakukan pijat bayi usia 3-6 bulan di poskeskel saung naga
di Kabupaten Ogan Komering Ulu
Bedasarkan penjelasan yang telah di berikan penelitian, saya menyadari
bahwa data yang di hasilkan merupakan rahasia dan hanya digunakan untuk
pengembangan ilmu. Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak menimbulkan resiko
dan bahaya bagi saya. Oleh karna itu saya bersedia menjadi responden dalam
penelitian ini secara sadar dan sukarela serta tidak ada unsur paksaan dari siapapun
Semarang 2020
Peneliti Responden
Lampiran 6
A. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PIJAT BAYI
84
pertumbuhan dan perkembangan yang baik sesuai usianya.
Dalam pijat bayi tidak dianjurkan untuk melakukan hal-hal berikut :
1. Memijat bayi dan anak langsung setelah selesai makan
KEBIJAKAN 2. Membangunkan bayi dan anak hanya untuk dipijat
3. Memijat bayi dan anak saat mereka tidak mau dipijat
4. Memaksakan posisi pijat tertentu pada bayi dan anak
PETUGAS Bidan
1. Alas yang empuk dan lembut
2. Handuk atau lap, popok dan baju ganti
3. Minyak untuk memijat
PERALATAN 4. Air dan washlap
5. Makanan & minuman secukupnya
6. ASI
7. Air hangat
1. SIKAP
a. Menyambut klien dengan sopan dan ramah (Memberi salam
dengan memandang klien)
b. Memperkenalkan diri kepada klien (Memperkenalkan diri
sebagai bidan dengan menyebut nama sambil berjabat
tangan/memberikan sentuhan kepada klien dengan ramah)
c. Menjelaskan tujuan pijat bayi
d. Percaya diri (Terlihat tenang dan melakukan dengan percaya
diri)
2. PERSIAPAN
PROSEDUR a. Cuci tangan
PELAKSANAAN b. Melepas semua pakaian bayi
c. Menyelimuti dengan handuk dan hanya membuka bagian tubuh
yang akan dipijat
d. Menghangatkan tangan (menggosok-gosokkan tangan dekat
dengan telinga bayi)
e. Meminta ijin kepada bayi (dilakukan dengan mengajak bayi
berkomunikasi sambil membelai wajah dan kepala bayi)
3. ISI
a. Kaki
1) Relaxation touch : usapan dan goyangan halus disertai dengan
kata-kata lembut “Rilekskan kakimu sayang”
85
2) Memerah susu india : pegang pergelangan kaki di bagian atas
mulai dari paha sampai pergelangan kaki secara bergantian
3) Memutar
dan
4) Telapak kaki
bergantian
dari arah
tumit ke
perbatasan
86
jari kaki
5) Tekan
titik
telapak
kaki :
tekan
telapak kaki dengan kedua ibu jari mulai dari bawah, tengah,
atas, tengah dan kembali ke bawah
6) Memilin
ibu jari dan
jari telunjuk
pada setiap
ujung jari
mulai dari
ibu jari
7) Peregangan
ibu jari,
sedangkan
telunjuk
menekan
bagian bawah jari, lalu pindahkan telunjuk ke bagian tengah
telapak kaki selama 5 detik
87
8) Punggung
punggung
kaki dimulai
dari jari kaki
ke
pergelangan kaki
10) Memerah
susu
swedia :
seperti
memerah
susu india,
tetapi dilakukan dari pergelangan kaki bawah menuju pangkal
paha secara bergantian
88
11) Gerakan
12) Gerakan
akhir
untuk
bagian
kaki :
usap
kedua kaki dengan tekanan lembut dari paha ke arah
pergelangan kaki
b. Perut
1) Relaxation touch : sentuhan lembut dan halus di perut bayi “
89
Usap perutnya ya sayang”
3) Mengusap
tangan,
90
4) Ibu jari
ke
samping
:
letakkan kedua ibu jari di samping kanan kiri pusar perut dan
gerakkan ke arah samping kiri dan kanan
6) I LOVE U
91
”I”, pijatlah perut bayi mulai dari bagian kiri atas ke
bawah dengan menggunakan jari-jari tangan kanan
membentuk huruf ”I”
”LOVE”, pijatlah perut bayi membentuk huruf ”L”
terbalik, mulai dari kanan atas ke kiri atas, kemudian dari
kiri atas ke kiri bawah
”YOU”, pijatlah perut bayi membentuk huruf ”U”
terbalik, mulai dari kanan bawah (daerah usus buntu) ke
atas, kemudian ke kiri, ke bawah, & berakhir di perut kiri
bawah.
7)
92
c. Dada/Cheast
1) Relaxation touch : sentuhan lembut dan halus di dada bayi
“Bunda sayang kamu”
2) Gerakan
love :
letakkan
ujung
jari
kedua
93
tangan di tengah dada, lalu gerakkan ke atas bahu lalu ke
samping hingga ke bawah membentuk LOVE dan kembali lagi
ke ulu hati
3) G
er
akan kupu-kupu : gerakan menyilang dimulai dengan tangan
kanan membuat gerakan memijat, menyilang dari tengah dada
ke arah bahu kiri dan kembali ke tengah dada
2) Pijat ketiak
bawah.
Jika
94
terdapat pembengkakan kelenjar daerah ketiak sebaiknya tidak
dilakukan
3) Memeras
pangkal
tangan
sampai
ke
ujung
tangan secara bergantian
4) Memutar
kedua
tangan
mulai
dari
pangkal
tangan sampai ujung tangan
5) Jari-jari
jari dan
jari
telunjuk pada setiap ujung jari mulai dari ibu jari
95
6) Punggung
ibu jari
secara
96
8) Memeras
susu
swedia :
seperti
memerah susu india, tetapi dilakukan dari pergelangan tangan
bawah menuju pangkal tangan atas secara bergantian
e. Punggung/Back
97
1) Relaxation touch : sentuhan lembut dan halus di punggung bayi
“Usap punggung kamu ya sayang”
3) Usapan
punggung
: tahan
bokong
dengan
tangan
kiri lalu
tangan
kanan
mengusap
dari leher
sampai
bokong
4) Usapan
punggung
kaki
98
diangkat : tangan kiri memegang bayi dan tangan kanan
mengusap dari punggung sampai tumit bayi
5) Gerakan
dari
batas
6) Gerakan
arah
bawah
sampai
pantat
bayi
99
wajah kamu ya sayang”
2) Dahi :
lalu
tekan
dengan
lembut
mulai
dari
tengah
dahi
keluar
3) Alis : letakkan kedua ibu jari diantara kedua alis, pijat bagian
alis mulai dari tengah ke samping searah dengan bulu rambut
alis
4) Hidung
:
letakkan kedua ibu jari pada pertengahan alis lalu turun ke tepi
100
hidung ke arah pipi dengan membuat gerakan ke samping
seolah-olah membuat bayi tersenyum
6) Dagu :
101
7) Lingkaran kecil di rahang : buatlah lingkaran kecil di rahang
dengan tekanan lembut sehingga bayi tidak merasakan sakit
8)
4.
TEKNIK
102
1) Selalu memandang mata bayi dengan penuh kasih sayang
2) Melakukan masing-masing gerakan 8-10 kali atau hitungan
3) Selalu memperdengarkan nyanyian/musik yang lembut dan
tenang
4) Selalu mengawali pijatan dengan sentuhan ringan, kemudian
bertahap menambahkan tekanan sesuai respon bayi
5) Selalu lumuri tangan dengan minyak pijat sebelum memijat,
kecuali ketika memijat muka
6) Selalu memperhatikan respon bayi
DOKUMEN
TERKAIT
Lampiran 7
Nama :
CHEKLIST PIJAT
BAYI SEHAT
NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI 0 1
A. Sikap
1 Menyambut dan memberi salam ibu
103
2 Memperkenalkan diri
3 Menjelaskan tujuan pijat bayi
Nilai A = ∑/3 x 10 = ………..
B. Isi
Persiapan
1 Cuci tangan
2 Melepas semua pakaian bayi
Menyelimuti dengan handuk dan hanya membuka bagian tubuh yang akan
3
dipijat
4 Menghangatkan tangan (menggosok-gosokkan tangan)
Meminta ijin kepada bayi (dilakukan dengan mengajak bayi berkomunikasi
5
sambil membelai wajah dan kepala bayi)
Kaki
Perahan india pegang kaki pada pangkal paha, gerakkan tangan dari
6
pangkal paha ke pergelangan kaki secara bergantian seperti memerah susu
Punggung kaki pijat punggung kaki dari pergelangan ke jari menggunakan
7
kedua ibu jari secara bergantian
Telapak kaki urut telapak kaki dari tumit ke jari menggunakan kedua ibu
8
jari secara bergantian
Jari kaki pijat jari satu persatu dengan gerakan memutar menjauhi telapak
9 kaki diakhiri tarikan lembut pada tiap ujung jari menggunakan ibu jari dan
jari
telunjuk
Perut
Mengayuh sepeda pijat perut bayi seperti mengayuh sepeda dengan lembut
10 dari atas ke bawah perut menggunakan tangan kanan dan kiri
secara bergantian
Ibu jari ke samping pijat perut dengan lembut dari samping kanan dan
11 kiri pusat ke tepi perut kanan dan kiri menggunakan kedua ibu jari secara
bersamaan
I L U menggunakan empat jari tangan kanan :
Membentuk huruf I pijat perut dari kiri atas ke bawah
Membentuk huruf L terbalik pijat perut dari kanan atas ke kiri
12
atas dilanjutkan ke kiri bawah
Membentuk huruf U terbalik pijat perut dari kanan bawah ke kanan
bawah, dilanjutkan ke kiri atas, terus ke kiri bawah
Jari berjalan pijat perut dari bagian kanan ke bagian kiri mengunakan
13
empat ujung jari tangan kanan seperti berjalan
Dada
Jantung besar pijat dada seolah menggambarkan jantung dengan empat
jari dari kedua tangan, dimulai dari tengah dada/ulu hati ke atas, ke samping
14
di atas tulang selangka, dilanjutkan ke bawah, dan kembali ke tengah
dada/ulu
hati
Kupu-kupu pijat dada seolah menggambar kupu-kupu. Dengan tangan
104
15 kanan dari tengah dada/ulu hati ke bahu kiri, dan kembali ke dada tengah/ulu
hati. Dengan tangan kiri dari tengah dada/ulu hati ke bahu kanan, dan
kembali
105
NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI 0 1
ke dada tengah/ulu hati. Lakukan secara bergantian
Tangan
Perahan india pegang kaki pada pangkal tangan, gerakkan tangan dari
16
pangkal tangan ke pergelangan tangan secara bergantian seperti memerah susu
Punggung tangan pijat punggung tangan dari pergelangan ke jari
17
menggunakan kedua ibu jari secara bergantian
Telapak tangan urut telapak kaki dari pergelangan ke jari menggunakan
18
kedua ibu jari secara bergantian
Jari tangan pijat jari satu persatu dengan gerakan memutar menjauhi
19 telapak tangan diakhiri tarikan lembut pada tiap ujung jari menggunakan
ibu jari dan jari telunjuk
Muka
Dahi-pelipis-tulang pipi pijat dahi dari tengah ke pelipis, kemudian
20 membuat lingkaran kecil di pelipis, dan dilanjutkan menyusuri tulang pipi
bawah mata menggunakan empat jari tangan kanan dan kiri secara
bersamaan
Alis pijat alis dari tengah ke samping menggunakan kedua ibu jari secara
21
bersamaan
Alis-hidung-tulang pipi pijat dari pertengahan alis ke tepi hidung,
22 kemudian dilanjutkan ke samping tulang pipi menggunakan kedua ibu
jari secara bersamaan
Atas bibir-pipi pijat dari pertengahan diatas mulut ke samping, dilanjutkan
23
ke pipi menggunakan kedua ibu jari secara bersamaan
Dagu-pipi pijat dari pertengahan dagu ke samping, dilanjutkan ke pipi
24
menggunakan kedua ibu jari
Punggung
Maju mundur punggung pijat punggung dengan gerakan maju mundur
25 dari arah leher ke pantat, dilanjutkan kearah leher kembali menggunakan
kedua
telapak tangan secara bergantian
Mengusap punggung tangan kanan menahan pantat bayi, kemudian pijat
26
punggung dari leher ke pantat menggunakan tangan kiri
Mengusap punggung-kaki tangan kanan memegang kaki bayi, kemudian
27
pijat punggung dari leher ke pantat, dilanjutkan ke tumit kaki
Pendinginan
Relaksasi menggoyang, menepuk, dan melambungkan badan dan kaki bayi
28
secara lembut
Menyilangkan tangan pegang kedua pergelangan tangan, silangkan di dada,
29
kemudian luruskan kembali
Menyilangkan tangan kaki pegang pergelangan kaki kanan dan
30 pergelangan tangan kiri, silangkan di atas tubuh, kemudian luruskan kembali.
Lakukan hal
yang sama untuk kaki kiri dan tangan kanan
106
Menyilangkan kaki pegang kedua pergelangan kaki, silangkan di atas,
31
kemudian luruskan kembali
Menekuk kaki pegang pergelangan kaki, kemudian tekuk lutut secara
32
bergantian
Nilai B = ∑/32 x 80 = ……….
C. Teknik
1 Selalu memandang mata bayi dengan penuh kasih sayang
2 Selalu memperdengarkan nyanyian/musik yang lembut dan tenang
3 Melakukan masing-masing gerakan 10 kali atau hitungan
4 Selalu mengawali pijatan dengan sentuhan ringan, kemudian bertahap
107
NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI 0 1
menambahkan tekanan sesuai respon bayi
Selalu lumuri tangan dengan minyak pijat sebelum memijat, kecuali ketika
5
memijat muka
6 Selalu memperhatikan respon bayi
7 Tenang dan percaya diri
Nilai C = ∑/7 x 10 = ……….
Total nilai = ∑ABC = ……….
Catatan :
0 jika tidak dilakukan sama sekali atau
dilakukan kurang sempurna 1 jika
dilakukan dengan sempurna
108
LAMPIRAN 8
109
H
110
LAMPIRAN 9
111