Oleh :
HAIRANI
NIM. 21040053
Oleh :
HAIRANI
NIM. 21040053
Pembimbing
Mengetahui,
Ketua
Program Studi Sarjana Kebidanan
STIKes Medika Nurul Islam
Oleh
HAIRANI
NIM. 21040053
Telah Seminar Dihadapan Tim Penguji Proposal Program Studi sarjana kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Medika Nurul Islam
Sigli, Juni 2022
Mengesahkan
Penguji I : 1. ………………………
Penguji II : 2. ………………………
Pembimbing/ : 3. ………………………
Penguji III
Mengetahui,
Ketua
Program Studi Sarjana Kebidanan
STIKes Medika Nurul Islam
iii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
Penulis menyadari bahwa penulisan proposal ini masih jauh dari kesempurnaan
baik dari segala penyusunan bahasa maupun dari segala isinya maka dari itu penulis
Dalam penulisan proposal ini banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, oleh karena itu perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih
1. dr. Kartika, M.Kes, selaku Ketua STIKes Medika Nurul Islam Sigli.
2. Nur Asyiah Putri Helnasari, M.Keb., AIFO, selaku Ketua Program Studi Sarjana
3. Evi Nursani, S.Tr.Keb, MKM, selaku pembimbing yang telah banyak memberikan
4. Seluruh dosen dan staf pengajar di STIKes Medika Nurul Islam yang telah
mendidik dan mengajarkan penulis, sehingga penulis dapat menjadi orang yang
berguna bagi agama, nusa dan bangsa.Sembah sujud penulis ucapkan kepada
iv
Ayahanda, Ibunda, Suamui serta adik dan kakak yang telah mendidik penulis
dengan kasih sayang dan doa yang tiada hentinya serta membantu baik moril
kepada penulis.
6. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan proposal ini.
kekurangan oleh karena itu penulis harapkan saran dan kritik yang bersifat
SWT memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua. Amin Ya Rabbal
‘alamin.
( Penulis )
v
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5
1. Tujuan Umum................................................................................... 5
2. Tujuan Khusus.................................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 6
1. Bagi Peneliti...................................................................................... 6
2. Bagi Institusi Pendidikan.................................................................. 6
3. Bagi Responden................................................................................ 6
4. Bagi Instansi Kesehatan.................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR SKEMA
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 6 Kuesioner
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kolostrum adalah cairan pra-susu yang dihasilkan dalam 24-36 jam pertama
sintesis. Menyusui atau tidak menyusui kolostrum tetap ada. Setelah 24-36 jam
pertama, maka yang keluar adalah susu peralihan. Kolostrum mengandung banyak
karbohidrat, protein, antibodi, dan sedikit lemak (yang sulit di cerna bayi),
Pemberian kolostrum dapat dimulai sejak satu jam pertama bayi dilahirkan
dengan melakukan praktik Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Pendekatan IMD yang
payudara) setelah bayi lahir segera diletakkan di perut ibu dan dibiarkan
merangkak untuk mencari sendiri puting ibunya dan akhirnya menghisapnya tanpa
Kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan kesehatan bagi bayi yang baru lahir.
sel darah putih dan antibodi yang tinggi dari pada ASI matur. Level immunoglobin
A (IgA) yang membantu melapisi usus bayi yang masih rentan dan mencegah
kuman masuk. IgA juga mencegah alergi makanan. Dalam dua minggu pertama
1
2
setelah melahirkan, kolostrum pelan-pelan hilang dan digantikan oleh ASI Matur
(Septiani, 2020).
tetapi kadar karbohidrat dan lemak lebih rendah. Mengandung zat anti infeksi 10
sampai 17 kali lebih banyak dibandingkan dengan ASI matur. Pada awal menyusui
kolostrum keluar hanya sedikit, mungkin hanya 1 sendok teh saja. Namun akan
Selain itu, sebelum bayi tersebut memperoleh imunisasi aktif melalui vaksin
Air susu ibu merupakan khasiat anti infeksi yang unik kontak Dini antara Ibu dan
bayi juga merupakan efek yang menguntungkan pada pemberian air susu ibu
mempunyai efek yang menguntungkan pada kontraksi uterus ibu kulit bayi dan
ibu terhadap mana Ibu telah menyediakan antibodi di dalam air susu ibu (Nur,
2017).
Efek proteksi Air susu ibu terhadap infeksi sudah lama dikenali terutama
gastroenteritis karena invasi Bakteri usus menyebabkan angka diare pada bayi yang
minum ASI lebih sedikit dibanding dengan yang minum non ASI. Dalam kejadian
infeksi usus bakterial 4 kali lebih banyak daripada bayi yang tidak diberi ASI,
yang khas, dan merupakan sesuatu yang penting bagi anak. Untuk dapat tumbuh
kebutuhan fisik, emosi dan stimulasi. Telah disadari pemberian ASI merupakan
pemberian kolostrum kepada bayi baru lahir masih sangat rendah yaitu hanya
sekitar 40% dari jumlah keseluruhan ibu hamil yang melahirkan di seluruh dunia.
Oleh karena itu, WHO menganjurkan kepada seluruh ibu hamil yang melahirkan
untuk segera menyusui bayinya dalam 1 jam pertama setelah kelahiran, pemberian
kolostrum dan pemberian ASI Eksklusif hingga 6 bulan pertama dan dilanjutkan
hingga usia 2 tahun atau lebih. Banyak wanita usia reproduktif ketika melahirkan
bayinya dan membuang kolostrum karena warnanya yang tidak sama seperti ASI
(Sholihah, 2015)
merekomendasikan pemberian Air Susu Ibu (ASI) satu jam pertama kelahiran
menyelamatkan 22% dari bayi yang meninggal sebelum usia satu bulan. Menyusui
satu jam pertama kehidupan yang diawali dengan kontak kulit antara ibu dan bayi
dinyatakan sebagai indikator global. Dengan menyusui satu jam pertama kelahiran
4
Jumriani, 2017)
2020, tidak ada data khusus mengenai pemberian kolostrum. Namun patokan
keberhasilan pemberian kolostrum dapat kita lihat dari data proporsi Inisiasi
Menyusu Dini (IMD) pada bayi 0-24 bulan dari seluruh provinsi yang ada di
pemberian kolostrum dapat kita lihat dari data proporsi Inisiasi Menyusui Dini
(IMD) pada bayi 0-23 bulan sebesar 40% dari total bayi yang lahir seluruh provinsi
Jumlah bayi lahir hidup di Kabupaten Bener meriah tahun 2021 sebanyak
8.579 jiwa, dengan jumlah bayi laki-laki 4.424 jiwa dan jumlah bayi lahir hidup
perempuan 4.155 jiwa. Sedangkan jumlah persalinan sebanyak 8.590 jiwa yang
Kabupaten Bener Meriah didapatkan bahwa jumlah ibu yang melahirkan pada
bulan Februari sampai Maret 2022 berjumlah 33 orang dan dari hasil wawancara
terhadap 10 ibu nifas yang dikunjungi, 1 ibu yang mengatakan tidak memberikan
bahwa ASI kuning tersebut belum bisa dikonsumsi bayinya. Sementara 3 ibu lagi
dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari faktor ibu sendiri maupun faktor dari
luar. Faktor ibu seperti tingkat pengetahuan dan sikap sedangkan faktor dari luar
berupa dukungan keluarga. Selain itu, menurut penelitian yang dilakukan oleh
kolostrum dengan segera, diantaranya takut bayi kedinginan, ibu terlalu lelah untuk
segera menyusui bayinya, kolostrum tidak keluar atau jumlah kolostrum tidak
2020).
Oleh karea itu, berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
6
2. Tujuan Khusus
Tahun 2022
Tahun 2022
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Kolostrum Pada Bayi dan untuk dapat menerapkan di lapangan dimana penulis
akan bertugas.
datang.
3. Bagi Responden
Bayi.
tentang pentingnya pemberian kolostrusm sebagai anti bodi paling utama pada
bayi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kolostrum
1. Pengertian
secara sintesis. Menyusui atau tidak menyusui kolostrum tetap ada. Setelah 24-
sulit dicerna bayi). Kolostrum merupakan Asi yang dihasilkan pada hari
pertama sampai hari ketiga setelah bayi lahir, susu pertama yang dihasilkan
oleh payudara ibu berbentuk cairan bewarna kekuningan atau sirup bening
yang mengandung protein lebih tinggi dan sedikit lemak dari pada susu yang
kasar karena mengandung butiran lemak dan sel-sel epitel (Adelarina, 2019).
persalinan, hal ini didasari oleh peran hormon prolaktin dalam peredaran darah
ibu akan menurun setelah satu jam persalinan yang disebabkan lepasnya
8
9
melawan zat asing yang masuk ke dalam tubuh). Dan immunoglobulin (zat
kekebalan tubuh untuk melawan infeksi penyakit ). Selain itu kolostrum juga
membersihkan zat yang tidak tidak terpakai dari usus bayi baru lahir, dan
ASI mature.
b. Selain itu, protein utama pada ASI mature adalah kasein, sedangkan
Zat kekebalan yang terdapat pada ASI akan melindungi bayi pada diare
Tubuh ibu mulai memproduksi kolostrum pada saat usia kehamilan tiga
sampai empat bulan. Tapi umumnya para ibu tidak memproduksinya kecuali
saat ASI ini bocor sedikit menjelang kehamilan.Pada tiga sampai empat bulan
berumur empat bulan dimana bulan bayinya meninga tetap keluar kolostrum
(Adelarina, 2019).
2. Manfaat kolostrum
hidupnya.
sebelumnya.
11
diketahuioleh ibu ibu setelah melahirkan.Namun banyak ibu tetap tidak mau
segera memberikan kolostum kepada bayi baru lahir dengan alasan mereka
anugerah yang tak ternilai harganya dari Tuhan yang khusus diberikan untuk
diberika kepada bayi baru lahir, diantaranya ada dalam 6 hal terpenting dari
kolostrum:
laktoferin dan sel sel darah putih yang semuanya sangat penting untuk
membersihkan zat yang tidak terpakai dari usus bayi yangbaru lahir, dan
datang.
12
perlindungan
kadar gula dalam darah dan sangat bermanfaat bagi penderita diabetes.
imunoglobin yang telah terbukti dapat berfungsi sebagai anti virus, anti
b. Faktor Pertumbuhan
13
c. Faktor Nutrisi
kebatubuh yang ada antara lain adalahIgA dan sel darah putih. Kolostrum
amat rendah lemak karena bayi baru lahir memang tidak mudah
susu formula yang dihisapnya hanya 1sendok teh saja yang dapat diserap
a. Pengetahuaan.
(Adelarina, 2019).
tingkat yang berbeda beda. Tak dapat disangkal lagi bahwa kolostrum
saat ini telah diketahui bahwa kolostrum sangat butuhkan oleh bayi,
(Adelarina, 2019).
2) Sikap
hari. Bahkan gadis gadis desa sebelum menikah dan melahirkan anak
15
merawat bayi dan memberikan informasi mengenai ASI kepada ibu. Dari
16
B. Variabel Penelitian
1. Pengetahuan
berkenaan dengan objek melalui indra yang dimiliki. Setiap individu memiliki
pengetahuan yang tidak sama karena pengindraan setiap orang mengenai suatu
Selain itu, menurut Donsu (2017), pengetahuan adalah suatu hasil dari rasa
keingintahuan melalui proses sensoris, terutama pada mata dan telinga terhadap
bahwa pengetahuan adalah suatu hasil tau dari manusia atas penggabungan
atau kerjasama antara suatu subyek yang mengetahui dan objek yang
melibat panca indra, semakin banyak indra yang dilibatkan, maka semakin kuat
a. Tahu (Know)
rangsangan yang diterima. Cara kerja mengukur bahwa orang tahu tentang
b. Memahami (Comprehension)
c. Aplikasi (Aplication)
d. Analisis (Analysis)
ada kaitanya satu sama lain, kemampuan analisis dapat dilihat dari
18
memisahkan.
e. Sintesis (Sinthesis)
yang ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
pertanyaantentang hakikat segala sesuatu dan hal ini sudah dikaji dalam
bidang ilmufilsafat.
berikut:
a. Pengetahuan (knowledge)
b. Penelitian (research)
c. Sistematis (systematic)
bermula dari tahu tentang materi yang sudah dipelajari yangkemudian dapat
a. Pendidikan
bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, internet,
kepercayaan orang.
c. Lingkungan
d. Pengalaman
masa lalu.
e. Pekerjaan
f. Umur
21
g. Minat
1. Umur
aspek psikis dan psikologis (mental). Pertumbuhan fisik secara garis besar
akan mengalami perubahan baik dari aspek ukuran maupun dari aspek
proporsi yang mana hal ini terjadi akibat pematangan fungsi organ. Sedangkan
pada aspek psikologis (mental) terjadi perubahan dari segi taraf berfikir
menerima informasi yang semakin lebih baik jika di bandingkan dengan usia
22
lebih baik jika di bandingkan dengan umur yang lebih muda atau belum
penyakit dan semakin banyak keterpaparan yang di alami, karena itu umur
2. Tingkat pendidikan
ke arah yang lebih baik, lebih dewasa dan lebih matang terhadap individu,
perubahan sikap, tingkah laku dan penambahan ilmu dari seseorang serta
lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup manusia tidak lain
adalah hasil dari belajar. Proses belajar tidak akan terjadi begitu saja apabila
kesehatannya.
terbagi atas 3 tingkat pendidikan formal yaitu pendidikan dasar (SD atau
Tinggi).
3. Pekerjaan
institusi, kantor, perusahaan dengan upah dan gaji baik berupa uang maupun
diperoleh .
Ditinjau dari jenis pekerjaan yang sering berinteraksi dengan orang lain lebih
25
dan etik.
4. Minat
5. Pengalaman
obyek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang
6. Sumber informasi
data yang diproses kedalam suatu bentuk yang mempunyai arti sebagai
sipenerima dan mempunyai nilai nyata dan terasa bagi keputusan saat itu
dipahami, sebagai contoh jika kita melihat dan mencium asap, kita memperoleh
a. Media Cetak
b. Media Elektronik
c. Petugas kesehatan
Informasi yang diperoleh dari pendidikan formal maupun non formal dapat
inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi berbagai bentuk media massa seperti
radio, televisi, surat kabar, majalah yang mempunyai pengaruh besar terhadap
yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi
Menurut Abdul Rosid dalam Riyadh (2020) pengetahuan yang dimiliki oleh
seseorang.
27
sesuatu.
umur seseorang, sebab umur seseorang dapat sangat erat hubungannya dengan
pasti akan mendapatkan pengalaman dan pengetahuan yang lebih banyak dan
luas dari pada orang yang tidak bekerja. Lalu yang terakhir adalah usmber
apapun, bukan hanya di lembaga pendidikan saja, tapi pengetahuan juga dapat
diutarakan oleh Yuniarsih dan Suwatno dalam Vivian (2020), yang dibagi
sebagai berikut :
diketahui.
masalah yang timbul baik berupa isu mendatang atau suatu kunci
2. Sikap
a. Pengertian sikap
positif atau negatif yang biasanya diwujudkan dalam bentuk rasa suka atau
b. Tingkatan Sikap
1) Menerima (receiving)
30
2) Merespon (responding)
tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap karena dengan
diberikan terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah adalah orang yang
3) Menghargai (valuting)
masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat ke tiga. ibu tersebut telah
kategori disajikan di bawah ini, dimulai dari yang paling sederhana sampai
1) Menerima (Receiving)
2) Merespon (Responding)
3) Menghargai (Valuing)
membedakan mana yang baik dan kurang baik terhadap suatu kejadian
4) Mengorganisasi (Organization)
5) Karakterisasi (Characterization)
yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik (Utari, 2015).
c. Komponen sikap
pokok, yaitu :
langsung dengan objek sikap dan informasi tentang objek itu yang diperoleh
sikap tertentu memiliki beberapa atribut dan bahwa perilaku tertentu akan
seberapa jauh konsumen merasa suka atau tidak suka terhadap objek itu
terhadap merek dari “sangat jelek” sampai “sangat baik” atau dari “sangat
membeli.
Struktur sikap terdiri dari tiga komponen yang saling menunjang yaitu:
seseorang mengenaiapa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek
kontroversial.
berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap
yang dihadapinya.
3. Dukungan keluarga
manfaat emosional atau efek terhadap perilaku individu tersebut. Data ini
positif pula konsep diri pada remaja. Sebaliknya, semakin negatif dukungan
keluarga yang diterima remaja maka semakin negatif pula konsep diri pada
Tiga sumber dukungan sosial umum, sumber ini terdiri atas jaringan
sosial yang di pandang oleh anggota keluarga sebagai sesuatu yang dapat
diakses atau diadakan untuk keluarga (dukungan sosial bisa atau tidak
memberikan perhatian.
terjadi dan diberikan oleh keluarga dalam bentuk nasehat, saran dan
yang ada
sehari-hari
C. Kerangka Teoritis
Kolustrum
Pemberian Kolustrum
Keterangan :
* : variabel yang di teliti
Skema 2.1 Kerangka Teoritis
Sumber : Pertiwi, 2018
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Pengetahuan
Pemberian kolustrum
Sikap pada bayi.
Dukungan keluarga
37
38
B. Hipotesis
1. Ho1 : Ada hubungan pengetahuan terhadap Pemberian Kolostrum
Bener Meriah
Bener Meriah
B. Definisi Operasional
C. Variabel Pengukuran
1. Variabel Dependen
Pemberian Kolostrum
Yaitu makanan pertama untuk bayi baru lahir yang keluar dari
payudara ibu, sebelum air susu ibu (ASI). Pemberian Kolostrum diukur
Apabila jawaban benar diberi nilai 1 dan apabila jawaban salah diberi nilai 0
baru lahir
baru lahir
2. Variabel Independen
a. Pengetahuan
soal multiple choice. Apabila jawaban benar diberi nilai 1 dan apabila
jawaban salah diberi nilai 0 dengan skor tertinggi 10 dan skor terendah 0.
b. Sikap
sebagai berikut:
Pertanyaan positif :
Pertanyaan negatif :
c. Dukungan keluarga
terdiri dari 10 soal. Apabila jawaban benar diberi nilai 1 dan apabila
jawaban salah diberi nilai 0 dengan skor tertinggi 10 dan skor terendah
BAB IV
METODE PENELTIAN
yang sifatnya bukan hubungan sebab akibat (Hidayat, 2017) bertujuan untuk
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu post pastum yang
tahun 2022.
2. Sampel
1. Tempat
2. Waktu
D. Etika Penelitian
sebagai berikut:
(informed consent).
nama maupun alamat asal subyek dalam kuesioner dan alat ukur apapun
keadilan gender dan hak subyek untuk mendapatkan perlakuan yang sama
F. Cara Penelitian
Keperawatan STIKes Medika Nurul Islam Sigli. Kemudian izin dari diklat
berikut:
1. Pengolahan data
Menurut Iman (2016) data yang telah didapatkan akan diolah dengan
tahap-tahap berikut:
responden.
yang telah dibuat pada tiap-tiap variabel yang diukur dan selanjutnya
2. Analisa Data
a. Analisa Univariat
menggunakan rumus :
ƒ
x 100 %
P= n
Keterangan :
P = Persentase
f = Frekuensi teramati
b. Analisa Bivariat
kategori Chi square Test (X2) pada tingkat kemaknaannya adalah 95%
kesimpulan bila nilai P lebih kecil atau sama dengan nilai alpha (0,05)
continuity correction.
3) Bila ada tabel contigency lebih dari 2x2, misalnya 3x2 dan lain-
lain, maka hasil uji yang digunakan adalah pearson chi square.
4) Bila ada tabel contigency 2x3, 3x3 dan seterusnya ada sel dengan
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Aziz Alimul. 2010. Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisa
Data. Jakarta: Salemba Medika
Astutik. 2015. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui. Trans Info Media.
Jakarta.
Dinkes Bener Meriah .2021. Jumlah Data Kelahiran Kabupaten Bener Meriah
Putri, N.M. 2019. Penyakit Akibat Kerja Di Rumah Sakit Kepada Perawat.
Tersedia di https://osf.io › download
A. Identitas Pribadi
1. Nama : Hairani
2. Nim : 21040053
3. Tempat/ Tanggal Lahir : Lewa Jadi, 09 September 1972
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Agama : Islam
6. Pekerjaan : PNS
7. Alamat : Desa keramat jaya, Kec. Bandar, Kab.
mmmmmmmmmmmmmmmmnBener meriah
8. No Hp : 0852 6048 7292
Ayah
1. Nama : Syeh Kilang
2. Pekerjaan : Pensiun PNS
3. Alamat : Desa Lewa Jadi, Kec.Bandar, Kab.Bener
mmmmmmmmmmmmmmnmeriah
Ibu
1. Nama : Rukayah
2. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
3. Alamat : Desa Lewa Jadi, Kec.Bandar, Kab.Bener
mmmmmmmmmmmmmmnmeriah
C. Riwayat Pendidikan
1. SD : SD Hakim Wih Ilang
2. SMP : SMP N 1 Bandar
3. SMA : SMA Malikul Saleh
4. D-III : Universitas Prima Indonesia
Lampiran 2
JADWAL KEGIATAN
No Kegiatan Bulan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengajuan Judul
2. ACC Judul
3. Penyusunan Proposal
4. Seminar Proposal
5. Perbaikan
6. Pelaksanaan Penelitian
7. Pengelola dan Analisa Data
8. Penyusunan Skripsi
9. Sidang Skripsi
10 Perbaikan Skripsi
.
Nama : HAIRANI
Nim : 21040053
kerahasiaan informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian.
Jika tidak bersedia menjadi responden, maka tidak akan ada ancaman atau
paksaan. Dan jika memungkinkan untuk tidak mengundurkan diri dan menyetujui,
pada lembaran ini. Atas perhatian dan kesediaannya sebagai responden saya
Peneliti,
(Hairani)
Lampiran 5
Saya yang bertanda tangan dibawah ini bersedia menjadi responden untuk
ikut berpartisipasi dalam pencarian data yang dilakukan oleh mahasiswa STIKes
Bener Meriah”.
Saya mengetahui bahwa informasi yang saya berikan ini sangat besar
di Aceh.
Responden,
( )
Lampiran 6
KUESIONER
Kode :
A. Identitas Responden
Tanggal Pengisian :
Nama Inisial Responden :
Pendidikan :
B. Pemberian kolostrum
Apakah ketika bayi baru lahir, ibu memberikan ASI yang pertama kali keluar
yang berwarna kekuningan (kolostrum) kepada bayi ?
a. Ya.
b. Tidak
C. Pengetahuan
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan (√) pada salah satu
jawaban pada kolom Benar (B) atau pada kolom Salah (S).
No
Pernyataan B S
1 Cairan berwarna kekuningan yang keluar pertama kali
dari payudara setelah melahirkan disebut kolostrum (susu
jolong).
2 Kolostrum (susu jolong) sebaiknya dibuang karena kotor.
3 Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik.
4 ASI yang berwarna kuning dan berwarna putih kandungan
gizinya adalah sama.
5 Kolostrum keluar sejak hari pertama hingga hari ke empat
setelah melahirkan.
6 Kolostrum mengandung protein (gizi) lebih banyak jika
dibandingkan dengan ASI.
7 Kolostrum mengandung protein yang baik bagi bayi
8 Kolostrum juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh
terhadap penyakit diare.
9 Ibu menyusui sebaiknya memberikan kolostrum dengan
terjadwal.
10 Ibu menyusui sebaiknya makan lebih sedikit dari sebelum
hamil supaya tidak gemuk.
Sumber : Kusuma, 2017
D. Sikap
No
Pernyataan Y T
21 Apakah keluarga mendengarkan keluhan-keluhan yang ibu
sampaikan selama pemberian kolostrum (ASI yang
pertama kali keluar yang berwarna kekuningan ) ?
22 Apakah keluarga meyakinkan ibu bahwa ibu dapat
memberikan kolostrum (ASI yang pertama kali keluar
yang berwarna kekuningan ) ?
23 Apakah keluarga menyarankan pada ibu agar tidak takut
menyusui bayi karena perubahan fisik/ tubuh ?
24 Apakah keluarga mengingatkan ibu untuk memberikan
kolostrum kolostrum (ASI yang pertama kali keluar yang
berwarna kekuningan ) kepada bayi ?
25 Apakah keluarga selalu menyediakan makan bergizi bagi
ibu agar menghasilkan kolostrum (ASI yang pertama kali
keluar yang berwarna kekuningan ) yang berkualitas ?
26 Apakah keluarga menanyakan kepada ibu masalah apa
yang dihadapi selama memberikan kolostrum (ASI yang
pertama kali keluar yang berwarna kekuningan ) kepada
bayi ?
27 Apakah keluarga membimbing ibu cara memberikan
kolostrum (ASI yang pertama kali keluar yang berwarna
kekuningan ) kepada bayi ?
28 Apakah keluarga membantu ibu memberikan kolostrum
(ASI yang pertama kali keluar yang berwarna
kekuningan ) ?
29 Apakah keluarga sewaktu-waktu ikut mendampingi ibu
konsultasi ke petugas kesehatan untuk memperoleh
informasi tentangn kolostrum (ASI yang pertama kali
keluar yang berwarna kekuningan )?
30 Apakah keluarga juga mencari informasi dari luar (seperti
buku, majalah dan lain-lain) tentang pemberian kolostrum
(ASI yang pertama kali keluar yang berwarna
kekuningan )?
Sumber : Dahlia, 2016.