KURNIA CITRA
21806230
KURNIA CITRA
21806230
Stambuk : 21806230
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-
benar merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan
atau pemikiran orang lain. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan
sebagian atau keseluruhan skripsi ini hasil karya orang lain, saya bersedia
Yang menyatakan,
Kurnia Citra
v
ABSTRAK
KURNIA CITRA
Angka kematian di Neonatal Intensive Care Unit (NICU) masih tinggi. Menurut
WHO (2017), angka kematian neonatus di NICU pada tahun 2015 mencapai 2, 7 juta
jiwa. Angka kematian bayi pada tahun 2017 (semester I) mencapai 10.294 kasus (Depkes
RI). Ketika orang tua memiliki bayi yang dirawat di NICU, respon fisiologi yang kerap
muncul ialah stress atau kecemasan. (DeLaune & Ladner, 2011). Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan lama perawatan bayi dan dukungan keluarga dengan tingkat
kecemasan orang tua di ruang NICU RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar.
Jenis penelitian ini menggunakan observasional analitik dengan pendekatan
Cross Sectional. Responden dalam penelitian ini sebanyak 27 responden. Teknik
pengambilan sampel dengan cara total sampling.
Hasil penelitian menggunakan uji fisher diperoleh nilai ρ (0,004) < α (0,05) untuk
lama perawatan bayi dengan tingkat kecemasan dan nilai ρ (0,002) < α (0,05) untuk
dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan ibu. Jika ρ < α menandakan bahwa
hipotesis penelitian diterima. Hal ini terdapat hubungan lama perawatan bayi dan
dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan orang tua di ruang NICU RSUP Dr.
Wahidin Sudirohusodo Makassar.
Disimpulkan dalam penelitian ini terdapat hubungan lama perawatan bayi dan
dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan orang tua di ruang NICU RSUP Dr.
Wahidin Sudirohusodo Makassar, diharapkan dari hasil penelitian ini sebagai masukan
dalam proses pembelajaran dan penelitian khususnya tentang hubungan lama perawatan
bayi dan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan orang tua di ruang NICU.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, tiada kata paling indah selain ucapan syukur kepada Allah
penulisan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “ Hubungan Lama Perawatan Bayi dan
RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo” Shalawat serta salam semoga tetap tercurah
Dengan segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih yang setingi-
tingginya kepada kedua orang tuaku, Ayahanda Alm. H.Nurking dan Ibunda
Hj.Hapsah yang telah penuh kesabaran dan keikhlasan dalam merawat dan
membesarkan ananda dengan segala kasih sayang, jerih payah, nasehat, didikan
dan do’anya yang tak henti-hentinya untuk keberhasilan dan kebahagiaan penulis.
Hj. Patmawati, S.Kp.,M.Kes selaku pembimbing I dan Ibu Andi Sani Silwanah,
telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan
arahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Sry Satriani, SKM.,M.Kes dan Ibu
Demikian pula ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada :
1. Ibu Hj. Andi Tenriwaru Assad Lantara sebagai Dewan Pendiri Yayasan
vii
2. Bapak Andi Indri Damayanti Asaad Lantara, SH.,M.Adm.,SDA sebagai Ketua
3. Ibu Andi Esse Puji Pawenrusi, SKM.,M.Kes sebagai Ketua Sekolah Tinggi
5. Dr. dr. Khalid Saleh, Sp.PD, FINASIM, MARS selaku Direktur RSUP Dr.
9. Bapak dan Ibu Dosen yang telah membimbing dan mengajar penulis Untuk
saya sebut namanya satu persatu, terima kasih semua telah menjadi teman
mengingat keterbatasan diri penulis sebagai manusia biasa.Oleh karena itu adanya
saran dan kritik yang konstruktif sangat dibutuhkan guna kesempurnaan skripsi ini
Penulis
Kurnia Citra
viii
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN SAMPUL ................................................................................. i
ABSTRAK .................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 4
ix
BAB III KERANGKA KONSEP
BAB VI PENUTUP
A. Simpulan .................................................................................. 64
B. Saran ........................................................................................ 64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
nomor halaman
1 Sintesa Hasil Penelitian Sebelumnya .......................................................... 34
2 Distribusi Karakteristik Responden Orang Tua Bayi yang Di Rawat Di
Ruang NICU RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar ........................ 51
3 Distribusi Lama Hari Rawat Bayi yang Di Rawat Di Ruang NICU
RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar .............................................. 52
4 Distribusi Dukungan Keluarga Orang Tua Bayi yang Di Rawat Di
Ruang NICU RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar ........................ 53
5. Hubungan Lama Perawatan Bayi dengan Tingkat Kecemasan Orang
Tua Di Ruang NICU RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar ............ 54
6. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Orang Tua
Di Ruang NICU RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar ................... 55
xi
DAFTAR GAMBAR
nomor halaman
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Makassar
Lampiran 9 : Dokumentasi
xiii
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN
Singkatan Arti
LD : lama dirawat
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
intensif untuk bayi baru lahir usia 0 sampai dengan 28 hari yang memerlukan
perawatan khusus misalnya bayi yang lahir dengan berat badan rendah,
proses persalinan, maupun bayi yang terlahir secara premature (DeLaune &
Ladner, 2011).
Menurut WHO (2017), angka kematian neonatus di NICU pada tahun 2015
mencapai 2, 7 juta jiwa. Satu juta kematian terjadi pada saat kelahiran dan
Angka kematian bayi pada tahun 2017 (semester I) mencapai 10.294 kasus
2016 jumlah kematian bayi menjadi 1.179 bayi atau 7,94 per 1000 kelahiran
bahwa pravalensi atau angka kejadian pasien rawat intensif di rumah sakit
1
Sedangkan di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar yang menjadi
Indonesia Timur, jumlah pesien yang di rawat meningkat tiap tahunnya, tercatat
3 tahun terakhir 1.126 bayi yang di rawat di NICU selama 3 tahun terakhir, 277
bayi pada tahun 2017, 362 bayi pada tahun 2018, dan 277 bayi pada tahun 2019
orangtua yang mengalami kecemasan dengan bayi sakit kritis di nicu RSUD
hubungan antara lama perawatan bayi dengan tingkat kecemasan ibu dengan
Selain faktor yang telah dijelaskan, terdapat faktor lain yang dapat
memicu terjadinya stress pada orang tua yaitu factor usia, jenis kelamin orang
tua, usia gestasi ibu, pendidikan, lama hari rawat, dan berat badan lahir bayi
kebutuhan orang tua dalam perawatan bayi sakit kritis di Neonatal Intensive
2
Kebutuhan terhadap dukungan digambarkan sebagai kebutuhan
finansial, ada yang perhatian untuk diri mereka sendiri, dan dukungan
NICU, baik dari keluarga, petugas kesehatan, ataupun sesama orang tua
B. Rumusan Masalah
Bayi dan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Orang Tua di Ruang
3
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
keluarga dengan tingkat kecemasan orang tua di ruang NICU RSUP Dr.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Ilmiah
penelitian selanjutnya.
2. ManfaatInstitusi
4
3. Manfaat Praktis
keluarga dengan tingkat kecemasan orang tua dirumah sakit ruang rawat NICU.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Kecemasan
Istilah kecemasan dalam Bahasa Inggris yaitu anxiety yang berasal dari
Bahasa Latin angustus yang memiliki arti kaku, dan ango, anci yang berarti
dari ketidakmampuan mengatasi masalah atau tidak adanya rasa aman. yang
keinginan pribadi atau adanya perasaan tertekan. Hal ini semua dapat timbul
karena kecewa, rasa tak puas, rasa tak nyaman atau adanya sikap permusuhan
merupakan takut yang tidak jelas objeknya dan tidak jelas pula alasannya.
6
2. Gejala-gejala Kecemasan
jelas pada individu yang mengalami gangguan mental.Lebih jelas lagi bagi
kepribadian sendiri, dan tidak berhubungan dengan objek yang nyata atau
a. Ada saja hal-hal yang sangat mencemaskan hati, hampir setiap kejadian
b. Adanya emosi-emosi yang kuat dan sangat tidak stabil. Suka marah dan sering
dalam keadaan exited (heboh) yang memuncak, sangat irritable,akan tetapi sering
7
e. Muncul ketegangan dan ketakutan yang kronis yang menyebabkan tekanan
a. Rasa cemas yang timbul akibat melihat adanya bahaya yang mengancam dirinya.
Kecemasan ini lebih dekat dengan rasa takut, karena sumbernya terlihat jelas
didalam pikiran.
berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani. Kecemasan ini sering pula
c. Kecemasan yang berupa penyakit dan terlihat dalam beberapa bentuk. Kecemasan
ini disebabkan oleh hal yang tidak jelas dan tidak berhubungan dengan apapun
8
4. Jenis-jenis Kecemasan
dirinya sendiri yang timbul dari dalam tanpa adanya rangsangan dari
kecemasan yaitu :
a. Kecemasan Rasional
misalnya ketika menunggu hasil ujian.Ketakutan ini dianggap sebagai suatu unsur
b. Kecemasan Irrasional
c. Kecemasan Fundamental
apa hidupnya, dan akan kemanakah kelak hidupnya berlanjut. Kecemasan ini
kehidupan manusia.
9
sudah tidak mampu lagi berespon terhadap cemas yang dihadapi sehingga
kecemasan maka semakin berat pula tingkat kecemasan yang dialaminya, seperti
tingkat kecemasan ringan, sedang atau berat, menggunakan instrument ukur yaitu
Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS).Skala ini dibuat oleh Max Hamilton
terdiri dari tiga belas kategori pertanyaan tentang gejala kecemasan dan satu
10
Dengan keterangan tersebut terdapat aspek penilaian kuesioner HARS
diantaranya :
1. Ketakutan
2. Kecemasan
3. Kegelisahan/ketegangan
4. Optimisme
5. Kesedihan/depresi
6. Intelektual
7. Minat
8. Otot (somatic)
9. Insomnia
10. Kardiovaskuler
11. Pernafasan
12. Perkemihan
13. Gastrointestinal
14. Perilaku
11
Dengan hasil keterangan :
kecemasan sejalan dengan lama hari rawat bayi. Bayi yang dirawat di NICU,
lama perawatan yang panjang serta harapan hidup yang tidak pasti dapat
menyebabkan orang tua merasa takut, cemas, dan putus asa. Orang tua yang
yang tidak parah maka dapat segera pulang, sebaliknya bayi yang dirawat dalam
jangka waktu yang lama berarti bayinya mengalami masalah serius dan
Dalam kondisi cemas dan stress keluarga akan membutuhkan waktu lama
12
Hasil penelitian Saragih dan Suparmi (2017) menunjukkna bahwa dari
pasien yang dirawat di ruangan intensif ditemukan rata-rata lama rawat lebih dari
5 hari. Pasien yang dirawat di ruang intensif , datang dalam keadaan mendadak
hipotesis penyangga (Buffer Hypotesis) dan hipotesis efek langsung (Direct Effect
kesehatan dengan melindungi individu terhadap efek negative dari stress yang
berat. Orang dengan dukungan social yang tinggi akan kurang menilai situsai
penuh stress, sedangkan dukungan social yang rendah akan mengubah respon
mereka terhadap sumber stress. Hipotesis efek tidak langsung berpendapat bahwa
dukungan social itu bermanfaat bagi kesehatan dan kesejahteraan, tidak peduli
banyaknya stress yang dialami. Contohnya: orang yang dengan dukungan social
13
kecemasan rendah sebanyak 10% dan kecemasan sedang 6,76% didapat pada
orang tua untuk menciptakan koping yang daptif (Feldman et. al 1999 dalam
Padovani et. al, 2004). Hasil penelitian oleh Ward (2001); Nicholas (2006) &
Mundy (2011) menyatakan orang tua membutuhkan dukungan dari sesama orang
tua yang mempunyai bayi sakit kritis yang sedang menjalani perawatan di NICU.
Dukungan yang diberikan sesame orang tua bisa dalam hal berbagi pengalaman,
Lama Perawatan atau Lama Hari Rawat atau Length of Stay (LOS) adalah
suatu ukuran berapa hari lamanya seorang pasien dirawat inap pada suatu periode
perawatan.Satuan lama hari rawat adalah hari. Kemudian, cara menghitung lama
hari rawat ialah dengan menghitung selisih antara tanggal kepulangan (keluar dari
rumah sakit, baik hidup atau meninggal) dengan tanggal masuk ke rumah sakit.
(Nursalam, 2013).
14
lamanya seorang pasien dirawat inap pada satu episode perawatan.Satuan untuk
tanggal pulang (keluar dari rumah sakit, hidup maupun mati) dengan tanggal
masuk rumah sakit. Pasien yang masuk dan keluar pada hari yang sama, lama
dirawatnya dihitung sebagai 1 hari dan pasien yang belum pulang atau keluar
belum bisa dihitung lama dirawatnya (Indradi, 2007). Sedangkan pembagian lama
hari rawat menurut Budiningsari (2004) yaitu : panjang ( ≥ 7 hari ) dan pendek ( <
7 hari ).
2. Faktor yang berpengaruh terhadap Lama Perawatan atau Length Of Stay (LOS)
rumah sakit bisa mempengaruhi terjadinya penundaan pulang pasien. Ini akan
komplikasi pada umumnya menurut Fakhrul (2011) yaitu waktu / lama operasi.
Makin lama waktu yang dibutuhkan untuk operasi maka akan mempengaruhi
infeksi luka operasi, sehingga lama hari rawat akan lebih panjang.
15
b. Jenis operasi
pada operasi yang berjenis cyto persiapannya tidak sebaik seperti pada operasi
terutama pada operasi yang bersifat cyto, resiko untuk terjadinya infeksi luka
Kasus yang akut dan kronis akan memerlukan lama hari rawat yang
berbeda, dimana kasus yang kronis akan memerlukan lama hari rawat lebih lama
dari pada kasus-kasus yang bersifat akut.Demikian juga penyakit yang tunggal
pada satu penderita akan mempunyai lama hari rawat lebih pendek dari pada
16
e. Umur Pasien
Usia dalam kamus bahasa Indonesia adalah waktu hidup atau sejak
menjadi usia anak-anak (umur antara 0 sampai 18 tahun), usia dewasa (umur
antara 19 sampai 45 tahun), usia tua (usia yang lebih dari 45 tahun). Usia
resistensi tertentu. Usia juga mempunyai hubungan yang erat dengan beragam
sifat yang dimiliki oleh seseorang. Perbedaan penyakit menurut umur mempunyai
tertentu.
f. Pekerjaan
kesehatan akan mempunyai lama hari rawat lebih lama dari pada penderita yang
17
biaya perawatannya dibayar sendiri, ini dikarenakan proses penyelesaian
sosioekonomi yang rendah akan berdampak terhadap lama hari rawat. Negara
yang sedang berkembang dan bagi masyarakat yang kurang beruntung dan
biasanyadengan jumlah anak yang cukup banyak, biaya untuk perawatan atau
berlebihan inilah yang menyebabkan penderita berada di rumah sakit lebih lama
tenaga dan fasilitas di unit penunjang (laboratorium, radiologi dan lain-lain) juga
berpengaruh terhadap lama hari rawat yang disebut hospital bottle neck
(Andriani, 2008).
18
bayinya.Kecemasan yang dialami oleh orangtua dapat ditransfer kepada bayinya
Kecemasan yang dialami oleh orang tua merupakan salah satu akibat dari
di NICU maka semakin lama waktu perpisahan antara orang tua dan bayi. Pada
awalnya orang tua bereaksi dengan rasa tidak percaya, terutama saat
ruang intensif. Setelah mendapatkan informasi yang jelas dari tenaga kesehatan
terkait kondisi kesehatannya, awalnya orang tua bereaksi dengan marah atau
memasuki fase cemas.Orang tua menjadi murung, diam, ketakutan serta cemas,
tetapi pada akhirnya orang tua dapat menerima kenyataan bahwa yang dialami
dari orang yang berarti, baik secara perorangan maupun kelompok. Dukungan
dapat berupa dukungan sosial keluarga internal, seperti dukungan dari suami istri
atau dukungan dari saudara kandung, atau dukungan sosial keluarga eksternal
19
dukungan sosial eksternal bagi keluarga inti (dalam jaringan kerja sosial
keluarga).
keluarga adalah suatu keadaan atau proses hubungan antara keluarga yang
a. Dukungan Informasional
2013). Dukungan informasi terjadi dan diberikan oleh keluarga dalam bentuk
nasehat, saran dan diskusi tentang bagaimana cara mengatasi atau memecahkan
adalah dapat menekan munculnya suatu stressor karena informasi yang diberikan
dalam dukungan ini adalah nasehat, usulan, saran, petunjuk, dan pemberian
20
b. Dukungan Penilaian
terhadap ide-ide, perasaan dan performa orang lain yang berbanding positif antara
c. Dukungan Instrumental
praktis dan konkrit, diantaranya adalah dalam hal kebutuhan keuangan, makan,
d. Dukungan Emosional
Dukungan emosional adalah keluarga sebagai tempat yang aman dan damai
21
Dukungan emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk adanya
dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap
3. Tipe Keluarga
Menurut Kozier, Erb, Berman, & Snyder (2010), tipe-tipe keluarga adalah
sebagai berikut:
a. Keluarga Tradisional
tua tinggal dirumah bersama anak mereka, ibu menjalankan peran pengasuh dan
pasangan, perceraian, kelahiran anak dari wanita yang belum menikah, atau
22
d. Keluarga Remaja
Jumlah kelahiran bayi dari orang tua yang masih remaja makin banyak tia[
tahunnya. Orang tua yang masih muda ini seringkali tidak siap baik dari segi
e. Keluarga Angkat
Anak-anak yang tidak dapat tinggal dengan orang tua kandung yang
f. Keluarga Campuran
keluarga baru yang dikenal sebagai keluarga campuran, keluarga tiri, atau
keluarga rekonstitusi.
g. Keluarga Inragenerasi
manusia, lebih dari dua generasi dapat tinggal bersama.Anak-anak dapat terus
tinggal dengan orang tuanya bahkan setelah memiliki anak sendiri atau kakek dan
nenek tinggal bersama dengan keluarga anak yang mereka besarkan setelah
h. Keluarga Kohabitasi
23
i. Keluarga Lesbian dan Gay
gay berdasarkan tujuan asuhan dan komitmen yang sama dengan yang dijumpai
yang sedang dirawat di ruang intensif akan berdampak terhadap kesehatan dan
dukungan keluarga berkurang yang sedang sakit dan di rawat di rumah sakit
agama serta dapat meningkatkan hubungan antara dirinya dengan Sang Pencipta
perawatan karena pada kondisi yang dialami saat ini, keyakinan spiritual dan
keinginan untuk berdoa lebih tinggi dari biasa yang dilakukan. Dukungan
mengandung kekuatan spiritual yang mampu membangkitkan rasa percaya diri dan
24
optimisme merupakan hal yang pokok selama masa penyembuhan disamping
dikarenakan keluarga yang lain berada d luar kota, adanya masalah keluarga yang
intensif untuk bayi yang memerlukan pengobatan dan perawatan khusus, guna
bagi bayi baru lahir. Bayi-bayi yang dirawat di NICU umumnya adalah bayi
dengan risiko tinggi. Bayi risiko tinggi adalah bayi yang mempunyai
kemungkinan lebih besar untuk menderita sakit atau kematian daripada bayi yang
lain. Istilah bayi risiko tinggi digunakan untuk menyatakan bahwa bayi
memerlukan perawatan dan pengawasan ketat (Surami, 2003) Bayi risiko tinggi
adalah bayi yang mempunyai kemungkinan lebih besar untuk menderita sakit atau
25
kematian daripada bayi yang lain. Istilah bayi risiko tinggi digunakan untuk
2003).
kecenderungan vital sign dalam periode waktu yang relatif lama daripada
parameter vital dilakukan dengan menempatkan sejumlah alat sensor pada kulit
bayi yang sangat sensitif yang dihubungkan dengan sebuah monitor. Pelepasan
terputusnya waktu tidur pada bayi. Lebih lanjut, orang tua sering merasa terpisah
dari bayi dan sulit untuk melakukan skin to skin contact dengan bayinya karena
26
nyeri, aktifitas sehari-hari, asuhan berpusat pada keluarga, optimalisasi nutrisi dan
a. Memfasilitasi Tidur
merupakan hal penting dalam status perilaku, yang merupakan dasar dari seluruh
keluarga dapat dan tidak dapat berinteraksi dengan bayi adalah sebagai berikut:
Diam & tidur lelap, mengantuk, sering membuka dan menutup mata, mata
terlihat berkaca-kaca dan terlihat susah untuk buka mata, respon lambat,
Alert, aktivitas tubuh minimal, pernapasan reguler, wajah cerah, mata terbuka
3) Tahap tambahan dimana perawat dan keluarga dapat berinteraksi dengan bayi
27
Aktif alert, aktivitas tubuh banyak, pernapasan iregular, ekspresi wajah berubah-
ubah, mata terbuka tapi tidak terang, rewel mengindikasikan bayi menginginkan
mengalami rasa nyeri lebih lama. Berbeda pada Bayi matur memiliki jalur
sampai 8 minggu setelah lahir. Peningkatan besar dan lamanya durasi nyeri juga
berhubungan dengan pertumbuhan syaraf pada area sekitar kulit terluka. Stres
sistem imun dan meningkatkan resiko terhadap infeksi. Penggunaan metode non
2) Meletakkan tangan dimulut (menyusui tangan bisa dengan ibu jari atau jari
tangan)
3) Menganjurkan menyusui atau dengan memberikan air gula 2 menit sebelum dan
selama tindakan
28
5) Sentuhan tangan orang tua bayi
Tindakan lain yang dapat dilakukan untuk mengurangi stres bayi yang
efektifitas metode facilitated tucking oleh orang tua (orang tua memegang bayi
Infant Pain Scale (NIPS), nadi dan saturasi oksigen juga dicatat. Hasil dari
dan perilaku setelah prosedur rutin seperti memandikan, menimbang berat badan,
gulungan kain dibagian bawah sprei untuk mempertahankan sikap fleksi saat
c. Minimal Handling
Minimal handling atau tidak terlalu sering memanipulasi bayi bertujuan untuk
29
d. Pemberian posisi yang tepat
Perubahan postur yang teratur dengan posisi yang tepat dapat mempertahankan
perkembangan dan fungsi motorik pada bayi prematur. Posisi yang tepat dan
perkembangan simetris;
e. Feeding
Bayi prematur yang di rawat di NICU sangat membutuhkan ASI dan perlu
menyusu lebih sering daripada bayi lahir cukup bulan (Hunter & Gotteil, 2012).
Prinsip pemberian ASI yang terbaik langsung pada payudara ibu yang akan
menstimulasi bayi untuk menempel, menghisap dan menyusu bahkan pada bayi
menyusu dengan baik. Hasil penelitian Lessen dan Crivelli, 2007 menunjukkan
30
immunoglobulin untuk mencegah infeksi, jarang diare dan penyakit saluran cerna,
bayi lebih sedikit untuk mengalami limfoma tipe tertentu, mengurangi reaksi
alergi, meningkatkan perkembangan persarafan dan bonding antara bayi dan ibu
penting. Kontak fisik antara bayi dan orang tua meningkatkan kedekatan emosi
dan meningkatkan pemberian ASI pada usia selanjutnya. Telah banyak penelitian
yang mendukung manfaat kontak kulit dengan kulit antara bayi dan orang tua
yaitu: bayi dapat tidur lebih lama, menunjukkan lebih banyak pergerakan fleksor
dan postur, dan lebih sedikit pergerakan ekstensor, bayi lebih sedikit menangis,
status perilaku lebih tenang, dan lebih sedikit peningkatan denyut jantung selama
prosedur penusukan tumit serta lebih sedikit menunjukkan respon nyeri pada saat
perkembangan memiliki dampak positif terhadap ibu, dimana ibu merasa lebih
31
puas dengan perawatan yang diberikan. Penelitian lain menunjukkan bahwa orang
yang berlebihan dari level kebisingan dan penerangan yang tidak adekuat.
1) Mengurangi kebisingan
sangat rendah atau bayi berat lahir ekstrim rendah. Oleh karena itu perawat harus
suara keras, berbicara terlalu keras, dan memindahkan peralatan (Hockenberry &
2) Mengurangi penerangan
Penelitian yang dilakukan oleh Ozawa, Sasaki, dan Kanda (2010) tentang
lampu prosedur yang ditingkatkan secara perlahan pada bayi prematur akan
32
dan mencegah penurunan saturasi oksigen. Oleh karena itu, mata bayi harus
dilindungi dari lampu prosedur yang terang (Hockenberry & Wilson, 2009).
Penerangan yang dianjurkan di ruang NICU yang aman untuk bayi berskisar
melakukan siklus penerangan dimana bayi diberikan stimulus siang hari (terang)
dan malam hari (gelap), menutup inkubator dengan kain, mencegah pencahayaan
langsung kepada bayi, mencatat respon bayi terhadap cahaya yang berlebihan.
Perawat juga harus memperhatikan penerangan dari sumber lain seperti : lampu
3) Sentuhan terapeutik
Sentuhan merupakan salah satu lingkungan fisik bayi prematur, oleh karena
itu sentuhan yang terapeutik diperlukan untuk bayi prematur. Penelitian yang
dilakukan oleh Hanley (2008) tentang sentuhan terapeutik pada bayi prematur
lembut serta menyentuh secara perlahan bagian tubuh bayi dapat mengurangi
33
E. Tabel Sintesa Penelitian
Tabel 1
Sintesa Hasil Penelitian Sebelemunya
34
2. Turner The Assessment Penelitian ini Orang tua dengan
(2015) of Parental menggunakan anak yang dirawat
Stres and metode survei di ruang NICU
Support in The dengan pada 73 mengalami Stres.
Neonatal orang tua dengan Usia orang tua
Intensive Care anak dirawat di yang terlalu tua,
Unit Using The ruang Neonatal
Parent Stress Intensive Care kelahiran sangat
Scale -Neonatal Unit dengan prematur dan
Intensive Care menggunakan kelahiran bayi
Unit. instrument PSS;NICU kembar memiliki
kemudian menguji hubungan yang
hubungan antara sangat signifikan
variabel orang tua dengan kejadian
stres pada orang
dengan subskala
dari PSS;NICU. tua.
Dan menggunakan
analisis statisti
regresi linear.
35
4 Dutta Stres in Father of Penelitian ini Hasil penelitian ini
(2016) Premature menggunakan Desaign mendapatkan
Newborn Admited penelitian kohort hasil bahwa
in A Neonatal prospektif penelitian adalah financial
Intensive Care ini burden, parental
Unit. dilakukan pada80 role alteration
orang ayah dengan dan concern
bayi preterm yang about home
dirawat di NICU affairs.
dengan
menggunakan
Paternal Stres
Questionnaire in
Hindi Language.
Analisis statistic
yang digunakan
dalam penelitian ini
adalah multivariate
regresi linear.
36
selain meningkatkan
pelayanan terhadap
bayi, perawat juga
harus memerhatikan
kebutuhan orang tua
terkait jaminan
kepastian bahwa
bayinya
mendapatkan
perawatan terbaik,
penyampaian
informasi dengan
komunikasi terbuka,
dan menjalin kontak
dengan bayi.
37
BAB III
KERANGKA KONSEP
Kondisi yang ada di ruang intensif (NICU) tampak asing bagi orang tua
karena yang canggih, aura kondisi kritis dan kesulitan berkomunikasi dengan
NICU mempunyai dampak yang bermakna pada orang tua khususnya ibu.
pada orang tua. Umumnya orang tua cemas mengenai keadaan anaknya, harapan
salah satu yang menyebabkan meningkatnya tingkat kecemasan pada orang tua
bayi yaitu lama perawatan atau hari rawat bayi di ruang NICU membutuhkan
waktu yang cukup lama, dari beberapa hari, minggu bahkan bulan (Board & Ryan
Wenger, 2000 dalam Agazio& Buckley, 2012 & Cleveland, 2008). Dukungan
social dapat menimbulkan kecemasan pada orang tua dikarenakan tidaka danya
kondisi bayi di NICU sehingga koping yang tidak baik dapat menyebabkan
38
Dari uraian diatas dapat dilihat bagaimana hubungan lama perawatan dan
dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan orang tua di ruang NICU RSUP
lama perawatan bayi dan dukungan keluarga merupakan variabel independen dan
Lama Perawatan
Bayi
Dukungan
Keluarga
Keterangan:
: Variabel independen
: Variabel dependen
: Penghubung Variabel
39
C. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
Lamanya bayi di rawat atau lama hari rawat bayi mulai masuk di ruang rawat
Kriteria objektif:
b. Dukungan Keluarga
Dukungan yang diberikan oleh keluarga pada individu dalam bentuk dukungan
Kriteria objektif:
Tingkat kecemasan orang tua yang di ukur melalui Hamilton Anxiety Rating Scale
(HARS).
Kriteria objektif:
40
d. Skor 42 – 56 = kecemasan berat sekali/panik
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesa dari penelitian ini adalah “ada hubungan antara lama perawatan bayi dan
dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan orang tua di ruang NICU RSUP
41
BAN IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
waktu pengukuran atau observasi data dalam satu kali pada satu waktu yang
dilakukan pada variable terikat dan variable bebas. Pendekatan ini digunakan
1. Lokasi
2. Waktu
1. Populasi
ruang NICU RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo, pada tahun 2019 dari Januari
sampai Juni sebanyak 277 orang. Dengan data 3 bulan terakhir sebanyak 118
di bulan November.
42
2. Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah pasien bayi yang di rawat di ruang
total sampling karena menurut (Sugiono, 2016), jumlah populasi yang kurang
Kriteria Inklusi:
a. Semua bayi yang dirawat di ruang NICU RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo
consent.
Kriteria Eksklusi:
D. Pengumpulan Data
1. Sumber Data
a. Data primer: Data yang diperoleh langsung dari responden yaitu dengan
b. Data sekunder: Data yang diperoleh dari rumah sakit yang akan menjadi
tempat penelitian.
43
2. Prosedur Pengumpulan Data
a. Fase persiapan
2) Memperoleh izin dari Rumah Sakit tempat pengambilan data awal yaitu
b. Fase pelaksanaan
44
3. Instrumen Pengumpulan Data
penilaian.
pertanyaan yang ada dengan memilih salah satu jawaban dari beberapa
alternative jawaban yang tersedia. Skala ini menggunakan skala model likert
yang terdiri dari 4 alternatif jawaban yaitu Sangat Sering (SS), Sering (S),
diberi skor 1. Skor maksimal pada kuesioner ini yaitu 80 dan skor
minimalnya yaitu 20. Pengkategorian hasil yaitu tinggi jika skor ≥50 dan
menurut alat ukur kecemasan yang disebut HARS (Hamilton Anxiety Rating
45
Scale) adalah memberikan nilai dengan kategori : 1= tidak pernah, 2=
dengan cara menjumlahkan nilai skor dan item 1-14 dengan hasil :
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data
skunder, dimana :
a. Data Primer
respon orang tua bayi dan mengisi daftar pertanyaan lembar observasi yang
telah tersedia.
b. Data Sekunder
E. Pengolahan Data
a. Editing
atau dikumpulkan.
46
b. Koding
c. Scoring
tidak berhubungan.
d. Tabulasi data
F. Analisis Data
1. Analisis Univariat
(Notoatmodjo, 2010).
2. Analisis Bivariat
47
a. P. Value < 0,05 berarti hipotesis diterima (P. Value <). Uji statistic
b. P. Value 0,05 berarti hipotesis ditolak (P. Value ). Uji statistic
E. Penyajian Data
F. Etika Penelitian
Informed concent adalah agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian,
tidak memberikan nama responden pada lembar alat ukur hanya menuliskan
48
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
49
BAB V
A. Hasil Penelitian
dan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan orang tua di ruang NICU
disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan crosstab (tabulasi silang) sesuai
dengan penelitian dan disertai narasi sebagai penjelasan tabel. Adapun hasil
1. Analisis Univariat
bentuk tabel.
50
a. Karakteristik Responden
Tabel 2
Distribusi Karakteristik Responden Orang Tua Bayi yang Dirawat Di Ruang
NICU RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
Karakteristik n %
Umur (Tahun)
<19 2 7.4
20-30 11 40.7
>31 14 51.9
Pendidikan
SMP 6 22.2
SMA 13 48.1
Sarjana (S1) 6 22.2
Magister (S2) 2 7.4
Pekerjaan
IRT 16 59.3
PNS 3 22.2
Wiraswasta 6 7.4
Honorer 2 11.1
Umur Bayi (Hari)
<20 13 48.1
21-40 11 40.7
>40 3 11.1
Diagnosa
BBLR 18 66.7
Kembar Siam 1 3.7
Diare Kronik 1 3.7
Hiperbilirubin 1 3.7
Post Op kolostomi 1 3.7
Kejang Demam 2 7.4
PJB 3 11.1
Total 27 100
karakteristik umur yang paling banyak 14 orang (51,9%) yang berusia >31
tahun dan paling sedikit 2 orang (7,4%) yang berusia <19 tahun. Dilihat dari
51
karakteristik tingkat pendidikan yang paling banyak tingkat pendidikan SMA
13 orang (48.1%) dan paling sedikit Magister (S2) 2 orang (7,4%). Dilihat
dari karakteristik status pekerjaan yang paling banyak Ibu Rumah Tangga
(IRT) 16 orang (59,3%) dan paling sedikit Honorer 2 orang (11,1%). Dilihat
dari karakteristik umur bayi (hari) paling banyak 13 bayi (48,1%) yang
berusia <20 hari dan paling sedikit 3 bayi (11,1%) yang berusia >40 hari. Dan
dilihat dari karakteristik diagnosa bayi yang dirawat, diagnosa yang paling
banyak Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) 18 bayi (66.7%) dan paling
b. Distribusi Lama Hari Rawat Bayi yang Dirawat Di Ruang NICU RSUP
Tabel 3
Distribusi Lama Hari Rawat Bayi yang Dirawat Di Ruang NICU RSUP
Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
Lama Hari n %
RawatBayi
Jangka Panjang ( >7 hari) 18 66.7
Jangka Pendek (≤7 hari) 9 33.3
Total 27 100
Sumber: Data Primer 2020
Tabel 3 menunjukkan lama hari rawat bayi jangka panjang ( >7 hari)
sebanyak 18 bayi (66.7%) dan lama hari rawat bayi jangka pendek (≤7 hari)
52
c. Distribusi Dukungan Keluarga Orang Tua Bayi yang Dirawat Di Ruang
Tabel 4
Distribusi Dukungan Keluarga Orang Tua Bayi yang Dirawat Di Ruang
NICU RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
Dukungan Keluarga n %
Orang Tua Bayi
Dukungan Rendah 16 59.3
Dukungan Tinggi 11 40.7
Jumlah 27 100,0
Sumber: Data Primer 2020
2. Analisis Bivariat
dimana hubungan antar variabel dapat dilihat pada tabel 5 dan 6 di bawah ini:
53
a. Hubungan Lama Perawatan Bayi dengan Tingkat Kecemasan Orang Tua Di
Tabel 5
Hubungan Lama Perawatan Bayi dengan Tingkat Kecemasan Orang Tua
Di Ruang NICU RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
bayi dengan tingkat kecemasan orang tua di ruang NICU RSUP Dr. Wahidin
nya kurang dari 5, maka pada table 2 x 2 tersebut tidak layak di lakukan uji
Chi square. Oleh karena itu peneliti menggunakan uji alternatifnya, yaitu uji
54
Fisher yang hasil analisisnya p = 0.04 (p < 0.05). Hal ini berarti terdapat
hubungan antara lama perawatan bayi dengan tingkat kecemasan orang tua di
Tabel 6
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Orang Tua Di
Ruang NICU RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
juga terdapat 1 sel (25%) yang nilai expected-nya kurang dari 5, dan tidak
layak di lakukan uji Chi square. Adapun hasil analisis uji Fisher yaitu p =
0.02 (p< 0.05). Hal ini berarti juga terdapat hubungan dukungan keluarga
55
dengan tingkat kecemasan orang tua di ruang NICU RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar.
B. Pembahasan
1. Karakteristik responden
karakteristik umur yang paling banyak 14 orang (51,9%) yang berusia >31
tahun dan paling sedikit 2 orang (7,4%) yang berusia <19 tahun. Potter dan
pada usia dewasa, terutama pada rentang usia 21-45 tahun. Kecemasan yang
dirasakan oleh orang tua akan bertambah pada saat peran pengasuhan bayi.
dan paling sedikit Magister (S2) 2 orang (7,4%). Namun, berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh Suyanto & Arumdari (2017) menemukan latar
sebanyak 62 responden (50,8 %), SMP sebanyak 31 responden (25,4 %), dst.
Pendidikan dapat memicu munculnya stres pada orang tua dengan bayi yang
semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua bayi maka stres yang dirasakan
semakin tinggi hal ini diakibatkan oleh dengan pengetahuan yang tinggi
56
orang tua banyak bertanya namun terkadang informasi yang didapatkan oleh
orang tua tidak sesuai dengan hal yang diharapkan oleh orang tua.
paling banyak Ibu Rumah Tangga (IRT) 16 orang (59,3%) dan paling sedikit
Suyanto & Arumdari (2017) pekerjaan terbanyak yang ditemukan pada orang
tua yang memiliki bayi di ruang intensive yaitu pekerjaan swasta sebanyak 78
paling banyak 13 bayi (48,1%) yang berusia <20 hari dan paling sedikit 3
bayi (11,1%) yang berusia >40 hari. Hal ini sejalan dengan penelitian Merysa,
Ruang NICU RSUD dr. Zainoel Abidin yaitu usia 0-8 hari dengan frekuensi
dirawat, diagnosa yang paling banyak Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) 18
bayi (66.7%) dan paling sedikit kembar siam 1 orang (3,7%), diare kronik 1
orang (3,7%), hiperbilirubin 1 orang (3,7%) dan post operasi 1 orang (3,7%).
57
bahwa kebanyakan bayi dirawat di ruang perawatan intensif dengan berbagai
dialami oleh orangtua merupakan dampak atau akibat dari kejadian yang
(kecemasan).
orang tua yang yang bayinya menjalani hospitalisasi di ruang intensif yaitu
bayi), faktor sumber daya personal (dukungan sosial) dan faktor dukungan
lingkungan (dukungan perawat) dan termasuk lama perawatan atau hari rawat
bayi. (Steedman,2017).
58
2. Hubungan lama perawatan bayi dengan tingkat kecemasan orang tua
dari 27 responden (100%) dengan lama perawatan yang jangka panjang ( >7
berat. Sedangkan dengan lama perawatan jangka pendek (≤7 hari) terdapat 2
statistic dengan uji Fisher yang hasil analisisnya p = 0.04 (p < 0.05) berarti
orang tua.
Hal ini sejalan hasil penelitian Sekar Siwi, A. dkk, (2017) bahwa lama
coefficient 0.438. Hal tersebut disimpulkan bahwa lama bayi dirawat memiliki
merasakan kecemasan sejalan dengan lama hari rawat bayi. Bayi yang dirawat
di NICU, lama perawatan yang panjang serta harapan hidup yang tidak pasti
59
bahwa bayinya yang tidak parah maka dapat segera pulang, sebaliknya bayi
yang dirawat dalam jangka waktu yang lama berarti bayinya mengalami
dialami bayi, semakin lama bayi akan berada di ruang NICU. Ada banyak
faktor mengapa bayi perlu dirawat di ruang NICU, namun pada dasarnya
bertujuan agar bayi mendapat pengawasan dan perawatan secara intesif. Dari
kecemasan pada orang tua. Menjadi orang tua tentu merupakan sebuah
pengalaman. Beberapa ada yang sudah tidak sabar keluar dari rumah sakit,
keluarga dengan tingkat kecemasan orang tua di ruang NICU RSUP. Dr.
dengan tingkat kecemasan orang tua di ruang NICU RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar.
Hal ini tidak sejalan dengan penelitian dari Hendrawati, S dkk (2018)
yang meneliti tentang kebutuhan orang tua dalam perawatan bayi sakit kritis
60
keluarga (M = 3,49 dan SD = 0,16) walaupun nilai yang didaptkan paling
rendah dari yang lain tetapi masih merupakan kebutuhan yang dirasakan
dari orang yang berarti, baik secara perorangan maupun kelompok. Dukungan
dapat berupa dukungan sosial keluarga internal, seperti dukungan dari suami
istri atau dukungan dari saudara kandung, atau dukungan sosial keluarga
eksternal dukungan sosial eksternal bagi keluarga inti (dalam jaringan kerja
sosial keluarga).
61
(Friedman, 2013). Dukungan emosional adalah keluarga sebagai tempat yang
aman dan damai untuk istirahat serta pemulihan dan membantu penguasaan
orang tua selama bayi dirawat di ruang NICU. Dengan adanya dukungan
oleh system saraf pusat. Persepsi ini timbul akibat adanya rangsangan dari luar
serta dari dalam yang berupa pengalaman masa lalu dan faktor genetic.
Rangsangn tersebut dipersepsi oleh panca indra, diteruskan dan direspon oleh
system saraf pusat sesuai pola hidup tiap individu. Di dalam saraf pusat,
mediator hormonal yang lain menyebutkan bahwa di dalam system saraf pusat
releasing factor, juga ikut terlibat. System saraf otonom yang berada di
62
perifer, terutam system saraf simpatis, juga memperantai banyak gejala
kecemsan.
63
BAB VI
PENUTUP
A. Simpulan
kesimpulan :
B. Saran
yang optimal serta tetap memberikan dukungan kepada orang tua bayi
64
DAFTAR PUSTAKA
Brodsky, D., & Qualette, M. (2008). Primary care of the premature infant,
Philadelpia : Saunders Elseviers
Budiningsari , Dwi R., (2004). Pengaruh Perubahan Status Gizi Pasien Dewasa
terhadap Lama Rawat Inap dan Biaya Rumah Sakit.Jurnal Gizi Klinik
Indonesia. i-lib.ugm.ac.id/jurnal.
Chriswardani S. (2006). Penyusunan Indikator Kepuasan Pasien Rawat Inap
Rumah Sakit di Provinsi Jawa Tengah.Jurnal Managemen Pelayanan
Kesehatan.
Cockroft, S. (2012). How can family centred care be improved to meet the needs
of parents with a premature baby in Neonatal intensive care?. Journal of
neonatal nursing, 18, 105-110
Couglin, M., Gibbins, S., & Hoat, S. (2009). Core measures of developmentally
supportive care in neonatal intensive care unit: Theory precedence, and
practice. Journal of advanced nursing, 65(10), 2239-2248
Harrison, L., Lotas, M., & Jorgensen, K. (2004). Enviromental issues. Dalam C.
Kenner & J. M. McGrath (Eds.), Developmental care of newborn and
infant: A guide for health professionals, (pp. 229-263). St. Louis: Elsevier
Mosby.
Herman C., Karolak W.,at all. (2009). Predicting Prolonged Intensive Care Unit
Length of Stay in Patients Undergoing Coronary Artery Bypass Surgery
Development of An Entirely Preoperative Scorecard. Current Opinion in
Critical Care.
Hockenberry, M. J., & Wilson, D. (2009). Wong’s Essensials of pediatric
nursing. (8th ed). St. Louis: Mosby Inc
Hockenberry, M. J., & Wilson, D. (2012). Wong’s clinical manual of pediatric
nursing. (8th ed). St. Louis: Mosby Inc
Miles, M.S., Funk, S., & Carlson, J. (2007) The Parental Stressor Scale:
Neonatal Intensive Care Unit. Nursing Research, 42, 148-152
Mugliyah, A.F., & Razzak, M.I. (2015). The parents' perception of nursing
support in their Neonatal Intensive Care Unit (NICU) experience.
International Journal of Advanced Computer Science and Applications, 6
(2), 153-158.
Reijneveld, S. A., De Kleine, M. J., Van Baar, A. L., Kolle´e, L. A., Verhaak, C.
M., Verhulst, F. C., & Verloove-Vanhorick, S. P. (2006). Behavioural and
emotional problems in very preterm and very low birthweight infants at age
5 years. Arch Dis Child Fetal Neonatal, 91, F423–F428.
Turner, M., Hansen, A.C., Winefield, H., & Stanners, M. (2015), The assesment
of parental stress and support in Neonatal Intensive Care Unit using the
parent stress scale – Neonatal Intensive Care Unit. Woment and Birt, 28
252-258.
Kepada
Yth. Responden
Di Tempat
Nim : 21806230
Adalah Mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Kegiatan yang diharapkan dari calon responden adalah mengisi lembar Kuesioner yang
diberikan oleh peneliti dan menjawab semua pertanyaan sesuai dengan petunjuk yang ada.
Jawaban yang calon responden berikan akan peneliti jaga kerahasiaannya dan hanya digunakan
Makassar,.....................2020
Peneliti
(Kurnia Citra)
Lampiran 2
Nama :
Umur :
Alamat :
diberikan peneliti. Saya mengerti bahwa saya menjadi bagian dari penelitian yang bertujuan
Saya telah diberitahu peneliti, bahwa jawaban yang diberikan akan dijamin
kerahasiaannya dan hanya dipergunakan untuk keperluan penelitian. Oleh karena itu secara
Makassar,.......................2020
Responden
Lampiran 3
LEMBAR KUESIONER
HUBUNGAN LAMA PERAWATAN BAYI DAN DUKUNGAN KELUARGA
DENGAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA DI RUANG NICU RSUP
DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR
No. Res :
SD
SMP
SMA/SMK
Diploma
Sarjana
Master
4. Pekerjaan :............................................................
5. TanggalPemeriksaan :............................................................
6. Lama PerawatanBayi :............................................................
7. Karakteristik Bayi :
a. Umur :…………………………………….
b. Jenis Kelamin :…………………………………….
c. Berat Badan :…………………………………….
d. Panjang Badan :…………………………………….
e. Lingkar Kepala :…………………………………….
f. Lingkar Lengan :…………………………………….
KETERANGAN :
Jenis Kelamin : 1 = Perempuan Pekerjaan ; 1 = IRT
2 = Laki-laki 2=
Umur : 1 = <19 tahun 3=
2 = 20-30 tahun 4 = PNS
3 = >31 tahun
Pendidikan : 1 = SMP Umur Bayi: 1 = <20 hari
2 = SMA 2 = 21-40
3 = Sarjana 3 = >41 hari
4= Magister
HUBUNGAN LAMA PERAWATAN BAYI DAN DUKUNGAN KELUARGA
: 1 = Panjang ( ≥7 Hari)
2 = Pendek (< 7 hari)
: 1 = Rendah (< 50 )
2 = Tinggi (≥50)
Cases
Crosstab
kecemasan
pendek Count 2 7 9
Chi-Square Tests
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.33.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Risk Estimate
Crosstab
kecemasan
tinggi Count 3 8 11
Chi-Square Tests
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.07.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Risk Estimate
Frequencies
Statistics
jenis jenis
inisial nama kelamin umur pendidikan pekerjaan umur kelamin lama hari dukungan umur umur
responden responden responden responden responden bayi/hari bayi diagnosa rawat keluarga kecemasan angka bayi
N Valid 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 2.44 1.63 1.33 1.41 1.37 29.48 23.19
Std. Deviation .641 .688 .480 .501 .492 6.664 12.493
Minimum 1 1 1 1 1 17 6
Maximum 3 3 2 2 2 39 52
Frequency Table
inisial nama responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
umur responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
pekerjaan responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
umur bayi/hari
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
dukungan keluarga
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
kecemasan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent