Anda di halaman 1dari 16

KEPERAWATAN

GAWAT DARURAT

Pengisapan Lendir / Sekret (SUCTION)

Pengertian
Pengisapan lendir adalah suatu metode untuk mengeluarkan lendir atatu secret dari
jalan napas.Pengisapan ini biasa dilakukan melalui mulut,nasofaring atau trakea.pengisapan
nasotrakea meliputi pemasangan selang karet kecil kedalam hidung klien dan terus ke trakea.

Tujuan

Mempertahankan kepatenan jalan napas dengan menjaga kelancaran dan


membebaskan jalan napas dari secret/lendir yang menumpuk dan untuk merangsang klien
batuk dalam.

Kontaindikasi

Prosudeur ini dikontradikkasikan pada klien yang mengalami kelainan yang dapat
menimbulkan spasme laring (terutama sebagai akibat pengisapan melalui trakea) gangguan
pendaharan,edema laring,varises esophagus,pembedahan trakea,pembedahan gaster dengan
anastomosis dan infark miokard.

Persiapan alat :

1. Mesin peingisapan dan set pelengkapan


2. Kateter pengisapan ukuran 14F(dilengkapi dengan alat penutup/pembuka)
3. Wadah steril (t.u untuk pengisapan melalui trakea dan trakeostomi)
4. Air steril
5. Pelumas (biasanya KY Jelly)
6. Tisu/lap pengering
7. Handuk steril
8. Sarung tangan steril (untuk pengisapan melalui trakea dan trakeostom)
9. Botol penampung
10. Manometer untuk mengukur jumlah daya isap
11. Spatel lidah (jika perlu)
12. Set oksigen

PROSEDUR PENGISAPAN LENDIR / SEKRET (SUCTION)


Nama Mahasiswa :

NIM :

NO. Kegiatan Check List


0 1 2
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur kepada klien atau keluarga (jika klien tidak sadar)
3. Ukuran tanda vital
4. Periksa fungsi mesin pengisap
5. Posisikan fungsi semi fowler atau fowler
6. Berikan oksigen sebelum melakukan pengisapan
7. Hidupkan sumber pengisapan dan tempatkan ujung jari di ujung
selang yang disambungkan.
8. Pakai sarung tangan dan member pelumas pada kateter.Dengan
pengisapan tidak mengisap,masukkan kateter perlahan-lahan sampai
ke faring,laring.pengisap mengisap,keluarkan kateter dengan gerakan
memutar.lama pengisapan 10-15 detik,berikan istirahan.
9. Berikan oksigen setelah melakukan pengisapan.
10. Nilai kembali kondisi klinis klien
11. Cuci tangan
12. Dokumentasikan prosedur dan respon klien dalam catatan klien
Keterangan Check List :
INTUBASI ENDOTRACHEAL
Defenisi

Adalah memasukkan pipa jalan nafas buatan kedalam trachea melalui mulut

Tujuan

1. Membebaskan jalan nafas


2. Untuk pemberian pernafasan mekanis (dengan ventilator)

Indikasi

1. Proteksi jalan napas


2. Hilangnya refleks gag misalnya cedera serebro caskuler,kelebihan dosis obat.
3. Obstruksi jalan napas besar mesalnya epiglotis,corpus alienum,paralisis pita suara
4. Pendarahan faring.
5. Optimalisasi jalan napas
6. Saluran untuk pelaksanaan pulmonari toilt darurat contoh pengisapan lendir atau
bronkoskopi untuk aspirasi akut.
7. Tindakan untuk memberikan tekanan positif dan continue yang tinggi pada jalan
napas,contoh ARDS
8. Ventilasi mekanik.
9. Pulmonar-penyakit asma
10. Neurologi-berkurangnya dorongan respirasi

Persiapan Alat

1. Selang endotracheal sesuai ukuran 5. Penghisap lendir


2. Spoit 10 ml 6.Anastesi topikal/semprot
3. Stilet 7.jely lidokain
4. Laringoskop set 8.plaster
9. masker
PROSEDUR INTUBASI ENDOTRACHEAL

Nama Mahasiswa :

NIM :

No. Kegiatan Check List

1. Cuci tangan
2. Jelaskan dengan singkat prosedur kerja pada pasien sadar dan isi surat
izin bila situasi memungkinkan.
3. Awasi pasien dengan oksimetri nadi bila memungkinkan
4. Pasang masker,pelindung mata dan sarung tangan
5. Masukkan stilet ke dalam selang endotracheal,buat lengkungan pada
selang dan stilet,uji integritas balon selang dengan mengembangkan
udara 10 ml,kempeskan balon dan biarkan udara semprit mengisi selang
6. Berikan jely lidokain pada balon ujung selang
7. Buat posisi pada kepala tempat tidur,baringkan pasien terlentang dan
buat kepala dan leher dalam posisi menghirup.jangan lakukan bila ada
kemungkinan fraktur tulang belakang.
8. Gunakan bag dan masker untuk memberikan pre oksigenasi pasien
selama 30 detik
9. Genggam selang endotracheal dengan tangan kanan,masukkan dengan
tangan kiri dari mata pisau laringoskop ke dalam mulut pasien sepanjang
sisi kanan lidah kemudian gerakkan laringgoskop ke garis tengah.
10. Lanjutkan mata pisau ke valekula,dan biarkan laringgoskop ke arah kiri
dan ke atas dengan kekuatan langsung sejajar ke sepanjang aksis
pegangan.
11. Perhatikan laring pasien,bersihkan jalan napas dari sekret
12. Masukkan selang endotracheal ke dalam sisi kanan mulut
pasien,lanjutkan ke faring dan akhirnya melalui pita
13. Angkat laringgoskop dan stile selang endotracheal,isi balon dengan
udara 5-10 ml
14. Ventilasi bag melalui selang saat mengauskultasi hemitorak dan
epigastrium
15. Setelah bunyi napas optimal dicapai,amankan selang dalam posisi dan
plester kemudian periksa dengan sinar X.
PEMASANGAN ELEKTROKARDIOGRAFI (EKG)
Defenisi

 Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari aktifitas listrik jantung.


 Elektrokardiogram adalah suatu grafik yang menggambarkan rekaman listrik jantung.
 Kegiatan listrik jantung dalam tubuh dapat dicatat da direkam melalui elektroda-
elektroda yang dipasang pada permukaan tubuh.Kelainan tata listrik jantung akan
menimbulkan kelainan gambar EKG.

Tujuan

EKG sangat berguna dalam menentukan kelainan seperti berikut :

 Kelainan-kelainan irama jantung (Disritmia)


 Gangguan otot jantung berupa iskemia dan infark miokard.
 Memperkirakan adanya pembesaran jantung ( Hipertrofi Atrium dan Ventrikel)
 Efek obat-obatan terutama Digitalis dan Anti-aritmia
 Peradangan pada dinding jantung seperti miokarditis
 Gangguan keseimbangan elektrolit khususnya kalium.
 Penilaian fungsi pacu jantung.

Persiapan Alat

1. Set balutan steril atau bahan-


 Sarung tangan steril
 Set balutan gunting dan forsep
 Balutan kasa dan bantalan kasa
 Basin/kom untuk larutan antiseptic
Atau larutan pembersih
 Salep/bubuk antibiotic (bila dipesankan)
2. Larutan pembersih yang diresepkan oleh dokter
3. Larutan garam faal (NaCl 0,9%)/air
4. Sarung tangan sekali pakai
5. Plester atau larutan sesuai kebutuhan
6. Kantung tahan air untuk sampah
7. Balutan kasa ekstra dan surgipad
8. Selimut mandi
9. Aseton
10. Bantalan tahan air/perlak

PROSEDUR PEMASANGAN ELEKTROKARDIOGRAFI (EKG)


Nama Mahasiswa :
NIM :
NO KEGIATAN Check List

1. Persiapan klie
 Memberitahu penderita bahwa akan dilakukan perekaman
jantung
 Menginstuksi penderita untuk membuka pakaian dan perhiasan
 Penderita diminta untuk berbaring
2. Bawa semua peralatan di samping tempat tidur.Perawat berdiri di area
dominan (jika kidal maka berdirilah diseblah kiri tempat tidur)
3. Salam terapeutik
4. Bantun klien untuk atur posisi yang sesuai untuk pemasangan EKGtau
posisi supinasi
Elektroda ekstremitas dipasang pada pergelangan tangan kanan dan kiri
searah dengan telapak tangan dan pada ekstremitas bahwa pada
5. pergelangan kaki kiri/kanan sebelah dalam yang sudah diberi jelly.
 Merah (RA)_lengan kanan
 Kuning (LA)_lengan kiri
 Hijau (LF)_tungkai kiri
 Hitam (RF)_tungkai kanan
Elektroda sadapan unipolar perikordial dipasang paadaa :
- Sela iga ke 4 pada garis sterna kanan = V1
- Sela iga ke 4 pada garis sterna kiri = V2
- Terletak antara V2 dan V4 adalah = V3
- Ruang iga ke 5 pada garis tengah klavikula = V4
6. - Garis aksila depan sejajar dengan V4 =V5
- Garis ksila tengah sejajar dengan V4 =V6
- Garis aksila belakang sejajar dengan V4 = V7
- Garis scapula belakang sejajar dengan V4 =V8
- Batas kiri dari kolumna veterbrata sejajar dengan V5 = V9
- Lokasi sama dengan V3 tetapi pada sebelah kanan = V3R
Pada umumnya perekaman hanya 12 lead yaitu I.II.III.aVR,aVF,aVL,V1-
V6
7. Hidupkn mesin EKG dan tunggu sebentr untuk pemanasan
Periks kembali standarisasi EKG anatara lain :
8.  Kalibrasi 1 mvolt
 Kecepatan 25 mm/detik
9. Lakukan kalibrasi 3x dengan menekan tombol run/start dan setelah itu
bergerak
10. Pindah lead selektor
11. Setelah selesi tulis penctatan :
 Nama Klien
 Umur
 Jenis kelamin
 Tanggal/jam pembuatan rekaman
 Tuli ruangan/poliklinik asal penderita
 Tanda lead I,II,III,aVR,aVF,aVL,V1-V6
 Tulis disudut kiri bawah nama si pembuat rekaman
12. Rapikan alat-alat EKG kembali
13. Beritahukan bahwa prosedur telah selesai.angkat rapikan pakaian klien
14. Cuci tangan

DC SHOCK
Defenisi

 Suatu cara memberikan renjatan arus listrik langsung ke jantung lewat sepasang
elektrod yang diletakkan pada dinding toraks untuk menghentikan takikardia ventricular
dan supraventrikuler.
 Pemberian renjatan sinkron gelombng R (kompleks QRS).
 Renjatan listrik mendepolarisasi sel pemacu jantung utomatic dan sel miokardial serta
menghilangkan atritmia.
 Nodus sinoatrial,nodus atrioventrikuler dan system purkinje alih irama jantung.
Indikasi :

 Kardioversi darurat,
1. Takikardi supraventrikular,fluter atrial,dan filbrilasi dengan hipotensi,hipoperfusi
sistemik,ggal jantung kongestif,atau iskemia miokard.
2. Takikardi ventrikel dengan nadi palpasi gagalberubah ke irama sinus dengn lidokain
tau amiodaron.
 Kardioversi elektif
Kardioversi dilakukn elektif pada takikardi supraventrikuler,fluter atrial,dan fibrilasi
atrial,yang gagal berubah ke irama sinus dengan
digitalis,propranolol,adrofonium,fenilefrin,kuinidin,atau verapanil.
Irama sinus lebih baik daripada aritmia karena curah jantung lebih banyak dan lebih
rendh angka embolisme.

Kontraindikasi :

 Intoksikasi digitalis
 Fibrilasi ventrikel dapat terjadi walaaupun dilakukan kardioversi sinkron,stimulasi cepat
atrium dengan pemacu temporer (TPM) dapat merubah atritmia supraventrikular.
 Penyakit system konduksi.blok atrioventrikular dipasang profilaktik temporer pace
maker (TPM).
 Pasien dengan tidk mampu bertahan pada irama sinus.
 Fibrilasi atrial yang telah lama atu bertahun
 Kardioversi dengan fibrilasi atrial cepat berulang,dengan dosiis kuinidin profilaktik.
 Post operasi baru katup jantung,kardioversi ditund 10-14 hari,TPM dapat menghentikan
takiaritmia.

Evaluasi pasien :

Evaluasi tentang hipertiroidisme,intake,digitalis,hipoksemia,stress


psikologik,anemia,hipokalemia,hiperkalemia,hipokalsemia,hipomagnesemia,atau gangguan
metabolic utonom lain yang menyebabkan aritmia.

Persiapaan pasien :

1. Jelaskan prosedur secara penuh kepada pasien termasuk komplikasi potensialnya dan
dapatkan izin tertulis.
2. Berikan antikoagulan profilaktik,dianjurkan pada pasien atrial fibrilasi dengan riwayat
embolisme,stenosis mitral,gagal jantung kongestif,atau pembesran atrium kiri.
3. Hentikan digitalis,24jam sebelum kardioversi dan 48-72 jam pada pasien tua.Digoxin
bekerja selamaa 2-5 hari.
4. Berikan kuinidin (3000 mg tiap 6 jam ) selama 2 hari sebelum kardioversi,menurunkaan
40% pemulihan ke irama sinus,tetapi kadang pencetus VT atau Vf.
5. Puasakan pasien 6 jam sebelum tindakan kardioversi
6. Rawat pasien dengan monitor EKG,untuk evaluasi Irma dan evaluasi EKG 12 lead.
7. Letakkan lempeng resusitasi jantung di bawah dada pasien.
Personalia :

Dokter atau perawt terampil kardioversi,anestesi dibutuhkan untuk penataalaksaanaan


intubasiendotrakeal.

Persiapan alat :

1. Kardioverter arus searah (DC) dengan monitor osiloskop,modus sinkronisasi tombol


seleksi tingkat energy,pedal elektroda dan jelly elektroda.
2. Obat sedasi : amnesia atau anastesi selama kardioversi dengan diazepam
(valium).pentothal atau brevithal.
3. Resusitasi : lempeng dipunggung,section,oksigen,intubasi,set
(EET,lavingoskope,guidel,jelly,spatel)ambubag dan obat atropine serta aantiaritmi.

Penatalaksanaan kardioversi

1. letakkan pasien terlentang diatas lempeng resusitasi jantung.


2. Pasang elektroda monitor EKG pada dada pasien
3. Nyalakan tombol kardioversi dan sikronisasi
4. Singkirkan oksigen atau peralatan atau bahan yang mudah terbakar.
5. Berikan obat sedative perlahan,pantau frekunsi jantung,respirasi dan tekanan darah.
6. Berikan jelly pada pedal elektroda kardioversi,bantalan kasa larutan garam tidak dipakai
karena menyebabkan lengkungan arus.
7. Tipe kardioveter anteroapikal,elektroda pertama diletakkan di bawah klavikula kanan
tepat lateral sternum dan elektroda kedua diletakkan dibawah putting susu anterior
aksilaris.
8. Pilih tingkatan energy 100 joule
9. Pastikan tidak ada kontak operator,orang lain dan pasien terhadap bahan konduktor
(logam,air,ventrikulator).
10. Berikan renjatan listrik bila sedasi pasien memadai dengan teknn mantap 11,25 kg pada
pedal elektroda.
11. Periksa nadi pasien,EKG,dan jalan napas segera setelah renjatan listrik kardioversi.reaksi
kardiovaskuler setelah rejatan listrik tampak vagal dengan bradikardi disusul takikardi 30
detik reaksi simpatis.
12. Aritmia ventrikel atau kelainan gelombang ST dapat menunjukkan kerusakan miokard
akibat rejatan atau interaksi obat dengan rejatan listrik.
13. Bila rejatan gagal,tingkatkan dosis energy secara bertahan 100,200,300,360,joules
sampai aritmia dikoversi atau smpai 360mjoules gagal.
14. Biarkan 2 menit di antara rejatan listrik untuk supraventrikular takikardi,karena lambat
berkonversi.

Asuhan Keperawatan Post Kardiversi :

1. Lakukan pemeriksaan singkat,kaji komplikasi segera seperti hipotensi,embolisasi


sistemik,edema paru,dan aspirasi.
2. Periksa EKG 12 lead dan pantau irama EKG pasien selama beberapa jam.
3. Pasien bedrest total
4. Lanjutkan obat antiaritmia maintenance amiodaron 450 mg/24 jam

Komplikasi Kardiversi :

1. Luka bakar kulit.kontak elektroda tidak mamadai atau renjatan berulang dapat timbul
luka bakar derajat I-II.
2. Aritmia,irama qtrioventrikuler,VES,VT dan VF dapat timbul setelah renjatan.
3. Kerusakan otot jantung perubahan gelombang T dan ST terjadi sekitar 1% dan
peningkatan CKMB sekitar 9% pasien.
4. Pembesaran jantung
5. Edema paru,diduga paralisis atrial kiri
6. Embolisasi sistemik,sekitar 0.8%lebih tinggi pada atrium kiri besar,stenosis
mitral,CHF,atau emboli sebelumnya.
7. Hipotensi,singkat dan berakhir beberapa jam
8. Pneumonia aspirasi.

DEFIBRILASI

Defenisi
 Pemberian syok listrik atau searah pada thoraks untuk menghentikan fibrilasi
ventrikel atau takikardi ventrikel yang menyebabkan gangguan hemodinamik
mengancam jiwa

Indikasi :

1. Filbrilasi ventrikal.
2. Takikardia ventrikel tanpa nadi arteri tepi terdeteksi atau gagal sirkulasi (apnea atau
kolaps).
Kolps mendadak dengan kehilangan nadi.diasumsikan 75% pasien dengan
VF.defibrilasi buta,memuaskan meskipun sebelum RJP jika diberikan kurung 30 detik
sejak henti jantung.jika VF sebelum masuk rumah sakit RJP harus dilakukan 4 menit
dan defibrilasi diusahakan dalam 8 menit,50% pasien dapat bertahan hidup.

Kontraindikasi :

 Tidak ada indikasi absolute karena VF selalu menuju kematian dan defibrilasi VT
atau VF jarang spontan
 Keputusan memberikan pasien meninggal,penderita penyakit kritis/tanpa
harapan
 Pasien sadar atau nadi arteri spontan teraba.tidak peduli osiloskop atau EKG
termonitor.Artefak pada elektroda longgar,tremor otot dan alat monitor
bermasalah kecuali diperlukan kardioversi.
 Defibrillator malfungsi tak terawatt dengan isolasi/kawat terbuka,elektroda
pedal bengkoko,pegangan elektroda retak.RJP diteruskan sampai peralatan
elefibrilator aman bagi operator dan pasien.

Persiapan Alat :

1. Defibrillator kardiak
2. Bahan konduksi listrik seperti jelly elektroda
3. Peralatan pamantau iraama EKG (elektroda pedal dan monitor osiloskop)
4. Pastikan tidak ada orang lain menyentuh pasien atau logam konduktor atu ventilator
5. Tekan tombol untuk mengisi kapasitor dan tekan tombol elektroda pedal secara
serentak untuk melepaskan syok listrik
6. Segera seorang anggota tim resusitasi meraba nadi arteri dan pantau irama EKG,bila
nadi tidak teraba ulangi RJP
7. Bila irama sinus dan kembali VF,syok energy sama diberikan dalam 5-15 detik energy
DC syok 200,300 dan 360 joules,tidak defibrilasi lakukan :
a. Teruskan RJP diantara Dc syok
b. Koreksi asidosis atau alkalosis dan rasio ion abnormal (Ka,Ca,Mg,Na)
c. Pastikan ventilasi paru memadai,periksa gas darah secara serial.
d. Berikan epinefrin IV(0,5 mg) dan/atau CaCl2 (5 ml larutan 10%) (1g/10ml),bila
terdapat VF halus atau asistol monitorEKG,MgSO4 dapat mempercepat
defibrilasi VF dan memungkinkan defibrilasi efektif.
e.
e. Periksa fungsi defibrillator kegagalan output sering dan kedutan otot tidak
menunjukkan aliran DC syok adekuat lewat dinding toraks dan
jantung,pertimbangan memakai alat defibrillator lain sambil RJP.

Asuhan keperawatan Post Defibrilasi :

Pasien defibrilasi VF atau VT memerlukan pemantauan EKG seksama,persiapan


control aritmia dan mencegah VF berulang dan penatalaksanaan penyakit dan kondisi
patofisiologi yang mendasari keadaan pasien :

1. Pasien indikasi rawat intensif


2. Lakukan pemeriksaan fisik,kaji komplikasi resusitasi,seperti faktur
iga,pneumotoraks,tau rupture hati atau limpa.
3. Lakukan ronsen thoraks dan EKG 12 lead
4. Secara khusus pantau :
a. Tekanan darah,nadi dan pernapasan
b. irama jantung lima kali atau lebih/menit,dan jenis
(kuplet,multifocal,begemini,fenomenon R atau T) dari VES,episode singkat
VT,dan VT menetap,terapi santiaritmia penting untuk mencegah rekurensi VF.
c. Fungsi serebral (integrative lebih tinggi)
d. Gas darah arteri,asidosis dan alkalosis predisposisi refibrilasi
e. Elektrolit dan fungsi ginjal
f. Pantau hemodinamik secara akurat.

Komplikasi defibrilasi :

Sekuele RJP dan defibrilasi cukup banyak disebabkan oleh ruda paksa mekanis
dan listrik,petugas terlatih pertolongn hidup dasar dan lanjutan,komplikasi harus dapat
diabaikan :

1. Fraktur iga
2. Flail chest
3. Pneumotoraks,hemothoraks,atau pneumomediastrinum
4. Tamponade pericardial
5. Luka bakar atau kontusio miokard
6. Pneumoni aspirasi
7. Edema paru

MEKANISME PENGISIAN FLOW SHEET

1. DEFENISI
Flow sheet merupakan bagian dari clinical record (rekam medis),merupakan
kumpulan data komprehensif yang menggambrkan kondisi pasien,kebutuhan
perawatan,pelayanan kesehatan yang diberikan dan respon terhadap perawatan.

2. PENANGGUNG JAWAB
- Perawat primer dan pelaksana
- Dokter pennggung jawab atau dokter yang merawat

3. URAAIAN PROSEDUR
1. Identitas
- Nama penderita : menuliskan nama jelas pasien bukan dengan singkatan.
- Nama ayah/suami/istri : menuliskan penanggung jawab atas pasien
selama berada di intensive care unit.
- Pangkat/golongan : mencantumkan dengan jelas golongan jika pasien
dalam lingkup asuransi kesehatan (ASKES).
- Alamat : menuliskan alamt jelas pasien
- Tanggal : tanggal sat dilakukan pengisian flow sheet
- Umur : diisi umur diagnose medis saaat masuk dan selama di intensive
care unit.
- Register : menuliskan nomor rekam medic pasien (No RM)
- Hari ke : menuliskan jumlah atau lamanya pasien dirawat di intensive
care unit.

2. Pemantauan tanda-tanda vital


- Tekanan darah : menuliskan hasil tekanan yang tercantum bed side
monitoring dengan tinta hitam.
- Nadi : menuliskan hasil nadi atau heart rate yang tercantum pada bed
side monitoring dengan tinta merah.
- Suhu : menuliskn hasil suhu yang tercantum pada bed side monitoring
dengan tinta biru.

3. Instruksi dokter
Semua instruksi dokter yang berada di lembar merah pada status pasien
dicantumkan pada lembar flow sheet baik terapi farmakologis yang
lengkap dengan dosis dan cara pemberiannya maupun non farmakologis
secara jelas pengisian instruksi dokter ini dapat di isi langsung oleh dokter
jika ada instruksi tambahan.

4. Tingkat kesadaran
- Glow Coma Scale (GCS) : menuliskan GCS pasien secara jelas yang terdiri
dari :
 Buka mata (BM)
 Respon motorik (RM)
 Respon verbal (RV)
- Reaksi reflex pupil : menuliskan hasil pemeriksaan reflex pada pupil
pasien.

5. Set up ventilator
Menuliskan settingan atau pengaturan atau mode ventilator yang digunakan
pada pasien,hal-hal yang penting dituliskan adalah :
- Tipe ventilasi
- PEEP/CPAP
- Respirasi rate
- Tidal volume
- FO 02
- Ukuran ETT
-
6. Intake
Menuliskan intake atau asupan pasien baik per NGT/OGT maupun secara
parenteral selama 24 jam
- Infuse : menuliskan terapi cairan atau obat-obatan yang masuk melalui
infuse
- Oral : menuliskan semua pemberian makanan yang diberikan secara oral
maupun NGT/OGT
- Obat-obatan : menuliskan terapi obat lengkap dengan dosis dan cara
pemberiannya yang diberikan pada pasien baik secara injeksi maupun
oral.penulisan obat-obatan untuk injeksi dari kolom atas sedangkan obat
injeksi ditulis dari kolom bawah.

7. Output
Menuliskan hasil pengeluaran pasien selama 24 jam terdiri dari :
- Urine
- Drain (jika terdapat drainase)
- Maag slang

8. Hasil laboratorium
Mencatat semua hasil laboratorium pasien utamanya hasil laboratorium yang
bermasalah secara jelas dan lengkap

9. Neuro status
- Reaksi dan besar pupil : diisi ukuran pupil dalam bentuk gambar lingkaran
atau besar pupil dalam cm serta refleksi pupil terhadap cahaya (-
/+/±/lambat/cepat).

- GCS : NILAI
a. Buka mata (E)
 Spontan 4
 Respon perintah lisan 3
 Respon rangsang sakit 2
 Tidak ada respon 1
b. Respon Motorik (M)
 Sesuai perintah 6
 Terlokasi pada sakit 5
 Menarik terhadap rangsang sakit 4
 Fleksi abnormal 3
 Respon ekstensor 2
 Tidak ada respon 1
c. Respon Vebral Terbaik (V)
 Bicara sesuai,teroritasi 5
 Bicara kacau 4
 Bicara tidak sesuai 3
 Kata-kata tidak berarti 2
 Tidak ada suara 1
 Terintubasi T

10. Catatan perkembangan


Catatan perkembangan : diisi catatan perkembagan pasien selama shift
pagi.diisi oleh dokter atau perawat yang merawat pasien pada shift
tersebut.komponen catatan perkembangan yang harus diisi pada kolom ini
adalah SOAP,dokter atau oerawat yang menulis catatan perkembangan harus
mencantumkan nama dan paraf.

Anda mungkin juga menyukai