Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut data WHO (2016) cakupan ASI ekslusif di seluruh dunia hanya sekitar 36 %
selama priode 2007-2014. Pencpaian ASI ekslusif di Indonesia tahun 2016 sebesar 54% namun
kembali mengalami penurunan di thun 2017 hanya 35% (Kementrian Kesehatan RI 2017).
Pada Riskesdas 2013, informasi tentang pemantauan anak diperoleh dari frekuensi
penimbangan anak usia 6-59 bulan selama 6 bulan terakhir. Idealnya dalam 6 bulan anak balita
ditimbang dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan pertumbuhan secara dini. Untuk
mengetahui pertumbuhan tersebut penimbangan balita diperlukan setiap bulan. Penimbangan
balita dapat dilakukan diberbagai tempat seperti posyandu, polindes, pskesmas atau sarana
pelayanan kesehatan (Profil Kesehatan Indonesia 2016)
Berdasaran peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomer 33 tahun 2012 tentang
pemberian Air Susu Ibu Ekslusif pasal 6 berbunyi “Setiap ibu yang melahirkan harus
memberikan ASI Ekslusif kepada bayi yang dilahirkan”. Tujuannya PP RI tersebut adalah untuk
menjamin pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan ASI ekslusif sejak dilahirkan sampai dengan
berusia 6 bulan dengan memperhatikan pertumbuhan dan perkembangannya,dan meningkatkan
peran dan dukungan keluarga, masyarakat, pemerintah Daerah, dan pemerintah tehadap
pemberian ASI Ekslusif (kurnia 2017)
Pengganti ASI atau (PASI) termasuk produk susu formula lengkap yang kandungannya
hampir sama dengan ASI, kecuali kandungan mineral dan imunoglobulin. Jika unsur hara dan
mineral tidak tersedia, maka mekanisme pertumbuhan alami akan terganggu, dan pertumbuhan
dan perkembangan tidak akan mencapai keadaan yang optimal (Windiyati dan Arismawati,
2018).

Berdasarkan uraian diatas, diketahui banyak ibu yang mengalami kesulitan dalam
pemberian ASI, dengan berbagai alasan salah satunya ibu merasa ASI tidak keluar dan
beranggapan bahwa dengan memberikan susu formula pada bayi adalah salah satu cara untuk
memenuhi kebutuhan bayi, tanpa ibu sadari bahwa dengan diberikannya susu formula dengan
takaran yang tidak sesuai, bayi akan mengalami obesitas.
B. Rumusan masalah
Bagaimana gambaran berat badan bayi usia 6 bulan yang diberi ASI dengan susu formula
berdasakan studi literature.
C. Tujuan penelitian
1) Tujuan umum
Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui gambaran berat badan bayi yang diberi
ASI dengan susu formula dengan pendekatan Literatur review.

2) Tujuan khusus
a) Mengidentifikasi berat badan bayi berusia 6 bulan yang diberi ASI berdasarkan literature
review
b) Mengindentifikasi berat badan bayi usia 6 bulan dengan penambahan susu formula
berdasarkan literature review

D. Manfaat penelitian
Manfaat teoritas
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menambah informasi ilmiah mengenai
gambaran berat badan bayi yang diberi ASI dengan susu formula.
Manfaat praktis
a) Untuk masyarakat
Kajian sederhana ini diharapkan dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan
informasi masyarakat tentang gambaran berat badan bayi yang diberi ASI dengan susu
formula.
b) Penelitian tambahan
Hasil literature review ini dapat dijadikan acuan untuk penelitian lain yang berkaitan
dengan gambaran berat badan bayi yang diberi ASI dengan susu formula.
c) Untuk tempat belajar
Berikut ini gambaran berat badan bayi yang diberi ASI dengan susu formula untuk
menentukan langkah selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai