sampul
DISUSUN OLEH:
Ersya Putri Alifya Suryo
111 2022 2186
PEMBIMBING:
dr. Frizt Alfred Tandean, Sp.JP
Menyetujui,
iii
KATA PENGANTAR
inayah-Nya maka telaah jurnal ini dapat diselesaikan dengan baik. Salam
bantuan yang telah diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung
selama penyusunan telaah jurnal ini hingga selesai. Secara khusus rasa
iv
DAFTAR ISI
SAMPUL..................................................................................................... i
v
BAB I
PENDAHULUAN
umum dengan kejadian 1,6 per 1000 per tahun. Tingkat keterlibatan situs
tertentu tergantung pada lokasi anatomi sebagai berikut, vena distal 40%,
poplitea 16%, femoralis 20%, femoralis komunis 20%, dan vena iliaka 4%.
Insidens DVT pada ras Asia dan Hispanik dilaporkan lebih rendah
pasien yang mengalami trombosis vena dalam selama rawat inap adalah
10,0 per 1000 pasien yang masuk. Misalnya, studi prospektif di India
kohort prospektif multisenter di Cina yang terdiri dari 862 pasien berbasis
rumah sakit dengan stroke akut, insiden keseluruhan trombosis vena dalam
faktor risiko trombosis yang pertama kali berbeda dengan trombosis yang
1
trombosis pada usia muda juga sering terjadi terutama pada penderita
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
atau emboli.
dalam suatu masa yang terdiri dari eritrosit dan fibrin, sering terdapat pada
vena.Trombus putih terdiri dari fibrin dan lapisan trombosit, leukosit dengan
sedikit eritrosit, biasanya terdapat dalam arteri. Bentuk yang paling sering
Deep vena thrombosis (DVT) juga biasa disebut trombo emboli vena
3
2.2. Epidemiologi
rumah sakit, dan 75% kasus PE yang fatal terjadi pada pasien yang sakit
pertahun. Sekitar dua pertiga muncul dengan DVT pada tungkai dan
muda insidennya 1 per 10.000, umur pertengahan adalah 1 per 1.000, pada
orang tua sebanyak 1% dan 10% pada pasien yang sangat tua.
2.3. Patomekanisme
betis dan meluas ke proximal. Proses seperti ini biasanya terjadi pada
terbentuk selama operasi, beberapa hari atau minggu atau bulan setelah
4
receptor (EPCR) dan thrombomodulin (TM) dan penurunan ekspresi dari
Von Willebrand factor (vWF) pada endotel katup vena. Ini menunjukkan
bahwa terjadi peningkatan antikoagulan seperti (EPCR dan TM) dan terjadi
dari:
menyebabkan prokoagulan.
pembekuan yang aktif dan trombosit yang beragregasi oleh aliran darah,
5
2.4. Faktor Resiko
atau sedang naik pesawat terbang. Ketika kaki kita berada dalam
posisi diam untuk waktu yang cukup lama, otototot kaki kita tidak
dengan baik.
6
6) Kanker Beberapa penyakit kanker dapat meningkatkan resiko
2.5. Klasifikasi
yaitu proximal DVT apabila yang terkena vena poplite atau yang lebih
proximal dan distal DVT apabila yang terkena adalah vena di betis atau
yang lebih distal. DVT proximal memiliki arti klinis yang lebih penting karena
7
Post thrombotic syndrome yang ditandai dengan pembengkakan
kaki, nyeri, pelebaran vena, indurasi dan ulkus pada kulit baiasanya terjadi
1 tahun setelah DVT terjadi pada 17% - 50% kasus DVT proximal.
hangat, nyeri, dapat diraba pembuluh darah superfisial, dan Homan sign
yang positif (sakit di calf atau di belakang lutut saat dalam posisi dorsoflexi).
bisa bervariasi dari mulai yang ringan sampai yang berat. Dengan penderita
berbaring dan posisi tungkai ditinggikan, akan mengurangi rasa nyeri yang
timbul di daerah trombosis dan biasanya disertai nyeri. Dengan istirahat dan
cerulia dolens dan gangrene vena. Pada phlegmasia alba dolens trombosis
hanya terjadi pada vena-vena yang dalam tetapi tidak terjadi pada vena
8
kolateralnya. Sedangkan pada phlegmasia cerulia dolens thrombosis
2.7. Diagnosis
venous ultrasound negatif maka DVT juga data disingkirkan. Diagnosis DVT
digunakan pada kehamilan, sebab pada kondisi ini biasanya D-dimer tinggi.
a) Skor Wells
9
b) D-dimer assay
10
dimer adalah hampir 100%. Oleh karena itu hasil test D-dimer
c) Venous Ultrasonography
11
compression B-mode ultrasonography dengan atau tanpa color
negative.
d) Contras Venography
venography.
lebih baik.
12
Tanda utama yang ditemukan pada thrombosis vena ini adalah
nyeri, terpapar oleh radiasi dan risiko alergi oleh karena kontras.
DVT di daerah betis dan DVT didaerah extremitas atas. Cara ini
13
2.8. Tatalaksana
Mencegah emboli.
vascular disease.
(GCS) atau venous foot pump. IPC akan meningkat aliran vena
14
aktivitas fibrinolitik endogen dengan mengurangi plasminogen
activator inhibitor-1.
2.7.2 Farmakologi
a. Antikoagulan
pembekuan
vascular.
15
Time/PT dan jumlah trombosit terutama pada pasien dengan resiko
perdarahan yang tinggi atau pada pasien dengan gangguan hati dan
ginjal.
memerlukan vitamin K. Heparin diberikan minimal 5 hari dan dapat dihentikan bila
antikoagulan oral ini mencapai target INR yaitu 2-3 selama dua hari berturut-turut.
bulan jika mempunyai factor resiko yang reversible, atau sedikitnya 6 bulan jika
Jika pasien DVT memiliki factor resiko defisiensi antithrombin III, defisiensi
protein C atau S, atau lupus anticoagulant, maka antikoagulan bisa diberikan lebih
b. Terapi Trombolitik
efektif pada fase awal karena mempunyai resiko perdarahan 3 kali lipat
16
dibandingkan dengan terapi antikoagulan. Umumnya, terapi ini hanya
c. Trombektomi
2.9. Prognosis
2.10. Komplikasi
Emboli Paru
17
BAB III
RINGKASAN
merupakan modalitas pencegahan pada pasien rawat jalan dan rawat inap yang
mempunyai risiko terjadinya VTE. Tujuan dari pengobatan DVT adalah untuk
18
DAFTAR PUSTAKA
2. Silverstein MD, Heit JA, Mohr DN, et al. Trends in the incidence of deep
http://dx.doi.org/10.1007/s00068-018-1043-
4. Cao, J., Li, S., Ma, Y., Li, Z., Liu, G., Liu, Y., Jiao, J., Zhu, C., Song, B., Jin, J.,
Liu, Y., Wen, X., Cheng, S., Wan, X., & Wu, X. (2021). Risk Factors Associated
1997;350(9094):1795-8.
19