PENDAHULUAN
Dalam budaya global masa kini, kita hidup dalam zaman dan dunia yang
sarat dengan kekerasan. Kekerasan menjadi tema nyata, ada beberapa faktor yang
memberi kontribusi terhadap perilaku kekerasan seperti: Adanya tekanan dari
lingkungan, keinginan untuk dihormati dan diperhatikan, masa kanak-kanak yang
kurang bahagia atau kurang perhatian, menyaksikan ataupun mengalami
kekerasan di rumah, lingkungan sekitar, ataupun di media massa dan elektronik
dan juga adanya akses yang sangat mudah untuk memperoleh senjata tajam.1
Kekerasan yang dilakukan akan menimbulkan luka dan cedera. Luka
merupakan suatu keadaan ketidaksinambungan jaringan tubuh akibat kekerasan.
Berdasarkan sifat dan penyebabnya, kekerasan dapat dibedakan atas kekerasan
yang bersifat mekanik baik karena benda tajam, benda tumpul, maupun tembakan
senjata api; fisika serta kimia.2 Ilmu yang mempelajari tentang luka dan cedera
dan hubungannya dengan jenis kekerasan serta efeknya terhadap manusia dikenal
dengan istilah traumatologi.
Trauma atau kecelakaan merupakan hal yang banyak dijumpai dalam
kasus forensik. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir angka kekerasan dengan
senjata tajam di Indonesia tercatat sebesar 115.238 kasus. Untuk wilayah kota
besar seperti Jakarta, berdasarkan catatan Polda Metro Jaya, sepanjang Januari
2010 pencurian disertai kekerasan benda tajam sekitar 86 kasus dan
Februari 2010 meningkat sekitar 80% menjadi 149 kasus.4
pada
BAB II
LAPORAN KASUS
a. Kronologis Peristiwa
Telah terjadi penganiayaan terhadap seorang laki-laki berumur enam
belas tahun yang dilakukan oleh teman sekolahnya. Korban dibacok dengan
menggunakan senjata tajam berupa parang pada lengan dan tungkai. Kejadian
tersebut terjadi pada malam hari sekitar pukul 22.30 WITA di pinggir jalan
Basirih. Motif pelaku diduga karena sakit hati terhadap korban akibat korban
sering menghina pelaku di depan teman-temannya yang lain. Beberapa saat
setelah kejadian korban kemudian langsung dilarikan ke RSUD Ulin
Banjarmasin.
b. Visum et Repertum
Pro Justicia
VISUM et REPERTUM
No.VER/480/I/IGD/RSUD ULIN/2012
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, dokter Mursad Abdi sebagai dokter
forensik pada Rumah Sakit Umum Daerah Ulin di Banjarmasin menerangkan
bahwa atas permintaan tertulis dari Kepala kepolisian sektor kota Banjarmasin
Selatan dalam suratnya 25 Januari 2012 nomor B/10/I/2012/BS, maka pada
tanggal dua puluh lima Januari dua ribu dua belas, pukul sebelas lebih tiga puluh
menit waktu Indonesia bagian tengah, bertempat di Instalasi Gawat Darurat
Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin, telah memeriksa seorang laki-laki
bangsa Indonesia bernama Noor Ifansyah berumur enam belas tahun dan
bertempat tinggal di jalan Kelayan B RT.5 RW.02 Kelurahan Kelayan Timur
Kecamatan Banjarmasin Selatan Kota Banjarmasin.------------------------------------
--------------------------PADA PEMERIKSAAN TERDAPAT-------------------------Pada tanggal dua puluh lima Januari dua ribu dua belas, pukul sebelas lebih tiga
puluh menit waktu Indonesia bagian tengah, bertempat di Instalasi Gawat Darurat
Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin :----------------------------------------I.
Korban datang dengan keadaan sadar, dengan tanda vital :-----------------------a. Tekanan darah : seratus dua puluh per delapan puluh milimeter Hg---------b. Nadi
delapan
puluh
delapan
kali
per
menit-------------------------c. Pernapasan
dua
puluh
kali
per
tiga
puluh
enam
koma
sembilan
derajat
Celsius------------II.
Pada korban ditemukan :---------------------------------------------------------------1. Daerah kepala : Tidak didapatkan kelainan dan tanda-tanda kekerasan.----2. Daerah leher : Tidak didapatkan kelainan dan tanda-tanda kekerasan.------3. Daerah dada : Tidak didapatkan kelainan dan tanda-tanda kekerasan.------4. Daerah perut : Tidak didapatkan kelainan dan tanda-tanda kekerasan.------5. Daerah anggota gerak atas kanan : Tidak didapatkan kelainan dan tandatanda kekerasan.---------------------------------------------------------------------6. Daerah anggota gerak atas kiri: Daerah lengan kiri terdapat satu luka
terbuka pada daerah lengan kiri bawah depan. Ujung pertama luka empat
sentimeter di sebelah kiri dari garis tengah lengan bagian depan dan tiga
sentimeter di bawah siku lengan bawah bagian depan. Ujung kedua luka
lima sentimeter di sebelah kanan dari garis tengah lengan bagian depan
dan lima belas sentimeter di bawah siku lengan bawah bagian depan. Luka
dengan ukuran panjang enam belas sentimeter, lebar sebelas sentimeter,
dengan kedalaman satu sentimeter. Bentuk luka teratur, tepi luka rata, dan
sudut luka runcing. Tebing luka rata terdiri dari jaringan otot, jembatan
jaringan terputus, otot, pembuluh darah dan serabut saraf terputus, dasar
luka teraba otot berwarna merah. Daerah sekitar luka terdapat darah, tidak
ada memar dan tidak ada lecet.----------------------------------------------------7. Daerah anggota gerak bawah kanan : Tungkai kanan terdapat satu luka
terbuka pada daerah lutut kanan bagian depan. Ujung pertama luka nol
koma lima sentimeter di sebelah kanan garis tengah tungkai bagian depan
dan tepat pada lutut kanan. Ujung kedua luka dua sentimeter di sebelah
kiri garis tengah tungkai bagian depan dan tiga sentimeter dibawah lutut
bagian depan. Bentuk luka sebelum dirapatkan seperti setengah lingkaran
dan bentuk sesudah dirapatkan berbentuk garis lurus. Luka dengan ukuran
panjang lima sentimeter, lebar satu sentimeter dan kedalaman setengah
sentimeter. Bentuk luka teratur, tepi luka rata, dan sudut luka runcing.
Tebing luka rata terdiri dari jaringan lemak, jembatan jaringan terputus,
dasar luka teraba lemak berwarna kekuningan. Daerah sekitar luka
terdapat
darah,
tidak
ada
memar
dan
tidak
ada
lecet.-------------------------------------8. Daerah anggota gerak bawah kiri : Tidak didapatkan kelainan dan tandatanda kekerasan.---------------------------------------------------------------------9. Punggung : Tidak didapatkan kelainan dan tanda-tanda kekerasan.---------10. Pantat : Tidak didapatkan kelainan dan tanda-tanda kekerasan.--------------11. Dubur : Tidak didapatkan kelainan dan tanda-tanda kekerasan.--------------12. Bagian tubuh lainnya : Tidak didapatkan kelainan dan tanda-tanda
kekerasan.----------------------------------------------------------------------------III.
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang yang dilakukan oleh dr.
Husna, Sp.OT, korban didiagnosis luka terbuka pada bagian dalam sepertiga
tengah lengan bawah kiri dan terputusnya otot, pembuluh darah dan saraf pada
- Lekosit
- Eritrosit
- Hematokrit
- Trombosit
- Gula darah sewaktu: sembilan puluh dua miligram per desiliter----------- SGOT
- SGPT
- Ureum
- Creatinin
- Natrium
- Kalium
- Klorida
-----------------------------------------KESIMPULAN-------------------------------------1
Terdapat luka bacok pada daerah lengan kiri bawah akibat persentuhan dengan
benda tajam (II.6)------------------------------------------------------------------------
Terdapat luka iris pada daerah lutut kanan akibat persentuhan dengan benda
tajam
(II.7)---------------------------------------------------------------------------------
Kelainan pada poin dua dan tiga di atas menyebabkan penyakit atau halangan
untuk melakukan pekerjaan selama enam bulan-------------------------------------
BAB III
PEMBAHASAN
Pada kasus ini, terjadi sebuah kasus penganiayaan terhadap seorang lakilaki berusia 16 tahun. Laki-laki tersebut dibacok pada lengan bawah kirinya
dengan menggunakan senjata tajam berupa parang, sehingga menyebabkan
terputusnya otot, pembuluh darah dan saraf pada lengan bawah (n. ulnaris), yang
mengakibatkan penyakit atau halangan untuk melakukan pekerjaan atau aktivitas
selama enam bulan. Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 25 Januari 2012, pukul
23.15 WITA, bertempat di IGD Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, terdapat sebuah luka terbuka pada lengan
bawah sebelah kiri. Tepi luka nampak tidak beraturan. Pada dasar luka nampak
otot yang terpotong melintang dengan tepi rata, jembatan jaringan terputus.
Daerah sekitar luka nampak bersih. Keadaan ini mengindikasikan sebuah luka
yang disebabkan oleh benda tajam. Berikut perbedaan luka pada trauma tajam dan
tumpul2,3:
Pembeda
Tajam
Tumpul
bentuk luka
teratur
tidak
tepi luka
Rata
tidak rata
sudut luka
tajam
tumpul
jembatan jaringan
tidak ada
ada/tidak
ya/tidak
tidak
dasar luka
garis/titik
tidak teratur
sekitar luka
Bersih
bisa lecet/memar
Pada kasus ini tepi luka tampak tidak beraturan namun tetap termasuk luka
akibat benda tajam, hal tersebut kemungkinan dikarenakan terjadinya perubahan
bentuk tepi luka karena telah termanipulasi misalnya karena luka tersebut
dibungkus atau ditutupi sehingga merubah bentuk awal tepi luka tersebut yang
sebenarnya tajam.
Luka bacok dihasilkan dari gerakkan merobek atau membacok, dalam
suatu ayunan dengan tenaga yang agak besar, dengan menggunakan instrument
yang sedikit tajam dan relatif berat seperti kapak, kapak kecil, celurit atau parang.
Beberapa ciri dari luka bacok adalah ukuran luka yang relatif besar, tepi dan sudut
luka tergantung mata senjata, dapat menimbulkan kerusakan pada tulang atau
memutus organ tubuh dan dapat ditemukan memar/lecet disekitar luka.
Terkadang bayonet dan pisau besar juga digunakan untuk tujuan ini. Luka yang
disebabkan oleh senjata jenis tersebut bervariasi tergantung pada ketajaman dan
berat senjata. Makin tajam instrument makin tajam pula tepi luka.3,6
Keadaan luka bacok tergantung dari dua faktor yaitu: jenis senjata,
biasanya senjata yang digunakan sedikit tajam/tajam dan relatif berat seperti
kapak atau parang; tenaga yang digunakan biasanya lebih besar dari luka tusuk
10
klasifikasi trauma ditentukan oleh alat penyebab dan usaha yang menyebabkan
trauma.3
A. Definisi Traumatologi
Traumatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang luka, cedera serta
hubungannya
dengan
berbagai
kekerasan
(rudapaksa),
sedangkan
yang
11
sementara dengan energi yang sama pada pukulan oleh karena tongkat pemukul
kriket mungkin bahkan tidak menimbulkan memar.5
Efek dari kekuatan mekanis yang berlebih pada jaringan tubuh dan
menyebabkan penekanan, penarikan, perputaran, luka iris. Kerusakan yang terjadi
tergantung tidak hanya pada jenis penyebab mekanisnya tetapi juga target
jaringannya. Contohnya, kekerasan penekanan pada ledakan mungkin hanya
sedikit perlukaan pada otot namun dapat menyebabkan ruptur paru atau intestinal,
sementara pada torsi mungkin tidak memberikan efek pada jaringan adiposa
namun menyebabkan fraktur spiral pada femur.5
C. Patofisiologi Trauma
Transmisi energi pada trauma dapat menyebabkan kerusakan tulang,
pembuluh darah dan organ termasuk fraktur, laserasi, kontusi, dan gangguan pada
semua sistem organ, sehingga tubuh melakukan kompensasi akibat adanya
trauma. Bila kompensasi tubuh tersebut berlanjut tanpa dilakukan penanganan
akan mengakibatkan kematian seseorang. Mekanisme kompensasi tersebut
adalah5 :
1.
2.
12
3.
Peningkatan
frekuensi
napas.
Saat
inspirasi,
tekanan
5.
6.
Capillary
shunting
dan
pengisian
trans
kapiler
dapat
D. Klasifikasi
Luka dapat diklasifikasikan berdasarkan5 :
1. Jenis penetrasi, yang terbagi atas luka tusuk, luka insisi, luka bacok, luka
memar, luka robek, luka tembak, dan luka gigitan.
2. Tingkat kebersihan dari kontaminasi bakteri, terbagi atas luka bersih, luka
bersih yang terkontaminasi, luka terkontaminasi, dan luka kotor.
3. Waktu terjadinya, terbagi atas luka akut (sebelum 8 jam) dan luka kronis.
13
Perubahan warna
Berwarna merah kemudian
berubah menjadi ungu atau hitam
Berwarna hijau
Berubah menjadi kuning
Menghilang
14
15
Luka lecet yang terjadi akibat persentuhan kulit dengan permukaan benda
yang kasar dengan arah kekerasan sejajar/miring terhadap kulit. Arah kekerasan
ditentukan dengan melihat letak tumpukan epitel.9
e. Luka robek
Merupakan luka terbuka yang terjadi karena trauma benda tumpul
melampaui elastisitas kulit. Luka ini mempunyai ciri bentuk luka yang umumnya
tidak beraturan, tepi atau dinding tidak rata, tampak jembatan jaringan antara
kedua tepi luka, bentuk dasar luka tidak beraturan, sering tampak luka memar atau
luka lecet di sekitar luka.10
Luka robek sering terjadi pada daerah yang di bawahnya terdapat tulang.
Umumnya terjadi pada kulit kepala, wajah, siku, lutut, dan distal ekstremitas.
Tetapi kurang sering pada bagian yang lunak seperti pada abdomen dan bokong.10
f. Patah tulang
Kekerasan tumpul yang cukup kuat dapat menyebabkan patah tulang.
Patah atau retaknya tulang akibat kekerasan benda tumpul mudah dibedakan
dengan patah tulang atau retak tulang akibat benda tajam atau senjata api. Pada
kasus dimana kepala seseorang dipukul dengan benda tumpul, sering dijumpai
patah tulang dimana bagian-bagian yang patah tersebut tertekan ke dalam (fraktur
kompresi). Pada kasus lalu lintas dimana sering kali tubuh korban terlempar dan
jatuh dengan kepala menyentuh jalan, maka lebih sering akan dijumpai patah
tulang dengan garis patah yang linier. Dengan demikian dapat dibedakan
berdasarkan kelainan yang terjadi pada tengkorak, yaitu apakah benda tumpul
yang menghampiri kepala, atau kepala yang mendekati benda tumpulnya.6,8
16
17
pendek. Sedangkan bila tusukan terjadi paralel dengan garis tersebut, luka yang
terjadi sempit dan panjang. 3,7
c. Luka bacok
Luka ini disebabkan oleh benda tajam yang ukurannya besar, umpamanya
luka akibt golok, klewang, mandau, kapak dan celurit. Luka yang diakibatkan
pada umumnya lebih hebat dan lebih besar bila dibandingkan dengan luka yang
disebabkan oleh pisau. Faktor yang paling penting adalah faktor tenaga atau
kekuatan yang dipakai serta faktor ketajaman bagian benda tajam yang mengenai
tubuh . Pada senjata celurit misalnya maka luka akan diperberat dengan adanya
gerakan untuk menarik clurit dari tubuh korban, selain faktor gerakan dari korban
sendiri.3,7
Luka bacok pada dasarnya terletak pada bagaimana senjata atau benda
tajam tersebut mengenai tubuh; yaitu tepi tajam yang pertama kali mengenai
tubuh serta tenaga yang dipakai sedemikian besarnya.11
3. Luka akibat tembakan senjata api
Ciri-ciri utama luka tembak ialah biasanya luka tembak menghasilkan dua
buah luka yaitu luka tembak masuk dan luka tembak keluar. Perbedaan antara luka
tembak masuk dengan luka tembak keluar adalah11 :
Luka tembak masuk
Ukurannya
kecil,
karena
peluru Ukurannya lebih besar dan lebih tidak
menembus kulit seperti bor dengan teratur dibandingkan luka tembak
kecepatan tinggi
masuk, karena kecepatan peluru
berkurang
hingga
menyebabkan
robekan jaringan.
Pinggiran luka melekuk kearah dalam Pinggiran luka melekuk keluar karena
18
Lokalisasi
Letak luka terhadap garis ordinat atau absis pada tubuh. Garis yang melalui
tulang dada dan tulang belakang dipakai sebagai ordinat. Sebagai absis dapat
digunakan garis besar yang melalui pusat, garis datar puting susu, garis datar
melalui ujung tulang belikat. Pada luka tembak lokalisasi di ukur dari tumit
dan dari garis yang melalui tulang dada atau tulang punggung.
19
2.
Ukuran
a.
b.
c.
Sifat luka, meliputi sudut luka, tepi luka, dasar luka, ada atau
tidaknya jembatan jaringan, rambut terpotong atau tidak, sekitar luka
terdapat memar atau tidak, apa dari luka ada sesuatu yang keluar. Dari sifat
dan bentuk luka akan dapat ditentukan macam luka dan mungkin juga
benda yang menjadi penyebabnya.
d.
Benda asing. Ada atau tidaknya benda asing pada luka seperti
pecahan gelas, ujung pisau yang patah.
e.
f.
g.
3.
Jumlah luka
Jenis luka
Pembunuhan
Bagian tubuh yang
vital
Banyak
Luka tusuk, laserasi
Arah luka
Tidak tentu
Lokasi luka
Bunuh Diri
Daerah yang mudah
dijangkau
Banyak
Luka potong atau
tusuk
Dari kiri ke kanan dan
dari atas ke bawah
20
Kecelakaan
Bagian tubuh
yang terpapar
Tunggal/banyak
Abrasi, memar,
laserasi
Tidak tentu
Pakaian
Luka tangkis
Luka
percobaan
Cedera
sekunder
Terkena
Ada
Tidak ada
Tidak terkena
Tidak ada
Ada
Terkena
Tidak ada
Tidak ada
Mungkin ada
Tidak ada
Mungkin ada
21
BAB IV
ASPEK MEDIKOLEGAL VISUM ET REPERTUM KORBAN HIDUP
a. Aspek Medikolegal
Di dalam melakukan pemeriksaan terhadap orang yang menderita luka
akibat kekerasan, pada hakikatnya dokter diwajibkan untuk dapat memberikan
kejelasan dari permasalahan sebagai berikut11:
a. Jenis luka apa yang terjadi
b. Jenis kekerasan atau senjata apa yang menyebabkan luka
c. Bagaimana kualifikasi luka itu
Pengertian kualifikasi luka di sini semata-mata pengertian ilmu
Kedokteran Forensik, yang hanya baru dipahami setelah mempelajari pasal-pasal
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, yang bersangkutan dengan BAB
XX (tentang penganiayaan), terutama pasal 351 dan pasal 352; dan BAB IX
(tentang arti beberapa istilah yang dipakai dalam kitab undang-undang), yaitu
pasal 90.11
Pasal 351
1) Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun
delapan bulan atau denda paling banyak tiga ratus rupiah.
2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah dikenakan
pidana penjara paling lama lima tahun.
3) Jika mengakibatkan mati dikenakan pidana penjara paling lama tujuh
tahun.
22
Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh
sama sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut.
23
Penganiayaan ringan
Penganiayaan
Penganiayaan ringan
Penganiayaan
24
25
26
BAB V
PENUTUP
27