KELOMPOK 5
4520111057 Chandra Ranterura
4520111058 Syifa Azzahrah Diman
4520111059 Nurul Rezeki Maulia Mh
4520111060 Dian Novie Regina Padatu
4520111061 Rina Amalia Wansa
4520111063 Monica
4520111064 Anastasya Gloria
4520111065 Rezqiqah Aulia Rahmat
4520111066 A. Nur Hidayah
4520111067 Andi Ripda Umar. S
4520111070 Atika Rosna Ningsih
4520111071 Widya Syahrani Ashadi
Kata Kunci
1. Seorang laki-laki berusia 30 tahun
2. Mengaku sebagai korban tabrak lari
3. pasien mengaku diserempet oleh sepeda motor saat sedang berjalan kaki dan sempat
terguling
4. mengalami luka di dekat siku kanan
5. tidak ada Riwayat penurunan kesadaran atau muntah
Pertanyaan
1. Bagaimana deskripsi luka berdasarkan foto yang ditampilkan pada skenario ?
Jawaban :
Jumlah dan jenis luka : tiga buah luka lecet berupa tiga garis luka lecet dan satu buah luka memar.
Regio : lengan kanan bawah sisi belakang.
Bentuk & ukuran :
Luka memar tidak beraturan dengan ukuran 10 cm
Luka lecet bentuk garis dengan ukuran:
• Luka lecet pertama ukuran 3 cm
• Luka lecet kedua ukuran 2 cm
• Luka lecet ketiga ukuran 2 cm
Posisi: luka lecet terletak 4 cm di bawah siku tangan kanan bagian belakang dan luka memar
terletak 2 cm di bawah siku kanan bagian belakang.
Karakteristik:
1. Batas luka :
Luka lecet :berbatas tegas
Luka memar : berbatas tegas
2. Warna :
Luka lecet : merah disertai darah
Luka memar : merah keunguan
3. Permukaan luka
Luka lecet: terdiri dari kulit yang tidak utuh
Luka memar : terdiri dari kulit yang masih utuh
4. Daerah disekitar luka : terdapat pasir dan darah
Sumber :
Malvin Naek H. Silalahi.pdf (uhn.ac.id)
a. Clean Wounds (Luka bersih), yaitu luka bedah takterinfeksi yang mana tidak terjadi proses
peradangan (inflamasi) dan infeksi pada sistem pernafasan, pencernaan, genital dan urinari
tidak terjadi. Luka bersih biasanya menghasilkan luka yang tertutup; jika diperlukan
dimasukkan drainase tertutup (misal; Jackson – Pratt). Kemungkinan terjadinya infeksi
luka sekitar 1% - 5%.
b. Clean-contamined Wounds (Luka bersih terkontaminasi), merupakan luka pembedahan
dimana saluran respirasi, pencernaan, genital atau perkemihan dalam kondisi terkontrol,
kontaminasi tidak selalu terjadi, kemungkinan timbulnya infeksi luka adalah 3% - 11%.
c. Contamined Wounds (Luka terkontaminasi), termasuk luka terbuka, fresh, luka akibat
kecelakaan dan operasi dengan kerusakan besar dengan teknik aseptik atau kontaminasi
dari saluran cerna; pada kategori ini juga termasuk insisi akut, inflamasi nonpurulen.
Kemungkinan infeksi luka 10% - 17%.
d. Dirty or Infected Wounds (Luka kotor atau infeksi), yaitu terdapatnya mikroorganisme
pada luka.
a. Stadium 1 : luka superfisial (“Non-Blanching Erithema) : yaitu luka yang terjadi pada
lapisan epidermis kulit.
b. Stadium II : Luka “Partial Thickness” : yaitu hilangnya lapisan kulit pada lapisan epidermis
dan bagian atas dari dermis. Merupakan luka superficial dan adanya tanda klinis seperti
abrasi, blister atau lubang yang dangkal.
c. Stadium III : Luka “Full Thickness” : yaitu hilangnya kulit keseluruhan meliputi kerusakan
atau nekrosis jaringan subkutan yang dapat meluas sampai bawah tetapi tidak melewati
jaringan yang mendasarinya. Lukanya sampai pada lapisan epidermis, dermis dan fasia
tetapi tidak mengenai otot. Luka timbul secara klinis sebagai suatu lubang yang dalam
dengan atau tanpa merusak jaringan sekitarnya.
d. Stadium IV : Luka “Full Thickness” yang telah mencapai lapisan otot, tendon dan tulang
dengan adanya destruksi/kerusakan yang luas.
a. Luka akut : yaitu luka dengan masa penyembuhan sesuai dengan konsep penyembuhan
yang telah disepakati.
b. Luka kronis yaitu luka yang mengalami kegagalan dalam proses penyembuhan,dapat
karena faktor eksogen dan endogen.
Karakteristik luka berdasarkan tingkat kontaminasi pada skenario yaitu clean wounds (luka
bersih), yaitu luka bedah takterinfeksi yang mana tidak terjadi proses peradangan (inflamasi) dan
infeksi pada system pernafasan, genital dan urinari tidak terjadi.
berdasarkan kedalaman dan luasnya pada skenario yaitu stadium I: luka superfisial (non-
blanching erithema): yaitu luka yang terjadi pada lapisan epidermis kulit.
Sumber :
Price&Wilson.2001.Patofisiologi.Jakarta:EGC
a. Keadaan Umum Pemeriksaan fisik harus selalu dimulai dengan penilaian keadaan umum
yang mencakup : • Kesan keadaan sakit, termasuk fasies & posisi pasien • Kesadaran • Kesan
status gizi
1. Kesan Keadaan Sakit Dinilai apakah sakit ringan, sedang atau berat
2. Kesadaran • Komposmentis • Apatik • Somnolen • Sopor • Koma • Delirium
c. Tanda-tanda Vital
• Nadi
• Tekanan darah
• Pernapasan
• Suhu
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada luka mencakup penilaian jumlah jaringan yang hancur, tingkat
kontaminasi, dan kerusakan pada struktur sekitarnya. Pemeriksaan fisik luka sebaiknya dilakukan
dengan teknik aseptik. Luka lecet pada umumnya hanya mencapai kedalaman dermis hingga
epidermis.
Sumber :
https://yankes.kemkes.go.id/unduhan/fileunduhan_1664868356_130610.pdf
h6ps://repository.unmul.ac.id/bitstream/handle/123456789/6277/Modul%20Perawatan%20Luka.pdf?s
equence=1
Luka Memar :
Tekanan benda
keras, tumpul atau Penggumpalan darah Pecahnya pembuluh Luka Memar
terjadi ruda paksa pada jaringan darah kapiler
(Contution)
II -
7. Apa kemungkinan agen penyebab luka pada skenario?
Jawaban :
Agen Penyebab Luka Lecet
1. Permukaan rata dan kasar
2. Konsistensi keras
3. Benda tumpul
Sumber :
Biswas G.2012.Review of forensic and toxicology.Jaypee brothers medical publisher.
Sumber :
Hariyani. (2021). Penulisan Derajat Luka pada Visum et Repertum. Baiturrahman Medical
Journal.
Visum Et Repertum. (2023). Retrieved from Ikatan Dokter Indonesia Cabang Tabanan:
https://iditabanan.org/visum-et-repertum
- UU RI No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan Pasal 229 ayat (1)-(5)
Ayat 1
Kecelakaan Lalu Lintas digolongan atas :
a. Kecelakaan Lalu Lintas ringan;
b. Kecelakaan Lalu Lintas sedang; atau
c. Kecelakaan Lalu Lintas Berat
Ayat 2
Kecelakaan Lalu lintas ringan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan kecelakaan
yang mengakibatkan kerusakaan kendaraan dan/atau barang.
Ayat 3
Kecelakaan Lalu Lintas sedang sebagaimana dimaksud oada ayat (1) huruf b merupakan
kecelakaan yang mengakibatkan luka ringan dan kerusakan Kendaraan dan/atau barang.
Ayat 4
Kecelakaan Lalu Lintas berat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c merupakan kecelakaan
yang mengakibatkan korban meninggal dunia atau luka berat.
Ayat 5
Kecelakaan Lalu Lintas berat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat disebabkan oleh
kelalaian pengguna jalan, ketidaklayakan kendaraan, serta ketidaklayakan jalan dan/atau
lingkungan.
- UU RI No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 310 ayat (1)-(4)
Ayat 1
Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor yang karena kelalaiannya mengakibatkan
Kecelakaan Lalu Lintas dengan kerusakan Kendaraan dan/atau barang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 229 ayat (2), dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) bulan dan/atau
denda paling banyak Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah).
Ayat 2
Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor yang karena kelalaiannya
mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan korban luka ringan dan kerusakan
Kendaraan dan/atau barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat (3), dipidana
dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah).
Ayat 3
Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor yang karena kelalaiannya mengakibatkan
Kecelakaan Lalu Lintas dengan korban luka berat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat
(4), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).
Ayat 4
Dalam hal kecelakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang mengakibatkan orang lain
meninggal dunia, dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah).
- UU RI No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 311 ayat (1)-(5)
Ayat 1
Setiap orang yang dengan sengaja mengemudikan Kendaraan Bermotor dengan cara atau keadaan
yang membahayakan bagi nyawa atau barang dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu)
tahun atau denda paling banyak Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah).
Ayat 2
Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas
dengan kerusakan Kendaraan dan/atau barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat (2),
pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak
Rp4.000.000,00 (empat juta rupiah).
Ayat 3
Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan Kecelakaan
Lalu Lintas dengan korban luka ringan dan kerusakan Kendaraan dan/atau barang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat (3), pelaku dipidana dengan pidana penjara
paling lama 4 (empat) tahun atau denda paling banyak Rp8.000.000,00 (delapan juta
rupiah).
Ayat 4
Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas
dengan korban luka berat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat (4), pelaku dipidana
dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun atau denda paling banyak Rp20.000.000,00
(dua puluh juta rupiah).
Ayat 5
Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) mengakibatkan orang lain meninggal
dunia, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 12 (dua belas) tahun atau denda paling
banyak Rp24.000.000,00 (dua puluh empat juta rupiah).
Sumber :
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU
LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Indonesia