Anda di halaman 1dari 23

Prosedur

Perawatan Luka
By Sri Mulyani, S.Kep.,Ns, M. Kep
Definisi

 terputusnya kontinuitas jaringan tubuh, yang dapat


menyebabkan terganggunya fungsi tubuh sehingga dapat
menggangu aktifitas sehari –hari.
 Luka: hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh.
Etiologi

 trauma benda tajam atau tumpul


 Perubahan suhu
 Zat kimia
 Ledakan
 Sengatan listrik
 Gigitan hewan
Efek luka

 Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ


 Respon stres simpatis
 Perdarahan dan pembekuan darah
 Kontaminasi bakteri
 Kematian sel
Jenis Luka

 Berdasar sifat kejadian luka


 luka disengaja: t’kena radiasi/bedah
 Luka tdk disengaja: tertutup & terbuka
 Berdasar penyebabnya
 Luka mekanik
 Luka nonmekanik: akibat zat kimia, radiasi, sengatan arus
listrik
Jenis luka b’dasar tingkat
kontaminasi
 Clean Wounds (Luka bersih), yaitu luka bedah tak
terinfeksi, kemungkinan timbul infeksi 1-3%
 Clean-contamined Wounds (Luka bersih terkontaminasi),
merupakan luka pembedahan dimana saluran respirasi,
pencernaan, genital atau perkemihan dalam kondisi
terkontrol, kontaminasi tidak selalu terjadi, kemungkinan
timbulnya infeksi luka adalah 3% – 11%.
 Contamined Wounds (Luka terkontaminasi), termasuk luka
terbuka, fresh, luka akibat kecelakaan dan operasi dengan
kerusakan besar dengan teknik aseptik atau kontaminasi
dari saluran cerna. Kemungkinan infeksi 10-17%
 Dirty or Infected Wounds (Luka kotor atau infeksi), yaitu
terdapatnya mikroorganisme pada luka.
B’dasar kedalaman

 Stadium I : Luka Superfisial (“Non-Blanching Erithema) :


yaitu luka yang terjadi pada lapisan epidermis kulit
 Stadium II : Luka “Partial Thickness” : yaitu hilangnya
lapisan kulit pada lapisan epidermis dan bagian atas dari
dermis
 Stadium III : Luka “Full Thickness” : yaitu hilangnya kulit
keseluruhan meliputi kerusakan atau nekrosis jaringan
subkutan yang dapat meluas sampai bawah tetapi tidak
melewati jaringan yang mendasarinya, tdk mengenai otot.
 Stadium IV : Luka “Full Thickness” yang telah mencapai
lapisan otot, tendon dan tulang dengan adanya
destruksi/kerusakan yang luas.
B’dasar waktu penyembuhan

 Luka akut: luka dengan masa penyembuhan sesuai


dengan konsep penyembuhan yang telah disepakati.
 Luka kronis: luka yang mengalami kegagalan dalam
proses penyembuhan, dapat karena faktor eksogen dan
endogen.
Luka mekanik

 Vulnus scissum/luka sayat


 Vunus contussum/luka memar
 Vulnus laceratum/luka robek
 Vulnus punctum/luka tusuk
 Vulnus seloferadum/luka tembak
 Vulnus morsum/luka gigitan
 Vulnus abrasio/luka terkikis
Pemulihan jaringan

 Regenerasi sel
 Pembentukan parut
Melibatkan mekanisme: migrasi, proliferasi dan diferensiasi
sel serta sintesis matriks
Regenerasi sel

 Pengendalian pertumb & diferensiasi sel


 Mediator terlarut
 Interaksi matriks ekstraselular & sel
Pemulihan oleh jaringan ikat
(fibrosis)
 Pembent pembuluh darah baru (angiogenesis)
 Migrasi & proliferasi fibroblas
 Deposisi ECM
 Maturasi & reorganisasi jaringan fibrosa (remodeling)
Proses penyembuhan luka

 Adl suatu proses penggantian jaringan yang mati/rusak


dengan jaringan baru dan sehat oleh tubuh dengan jalan
regenerasi
 Sembuh: permukaan jaringan bersatu kmbl & kekuatan
jaringan kembali normal
 Kategori penyembuhan luka:
 pemulihan jaringan ialah regenerasi jaringan pulih seperti
semula baik struktur maupun fungsinya
 repair ialah pemulihan atau penggantian oleh jaringan ikat
Klasifikasi penyembuhan luka

 Per primam: terjadi setelah segera diusahakan


bertautnya tepi luka biasanya dengan jahitan
 Per sekundam: luka yang tidak
mengalami penyembuhan per primam (luka dengan
kehilangan jaringan, terkontaminasi/terinfeksi)
 Per tersiam/per primam yg t’tunda: luka yang dibiarkan
terbuka selama beberapa hari setelah tindakan
debridemen setelah diyakini bersih, tetapi luka
dipertautkan (4-7 hari)
Tahap penyembuhan luka

 Fase inflamasi: b’langsung sampai hr ke-5


 Fase proliferasi/fibroplasi: akhir masa inflamasi s.d mgg
ke-3
 Fase remodelling/resorpsi: b’akhir jika tanda radang
sdh m’hilang
Faktor yg m’pengaruhi
 Koagulasi
 Ggn sistem imun (infeksi, virus)
 Gizi
 Peny. Kronis
 Keganasan
 Obat-obatan
 Teknik penjahitan
 Kebersihan diri
 Vaskularisasi
 Pergerakan
 Ketegangan tepi luka
Komplikasi

 Komplikasi dini:
 Infeksi
 Perdarahan
 Dehiscence dan Eviscerasi
 Komplikasi lanjut
 Keloid
 Jaringan parut hipertrofik
Pengkajian luka

 Keluhan utama
 Riwayat kesehatan (sekarang, dahulu,
keturunan)
 Aktivitas dan latihan
 Observasi wound bed (warna dasar luka)
 Adanya benda asing pd luka
 Ukuran luka: lokasi, luas, kedalaman
 Adanya tanda infeksi: edema, bau, drainage,
darah dll
Diagnosa kep

 Kerusakan integritas kulit b.d insisi bedah,


cedera, efek tekanan
 Risikokerusakan integritas kulit b.d
imobilitas fisik, paparan sekresi
 Risiko infeksi b.d malnutrisi, kehilangan
jaringan dan peningkatan paparan lingkungan
 Nyeri b.d insisi bedah
 Hambatan mobilitas fisik b.d nyeri luka
operasi
Intervensi kep
 Tujuan
 Meningkatkan hemostasis luka
 Mencegah infeksi
 Mencegah cedera jaringan yg lebih lanjut
 Meningkatkan penyembuhan luka
 Mempertahankan integritas kulit
 Mendengarkan kembali fungsi normal
 Memperoleh rasa nyaman
Perawatan Luka

 Adl tindakan merawat luka dengan upaya  untuk


mencegah infeksi, membunuh atau menghambat
pertumbuhan kuman/bakteri pada kulit dan jaringan
tubuh lainnya.
 perawatan luka dilakukan dengan cara menutup luka
dengan balutan basah dan kering
Manfaat Perawatan luka

 menjaga kebersihan dapat mencegah infeksi


 memberikan rasa aman & nyaman untuk pasien.
 Mempercepat proses penyembuhan luka
 mencegah bertambahnya kerusakan jaringan
 membersihkan luka dari benda asing/kotoran
 memudahkan pengeluaran cairan yang keluar dari luka
 mencegah masuknya kuman dan kotoran ke dalam luka
 mencegah perdarahan maupun munculnya jaringan parut
sekitar luka
Evaluasi setelah perawatan
luka
 Tanda-tanda penyembuhan luka
 Karakteristik drainage.
 Tanda-tanda inflamasi.
 Tingkat nyeri.

Anda mungkin juga menyukai