komprehensif tentang struktur dan fungsi kulit. Secara mikroskopis kulit terdiri dari tiga lapisan: Epidermis ( lapisan terluar yang merupakan lapisan epitel yg berasal dari ektoderm) Dermis /korium ( lapisan dalam merupakan lapisan jar. Ikat berasal dari mesoderm) Subkutis (lapisan dibawah dermis yg terdiri dari lapisan lemak) Epidermis Stratum corneum /lap. tanduk Stratum lucidum /lap.jernih Stratum granulosum /lap. Berbulir Stratum spinosum/lap. Malpighi Stratum basale/lap.basal Dermis Lap. Papiler Lap. retikuler Subkutis Terdiridari: Rambut Kelenjar sebasea Kelenjar keringat Kelenjar apokrin Kuku Proteksi tubuh Absorbsi Ekskresi Persepsi Pengatur suhu tubuh Pembentukan pigmen Keratinisasi Pembentukan vit D Imunitas Pengkajiandan intervensi perawatan luka merupakan titik tolak terhadap proses penyembuhan luka. Untuk itu penting bagi perawat memahami perawatan luka baik di RS atau puskesmas dengan berbagai macam luka. Menilai derajat luka Menyesuaikan kondisi luka dgn proses penyembuhan Pemilihan cairan pencuci luka Pemilihan dressing yg akurat Evaluasi kemajuan kondisi luka Luka merah Merupakan luka bersih, dengan banyak vaskularisasi Luka dengan warna merah muda /pucat adalah luka sehat pada fase akhir proses penyembuhan luka Mempertahankan luka dlm keadaan lembab Mencegah terjadinya trauma/kerusakan pada jar. Granulasi Mencegah perdarahan Warna luka kuning, kuning kecoklatan, kuning kehijauan, kuning pucat merupakan keadaan luka terkontaminasi,terinfeksi, pus,jenis nekrosis/jenis nekrosis. Merupakan campuran jaringan nekrotik yg berehidrasi, bakteri dan leukosit mati, dgn jaringan fibrosa Luka mayoritas berwarna kuning disebut luka nernanah atau jaringan nekrosis yg lunak berbentuk seperti nanah beku(slough) Meningkatkan sistem autolysis debridement agar luka menjadi merah Mengabsorbsi eksudat Menghilangkan bau Mengurangi infeksi Warna luka hitam, hitam kecoklatan,hitam kehijauan sebagai nekrosis Luka tertutup jaringan nekrosis yang merupakan jaringan avaskularisasi yg tdk terdapat perdarahan. Meningkatkan support sistem autolisis debridement Seringkali diperlukan sharp debridement Mengabsorbsi eksudat Menghilangkan bau Mengurangi infeksi Dilakukan dengan cara inspeksi /monitoring pada kulit pasien Aktivitas yg dilakukan observasi kondiis balutan, kulit sekitar luka Integritas Temperatur Tekstur Adanya lesi Etiologi (trauma,takanan, diabetes, insufisiensi vena dll) Durasi luka (akut atau kronik) Faktor yg menghambat Penyakit yg mendasari Pengkajian psikososial Efek psikososial LOKASI LUKA Lokasi luka mempengaruhi waktu penyembuhan luka dan jenis perawatan yg diberikan Tujuannya agar luka dapat diminimalkan kejadiannya dengan menghilangkan penyebab yg ditimbulkan oleh letak lokasi ug dapat mengakibatkan terjadinya luka Stadium luka I-IV Tingkat luka I :kemerahan, hangat, edema, teraba keras II: lebih dalam melibatkan sebagian jar kulit III: melibatkan seluruh jaringan kulit dan bagian bawah, tidak menembus fascia IV: lebih dalam melibatkan otot /tulang dan jarngan sekitar DASAR LUKA Karakteristik dasar luka seperti jaringan nekrotik, ganulasi atau infeksi UKURAN LUKA Secara umum meliputi ukuran panjang,lebar, kedalaman, atau diameter Pengukuran dua dimensi ( panjang x lebar), dilakukan pada luka terbuka Pengukuran tiga dimensi(panjang xlebar x kedalaman luka), dilakukan pada luka berongga/undermining, untuk menilai ada tidaknya goa, saluran sinus dan fistula. CAIRAN LUKA Eksudat adalah istilah generik yg digunakan untuk mengidentifikasi cairan yg dihasilkan luka. Dalam mengkaji perlu diperhatikan: jenis, jumlah, warna, konsistensi,bau, kulit sekitar dan infeksi luka. Jenis eksudat Serosa : cairan jernih Hemoserosa : cairan serosa bercampur darah Sanguenous : cairan berwarna darah kental Purulent : cairan kental mengandung nanah Jumlah eksudat Bergantung pada jenis luka dan muatan bakteri Warna eksudat Berhubungan dengan jenis eksudat, menjadi indikator jenis bakteri yg ada pada luka. Konsistensi eksudat Berhubungan dengan jenis luka, sangat bermakna pada luka dengan edema dan fistula Bau eksudat Berhubungan dgn infeksi luka, terjadi karena penurunan vaskularisasi/hipoksia jaringan sehingga jaringan granulasi menjadi nekrosis, sifatnya subyektif. Menjaga balutan dapat mengabsorbsi eksudat secara adekuat Melindungi kulit sekitar luka Pengawasan kelebihan cairan elektrolit dan plasma (albumin) Bau Pengkajian
Kuat Bau tercium kuat dalam 6-10 langkah dari penderita
(balutan tertutup)
Sedang Bau tercium kuat dalam 6-10 langkah dari penderita
(balutan terbuka)
Ringan Bau tercium saat dekat dgn penderita saat ganti balutan
Tidak ada Tidak tercium bau disamping penderita dengan alutan
terbuka Umumnya tepi luka dipenuhi jaringan epitel, berwarna merah muda Kegagalan penutupan terjadi jika luka: Edema Nekrosis Infeksi Inspeksi dan palpasi area sekitar luka adanya: Selulitis Gatal Edema Hiperpigmentasi Mengkilat Hangat Scaling Tipis Maserasi Infeksi pada luka merupakan gangguan serius terhadap proses penyembuhan luka. Infeksi pada luka: adanya proses inflamasi, cairan eksudat, berbau tidak sedap Kaji tanda infeksi Tanda kritikal kolonisasi : penyembuhan luka terhambat, bau, granulasi abnormal, nyeri meningkat, eksudat berlebih. Hasil kultur infeksi: mikroorganisme sudah bereplikasi > 105 per gram jaringan Jaringan epitelisasi : terjadi epitelisasi, warna merah muda Jaringan granulasi : jar granulasi yg sehat, warna merah segar Slough/slaf : jaringan mati, warna kuning basah/lembab Jaringan nekrotik/eskhar: jaringan mati, warna hitam dan kering (epitelisasi- granulasi-slough) Nyeri merupakan suatu pengalaman sensori dan emosional yg tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan. Pastikan penyebab nyeri pada luka lokal atau ditempat lain Pastikan nyeri berhubungan dengan penyakit, pembedahan, trauma, infeksi, atau benda asing. Pastikan apakah nyeri dirasakan terus menerus atau intermittent. Nyeri luka : lokasi, durasi, intensitas nyeri Skala nyeri: 0-10 Luka adalah kerusakan kontinuitas kulit, membran mukosa, dan tulang atau organ tubuh lainnya ( kozier, 1995) Luka adalah terputusnya kontinuitas jaringan akibat trauma(tajam/tumpul), kimia, termal, listrik, radiasi (widhiastuti,2008) Berdasarkan waktu penyembuhan Luka akut Luka baru, luka dgn masa penyembuhan sesuai dgn konsep penyembuhan yg telah disepakati.ex. Luka sayat, luka tusuk Luka kronik Luka yg mengalami kegagalan dlm proses penyembuhan dapat karena faktor eksogen atau endogen. Ex. Leg ulcer, pressure ulcer, diabetic ulcer, malignant ulcers Berdasarkan integritas luka Luka tertutup(vulnus occlusum) Luka tanpa robekan pada kulit, fraktur tertutup, kontusio. Luka terbuka (vulnus apertum) Terlihat robekan pada kulit Primary intention Luka dgn kedalaman full thickness, ditutup dgn menggunakan jahitan dan dressing luka Terjadi proses sintesis, deposisi dan saling silang kolagen yang memberikan kekuatan dan integritas penyembuhan luka Secondary intention Luka dengan kedalaman partial thickness atau full thickness dibiarkan tebuka agar penyembuhannya melalui deposisi jaringan granulasi Tertiary intention Luka dengan kedalaman full thickness dibiarkan terbuka untuk mengupayakan debridement sampai kondisi optimal terpenuhi untuk penutupan luka aktif Kondisi luka didekatkan, digunakan jahitan,staples dan plester untuk penutupan luka Suatu kualitas dari kehidupan jaringan, yg juga berhubungan dengan regenerasi jaringan. Tahap penyembuhan luka Fase inflamasi/eksudasi ( tahap pembersihan) Fase proliferasi/granulasi (thp granulasi) Fase maturasi/diferensiasi(thp epitelisasi) Inflamasi Proliferasi Maturasi 1. Segera sampai 2-5 1. 5 sampai 3 minggu 1. Kolagen terbentuk hari 2. Granulasi : yg meningkatkan 2. Perdarahan a. Jaringan kolagen kekuatan tensile berhenti(hemostasi baru menurun pada luka s): b. Kapiler baru 2. Jaringan skar hanya a. Konstriksi suplai mengisi defek 80% kekuatannya darah c. Pembentukan dari jaringan asal b. Platelet mulai scrab/keropeng 3. kontraksi: membeku 3. Epitelisasi : a. Minggu -2 tahun 3. Inflamasi a. Sel-sel melintasi b. Tepi-tepi luka a. Pembukaan permukaan yg saling menarik suplai darah lembab b. Pembersihan luka b. Perjalanan sel sekitar 3 cm dari tempat asalnya Lingkungan luka kering Defisiensi nutrisi Gangguan sirkulasi Stress( nyeri) Antiseptik (H2O2, iodine, kotikosteroid, chlorhexidine) Benda asing Infeksi Gesekan mekanik Akumulasi cairan Radiasi Penyakit (DM) Anemia Penanganan luka tradisional Luka modern Material yg dipakai: Wound dressing: Antiseptik Hidrocolloid Antibiotik topikal Hydrogel Saline 0.9% Absorbent dressing Kassa sederhana Alginate plester Foam Transparant film Konvensional : Tdk mengenal perawatan luka lembab. Kasa lengket pada area luka. Luka dalam kondisi kering. Pertumbuhan jaringan lambat. Infeksi lebih banyak. Balutan luka hanya menggunakan kasa. Luka terbuka/tertutup Modern : Perawatan luka lembab Kasa tidak lengket pada area luka Luka dalam kondisi lembab Pertumbuhan jaringan lebih cepat Infeksi sedikit Balutan luka modern Luka tertutup dengan balutan luka. Tujuan meningkatkan / memperbaiki dan mempercepat proses penyembuhan Menghindari/mengurangi infeksi Membuang jaringan nekrotik / debris, cairan luka yang berlebihan, sisa balutan Cairan terbaik dan teraman untuk mencuci luka adalah cairan nontoksik Nacl 0,9%. Hhydrogen peroksida, larutan hipoklorit hanya digunakan pada jaringan nekrotik, tidak untuk jaringan granulasi. Cairan antiseptic seperti provine iodine hanya digunakan saat luka terinfeksi lakukan pembilasan kembali dg Nacl 0,9%. Mengevakuasi bakteri kontaminasi, Mengangkat jaringan nekrotik sehingga dapat mempercepat penyembuhan, Menghilangkan jaringan kalus, dan infeksi lokal Mengurangi beban tekanan (offloading) Autolisis Mekanis Kimiawi Biologis