Disusun Oleh :
2211515015
2022-2023
DEFISIT PERAWATAN DIRI
A. PENGERTIAN
1. Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan
sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan
dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2000).
2. Defisit perawatn diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas
perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjanah, 2004).
3. Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktifitas perawatan diri untuk diri sendiri : mandi, berpakaian dan
berhias untuk diri sendiri, aktifitas makan sendiri dan aktifitas eliminasi sendiri
(Herdman, 2012).
4. Personal Hygiene adala suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan seseorang
5. Deficit perawatan diri menggambarkan suatu keadaan seseorang yang mengalami
gangguan kemampuan untuk melakukan akrifitas perawatan diri, seperti manid,
berganti pakaian, makan dan toileting (wilkson,2007).
6. Menuru hedrman (2012) deficit perawatan diri atas 4 kegiatan yaitu: mandi/
hygine, berpakaian/ berhias, makan, dan toileting.
ADAFTIF
MALADAFTIF
- Pola perawatan diri seimbang, saat klien mendapat kan stressor dan
mampu untuk berprilaku adaftif, maka pola perawatan yang dilakukan
klien seimbang, kliem masih melakukan perawatan diri.
- Kadang perawatan diri kadang tidak saat klien mendapatkan stressor
kadang – kadang klien tidak memperhatikan perawatan dirinya,
- Tidak melakukan perawatan diri, klien mengatakan dia tidak peduli dan
tidak bias melakukan perawat saat stressor.
Lobus frontal berperan penting menjadi media yang sangat berarti dalam
perilaku berfikir rasional, yang saling berhubungan dengan sistem limbik
(suliswati, et al, 2005 : Stuart, 2009). Menurut Townsend (2005) lobus frontal
terlibat dalam dua fungsi serebral utama yaitu kontrol motorikgerakan voluntir
termasuk fungsi bicara, fungsi fikir dan kontrol berbagai ekspresi emosi.
Kerusakan pada daerah lobus frontal dapat menyebabkan gangguan berfikir,
dan gangguan dalam bicara/disorganisasi pembicaraan serta tidak mampu
mengontrol emosi sehingga berperilaku maladaptif. Klien defisit perawatan
diri yang megalami kerusakan pada lobus frontal mengakibatkan timbulnya
perilaku maladaptif yaitu tidak mau berperilaku untuk memenuhi kebutuhan
perawatan dir.
Norepineprin (Boyd & Nihart, 1998 ; Suliswati, et al, 2005) berfungsi untuk
kesiagaan, pusat perhatian dan orientasi; proses pembelajaran dan memori.
Jika terjadi penurunan kadar norepinephrine akan mengakibatkan kelemahan
yang menunjukkan kecenderungn klien menampilkan perilaku negatif.
Kelemahan yang terjadi mengakibatkan klien defisit perawatan diri
berperilaku negatif seperti tidak melkukan aktifitas mandi, tidak berhias, tidak
memperhatikan makan dan minum serta tidak melakukan aktifitas toileting
dengan benar.
Acetylcholine (Ach) (Boyd & Nihart, 1998) berperan penting untuk belajar
dan memori. Jika terjadi peningkatan kadar acetycholine akan dapat
menurunkan ‘atensi dan mood’. Penurunan atensi dan mood menyebabkan
terjadinya perubahan fungsi otak sebagai pusat pengatur perilaku manusia.
Salah satu dampak perilaku dari penurunan atensi dan mood ini adalah defisit
perawatan diri. Pada klien defisit perawatan diri terjadi penurunan atensi dan
mood yang dapat dilihat dengan adanya gejla kurang perhatian untuk diriya
dan malas untuk beraktifitas. Defisit perawatan diri tidak dapat dikendalikan
hanya dengan psikofarmaka saja tetapi melalui pendekatan psikoterapi yang
mengubah perilaku maladaptif menjadi perilaku adaptif salah satunya dengan
menggunakan terapi perilaku : token ekonomi
Pada klien dengan defisit perawatan diri diperkirakan mengalami kerusakan
pada sistem limbik dan lobus frontal yang berperan dalam pengendalian dan
pengonrolan perilaku, kerusakan pada hipotalamus yang berperan dalam
pengaturan mood dan motivasi untuk berperilaku secara adaptif melakukan
aktifitas perawatan diri : mandi, berhias, makan, minum dan tioleting. Klien
defisit perawatan diri juga diperkirakan mengalami perubahan pada fungsi
neurotransmitter. Perubahan dopamin, serotonin, norepineprin dan asetikolin
menyebabkan adanya perubahn reglasi gerak dankoordinasi, emosi,
kemampun mmecahkan masalah; perialku cenderung negtif atau berperilku
maladaptif; terjadi kelemaha serta penurunan atensi dan mood.
Konsep diri dimulai dari gambaran diri secara keseluruhan yang diterima
secara positif atau negatif oleh seseorang. Penerimaan gambaran diri yang
negatif menyebabkan perubahan persepsi seseorang dalam memandang aspek
positif lain yang dimiliki. Peran merupakan bagian terpenting dari hadirnya
konsep diri secara utuh. Peran yang terlalu banyak dapat menjadi beban bagi
kehidupan seeorang, hal ini akan berpengaruh terhadap kerancuan dari peran
dirinya ini dapat menimbulkan depresi yang berat. Ideal diri adalah harapan,
cita-cita serta tujuan yang ingin diwujudkan atau dicapai dalam hidup secara
realistis.
Tahap perkembangan, pelajaran kebersihan diri dari orang tua yang meliputi
kebiasaan keluarg, jumblah orang dirumah, dan ketersediaan peralatan
kebersihan diri merupakan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
perawatan kebersihan diri. Remaja dapat menjadi lebih perhatian pada
kebersiahan diri. Karena ada ketertariakanpada teman. Dapat disimpulkan
bahwa perkembangan sangat berpengaruh terhadap seseorang untuk
melakukan perawatan diri sesuai dengan usia dan kelompok kerja.
Pengetahuan, pengetahuan tentang pentingnya kebersiahan diri
danimplikasinya bagi kesehatan mempengaruhi praktik kebersihan diri.
Pembelajaran yang diharapkan dapat menguntungkan dalam mengurangi
resiko kesehatan dan motivasi seseorang untuk memenuhi perwatan diri yang
diperlukan. Semakn rendah tingkat pengetahuan seseorang menyebabkan
ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan perawatan diri.
Kondisi fisik, oran yang mengalami atau menderita penyakit tertentu atau
yang menjalani operasisering kali kekkurangan energi fisik atau ketangkasan
untuk melakukan perawatan kebersihan diri. Menurut Wilkinson (2007) defisit
perawatan diri seringkali disebabkan oleh intoleransi aktifitas, hambatan
mobilitas, nyeri, ansietas, gangguan kognitif atau persepsi.
4. Sumber Koping
Menurut Herdmen (2012), kemampuan individu yang harus dimiliki oleh klien
defisit perawatan diri adalah kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan
diri dalam hal pemenuhan kebutuhan mandi, berhias, makan dan minum serta
toileting. Sedangkan pada klien defisit perawatan diri biasanya didapatkan data
rendahnya motivasi klien dalam merawat diri keterbatasan intelektual klien yang
sangat mempengaruhi dalam kemampuan perawatan diri dan keterbatasan fisik
serta ketidakmampuan memanfaatkan dukungan sosial.
5. Menanisme Koping
Mekanisme koping berdasarkan penggolongan nya dibagi menjadi 2 (Stuart, GW,
2007) yaitu :
1. Mekanisme koping adaptif
Mekanisme koping yang mendukung fungsi intergrasi, pertumbuhan, belajar
dan mencapai tujuan. Kategorinya adalah klien bisa memenuhi kebutuhan
perawatan diri secara mandiri.
2. Mekanisme koping maladaptif
Mekanisme koping yang menghambat fungsi integrasi , memecah
pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cendeung menguasai lingkungan.
Kategorinya adalah tidak mau merawat diri.
D. POHON MASALAH
Intoleransi Aktivitas
F. Intervensi Spesialis
a. Terapi Individu : Terapi Perilaku : Token Ekonomi
b. Terapi Kelompok : Supportif Group Therapy
c. Terapi Keluarga : Terapi Triangle
d. Terapi Komunitas : ACT (SAK FIK-UI, 2014)
DAFTAR PUSTAKA
FIK-UI, (2014). Standar Asuhan Keperawatan: spesialis keperawatan jiwa, workshops ke-7,
Fakultas Ilmu keperawatan, Universitas Indonesia Jakarta
Hawari, D. (2001). Pendekatan holistik pada gangguan jiwa skizoprenia, Jakarta : FKUI
Kemenkes RI, (2012) Modul: Pelatihan keperawatan jiwa masyarakat, pusat pendidikan
tenaga kesehatan, kementrian kesehatan republic Indonesia, Jakarta
Stuart, G.W (2009) principles and practice of Psychiatric Nursing. (9th edition). St
Louis :Mosby
Stuart, G.W and laraia (2005), principles and practice of psychiatric nursing. (7th ed.). St.
Louis : Mosby year book.
Suliswati, dkk (2005). Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa, Jakarta : EGC