Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PENDAHULUAN, STRATEGI PELAKSANAAN DAN ANALISA

PROSES INTERAKSI PADA PASIEN JIWA DENGAN DEFISIT PERAWATAN


DIRI

DISUSUN OLEH :

NAMA : PUTRI FINKA NOVIA


NIM : 2014901079

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI PROFESI NERS
TAHUN 2020
1
LAPORAN PENDAHULUAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. Kasus (Masalah Utama)


1. Pengertian DPD
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai
dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat
melakukan perawatan diri ( Depkes 2000).
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan
diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).
Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Kurang perawatan
diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk
dirinya ( Tarwoto dan Wartonah 2000 ).

2. Komponen Perawatan Diri


1) Kategori I : Perawatan Mandiri, yang meliputi;
a. Aktivitas Sehari-hari, pada kategori ini, seperti makan daminum; dapat
dilakukansecara mandiri atau dengan sedikit bantuan. Merapikan diri, kebutuhan
eliminasi dan kenyamana posisi tubuh dapat dilakukan secara mandiri.
b. Keadaam umum, baik seperti klien yang masuk rumah sakit untuk keperluan
pemeriksaan.
c. Kebutuhan pendidikan kesehatan dan dukungan emosi, membutuhkan penjelasan untuk
tiap prosedur tindakan.
d. Pengobatan atau tindakan tidak ada atau hanya pengobatan sederhana.

2) Kategori II : Perawatan Minimal, yang meliputi;


a. Aktivitas sehari-hari, pada kategori ini, seperti makan dan minum perlu bantuan dalam
persiapannya dan masih dapat makan sendiri. Merapikan diri perlu sedikit bantuan.
Kebutuhan eliminasi perlu dibantu ke kamar mandi atau menggunakan urinal.
Kenyamanan posisi tubuh dapat melakukan sendiri.
b. Keadaan Umum; tampak sakit ringan, perlu pemantauan tanda vital.
c. Kebutuhan pendidikan kesehatan dan dukungan emosi, membutuhkan 10-15 menit per
shift, sedikit bingung atau agitasi, tapi terkendari dengan obat.
2
d. Pengobatan dan tindakan; membutuhkan waktu 20-30 menit per shidt, perlu sering
dievaluasi kefektifan pengobatan dan tindakan, perlu observasi status mental setiap 2
jam.

3) Kategori III : Perawatan Moderat, meliputi


a. Aktivitas sehari-hari, pada kategori ini seperti makan dan minum harus disuapi, masih
dapat menngunyah dan menelan. Merapikan diri tidak dapat melakukan sendiri.
Kebutuhan eliminasi disediakan pispot/uriinal, sering ngompol. Kenyaman posisi
tubuh bergantung pada perawat.
b. Keadaan umum; gejala akut, bisa hilang timbul, perlu pemantauan fisik dan emosi tiap
2-4 jam.
c. Kebutuhan pendidikan kesehatan dan dukungan emosi; membuthkan 10-30 menit per
shift, gelisah, menolak bantuan, cukup dikendalikan dengan obat.
d. Pengobatan dan tindakan; membutuhkan waktu 30-60 menit per shift, perlu sering
diawasi terhadap efek samping pengobatan dan tindakan, perlu observasi mental setiap
1 jam.

4) Kategori IV : Perawatan Ekstensif (Semi total), meliputi;


a. Aktivtas sehari-hari, pada kategori ini, seperti makan dan minum; tidak bisa
menguunyah dan menelan, perlu makan lewat sonde. Merapka diri; perlu diurus
semua, dimandikan, penataan rambut dan kebersihan mulut. Kebutuhan eliminasi
sering ngompol lebih dari 2 kali per shift. Kenyamanan posisi tubuh perlu dibantu oleh
2 orang.
b. Keadaan umum; tampak sakit berat, dapat kehilangan cairan atau darah, gangguan
sistem pernafasan akut.
c. Kebutuha pendidikan kesehatan dan emosi; membutuhkan waktu lebih dari 30 menit
pershift, gelisah, agitasi dan tidak dapat dikendalikan dengan obat.
d. Pengobatan dan tindakan; membutuhkan waktu lebih dari 60 menit pershift, perlu
observasi status mental setiap kurang dari 1 jam.

5) Kategori V : Perawatan Intensif (Total, pada kategori ini, pemenuhan kebutuhan


dasar seluruhnya bergantung pada perawat. Keadaan umum harus diobservasi secara terus
menerus. Perlu frekuensi pengobatan dan tindakan lebih sering, maka klien harus dirawat
oleh seorang perawat per shift.

3
3. Rentang Respons

 Pola perawatan diri seimbang, saat klien mendapatkan stressor dan mampu untuk
berprilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klien seimbang, klien masih
melakukan perawatan diri.
 Kadang perawatan diri kadang tidak, saat klien mendapatkan stresor kadang-kadang klien
tidak memperhatikan perawatan dirinya.
 Tidak melakukan perawatan diri, klien mengatakan dia tidak peduli dan tidak bisa
melakukan perawatan saat stresor.

B. Proses Terjadinya Masalah


1. Faktor Predisposisi
Stuart (2009) mendefinisikan stressor predisposisi sebagai faktor risiko yang menjadi
sumber terjadinya stres yang mempengaruhi tipe dan sumber dari individu untuk menghadapi
stres baik yang biologis, psikologis d an sosial kultural.
a. Biologis, terkait dengan adanya neuropatologi dan ketidakseimbangan dari
neurotransmitternya. Dampak yang dapat dinilai sebagai manifestasi adanya gangguan
adalah pada perlaku maladaptif klien (Townsend. 2005). Secara Biologi riset
neurobiologikal memfokuskan pada tiga area otak yaitu :
1) Sistem Limbik, Klien dengan defisit keperawatan diri mengalami gangguan pada
sistem limbik sehingga tidak bisa mengontrol perilaku untuk dapat membersihkan diri.
2) Lobus Frontal, Klien defisit perawatan diri yang mengalami kerusakan pada lobus
frontal mengakibatkan timbulnya perilaku maladaptif yaitu tidak mampu berperilaku
untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri.

4
3) Hypotalamus, Klien DPD yang terjadi kerusakan pada hipotalamus maka akan terjadi
ganggaun mood dan penurunan motivasi sehingga mengakibatkan klien tidak dapat
melakukan aktifitas perawatan diri.
Selain gangguan pada struktur otak, proses terjadinya gangguan defisit perawatan
diri berdasarkan faktor biologis disebabkan juga oleh adanya kondisi patologis dan
ketidakseimbangan dari beberapa neurotransmitter.
1) Dopamine, fungsinya mencakup regualsi gerak dan volunter. Apabila gangguan fungsi
dopamin ini terjadi pada klien skizofrenia, akan menyebabkan klien mengalami
gangguan dalam regulasi gerak dan koordinasi, emosi, serta kemampuan pemecahan
masalah sehinggaklien tidak dapat memenuhi kebutuhan perawatan diri.
2) Serotinin, berperan sebagai pengontrol nafsu makan, tidur, alam perasaan, halusinasi,
persepsi nyeri, muntah. Serotin dapat mempengaruhi sistem kognitif yaitu alam pikir,
afektif dan psikomotor. Klien akan cenderung berperilaku maladaptif, yang dapat
dilihat yaitu tidak adanya aktifitas dalam melakukan aktifias perawatan diri seperri
mandi, berganti pakaian, makan dan toileting.
3) Norepineprin, berfungsi untuk kesiagaan, pusat perhatian dan orientasi proses
pembelajaran dan memori. Klien cenderung akan berperilaki negatif seperti tidak
melakukan aktifitas mandi, tidak berhias, tidak memperhatikan makan dan minum,
serta tidak melakukan aktifitas toileting dengan benar.
4) Acetylcholine (Ach) berperan penting untuk belajar dan memori. Jika terjadi
peningkatan kadar Ach akan dapat menurunkan atensi dan mood yang dapat dilihat
dengan adanya gejalan kurang perhatian untuk dirinya dan malas dalam beraktifitas.

b. Psikologis
1) Konsep diri, mulai dari gambaran diri secara keseluruhan yang diterima secara positif
atau negatif oleh seseorang.
2) Identitas diri terkait dengan kemampuan seseorang dalam mengenal siapa dirinya
dengan segala keunikannya, dan mampu menghargai dirinya sendiri.
3) Intelektualitas ditentukan oleh tingkat pendidikan seseorang, pengalaman dan interaksi
dengan lingkungan.
4) Kepribadian, pada klien defisit perawatan diri biasnaya ditemukan klien memiliki
kepribadian yang tertutup.
5) Moralitas, klien defisit perawatan diri menganggap dirinya tidak beguna, negatif
terhadap diri sendiri ini menyebabkan klien mengalmai penuruan motivasi untuk
melakukan aktifitas perawatan diri.
5
c. Sosial Budaya
1) Faktor sosial ekonomi tersebut meliputi kemiskinan, tidak memadainya sarana dan
prasarana, tidak adekuatnya nutrisi, rendahnya pemenuhan kebutuhan perawatan untuk
anggota keluarga, dan perasaan tidak berdaya.
2) Tahap perkembangan, pelajaran kebersihan dari orang tua yang meliputi kebiasaan
keluarga.
3) Pengetahuan tentang pentingnya kebersihan diri dan implikasinya bagi kesehatan
mempengaruhi kebersihan diri.
4) Kultur atau budaya, kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi mempengaruhi
perawatan diri.
5) Motivasi, setiap orang memliki keinginan dan pilihan tentang waktu untuk mandi,
bercukur dan melakukan perawatan rambut sesuia dengan kebutuhan.
6) Kondisi fisik, orang yang mengalami atau menderita penyakit tertentu atau yang akan
menjalani operasi seringkali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untk melakukan
perawatan kebersihan diri.

2. Faktor Presipitasi
Stuart (2009) mendefinisikan stressor presipitasi sebagai suatu stimulus yang
dipersepsikan oleh individu apakah dipersepsikan sebagai suati kesempatan, tantangan,
ancaman/tuntutan. Komponennya :
a. Sifat stressor, terjadinya defisit perawatan diri berdasarkan sifat terdiri dari biologis
(infeksi, peny. kronis), psikologis (intelegensi, verbal, moral, kepribadian), dan sosial
budaya (tuntutan masy. yang tidak sesuai dengan kemampuan seseorang).
b. Asal stressor, terdiri dari internal dan eksternal. Stressor internal atau yang berasal dari
diri sendiri seperti persepsi individu yang tidak baik tentang dirinya, orang lain dan
lingkungan, merasa tidak mampu, ketidakberdaya.
c. Waktu, dilihat sebagai dimensi kapan stressor mulai terjadi dan beberapa lama terpapat
stressor sehingga menyebabkan munculnya gejala.
d. Lama dan jumlah stressor yaitu terkait dengan sejak kapan, sudah berapa lama, berapa
kali kejadiannya, serta jumlah stressor.

3. Penilaian Terhadap Stressor


Pada mulanya klien merasa dirinya tidak berharga lagi sehingga merasa tidak aman dalam
berhubungan dengan orang lain. Biasanya klien berasal dari lingkunga yang penuh
6
permasalahan, ketegangan, kecemasan dimana tidak mungkin mengembangkan kehangatan
emosional dalam hubungan yang positif dengan orang lain yang menimbulkan rasa aman.
Klien semakin tidak dapat melibatkan diri dalam situasi yang baru. Ia berusaha mendapatkan
rasa aman tetapi hidup itu sendiri begitu menyakitkan dan menyulitkan sehingga rasa man itu
tidak tercapai. Hal ini menyebabkan ia mengembangkan rasionalisasi dan mengaburkan diri
dengan kenyataan. Keadaan dimana seorang individu mengalami atau beresiko mengalami
suatu ketidakmampuan dalam menangani stressor internal atau lingkungan dengan adekuat
karena ketidakadekuatan umber-sumber (fisik, psikologis, perilaku atau kognitif).

4. Sumber Koping
Herdman (2012), kemampuan individu yang harus dimilki oleh klien defisit perawatan diri
adlah kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri dalam hal pemenuhan kebutuhan
mandi, berhias, makan dan minum, serta toileting. Sedangkan pada klien yang sangat
mempengaruhi dalam kemampuan perawatan diri dan keterbatasan fisik serta
ketidakmampuan memanfaatkan dukungan sosial.

5. Mekanisme Koping
a. Mekanisme koping adaptif
Mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi perumbuhan, belajar dan
menbapai tujuan.
b. Mekanisme koping mal adaptif
Mekanisme koping yang menghambat fungsi integras memecahkan pertumbuhan,
menurunkan otonoms dan cenderung menguasai lingkungan.

6. Tanda Gejala
Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri adalah:
a. Fisik
 Badan bau, pakaian kotor
 Rambut dan kulit kotor
 Kuku panjang dan kotor
 Gigi kotor disertai mulut bau
 Penampilan tidak rapi.
b. Psikologis
 Malas, tidak ada inisiatif
7
 Menarik diri, isolasi diri
 Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
c. Sosial
 Interaksi dan kegiatan kurang
 Tidak mampu berperilaku sesuai norma
 Cara makan tidak teratur
 BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri.
7. Penatalaksanaan
a. Farmakologi
 Obat anti psikosis : Penotizin
 Obat anti depresi : Amitripilin
 Obat anti ansietas : Diasepam, Bromozepam, Clobozam
 Obat anti insomnia : Phneobarbital
b. Terapi
 Terapi keluarga
Berfokus pada keluarga dimana keluarga membantu mengatasi masalah klien
dengan memberikan perhatian seperti BHSP, Jangan memancing emosi klien, Libatkan
klien dalam kegiatan yang berhubungan dengan keluarga, Berikan kesempatan klien
mengemukakan pendapat, Dengarkan , bantu dan anjurkan pasien untuk
mengemukakan masalah yang dialaminya.
 Terapi kelompok
Berfokus pada dukungan dan perkembangan, ketrampilan sosial, atau aktivitas lain
dengan berdiskusi dan bermain untuk mengembalikan keadaan klien karena masalah
sebagian orang merupkan perasaan dan tingkah laku pada orang lain.
 Terapi musik
Dengan musik klien terhibur, rileks dan bermain untuk mengembalikan kesadaran
pasien.

C. Masalah Keperawatan
1. Daftar Masalah
a. Defisit Perawatan Diri
b. Harga Diri Rendah
c. Isolasi Sosial

8
2. Data Yang Perlu Dikaji

NO DATA YANG PERLU DIKAJI MASALAH


1 Subjektif Defisit Perawatan
Pasien mengatakan tentang : Diri
1. Malas mandi
2. Tidak mau menyisir rambut
3. Tidak mau menggosok gigi
4. Tidak mau memotong kuku
5. Tidak mau berhias/berdandan
6. Tidan bisa/mau menggunakan alat mandi.
7. Tidak menggunakan alat makan dan minum
8. BAB dan BAK sembarangan
9. Tidak membersihkan diri dan tempat BAB dan
BAK.
10. Tidak mengetahui cara perawatan diri yang
benar.

Objektif
1. Badan bau, kotor, berdaki, rambut kotor, gigi
kotor, kuku panjang, tidak menggunakan alat-alat
mandi, tidak mandi dengan benar.
2. Rambut kotor, berantakan, kumis dan jenggot
tidak rapi, pakain tidak rapi, tifak mampu
berdandan, memilih, mengambil, dan memakai
pakaian, memakai sandal, sepatu, memakai
resleting.
3. Makan dan mnum sembarangan, berceceran,
tidak menggunakan alat makan, tifak mampu
(Menyiapkan makanan, memindahkan makanan ke
alat makan, memegang alat makan, membawa
makanan dari piring ke mulut, mengunyah, menelan
makanan secara aman.
4. BAB & BAK tidak pada tempatnya, tifak
membersihkan diri setelah BAB dan BAK, tifak

9
mampu (Menjaga kebersihan toilet, menyiram toilet)

3. Pohon Masalah

Kerusakan Integritas Kulit

Defisit Perawatan Diri

Intoleransi Aktivitas

D. Diagnosa
1. Diagnosa Keperawatan
a. Kerusakan Integritas Kulit
Definisi : Kerusakan kulit (dermis dan/atau jaringan) atau jaringan (membran
mukosa, kornea, fasia, otot, tedon, tulang, kartilago, kapsul sendi dan/atau ligamen).
(SDKI Hal.282)
b. Defisit Perawatan Diri
Definisi : Tidak mampu melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri.
(SDKI Hal.240)
c. Intoleransi Aktivitas
Definisi : Ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivtas sehari-hari (SDKI
Hal.128)

2. Diagnosa Medis
a. Skizofrenia
Skizofrenia adalah sindrom heterogen kronis yang ditandai dengan pola pikir yang
tidak teratur, delusi, halusinasi, perubahan perilaku yang tidak tepat serta adanya gangguan
fungsi psikososial. (NIC-NOC Jilid 3 Hal.137)
b. Depresi
Menurut Kusumanto (1981), dalam psikologi definisi depresi adalah gejala dan
sindroma perasaan sedih yang bersifat psikopatologis yang disertai dengan hilangnya
minat, kurang energi, dan meningkatnya rasa lelah.

10
11
E. Rencana Tindakan Keperawatan (Tulis Sesuai Dengan Masalah Utama)
Dengan Diagnosa Keperawatan : Defisit Perawatan Diri

Perencanaan
No Rasional
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
1 Pasien Mampu : Setelah 3x pertemuan, SP 1
1) Melakukan pasien dapat menjelaskan 1) Identifikasi kebersihan diri, 1) Mencari tahu atau menggali apa saja aspek
kebersihan diri pentingnya : berdandan, makan dan BAB atau yang akan di tingkatkan
sendiri secara 1) Kebersihan diri BAK. kebersihan/perawatan diri klien.
mandiri. 2) Berdandan atau 2) Jelaskan pentingnya kebersihan diri. 2) Memberi pengetahuan
2) Melakukan berhias 3) Jelaskan alat dan cara kebersihan diri. 3) Memberi pengetahuan
berhias atau 3) Makan 4) Masukan dalam jadwal kegiatan 4) Mengontrol apa apa saja yang pasien
berdandan 4) BAB dan BAK pasien. lakukan untuk latihannya.
secara baik. 5) Dan mampu SP 2
3) Melakukan melakukan cara 1) Evaluasi Kegiatan yang lalu (SP 1) 1) Membandingkan hasil dan harapan.
makan dengan perawatan diri. 2) Jelaskan pentingnya berdandan 2) Memberi pengetahuan.
baik. 3) Latih cara berdandan untuk pasien 3) Memberikan latihan praktik langsung untuk
4) Melakukan laki-laki meliputi cara berpakaian, meningkatkan kemampuan motorik klien.
BAB dan BAK menyisir rambut, bercukur.
secara mandiri. 4) Latih berdandan untuk pasien 4) Memberikan latihan praktik langsung untuk
perempuan meliputi berpakaian, meningkatkan kemampuan motorik klien.
menyisir rambut, berhias.
5) Masukkan jadwal kegiatan pasien 5) Mengontrol apa apa saja yang pasien

12
lakukan untuk latihannya.
SP 3
1) Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1 dan 1) Membandingkan hasil dan harapan.
SP 2)
2) Jelaskan cara dan alat makan yang 2) Memberi pengetahuan .
benar.
3) Jelaskan cara menyiapkan makanan. 3) Memberi pengetahuan.
4) Jelaskan cara merapikan peralatan 4) Memberi pengetahuan.
makan setelah makan.
5) Praktek makan sesuai dengan tahapan 5) Memberikan latihan praktik langsung untuk
makan yang baik. meningkatkan kemampuan motorik klien.
6) Latih kegiatan makan. 6) Memberikan latihan praktik langsung untuk
meningkatkan kemampuan motorik klien.
7) Masukkan dalam jadwal kegiatan 7) Mengontrol apa apa saja yang pasien
pasien. lakukan untuk latihannya.
SP 4
1) Evaluasi kemampuan pasien yang 1) Membandingkan hasil dan harapan.
lalu (SP 1, SP 2 dan SP 3)
2) Latih cara BAB dan BAK yang baik. 2) Memberikan latihan praktik langsung untuk
meningkatkan kemampuan motorik klien.
3) Menjelaskan tempat BAB dan BAK 3) Memberi pengetahuan
yang sesuai.
4) Menjelaskan cara membersihkan dan 4) Memberi pengetahuan.
berdiri setelah BAB atau BAK.
13
Keluarga mampu Setelah 4x pertemuan SP 1
merawat anggota keluarga mampu 1) Indentifikasi masalah keluarga dalam 1) Mencari tahu atau menggali apa saja aspek
keluarga yang meneruskan melatih merawat pasien dengan masalah yang akan di tingkatkan
mengalami pasien dan mendukung kebersihan diri, berdandan, makan, kebersihan/perawatan diri keluarga klien.
masalah kurang agar kemampuan dalam BAB dan BAK.
perawatan diri perawatan pasien dirinya 2) Jelaskan defisit perawatan diri. 2) Memberi pengetahuan
meningkat. 3) Jelaskan cara merawat kebersihan 3) Memberi pengetahuan
diri, berdandan, makan, BAB atau
BAK.
4) Bermain peran cara merawat. 4) Memberikan latihan praktik langsung dalam
melakukan perawatan.
5) Rencana tindak lanjut keluarga atau 5) Mengontrol apa-apa saja yang pasien
jadwal keluarga untuk merawat lakukan untuk latihannya.
pasien.
SP 2
1) Evaluasi SP 1 1) Membandingkan hasil dan harapan.
2) Latih keluarga merawat langsung 2) Memberikan latihan praktik langsung dalam
kepasien, kebersihan diri dan melakukan perawatan.
berdandan.
3) RTL keluarga atau jadwal keluarga 3) Mengontrol apa apa saja yang pasien
untuk merawat pasien. lakukan untuk latihannya.

14
SP 3
1) Evaluasi kemampuan SP 2 1) Membandingkan hasil dan harapan.
2) Latih keluarga merawat langsung 2) Memberikan latihan praktik langsung dalam
kepasien cara makan. melakukan perawatan.
3) RTL krluarga atau jadwal keluarga 3) Mengontrol apa apa saja yang pasien
untuk merawat. lakukan untuk latihannya.
SP 4
1) Evaluasi kemampuan keluarga. 1) Membandingkan hasil dan harapan.
2) Rencana tinfak lanjut keluarga. 2) Mengontrol
3) Follow up 3) Dorongan/motivasi untuk mampu
4) Rujukan 4) Untuk meningkatkan perkembangan

Terapi Spesialis
1. Terapi infivisu : Terapi perilaku : Token Ekonomi.
2. Terapi kelompok : Support Group Theraphy.
3. Terapi keluarga : Terapi Triangel.
4. Terapi komunitas : ACT

15
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC.
Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan jiwa.
Kaplan Sadoch. 1998. Sinopsis Psikiatri. Edisi 7. Jakarta : EGC
Keliat. B.A. 2006. Modul MPKP Jiwa UI . Jakarta : EGC
Keliat. B.A. 2006. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
Nurjanah, Intansari S.Kep. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta : Momedia
Perry, Potter. 2005 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC
Rasmun S. Kep. M 2004. Seres Kopino dan Adaptasir Toors dan Pohon Masalah Keperawatan. Jakarta :
CV Sagung Seto
Stuart, Sudden, 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa edisi 3. Jakarta : EGC
Santosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, 2005 – 2006. Jakarta : Prima Medika.
Stuart, GW. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.
Tarwoto dan Wartonah. 2000. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta.
Townsend, Marry C. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada Perawatan Psikiatri edisi 3. Jakarta.
EGC

STRATEGI PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA


PADA KLIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
16
Nama Mahasiswa :-
Hari / Tanggal :-
Pertemuan Ke : 1 (Satu)
SP. 1 : Mendiskusikan pentingnya kebersihan diri, cara-cara merawat diri dan melatih
pasien tentang cara-cara perawatan kebersihan diri

I. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien terlihat kotor, rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki, bau, kuku panjang dan hitam,.
Pakaian kotor, tidak bercukur, bab/ bak disembarang tempat.

2. Diagnosa Keperawatan
Defisist Perawatan Diri

3. Tujuan Keperawatan
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya.
2) Mengidentifikasi kebutuhan kebersihan diri.
3) Menjelaskan pentingnya kebersihan diri.
4) Menjelaskan peralatan ang digunakan untuk menjaga kebersihan.
5) Memasukkan kedalam jadwal kegiatan.

4. Rencana Keperawatan
1) Bina hubungan saling percaya.
2) Identifikasi kebutuhan kebersihan diri.
3) Jelaskan pentingnya kebersihan diri.
4) Jelaskan peralatan ang digunakan untuk menjaga kebersihan.
5) Masukkan kedalam jadwal kegiatan.

II. STRATEGI KOMUNIKASI TERAPEUTIK


1. Fase Perkenalan/Orientasi
a. Salam Terapeutik
"Assalamu'alaikum warohmatulloh, selamat pagi ibu , Perkenalkan nama saya Putri dari
Poltekkes Tanjungkarang. Benar dengan ibu Risa ? Ibu senang dipanggil siapa? baik bu,
selama 2 minggu kedepan saya akan merawat ibu di sini”
17
b. Evaluasi/Validasi
"Dari tadi saya melihat ibu sering menggaruk-garuk badannya? gatal ya bu?"

c. Kontrak saat ini


 Topik
"Ibu, hari ini kita ngobrol ngobrol yuk bu, tentang kebersihan diri?"
 Waktu
"Ibu memiliki waktu untuk berbicara bu? bagaiman kalau 15 menit?"
 Tempat
"Dimana ya bu enaknya kita berbincang-bincang? Bagaimana jika disini saja?"

2. Fase Kerja
“Berapa kali IBU mandi dalam sehari? Apakah IBU sudah mandi hari ini? Menurut IBU apa
kegunaannya mandi ?Apa alasan IBU sehingga tidak bisa merawat diri? Menurut IBU apa
manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan diri? Kira - kira tanda - tanda orang yang tidak
merawat diri dengan baik seperti apa ya...?, Kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri
masalah apa menurut IBU yang bisa muncul ?”
“Apa yang IBU lakukan untuk merawat rambut dan wajah? Kapan saja IBU menyisir rambut?
Bagaimana dengan bedakan? Apa peruahan yang ibu inginkan setelah sisiran dan berdandan?”
"Berapa kali IBU cukur dalam seminggu? Kapan IBU cukuran terakhir? Apa gunanya
cukuran? Apa alat - alat yang diperlukan?”
“Berapa kali IBU makan sehari? ”Apa yang dilakukan setelah makan?” Betul, kita harus sikat
gigi setelah makan.”
“Di mana biasanya IBU berak/kencing? Bagaimana membersihkannya?
“Menurut IBU kalau mandi itu kita harus bagaimana ? Sebelum mandi apa yang perlu kita
persiapkan? Benar sekali."
”Bagaimana kalau sekarang kita ke kamar mandi, suster akan membimbing IBU
melakukannya. Sekarang IBU siram seluruh tubuh IBU termasuk rambut lalu ambil shampoo
gosokkan pada kepala IBU sampai berbusa lalu bilas sampai bersih. Bagus sekali. Selanjutnya
ambil sabun, gosokkan di seluruh tubuh secara merata lalu siram dengan air sampai bersih,
jangan lupa sikat gigi pakai odol. Giginya disikat mulai dari arah atas ke bawah. Gosok
seluruh gigi IBU mulai dari depan sampai belakang. Bagus, lalu kumur - kumur sampai bersih.
Terakhir siram lagi seluruh tubuh IBU sampai bersih lalu keringkan dengan handuk. IBU
bagus sekali melakukannya. Selanjutnya IBU pakai baju dan sisir rambutnya dengan baik.”

18
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Perasaan Klien
"Ibu, tadi kan ibu sudah mandi, bisa ibu ceritakan kepada saya, bagaimana perasaan ibu
setelah ibu mandi? segar

a. Evaluasi isi materi yang sudah dibicarakan pada pertemuan ini


"Alhamdulillah, hari ini kita sudah ngobrol bu ya tentang kebersihan diri, apa yang ibu
rasakan setelah kita ngobrol seperti? Senang?"

b. Tindakan Lanjut
"Baik ibu, Ini saya jadwal kegiatan yang nantinya ibu isi sesuai dengan kegiatan yang ibu
lakukan, misalnya mandi seperti tadi? Ibu mengerti?"

c. Kontrak untuk pertemuan yang akan datang


 Topik
"Ibu hari ini kan kita sudah berbincang-bincang tentang cara mandi dan ibu juga sudah
mandi, jangan lupa untuk memasukannya kedalam jadwalnya ya bu. Nah untuk besok
kita akan bertemu lagi ya bu, kita ngobrol tentang cara berdandan."
 Waktu
"Waktunya pagi hari ya bu? ibu bisa?, pukul 10.00 pagi?"
 Tempat
"Besok kita ingin ngobrol dimana bu? Disini lagi ya bu?"

STRATEGI PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA


PADA KLIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

Nama Mahasiswa :-
Hari / Tanggal :-
Pertemuan Ke : 2 (Dua)
SP. 2 : Klien dapat berdandan atau berhias dengan mandiri

I. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
19
Penampilan klien mulai dari baju terlihat tidak sesuai, rambut teruarai yang kurang rapih.

2. Diagnosa Keperawatan
Defisit Perawatan Diri

3. Tujuan Keperawatan
1) Klien mampu untuk memilih pakaian yang baik sesuai.
2) Klien mampu untuk menyisir ramput dengan baik.
3) Klien mau dan mampu untuk cukur rambut 2 minggu sekali.

4. Rencana Keperawatan
1) Evaluasi Kegiatan pertama yang telah diajarkan dan berikan pujian.
2) Mengajarkan klien cara memilih pakaian yang baik dan benar.
3) Mengajarkan klien untuk menyisir rambut.
4) Memberitahu kapan waktu cukup yang baik kepada klien.
5) Memasukan kedalam jadwal kegiatan.

II. STRATEGI KOMUNIKASI TERAPEUTIK


1. Fase Perkenalan/Orientasi
a. Salam Terapeutik
"Assalamu'alaikum warohmatulloh, selamat pagi ibu, wah seperti gatal gatal ibu sudah
tidak seperti kemarin ya bu? Alhamdulillah"

b. Evaluasi/Validasi
"Ibu risa, kemarin ibu sudah mandi berapa kali bu? Alat alatnya apa saja bu? Coba ibu
ceritakan bagaimana cara mandi itu bu? Wah ibu masih ingat ya, luar biasa bu" , "Ibu
sudah memasukannya kedalam jadwal belum bu? sudah bu alhamdulillah"

c. Kontrak saat ini


 Topik
"Baik ibu, hari ini, sesaui janji saya kemarin, kita akan ngobrol tentang bagaiman
carananya berdandan atau berhias ya bu.?"
 Waktu

20
"Ibu memiliki waktu luang sekitar 30 menit bu?" baiklah ibu jika ibu memiliki waktu
luang 30 menit?"
 Tempat
"Ibu risa suka kita ngobrolnya dimana ya bu? "Disini saja ya bu?"

2. Fase kerja
"Ibu risa, kan kemarin katanya ibu sudah mandi ya bu? nah setelah ibu mandi apa yang harus
ibu lakukan? Apakah ibu sudah mengganti baju?" "Apakah ibu risa tau bagaimana cara
memilih baju yang bagus.? "Jadi ibu risa, untuk berpakaian yang pertama kita ambil baju yang
bersih dan kering, dan berganti pakain yang bersih 2 x dalam sehari.? Coba ibu risa ganti baju?
Iya ibu risa bagus.."
"Rambut ibu risa kok masih terlihat acak-acakan ya bu? Apakah ibu risa sudah menyisir
rambut? Bagaimana bu caranya menyisir rambut, apakah ibu mengerti?" Coba kita praktikan,
lihat kebermin, wah bagus sekali ibu."
"Apakah ibu risa mencukur rambut?" "menururt ibu waktu yang bagus untuk mencukur
rambut adalah" Iya benar ibu 2 minggu sekali untuk menyukur rambut itu?"

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Perasaan klien setelah interaksi
"Ibu, hari ini kita sudah belajar tentang bagaimana berdandan atau berhias? setelah kita
ngobrol tadi apa yang ibu rasakan sekarang ya bu?"

b. Evaluasi isi materi yang sudah dibicarakan pada pertemuan ini


"Bagaimana ibu risa, perasaannya setelah berdandan..? ibu masih ingat? Coba ibu sebutkan
kembali bagiamana caranya untuk berdandan atau berhias." Selanjutnya ibu setelah mandi
nnti jangan lupa berhias ya bu."

c. Tindakan Lanjut
" Selanjutnya mari kita masukan kedalam jadwal kegiatan ibu."

d. Kontrak untuk pertemuan yang akan datang


 Topik
"Ibu risa, Nanti siang ketika makannya sudah dibagikan, kita akan makan sekaligus
kita belajar tentang cara makan yang baik?"
21
 Waktu
"Berrti kita bertemu jam 11.30 ya bu"
 Tempat
"Kita ngobrol dikamar saja ya bu.. sebelum makanan sudah dibagikan "

STRATEGI PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA


PADA KLIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

Nama Mahasiswa :-
Hari / Tanggal :-
Pertemuan Ke : 3 (Tiga)
SP. 3 : Klien dapat makan dengan baik secara mandiri.

I. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien

22
Ketika akan makan klien tampak tidak mencuci tangannya terlebih dahulu dengan
menggunakan sabun. Ketika makan klien memakan makanannya dengan cepat dan terkadang
sambil berjalan-jalan.

2. Diagnosa Keperawatan
Defisit Perawatan Diri

3. Tujuan Keperawatan
1) Klien mampu mempersiapkan makan dengan baik.
2) Klien mampu makan dengan tertib.
3) Klien mampu merapikan alat makan setelah makan.

4. Rencana Keperawatan
1) Evaluasi Kegiatan pertama dan kedua yang telah dilatih dan berikan pujian.
2) Menjelaskan cara mempersiapkan makan
3) Menjelaskan cara makan yang tertib
4) Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
5) Masukan kedalam jadwal kegiatan klien.

II. STRATEGI KOMUNIKASI TERAPEUTIK


1. Fase Perkenalan/Orientasi
a. Salam Terapeutik
"Assalamu'alaikum warohmatulloh, selamat pagi ibu. "iya benar ibu."

b. Evaluasi/Validasi
"Bagaimana ibu risa, perasaannya setelah berdandan..? ibu masih ingat? Coba ibu sebutkan
kembali bagiamana caranya untuk berdandan atau berhias." Selanjutnya ibu setelah mandi
nnti jangan lupa berhias ya bu."

c. Kontrak saat ini


 Topik
"Baik bu siang ini, seperti yang saya katakn tadi pagi, bahwa saya akan membantu ibu
risa agar dapat makan dengan tata cara yang baik"
 Waktu
23
"Bagaimana kalau kita berbincang-bincangnya selama 10 menit? Baik bu".
 Tempat
"Tempatnya enaknya dikamar ini saja ya bu,"

2. Fase kerja
"Ibu risa, bisakan ibu cerita dahulu menurut ibu apa yang harus kita lakukan sebelum makan?
kalau sesudah makan bu? biasanya ibu ketika makan diruang apa?
“Sebelum makan kita harus cuci tangan memakai sabun. Ya, mari kita praktikkan" "Bagus,
setelah Ibu sudah cuci tangan barulah ibu mengambil piring kemudia ambil nasi dan lauknya."
Sebelum makan kita harus berdoa dahulu ya bu, bisa ibu pimpin do'anya bu?" Iya, bagus
sekali ibu."
“Mari kita makan.. saat makan kita harus menyuap makanan satu - satu dengan pelan - pelan.
Ya, Ayo, sayurnya dimakanya.” . “Setelah makan kita bereskan piring, dan gelas yang kotor.
Ya betul, dan kita akhiri dengan cuci tangan. Ya bagus!”

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Perasaan klien setelah interaksi
"Ibu risa sudah makan bu. Alhamdulillah, sekarang bisa ibu ceritakan kepada saya apa
yang ibu rasakan setelah kita ngobrol ngobrol tentang cara makan yang baik tadi?"

b. Evaluasi isi materi yang sudah dibicarakan pada pertemuan ini


"Iya bagus ibu, ibu risa masih ingat tentang apa yang harus ibu lakukan ketika ingin
makan. Bisa ibu sebutkan?"

c. Tindakan Lanjut
"Nah coba ibu lakukan seperti tadi, cara makan yang baik setiap hari ya bu?" mau
memasukannya kedalam jadwal bu?"

d. Kontrak untuk pertemuan yang akan datang


 Topik
"Ibu risa, besok akan ngobrol ngobrol lagi ya bu tentang bagaimana cara BAB & BAK
yang baik dan benar"
 Waktu
"Bagaimana kalau kita bertemu jam 4 Sore bu? Baik bu"
 Tempat
24
"Untuk tempatnya ibu punya saran? Dikamar saja? baiklah bu risa"

STRATEGI PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA


PADA KLIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

Nama Mahasiswa :-
Hari / Tanggal :-
Pertemuan Ke : 4 (Empat)
SP. 4 : Percakapan mengajarkan klien untuk BAB/BAK secara baik dan benar.

I. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Tercium aroma pesing dikasurnya, dan terkadang berasal dari celana klien.

2. Diagnosa Keperawatan
Defisit Perawatan Diri

25
3. Tujuan Keperawatan
1) Klien mampu mengenali tempat BAB/BAK yang sesuai.
2) Klein mampu membersihkan diri setelah BAB/BAK.
3) Klien mampu membersihkan tempat BAB/BAK.

4. Tindakan Keperawatan
1) Evaluasi kegiatan pertama, kedua dan ketiga.
2) Menjelaskan kepada klien untuk mengenali tempat BAB/BAK.
3) Menjelaskan kepada klien cara membersihkan diri setelah BAB/BAK.
4) Menjelaskan kepada klien bagaimana cara membersihkan tempat BAB/BAK.

II. STRATEGI KOMUNIKASI TERAPEUTIK


1. Fase Perkenalan/Orientasi
a. Salam Terapeutik
"Assalamu'alaikum warohmatulloh, selamat sore ibu. "Iya benar ibu".
b. Evaluasi/Validasi
"Ibu risa bagaimana perasaannya ibu saat ini, sudah dijalankan jadwal kegiatannya bu?"

c. Kontrak saat ini


 Topik
"Ibu, kemarin kita sudah ngobrol bahwa sore ini akan ngobrol lagi tentang bagaimana
cara BAB & BAK yang baik."
 Waktu
"Kita ngobrol sekitar 20 menit, Ibu setuju?"
 Tempat
"Kita ngobrol dikamar saja ya bu, yang lebih dekat dengan kamar mandi?"

2. Fase kerja
"Ibu risa, bisa ibu ceritakan kepada saya, apakah yang ibu lakukan setelah melakukan
BAB/BAK?"
“Cara cebok yang bersih setelah ibu risa berak yaitu dengan menyiramkan air dari arah depan
ke belakang. Jangan terbalik ya, Cara seperti ini berguna untuk mencegah masuknya kotoran /
tinja yang ada di anus ke bagian kemaluan ibu”

26
“Setelah ibu selesai cebok, jangan lupa tinja / air kencing yang ada di kakus / WC dibersihkan.
Caranya siram tinja / air kencing tersebut dengan air secukupnya sampai tinja / air kencing itu
tidak ada di kakus / WC. Jika ibu risa membersihkan tinja / air kencing seperti ini, berarti ibu
sudah ikut mencegah menyebarnya kuman yang berbahaya yang ada pada kotoran/ air
kencing”
“Jangan lupa merapikan kembali pakaian sebelum keluar dari WC / kakus, lalu cuci tangan
dengan menggunakan sabun."

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Perasaan klien setelah interaksi
"Ibu bagaimana, apa yang ibu rasakn setelah kita ngobrol ngobrol tentang cara BAB/BAK
yang baik?"
b. Evaluasi isi materi yang sudah dibicarakan pada pertemuan ini
"Ibu risa bisa menceritakan kembali kepada saya, bagaimana cara BAB/BAK yang baik
dan benar sesuai dengan yang kita lakukan tadi bu?" Iya bagus sekali ibu risa"
c. Tindakan Lanjut
"Nah ibu risa, sekarang ibu sudah bisa melakukan BAB/BAK yang baik dan benar?" Ibu
lakukan setiap setiap hari ya bu?

d. Kontrak untuk pertemuan yang akan datang


 Topik
"Ibu risa, besok kita bertemu kembali ya bu, saya ingi melihat nih bu jadwal kegiatan
ibu,"
 Waktu
"Setelah makan siang ya bu risa. jam 13.00"
 Tempat
"Saya akan menemui ibu dikamar ini lagi ya bu.?" "Baik bu saya permisi ya bu?
Assalamu'alaikum warohmatulloh."

27
SP1 Keluarga: Memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang masalah perawatan
diri dan cara merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kurang perawatan diri

ORIENTASI
“Selamat pagi Pak / Bu, saya D, perawat yang merawat T”
“Apa pendapat Bapak tentang anak Bapak, T?”
“Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa masalah yang dialami T dan bantuan apa yang dapat
diberikan.”
“Berapa lama waktu Bapak/ Ibu yang tersedia?, bagaimana kalau 20 menit?, mari kita duduk di kantor
perawat!”

KERJA
“Apa saja masalah yang Bapak/ Ibu rasakan dalam merawat T ?” Perawatan diri yang utama adalah
kebersihan diri, berdandan, makan dan BAB/BAK.
“Perilaku yang ditunjukkan oleh T itu dikarenakan gangguan jiwanya yang membuat pasien tidak
mempunyai minat untuk mengurus diri sendiri. Baik...akan saya jelaskan ; untuk kebersihan diri, kami
telah melatih T untuk mandi, keramas, gosok gigi, cukuran, ganti baju, dan potong kuku. Kami harapkan
Bapak/Ibu dapat menyediakan alat-alatnya. T juga telah mempunyai jadual pelaksanaanya untuk
berdandan, karena anak Bapak/ Ibu perempuan, kami harapkan dimotivasi sehabis mandi untuk sisiran
yang rapi, pakai bedak,dan lipstik. Untuk makan, sebaiknya makan bersama keluarga dirumah, T telah
mengetahui lanhkah-langkahnya : Cuci tangan, ambil makanan, berdoa, makan yang rapih, cuci piring
dan gelas, lalu cuci tangan. Sebaiknya makan pas jam makan obat, agar sehabis makan langsung makan
obat. Dan untuk BAB?BAK, dirumah ada WC Bapak/Ibu ?Iya..., T juga sudah belajar BAB/BAK yang
bersih. Kalau T kurang motivasi dalam merawat diri apa yang bapak lakukan?
Bapak juga perlu mendampinginya pada saat merawat diri sehingga dapat diketahui apakah T sudah
bisa mandiri atau mengalami hambatan dalam melakukannya.”
”Ada yang Bapak/Ibu tanyakan?”
28
TERMINASI
Bagaimana perasaan Pak J setelah kita bercakap-cakap?”
“Coba Pak J sebutkan lagi apa saja yang harus diperhatikan dalam membantu anak Bapak, T dalam
merawat diri.”
” Baik nanti kalau Bapak/Ibu besuk bisa ditanyakan pada T.”
“Dan dirumah nanti, cobalah Bapak/Ibu mendampingi dan membantu T saat membersihkan diri.”
“Dua hari lagi kita akan ketemu dan Bapak/Ibu akan saya dampingi untuk memotivasi T dalam merawat
diri.”

SP 2 Keluarga : Melatih keluarga cara merawat pasien

Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini:

ORIENTASI

“Assalamualaikum Bapak/Ibu sesuai janji kita dua hari yang lalu kita sekarang ketemu
lagi”
“Bagaimana Bapak/Ibu, ada pertanyaan tentang cara merawat yang kita bicarakan dua
hari yang lalu?”
“Sekarang kita akan latihan cara-cara merawat tersebut ya pak?”
“Kita akan coba disini dulu, setelah itu baru kita coba langsung keT ya?”
“Berapa lama ada waktu Bapak/Ibu?”

KERJA
“Sekarang anggap saya adalah T, coba bapak praktekkan cara memotivasi T untuk mandi,
berdandan, buang air, dan makan”
“Bagus, betul begitu caranya”
“Sekarang coba praktekkan cara memberikan pujian kepada T”
“Bagus, bagaimana kalau cara memotivasi T minum obat dan melakukan kegiatan
positifnya sesuai jadual?”
“Bagus sekali, ternyata bapak dan ibu sudah mengerti cara merawat T”
“Bagaimana kalau sekarang kita mencobanya langsung kepada T?”
(Ulangi lagi semua cara diatas langsung kepada pasien)

TERMINASI
“Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita berlatih cara merawat T ?”
“Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap kali bapak
dan ibu membesuk T”
“Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi bapak dan ibu datang kembali kesini dan kita
akan mencoba lagi cara merawat T sampai bapak dan ibu lancar melakukannya”
“Jam berapa bapak dan ibu bisa kemari?”
“Baik saya tunggu, kita ketemu lagi di tempat ini ya pak, bu”

SP 3 Keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama keluarga

ORIENTASI

29
“Assalamualaikum Bapak/Ibu hari ini T sudah boleh pulang, untuk itu perlu
dibicarakan jadual T selama dirumah”
“Bagaimana pak, bu, selama bapak dan ibu membesuk apakah sudah terus dilatih
cara merawat T?”
“Nah sekarang mari kita bicarakan jadual di rumah tersebut disini saja?”
“Berapa lama bapak dan ibu punya waktu.?”

KERJA
“Pak,Bu...,ini jadual kegiatan T dirumah sakit, coba perhatikan apakah dapat
dilaksanakan dirumah.?
“ Pak / Bu..jadual yang telah dibuat selama T di rumah sakit tolong dilanjutkan
dirumah, baik jadual aktivitas maupun jadual minum obatnya”
“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh
anak ibu dan bapak selama di rumah. Kalau misalnya T menolak terus menerus untuk
makan, minum, dan mandi serta menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku
membahayakan orang lain, maka segera hubungi Suster S di Puskesmas Ingin Jaya,
puskesmas terdekat dari rumah ibu dan bapak, ini nomor telepon puskesmasnya:
(0651) 446xxx.
Selanjutnya suster S yang akan membantu memantau perkembangan T selama di
rumah”

TERMINASI

“ Bagaimana Pak, Bu...ada yang belun jelas ?. Ini jadual harian T untuk dibawa
pulang.” Dan ini surat rujukan untuk perawat K di puskesmas Indrapuri.”
“ Jangan lupa kontrol ke Puskesmas sebelum obat habis, atau ada gejala-gejala yang
tampak.” “ Silahkan selesaikan administrasinya.”

30
ANALISA PROSES INTERAKSI

Nama Mahasiswa : I Made Eka Santosa


Tanggal : 26 Maret 1999
Waktu : Pkl. 16.30 - 16.50 WIB (20 Menit)
Tempat : Ruang Cendrawasih RSJP Jakarta
Inisial Klien : Tn.O.T.B.
Interaksi ke : I (Fase Perkenalan)
Lingkungan : Meja makan, berhadapan dengan klien, suasana tenang
Deskripsi pasien : Penampilan kurang rapi, pakaian banyak lobang bekas rokok, pasien merokok puntung,
menunduk.
Tujuan komunikasi : Klien dapat mengenal perawat dan mengungkapkan secara terbuka permasalahnya

ANALISA ANALISA
KOMUNIKASI KOMUNIKASI NON
BERPUSAT PADA BERPUSAT PADA RASIONAL
VERBAL VERBAL
PERAWAT KLIEN
P : Selamat sore Pak, P: Memandang K dan P : Ingin membuka K masih ragu terhadap Salam merupakan
boleh saya duduk di tersenyum percakapan dengan orang baru yang kalimat pembuka
sebelah Bapak ? K: Ekpresi datar klien dan berharap masuk ke untuk memulai suatu
dengan sapaan lingkungannya percakapan sehingga
sederhana P bisa dapat terjalin rasa
diterima oleh K. percaya.
K : Sore, silahkan. K: Ekpresi datar K ragu terhadap orang
P: Memandang K P merasa senang ada baru
tanggapan atas salam
walaupun belum
diekpresikan secara
tulus
P : Wah, suasana sore P : Memandang ke P ingin memulai K memberikan respon Topik ringan akan
ini sejuk sekali ya Pak halaman sambil percakapan dengan sepintas dan memudahkan interaksi
melirik K topik ringan sebelum menunjukkan lebih lanjut
K : Ikut melihat ke masuk ke kondisi K perhatian cukup
K : (diam) halaman lalu terhadap P
menghisap rokoknya
dan menunduk lagi
P : Oh ya, P : Memandang K P merasa bahwa K K masih memberikan Memperkenalkan diri

31
perkenalkan saya sambil menjulurkan harus diberikan tanggapan secara dapat menciptakan
Made, saya tangan ke K penjelasan tentang ragu-ragu rasa percaya klien
mahasiswa praktek K : Mengalihkan kedatangan P terhadap perawat
disini yang akan rokok ke tangan kiri
merawat Bapak. lalu tanpa memandang
K : (diam) P menerima uluran
tangan P

P : Nama Bapak P : Masih menjabat P ingin tahu nama K ragu-ragu Mengenal nama
siapa ? tangan pasien dan pasien pasien akan
mendekatkan diri ke- memudahkan interaksi
K
K : Menoleh sebentar
K merasa perkenalan
K : Ong. Ong Tian K : Menyebut nama P merasa pasien hanya formalitas
Bian. dengan menunduk dan enggan berkenalan belaka
menarik tangannya
P : Bapak senangnya P : Memandang K P ingin menjalin K mencoba mengingat Nama panggilan
dipanggil dengan K : Menoleh ke kedekatan dengan nama yang disukainya merupakan nama
nama apa halaman pasien akrab klien sehingga
K mulai tertarik menciptakan rasa
K : Ong. K : Melihat ke arah P P senang walaupun dengan perkenalan senang akan adanya
dan menjawab singkat jawaban singkat dengan P pengakuan atas
lalu menunduk lagi namanya
P : Wah, P : Memandang K P mencoba K berpikir sejenak, Pujian berguna untuk
kedengarannya enak sambil tersenyum mengakrabkan mengngingat nama mendekatkan perawat
kalau saya manggil K : Menunduk suasana yang disukainya menjalin hubungan
Pak Ong therapeutik dengan
K : Menoleh ke P klien
P : Memperhatikan K P merasa pertanyaan K mulai merasa
K : Iya mendapatkan respon bahwa P datang untuk
membantu K

P : Bapak asalnya dari P : Memandang K P masih berusaha K berpikir dan Topik sederhana
mana Pak Ong? K : Menunduk dan membangun mengingat-ingat membantu menjalin
berpikir keakraban dengan kedekatan dengan
topik sederhana klien
K : Salatiga, Jawa
Tengah K : Menoleh ke P dan P senang karena K K senang karena ingat
tersenyum lalu memberi respon daerah asalnya dan
menunduk lagi kembali
P : Memperhatikan K membayangkan
daerah asalnya
tersebut
P : Wah, jauh juga ya. P : Memandang K P mulai mengkaji data K berpikir dan Lama rawat
Bapak Ong sudah sambil tersenyum umum pasien berusaha mengingat menentukan apakah
berapa lama disini? K : Menghisap rokok klien kronis atau akut
dan melemparkannya
karena sudah habis

K : Bicara tanpa P khawatir kalau K membayangkan


K : Lama! Dua puluh menoleh P pertanyaan membuat keadaan yang telah
tahun. P : Memandang K K tersinggung lama dijalaninya
P : Sejak tahun berapa P : Menunjukkan P berharap dapat K berusaha mengingat Daya ingat pasien
Bapak disini ? perhatian memperoleh data lama dapat dikaji dengan
K : Menunduk sambil rawat secara lebih menanyakan data-data
memandang kakinya pasti sambil mengkaji pasien yang sederhana
K : Yach, delapan daya ingat pasien K menjawab dengan
puluh tiga K : Masih menunduk P senang karena sekedarnya
P : Memperhatikan mendapat respon dari
K

32
P : Sekarang Bapak P : Mendekatkan diri P mengkaji daya ingat K berusaha Umur mempengaruhi
Ong umurnya berapa? ke K K mengingat-ingat daya ingat klien
K : Menoleh ke
halaman dan terdiam
K : Em…56 tahun beberapa lama
P merasa arah K menjawab sesuai
K : Menoleh P pertanyaan sudah dengan daya ingat
sebentar lalu dapat dijawab jelas yang dimilikinya
menunduk lagi oleh K
P : Tersenyum
P : Pak Ong ingat P : Menunjukkan P berhati-hati karena K mengingat-ingat Keluhan utama
nggak, kenapa pak keseriusan pertanyaan tsb sangat merupakan dasar
Ong dirawat disini K : Menunduk spesifik dan takut pasien dirawat di RS
menyinggung pasien K menjawab ragu- Jiwa
K : Saraf, sakit saraf. K : Menoleh ke P dan P lega karena K tidak ragu
ECT, ini di ECT. menepuk-nepuk tersinggung
kepalanya
P : Pak Ong pernah P : Bertanya pelahan P mengkaji lebih jauh K mengingat-ingat Halusinasi dapat
ngamuk? K : Menunduk alasan pasien dirawat terjadi kapan saja
karena adanya
K : Menoleh ke P kaget, dan sadar K mengalami stimulus tertentu
K : Nggak, nggak, halaman lalu kalau pasien halusinasi lihat
saya suka ngelamun. menunjuk-nunjuk mengalami halusinasi
Enak sendirian. Kakak P : Memperhatikan lihat
saya sudah meninggal respon pasien
tapi hidup lagi. Itu
dia !!
P:- P : Masih kaget P mendiamkan karena K melihat kakaknya Dengan diam
K : Memandang ke belum menemukan dan mencoba therapeutik, klien
halaman pertanyaan yang tepat menceritakannya pada merasa didengarkan
K : Kakak saya untuk K P dan bercerita tentang
orangnya sukses, K : Menunjuk ke P menemukan adanya keadaannya
sayang mati, anak halaman dan nyerocos flight of ideas dan K teringat kondisi
saya tujuh belas P : Memperhatikan berpikir tentang faktor keluarganya
semuanya di Jerman. penyebab
P : Bapak Ong sudah P : Mendekatkan diri P berusaha mengkaji K membayangkan Waham kemungkinan
berkeluarga? K : Memandang data yang terkait kata- keadaan keluarganya terjadi karena menarik
kosong ke halaman katanya tadi diri
K : Anak saya di K : Menunduk sambil K menikmati waham
Jerman dan di Peking. nyerocos P menemukan adanya yang dirasakannya
Saya profesor, ngajar P : Memperhatikan kemungkinan waham
di UI, bolak-balik dari kebesaran pada pasien
Bandung ke Jerman.
P:- P : Memperhatikan P mendiamkan dengan K membayangkan Diam therapeutik akan
K : Menunduk harapan pasien akan ank-anaknya membantu pasien
lebih terbuka tetang mengungkapkan
dirinya perasaannya pada
K : Keadaan diluar K : Berbisik pada P perawat
perang, Ong pusing dengan nada sedih P menemukan adanya K sedih tentang
mikirin biaya anak- P : Mendengarkan fligt of ideas anaknya
anak, pada kuliah. dengan serius
P : Pak Ong, kegiatan P : Menepuk bahu K P mencoba K teralih karena Pengalihan agar klien
bapak sehari-hari K : Menoleh P mengalihkan pertanyaan baru tidak larut dalam
ngapain saja Pak ? pembicaraan terkait waham dan
K : Menggaruk-garuk waham halusinasinya
K : Mandi, makan kepalanya K bingung tentang
ehm…ya itu. P : Memperhatikan P merasa senang yang dilakukannya
respon K karena pasien bisa sehari-hari
beralih
P : Kemudian? P : Menekankan P mencoba menggali K mengingat-ingat Tehnik ekplorasi
pertanyaan data lebih dalam berguna untuk
K : Menunduk mendapatkan lebih
33
K : Baca-baca buku. P menemukan lagi K merasa dirinya banyak data terkait
Saya kan profesor. K : Menoleh P adanya kemungkinan harus rajin belajar masalah klien
P : Memperhatikan waham
P : Bapak Ong betah P : Melihat halaman P mengalihkan K masih terbawa oleh Pengalihan agar
tinggal di sini? K : menunduk perhatian K dari waham pasien tidak larut pada
Suasananya enak ya! waham waham dan
K : Ikut melihat halusinasinya pada
K : Betah. halaman P senang karena dapat K berusaha menjawab fase interaksi ini
P : memperhatikan mengalihkan sekenanya
perhatian pasien
P : Tentunya keluarga P : Memandang K P ingin mengkaji K berusaha mengingat Keluarga merupakan
Bapak Ong suka sambil tersenyum keterlibatan keluarga keluarganya support sistem bagi
menjenguk kesini. K : Menoleh P terhadap perawatan K klien sehingga harus
dikaji keterlibatannya
K : Menunduk lagi K ingat terhadap
K : Sebulan sekali. P : Memperhatikan P senang keluarganya
respon K mendapatkan jawaban
K
P : Kalau Pak Ong P : Memandang K P mengkaji hubungan K mengingat Berada di lingkungan
suka pulang juga ya? K : Menunduk K dengan keluarganya hubungannya dengan keluarga akan
keluarga membuat klien
K : Ya, sebulan sekali K : Menoleh P dan P senang melihat realitas
juga tersenyum mendapatkan jawaban K senang menyenangkan atau
P : Memperhatikan sesuai pertanyaan membayangkan malahan stressor
pulang
P : Kalau di rumah, P : Memandang K P berusaha mengkaji K mengingat Aktivitas di rumah
ngapain aja Pak Ong sambil tersenyum aktivitas K di rumah aktivitasnya di rumah merupakan data
K : Menoleh P lalu pantas tidaknya pasien
melihat ke halaman dilibatkan dalam
keluarga
K : Yah, tidur dan K : Memandang P P menemukan K menikmati waham
baca-baca buku P : Memperhatikan pengulangan terhadap yang dialaminya
penelitian. Profesor respon K waham pada K
harus banyak baca.
P : Suka ngobrol P : Memandang K P mengkaji peran K mengingat Menarik diri membuat
nggak dengan K : Menunduk keluarga terhadap K aktivitasnya di rumah K asyik dengan
keluarga dunianya sendiri
K : Menunduk P mendapatkan data K menganggap
K : Enakan diem, P : Memperhatikan menarik diri pada K ngobrol mengganggu
soalnya mengganggu wahamnya
saya baca buku
P : Bagaimana P : Memandang K P mengalihkan topik K bingung dengan Pengalihan agar K
perasaan Pak Ong K : Menunduk bahasan pertanyaan yang tidak larut dengan
sekarang? diberikan wahamnya
K : Menggaruk-garuk
K : Saraf, sakit saraf. kepala P bingung harus K menjawab tentang
Kakak saya hidup P : Memperhatikan ngobrol tentang apa keadaannya
lagi, itu dia. lagi

P:- P : Memandang P memikirkan topik K merenungkan Diam berguna untuk


halaman lain yang terkait keadaannya memikirkan interaksi
K : Ikut memandang selanjutnya
K : Dia sukses. halaman P kaget karena
kembali menemukan K menikmati
K : Menunjuk ke adanya halusinasi halusinasi lihatnya
halaman pada K
P : Kaget dan
memperhatikan
respon K

P : Pak Ong, kita tadi P : Memandang K P ingin mengakhiri K memperhatikan P Evaluasi fase I
sudah berkenalan, K : Menoleh fase I karena sudah berhasil jika K dapat
34
masih inget nggak cukup banyak data mengingat nama P
nama saya? yang terkaji sehingga nantinya
K : Memandang P dan K mengingat-ingat terjalin trust
K : Made tersenyum P senang karena K nama P
P : Memperhatikan ingat nama P

P : Nah, saya senang P : Menepuk bahu K P memberikan K senang diberikan Kontrak berikutnya
sekali bisa ngobrol K : Menoleh dan reinforcement pada K reinforcement harus ditentukan dan
dengan pak Ong. tersenyum harus mendapatkan
Bagaimana kalau persetujuan klien agar
selesai makan kita klien ingat terhadap
ngobrol lagi? Sebentar kontrak
saja kok, yach cukup P senang karena K K ikut menentukan
20 menit saja. K : Tersenyum mau menentukan kontrak
P : Tersenyum kontrak berikutnya
K : Boleh
P : Nah kalau Pak P : Memandang K P menentukan topik K memikirkan tentang Kegiatan yang akan
Ong setuju, nanti kita K : Menunduk dan aktivitas pada kegiatan yang dilaksanakan harus
ngobrol tentang kontrak berikutnya ditawarkan mendapat persetujuan
perasaan Pak Ong K sehingga bila K
terhadap keluarga Pak keluar dari kegiatan
Ong. Sekalian saya dimaksud, bisa
periksa tekanan K : Mengangguk diingatkan tentang
darahnya ya. P : Tersenyum P senang karena K K setuju tentang batasan kegiatan
setuju dengan kegiatan yang akan sesuai kontrak
K : Ya, ya…. kegiatan yang akan dilaksanakan
dilaksanakan
P : Terimakasih atas P : Menepuk bahu K P menutup fase I K menunjukkan rasa Salam penutup
kesediaan Pak Ong dan mengulurkan percaya pada P merupakan akhir fase
ngobrol dengan saya, jabat tangan yang harus dilakukan
selamat sore K : Menoleh, untuk mencegah tidak
menjabat tangan P P senang karena K K menyambut salam P percaya pada klien
K : Sore. mau berinteraksi
K : Tersenyum lalu dengan P
menunduk
P : Tersenyum

KESAN PERAWAT :
Fase awal yaitu fase I (perkenalan) dapat dilaksanakan dengan baik.Klien cukup kooperatif walaupun
sering terganggu dengan halusinasinya. Data yang tergali adalah data mengenai harga diri rendah kronik,
halusinasi lihat, menarik diri, koping individu tidak efektif, koping keluarga kurang efektif, flight of ideas
dan ideal diri yang tinggi. Kontrak selanjutnya telah dilaksanakan dan pasien menerima kontrak tersebut.
Secara umum proses interaksi sudah dapat dilanjutkan dengan fase berikutnya yaitu fase kerja.

35

Anda mungkin juga menyukai