PEMBAHASAN
1. Tahap pengkajian
Pada tahap pengkajian data didapatkan dari rekam medic pasien dan dari kondisi
pasien. Penyusun sedikit mendapat kesulitan dalam mendapatkan data dari keluarga
karena keluarga jarang berkunjung dan pasien kurang kooperatif dengan perawat maupun
petugas kesehatan lain. Adapun upaya yang dilakukan dalam melakukan pengkajian
tersebut adalah:
a. Melakukan pendekatan dan membina hubungan slaing percaya pada pasien agar
pasien lebih terbuka dan lebih percaya kepada perawat
Pada kasus ini perawat menegakkan tiga diagosa gangguan jiwa yang utama yaitu
a. Isolasi sosial
Selama pengkajian pasien kurang kooperatif tetapi setelah melakukan pertemuan
beberapa kali klien mulai kooperatif meskipun hanya mau menjawab beberapa
pertanyaan sederhana, serta ditemukan adanya tanda dan gejala isolasi sosial sesuai
dengan tanda gejala dalam teori yang telah dibahas di bab II dimana salah satunya
klien malas berinteraksi dengan orang lain, klien lebih banyak diam tidak mau
berkomunikasi dengan orang lain, kontak mata kurang, klien kurang spontan,
berbicara dengan suara rendah dan lambat, mengisolasi diri, klien tidak bersemangat,
klien juga menolak tindakan pemeriksaan kesehatan seperti pemeriksaan tanda-tanda
vital. Namun setelah beberapa kali pertemuan pasien mau dilakukan pemeriksaan
kesehatan.
Menurut Hawari (2012) Salah satu dampak yang terjadi pada penderita skiofrenia
adalah menjalin hubungan sosial yang sulit. Hal ini dikarenakan skizofrenia merusak
fungsi sosial penderitanya. Serta hasil penelitian yang dilakukan oleh Abdul Jalil
(2015) didapatkan hasil faktor yang paling dominan mempengaruhi penurunan
kemampuan perawatan diri adalah isolasi sosial (ρ value 0,001).
b. Halusinasi
Menurut Muhammad Sulthon (2018) gangguan proses (arus pikir) inkoheren
mengarah pada masalah dimana klien skizofrenia hebefrenik tidak mampu
memproses dan mengatur pikirannya yang berdampak pada pola komunikasi yang
buruk atau inkoheren sehingga makna pembicaraan sulit untuk dipahami dan
dimengerti. Hal tersebut dapat menimbulkan masalah sosial yang
memperburuk/memperparah kondisi klien jika gangguan pola komunikasi tersebut
tidak diketahui dan dipahami oleh orang di sekitar klien. Menurut Nurya (2019)
menyatakan dalam hasil penelitiannya didapatkan sebagian besar (60,4%) klien
mengalami halusinasi pendengaran, 7% mengalami halusinasi penglihatan dan
halusinasi pendengaran disertai penglihatan. Halusinasi dominan pada klien
skizofrenia hebefrenik adalah halusinasi pendengaran (60,4%). Abdul jalil (2015)
juga menyatakan adanya hubungan antara halusinasi dengan penurunan kemampuan
perawatan diri dengan signifikansi 0,006. Dan hasil analisis tabel silang menunjukkan
79,8% klien yang mengungkapkan pengalaman halusinasi juga menunjukkan
penurunan kemampuan perawatan diri. Halusinasi terjadi karena adanya peningkatan
kecemasan, menarik diri, dan stres berat yang mengancam ego yang lemah. Dampak
dari halusinasi, klien mnjadi menunjukkan respon yang tidak tepat, disorientasi,
kurang konsentrasi dan distorsi sensori, gangguan dalam mengorganisis informasi
(Townsend, M.C, 2011)
Kondisi pasien saat ini adalah pasien tampak sesekali bicara sendiri, dan ketika
ditanya oleh perawat dengan siapa ia berbicara pasien belum mau mengatakan isi
halusinasinya. Pasien sering bertaka “tidak boleh” ketika akan dilakukan tindakan
pengobatan pada pasien seperti pemeriksaan tanda-tanda vital, fisioterapi, perawatan
diri, dan lain-lain.
Tahap perencanaan yang telah direncanakan untuk pasien meliputi tiga diagnosa
utama yaitu:
a. Isolasi sosial
b. Halusinasi
Selanjutnya pada implementasi defisit perawatan diri, saat ini pasien sudah mau mandi
meskipun belum memakai shampoo, pasien berdandan seperti menyisir rambut dan memakai
bedak dibantu oleh perawat. Saat ini pasien sesekali dapat makan secara mandiri, namun
masih harus dibantu oleh perawat. Untuk kegiatan toileting pasien beberapa kali mampu
melakukan secara mandiri namun terkadang harus dibantu oleh perawat atau teman
seruangannya. Penampialan pasien saat ini sudah lebih baik dari sebelumnya pakaian bersih,
rambut rapi, dan mulai mampu makan dan melakukan kegiatan toileting secara mandiri.
5. Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi pada diagnosa keperawatan isolasi sosial, pada hari ke 17 perawatan
pasien mulai mau untuk berinteraksi dengan 2-3 orang perawat dan pasien mau untuk
menjawab beberapa pertanyaan sederhana dari perawat. Namun pasien belum mampu
memahami penyebab isolasi sosial, tanda dan gejala isolasi sosial, keuntungan bersosialisasi
serta kerugian tidak bersosialisasi.
Tahap evaluasi pada diagnosa keperawatan halusinasi, pada hari ke 17 perawatan pasien
tampak sesekali bicara sendiri, bicara melantur, dan belum mau mengatakan isi halusinasinya.
Pasien belum mampu menerapkan cara mengontrol halusinasi dengan menghardik, bercakap-
cakap dan aktivitas terjadwal. Saat ini pasien dibantu oleh perawat dalam meminum obat.
6. Terapi Yang Dapat Dilakukan pada Pasien Skizofrenia Hebefrenik dan Isolasi Sosial
Ada beberapa terapi dan metode yang dapat diterapakan pada pasien skizofrenia
hebefrenik dan Isolasi Sosial berdasarkan hasil riset dan penelitisn. Antara lain: