Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

Disusun Oleh:
NAMA : BELA APRIYANI
NIM :1825017

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANCA BHAKTI


PRODI D III KEPERAWATAN
BANDAR LAMPUNG
2020
A. Kasus Masalah Utama
Defisit perawatan diri
1. Pengertian
Defisit perawatan diri adalah tidak mampu menyelesaikan aktivitas perawatan
diri. Perawatan diri sebagai kegiatan-kegiatan yaitu individu memulai dan
melaksanakannya untuk diri sendiri, dalam mempertahankan kehidupan, kesehatan dan
kesejahteraan (Orem,1991).
Defisit perawatan diri terjadi apabila kebutuhan perawatan diri yang terapeutim
(total aktivitas kesrluruhan yang di lakukan untuk memenuhi kebutuhan universal,
perkembangan, dan deviasi kesehatan), melalui kemampuan self-care (kemampuan
individu dalam melakukan perawatan diri).
Defisit Perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas
perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah,2004).

2. Konsep Defisit Perawatan Diri


Pada konsep manajemen keperawatan pasien yang rawat inap akan di kategorikan
berdasarkan tingkat ketergantungan yang di alaminya. Swansburg (1999)
mengelompokkan ketergantungan pasien menjadi 5 kategori, yaitu:
 Kategori I
Perawatan mandiri, yaitu meliputi:
a. Aktivitas sehari-hari, pada kategori ini seperti makan dan minum dapat dilakukan
secara sendiri atau dengan sedikit bantuan.
b. Keadaan umum ; baik seperti klien yang masuk rumah sakit untuk keperluan
pemeriksaan/check up atau bedah minor.
c. Kebutuhan pendidikan kesehatan dan dukungan emosi ; membutuhkan penjelasan
untuk persiapan pulang dan emosi stabil.
d. Pengobatan dan tindakan ; tidak ada atau hanya pengobata dan tindakan sederhana.
 Kategori II
Perawatan minimal, yang meliputi :
a. Aktivitas sehari-hari, pada kategori ini seperti makan dan minum perlu bantuan dalam
persiapannya dan masih bisa makan sendiri. Merapihkan diri ; perlu sedikit bantuan.
b. Keadaan umum ; tampak sakit ringan perlu pemantauan tanda vital.
c. Kebutuhan pendidikan kesehatan dan dukungan emosi.
d. Pengobatan dan tindakan : membutuhkan waktu 30-30 menit per shift, perlu sering di
evaluasi keefektifan pengobatan dan tindakan, perlu observasi status mental setiap 2 jam.
 Kategori III
Perawatan moderat, meliputi:
a. Aktifitas sehari-hari, pada kategori ini seperti makan dan minum harus di suapi masih
dapat mengunyah dan menelan. Merapihkan diri ; tidak dapat melakukan sendiri.
Kebutuhan eliminasi : di sediakan pispot/urinal, sering ngompol.
b. Keadaan umum : gejala akut, bisa hilang timbul, perlu pemantauan fisik dan emosi tiap
2-4 jam.
c. Kebutuhan pendidikan kesehatan dan dukungan emosi membutuhkan waktu 10-30
menit per shift, gelisah, menolak bantuan, cukup dikendalikan dengan obat
d. Pengobatan dan tindakan; membutuhkan 30-60 menit per shift, perlu sering di awasi
terhadap efek samping pengobatan dan tindakan, perlu observasi mental setiap 1 jam.
 Kategori IV
Perawatan ekstensif (semi total) meliputi:
a. Aktivitas sehari-hari pada kategori ini seperti makan dan minum tidak bisa mengunyah
dan menelan, perlu makan lewat sonde. Merapikan diri; harus di bantu semua.
b. Keadaan umum: tampak sakit berat, dapat kehilangan cairan atau darah, gangguan
sistem pernapasan akut dan perlu saling di pantau.
c. Kebutuhan pendidikan kesehatan dan dukungan emosi; membutuhkan waktu lebih dari
30 menit per shift, gelisah, agitasi, dan tidak dapat di kendalikan dengan obat.
d. Pengobatan dan tindakan; membutuhkan waktu lebih dari 60 menit per shift, perlu
observasi secara terus menerus.
 Kategori V
Perawatan intensif (total), meliputi;
Pada kategori ini pemenuhan kebutuhan dasar seluruhnya bergantung pada perawat.
Keadaan umum; harus di observasi secara terus menerus. Perlu frekuensi pengobatan dan
tindakan yang lebih sering maka klien harus di rawat oleh seorang perawat per shift.
3. Tingkatan Defisit perawatan diri.
1). Defisit perwatan diri: mandi;
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan mandi/beraktivitas
perawatan diri untuk diri sendiri.
1) Defisit perawatan diri: berpakaian
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas berpakaian dan
berhias untuk diri sendiri.
2) Defisit perawatan diri: makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sendiri.
3) Defisit perawatan diri: eliminasi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas eliminasi sendiri.

 
Adaptif, Maladaptif,

Kadang perawatan Tidak melakukan


Pola perawatan diri
diri tidak seimbang perawatan diri

B. Proses terjadinya Masalah


1) Faktor Predisposisi

a) Perkembangan

Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif terganggu.

b) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri.

c) Kemampuan realitas turun

Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan ketidak
pedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.

d) Sosial

Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungan.Situasi lingkungan


mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.

2) Faktor Presipitasi

Faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi
atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu
kurang mampu melakukan perawatan diri.

3) Penilaian stressor

Penilaian responden terhadap stressor, meliputi:

1. Penilaian secara kognitif


2. Penilaian secara afektif
3. Penilaian secara fisiologis
4. Penilaian secara perilaku
5. Penilaian secara social

4) Mekanisme koping

1). Mekanisme koping adaptif, mekanisme yang mendukung fungsi integrasi pertumbuhan
belajar dan mencapai tujuan.

2). Mekanisme koping maladaptif, mekanisme kolong yang menghambat fungsi integrasi,
memecah pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai lingkungan.
5. Sumber koping

Sumber koping ada empat yaitu:

1. Asset Ekonomi,
2. Kemampuan Dan Keterampilan Individu,
3. Teknik ± Teknik Pertahanan,
4. Dukungan Sosial (Stuart, 2009).

C. Pohon Masalah

1). Pohon masalah

Gangguan pemeliharaan kesehatan

Core problem Defisit perawatan diri: mandi,berhias.

Isolasi sosial : menarik diri

2). Daftar masalah keperawatan, data yang perlu di kaji.

a. Data yang perlu di kaji

1). Ds :

Mengatakan malas mandi, menolak perawatan diri, tidak mau menyisir rambut, tidak mau
menggunakan alat kebersihan diri.

Do:

Badan nya bau, pakaian kotor, rambut dan kulit kotor, kuku panjang dan kotor, gigi kotor, mulut
bau, penampilan tidak rapih, tidak bisa menggunakan alat mandi.

- Masalah keperawatan : Defisit perawatan diri

2). Ds:

Klien mengatakan tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri,
mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
- Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial

D. Diagnosa keperawatan

a). Defisit perawatan diri

b). Isolasi sosial

E. Rencana keperawatan

1). Defisit perawatan diri

a. Tujuan :

Mampu melakukan aktivitas dan perawatan diri

b. Rencana keperawatan.

- Bina hubungan saling percaya

- Diskusikan penyebab klien tidak merawat diri.

- Menjaga perawatan diri untuk keadaan fisik, mental, sosial.

- Menganjurkan perawatan diri yang benar.

- Diskusikan frekuensi menjaga perawatan diri: berhias, makan dan minum, mandi.

- Pantau klien dalam melaksanakan perawatan diri secara mandiri.

Anda mungkin juga menyukai